Disusun oleh:
MUHAMMAD AKBAR FERIANSYAH
210410170029
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI TELEVISI DAN FILM
SUMEDANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
CINEMORA PICTURES
NPM : 210410170029
Alamat Instansi : Jl. Bukit Dago Selatan No.51 RT 003/001, Dago, Kecamatan
Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40135
Mengetahui,
NIP: 195911161987011001
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kepada Allah SWT Yang maha Esa karena
atas berkat nikmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan job training yang
berjudul “Apakah Cinemora Adalah yang bukan PT, bisa diterima di job
training?”. Laporan ini di guna memenuhi syarat kelulusan mata kuliah job
training pada semester tujuh. Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak dapat
terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu memberi
kuliah job training yang telah memberikan masukan dan waktunya untuk
training.
2. Dr. Aceng Abdullah, Drs., M.Si. selaku Ketua Program Studi Televisi dan
3. Bapak, Ibu, Kakak, dan adik selaku keluarga penulis yang telah memberi
restu serta dukungan baik moril dan materil kepada penulis selama
training.
4. Dzikri Maulana selaku produser dan Idan Firdaus sebagai Produser besar
training.
6. Akas, Gita NR, dan Silvia selaku kru artistik yang membantu penulis
job training.
Simanjutak selaku teman dekat penulis yang telah memberi dukungan dan
8. Ibu Tami dan pak Uu selaku staf program studi Televisi dan Film
Semoga Allah SWT membalas segala bantuan yang telah diberikan semua
saran dan kritik terhadap laporan job training ini. Akhir kata semoga laporan
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Film...................................................................................................................
4.1 Hasil
4.1.1 Peran Pengarah Tata Artistik dalam Tahapan Pra Produksi Film
Lonely Together...................................................................................................................
Lonely Together...................................................................................................................
4.2 Pembahasan
5.1 Simpulan........................................................................................................
5.2 Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
LAMPIRAN.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
media massa pada sejumlah besar orang (Rakhmat 1985). Jenis media yang
digunakan dalam proses komunikasi massa adalah media massa. Media elektronik
secara penuh karena apa yang disiarkannya tidak diulang. Media elektronik sejak
keseluruhan, bukan kalagan tertentu saja. Media massa yang merupakan media
Dari pemaparan di atas Film adalah media komunikasi yang bersifat audio
berkumpul di suatu tempat tertentu (Effendy 1986). Pesan film sebagai media
komunikasi dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Akan
tetapi, umunya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu berupa pesan
Social Learning Theory, teori yang menganggap media massa sebagai agen
sosialisasi yang utama disamping keluarga, guru, dan sahabat. Dalam hal ini, film
massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual, film mampu
bercerita banyak dalam waktu singkat. Ketika menonton film, penonton seakan-
akan dapat menembus ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan
bahkan dapat mempengaruhi audiens. Film sendiri menurut Heru Effendy (2009)
saat ini terbagi dalam berbagai jenis salah satunya adalah film pendek.
Film pendek yang membedakannya dari film jenis lainnya adalah dari
durasi filmnya yang pendek dan biasanya di bawah 60 menit. Di banyak negara
seperti Jerman, Kanada, Australia, Amerika Serikat, film cerita pendek dijadikan
memproduksi film cerita Panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para
mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai film dan ingin
berlatih membuat film dengan baik. Salah satu kelompok yang aktif dalam
membuat berbagai cerita pendek adalah salah satu production house yang cukup
yang memiliki fokus dalam memproduksi karya audio visual utamanya film
pendek dan beberapa karya audio visual lainnya seperti iklan, video musik dan
series. Karya terkenal dari cinemora Pictures yaitu The Boy with Moving Image
yang masuk ke Official Selection Indonesia Raja pada tahun 2021 dan sudah
media audio visual yang disini penulis memiliki kesempatan untuk dapat
bergabung dalam proses produksi, salah satu film pendek berjudul Lonely
Together dimana penulis bertugas sebagai pengarah tata artistik (Art Director) di
dalamnya.
Posisi sebagai pengarah tata artistik sendiri dipilih oleh penulis karena
dirasa sudah memilih peran ini yang akan dilakukan penulis kedepannya dalam
melakukan pekerjaan sesungguhnya nanti di luar sana. Film ini dirilis pada tahun
2020 dan akan didistribusikan ke beberapa festival film pendek, baik festival lokal
maupun internasional.
