“Teknik Pengolahan Video dan Audio bagi Siswa Kelas XII Jurusan Multimedia”
Disusun guna memenuhi tugas pada Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar
Dosen Pengampu:
2022
HALAMAN FRANCIS
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat rahmat dan
nikmat-Nya, kami selaku tim penyusun telah berhasil Menyusun Modul Pembelajaran Teknik
Pengolahan Video dan Audio bagi Siswa Kelas XII Jurusan Multimedia. Tujuan disusunnya
modul ini adalah untuk menambah wawasan peserta didik dan untuk mempermudah peserta
didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Modul Pembelajaran Teknik Pengolahan Video
dan Audio bagi Siswa Kelas XII Jurusan Multimedia yang telah disusun ini disajikan dalam
beberapa kegiatan belajar. Dengan adanya modul pembelajaran ini, diharapkan peserta didik
dapat memperoleh kemudahan dalam menjalankan kegiatan pembelajaran mandiri dan
terstrukturnya. Dalam prosesnya, guru dapat merancang, mengarahkan, dan mengevaluasi
pembelajaran dengan lebih baik.
Dengan disusunnya modul pembelajaran ini, kami menyadari modul ini masih memiliki
beberapa kelemahan. Untuk itu, saran dan masukan lebih lanjut senantiasa diharapkan. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi
dalam proses penyusunan modul ini. Demikian, apabila terdapat banyak kesalahan penulisan
pada modul ini, Kami selaku penyusun memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………..………………….…….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………
PETA KEDUDUKAN MODUL………………………………………………………….….
GLOSARIUM …………………………………………………………………………….....
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..
A. Deskripsi…………………………………………………………………………… .
B. Prasyarat…………………………………………………………………….……… .
C. Petunjuk Penggunaan Modul…………………………………………………………
D. Tujuan Akhir………………………………………………………………………….
E. Standar Kompetensi……………………………………………………….………….
F. Cek Kemampuan Awal……………………………………………………………….
BAB II PEMBELAJARAN…………………………………………………………………..
A. Rencana Belajar Peserta Didik………………………………………………………..
B. Kegiatan Belajar………………………………………………………………………
1. Kegiatan Belajar 1: Proses Produksi Multimedia…………………………………..
2. Kegiatan Belajar 2: Mengoperasikan Kamera……………………………………...
3. Kegiatan Belajar 3: Teknik Pergerakan Kamera…………………………………
4. Kegiatan Belajar 4: Tata Cahaya dalam Perekaman Video…………………………
5. Kegiatan Belajar 5: Penyuntingan Video menggunakan Software Pengolah Video..
6. Kegiatan Belajar 6: Manipulasi Audio Digital dan Memadukan dengan Video……
7. Kegiatan Belajar 7: Pembuatan Video Pendek……………………………………...
8. Kegiatan Belajar 8: Perbaikan Kualitas Audio dan Penambahan Efek Khusus…….
9. Kegiatan Belajar 9: Pembuatan Video sesuai Naskah dan Skenario………………..
BAB III EVALUASI…………………………………………………………………………...
A. Cognitive Skill……………………………………………………………………….…
B. Psychomotoric Skill……………………………………………………………….……
C. Affective Skill ………………………………………………………………..…………
D. Produk/Benda Kerja Sesuai Kriteria Standar…………………………………………..
E. Batasan Waktu………………………………………………………………………….
F. Kunci Jawaban…………………………………………………………………………
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..
PETA KEDUDUKAN MODUL
GLOSARIUM
Treatment : Memberikan gambaran deskriptif tentang alur cerita yang akan divideokan.
Tata Cahaya : Suatu kegiatan pengaturan cahaya yang berasal dari beberapa sumber
cahaya terhadap objek, orang, dekorasi, dan sebagainya.
Naskah : Teks yang berisi gambaran yang akan dibuat atau tampil di layar.
Storyboard : Sketsa gambar berbentuk thumbnail yang berurutan sesuai jalan cerita.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul pembelajaran teknik pengolahan audio dan video ini menyajikan konsep dasar
produksi multimedia, cara pengoperasian dan teknik pergerakan kamera, tata cahaya
dalam perekaman video, penyuntingan video, manipulasi audio digital dan perbaikan
kualitas audio, pembuatan video pendek, serta proses pembuatan video sesuai naskah dan
skenario.
