Anda di halaman 1dari 96

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan anugerah-Nya, sehingga penulis mampu
menyelesaikan penulisan buku pembelajaran untuk SMK/MAK Ini.

Buku ini ditulis sebagai salah satu sumber belajar siswa SMK/MAK
kelas XII untuk mempelajari dan memperdalam materi . Selain itu,
buku ini ditulis secara umum dalam rangka ikut serta mencerdaskan
bangsa Indonesia di era perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini.

Setiap bab dalam buku ini dilengkapi dengan, Kompetensi Dasar,


Tujuan Pembelajaran, Peta Konsep, Aktivitas Siswa, Info,
Rangkuman, Uji Kompetensi, dan Tugas Proyek. Pembahasan materi
disajikan dengan bahasa yang lugas dan mudah kita pahami, dari
pembahasan secara umum ke pembahasan secara khusus.

Dengan demikian, buku ini diharapkan dapat menjadi teman


sekaligus menjadi bacaan yang menyenangkan bagi Anda untuk
mempelajari lebih dalam tentang VIDEOGRAFI serta menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari untuk diri sendiri dan lingkungan.

Akhirnya, semoga buku pelajaran VIDEOGRAFI SMK/MAK Kelas


XII ini bermanfaat bagi siswa dan seluruh pembaca dalam
memperoleh pengetahuan.

Selamat belajar, semoga sukses.

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
PENDAHULUAN ...................................................................................... 4

1. DESKRIPSI SINGKAT........................................................................... 4
2. RELEVANSI ....................................................................................... 4
3. PANDUAN BELAJAR ............................................................................ 4

INTI........................................................................................................... 6

1. CAPAIAN PEMBELAJARAN ................................................................... 6


2. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN............................................................. 6
3. URAIAN MATERI ................................................................................ 6
A.TAHAPPRA PRODUKI………………………………………………….7
B.TAHAP PRODUKSI………………………………………………..….23
C. TAHAP PRODUKSI……………………………………………………45
4. TUGAS ........................................................................................... 85
5. FARUM DISKUSI ............................................................................... 85

PENUTUP .............................................................................................. 86

1. RANGKUMAN ................................................................................. 86

2. TES FORMATIF............................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 95

KUNCI JAWABAN…………………………………………………………….95
PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Secara umum, tujuan Kegiatan Belajar ini adalah untuk
memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada peserta
didik SMK Negeri 1 Kawunganten jurusan Multimedia tentang
Videografi.
Secara khusus, tujuan Kegiatan Belajar ini adalah agar
peserta mampu:
1) Memahami tetang alur produksi video grafi
2) Merencanakan isi dari pra produksi
3) Melakukan perencanaan produksi
4) mengatur tata cahaya dalam pengambilan gambar
bergerak (perekaman video);
5) menyunting video dan audio dengan menggunakan
perangkat lunak pengolah video dan audio;
6) menerapkan teknik pergerakan kamera berdasarkan
ukuran (framing) dan sudut pandang (angle) kamera; dan
7) mengevaluasi mengevaluasi pasca-produksi video,
animasi dan/atau musik digital.

2. Relevansi
Relevansi dari Kegiatan Belajar videografi ini adalah agar
peserta didik memiliki kompetensi Videografi, yang sesuai dengan
dunia usaha dan industri di bidang Videografi.

3. Panduan Belajar
Pada Kegiatan Belajaran videografi ini, urutan yang harus
dilakukan oleh peserta dalam mempelajari modul ini adalah :
1) Membaca tujuan pembelajaran sehingga memahami target
atau goal dari kegiatan belajar tersebut.
2) Membaca indikator pencapaian kompetensi sehingga
memahami kriteria pengukuran untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
3) Membaca uraian materi pembelajaran sehingga memiliki
pengetahuan, keterampilan dan sikap kompetensi yang akan
dicapai
4) Melakukan aktifitas pembelajaran dengan urutan atau kasus
permasalahan sesuai dengan contoh.
5) Mengerjakan soal Tes Formatif.

Kegiatan Belajar ini menggunakan beberapa dukungan


perangkat yang yang harus disediakan. Peserta dapat menggunakan
perangkat yang dimiliki tetapi harus memenuhi standar spesifikasi yang
telah ditetapkan. Hal ini bertujuan agar setiap kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dapat berjalan dengan semestinya. Perangkat- perangkat
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran modul ini adalah:
1) Personal Computer/Laptop yang sudah terinstal minimal OS
Windows 7 atau lebih.
2) Perangkat Lunak pengolah gambar, baik pengolah gambar
diam maupun pengolah gambar bergerak (video).
INTI
1. Capaian Pembelajaran
Memahami tetang alur produksi videografi, Merencanakan isi
dari pra produksi, Melakukan perencanaan produksi, Memahami
Tata cahaya dalam pengambilan gambar bergerak (perekaman
video). Menyunting video dan audio dengan menggunakan
perangkat lunak pengolah video dan audio. Menerapkan teknik
pergerakan kamera berdasarkan ukuran (framing) dan sudut
pandang (angle) kamera. Mengevaluasi pasca-produksi video,
animasi dan/atau music digital.

2. Sub Capaian pembelajaran

Mampu mengidentifikasi proses pembuatan produk


multimedia secara jelas.
Mampu menceritakan kembali proses pembuatan produk
multimedia secara jelas.
Mampu merangkum proses pembuatan produk multimedia secara
jelas.
Mampu

3. Uraian Materi
TOPIK INTI MATERI
Lomba video tentang sampah.
Sampah adalah masalah lingkungan yang selalu menghantui
kehidupan kita. Saat ini, masalah sampah begitu membutuhkan
solusi nyata dari seluruh pihak.
Bahwa sampah memiliki peluang bagi kita bilamana, bisa kita
didaur ulang, selain mengurangi banyaknya sampah juga bisa
menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual, sebaliknya jika sampah
tidak dikelola dengan baik dan benar, maka nasib bumi akan
kalah dan akan semakin rusaklah seluruh kehidupan yang ada
dibumi. Mari kita jaga dari serakan sampah yang kian ada dimana-
mana. Sampah itu bahaya untuk keselamatan bumi kita.
Dengan adanya lomba Videografi ini diharapkan dapat
menjadi wadah untuk menigkatkan daya kreatifitas yang
memumpuni dalam mengelola dan memanfaatkan sampah untuk
keberlanjutan hidup di bumi yang bersih, indah dan asri.
Dengan hal tersebut diharapkan “Video yang dibuat oleh
kawan-kawan peserta untuk dilombakan nanti berisi aksi-aksi
nyata, yg sifatnya mengelola dan menangani sampah dengan baik
dan benar demi keberlanjutan lingkungan yang sehat.
Permasalahannya adalah bagaiamana langkah-langkah
persiapan pembuatan sesuai dengan masalah diatas, dan peralatan
apa saja yang harus disiapkan.

A. Tahap Praproduksi.
Tahap ini adalah tahap bagaimana kita berdiskusi yang
menghasilkan sebuah:
a) Ide
Ide/gagasan adalah rancangan yang tersusun di pikiran.
Artinya sama dengan cita-cita. Gagasan menyebabkan
timbulnya konsp,yang merupakan dasar bagi segala macam
pengetahuan,baik sains maupun filsafat.Ide adalah pemikiran atau
konsepsi yang berpotensi atau benar-benar ada dalam pikiran
sebagai produk dari aktifitas mental.Secara sederhana ide dapat
dikatakan sebuah gagasan, sebuah rencana,pendapat,skema
atau metode. Maka dari itu, pembuatan presentasi video harus
dimulai dengan menciptakan sebuah ide. Karena ide adalah
landasan utama dari keseluruhan Proses Pembuatan Video
Tersebut
b) Sasaran

Misalnya, ide tentang “Dampak negatif jejaring


sosial”Tentukan sasaran dari video yang kita buat. Apakah
yang ingin menonton video kita adalah kalangan pelajar SMK
atau SMA, anak-anak, ataukah masyarakat umum? Misalnya
berdasarkan ide yang telah dikemukakan di atas, maka sasaran
video adalah “Kalangan Pelajar”.

c) Tujuan
Langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan kita
membuat video. Apakah untuk tugas sekolah? Komersil atau
diperjualbelikan? Atau untuk sarana belajar? Misalnya,
berdasarkan ide dan sasaran maka tujuan video adalah: “Untuk
Tugas Sekolah”

d) Pokok Materi/Cerita
Video yang akan dibuat memiliki pokok materi berupa
pesan yang ingin disampaikan. Apakah pesan tentang bahaya
merokok? Apakah pesan tentang pentingnya bersungguh-
sungguh dalam belajar? Berdasakan Ide yang telah
dikemukakan di atas, maka Materi Pokok dengan judul
“Terjebak Jaringan Facebook” dengan cerita yang dikutip
dari Sudaryanto dan Sabdan Badio (2013) sebagai berikut:
“Terjebak Jaringan Facebook”

Dusun Tegalanom dihuni oleh penduduk yang


mayoritas pekerjaannya adalah petani. Mereka hidup
berdampingan dengan damai. Sebuah permasalahan dialami
para pemuda, kekompakan dalam beberapa kegiatan mulai
mengalami kemunduran.
Anom adalah pemuda tanggung yang peduli tentang
permasalahan tersebut. Dia bertanya-tanya, mengapa teman-
temannya mulai terasa malas. Dia pun mulai berpikir dan
menyelidiki hal itu. Secara diam-diam, Anom merencanakan
sebuah niat baik.
Pemuda Tegalanom memiliki kegiatan rutin, yaitu
pertemuan Minggu Pon. Pada kesempatan itu, Anom mulai
melancarkan aksinya, menghampiri dan mengajak beberapa
orang teman. Pemuda pertama yang diajaknya adalah si
Galo. Ketika didatangi, si Galo sedang asyik menonton sepak
bola melalui layar ponselnya. Sementara itu, teman lainnya,
punya kesibukan yang hampir sama. Ada yang sedang asyik
SMS, ngerumpi di pos ronda, asyik menonton sinetron di layar
televisi, ada pula yang hanya nongkrong tidak jelas.
Perjalanan Anom berakhir di teras rumah Aiti, seorang
remaja putri. Ditemui Anom, Aiti sedang asyik mengakses
situs jejaring social Facebook. Dia terlihat asyik dengan
teman-teman Facebook-nya itu. Ajakan Anom pun ditolak
mentah- mentah oleh Aiti. Pagi harinya, Simbok Yoto, Ibu Aiti,
bertanya kepada Aiti tentang ketidakhadirannya pada acara
kumpul pemuda semalam. Terjadilah dialog yang sengit nan
lucu. Berulang kali Aiti menyebut kata Facebook. Ibunya tentu
saja tidak paham.
Malam berikutnya, Aiti dan Maya naik sepeda motor ke
luar kampung menuju kota untuk bertemu Tean, sang pujaan
hati Aiti, seorang pemuda yang dikenalnya melalui Facebook.
Sampai di taman kota, mereka penasaran seperti apa Tean.
Sepuluh menit kemudian datanglah seorang pria dengan
postur tinggi, besar, hitam, namanya Begu. Dia datang bersama
seorang teman dan mengaku diminta Tean menjemput Aiti dan
Maya. Aiti dan Maya sempat curiga atas alasan Tean.
Keduanya bertanya-tanya, mengapa Tean tidak datang sendiri
untuk menjemput.
Sebelum keduanya sempat berpikir lebih jauh, Begu
dan temanya membekap keduanya dengan sapu tangan hingga
tidak sadarkan diri. Aiti dan Maya ambruk. Keduanya pun
diangkat masuk ke sebuah mobil yang diparkir tidak jauh dari
tempat itu. Sementara itu, sepeda motor yang digunakan Aiti
dan Maya dibawah oleh teman Begu. Dia mengikuti mobil yang
membawa Aiti dan Maya.
Di sebuah rumah kosong, gelap, pengap, dan jauh dari
keramaian, Aiti dan Maya diturunkan. Begu dan komplotannya
merampas semua barang yang dibawa keduanya sebelum
pergi meninggalkan Aiti dan Maya yang mulai tersadar dari
pingsannya. Ketika pergi, dompet Begu terjatuh tanpa
disadarinya.
Anom dan Ketud melaporkan kejadian tersebut ke
Polsek Prambanan. Anom adalah pemuda yang peduli
dengan teman-temannya dan Ketud adalah ketua pemuda,
keduanya merasa terpanggil untuk membantu Aiti dan Maya.
Mereka pun menjelaskan dengan rinci kejadian yang
menimpa Aiti dan Maya sesuai yang dituturkan keduanya
melalui telepon. Rupa-rupanya para penyekap tidak sempat
mengambil ponsel Aiti. Bersama polisi, Anom dan Ketud
menuju ke lokasi Aiti dan Maya disekap. Tiba di lokasi
penyekapan, Anom, Ketud, dan Pak Polisi langsung mencari
Aiti dan Maya. Mereka disertai papa Maya dan pemuda-
pemuda lain. Tidak lama kemudian, mereka menemukan Aiti
dan Maya masih terlihat lunglai.
Aiti dan Maya mengucapkan terima kasih kepada
rombongan yang telah mencarinya. Keduanya dibawa pulang
ke kantor polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Pak Polisi
pun berjanji untuk mengusut kejadian tersebut sampai tuntas
dan menangkap penjahat yang telah menyekap Aiti dan Maya
secepat mungkin.
Saat rombongan bergerak meninggalkan rumah tempat
Aiti dan Maya disekap, mereka melihat kedatangan Begu
bersama temannya. Begu dan temannya kembali untuk mencari
dompet Begu yang terjatuh. Terjadilah kejar-kejaran yang
cukup panjang dan melelahkan. Begu berhasil melarikan diri
sementara temannya tertangkap. Setelah diselidiki, ternyata
otak penyekapan itu bernama Siko. Lelaki ini telah
berulang kali melakukan penipuan melalu jejaring sosial. Siko
menjalankan aksinya dengan cara menyewa penjahat
bayaran.
Dua hari kemudian, Anom dan Mas Tumu mengadakan
pengajian dan penyuluhan dengan tema pergaulan bebas dan
dampak negatifnya jejaring sosial, khususnya Facebook.
Pasca kejadian itu, suasana di wilayah Tegalanom mulai
membaik. Apalagi mereka telah mendapatkan siraman rohani
dan penyuluhan dari pakar teknologi informasi. Para pemuda
pun kembali rukun dan kompak untuk menjalankan kegiatan
kepemudaan.
Di akhir cerita Anom bermimpi bertemu Aiti. Dalam
mimpinya, Anom diam-diam jatuh hati kepada Aiti. Mereka
lari-lari dan hamper berpelukan bagai di film India. Begitu
sadar ternyata Anom hanya memeluk guling.
TAMAT
e) Sinopsis
Sinopsis adalah setiap peristiwa atau rekaan yang
dikisahkan dalam bentuk cerita yang dapat disimpulkan ke
dan bentuk ringkas yang padat dan jelas. Pada sinopsis
terjadi pemendekan cerita tanpa menghilangkan unsur–unsur
pentingnya. Untuk itu, diperlukan sebuah sinopsis, agar dalam
pembuatan presentasi video kali ini sudah memiliki alur cerita.
Sehingga dapat mempermudah dalam proses pembuatan
naskah selanjutnya.