Oleh karena itu penulis akan menulis laporan kegiatan job training penulis
dalam film Lonely Together dengan topik “Peran Pengarah Tata Artistik (Art
Director dalam Proses Produksi Film Lonely Together oleh Cinemora Pictures”
1. Bagaimana peran pengarah tata artistik dalam tahapan pra produksi film
Lonely Together
2. Bagaimana peran pengarah tata artistik dalam tahapan pra produksi film
Lonely Together
3. Bagaimana peran pengarah tata artistik dalam tahapan pra produksi film
Lonely Together
sebuah film.
dalam pembuatan sebuah produksi film dari langkah yang paling awal dan
mengetahui alur kerja pengarah tata artistik dan tata artistik serta tertarik
dalam mendalami pekerjaan dari tim tata artistik dalam produksi audio
visual.
yang berguna bagi penulis pada produksi selanjutnya sebagai pengarah tata
artistik juga.
1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
kebradaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih tanpa
variabel lain.
1. Observasi
Production.
3. Studi Pustaka
1998). Referensi yang digunakan oleh penulis dalam menulis laporan ini
adalah beberapa artikel jurnal dan buku yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti. Salah satu buku yang dijadikan panduan utama adalah buku
“Modul workshop Tata Artistik Film” Karya Han Revo Joang dikarenakan
dapat membantu dalam mebedah terkait proses dan tahapan tata artistik
Kegiatan job training dilaksanakan mulai dari tanggal 18 Juli 2020 sampai
dengan 27 Agustus 2020 berlokasi di Kantor lama Cinemora di Jl. Kp. Padi,
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Film
media audio visual yang menampilkan kata-kata, bunyi, citra, serta kombinasinya.
Film juga merupakan salah satu bentuk komunikasi modern yang kedua muncul di
dunia (Sobur 2004, 126). Film berperan sebagai sebuah sarana baru yang berguna
lawak, dan sajian teknis lainnya kepada khalayak umum (McQuail 2003).
Menurut Prof. Effendy (2003), film merupakan medium komunikasi massa yang
sangat ampuh, bukan hanya sebagai hiburan, namun juga untuk penerangan
Berdasarkan media film dibagi menjadi layar lebar dan layar kaca. Berdasarkan
jenisnya film dibagi menjadi dua, yaitu film non fiksi dan fiksi. Film non fiksi
dibagi menjadi tiga, yaitu film dokumenter, dokumentasi dan film untuk tujuan
ilmiah. Sedangkan film fiksi sendiri dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu
film jenis lainnya adalah dari durasi filmnya yang pendek dan biasanya di bawah
Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau
orang/kelompok yang menyukai film dan ingin berlatih membuat film dengan
baik.
hanya sekitar satu menit. Seiring dengan perkembangan industri, durasi film pun
semakin Panjang, dan film pendek hanya dijadikan medium untuk mahasiswa
bereksperimen dan belajar. Walaupun demikian, bukan berarti film pendek selalu
Produksi film pendek pada dasarnya sama seperti proses yang terjadi pada
film Panjang, bedanya film pendek tidak memperlukan penjelasan secara detail
mengenai keseluruhan cerita yang ada, film pendek biasanya menyisipkan detail-
detail tersebut melalui naskah yang diwujudkan dengan audio visual yang
cerita film yakni berhubungan dengan pemikiran tentang setting (tempat dan
waktu berlangsungnya cerita dalam film). Penataan artistic adalah suatu aspek
“lingkungan fisik” sebuah cerita film yang terdiri dari setting, property,
konsep sutradara yang mencakup look dan mood dalam sebuah film.
Tata artistik dalam sebuah film penting untuk menciptakan visual sesuai d
engan cerita atau skenario yang akan dibuat. Bukan hanya untuk membuat gambar
lebih indah dari kenyataannya atau enak dilihat karena adanya kesadaran komposi
si, bentuk dan perpaduan warna di dalamnya, dan atau dapat menentukan fokus pa
da objek tertentu saja. Di dalam artistik film juga dapat membuat kesatuan elemen
visual (mise en scne) menjadi harmonis atau sebaliknya (look) dan dapat memberi
rasa dari ruang yang ditampilkan (mood). Look dan mood ini akan dibatasi di dala
m sebuah bingkai (framming) yang menjadi pekerjaan bagi penata artistik untuk
(blocking)
menyaksikan.
