Anda di halaman 1dari 19

Nama : Anggi Anggreini Semester : 3/Ganjil

NIM : 20105244014 Mata Kuliah : Kreativitas, Inovasi, dan Kewirausahaan Bidang TP


Kelas : TP – B Dosen : Teguh Arie Sandi
Tugas Resume 5 Artikel atau Jurnal Tema Bisnis Model Kanvas

JURNAL 1

A. Identitas Jurnal
a. Judul : Desain Bisnis Model Canvas (BMC) Pada Usaha Batik Kota Madiun
b. Volume : Vol. 9, No. 2. E-ISSN : 2580-0043
c. Penerbit : EKOMAKS : Jurnal Manajemen, Ilmu Ekonomi Kreatif dan Bisnis
d. Tahun : 2020
e. Penulis : Hartirini Warnaningtyas, Universitas Merdeka Madiun
f. Resumer : Anggi Anggreini (20105244014)

B. Latar Belakang
Pemerintah kota Madiun berencana mendirikan kampung kuliner khas Madiun dengan
tujuan agar wisatawan di Kota Madiun tidak hanya singgah tetapi juga akan berwisata
kuliner. Program ini diperkuat ketersediaan home industri yang menghasilkan atau
memproduksi nasi pecel, sambel pecel, lempeng, kripik tempe, madumongso, brem dan
yang tak kalah ketinggalan lagi adalah batik tulis khas Madiun sangat bagus untuk
dinikmati untuk oleh-oleh. Keadaan ini membuat siapapun yang berkunjung ke kota
Madiun akan merasa kurang kalau belum menikmati enaknya nasi pecel dan membawa
oleh-oleh brem, sambel pecel, kenang-kenangan batik Madiun dan lain sebagainya.
Batik tulis khas Madiun memiliki motif-motif unik yang menggambarkan sayuran yang
sering digunakan dalam nasi pecel Madiun. Batik khas Madiun mempunyai peluang besar
untuk bersaing di pasar batik nasional karena mempunyai ciri khas yang berbeda dengan
batik-batik dari daerah lain. Batik ini belum banyak dikenal di pasar sehingga memerlukan
strategi pemasaran yang tepat. Batik, dalam kehidupan masyarakat sering digunakan
sebagai bahan dasar konveksi, hiasah berbagai macam produkl lain tergantung dari
kreativitas yang dimiliki.
Model bisnis adalah seperti cetak biru untuk strategi yang akan dilaksanakan melalui
struktur organisasi, proses, dan sistem. Penerapan dan implementasi model bisnis yang
tepat dalam suatu perusahaan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu menghasilkan
laba dan daya saing perusahaan yang bersangkutan. Dalam konteks ini perusahaan dapat
memperbaiki posisi persaingannya di pasar agar semakin luas pasarnya dengan model
strategi pemasaran yang tepat. Osterwalder dan Pigneur mengatakan bahwa model bisnis
dapat dijelaskan dengan sangat baik melalui sembilan balok bangun dasar yang
memperlihatkan cara berfikir tentang bagaimana cara perusahaan menghasilkan
uang. Sembilan balok bangun tersebut diletakkan pada sebuah susunan yang disebut
Business Model Canvas.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan peluang usaha, menganalisis
Business Model Canvas, dan menganalisis SWOT dalam usaha batik khas Madiun sebagai
produk oleh-oleh bagi wisatawan.

D. Metode
Penelitian dalam makalah ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Objek penelitian dilakukan pada usaha batik khas Madiun.