B. Prasyarat
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Penjelasan Bagi Peserta Didik
Untuk mempelajari modul ini, terdapat beberapa langkah-langkah yang perlu dilakukan
oleh peserta didik antara lain:
a. Bacalah modul pembelajaran ini secara berurutan.
b. Pahami tujuan pembelajaran dan uraian materi pembelajaran yang ada pada setiap
kegiatan belajar, apabila ada materi yang belum jelas, peserta didik dapat bertanya
kepada guru.
c. Kerjakan setiap tugas dan tes formatif yang ada untuk mengukur tingkat
penguasaan kalian terhadap materi-materi pembelajaran yang dibahas dalam setiap
kegiatan belajar.
d. Apabila peserta didik memperoleh nilai minimal 75%, peserta didik dapat
meneruskan belajar ke Kegiatan Belajar berikutnya. Jika tingkat penguasaan atau
nilai yang diperoleh kurang dari 70%, maka peserta didik harus mengulangi
kegiatan belajar dan membaca kembali materi yang belum dikuasai.
2. Peran Guru
Untuk membantu peserta didik mempelajari modul ini, guru sebagai fasilitator berperan
untuk:
a. Membantu peserta didik dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing peserta didik dalam memahami materi pembelajaran dan menjawab
pertanyaan peserta didik mengenai materi yang belum dipahami..
c. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu memahami dan
menerapkan teknik pengolahan video dan audio.
E. Standar Kompetensi
B. Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar 1
Proses Produksi Multimedia
Uraian Materi
A. Pemahaman Dasar Produksi Multimedia
Multimedia merupakan penggunaan komputer untuk menyajikan dan
menggabungkan teks, suara, gambar, animasi, dan video dengan alat bantu (tool) dan
koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya, dan
berkomunikasi (Hofstetter 2001). Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan.
Selain dari dunia hiburan, multimedia juga diadopsi oleh dunia game. Multimedia dapat
diartikan sebagai penggunaan beberapa media dalam menyampaikan informasi
berbentuk teks, audio, grafik, animasi, dan video.
Proses pelaksanaan produksi video dilakukan secara profesional melalui sebuah
proses yang tidak sederhana dan terperinci. Dalam pelaksanaannya, proses produksi
video mempunyai standar operasional yang harus dilakukan. Standar operasional
proses produksi ini dilakukan untuk membantu manajemen produksi agar lebih baik
dan terperinci, sehingga tidak ada proses yang terlewatkan mulai dari perencanaan
hingga penyelesaian proses.
Produk multimedia dapat dikategorikan menjadi dua. Berikut penjelasannya.
a. Multimedia Content Production
Multimedia merupakan penggunaan dan pemrosesan beberapa media
(text, audio, graphics, animation, video, and interactivity) yang berbeda untuk
menyampaikan informasi atau menghasilkan produk multimedia (musik,
video, film, game, entertainment, dll)
atau penggunaan sejumlah teknologi yang berbeda yang memungkinkan untuk
menggabungkan media (text, audio, graphics, animation, video, and
interactivity) dengan cara yang baru untuk tujuan komunikasi. Dalam kategori
ini media yang digunakan adalah sebagai berikut.
a) Media Teks
Teks merupakan alat komunikasi yang utama, jauh sebelum Gutenberg
menemukan mesin cetak. Dengan perkembangan teknologi multimedia,
teks dapat dikombinasikan dengan media lain dengan cara yang lebih baik
dan bermakna untuk menyajikan informasi dan mengekspresikan perasaan.
Penggunaan teks sebagai media dalam multimedia content production
merupakan perkembangan manusia dari sejak pertama kali peradaban
manusia yang dimulai dengan bentuk simbol kemudian berkembang
dengan bentuk teks.
Pesan yang disampaikan dalam bentuk teks menjadi informasi yang
sangat penting dan menarik bila dipoles penyajiannya seperti diberi
headline, point atau diberi gambar dan suara. Media teks saat ini tidak
berdiri sendiri tapi bisa digabungkan dengan media lain.
b) Media Audio
Lingkup kerja audio meliputi produksi, perekaman, manipulasi dan
reproduksi gelombang suara. Dalam memahami audio, terdapat dua hal
berikut yang perlu dipahami.
1) Sound Waves: Bagaimana terjadinya dan bagaimana kita dapat
mendengarnya.
2) Sound Equipment: Komponen-komponennya, cara kerjanya, bagaimana
memilih peralatan yang benar dan cara penggunaannya.
c) Media Video
Berikut fungsi media video dalam produk multimedia.