artistik itu sendiri. Hal ini membantu pengarah tata artistik dalam
sebagai berikut:
1. Koordinasi
2. Membaca Skenario
3.Menaganalisa
4. Riset
5. Mencari Referensi
7. Breakdown
9. Hunting
2.2.2.2 Produksi
Pada proses ini, tim tata artistik sudah harus siap dengan
1. Koordinasi
2. Melaksanakan
3. Memperhatikan continuity
artistik.
pasca produksi/editing
tahun 2017 yang diprakarsai oleh 3 orang, yang terdiri dari Dzikri Maulana
selaku penulis, editor dan sutradara. Kantor Cinemora Pictures berlokasi di Jalan
Bukit Dago Selatan, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat. Cinemora
Pictures menjadi salah satu rumah produksi yang awalnya berfokus terhadap
produksi film pendek dimana selanjutnya untuk dapat bertahan di industri seperti
audio visual seperti documentary web, music video, apps web series, apps short
film, short film, web series, fashion film, snapgram film, commercial ads, live
session music video, showcase 360o video, documentary video dan feature film
pertama mereka yang diproduksi pada tahun 2019 dan selesai pada tahun 2020
serta didistribusikan ke beberapa festival film sampai sekarang. Cinemora Pictures
banyak menangani projek, mulai dari projek perusahaan, aplikasi streaming, band,
penyanyi, sampai perorangan. Beberapa klien yang pernah bekerja sama dengan
Cinemora Pictures seperti Mandiri Tjanting Run, Samsara, Tado TV, El Karmoya,
novelis Abay Aditya, The Boxquitos, Breh and the Bangsat, Amigdala, Ash Shur,
3.3.1 Visi
Cinemora Pictures.
3.3.2 Misi
Cinemora Pictures ingin dapat membantu individu, perusahaan,
nilai mereka melalui konten audio visual yang kreatif. Cinemora Pictures
visual seperti film pendek, iklan, music video dan film panjang. Selain itu
yang tidak hanya memutarkan film mereka saja, akan tetapi juga menyasar
maupun film-film indie lainnya yang dirasa memiliki nilai yang bagus dan
terkadang juga menyesuaikan dengan tema daru pemutaran film nya itu
sendiri. Seperti contoh acara pemutaran film dengan nama SineRame yang
bidang lain yang tetap berkutat pada bidang audio visual, diantara adalah, behind
the scene, live session music video, reception cinematic video dan pitching ide
film
BAB IV
4.1 Hasil
4.1.1 Peran Pengarah Tata Artistik dalam Tahapan Pra Produksi Film
Lonely Together
Peran pengarah Tata artistik pada proses tahap pra produksi melalui
1. Koordinasi
artistik dalam divisi tata artistik. Di akhir adalah pengarah tata artistik
perlu melakukan koordinasi dengan tim dari divisi artistik yang sudah
sebuah film, seorang pengarah tata artistik harus terlebih dahulu membaca
memilih elemen-elemen apa saja yang akan diperlukan untuk tata artistik
hanya masuk akal akan tetapi sesuai dengan setting dimana karakter ini
berada.
3. Menganalisa
visual apa saja yang akan dibentuk nantinya di set untuk membangun
visual cerita sesuai dengan keinginan dari sutradara dan script writer serta
4. Riset
Lonely Together adalah meriset mengenai jenis film ini dan lokasi yang
akan digunakan dalam produksi film Lonely Together. Tata artistik yang
akan diaplikasikan nanti dalam film tidak semerta-merta didapatkan tanpa
adanya riset serta perencanaan dari artistik itu sendiri. Hal ini membantu
pengarah tata artistik dalam merencanakan artistik apa yang masuk dalam
5. Mencari Referensi
terkait dengan cerita dan karakter melalui film-film dengan tema yang
cerita dan karakter tokoh dalam film, selanjutnya pengarah tata artistik
membuat konsep dan desain dari nanti film ini akan dibuat setting, look
7. Breakdown
dibawakan oleh pengarah tata artistik lalu dibuatlah anggaran dari elemen-
tata artistk yaitu dengan tim wardobe, make up - hair do dan tim properti
9. Hunting
selanjutnya pengarah artistik yang akan dibantu oleh tim properti dan tim
diperlukan berdasarkan konsep dan desain serta hasil dari breakdown yang
Pada proses ini, tim tata artistik sudah harus siap dengan segala
1. Koordinasi
Koordinasi disini maksudnya adalah pengarah tata artistik harus
selalu berkoordinasi dengan tim dari divisi lain. Dengan sutradara dan
kebutuhan artistik untuk shot yang akan dilakukan dan untuk shot
utama bagi seorang pengarah tata artistik. Dengan tim make up - hair do
dengan tim properti, seperti saat proses loading barang, men-set sebelum
2. Melaksanakan
artistik untuk adegan yang akan dilakukan. Seorang pengarah tata artistik
tidak lah bekerja sendirian dalam proses melaksanakan ini. Pengarah tata
artistik tugasnya adalah berdiri di samping kamera untuk melihat set dari
desain yang sudah dibuat sebelumnya atau belum. Pengarah tata artistik
apakah perlu adanya touch up lagi atau tidak untuk talent pada saat shot.