Berdasarkan cerita yang telah dibuat, maka dapat


dibua sinopsis sebagai berikut:
Anom adalah pemuda dari Dusun Tegalanom. Dia
merasa resah menyaksikan semangat teman-temannya untuk
berorganisasi mulai menurun. Pertemuan Minggu Pon
semakin sepi saja. Oleh karena itu, Anom pun berniat
mengaktifkan pemuda-pemuda yang ada di kampungnya.
Ternyata bukan perkara mudah. Ketika dia berkeliling
kampung pada malam Minggu Pon, dia menemukan teman-
temannya sudah memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Si Galo
asik menonton sepak bola melalui ponselnya, pemuda lain
ngerumpi di pos ronda, asyik SMS, ada pula yang sekadar
nongkrong tidak jelas.
Yang terakhir ditemuinya adalah seorang pemudi
bernama Aiti. Aiti menolak ajalan Anom untuk mendatangi
pertemuan malam Minggu Pon. Tidak ada alasan yang
penting, Aiti sedang asyik bercengkerama di dunia maya
bersama teman-teman Facebooknya.
Malam berikutnya, Aiti dan temannya, Maya, diculik
oleh orang yang dikenalnya melalui jejaring sosial Facebook.
Anom dan pemuda lain bertindak. Bersama polisi mereka
mendatangi lokasi penyekapan Aiti dan Maya. Beruntung
keduanya masih selamat. Di tempat kejadian, secara tidak
sengaja mereka bertemu dengan para penculik yang kembali
untuk mengambil dompetnya yang terjatuh. Terjadi kejarkejaran
yang berujung tertangkapnya satu di antara penculik. Ternyata
mereka hanyalah penjahat suruhan seseorang. Si penyuruh
adalah penjahat yang sering beraksi dengan mencari korban
melalui jejaring sosial.
Akibat kejadian tersebut, para pemuda mulai sadar.
Setelah dilakukan pengajian dan penyuluhan teknologi
informasi, para pemuda pun semakin sadar dan kembali aktif
berorganisasi.

f) Naskah
Naskah pada umumnya berisi gambaran atau deskripsi
tentang pesan atau informasi yang disampaikan seperti alur cerita,
karakter tokoh utama, dramatisasi, peran/figuran, setting, dan
property atau segala hal yang berkaitan dengan pembuatan sebuah
program video dan televisi. Naskah pada umumnya digunakan
sebagai dokumen yang dapat mengarahkan sutradara dan kerabat
kerja (crew) dalam bekerja menyelesaikan produksi program video.
Naskah sebuah program video berisi beberapa informasi tentang
adegan yang melibatkan artis, setting, dan property. Sutradara dan
kerabat kerja harus mematuhi isi dan alur cerita yang terdapat
dalam sebuah naskah.
Berdasarkan cerita yang telah dibuat sebelumnya, berikut ini
contoh naskahnya:
Tabel 4.1. Contoh Naskah
Judul: TERJEBAK JARINGAN FACEBOOK
Scene Video Audio
1/1 EXT. SUASANA PROFIL INSTRUMEN
DUSUN MUSIK
INT. SUASANA KUMPULAN Alunan musik
PEMUDA YANG SEPI tradisional Jawa
DISSOLVE.
SUASANA GOTONG ROYONG
YANG SEPI
2/1 EXT. BELAKANG RUMAH. ANOM
SORE HARI. Ya Allah berilah
CLOSE UP. Tampak Anom petunjuk Mu agar
merenung sendirian. pemuda-pemudi
kami
kompak kembali
3/1 1 EXT. MALAM HARI. LIMA ANOM
tempat berbeda. “Gal, yuk
CONVERSATION. Anom kumpulan!”
menghampiri Galo dan temannya GALO
yang tengah asik nonton bola di “Nggak ah Nom,
ponsel. tanggung nih!”

3/2 WIDE SHOOT. Tampak ANOM


beberapa “Mbak, berangkat
pemudi tengah asik ngerumpi di kumpulan, yuk!”
pos ronda. EMPAT PEMUDI
SEREMPAK
MENJAWAB
“Halah Nom, lagi
asik nih!”

3/3 DISSOLVE. Anom MUSIK


melanjutkan ke INSTRUMEN
teman-teman yang lainnya GALAU SEDIH
semuanya menolak dengan DUBBING ANOM
alasan “Sabar ya Allah,
macam-macam. sabar!!!”
CLOSE UP. Anom tampak
prihatin
sambil melanjutkan perjalanan
hendak menghampiri Aiti.
4/1 EXT. TERAS RUMAH AITI. ANOM
WIDE SHOOT. Aiti dan Maya “Ti, yuk berangkat
tengah asik Fb-an dan Aiti kumpulan!”
tertarik AITI
dengan Tean yang ganteng, “Hari gini kumpulan
nampak kaya, dan keren. Nom? mbok kalau
PANNING, ANOM PERGI ngajak itu dolan!”
SAMBIL ANOM
MENGERUTU “Duh cewek zaman
sekarang sok gaul
amat, ihh ganteng
banget, keren
banget, Aiti,Aiti!”

4/2 WIDE SHOOT. SUASANA DUBBING ANOM “Ya


KUMPULAN Allah, beneran nggak
ini yang datang
kok cuma segini!”

5/1 EXT. HALAMAN DEPAN INSTRUMEN


RUMAH MUSIK
AITI. JAM 6 PAGI TILT
DOWN.
DISSOLVE TEMPAT TIDUR
AITI
5/2 INT. TEMPAT TIDUR AITI. SIMBOK
JAM 7 “Ti, semalam kamu
PAGI. CONVERSATION. kok nggak ikut
Simbok kumpulan pemuda
minta penjelasan kepada Aiti Minggu Pon?”
tentang masalah semalam dan AITI
penasaran tentang Facebook “Kan ada teman
tersebut. datang, Mi, lagian
males, Mi, kumpulan
gitu!”
SIMBOK
Eh Ti, nggak boleh
ngomong gitu, tuh
kamu main ponsel
terus itu ngapain,Ti?”
AITI
“Lagi FB-an ama
cowok ganteng, Mi!”
SIMBOK
“Apa itu FB-an Ti?
Simbok ngak tahu!”
6/1 EXT. JALAN DUSUN. INSTRUMEN
MENJELANG MAGRIB. MUSIK
PANNING RIGHT . Aiti dan
maya
naik sepeda motor dengan
tergesa-gesa menuju taman
kota.

Dalam menulis naskah video, perlu memperhatikan


beberapa hal, di antaranya judul program dan deskripsi adegan.
Judul program hendaknya ditulis di bagian tengah atas kertas
dengan huruf kapital. Sementara itu, deskripsi ditulis dengan
aturan berikut:
1) Indikator tempat, yaitu menerangkan lokasi pengambilan
gambar di dalam atau di luar ruang. Indikator ini ditulis dengan
nomor urut dengan kapital.
Contoh:
INTERIOR atau EXTERIOR (biasanya disingka INT. atau
EXT.)
2) Indikator setting, yaitu menuliskan tempat kejadian dan
dituliskan secara singkat dan jelas.
Contoh: INT.-RUANG KELAS
3) Indikator waktu kejadian, ditulis singkat dalam huruf kapital.
Contoh: INT.-RUANG KELAS – PAGI
4) Instruksi jenis shoot/gerakan kamera (angle) ditulis dalam
huruf kapital.
Contoh:
INT.-RUANG KELAS-PAGI
LS.-PAK GURU DUDUK SISWA MEMBERI SALAM KEPADA
PAK GURU DARI KURSINYA
(LS berarti long shoot)
5) Nama tokoh (kecuali bila termasuk dalam dialog), isyarat
musik, sound effect, dan instruksi acting semuanya ditulis
dalam huruf kapital. Untuk naskah dua kolom, ketiga hal
tersebut ditulis dalam kolom audio.
g) Storyboard
Storyboard adalah serangkaian sketsa dibuat berbentuk
persegi panjang yang menggambarkan suatu urutan (alur cerita)
elemen-elemen yang diusulkan untuk menjadi panduan dalam
proses perekaman.
Sebelum membuat suatu storyboard sebaiknya membuat:
1) Membuat rincian atau cakupan
2) Membuat rincian naskah
3) Mendetailkan grafik dan visual
Adapun langkah-langkah pembuatan storyboard yaitu:
1) Mencatat poin-poin penting, ide dan juga konsep yang akan
ditampilkan dalam storyboard
2) Storyboard pada dasarnya adalah gambar serial dan
lengkap dengan penjelasan semua langkah dan keterangan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tujuan dibuatnya
suatu film
3) Membuat sketsa kasar visual dalam semua frame
4) Visual secara nyata menampilkan adegan utama
Storyboard bisa dirancang memakai kertas dengan coretan dan
tulisan manual ataupun dengan perangkat seperti Microsoft Word.
Berikut ini adalah contoh Storyboard:
h) Pencahayaan
1) Konsep Tata Cahaya
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting
ketika merekam video. Namun, cahaya yang terlalu banyak
akan membuat obyek terlihat putih. Sebaliknya, kurang
cahaya dapat membuat obyek tidak terlihat. Sebagian besar
kamera video saat ini telah dilengkapi pengaturan cahaya
otomatis. Namun demikian, saat merekam di luar ruangan,
sebaiknya posisi Anda membelakangi cahaya matahari.
Dalam kaitannya dengan masalah penataan cahaya, satu hal
yang tidak boleh dilupakan oleh juru kamera adalah
penempatan kamera harus sedemikian rupa sehingga kamera
membelakangi pintu atau jendela, karena melalui pintu atau
jendela tersebut cahaya masuk ke dalam ruangan.
Melalui penataan cahaya, dapat diciptakan suasana
yang dapat menyentuh emosi penonton. Misalnya suasanya
sedih, gembira, dan sakral. Demikian pula melalui penataan
cahaya dapat memberikan kesan aktor sedang marah, sedih,
atau berwibawa. Jadi, meskipun kini telah banyak kamera video
dengan sensitivitas tinggi, dimana dalam suatu ruangan yang
cukup luas dapat mengambil gambar dengan sangat jelas, tidak
berarti mampu menggeser peranan tata cahaya. Sebab,
dengan pencahayaan terhadap suatu obyek akan dapat
menciptakan gambar yang terang dan indah.
Tujuan dari tata cahaya adalah untuk mendapatkan
gambar yang menarik dan mendukung suatu produksi
visualisasi dari suatu naskah cerita. Tata cahaya/lampu yang
menyinari semua obyek sesungguhnya menghadirkan
kemungkinan bagi sutradara dan aktor untuk saling melihat
dan berkomunikasi. Semua obyek yang disinari memberikan
gambaran yang jelas kepada penonton tentang segala
sesuatu yang akan dikomunikasikan. Dengan cahaya,
sutradara dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak sekali
fungsi tata cahaya/lampu tetapi fungsi dasar tata
cahaya/lampu ini ada empat, yaitu penerangan, dimensi,
pemilihan, dan atmosfir.