1) Suara dan video memegang peranan yang sangat penting dalam
presentasi multimedia.
2) Sound merupakan dimensi aural yang menentukan mood dan
tercapainya tujuan presentasi.
3) Orang akan lebih tertarik dengan aplikasi / presentasi yang
menampilkan tayangan dalam bentuk video.
d) Media Animasi
Animasi merupakan perubahan visual sepanjang waktu dan memberikan
kekuatan besar pada proyek multimedia. Proyek multimedia dapat
dianimasikan secara keseluruhan atau hanya dibagian-bagian tertentu serta
memberi aksen dan menambah bumbu-bumbu.
e) Media Graph / Image
Produk konten media grafis/ citra identik dengan tampilan dua dimensi
bisa berbentuk gambar ataupun teks.
1) Grafis bersifat graf, bersifat huruf, dilambangkan dengan huruf.
2) Bersifat matematika, statistika, wujud titik-titik, garis-garis atau bidang-
bidang yang secara visual dapat menjelaskan hubungan yang ingin
disajikan.
b. Multimedia Communication
Multimedia adalah menggunakan media (massa), seperti televisi, radio, cetak,
dan Internet untuk mempublikasikan/menyiarkan/mengomunikasikan material
advertising, publicity, entertaiment, news, education, dan lain-lain. Dalam
kategori ini media yang digunakan adalah: TV, Radio, film, cetak, musik, game,
entertaiment, tutorial, ICT (internet).
b. Produksi Multimedia
Tahap produksi video identik dengan tahap untuk merealisasikan semua
langkah yang ada di tahap praproduksi. Di tahap produksi, tim produksi video biasanya
dipimpin oleh seorang sutradara yang mempunyai peran untuk bertanggung jawab
terhadap berjalannya produksi video yang sedang berjalan. Biasanya sutradara dibantu
oleh beberapa asisten untuk membantu kelancaran produksi video yang sedang
berlangsung.
Salah satu hal yang perlu dicermati dalam tahap produksi ini ketika
pengambilan gambar yaitu mencatat adegan, shoot atau scene yang sudah diambil oleh
kameramen. Teknik pencatatan ini dinamakan camera logging. Dalam melakukan
pencatatan gambar yang sudah diambil tidak bisa hanya mencatat saja, tetapi catatan
tersebut harus disesuaikan dengan shooting script yang sudah dibuat. Proses pencatatan
dilakukan untuk menghindari adegan atau scene yang terlewat ketika dilakukannya
pengambilan gambar sehingga pelaksanaan produksi yang dilakukan bisa berjalan
dengan efektif. Karena ketika ada pengambilan gambar yang terlewatkan dan harus
melakukan pengambilan gambar ulang, kesalahan ini akan sangat berpengaruh kepada
pendanaan yang sudah direncanakan.
Ketika harus melakukan pengambilan gambar ulang secara tidak langsung akan
menambah anggaran dana. Ketidakcermatan dalam pencatatan pengambilan gambar
akan menjadi kesalahan yang sangat fatal ketika produksi video yang dilakukan
berkaitan dengan sebuah peristiwa yang tidak dapat diulang kembali, misalnya
peristiwa pernikahan atau sebuah event perusahaan. Maka dari itu penting sekali
melakukan pengecekan daftar pengambilan gambar dan disesuaikan dengan shooting
script yang sudah direncanakan. Beberapa saran produksi untuk kameramen yang
sedang belajar untuk proses merekam gambar ketika produksi berlangsung, yaitu
sebagai berikut.
a) Lebih dekat ke objek, saran ini dapat digunakan ketika seorang kameramen yang
sedang belajar menggunakan kamera video yang biasa, karena kamera tersebut
tidak menggunakan lensa yang baik. Jadi, pastikan lebih dekat dengan objek untuk
mendapatkan kualitas gambar yang maksimal. Hal ini dilakukan untuk
menghindari penggunaan digital zoom pada kamera video.
b) Hati-hati dengan cahaya, Pencahayaan yang kurang baik akan membuat kualitas
hasil gambar yang dihasilkan video tidak jernih dan tidak maksimal. Jadi, pastikan
objek yang direkam gambarnya cukup mendapatkan cahaya. Persiapkan lighting
tambahan untuk menyiasati tempat yang kurang cahaya.
c) Jaga keseimbangan, pastikan menggunakan tripod kamera ketika merekam gambar
dalam jangka waktu yang agak lama untuk menghindari gambar yang goyang.