E. Hasil Resume
a. Analisis SWOT Usaha Batik khas Madiun
a) Kekuatan : SDM yang mumpuni dalam desain dan manajemen,
kelengkapan alat, dukungan pemerintah kota dan penjualan online.
b) Kelemahan : lokasi kurang strategis dan penjahit kurang profesional.
c) Peluang : motif kain unik, dukungan pemerintah kota dan PT INKA
untuk promosi ke luar negeri, dan banyaknya reseller.
d) Ancaman : persaingan, motif mudah ditiru, dan kelangkaan.
b. Business Model Canvas Usaha Batik khas Madiun
a) Customer Segment
Adapun customer segment pada perusahaan yaitu, a) reseller kain dan baju; b)
konsumen akhir khususnya masyarakat kota Madiun dan sekitarnya; c)
pendatang di kota Madiun.
b) Value Proposition
Adapun value proposition pada perusahaan yaitu, a) kain dan batik dengan motif
khas kota Madiun; b) produk sebagai gambaran ciri khas kota Madiun; c)
kemudahan berbelanja dengan layanan online; d) selalu ada desain baru.
c) Channel
Adapun channel pada perusahaan yaitu, a) sosial media; b) penjualan langsung.
d) Customer Relationship
Adapun customer relationship pada perusahaan yaitu admin sosial
media/customer service.
e) Revenue Stream
Adapun revenue stream pada perusahaan yaitu, a) penjualan kain dan baju; b)
pendapatan pendapatan jasa pengiriman POS; c) adsense youtube.
f) Key Resources
Adapun key resources pada perusahaan yaitu, a) sumber daya manusia; b)
sumber daya fisik; c) sumber daya intelektual; d) sumber daya finansial.
g) Key Activites
Adapun key activities pada perusahaan yaitu, a) proses produksi; b) proses
pengemasan; c) pemasaran; d) promosi produk.
h) Key Partnership
Adapun key partnership pada perusahaan yaitu, a) supplier kain; b) penjahit
pakaian; c) pemerintah kota; d) PT INKA Madiun.
i) Cost Structure
Adapun cost structure pada perusahaan yaitu, a) biaya pegawai; b) biaya bahan
baku; c) biaya produksi; d) biaya pemeliharaan alat; e) biaya promosi.
JURNAL 2

A. Identitas Jurnal
a. Judul : Analisis Peluang Bisnis Media Cetak Melalui Pendekatan Bisnis
Model Canvas Untuk Menentukan Strategi Bisnis Baru
b. Volume : Vol.6, No.4. ISSN : 1979-276X
c. Penerbit : Permana
d. Tahun : 2013
e. Penulis : Dian Jingga Permana, Universitas Indrapasta PGRI
f. Resumer : Anggi Anggreini (20105244014)

B. Latar Belakang
Perkembangan bisnis media cetak saat ini memang sedang mengalami kelesuan dan
juga tidak terlalu menguntungkan lagi, tidak seperti di tahun 2010 kebawah bisnis media
cetak dikala itu sangatlah menjanjikan. Namun diawal tahun 2013 ini banyak perusahaan-
perusahaan media cetak yang sudah tidak beredar atau menghilang begitu saja dan bahkan
ada beberapa perusahaan media cetak yang masih bertahan hingga akhir tahun ini tinggal
menunggu waktu saja.
Namun seiring perubahan dan perkembangan teknologi informasi berbasis internet di
media online dan elektronik dalam hal penyajian sebuah informasi yang memudahan
konsumen dalam memilih serta mengakses sebuah informasi, sehingga berdampak besar
terhadap prilaku konsumen dan keadaan pasar media cetak saat ini.
Untuk dapat melihat peluang bisnis media cetak maka diperlukan suatu analisis tentang
peluang yang ada dengan dibantu oleh pendekatan model bisnis yang mutahir dan terkini
yang nantinya akan menggambarkan secara jelas tentang elemen-elemen yang saling
terkait terhadap bisnis media cetak saat ini.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah melihat peluang bisnis media cetak menggunakan
pendekatan model bisnis yang mutahir dan terkini yang nantinya akan menggambarkan
secara jelas tentang elemen-elemen yang saling terkait terhadap bisnis media cetak saat
ini. Setelah melakukan analisis terkait peluang yang ada, maka dibutuhkan suatu
perencanaan terkait strategi bisnis yang akan diterapkan ditengah ketatnya persaingan
antar media informasi dan media cetak sejenis dengan cara membuat model bisnis baru.

D. Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan bisnis model canvas yang disajikan dalam
bentuk visual berupa suatu kanvas lukisan sehingga sangat memudahkan untuk di
mengerti, setelah mengetahui potret BMC saat ini kemudian dianalisis tentang kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancamannya dengan menggunakan Analisis SWOT.
E. Hasil Resume
a. Analisis SWOT Usaha Batik khas Madiun
a) Kekuatan : customer segment berkelas, akses mudah, SDM
berpengalaman, kedekatan perusahaan dengan konsumen, dan modal kuat.
b) Kelemahan : produk kurang diminati, persaingan dengan internet, kurangnya
sarana promosi, dan kurangnya pemanfaatan teknologi.
c) Peluang : potensi pelanggan melalui internet dan kemudahan kerja sama
dengan pihak lain.
d) Ancaman : pesaing mampu meniru dengan cepat dan customer mulai
beralih media informasi lainnya.
b. Business Model Canvas Usaha Batik khas Madiun
a) Customer Segment
Adapun customer segment pada perusahaan yaitu, a) eksekutif muda; b) pembeli
tetap dan tidak tetap.
b) Value Proposition
Adapaun value proposition saat ini adalah terkait tentang kualitas majalah tersebut
baik dalam segi rubrik atau berita yang di sajaikan, tampilan atau hasil cetak,
layanan antaran dan juga ketersediaan atau akses.
c) Channel
Saat ini cara yang dijalanin oleh majalah XYZ melalui Kontak Pengaduan, Surat
Pembaca dan Pola Distribusi.
d) Customer Relationship
Dalam upaya menjalin hubungan tersebut maka saat ini yang dilakukan majalah
XYZ adalah menawarkan program berlangganan selama periode tertentu dengan
tambahan hadiah.
e) Revenue Stream
Aliran dana masuk mengambaran bagaimana perusahaan media cetak memperoleh
uang dari setiap customer segment.
f) Key Resources
Saat ini yang dimiliki majalah XYZ adalah SDM yang masih sangat terbatas
jumlahnya dan teknologi berbasis internet internal yang berbelum terintegrasi antar
divisi.
g) Key Activites
Kegiatan perusahaan yang menjalakan kegiatan dalam upaya menikatkan nilai
perusahaan. Saat ini kegiatan perusahaan hanya menjalankan program-program
yang telah lama dijalankan di setiap divisi.
h) Key Partnership
Adapun mitra dari majalah YXZ saat ini adalah: nara sumber, percetakan, agency
iklan, agen majalah, distribusi luar, dan kurir.
i) Cost Structure
Di tengah penurunan pendapatan perusahaan, beban terbesar saat ini adalah biaya
atau ongkos cetak majalah yang masih tinggi akibat bahan baku yang terus bergerak
naik dan komponen biaya lain berupa biaya operasional sehari-hari karywan yang
bertugas diluar serta biaya gaji karyawan.
JURNAL 3

A. Identitas Jurnal
a. Judul : Penerapan Bisnis Model Kanvas Dalam Penentuan Rencana
Manajemen Usaha Kedelai Edamame Goreng
b. Volume : Vol.13, No.01
c. Tahun : 2019
d. Penulis : Novitha Herawati, Triana Lindriati, Ida Bagus Suryaningrat
(Universitas Jember)
e. Resumer : Anggi Anggreini (20105244014)