2) Penerangan
Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu
memberi penerangan pada pemain dan setiap obyek yang
ada di lokasi. Istilah penerangan dalam tata cahaya panggung
bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat
tetapi juga memberi penerangan bagian tertentu dengan
intensitas tertentu. Tidak semua area memiliki tingkat terang
yang sama tetapi diatur dengan tujuan dan maksud tertentu
sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan
melalui akting pemain.

3) Dimensi
Tata cahaya dapat mencitrakan kedalaman sebuah
obyek. Dimensi dapat diciptakan dengan membagi sisi gelap
dan terang atas obyek yang disinari sehingga membantu
perspektif tata panggung. Jika semua obyek diterangi dengan
intensitas yang sama maka gambar yang akan tertangkap
oleh kamera tampak sama. Dengan pengaturan tingkat
intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang maka dimensi
obyek akan muncul.

4) Pemilihan
Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan
obyek dan area yang hendak disinari. Pengaturan tata
cahaya/lampu ini tidak hanya berpengaruh bagi perhatian
penonton tetapi juga bagi para aktor serta keindahan tata
panggung yang dihadirkan.

5) Atmosfir
Fungsi tata cahaya yang paling menarik adalah
kemampuannya menghadirkan suasana yang mempengaruhi
emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk
menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam
peristiwa lakon. Tata cahaya/lampu mampu menghadirkan
suasana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya
teknologi, efek lampu dapat diciptakan untuk menirukan
cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu tertentu.
Misalnya, warna cahaya matahari pagi berbeda dengan siang
hari.
Arah cahaya terhadap obyek harus diatur sedemikian rupa
sehingga memenuhi harapan yang diinginkan dalam proses
produksi. Berikut ini beberapa panduan untuk mengarahkan
sumber cahaya:
a) Menyinari scene sehingga menghasilkan gambar yang mudah
dipahami dan dapat dilihat tanpa menyulitkan mata manusia.
b) Memberikan penyinaran yang seimbang dari scene yang satu
dengan yang lain, sehingga diperoleh urutan gambar yang
sesuai tone warna yang baik terutama pada wajah artis.
c) Mendukung suasana realistik (pagi, siang, malam) maupun
dramatik (sedih, gembira, cemas, takut).
d) Menghasilkan gambar yang menyenangkan melalui
distribusi cahaya dan bayangan secara artistik.
e) Menciptakan dimensi atau kesan ruang dan kesan
kepaduan bentuk, menghasilkan pemisahan visual antara
obyek latar depan dan belakang.
f) Menambah keindahan atau kemolekan dari segi wajah
subjek.
6) Prinsip Tata Cahaya
Proses pengambilan gambar bergerak, baik di dalam
maupun di luar ruangan sangat penting untuk mengatur
pencahayaan sehingga subjek akan tampak dengan jelas.
Jika pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan,
usahakan ruangan memiliki cukup banyak cahaya alami atau
pun cahaya buatan. Dalam proses produksi video, tata cahaya
memegang peranan yang sangat penting, bahkan yang paling
menentukan nilai atau kualitas materi video yang ingin
ditampilkan. Secara umum, dalam tata cahaya dikenal istilah
three points lighting, merupakan formula dasar
pencahayaan dalam produksi video. Three points lighting yaitu
key light, fill light, dan back light.

Gambar 4. 2. Tata Cahaya Dalam Proses Produksi Video


Sumber: http://focuscinema.blogspot.co.id/2012/03/three-
points-lighting.html

a) Keylight
Key light adalah cahaya terkuat dan paling penting dari tiga
cahaya yang digunakan dalam teknik ini. Sumber cahaya ini
ditempatkan di antara sisi kamera dan subjek sedemikian rupa
(biasanya membentuk sudut 45o) sehingga satu sisi subjek
akan terang, tetapi sisi lain agak gelap.
Biasanya sinar yang digunakan pada keylight merupakan
seberkas sinar dari hard light dan terfokus pada subjek.
Banyaknya sumber cahaya untuk keylight, tergantung dari
banyaknya sudut pengambilan gambar. Oleh karena itu,
dalam produksi film, sumber cahaya ditempatkan di berbagai
arah dengan berbagai intensitas.

b) Fill light
Fill light digunakan sebagai sumber cahaya sekunder untuk
key light dan ditempatkan di sisi berlawanan dari subjek
(membentuk sudut -45o). Sumber cahaya ini tidak seterang
key light, karena hanya digunakan untuk mengisi bayangan
yang dihasilkan key light. Fill light membantu mengurangi
kontras yang dihasilkan oleh key light sehingga gambar lebih
terlihat natural.

c) Back light
Back light ditempatkan di belakang subjek dan digunakan
untuk pencahayaan subjek dari belakang. Back light bisa lebih
terang atau lebih redup dari key light; sumber cahaya ini akan
memberikan highlight yang cukup pada subjek dan
memisahkan subjek dari latar belakang. Back light menambah
kedalaman gambar, sehingga membuat tampilan gambar
menjadi tiga dimensi.

Penataan lampu dapat pula memberikan kesan


tertentu. Penataan lampu juga dapat diatur untuk memberikan
berbagai efek, baik efek yang bersifat artistik, yang umum
digunakan untuk acara hiburan, maupun efek dramatis. Untuk
mendapatkan penyinaran yang seimbang antara ketiga unsur
penyinaran, harus ada perbandingan tertentu antara key light,
fill light dan back light. Perbandingan tersebut adalah 3 untuk
back light, 2 untuk key light dan 1 untuk fill light. Back light
mendapat perbandingan terbanyak agar dapat memisahkan
subjek dengan dekorasi sehingga gambar tidak terlihat
menempel.

7) Sumber Cahaya
1) Sumber cahaya alam
Sumber cahaya alam yaitu cahaya matahari yang
merupakan bentuk penyinaran terbaik dalam pengambilan
gambar bergerak. Matahari memiliki cahaya yang terang dan
merata, memberikan warna-warna alami dan kedalaman fokus
yang mencukupi. Hal yang harus diperhatikan oleh juru kamera
saat mengambil gambar dengan menggunakan cahaya matahari
adalah bahwa kecerahan dan posisi matahari selalu berubah.
Waktu yang paling baik untuk pengambilan gambar di luar
ruangan yakni antara pukul 07.00 hingga 11.00 dan antara pukul
14.00 hingga 16.30. Cahaya yang diperoleh dalam rentang
waktu tersebut mendekati kesamaan kecerahan sehingga juru
kamera akan mendapatkan hasil gambar yang maksimal. Hindari
pengambilan gambar pada saat matahari tepat di atas kepala
karena akan muncul bayang-bayang dan kernyitan di dahi
subjek. Hal ini akan mempengaruhi ekspresi wajah subjek. Hindari
juga pengambilan gambar saat sore menjelang petang karena
akan menghasilkan gambar bluish (berwarna kebiruan).
2) Sumber cahaya buatan
Sumber cahaya yang digunakan berasal dari cahaya
lampu. Yang dimaksud dengan lampu di sini adalah movie lamp
(lampu shooting). Movie lamp harus memancarkan cahaya pada
temperatur warna daylight. Untuk menghasilkan cahaya daylight
maka lampu harus dilengkapi dengan filter biru. Penggunaan
lampu ini bertujuan untuk menghilangkan bayangan, namun
tetap mempertahankan teori keylight, fill light dan back light.
Apabila plafon ruangan berwarna putih dan tidak terlalu
tinggi, juru kamera mengarahkan lampu-lampu ke dinding dan
langit-langit untuk memperoleh sebaran cahaya merata ke
sekitar ruangan. Penerangan ruangan dengan cahaya pantulan
akan memberikan gambar background yang baik.

B. Tahap Produksi.

1) Kamera Video

Gambar 4. 3. Kamera Video

Dalam kegiatan produksi video/film, terdapat banyak jenis


kamera yang digunakan. Pada dasarnya peralatan kamera untuk
produksi film terbagi menjadi tiga, yaitu consumer, prosumer dan
professional.

i. Kamera Consumer
Kamera consumer didesain untuk keperluan sehari-hari
dengan kecenderungan pengguna kalangan yang memiliki
hobi di bidang videografi. Ciri-ciri kamera consumer:
a) Fitur yang disediakan serba otomatis.
b) Harga relatif lebih murah.
c) Tidak tahan banting dan cenderung lebih ringkih.
d) Memiliki resolusi gambar yang rendah, SD-SDTV
(Standard-definition television).
Gambar 4. 4. Contoh kamera Consumer

ii. Kamera Prosumer


Kamera prosumer kadang dikenal sebagai peralatan
home industry, digunakan untuk produksi yang sedikit lebih
berat dan kadang-kadang memberikan beberapa fitur
profesional (misal: lensa kamera dapat diganti dengan lensa
film) tetapi masih memiliki banyak fitur otomatis seperti yang
terdapat pada kamera consumer. Karena sifatnya kombinasi
portabilitas dan kualitas, maka kamera jenis ini lebih rendah
biayanya dibandingkan dengan kamera professional,
sehingga para professional pun terkadang menggunakan
kamera ini dengan menambah berbagai kombinasi alat yang
lain, misalnya penggunaan lensa. Kamera prosumer memiliki
ciri-ciri:
a) Penggunanya adalah home industry atau mendekati
professional.
b) Sudah memiliki beberapa fitur manual.
c) Harga lebih mahal dibanding kamera consumer.
d) Tidak tahan banting tetapi tidak ringkih.
e) Mempunyai resolusi gambar yang cenderung lebih
baik dari kelas consumer namun masih SD – SDTV.
Ada yang sudah HDTV (high definition television)
namun harganya masih mahal.

Gambar 4. 5. Contoh Kamera Prosumer

iii. Kamera Professional


Kamera professional dirancang khusus untuk
kebutuhan produksi yang tinggi dengan tingkat pemakaian
yang berat, berkualitas tinggi pada semua aspek komponen,
termasuk lensa. Mempunyai ciri:
a) Pengguna sebagian besar profesional broadcast industri
besar di dunia pertelevisian dan Production house (PH).
b) Fitur manual karena membutuhkan beberapa pengaturan
dalam penggunaannya. Tersedia fitur otomatis, namun
gambar yang dihasilkan kurang bagus.
c) Harganya mahal.
d) Memiliki standar fungsi yang tinggi, resolusi HDTV dengan
warna yang tidak mengalami distorsi.
e) Sangat stabil dan handal.
f) Cukup kuat dan tahan segala kondisi seperti getaran,
guncangan, debu, dan panas.

Gambar 4. 6. Contoh kamera professional

Pada dasarnya, setiap kamera video terdiri dari tiga


bagian, yaitu lensa, body camera dan video camera recorder.

2) Teknik Pengambilan Gambar Bergerak.


I. Sudut pengambilan gambar (Camera Angle)
i. Sudut kamera obyektif
Sudut kamera obyektif adalah kamera dari sudut
pandang penonton outsider, tidak dari sudut pandang
pemain tertentu. Angle kamera obyektif tidak mewakili siapa
pun. Penonton tidak dilibatkan, dan pemain tidak merasa ada
kamera, tidak merasa ada yang melihat.
1. Bird Eye View

Gambar 4. 7. Bird Eye View

Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan


ketinggian kamera berada di atas ketinggian obyek. Hasilnya
akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain
tampak kecil, misalnya gedung bertingkat, rumah, jalan, dan
sungai.

2. High Angle
Pengambilan gambar dari atas obyek yang diarahkan ke
bawah sehingga mengesankan obyek terlihat kecil. Kesan
yang ingin ditimbulkan pada angle ini yaitu kesan tertekan
atau lemah.