Karena memperbaiki gambar yang goyang susah dilakukan di proses editing.
d) Hindari panning, Kecuali dalam merekam gambar keadaaan sekitar. Jika harus
menggunakan teknik panning, pastikan gunakan tripod agar seimbang.
e) Mengatur komposisi sebelum merekam, pastikan mengatur komposisi sebelum
merekam gambar agar gambar yang dihasilkan lebih indah dan tidak melelahkan
di mata penonton.
f) Ambil banyak stock gambar, pastikan gambar yang direkam tidak terbatas agar
setelah diproses, video yang dihasilkan menjadi lebih dinamis dan tidak
monoton.Setelah semua tahapan produksi video terselesaikan, ada baiknya
dilakukan pengecekan ulang sebelum memastikan bahwa tahapan produksi ini
sudah final sebelum memasuki tahap pascaproduksi.
c. Pasca Produksi
Tahap pasca produksi merupakan tahapan akhir dalam produksi video sebelum
video siap disajikan atau didistribusikan. Dalam proses pascaproduksi ini diperlukan
software editing video dan perangkat yang memadai untuk melakukan proses editing
video. Salah satu software developer yang menyediakan perangkat ini yaitu Adobe.
Berikut beberapa software dari Adobe yang digunakan untuk proses editing video.
a) Adobe Premiere Pro, software yang digunakan untuk editing secara real-time, baik
oleh profesional maupun yang sedang belajar mengenai editing video.
b) Adobe After Effect, aplikasi khusus yang biasa digunakan editor video profesional
untuk membuat motion graphic dan visual effect.
c) Adobe Media Encoder, aplikasi khusus untuk merender video yang sudah selesai
diedit ke dalam beberapa format video yang mudah untuk digunakan oleh editor
dari video tersebut.
d) Adobe Encore DVD, aplikasi yang digunakan untuk merubah format.
e) Raw video yang sudah diedit menjadi format DVD.
Rangkuman
Tugas
Tes Formatif
Kunci Jawaban Tes Formatif
Lembar Kerja
Kegiatan Belajar 2
Mengoperasikan Kamera Video
Uraian Materi
A. Kamera Video
Kamera video adalah sebuah perangkat kamera yang mampu mengambil sebuah
gambar yang bergerak. Kamera video merupakan salah satu teknologi digital yang
umumnya digunakan untuk kepentingan periklanan, produksi video, film, maupun
produksi siaran televisi. Kamera video sendiri dalam perkembangannya dimulai dari
kamera video analog dan berkembang menjadi kamera video digital. Di era modern
sekarang, cara kerja kamera video analog sudah banyak ditinggalkan. Karena fungsi
kamera video dan kualitas yang dihasilkan kamera video digital lebih bagus dan lebih
mudah dikelola.
Kamera video tersebut memiliki jenis dan fungsi yang beragam, diantaranya:
1. Kamera Studio
Kamera studio dikatakan sebagai kamera profesional. Hal tersebut dikarenakan
kamera studio memiliki fitur dan fasilitas yang lengkap, tetapi berukuran sangat
besar dan cukup berat digunakan. Oleh karena itu, umumnya kamera ini digunakan
dengan tambahan tripod untuk mendukung pergerakan kamera.
2. Kamera ENG
Kamera ENG adalah singkatan dari Electronic News Gathering. Kamera ini
berukuran besar dan lebih berat, dilengkapi dengan dudukan kamera pada bahu
agar kamera dapat ditempatkan di bahu operator dengan nyaman. Umumnya
kamera ENG dibawa dengan menggunakan tangan sehingga ketika digunakan
dalam bekerja lensa zoom mudah dikontrol.
3. Kamera DSLR
Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) adalah kamera yang memiliki cermin
45 derajat untuk memantulkan cahaya dari lensa ke viewfinder. Resolusi tinggi
yang disandingkan dengan kamera besar membuat kamera DSLR ini menjadi
sebuah kamera atraktif yang tidak hanya digunakan dalam fotografi melainkan juga
pembuatan film.