B. Latar Belakang
Usaha mikro dan kecil tumbuh subur di Indonesia, ketika krisis moneter meluas
menjadi krisis multi-dimensi yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997.
Krisis ini ternyata memotivasi pertumbuhan sektor usaha kecil yang semakin hari semakin
menyerap tenaga kerja dan semakin memperkuat inovasi-inovasi pengembangan usaha
kecil.
Hal tersebut dapat dilihat melalui perkembangan UMKM sepanjang tahun
2011 terbukti mampu berkontribusi dalam pembentukan PDB sebesar 57,60%.
Makanan merupakan bidang yang paling banyak diminati, karena lebih mudah mencari
pasarnya di Indonesia. Angka pertumbuhan ekonomi jawa Timur yang cukup fantastis
mencapai 7,22 persen di akhir 2012 didongkrak oleh sektor UMKM . Bahkan dari PDRB
Jatim yang mampu mencapai Rp 1.000 triluin, sebesar UMKM yang tumbuh dan
berkembang di Jatim .
Edamame goreng merupakan salah satu inovasi pengembangan produk pangan olahan
edamame, memiliki cita rasa nikmat dan memiliki nutrisi yang tidak jauh beda dengan
kondisi segarnya. Edamame goreng merupakan camilan ringan yang dapat dipasarkan lebih
luas, lebih tahan lama, praktis, ekonomis dan lebih memuaskan konsumen.
Persaingan usaha yang sangat tinggi tentunya memacu semangat pelaku usaha untuk lebih
meningkatkan produktivitas maupun sistem yang telah dimiliki.
Persaingan bisnis semakin berat dan ketat, setiap perusahaan selalu dituntut untuk
berkembang. Salah satu cara yang digunakan perusahaan atau pelaku usaha untuk dapat
bersaing dan berkembang adalah menciptakan strategi – strategi yang baru. Namun strategi
itu sendiri tidaklah cukup, perusahaan harus punya model bisnis yang kuat dan baik serta
tepat pada perusahaan miliknya.
Business model canvas memiliki keunggulan dalam analisis model bisnis yaitu mampu
mengambarkan secara sederhana dan menyeluruh terhadap kondisi suatu perusahaan saat
ini berdasarkan segmen konsumen, value yang ditawarkan, jalur penawaran nilai, hubungan
dengan pelangan, aliran pendapatan, aset vital, mitra kerja sama, serta struktur biaya yang
dimiliki . Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Euis et al.
KNM Fish Farm dan membantu untuk mengidentifikasi elemen-elemen yang memerlukan
perbaikan untuk membantu keberlangsungan usaha di masa depan. Bisnis model kanvas
juga dapat digunakan sebagai alat untuk memberikan usulan rancangan model bisnis yang
baru yang akan diterapkan salah satu unit usaha baru CV. OAG yang memproduksi keripik
bayam, Permadi et al. BCM pada CV. Kandura Keramik Bandung terdapat 7 program
perbaikan yang disarankan meliputi pembentukan segmentasi, kerjasama perusahaan dan
aktivis seni untuk membentuk komunitas keramik kontemporer, membentuk website
pribadi, bekerjasama dengan rekanan pemasok, kurir, investor, serta tenaga ahli yang
kompeten, mendaftarkan produk, membentuk subdivisi quality control dan teknik
pewarnaan, serta merekrut SDM yang potensial.
Adanya prospek usaha makanan ringan ke depan yang cukup menjanjikan dan
tingginya persaingan serta berbagai permasalahan yang dihadapi, maka perlu dilakukan
penelitian model bisnis usaha edamame goreng. Tujuan perencanaan bisnis model kanvas
adalah untuk mengetahui perencanaan model bisnis terbaik usaha edamame goreng apabila
diterapkan sebagai teknologi tepat guna di industri atau UMKM .

C. Tujuan Penelitian
Tujuan perencanaan bisnis model kanvas adalah untuk mengetahui perencanaan model
bisnis terbaik usaha edamame goreng apabila diterapkan sebagai teknologi tepat guna di
industri atau UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Sehingga, tujuan penelitian ini
dilakukan kaarena ingin menganalisis dan mengembangkan usaha UMKM di bidang
kuliner melalui perencanaan Business Model Canvas.

D. Metode
Pada penelitian ini metode yang dilakukan adalah metode deskriptif dengan pendekatan
studi kasus. Pada tahapan perencanaan bisnis model kanvas, beberapa hal yang harus
dilakukan adalah menentukan hipotesis awal komponen-komponen dalam model bisnis
kanvas untuk usaha edamame goreng.