Gambar 4. 8. High Angle View

3. Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah obyek sehingga
mengesankan obyek tampak terlihat besar. Teknik ini memiliki
kesan dramatis yaitu nilai agung/prominance, berwibawa,
kuat, dan dominan.

Gambar 4. 9. Low Angle View

4. Eye level atau Straight Angle


Sudut pengambilan gambar sejajar dengan obyek. Hasilnya
memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang.
Posisi kamera dan obyek sejajar. Teknik ini tidak memiliki kesan
dramatis melainkan kesan wajar dan sering digunakan pada
liputan stand up reporting.

Gambar 4. 10. Eye Level View

5. Frog eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar
dengan alas/dasar kedudukan obyek atau lebih rendah.
Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili
mata katak. Motivasi teknik pengambilan gambar ini untuk
memberikan kesan dramatik pada obyek unik atau aneh.

Gambar 4. 11. Gambar 13: Frog Eye View


Sumber:
http://rumahkreasihana.blogspot.co.id/2012/02/teknik-
pengambilan-gambar.html

ii. Sudut kamera subjektif.


Kamera dari sudut pandang penonton yang
dilibatkan, misalnya melihat ke penonton. Atau dari sudut
pandang pemain lain, misalnya film horor. Sudut kamera
subjektif dilakukan dengan beberapa cara:
 Kamera berlaku sebagai mata penonton untuk
menempatkan mereka dalam adegan, sehingga dapat
menimbulkan efek dramatik.
 Kamera berganti-ganti tempat dengan seseorang yang
berada dalam gambar. Penonton dapat menyaksikan
suatu hal atau kejadian melalui mata pemain tertentu.
Penonton akan mengalami sensasi yang sama dengan
pemain tertentu. Jika sebuah kejadian disambung
dengan close up seseorang yang memandang ke luar
layar, akan memberi kesan penonton sedang
menyaksikan apa yang disaksikan oleh pemain yang
memandang keluar layar tersebut.
 Kamera bertindak sebagai mata dari penonton yang
tidak kelihatan. Seperti presenter yang menyapa pemirsa
dengan memandang langsung ke kamera. Relasi pribadi
dengan penonton bisa dibangun dengan cara seperti ini.

iii. Sudut Kamera Point of View


Sudut Kamera Point of View yaitu suatu gabungan
antara obyektif dan subjektif. Angle kamera POV diambil
sedekat shot obyektif dalam kemampuan meng-
approach sebuah shot subjektif, dan tetap obyektif.
Kamera ditempatkan pada sisi pemain subjektif,
sehingga memberi kesan penonton beradu pipi dengan
pemain yang di luar layar. Contoh paling jelas adalah
mengambil close up pemain yang menghadap ke pemain
di luar layar dan sebelumnya didahului dengan Over
Shoulder Shot.

II. Bidang Pandang Pengambilan Gambar (Frame Size)


Seorang pembuat film harus memiliki pemahaman
tentang bagaimana cara membuat ukuran gambar (frame
size) atau komposisi yang baik dan menarik dalam setiap
adegan filmnya. Pengaturan komposisi yang baik dan
menarik adalah jaminan bahwa gambar yang ditampilkan
tidak akan membuat penonton bosan dan enggan
melepaskan sekejap mata pun terhadap gambar yang kita
tampilkan. Komposisi berarti pengaturan (aransemen)
unsur-unsur yang terdapat dalam gambar untuk
membentuk satu kesatuan yang serasi (harmonis) di
dalam sebuah bingkai. Batas bingkai pada gambar yang
terlihat pada view finder atau LCD kamera, itulah yang
disebut dengan framing. Seorang juru kamera harus
mempertimbangkan komposisi di mana dia harus
menempatkan obyek yang diharapkan akan menjadi POI
(Point of Interest atau obyek utama yang menjadi pusat
perhatian) dan seberapa besar ukuran obyek tersebut
dalam frame. Kesimpulannya komposisi shot atau biasa
disebut dengan shot size adalah pengukuran sebuah
gambar yang ditentukan berdasarkan objek, pengaturan
besar dan posisi obyek dalam frame (bingkai), dan posisi
kamera yang diinginkan.
Beberapa shot dasar yang sering digunakan dalam
pengambilan gambar, antara lain extreme long shot, long
shot, medium long shot, medium shot, medium close up,
close up, big close up, dan extreme close up.

a) Extreme Long Shot (ELS)

Gambar 4. 12. Extreme Long Shot


Sumber:

http://www.sfu.ca/~jhamlin/892/designproject/xlong1.html
Gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang
ditonjolkan bukan obyek lagi tetapi latar belakangnya.
Fisik manusia nyaris tak tampak, namun dapat diketahui
posisi obyek tersebut terhadap lingkungannya.

b) Long Shot (LS)


Pengambilan gambar objek dengan latar belakang
yang jelas. Berfungsi sebagai establishing shot (shot
pembuka sebelum digunakan shot-shot yang berjarak
lebih dekat). Fisik manusia tampak jelas namun latar
belakang masih dominan.
Gambar 4.13. Long Shot (LS)

c) Full Shot (FS)

Gambar 4. 14. Gambar 16: Full Shot


Sumber: http://www.boredpanda.com/indonesian-village-photography
-herman-damar/

Merupakan teknik yang memperlihatkan komposisi


obyek secara total, dari ujung kepala hingga ujung kaki (bila
obyek manusia). Tujuannya untuk memperkenalkan tokoh
lengkap dengan setting latarnya yang menggambarkan
posisi obyek berada. Biasanya gambar ini digunakan sebagai
opening shot (biasanya zoom in hingga ke medium shot
untuk menggambarkan wajah tokoh yang bersangkutan
lebih detail).

d) Medium Long Shot (MLS) atau Knee Shot


Komposisi manusia dan lingkungan relatif seimbang.
Gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya
terdapat 3 obyek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya
satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.

Gambar 4. 15. Medium Long Shot (MLS) atau Knee Shot

e) Medium Shot (MS)


Sosok manusia mulai dominan dalam frame. Tubuh
manusia terlihat dari pinggang ke atas hingga kepala. Gambar
ini sering dilakukan untuk master shot pada saat moment
interview.

Gambar 4. 16. Medium Shot (MS)


f) Medium Close Up (MCU)

Gambar 4. 17. Medium Close Up (MCU)

Sosok manusia mulai mendominasi dalam frame.


Tubuh manusia tampak dari dada ke atas hingga kepala.
Biasanya digunakan untuk adegan percakapan normal.

g) Close Up (CU)
Komposisi ini untuk memperjelas ukuran gambar.
Tubuh manusia terlihat dari leher bagian bawah hingga
kepala. Komposisi ini menunjukan penggambaran emosi
atau reaksi terhadap suatu adegan. Biasanya digunakan
untuk adegan dialog yang lebih intim.

Gambar 4. 18. Close Up (CU)

h) VERY CLOSE UP (CU

Komposisi yang memperjelas ukuran gambar contoh


pada gambar manusia biasanya antara dahi hingga
dagu.
i) Big Close Up (BCU)
Pengambilan gambar obyek dari dagu hingga
kepala. Gambar ini bertujuan menampilkan kedalaman
pandangan mata dan ekspresi wajah. Tanpa kata-kata,
tanpa bahasa tubuh, tanpa intonasi, BCU dapat
mewujudkan emosi tersebut.

Gambar 4. 19. Big Close Up

j) Extreme Close Up (ECU)


Penggambilan gambar dengan hanya
memperlihatkan detail bagian-bagian tertentu, misalnya
hidung, mata, atau telinga.
Gambar 4. 20. Extreme Close Up (ECU)

k) EXTREEME Big CLOSE UP (EBCU


Penggambilan gambar close up secara mendetail dan
berani tampak jelas

III. Gerakan Kamera dalam Pengambilan Gambar


Untuk menciptakan gambar yang dinamis dan dramatis,
maka perlu mengenal macam-macam gerakan kamera, antara
lain panning, tilting, zooming, dan dolly/tracking.

a) Panning
Pan singkatan dari panorama, yaitu pergerakan
horizontal kamera dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Pengambilan gambar dilakukan dengan menggerakkan
body camera tanpa mengubah posisi kamera. Panning
ada dua macam, yaitu pan right dan pan left. Pan right
yaitu kamera bergerak (menyapu obyek) dari kiri ke
kanan. Sedangkan pan left yaitu kamera bergerak
(menyapu obyek dari kanan ke kiri. Waktu standar untuk
melakukan panning berkisar antara 3 sampai 5 detik.

Gambar 4. 21. Tampak atas gerakan Panning

b) Tilting
Pergerakan vertikal kamera dari atas ke bawah
atau sebaliknya. Pengambilan gambar dilakukan dengan
menggerakkan body camera tanpa mengubah posisi
kamera. Tilting ada 2, yaitu tilt up dan tilt down. Tilt Up
yaitu kamera bergerak (menyapu obyek) dari bawah ke
atas. Sedangkan tilt down yaitu kamera bergerak
(menyapu gambar) dari atas ke bawah. Pergerakan ini
menampilkan sosok secara perlahan-lahan, sehingga
menimbulkan rasa penasaran penonton.

Gambar 4. 22. Tampak depan gerakan Tilting

c) Zooming
Zooming yaitu gerakan lensa kamera dalam
merekam obyek. Di mana posisi kamera dalam keadaan
statis/diam, cukup dengan menekan tombol zoom pada
kamera atau dengan memutar ring lensa secara manual.
Zooming ada dua jenis, yaitu zoom in dan zoom out.
Zoom in yaitu gerakan lensa untuk memperbesar atau
mendekatkan obyek dalam gambar. Sedangkan zoom out
yaitu gerakan lensa untuk merekam obyek mengecil atau
menjauh. Dalam pembuatan film, teknik zooming kurang
disarankan, karena dalam sebuah adegan durasi yang
digunakan adalah satuan detik. Jika menggunakan teknik
zooming, efek yang akan diperlihatkan sering kali tidak
tersampaikan.

Gambar 4. 23. Gerakan Zooming

d) Dolly/Tracking
Dolly/Tracking yaitu pergerakan kamera akibat
perubahan posisi kamera secara horizontal. Pergerakan
dapat ke arah manapun (maju, mundur, samping kanan,
samping kiri, maupun melingkar) sejauh masih menyentuh
permukaan tanah. Gerakan kamera maju mendekati
obyek disebut dolly in. Gerakan kamera menjauhi obyek
disebut dolly out.

Gambar 4. 24. Gerakan Dolly

Posisi kamera bergeser dari kiri ke kanan disebut


crab right. Posisi kamera bergeser dari kanan ke kiri disebut
crab left. Posisi kamera berpindah mengikuti gerakan obyek
disebut follow. Pergerakan kamera ini biasanya
menggunakan dolly yaitu segitiga beroda yang diletakkan
di bawah kaki-kaki tripod agar gambar tidak
shaking/berguncang.

Gambar 4. 25. Tampak atas gerakan Crab

Terdapat beberapa teknik lain yang tidak hanya


mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar,
gerakan kamera dan obyek tetapi juga unsur- unsur lain
seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata
pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik
ini menghasilkan kesan lebih dramatik, diantaranya:
1) Backlight Shot
Dalam teknik ini, pengambilan gambar
memperlihatkan wajah yang berbayang karena diabaikan
oleh lensa kamera. Lensa kamera lebih mengejar
cahaya di belakang obyek sehingga obyek menjadi tidak
terkena cahaya. Pada prinsipnya, kamera selalu
mengejar cahaya yang lebih terang, sehingga jika ada
obyek yang menghalangi cahaya maka obyek tersebut
akan terlihat gelap. Efek yang terjadi adalah obyek
terlihat tidak jelas, sementara background tampak terang
benderang. Semakin terang cahaya background, maka
semakin gelap obyek.

Gambar 4. 26. Backlight Shot

2) Reflection Shot
Dalam teknik ini, juru kamera tidak membidik
obyek langsung ke sasaran, tetapi justru ke benda-
benda yang mengandung bayangan (refleksi) atau
pantulan obyek. Jika dilakukan di kamar, maka cermin
bisa digunakan sebagai reflektor. Jika dilakukan di
taman, kolam bisa dijadikan sebagai reflektor. Kesan yang
ditimbulkan cukup dramatis karena pengaruh media
yang digunakan.
Gambar 4. 27. Reflection Shot
Sumber:

http://eliseblaha.typepad.com/golden/2012/04/tips-for-fun
-everyday-photos.html

3) Door Frame Shot


Dalam teknik ini, pengambilan gambar dilakukan
dengan membuka sebuah pintu sedikit demi sedikit
kemudian melongok ke dalamnya. Seolah juru kamera
mengintip tapi melalui pintu yang sedikit terbuka. Teknik
ini memberikan kesan menegangkan, misalnya dalam
film horor. Penonton dibuat penasaran pada peristiwa
yang terjadi di balik pintu.