4. Kamera Smartphone.
Di era saat ini, semua smartphone telah menambahkan fitur kamera pada tiap
produknya, untuk menunjang kebutuhan utama sebagai alat komunikasi. Berbagai
jenis kamera tersemat di dalamnya, dengan kemampuan resolusi dan penyimpanan
sesuai dengan jenis smartphone tersebut. Namun, pada smartphone umumnya
gambar yang dihasilkan melalui kamera video telepon pintar tidaklah sebaik
kamera video lainnya. Fitur-fitur yang ada juga tidak selengkap yang ada pada
kamera video lainnya.
B. Pengoperasian Dasar Kamera
Setelah mengetahui dan mengenal beberapa jenis kamera video yang ada. Kini kita perlu
memperhatikan bagaimana cara mengoperasikannya. Pada setiap jenis kamera video ini,
terdapat enam kontrol dasar yang harus diperhatikan pada saat mengoperasikannya,
diantaranya:
1. Exposure
Exposure mengacu pada banyaknya cahaya yang jatuh ke medium yang akan
mempengaruhi seberapa terang dan gelapnya foto yang dihasilkan oleh kamera.
Sehingga exposure dapat dikatakan sebagai pengaturan tingkat pencahayaan yang tepat
pada kamera (Suryaningsih & Kurniawan, 2019). Adapun beberapa komponen kamera
yang dapat digunakan untuk exposure ini, seperti Iris, Shutter Speed, Nd Filter, dan
Gain.
a. Iris. Iris merupakan besar kecilnya bukaan lensa kamera untuk masuknya cahaya.
Iris biasanya disimbolkan dengan huruf “F”, semakin besar nilai irisnya maka akan
semakin sedikit cahaya yang masuk. Begitupun sebaliknya, semakin kecil nilai
irisnya, maka akan semakin banyak cahaya yang masuk. Iris ini dapat dioperasikan
dalam mode otomatis dan manual. Iris dapat dikatakan memiliki fungsi yang sama
dengan pupil mata, yaitu dapat mengatur banyaknya cahaya yang masuk.
Iris memiliki lubang yang disebut aperture. Apabila Iris dibuka selebar mungkin,
lensa mengirim sinar maksimum ke dalam kamera, sebaliknya jika bukaan iris
dikurangi maka lubang diafragma akan menyempit, sehingga sinar yang masuk ke
kamera menjadi sedikit.
b. Shutter Speed. Shutter speed adalah lamanya waktu shutter kamera terbuka,
memaparkan cahaya ke sensor kamera. Pada dasarnya, shutter speed atau
kecepatan rana merupakan kecepatan sensor kamera menangkap gambar.
c. Filter ND (Neutral Density). Filter ini mampu mengurangi atau mengubah
intensitas semua panjang gelombang atau warna cahaya tanpa mengubah rona
keluaran warna. Filter Nd atau Neutral Density biasanya digunakan untuk
mengurangi cahaya yang masuk tanpa mengurangi kualitas cahaya yang masuk,
seperti menggunakan filter ND pada siang hari yang sangat terik.
d. Gain. Gain berfungsi apabila pengambilan gambar dalam keadaan kurang cahaya.
Apabila dalam keadaan normal dengan bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih under
exposure, dengan Gain kita bisa mengangkat exposure secara digital. Gain pada
seri kamera DSLR cinematography disebut sebagai ISO (International Standard
Organisation). Jika kita menaikkan Gain atau ISO konsekuensinya membuat
gambar menjadi agak coral atau grain (pecah, gambar bergerimis seperti pasir).
2. Filter Colour
Filter Colour yang berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk
ke dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah filter koreksi warna.
Untuk syuting di dalam ruangan dengan cahaya lampu tungsten atau kemerahan dapat
digunakan filter 320⁰K dan untuk syuting dengan penerangan cahaya matahari dapat
digunakan filter 560⁰K.
3. White Balance
White balance dapat diartikan sebagai keseimbangan warna putih pada lingkungan
kamera. White balance merupakan sebuah fungsi yang ada dalam sebuah kamera untuk
menentukan warna putih yang sesungguhnya dari objek yang diambil sehingga warna
keseluruhan akan tampak natural. Jika kamera sudah tahu warna putih yang benar,
maka kamera tersebut akan dapat menentukan warna yang lain dengan benar. Setting
white balance ini dapat dilakukan secara otomatis maupun secara manual.
Cara yang dapat dilakukan untuk melakukan setting white balance secara manual, yaitu:
1) Cari objek berwarna putih, 2) Shoot obejk tersebut, 3) Masuk ke setting white
balance, 4) Tekan one touch, maka white balance akan menjadi normal.