E. Hasil Resume
Hipotesis awal dilakukan sebelum konfirmasi kepada konsumen secara langsung dan
tidak langsung. Segmen yang dipilih adalah seluruh lapisan masyarakat .
a. Customer Segment
Kabupaten Jember.
b. Value Proposition
Value proposition produk edamame yang ingin diberikan adalah produk edamame
goreng. Kriterianya adalah berkualis baik, tidak berminyak, tidak menimbulkan
serik ketika dikonsumsi dan tanpa pengawet.
c. Customer Relationship
Customer relationship mencantumkan contact person untuk saran dan kritik sebagai
bentuk layanan konsumen. Saran dan kritik akan digunakan untuk perbaikan
selanjutnya.
d. Key Resource
Key resource untuk produk edamame goreng meliputi tiga hal utama yang
penting. Hal utama tersebut yaitu bahan baku, peralatan, dan tenaga kerja.
e. Channel
Usaha edamame goreng chanel yang ingin digunakan, yaitu direct selling.
Direct selling adalah penjualan langsung produk edamame goreng kepada
masyarkat.
f. Revenue Stream
Revenue stream usaha edamame goreng yang ditargetkan adalah penjualan produk
edamame goreng dan penjualan minyak yang tidak terpakai. Penjualan kulit
edamame sebagai limbah produksi pada peternak juga dilakukan dalam rangka
pemanfaatan limbah.
g. Key Activities
Aktivitas utama dalam usaha edamame goreng meliputi pembelian dan
penyimpanan bahan baku, produksi, promosi, pemasaran, serta evaluasi dan
pengembangan produk.
h. Key Partners
Key partners usaha edamame goreng meliputi strategic alliance between
noncompetitors , buyer supplier relationship , dan perbankan. Key partners dengan
pemerintah juga diperlukan dalam upaya untuk mendapatkan perizinan legalitas
meliputi BPOM, SNI, dan barcode.
i. Cost Structure
Cost structure dalam usaha edamame goreng ini adalah biaya investasi, biaya tetap
dan tidak tetap, biaya penyusutan, biaya pemeliharaan. Selain itu, angsuran kredit
dalam menjalankan suatu usaha juga perlu dipehatikan.
Pengujian masalah bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis model bisnis yang
dirancang sesuai dengan masalah yang dihadapi konsumen. Menurut Blank dan Dorf
menjelaskan bahwa dalam tahap ini dilakukan survei langsung terhadap minimal 50
calon konsumen potensial untuk menguji permasalahan dalam model bisnis. Hasil
kuesioner test the problem ditunjukkan beberapa masalah yang kemungkinan dihadapi
konsumen diuji kepada responden. Masalah yang diuji tentang minat pembelian
edamame goreng, kealamian, dan tempat pembelian edamame goreng.
Hasil survei menunjukkan bahwa 100% dari total responden pernah melihat produk
edamame. Total responden 100% yang pernah mengkonsumsi edamame dan hanya
80%yang pernah mengonsumsi edamame goreng, 88% tertarik untuk membelinya, 74%
membeli edamame goreng untuk oleh-oleh, sedangkan sisanya lain-lain. Alasan
responden tertarik membeli edamame goreng dikarenakan unik dan renyah sebanyak
96%. Berdasarkan 100% total responden diketahui setuju bahwa produk edamame
goreng harus alami tanpa pewarna, tanpa pengawet dan perenyah. Sebanyak 64%dari
total responden bersedia membeli produk edamame goreng di retail . Responden yang
mau membeli produk edamame goreng secara online 74%.
Hasil yang diperoleh berdasarkan survei untuk pengujian masalah mendorong untuk
memperbaharui model bisnis awal . Pada komponen channels point penjualan online
ditambahkan dan point penjualan secara langsung dan retailer dapat
dipertahankan. Pada komponen value proposition perlu ditambahkan point
unik, renyah, dan aman dikonsumsi.
Pada tahap pengujian solusi dilakukan dengan melakukan survei kembali kepada
responden dengan menawarkan solusi dari hasil test the problem. Responden yang diuji
tetap menggunakan responden yang sama pada test the problem . Hal ini dikarenakan
semua responden yang digunakan tergolong konsumen yang potensial. Uji solusi ini
ditujukan untuk menjawab masalah dan keinginan konsumen berdasar hasil pengujian
masalah.