Gambar 4. 28. Door Frame Shot


Sumber:

http://parishes.wau.org/archives/article/open_the_door/

4) Artificial Framing Shot


Dalam teknik ini, juru kamera menempatkan
benda-benda di depan kamera sehingga efek yang
muncul adalah keindahan karena kamera tidak langsung
membidik obyek, tetapi terhalangi oleh benda yang
menjadi foreground.

Gambar 4. 29. Gambar 31: Artificial Framing Shot


Sumber: http://ahadaily.com/candid-photography.html

5) Jaws Shot
Dalam pengambilan gambar, biasanya obyek tahu
jika gambarnya akan di-shoot. Tapi dalam teknik ini
justru seolah-olah obyek tidak tahu sehingga ketika
kamera menyorot ke arahnya dia terlihat kaget, tapi
dalam situasi yang dramatik.

Gambar 4. 30. Jaws Shot

6) Framing with Background


Dalam teknik ini, fokus tetap di depan tapi latar
belakangnya dimunculkan untuk memberi kesan lain
terhadap obyek tujuan. Obyek berada dalam kondisi
yang benar-benar tegas dan tajam, sementara
background dibiarkan buram karena tidak ada kaitannya
dengan obyek.
Gambar 4. 31. Framing With Background

7) Tripod Transition
Pada teknik ini, posisi kamera berada di atas
tripod dan beralih dari obyek satu ke obyek lain secara
cepat.

Gambar 4. 32. Penggunaan Tripod Untuk Pengambilan Gambar


Sumber: http://www.videomaker.com/videonews/2013/09/8-tips-on-how-
to-use-a-tripod

8) Artificial Hairlight
Pada efek ini, rambut obyek diberi efek cahaya buatan
sehingga menimbulkan efek bersinar. Selain untuk menambah
penampilan, teknik ini juga untuk memberi batas antara obyek dengan
background sehingga tampak lebih terpisah antara obyek dan latar
belakangnya.
Gambar 4. 33. Artificial Hairlight

9) Fast Road Effect


Teknik pengambilan gambar ini memperlihatkan
juru kamera berada di dalam kendaraan yang sedang
melaju kencang. Kesan yang ditimbulkan adalah
pemandangan jalan yang bergerak begitu cepat
memperlihatkan efek kecepatan mobil obyek.

Gambar 4. 34. Fast Road Effect


Sumber:

http://haacked.com/archive/2009/06/08/aspnetmvc-
vs10beta1-roadmap.aspx/

10) Walking Shot


Teknik ini mengambil gambar pada obyek yang
sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk
menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru
atau dikejar sesuatu.
Gambar 4. 35. Walking Shot
Sumber: http://julianpopely.blogspot.co.id/2012/09/how-
to-shoot-people-walking.html

11) Over Shoulder


Pengambilan gambar dari belakang obyek,
biasanya obyek tersebut hanya terlihat kepala atau
bahunya saja. Pengambilan gambar ini digunakan untuk
adegan dialog antar pemain.

Gambar 4. 36. Over Shoulder

12) Profil Shot


Jika dua orang sedang berdialog, tetapi
pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu
memperlihatkan orang pertama dan kamera dua
memperlihatkan orang kedua.

Gambar 4. 37. Profile Shot


Sumber:

http://production.4filmmaking.com/cinematography1.html
C. Tahap Post Produksi (Pasca Produksi).

1. Editing Video
Pada kegiatan editing video, aplikasi yang digunakan
adalah Adobe Premiere Pro CS4.
a. Memulai Adobe Premiere Pro CS4
Jalankan program Adobe Premiere Pro CS4 yang telah
kita install dengan cara pilih Start > All Program >Adobe
Premiere Pro CS4. Cara lain adalah klik 2 kali, shortcut yang
tersedia pada Desktop atau klik pada shortcut toolbar
Windows. Tampilan awal program seperti gambar berikut.

Gambar 4. 38. Adobe Premiere Pro CS4

b. Membuat Project Baru dan Mengatur Setting Dasar


Setelah menjalankan Adobe Premiere Pro CS4 maka
langkah selanjutnya membuat project baru dan mensettingnya,
langkahnya sebagai berikut:
a) Klik tombol New Project yang terdapat pada kotak dialog
pembuka. Maka akan tampil kotak dialog New Project.

Gambar 4. 39. New Project

b) Pada Location, klik Browse, pilih folder Project Files di


My Documents atau lokasi hardisk tempat Anda
meletakkan folder Project Files.
Gambar 4. 40. Tempat penyimpanan

c) Beri nama Proyek baru pada kotak Name. Untuk setting


yang lain, Anda biarkan saja sesuai dengan nilai default,
klik OK.
d) Pada kotak dialog New Sequence, Saudara klik tombol
drop down DV-NTSC, lalu pilih Standard 48kHz.

Gambar 4. 41. Setting sequence

e) Beri nama Workspace pada kotak Sequence Name.


Pada tab General dan Tracks Saudara dapat mengatur lagi
setting Sequence dan jumlah track video atau audio, untuk
kali ini Anda biarkan saja, lalu klik OK.
f) Area kerja Adobe Premiere Pro CS4.
Gambar 4. 42. Area Kerja Adobe Premiere

c. Mengenal Area Kerja Adobe Premiere ProCS4


Garis besar lingkungan kerja Adobe Premiere Pro CS4
terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
a) Project window, yang berada pada sebelah kiri atas.
b) Monitor window, yang berada di sebelah kanan atas.
c) Timeline window, yang berada di sebelah kiri bawah.
d) Tools window, yang berada di sebelah kiri bawah.

Gambar 4. 43. Mengenal Area kerja Adobe Premiere

 Project Window
Gambar 4. 44. Project Window

Project window adalah tempat di mana Anda


menyimpan klip/footage (sebutan bagi file yang digunakan
dalam digital video production) yang berupa file image,
audio, title, dan video yang akan digunakan dalam proses
editing. Project window memiliki 2 bagian yaitu Tab Project
yang berisi daftar klip dan Tab Effects yang berisikan daftar
efek audio, transisi audio, efek video dan transisi video.

Gambar 4. 45. Effects

 Monitor Window
Monitor window terdiri dari Source Monitor Window
dan Sequence Monitor Window, di sebelah kiri merupakan
Source Monitor Window, sedangkan sebelah kanan
merupakan Sequence Monitor Window. Source Monitor
Window sangat berguna dalam proses trimming video
nantinya, dan Sequence Monitor Window digunakan untuk
melihat preview hasil editing pada Timeline.

Gambar 4. 46. Monitor Window

 Timeline Window
Timeline Window adalah tempat untuk menyusun
dan menempatkan klip/footage untuk kemudian diedit.
Dinamakan timeline karena bekerja berdasarkan waktu
(secara horisontal). Sedangkan secara vertikal Timeline
dibagi dalam “track”, yang terdiri dari track Video dan
Audio. Adobe Premiere Pro CS4 menggunakan format
SMPTE dalam satuan waktunya.SMPTE(Society of Motion
Picture and Television Engineer) adalah organisasi dari
orang-orang film dan pertelevisian Internasional. Satuan
format SMPTE adalah berdasarkan Jam : Menit : Detik :
Frame. Misalnya 00 : 05 : 15 : 19 artinya kita berada pada
posisi menit ke-5, detik ke-15, dan frame ke-19. Dengan
format ini kita akan tahu durasi dari sebuah movie.
Gambar 4. 47. Timeline Window

 Tools Window
Tools window berisikan tombol Selection Tool, Track
Selection Tool, Ripple Edit Tools, Rooling Edit Tool, Rate
Scracth Tool, Razor Tool, Slip Tool, Slide Tool, Pen Tool,
Hand Tool, Zoom Tool yang nantinya banyak digunakan
dalam proses editing video.

Gambar 4. 48. Tool Window

d. Proses Import dan Triming


1) Mengimpor Klip
Berikut ini langkah-langkah mengimpor klip:
a) Pada menu pilih File >Import.
b) Maka akan tampil kotak dialog Import, lalu pilih file
yang akan diimpor. Selanjutnya tekan Open.
Gambar 4. 49. Tampilan kotak dialog Import

c) Maka file yang telah diimpor akan tampil di dalam


Project Window.

Gambar 4. 50. Tampilan daftar file yang telah diimpor di


dalam Project Window

2) Melakukan Trimming
Berikut ini langkah-langkah trimming:
a) Klik dua kali salah satu klip yang ada di dalam Project
Window maka klipakan tampil dalam Source Monitor
atau drag salah satu klip yang ada di dalam Project
Window ke dalam Source Window.

Gambar 4. 51. Tampilan klip di dalam Source Monitor Window

b) Kemudian untuk memainkan klip tersebut gunakan tombol


Play atau dengan menggeser Playhead ke posisi waktu
yang kita inginkan, lalu klik tombol Set In Point untuk
menandai awal trimming. Tombol ini berada di sebelah kiri
bawah pada Monitor Window.
Gambar 4. 52. Tombol Set In Point

Gambar 4. 53. Proses penentuan In Point pada Source Monitor


Window

c) Kemudian geser Playhead ke posisi waktu akhir lalu klik


tombol Set Out Point untuk menandai akhir trimming.

Gambar 4. 54. Tombol Set Out Point


Gambar 4. 55. Proses penentuan Out Point dalam Source
Monitor Window

d) Apabila file atau klip yang kita trim merupakan file video
yang tersusun atas video dan audio, maka kita dapat
memilih format yang akan disusun ke dalam timeline,
dapat berupa video tanpa audio/suara atau hanya audio
saja yang akan dimasukkan ke dalam timeline. Tetapi
apabila klip yang kita trim berupa audio saja, maka yang
dapat kita masukkan ke timeline juga berupa audio saja.
Terdapat tiga pilihan Toggle Take Audio and Video yaitu
Take Video,Take Audio, Take Audio and Video. Toggle
Take Video untuk mengatur hanya memasukkan format
video saja tanpa suara/audio ke dalam timeline,
sedangkan Toggle Take Audio apabila diaktifkan maka
hanya audio saja yang akan dimasukkan ke dalam
timeline, dan Toggle Take Audio and Video apabila
diaktifkan maka hasil trimming yang dimasukkan ke dalam
timeline akan berupa video beserta audionya.

Gambar 4. 56. Toggle Take Video

Gambar 4. 57. Toggle Take Audio

Gambar 4. 58. Toggle Take Audio and Video

e) Setelah klip ditrimming maka klip siap untuk disusun di


dalam Timeline Window. Untuk menyusun klip hasil
trimming ke dalam Timeline Window caranya drag video
yang tampil pada Source Monitor Window ke dalam
Timeline Window dengan cara drag seperti biasa.

Gambar 4.59. Klip format video yang memiliki audio


disusun dalam Timeline Window

Gambar 4. 60. Klip video yang tidak memiliki audio yang disusun
di dalam Timeline

f) Apabila formatnya berupa video maka tempatkan klip hasil


trimming pada Track Video, apabila format klip adalah
audio maka tempatkan pada Track Audio, tetapi bila
formatnya adalah video yang memiliki audio maka
tempatkan dalam Track Video selanjutnya format audio
yang bersamanya akan menyesuaikan diri menempati
Track Audio yang kosong.
Gambar 4. 61. Klip format audio yang disusun di dalam Timeline
Window

3) Metode Insert dan Metode Overlay


Setelah dilakukan trimming dengan menentukan In
Point dan Out Point pada salah satu klip video maka kita akan
berlatih menggunakan metode Insert dan Overlay serta
melihat perbedaan antara keduanya, langkah-langkahnya
sebagai berikut:
a) Pilih salah satu klip yang ada di dalam Project Window,
kemudian drag ke dalam Timeline Window dan
letakkan pada Track Video 1.
b) Pilih salah satu klip yang ada di dalam Project Window,
kemudian drag ke dalam Timeline Window dan
letakkan pada Track Video 1.
c) Kemudian pilih sebuah klip yang ada dalam Project
Window, lalu drag ke dalam Timeline Window dan
letakkan pada Track Video 1 tepat di sebelah klip
pertama. Lalu klik tulisan Video 2 untuk mengeset aktif
Track Video 2, kemudian klik tulisan Audio 2 untuk
mengaktifkan Track Audio 2.
Gambar 4. 62. Penyusunan klip di dalam Timeline Window

d) Setelah itu pada Source Monitor Window, pada tempat


kita melakukan trimming, tekan tombol Insert.