4. Zoom
Zoom adalah pergerakan lensa kamera menjauhi dan mendekati suatu objek.
5. Focus
Proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas
dan tajam.
6. Audio Levels
Audio levels adalah pengaturan setting untuk menangkap audio pada saat
pengoperasian kamera. Audio level pada kamera tentunya sangat penting karena selain
kualitas gambar yang berpengaruh, kualitas audio juga berpengaruh terhadap video
yang dihasilkan.
C. Pengoperasian Kamera Video
Dari berbagai macam dan jenis kamera video yang ada, masing-masing memiliki
beragam fungsi, varian, dan bentuk. Mulai kamera pemula, semi profesional, dan
profesional. Bagi pengguna pemula biasanya dengan mode auto sudah cukup untuk
mendapatkan gambar standar, tetapi dalam kondisi tertentu mode auto tidak dapat
digunakan untuk mendapatkan gambar sesuai dengan yang diinginkan. Sehingga
diperlukan mode manual untuk mendapatkan gambar maupun rekaman video yang sesuai
dengan kebutuhan. Berikut beberapa langkah dasar pengoperasian kamera video,
diantaranya:
1. Pasang baterai pada kamera
2. Lepas penutup lensa
3. Masukkan memori
4. Buka penutup kartu memori, arahkan ujung tumpul kartu memori dan masukkan ke
celah kartu memori hingga berbunyi klik.
5. Kemudian pasang kamera pada tripod dengan benar dan sesuai, serta pastikan sudah
terpasang dengan kencang dan kuat.
6. Pindahkan posisi tombol power dari off ke camera dengan cara menekan dan tahan
tombol kunci, kemudian dorong ke bawah menuju posisi on.
7. Buka layar LCD dengan menekan kunci layar LCD, lalu dibuka searah tanda panah.
Secara otomatis viewfinder akan mati.
8. Terakhir tekan tombol start/stop untuk memulai merekam. Apabila ingin berhenti
merekam, maka dapat menekan kembali tombol start/stop.
Rangkuman
Tugas
Tes Formatif
Kunci Jawaban Tes Formatif
Lembar Kerja
Uraian Materi
A. Pengertian Tata Cahaya
Tata cahaya merupakan suatu kegiatan pengaturan cahaya yang berasal dari
beberapa sumber cahaya terhadap objek, orang, dekorasi, dan sebagainya. Tata cahaya
dalam proses pembuatan produk audio video merupakan satu kesatuan yang
mendukung dan memenuhi persyaratan teknis, artistik dan dramatik. W.J.S.
Poerwadarminta mendefinisikan tata sebagai istilah yang menggambarkan susunan atau
pengetahuan mengenai penyusunan, sedangkan cahaya adalah terang atau sinar dari
matahari, bulan, dan lampu. Dengan kata lain, tata cahaya merupakan seni pengaturan
cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat
objek dengan jelas dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan
adanya jarak, ruang, waktu, dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tata cahaya
merupakan proses kreatif dari seorang penata cahaya dalam mendukung suatu proses
produksi visualisasi atau gambar yang diambil dengan menggunakan kamera elektronik
atau film.
B. Fungsi Tata Cahaya
Fungsi dari tata cahaya antara lain:
1. Untuk memenuhi keperluan sistem peralatan teknis agar kamera dapat menghasilkan
gambar.
2. Untuk memberikan perspektif tiga dimensi.
3. Untuk memberikan perhatian pada elemen yang penting pada adegan.
4. Untuk menetapkan suasana pada adegan, menetapkan waktu kejadian (pagi, siang,
sore dan malam).
5. Untuk mendukung keindahan dalam keseluruhan adegan.
C. Prinsip Tata Cahaya
Dalam pengambilan gambar bergerak, baik di dalam maupun di luar ruangan
sangat memerlukan adanya pengaturan pencahayaan sehingga subyek tampak dengan
jelas. Apabila pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan, maka harus
diusahakan ruangan yang digunakan memiliki cukup banyak cahaya alami ataupun
cahaya buatan. Dalam proses produksi video, tata cahaya mempunyai peran penting,
serta menentukan nilai atau kualitas materi video yang ingin ditampilkan. Secara
umum, dalam tata cahaya ada istilah three points lighting, yaitu formula dasar
pencahayaan dalam produksi video. Three points lighting sendiri meliputi key light, fill
light dan back light.