Berdasarkan hasil survei dari total 50 responden, 100% responden menyukai
edamame goreng karena rasa gurih dan renyah. Seluruh responden setuju bahwa
edamame goreng alami tanpa pengawet dan pewarna. Responden sebanyak
88%menyukai kemasan edamame goreng yang transparan berzipper lock dan
berstiker, namun sisanya ingin kemasan yang lebih unik lagi Dari total responden
sebanyak 82%tidak memberikan tanggapan atau saran dan sisanya memberikan saran
yakni penggunaan minyak yang baik, harga yang terjangkau dan lainnya. Saran dari
responden sebanyak 67% dari saran yang masuk menginginkan edamame goreng yang
dijual memiliki harga yang terjangkau.
Maka dilakukan perbaikan model bisnis kanvas yaitu pada komponen value
proposition dengan menambahkan point kemasan berstiker dengan informasi yang jelas
dan penggunaan minyak yang baik, berat produk bervariasi. Komponen value
proposition dari test the problem pada model bisnis kanvas 1 tetap dipertahankan.
Model bisnis kanvas 0 merupakan model bisnis kanvas awal sesuai dengan sembilan
komponen bisnis yang berasal dari data yang diperoleh hasil hipotesis
awal. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan cara pengujian
masalah , pengujian solusi , dan verifikasi model bisnis. Pengujian masalah dilakukan
dengan melakukan survei langsung menggunakan kuisioner. Hasil yang diperoleh
berdasarkan survei untuk pengujian masalah mendorong untuk memperbaharui
komponen dalam model bisnis awal , sehingga diperoleh model bisnis kanvas 1.
maka dilakukan perbaikan komponenkomponen dalam model bisnis kanvas, sehingga
diperoleh model bisnis kanvas 2. Tahapan terakhir dengan melakukan verifikasi model
bisnis dengan menjual produk edamame goreng ke pasar.
Data hasil verifikasi model bisnis dirangkai dan digunakan sebagai perbaikan
komponen bisnis dalam kanvas model bisnis yang sesuai dengan hasil verifikasi. Pada
akhirnya diperoleh model bisnis kanvas 3. Verifikasi dilakukan berdasarkan hasil
pengujian masalah dan solusi. Verifikasi dilanjutkan dengan penyusunan model bisnis
kanvas akhir. Pada tahap ini dilakukan verifikasi model bisnis dengan melihat data
penjualan selama 2 tahun terakhir produk edamame goreng yang dipasarkan secara
langsung maupun melalui retailer. Penjualan langsung dengan cara menjual langsung
kepada calon konsumen yang potensial. Calon konsumen yang potensial dalam hal ini
adalah teman, kolega, dan saudara. Retailer yang dimaksud adalah toko retail dan pusat
oleh-oleh pada Desember 2016. 5239 kemasan dan ukuran 200 g sebanyak
2463 kemasan, sedangkan di tahun ke 2 mengalami peningkatan permintaan dimana
edamame kemasan 100 g laku terjual 6515 kemasan dan ukuran 200 g laku terjual 3034
kemasan. Penjualan edamame goreng terbagi menjadi dua kelompok
penjualan. Kelompok pertama dijual di lingkungan umum, sedangkan kelompok kedua
dijual secara langsung. Penjualan dilakukan di lingkungan Kabupaten Jember.
Berdasarkan data hasil penjualan edamame goreng selama 2 tahun terakhir
diketahui bahwa terdapat penjualan 70%berasal dari retail dan 30% berasal dari
penjualan langsung. Penjualan edamame goreng secara retail dengan kemasan
berukuran 100 g adalah 36% penjualan dan 34% penjualan untuk kemasan berukuran
200 g. Penjualan edamame goreng secara langsung dengan ukuran 100 g adalah 18%
penjualan dan kemasan ukuran 200 g adalah 12% penjualan. Persentase hasil penjualan
edamame. Penjualan tertinggi berasal dari penjualan retail. Oleh karenanya retail
merupakan tempat yang potensial untuk penjualan produk edamame goreng.
Berdasarkan data hasil verifikasi model bisnis maka perlu dilakukan beberapa
perbaikan dalam kanvas model bisnis. Pada komponen stream produk edamame goreng
ditambahkan penjualan melalui online untuk memperluas penjualan. Selanjutnya pada
komponen customer segment yang semula unsegmented diubah menjadi seluruh
wilayah Jember entah wanita maupun pria.
JURNAL 4