Gambar 4. 63. Tampilan Trimming dalam Source Monitor


Window

e) Maka klip hasil trimming akan dimasukkan ke dalam


Timeline Window dengan cara memotong klip yang
berada pada tempat Current Time Marker berada,
kemudian klip potongannya akan berada di depan klip
hasil trimming.
Gambar 4. 64. Penggunaan metode Insert untuk memasukkan
klip
hasil trimming ke dalam Timeline

f) Kemudian tekan File >Undo untuk membatalkan pilihan


Insert.
g) Lalu pada Source Monitor Window klik tombol Overlay.
h) Maka klip hasil trimming akan diletakkan di layer atau
track yang tidak berisi klip/track kosong.

Gambar 4. 65. Tampilan penggunaan metode Overlay


untuk memasukkan klip hasil trimming ke dalam Timeline

4) Mengatur Tampilan Klip yang ada di dalam Track


Video
Tampilan klip yang ada pada Track Video di dalam
Timeline Window dapat diatur sedemikian rupa, terkadang kita
membutuhkan tampilan yang kompleks untuk mempermudah
dalam mencari letak adegan tertentu, tetapi kita juga
membutuhkan tampilan yang sederhana untuk meringankan
kinerja komputer. Untuk mengatur tampilan klip yang ada di
dalam Track Video caranya:
a) Klik tombol panah Collapse/Expand Track yang berada
pada Track Video 1.
Gambar 4. 66. Letak tombol Collapse/Expand Track

b) Maka tampilan Track Video 1 akan menjadi seperti


pada gambar di bawah ini.

Gambar 4. 67. Tampilan Track Video 1 setelah diexpand

c) Kemudian kita dapat memilih style tampilan klip


menggunakan tombol Set Display Style yang ada di
dalam Track Video 1. Kemudian klik tombol Set Display
Style, maka akan tampil pop-up menu yang berisi 4
pilihan pengaturan yaitu Show Head and Tail, Show
Head Only,Show Frames dan Show Name Only.

Gambar 4. 68. Tampilan ketika tombol Set Display Style di klik

d) Selanjutnya pilih salah satu dari 4 pilihan yang ada.


Tampilan Show Head and Tail akan menampilkan
gambar awal dan akhir dari sebuah klip, pilihan Show
Head Only akan menampilkan gambar awal saja pada
klip, pilihan Show Frames akan menampilkan setiap
frame dari sebuah klip, sedangkan pilihan Show Name
Only hanya akan menampilkan nama dari klip saja.
Gambar 4. 69. Tampilan berbagai display style

5) Mengatur Tampilan Klip yang ada di dalam Track


Audio
Seperti halnya tampilan klip dalam Track Video,
tampilan klip di dalam Track Audio juga dapat diatur sedemikian
rupa. Jika klip pada Track Video menampilkan gambar
tempilan video atau still image, maka klip yang ada dalam Track
Audio akan menampilkan bentuk gelombang audio atau
waveform. Untuk mengatur display style pada Track Audio
caranya:
a) Klik tombol panah Collapse/Expand Track yang di
dalam Track Audio 1.

Gambar 4. 70. Tombol Collapse/Expand Track pada Track Audio

b) Maka tampilan Track Audio 1 akan menjadi seperti


pada gambar di bawah ini.
Gambar 4. 71. Tampilan Track Audio setelah diexpand

c) Kemudian klik tombol Set Display Style, maka akan


tampil pop-up menu yang berisi dua pilihan, yaitu Show
Waveform dan Show Name Only. Pilihan Show
Waveform akan menampilkan bentuk gelombang audio
pada klip, sedangkan pilihan Show Name Only hanya
akan menampilkan nama file dari klip tersebut.

Gambar 4. 72. Tampilan pop-up menu apabila tombol Set


Display Style di klik

d) Klik salah satu pilihan tersebut.

Gambar 4. 73. Tampilan pilihan Show Name Only

Gambar 4. 74. Tampilan pilihan Show Waveform

6) Menggunakan Zoom Toggle untuk Melakukan Zoom-In


dan Zoom-Out
Untuk memudahkan kita dalam melakukan Zoom-In
dan Zoom-Out pada Timeline, kita dapat menggunakan Zoom
Toggle dengan menggeser Playhead Zoom Toggle atau dapat
juga dengan melakukan klik pada tombol Zoom-In dan Zoom-
Out.
Gambar 4. 75. Tampilan Zoom Toggle

Gambar 4. 76. Tampilan Timeline Window sebelum dilakukan


Zoom-In

Gambar 4. 77. Tampilan Timeline Window setelah dilakukan


Zoom-In

Selain menggunakan Zoom Toggle kita juga dapat


menggunakan tombol Zoom Tool yang ada di dalam Tools
Window.

Gambar 4. 78. Tombol Zoom Tool yang ada di dalam Tools


Window

7) Mengatur Durasi Klip


Untuk mengatur durasi klip yang berada di dalam
Timeline Window caranya dekatkan kursor mouse ke
posisi akhir klip, sehingga akan tampil kursor Ripple Edit
berwarna merah dengan panah berwarna hitam.

Gambar 4. 79. Tampilan kursor Ripple Edit

Gambar 4. 80. Tampilan klip sebelum diubah durasinya

Kemudian drag maju dan mundur untuk merubah durasi


klip.

Gambar 4. 81. Tampilan klip yang telah diubah durasinya

8) Memotong Klip
Untuk memotong klip yang telah disusun dalam
Timeline Window, Anda dapat menggunakan tombol Razor
Tool yang berada di dalam Tools Window. Berikut ini
langkahnya:
a) Susun sebuah klip ke dalam Timeline Window.
Kemudian geser Current Time Marker ke posisi yang
akan dilakukan pemotongan.
Gambar 4. 82. Penggeseran Current Time Marker untuk
membantu
mempermudah pemotongan klip

b) Kemudian klik tombol Razor Tools yang berada dalam


Tools Window.
c) Lalu klik satu kali pada klip tepat pada posisi Current
Time Marker berada.
d) Maka klip akan terpotong menjadi dua bagian.

Gambar 4. 83. Klip yang terpotong menjadi dua bagian

9) Menghapus Klip
Pada suatu saat mungkin kita berniat untuk menghapus
klip (baik itu berupa audio maupun video) yang ada di dalam
Timeline Window karena berbagai alasan, misalnya tidak jadi
terpakai. Maka untuk menghapus klip yang ada di dalam
Timeline Window caranya pilih salah satu klip yang akan
dihapus yang berada di dalam Timeline Window, dengan cara
klik satu kali pada klip tersebut. Kemudian tekan tombol
Delete yang ada di keyboard komputer. Maka klip tersebut
akan terhapus.

Gambar 4. 84. Tampilan klip yang telah terpilih

10) Property Motion


Setiap klip yang ada di dalam Timeline Window
memiliki Property Motion, untuk menampilkan property klip
caranya klik pada klip yang ada di dalam Timeline Window
maka akan tampil Tab Effect Controls yang menampilkan
Property Motion.

Gambar 4. 85. Tampilan Property Motion dalam Tab Effect


Controls

Property Motion berisikan pilihan-pilihan berupa:


a) Position, berfungsi untuk mengatur letak atau posisi klip.
b) Scale, berfungsi mengatur skala klip, kita dapat
melakukan perbesaran dan perkecilan menggunakan
pilihan ini.
c) Rotation, berfungsi mengatur rotasi atau perputaran klip.
d) Anchor Point, berfungsi mengatur letak titik pusat
perputaran klip.
Gambar-gambar berikut ini merupakan contoh dari
perubahan nilai pada pilihan Position,Scale, Rotation, dan
Anchor Point.

Gambar 4. 86. Tampilan awal klip sebelum mengalami


perubahan nilai

Gambar 4. 91. Perubahan nilai Position

Gambar 4. 87. Hasil perubahan nilai Position

Gambar 4. 88. Perubahan nilai pada Scale


Gambar 4. 89. Tampilan perubahan nilai Scale

Gambar 4. 95. Perubahan nilai Rotation

Gambar 4. 90. Tampilan perubahan nilai Rotation

Gambar 4. 91. Perubahan nilai Anchor Point

Gambar 4. 92. Tampilan perubahan nilai Anchor Point dan


Rotation

11) Membuat Title


Title adalah tulisan atau pun judul berupa susunan teks
dalam video.Title ini dapat digunakan untuk judul, penjelasan,
caption ataupun informasi lainnya. Adobe Premiere Pro
menyediakan fasilitas untuk membuat title menggunakan tool
Adobe Title Designer. Adobe Title Designer merupakan
fasilitas titling standar yang memiliki banyak tool dan template
yang bisa Anda gunakan untuk membuat title dan logo sesuai
dengan ide kreatif Anda.

a) Mulai Membuat Title


Untuk membuat title menggunakan Adobe Title
Designer berikut ini langkah-langkahnya:
 Susun sebuah klip ke dalam Timeline Window lalu
tempatkan pada Track Video 1, klip inilah yang
nantinya akan digunakan sebagai background
title.

Gambar 4. 93. Sebuah klip yang disusun dalam Track Video 1

 Lalu pada menu pilih File > New > Title. Maka
akan tampil window Adobe Title Designer.

Gambar 4. 94. Mengganti nama


Gambar 4. 95. Adobe Title Designer

 Kemudian pastikan tombol Type Tool terpilih.


Tombol Type Tool berada pada kumpulan tombol
Tool di sebelah kiri window.

Gambar 4. 91. Type Tool

 Setelah itu ketikkan kalimat sesuai keinginan


Anda di dalam Monitor.

Gambar 4. 92. Penggunaan Type Tool

 Kemudian ubah nilai Font Size yang ada dalam


pilihan Object Style menjadi 120.

Gambar 4. 93. Perubahan nilai Font Sise

 Sehingga tampilan pada monitor akan tampak


seperti ini.
Gambar 4. 94. Tampilan perubahan font sise pada monitor

 Lalu Anda dapat mengatur letak teks yang telah


Anda buat menggunakan tombol Selection Tool.
Selanjutnya drag ke posisi yang Anda inginkan.
 Kemudian tutup window Adobe Title Designer
menggunakan tombol silang yang ada di sudut
kanan atas window.
 Lalu tekan tombol close dan secara otomatis title
akan tersimpan.
 Maka nama file title “PPPPTK VEDC MALANG”
akan tampil dalam Project Window.

Gambar 4. 95. Title yang berada dalam project window

 Lalu susun title yang anda buat ke dalam Timeline


Window, letakkan pada Track Video 2.
Gambar 4. 96. Susunan klip dalam timeline Window

 Maka tampilan pemberian title dalam Sequence


Monitor Window akan tampak seperti pada
gambar berikut.

Gambar 4. 97. Tampilan title di dalam sequence monitor window

Langkah-langkah di atas merupakan langkah dasar


pengaplikasian title di dalam project digital video kita. Masih
terdapat banyak pengaturan property agar title yang kita buat
terlihat bagus.

b) Membuat Text Vertikal


Untuk membuat text vertikal kita dapat
menggunakan tombol Vertical Type Tool, berikut ini
langkah-langkahnya:
- Klik tombol Vertical Type Tool yang berada di sebelah
kiri window Adobe Title Designer.

Gambar 4. 98. Tombol Vertical Type Toll


- Lalu ketikkan text di dalam monitor.

Gambar 4. 99. Tampilan Vertical Type Tool

c) Membuat Text Paragraf Horisontal


Untuk membuat text paragraf horisontal kita dapat
menggunakan tombol Area Type Tool, berikut ini langkah-
langkahnya:
- Klik tombol Area Type Tool yang berada di sebelah kiri
window Adobe Title Designer.

Gambar 4. 100. Area Type Tool

- Kemudian buat area paragraf pada monitor dengan


cara drag dan klik dari area kiri atas ke kanan bawah.
- Kemudian ketikkan text di dalam area paragraf
tersebut.

Gambar 4. 101. Tampilan paragraph horizontal menggunakan


Area Type Tool

12) Transisi
a) Memberikan Transisi
Untuk lebih jelasnya maka akan dijelaskan langkah
demi langkah proses pemberian transisi pada workspace
Single Track Editing, caranya:
- Import klip ke dalam Project Window.
- Kemudian susun salah satu klip yang ada di dalam
Project Window ke dalam Track Video 1 di dalam
Timeline Window dengan melakukan drag and drop.

Gambar 4. 102. Klip pertama yang disusun di dalam Timeline


Window

- Geser Current Time Marker ke posisi waktu


00:00:10:06 untuk memberikan durasi transisi.