3. Memperhatikan continuity
satu anggota dari tim divisi tata artistik untuk memperhatikan continuity
dilakukan sebelumnya.
kemampuan tim divisi tata artistik dapat menggangu flow kerja dari tim
work flow dari para tim agar menimalisir kesalahan dan merusak suasana
kebanyakan ketika move ke set berikutnya. Hal lain yang dilakukan adalah
mengatur tim properti agar menyiapkan untuk proses set selanjutnya, agar
tata artistik tetap berkoordinasi dengan tim wardobe dan make up - hair
do. Oleh sebab itu seorang pengarah tata artistik dianjurkan bisa
menguasai kerja tim tata artistik secara keseluruhan dan harus selalu fokus
yang akan menjadi kaki tangan pengarah tata artistik dalam menjadi
saat pra produksi maupun produksi. Hal ini karena keterlibatan pengarah
artistik.
pasca produksi/editing
4.2 Pembahasan
deck ini yang perlu dipahami oleh pengarah tata artistik adalah visual
kedalam konsep dan desain yang akan dihadirkan pada hari syuting.
Peran pengarah tata artistik dalam produksi film Lonely Together melalui
1. Koordinasi
mengetahui keinginan visual dari artistik yang ada pada film ini.
seperti apa dalam film, memberikan ide serta pendapat dari sisi
yang akan dikeluarkan dari sisi artistik untuk nanti masuk dalam
2. Membaca Skenario
skenario yang sudah dibuat oleh Rizaldy Bagas dan Reksa Anggia
keseluruhan dari cerita yang akan dibawakan dalam film ini yang
produksi. Premis dari film Lonely Together ini yakni, seorang pria
Bernama Henri (25) berencana melakukan bunuh diri di hutan,
arah visual dari tata artistik yang akan saya kerjakan nanti.
3. Menganalisa
cerita sesuai yang ada pada skenario dan deck serta membangun
kelogisan dari dunia yang ada di film ini melalui elemen visual
lewat tata artistik. Hasil dari Analisa penulis adalah bahwa film ini
artistik.
4. Riset
artistik dapat mengikuti jenis dari film ini, yang dimana nanti dapat
dengan film atau film pendek komersil lainnya. Selain itu pula,
5. Mencari Referensi
Setelah riset yang dilakukan, selanjutnya penulis mulai
The Witch dan The Blair Witch Project. Sedangkan referensi untuk
lokasi yang akan digunakan untuk syuting nanti. Setelah sudah ada
kepastian maka dengan bermodalkan foto set lokasi, penulis mulai
Gambar 4.3 Hasil makeup berdasarkan referensi Suzanna: Beranak dalam Kubur (2018)
(Sumber: Youtube dan film Lonely Together)
7. Breakdown
juga untuk mengefisienkan waktu agar dapat fokus ke hal lainnya dan agar
menaruh apa saja yang dibutuhkan dan pada tahap selanjutnya hanya
ini akan dibagi 2 menjadi 3 kebutuhan yaitu untuk properti serta make up
digabung, wardobe dan alat atau equipment. Table ini nantinya berisi:
meminjam,
itu dibutuhkan.
tambahan seperti:
pemain
Tabel 4.2 Breakdown wardobe
ini juga ditentukan lah flow kerja dari tim tata artistik saya saat hari
9. Hunting
divisi yaitu tim make up - hair do dan tim wardobe untuk mencari
apabila menemukan barang dan kiranya tidak perlu dibeli dan bisa
dipinjam atau sewa, lebih baik dipinjam atau sewa. Hal ini untuk
dipegang oleh saya atau belum. Namun jika belum setiap dana
proses produksi nanti pada tahapan pra produksi, namun penulis juga
pengarah tata artistik pada tahap produksi ini adalah sebagai berikut, yaitu:
1. Koordinasi
4.2.3 Peran Pengarah Tata Artistik dalam Tahapan Pasca Produksi Film
Lonely Together
LAMPIRAN
Agenda Harian