1. Keylight, merupakan cahaya terkuat dan paling penting dari ketiga cahaya yang
digunakan dalam teknik three points lighting. Dalam key light sumber cahaya
ditempatkan di antara sisi kamera dan subjek hingga membentuk sudut 45 derajat
sehingga satu sisi subjek menjadi terang, tetapi sisi lain agak gelap. Sinar yang
digunakan pada keylight biasanya merupakan seberkas sinar dari hard light dan
terfokus pada subyek. Sementara itu, banyaknya sumber cahaya yang digunakan
untuk keylight, tergantung dari banyaknya sudut pengambilan gambar.
2. Fill light, digunakan sebagai sumber cahaya sekunder untuk key light dan
ditempatkan di sisi berlawanan dari subyek membentuk sudut kurang lebih 45
derajat. Sumber cahaya dengan teknik fill light tidak seterang sumber cahaya key
light. Hal ini karena sumber cahaya fill light hanya digunakan untuk mengisi
bayangan yang dihasilkan key light. Sumber cahaya fill light juga membantu
mengurangi kontras yang dihasilkan oleh key light sehingga gambar lebih terlihat
natural.
3. Back light, sumber cahaya pada teknik ini ditempatkan di belakang subyek dan
digunakan untuk pencahayaan subyek dari belakang. Back light bisa lebih terang
atau lebih redup dari key light, sumber cahaya dengan teknik ini akan memberikan
highlight yang cukup pada subyek dan memisahkan subyek dari latar belakang. Back
light juga menambah kedalaman gambar sehingga membuat tampilan gambar
menjadi tiga dimensi.
Dengan demikian, untuk mendapatkan penyinaran yang seimbang maka antara
ketiga unsur penyinaran tersebut harus menggunakan perbandingan tertentu, yaitu 3
untuk back light, 2 untuk key light dan 1 untuk fill light. Back light mempunyai
perbandingan paling banyak agar dapat memisahkan subyek dengan dekorasi sehingga
gambar tidak terlihat menempel.
D. Sumber Cahaya
Sumber cahaya yang digunakan untuk produksi film atau acara televisi adalah
menggunakan sumber cahaya alam (matahari) dan sumber cahaya buatan (lampu).
1. Sumber cahaya alam
Sumber cahaya alam berasal dari cahaya matahari yang merupakan bentuk
penyinaran terbaik dalam pengambilan gambar bergerak. Matahari memiliki cahaya
yang terang dan merata, memberikan warna-warna alami dan kedalaman fokus yang
mencukupi. Hal yang harus diperhatikan oleh juru kamera apabila mengambil
gambar dengan menggunakan cahaya matahari adalah kecerahan dan posisi matahari
selalu berubah. Oleh karena itu, perlu dihindari pengambilan gambar pada saat
matahari tepat berada diatas kepala karena akan muncul bayang-bayang dan
kernyitan di dahi subjek. Hal ini akan mempengaruhi ekspresi wajah subjek. Selain
itu, hindari juga pengambilan gambar saat sore menjelang petang karena akan
menghasilkan gambar bluish (berwarna kebiruan).
2. Sumber cahaya buatan
Sumber cahaya yang digunakan berasal dari cahaya lampu. Yang dimaksud
dengan lampu disini adalah movie lamp atau lampu shooting. Lampu shooting harus
memancarkan cahaya pada temperatur warna daylight. Untuk menghasilkan cahaya
daylight maka lampu harus dilengkapi dengan filter biru. Penggunaan lampu ini
bertujuan untuk menghilangkan bayangan, namun tetap mempertahankan teori
keylight, fill light dan back light.
Rangkuman
Tugas
Tes Formatif
Kunci Jawaban Tes Formatif
Lembar Kerja
Kegiatan Belajar 5
Penyuntingan Video menggunakan Software Pengolah Video
Kegiatan Belajar 6
Manipulasi Audio Digital dan Memadukan dengan Video
Kegiatan Belajar 7
Pembuatan Video Pendek
Kegiatan Belajar 8
Perbaikan Kualitas Audio dan Penambahan Efek Khusus
Kegiatan Belajar 9
Pembuatan Video Sesuai Naskah dan Skenario
Uraian Materi
Di era digital saat ini banyak menuntut konten lebih dari sekadar teks atau hanya
grafik saja. Konsep video berfungsi sebagai media komunikasi dalam menyampaikan
gagasan yang lebih menarik. Konten yang disampaikan dalam sebuah video haruslah
sederhana dan mudah dimengerti oleh penggunanya.