Gambar 4. 103. Current time marker digeser ke depan


untuk memberi durasi transisi

- Setelah itu drag lagi salah satu klip yang ada di


dalam Project Window ke dalam Timeline Window.
Tempatkan klip tepat pada posisi Current Time Marker
pada Track Video 1, overlap dengan klip pertama.
- Kemudian klik Tab Effects pada Project Window.

Expandlah pilihan Video Transitions, selanjutnya e


xpand pula pilihan Iris.

Gambar 4. 104. Penempatan klip kedua pada track video 1


yang sengaja dibuat overlap dengan klip pertama

Gambar 4. 105. Tab effects di dalam project window

- Selanjutnya drag pilihan transisi Iris Diamond ke dala


m Timeline Window, tempatkan di Track Video 1 tep
at setelah Current Time Marker.

Gambar 4. 106. Pemberian transisi spin pada track video 1

- Kita dapat melihat hasil pemberian transisi dengan


melakukan Play pada Sequence Monitor Window
atau dengan menekan Space Bar pada keyboard
komputer (Adobe Premiere tidak memerlukan
proses render untuk memainkan hasil transisi).

Gambar 4. 107. Melihat transisi dalam sequence monitor window

b) Mengatur Durasi Transisi


- Pilih transisi yang akan diatur durasinya dengan
cara klik satu kali pada transisi tersebut. Transisi
yang aktif atau telah terpilih akan berwarna hitam
seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 4. 108. Pemilihan transisi yang akan diatur durasinya

- Maka Tab Effect Controls yang ada di dalam Monitor


Window akan tampil seperti pada gambar di bawah
ini. Pada Tab Controls inilah kita melakukan
pengaturan durasi transisi.
Gambar 4. 109. Tampilan tab effect controls dalam monitor
window

- Kemudian ubahlah nilai pilihan Duration menjadi


00:00:02:10. Maka panjang durasi akan berubah.

Gambar 4. 121. Perubahan nilai pada pilihan duration

Gambar 4. 110. Tampilan Tab effect controls setelah panjang


durasi transisi dirubah

c) Mengatur Posisi Transisi


Sesuai dengan kaidah yang berlakudalam
workspace Single Track Editing, maka kita dapat merubah
posisi transisi dengan metode Center of Cut, Start of Cut
dan End of Cut.
Pengaturan posisi transisi dilakukan menggunakan
pilihan Alignment yang berada pada Tab Effect Controls di
dalam Monitor Window.

Gambar 4. 123. Tampilan Pilihan Alignment di dalam Tab effect


controls
yang berfungsi mengatur posisi transisi
Gambar 4. 111. Tampilan pop-up menu pilihan Alignment

Gambar 4. 112. Tampilan Pilihan pop-up menu pilihan Alignment

Gambar 4. 113. Tampilan Alignment yang menggunakan transisi


Center at Cut

Gambar 4. 114. Tampilan posisi transisi Center at Cut di dalam


Timeline Window

d) Menghapus Transisi
Pada suatu saat mungkin kita perlu menghapus
transisi yang telah dibuat, maka untuk menghapus transisi
caranya pilih transisi yang akan dihapus kemudian tekan
tombol Delete yang ada dalam keyboard komputer.

e) Mengganti Transisi
Sedangkan untuk mengganti transisi yang telah ada
dengan transisi jenis lainnya, yang perlu kita lakukan
adalah menimpa transisi yang lama dengan transisi yang
baru pada posisi yang sama, maka transisi yang lama akan
digantikan dengan transisi yang baru. Misalnya transisi
lama Anda adalah jenis Spin, kemudian Anda akan
menggantinya dengan jenis Cross Dissolve, maka yang perlu
Anda lakukan adalah mengambi transisi dari jendela Tab
Effects di Project Window, kemudian Anda drag and drop ke
dalam Timeline Window tepat pada transisi yang lama, maka
secara otomatis transisi Spin akan berubah menjadi Cross
Dissolve dengan durasi yang sama.

13) Merekam Suara dan Editing Suara


Dalam Adobe Premiere CS, Saudara dapat mengedit
suara, menambahkan efek untuk suara, dan campuran
sebanyak track audio yang dapat ditangani di dalam sistem
komputer Anda. Trek dapat berisi mono atau saluran 5.1
surround. Selain itu, ada trek standar dan trek adaptif

a) Merekam Suara
Dalam Audio mixer Anda dapat merekam suara yang
hasilnya dapat langsung didengar, diedit, dan diberi efek.
Hasil rekaman akan langsung disimpan di lokasi yang sama
dengan tempat menyimpan proyek.
- Pastikan Anda telah menancapkan jack microphone
dan headphone ke komputer.
- Sembunyikan menu efek untuk sementara waktu,
siapkan sebuah track audio yang baru.
- Beri nama track dengan rekaman, lalu klik Enable
track for recording.

Gambar 4. 115. Menyiapkan track untuk perekaman

- Jika microphone telah terkoneksi dengan benar,


secara otomatis akan tampil menu yang
mendefinisikan penggunaan audio.

Gambar 4. 116. Definisi audio device

- Aktifkan Solo Track, secara otomatis track audio


yang lain akan di-mute.
- Pindahkan CTI ke bagian awal, lalu klik tombol
record.
- Pastikan microphone telah diatur posisinya
menghadap ke mulut, lalu tekan tombol Play, dan
mulailah merekam. Prosesnya akan ditandai dengan
deteksi suara yang naik turun.
Gambar 4. 117. Proses perekaman suara

- Tekan tombol Stop untuk menyudahi proses


rekaman, secara otomatis track rekaman akan tampil
di Timeline panel.

Gambar 4. 118. Track rekamandan Timeline panel

Untuk meng-export audio anda perhatikan


langkah-langkah berikut:
- Siapkan track yang telah anda beri efek atau edit.
Sebagai contoh penulis menggunakan track narasi
dan musik yang telah diedit pada latihan sebelumya.
- Klik menu File >Export >Media.
- Non aktifkan pilihan Export Video, pilih Format :
Window Wavefom, lokasi penyimpanan secara
otomatis disamakan dengan proyek, lalu klik OK.

Gambar 4. 119. Export setting

- Secara otomatis program Adobe Media Encoder


CS4 akan diaktifkan, lalu klik Start Queue untuk
menjalankan antrian, tunggu sampai proses selesai.
- Jalankan hasil export menggunakan Media Player.
File terletak di My Documents di folder Project files
dengan nama Audio.wav.

b) Mengubah Source Chanel Audio


Dengan mengganti default track format pada Source
channel mapping, Anda dapat dengan mudah mengubah
channel audio dari stereo ke mono atau sebaliknya.
Perhatikan langkah berikut:
- Buatlah sebuah proyek baru, tentukan Location di
Project files, beri nama Latihan Audio, klik OK.
- Pilih Presets: DC-NTSC Standard 48 kHz, beri nama
Squence Audio, lalu klik OK.
- Klik menu Edit > Preferences > Audio
- Ganti Default Track Format menjadi mono, lalu klik OK.

Gambar 4. 120. Mengubah source channel mapping

- Selanjutnya Anda Import file Cloud fish.MOV dari folder


Project file ke dalam Project panel.
- Perhatikan gambar di bawah pada properti file anda
terlihat channel audio pada file telah berubah menjadi 2
Mono.
Gambar 4. 121. Melihat properti File Cloud Fish

- Selanjutnya coba drag file ke Timeline panel.


- Jika tidak menemukan track audio, yang harus
dilakukan adalah menggeser slider panel audio. Track
sudah ditambahkan secara otomatis.

Gambar 4. 122. Mencari track audio

Source panel merupakan panel penting untuk


preview/editing baik video/audio sebelum file diletakkan
dalam Timeline panel. Berbeda dengan video, audio
dalam source panel menampilkan grafik yang
menunjukkan gelombang suara.
- Pastikan proyek sebelumnya masih aktif.
- Import file Latar.wma ke dalam Project panel.

Gambar 4. 123. Meng-import file Latar.wma


- Klik dua kali untuk menampilkan klip dalam Source
panel.

Gambar 4. 124. Audio dalam Source Panel

- Tentukan in dan out point kira-kira seperti gambar


di bawah.

Gambar 4. 125. Menentukan in dan out point

- Untuk memindahkan klip ke Timeline panel, anda


dapat men-drag bar di tepi grafik atau pada ikon
audio.
- Sekarang anda coba tampilkan klip movie Cloud
fish.MOV dalam Source panel.
- Tentukan in dan out point klip movie kira-kira
seperti gambar di bawah. Karena merupakan klip
movie yang mengandung video dan audio, anda
dapat menentukan in dan out point pada masing-
masing track.
Gambar 4. 126. Menentukan in dan out point movie

- Caranya tahan tombol Alt, lalu drag In/Out point,


secara lansung in/out point akan terpisah di mana
bagian atas adalah track video, sedangkan bawah
audio. Teknik ini juga berlaku untuk memilih track
audio/video yang ter-link.

4. Penilaian/Evaluasi Produksi Video


Setelah semua kegiatan editing video dilakukan, maka
langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah
penilaian/evaluasi video. Penilaian/evaluasi biasanya dilakukan
oleh 2 orang ahli video/sinematografi. Hal ini bertujuan agar video
yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan sebelum video
tersebut dipublikasi.
Berikut ini, disajikan salah satu contoh instrumen
evaluasi/penilaian video:
Tabel 4.2. Instrumen evaluasi/penilaian video
Nilai
Aspek Deskripsi
5 4 3 2 1
Kepraktisan (kemudahan)
media video untuk dipahami
Kesesuaian media video
dengan tujuan pembelajaran
Desain
Kesesuaian media video
instruksion
dengan materi pembelajaran
al
Ketepatan strategi pengajaran
dan komponen- komponen
materi yang digunakan dalam
media video
Keruntutan materi yang
disampaikan dalam video
Keefektifitasan durasi dalam
penyampaian materi
Kesesuaian warna-warna
tampilan
Kesesuaian animasi dengan
materi pembelajaran
ukuran gambar
Tampilan
Ketajaman gambar
pencahayaan gambar
Ilustrasi pendukung gambar
Tampilan huruf jelas
Caption/ grafis menarik
Kejelasan materi dalam video
Kejelasan penyampaian materi
kesesuaian materi dengan video
Kesesuaian materi dengan
tujuan pembelajaran
Kesesuaian judul materi dengan
Isi (materi) topik
Kesesuaian gambar-gambar
yang digunakan dalam materi
Kesesuaian bahasa yanag
digunakan dalam penyampaian
materi
Ilustrasi musik
Efek Suara
Efek suara pendukung program
Volume suara
Narasi
Intonasi suara
Gaya bahasa
Kejelasan ucapan

5. Tugas
1. Diskripsikan isi dari diskusi pra pdoduksi ?
2. Diskripsikan dalam bentuk narasi audio dan video di materi
mengenal teknik teknik pengambilan gambar?
3. Kendala apa yang sering terjadi di post/pasca produksi?
6. Farum diskusi
1) Kemukakan pendapat anda yang sering terjadi masalah di
kegiatan pra produksi
2) Kemukakan pendapat Anda, mengapa naskah dan storyboard
perlu dipersiapkan terlebih dahulu sebelum melakukan proses
produksi video?
3) Menurut pendapat anda, kapan teknik High Angle dan Low Angle
digunakan?
4) Kemukakan kelebihan dan kekurangan pengambilan gambar
Long Shot!

PENUTUP
1. Rangkuman
Dari materi kegiatan pembelajaran Videografi, dapat
dirangkum sebagai berikut:
1. Kegiatan produksi video dan produk audio visual lainnya secara
umum terdiri atas 3 proses. Akan tetapi dari kelima kegiatan
tersebut, yang utama dan menyangkut dengan proses produksi
meliputi tahap Praproduksi, Produksi, dan Postproduksi.
2. Praproduksi merupakan tahapan perencanaan. Secara umum
merupakan tahapan persiapan sebelum memulai proses
produksi (shooting film atau video).
3. Proses Produksi dimulai dari merekam video dengan script dan
konsep yang sudah dirancang dari awal. Kemudian proses
rekaman baik visual maupun audio dilakukan, dan seluruh
elemen bekerjasama dalam proses produksi.
4. Pada tahap pasca produksi semua bahan mentah Produksi
dikumpulkan untuk diolah dan dievaluasi. Berikut ini
merupakan beberapa fungsi dalam tahapan editing video.
5. Kamera video adalah kamera elektronik untuk menangkap
gambar bergerak dalam format video. Setiap kamera video terdiri
dari tiga bagian, yaitu lensa, body camera dan video camera
recorder. Peralatan kamera untuk produksi film terbagi menjadi
tiga, yaitu consumer, prosumer dan professional. Untuk produksi
film atau video sebagai latihan tugas belajar, dapat
menggunakan kamera jenis consumer atau prosumer. Sistem
kamera digital terbagi atas 3 macam, yaitu National Television
System Committee (NTSC), Phase Alternate Line (PAL), dan
SECAM. Indonesia menggunakan sistem Phase Alternate Line
(PAL). Sebelum mengambil gambar bergerak dengan kamera
video harap memperhatikan dan mempersiapkan hal-hal yang
berkaitan dengan perangkat kamera.
6. Sinematografi adalah kegiatan menulis yang menggunakan
gambar bergerak, seperti apakah gambar-gambar itu,
bagaimana merangkai potongan-potongan gambar yang
bergerak menjadi rangkaian gambar yang mampu
menyampaikan maksud tertentu atau menyampaikan informasi
atau mengkomunikasikan ide tertentu.
7. Terdapat 5 prinsip yang perlu diperhatikan agar pengambilan
gambar yang akan dilakukan mempunyai nuansa sistemik,
yaitu camera angle, continuity, close up, composition, cutting.
8. Pemilihan sudut pandang kamera dengan tepat akan
mempertinggi visualisasi dramatik dari suatu cerita Sudut
pengambilan gambar dibagi menjadi tiga, yaitu subjektif, obyektif,
dan point of view.
9. Terdapat beberapa shot dasar yang sering digunakan dalam
pengambilan gambar, antara lain extreme long shot, long shot,
medium long shot, medium shot, medium close up, close up,
big close up, extreme close up.
10. Untuk menciptakan gambar yang dinamis dan dramatis, ada
beberapa macam gerakan kamera, antara lain panning,
zooming, tilting, follow.
11. Tujuan dari tata cahaya adalah untuk mendapatkan gambar
yang menarik dan mendukung suatu produksi visualisasi dari
suatu naskah cerita.
12. Ada tiga macam penerapan lampu dalam proses pengambilan
gambar bergerak, yaitu key light, fill light dan back light.
13. Ada dua macam sumber cahaya dalam sebuah produksi film,
yaitu cahaya alam dan cahaya buatan.
14. Adobe Premiere menjadi program standar bagi para profesional
dalam bidang digital video. Ketika memulai bekerja dengan
Adobe Premiere Pro CS 4 ada beberapa hal yang perlu dikenal,
yaitu: Project window adalah tempat di mana menyimpan
klip/footage yang berupa file image, audio, title dan video yang
akan digunakan dalam proses editing. Project window memiliki
2 bagian yaitu Tab Project yang berisi daftar klip dan Tab
Effects.Timeline Window adalah tempat untuk menyusun dan
menempatkan klip/footage untuk kemudian diedit.
15. Proses capture adalah proses digitalisasi hasil pengambilan
gambar dari format analog menjadi format digital, berguna
untuk memindahkan hasil rekaman yang disimpan dalam kaset
MiniDV dari kamera ke dalam komputer untuk dijadikan sebuah
file dengan format video dan audio.
16. File-file yang dapat diimport dalam project untuk membangun
project di dalam Timeline, dapat berupa file image/gambar, file
video dan file suara/audio.
17. Proses Trimming adalah menentukan In Point dan Out Point
pada klip kemudian hasil trim tersebut dapat disusun ke dalam
Timeline. Selain drag and drop, kita dapat juga memakai
metode Insert dan Overlay.Tampilan klip yang ada pada Track
Video ataupun Audio di dalam Timeline Window dapat diatur
sedemikian rupa.Pada pengaturan ini kadang kita perlu
melakukan Zoom-In dan Zoom-Out, mengatur durasi klip,
memotong klip, menghapus klip.Setiap klip yang ada di dalam
Timeline Window memiliki property Motion.
18. Semua hal yang berkaitan dengan title/judul dalam Adobe
Premiere, dibuat dalam panel khusus yang biasa disebut
dengan Adobe Title Designer, di mana fitur ini sangat lengkap.
Selain title biasa, kita juga membuat Text Vertical, Text
Paragraf Horisontal, Membuat Text Paragraf Vertikal, Path
Text, Vertical Path Text, Jenis dan Ukuran Huruf, Garis Bawah,
Gradient, dan Stroke.
19. Transisi merupakan peralihan antara klip satu dengan klip lain.
Transisi biasanya diletakkan di awal dan di akhir klip dengan
durasi tertentu.Dengan transisi, perpindahan antar klip menjadi
lebih dinamis dan menarik.Proses pemberian transisi dilakukan
pada workspace Single Track Editing. Setelah memberikan
transisi, kita perlu mengatur durasi transisi, merubah posisi
transisi. Saat editing kita kadang perlu menghapus transisi,
serta mengganti transisi.
20. Merekam dan editing suara mengubah dan memanipulasi
sinyal analog suara menjadi digital dalam bentuk grafik
gelombang suara dalam satuan decibel (dB).Format hasil
rekaman dan editing audio adalah .wav, .mp3, .midi dan
lainnya.
21. Penilaian/evaluasi biasanya dilakukan oleh 2 orang ahli
video/sinematografi. Hal ini bertujuan agar video yang
dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan sebelum video
tersebut dipublikasi.
2. Tes formatif

1. Pada Praproduksi video, ide sangat penting ditentukan terlebih


dahulu. Mengapa?
a. Karena ide adalah landasan utama dari
keseluruhan proses pembuatan video tersebut.
b. Karena ide adalah sasaran utama dari
keseluruhan proses pembuatan video tersebut.
c. Karena ide adalah tujuan utama dari
keseluruhan proses pembuatan video tersebut.
d. Karena ide adalah pokok materi dari
keseluruhan proses pembuatan video tersebut.
e. Karena ide adalah cerita dari keseluruhan proses pembuatan
video tersebut.
2. Pada umumnya berisi gambaran atau deskripsi tentang pesan
atau informasi yang disampaikan seperti alur cerita, karakter tokoh
utama, dramatisasi, peran/figuran, setting, dan property atau
segala hal yang berkaitan dengan pembuatan sebuah program
video. Hal tersebut merupakan pengertian dari …..
a. Cerita
b. Sinopsis
c. Naskah
d. Storyboard
e. Ide.
3. Membuat sketsa kasar visual dalam semua frame. Hal tersebut
merupakan salah satu langkah dalam membuat …..
a. Ide
b. Cerita
c. Naskah
d. Sinopsis
e. Storyboard
4. Jenis kamera yang didesain untuk keperluan sehari-hari dengan
kecenderungan pengguna kalangan yang memiliki hobi di bidang
videografi adalah kamera …..
a. Prosumer
b. Professional
c. DSLR
d. Consumer
e. Prosumer dan Consumer

5. Lamanya sebuah obyek diambil gambarnya oleh kamera disebut


…..
a. Framing
b. Durasi
c. Zooming
d. Exposure
e. Shooting
6. Kegiatan merekam gambar mulai kamera diaktifkan (on) hingga
kamera dihentikan (off), disebut ……
a. 1 shot
b. 1 Scene
c. 1 frame
d. 1 action
e. 1 take
7. Gabungan dari scene-scene disebut …….
a. Shot
b. Sequence
c. Frame
d. Transition
e. Dissolve

8. Proses memilih, mengatur dan menyusun shot-shot menjadi satu


scene, menyusun dan mengatur scene-scene menjadi sequence
yang akhirnya merupakan rangkaian shot yang bertutur tentang
suatu cerita yang utuh disebut dengan proses …..
a. Composition
b. Rendering
c. Editing
d. Shooting
e. Framing

9. Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian


kamera berada di atas ketinggian obyek. Hasilnya akan terlihat
lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil adalah
teknik:
a. High Angle
b. Low Angle
c. Straight Angle
d. Bird Eye View
e. Frog Level

10. Teknik pengambilan gambar dari atas obyek yang diarahkan ke


bawah sehingga mengesankan obyek terlihat kecil adalah teknik:
a. High Angle
b. Frog eye
c. Bird Eye View
d. Straight Angle
e. Low Angle

11. Bidang pandang yang memperlihatkan komposisi obyek secara


total, dari ujung kepala hingga ujung kaki (bila obyek manusia)
adalah:
a. Long Shot (LS)
b. Full Shot (FS)
c. Extreme Long Shot (ELS)
d. Medium Shot (MS)
e. Medium Long Shot (MLS)

12. Bidang pandang yang memperlihatkan tubuh manusia tampak


dari dada ke atas hingga kepala adalah:
a. Medium Shot (MS)
b. Medium Long Shot (MLS)
c. Medium Close Up (MCU)
d. Full Shot (FS)
e. Close Up (CU)

13. Bidang pandang yang memperlihatkan tubuh manusia terlihat


dari leher bagian bawah hingga kepala adalah:
a. Medium Close Up (MCU)
b. Close Up (CU)
c. Big Close Up (BCU)
d. Extreme Close Up (ECU)
e. Full Shot (FS)
14. Pergerakan horizontal kamera dari kiri ke kanan atau sebaliknya
disebut dengan istilah …..
a. Tracking
b. Tilting
c. Zooming
d. Crabbing
e. Panning

15. Pergerakan vertikal kamera dari atas ke bawah atau sebaliknya


disebut dengan istilah …..
a. Tracking
b. Zooming
c. Tilting
d. Panning
e. Crabbing
16. Efek yang terjadi adalah obyek terlihat tidak jelas, sementara
background tampak terang benderang. Pengambilan gambar ini
disebut ……
a. Reflection Shot
b. Backlight Shot
c. Door Frame Shot
d. Artificial Framing Shot
e. Artistic shot

17. Seolah-olah obyek tidak tahu jika gambarnya akan di-shoot


sehingga ketika kamera menyorot ke arahnya dia terlihat kaget,
tapi dalam situasi yang dramatik. Teknik ini disebut …..
a. Artificial Framing Shot
b. Door Frame Shot
c. Backlight Shot
d. Jaws Shot
e. Artistic shot
a. One shot

18. Berikut ini adalah fungsi dasar tata cahaya/lampu, kecuali:


a. efek
b. dimensi
c. atmosfir
d. penerangan
e. Pemilihan objek

19. Sumber cahaya yang ditempatkan di sisi berlawanan dari subjek


(membentuk sudut -45o) adalah sumber cahaya ……
a. Fill light b.
Key light c.
Back light
d. Front light
e. Side light
20. Sumber cahaya yang ditempatkan di antara sisi kamera dan subjek
sedemikian rupa (biasanya membentuk sudut 45o) sehingga satu
sisi subjek akan terang, tetapi sisi lain agak gelap. Sumber cahaya
ini disebut ……
a. Fill light
b. Key light
c. Front light
d. Back light
e. Side light

Daftar Pustaka
Admaja, P. P. (2014, April 28). CARA MUDAH & CEPAT MENULIS
SKENARIO FILM & TELEVISI. Retrieved September 28, 2015, from Puguh
P. S. Admaja: http://puguhpsadmaja.blogspot.co.id/

Afdhilla, Z. (2013, Maret 12). TAHAPAN-TAHAPAN PEMBUATAN FILM


PENDEK. Retrieved September 13, 2015, from
http://www.zulfanafdhilla.com/

Ayuningtyas, Melvy. 2011. Ngedit Video dengan Adobe Premiere CS3.


Bekasi : Dunia Komputer.

Biran, H.M.Y. 1987. 5 C dalam Sinematografi (terjemahan: The Five C’s of


Cinematography, Joseph V. mascelli). Jakarta: Yayasan Citra.

Effendy, Heru. 2002. Mari Membuat Film: Panduan untuk menjadi


produser. Jakarta: NN.

Fandi. 2010. Adobe Premiere Pro CS4 untuk orang Awam. Jakarta:
Maxikom.

Gora S., Winastwan .(2006). Editing Video Menggunakan Adobe Premiere


Pro. BelajarSendiri.com.

Hendratman, Hendi. 2014. The Magic Of Adobe Premiere Pro. Bandung:


Informatika.
Kumpulan Artikel tentang Produksi Video dan
Film.http://triknya.com/video/ diakses April 2018.

Latief, Rusman & Yusiatie Utud. 2015. Siaran Televisi Non Drama. Jakarta:
Prenadamedia Group

Siswati. 2017. Paket Keahlian Multimedia Kelompok Kompetensi E.


Modul. Jakarta: Dirktorat Jenderal GTK Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Video Editing Software.http://www.adobe.com/products/premiere.html,


diakses April 2018.

Wahyu Purnomo. 2017. Pengolahan Video dan Audio. Modul. Jakarta:


Dirktorat Jenderal GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kunci jawaban Latihan sumatif


A B
B C
E B
D E
B C
A B
B D
C A
D A
A B

Anda mungkin juga menyukai