Manusia sebagai makhluk visual, maka akan lebih mudah mengerti dan
mendapatkan informasi melihat sesuatu yang hidup, bergerak dan bersuara. Untuk itu
diperlukan sebuah presentasi dalam bentuk video dimana terdapat gambar bergerak
sekaligus suara yang diperlukan. Proses dalam pembuatan video itu sendiri dimulai dari
pencarian ide, membuat sinopsis, membuat naskah, shooting, produksi, dan pasca
produksi.
Pembahasan kali ini adalah mengenai pembuatan media video dan audio sesuai
dengan sinopsis, naskah, karakteristik media video dan audio, serta storyboard. Untuk itu
kita perlu memahami masing-masing komponen tersebut.
A. Sinopsis
Sinopsis adalah alur cerita secara singkat. Sinopsis dijelaskan dalam tulisan singkat
sehingga penonton mampu memahami isi cerita yang disampaikan dalam video atau film.
Menurut Carpenter, sinopsis adalah teks yang berisi kalimat naratif, penjelasan tentang
masalah atau plot, karakter, dan bagaimana buku atau novel berakhir. Sinopsis berisi
rangkuman tentang apa yang terjadi dan siapa yang berubah dari awal hingga akhir cerita.
Sebuah sinopsis dikatakan baik apabila mampu menjelaskan cerita secara utuh dengan
detail dan jelas. Penggunaan gaya bahasa yang indah, penjelasan rinci kejadian dalam alur
cerita disusun menggunakan bahasa yang lugas dibutuhkan dalam pembuatan sinopsis.
Sehingga, sinopsis dapat memuat makna pesan yang disampaikan tidak lari dari isi cerita.
Pembuatan sinopsis menarik perlu dibutuhkan dramaturgi yaitu alur emosi dalam sebuah
cerita.
B. Naskah
Naskah adalah teks yang berisi gambaran yang akan dibuat atau tampil di layar.
Tujuannya agar seluruh pendukung dalam pembuatan video paham setiap rinci dari video
jalan cerita yang akan disampaikan. Penulisan naskah dapat disesuaikan dengan kebutuhan
yang dimengerti oleh orang yang berperan dalam pembuatan video tersebut. Adapun
menurut Ferdinand Brunetierre, naskah adalah kesenian melukiskan sifat dan sikap
manusia dengan gerak.yang dimunculkan dalam drama yang memerankan isi naskah
cerita.
D. Storyboard
Storyboard adalah sketsa gambar berbentuk thumbnail yang berurutan sesuai jalan
cerita. Menurut Soenyoto (2017:57), "Storyboard adalah bahan visual
dari semula berbentuk bahasa tulisan menjadi bahasa gambar atau bahasa visual yang
filmis". keseluruhan, sehingga menggambarkan suatu cerita”. Seluruh adegan yang
dilakukan pada proses produksi ditampilkan dalam storyboard untuk dapat melihat alur
cerita dalam bentuk gambar. Storyboard berfungsi sebagai ungkapan kreatif dalam
menyampaikan pesan dan gagasan secara visual. Pada storyboard dapat ditambahkan arah
gerakan guna memandu gerakan berikutnya. Selain itu juga dapat ditambahkan informasi
lain berupa huruf warna, dan tata letak sehingga pesan dan gagasan dapat diterima.
Pembuatan storyboard yang bagus perlu menggambarkan komposisi dari suatu
adegan tertentu dalam bentuk gambar sketsa. Diperlukan keterampilan menggambar dan
mampu menampung beragama ide arahan dari sutradara dalam pembuatan storyboard.
Tidak ada yang baku dalam bentuk panel storyboard. Pada umumnya berupa gambar
thumbnail disusun secara horizontal atau vertikal yang dilengkapi dengan arahan visual
berupa panduan informasi nomor adegan, nomor cut/panel, nomor background, dan
catatan adegan.
Rangkuman
Tugas
Tes Formatif
Kunci Jawaban Tes Formatif
Lembar Kerja
BAB III
EVALUASI
A. Cognitive Skill
B. Psychomotoric Skill
C. Affective Skill
D. Produk/Benda Kerja sesuai Kriteria Standar
E. Batasan Waktu
F. Kunci Jawaban
BAB IV
PENUTUP
Daftar Pustaka