A. Identitas Jurnal
a. Judul : Perancangan Bussines Model Canvas Euniqe Picnicroll
b. Volume : Vol.4, No.2
c. Penerbit : AGORA
d. Tahun : 2016
e. Penulis : Yeziel Arkhipus Wiciaputra
f. Resumer : Anggi Anggreini (20105244014)

B. Latar Belakang
Makanan merupakan kebutuhan primer, kebutuhan yang sangat mendasar dan harus
dipenuhi oleh setiap manusia karena berpengaruh terhadap ketahanan hidupnya. Teori
Hierarki Kebutuhan Maslow, makanan termasuk dalam kebutuhan Fisiologis, yang berarti
kebutuhan paling mendasar pada setiap orang untuk mempertahankan hidupnya secara
fisik. Tanpa makanan, manusia tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan baik
sebagaimana mestinya. Semakin berkembangnya aktivitas dan kegiatan manusia, semakin
berkembang pula industri Foods and Beverages. Dilihat dari tahun 2013 yang lalu, nilai
tambah industri kuliner menyumbang 32,5% Produk Domestik Bruto sektor ekonomi
kreatif Indonesia dengan angka Rp 208,63 triliun.
Pastry adalah makanan yang memiliki jenis roti yang dinilai eksklusif dan
berkelas. Makanan pastry sering ditemukan di lounge-lounge hotel, café yang terkesan
eksklusif dan berkelas karena roti pastry lebih dikenal masyarakat dengan harga yang
relatif mahal dan bahan-bahannya lebih relatif jarang atau berbeda dengan roti
lainnya. Mulai banyak bermunculan rumah makan dan café-café dengan konsep-konsep
dan menu-menu menarik, yang mengundang calon konsumen untuk datang.
Fenomena perkembangan industri Foods and Beverages juga merambah di
Indonesia. Perkembangan dunia kuliner, terutama makanan saat ini sedang mengarah pada
tren gaya hidup. Sudah bukan menjadi hal asing lagi bahwa gaya hidup berkembang
seiring dengan perkembangan dunia makanan. Perkembangan dunia makanan tidak hanya
pada makanan utama saja yang berkembang, namun perkembangan dunia makanan di
dunia bakery, dessert, dan lain. Di sektor bakery, banyak bidang usaha ini mulai muncul
dan bersaing, baik bersaing dari segi harga maupun segi kualitas bahan dan rasa.
Adanya persaingan bisnis, itulah yang membuat owne Euniqe Picnicroll berkeinginan
untuk mempersiapkan tujuan beserta visi dan misi, untuk menghadirkan café dan
showcase untuk produk pastry dari Euniqe Picnicroll. Euniqe Picnicroll berdiri sejak tahun
1995, awalnya Euniqe Picnicroll hanya untuk konsumsi sendiri dan hanya untuk diberikan
pada kolegakolega bisnis saja. Namun, kekuatan word of mouth marketing menjadikan
Euniqe Picnicroll berkembang dan membentuk Euniqe Picnicroll untuk dapat menerima
masukan dari konsumen yang diberikan, selain itu secara tidak langsung membantu
Euniqe Picnicroll untuk menentukan visi, misi, dan tujuan. Sehingga membuat Euniqe
Picnicroll lebih berani berinovasi dan berkembang lebih jauh dengan respon market yang
baik.
Euniqe Picnicroll merancang business model canvas yang baru dan dapat diterapkan
untuk mengembangkan bisnis showcase Euniqe Picnicroll. Penelitian ini berdasarkan dari
kerangka berpikir yang diolah penulis untuk membuat perancangan bisnis untuk membuat
showcase Euniqe Picnicroll. Penulis akan meneliti dan membuat evaluasi mengenai model
bisnis yang sudah dijalankan oleh Euniqe Picnicroll dengan menggunakan alat business
model canvas yang diteliti dengan cara wawancara dan observasi. Penulis merancang
model bisnis yang baru untuk showcase menggunakan pendekatan Business Model Canvas
yang terdiri dari sembilan building block, antara lain: customer segment, value
proposition, channels, customer relationship, key resources, key activities, key
partnership, cost structure, dan revenue stream.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi business model canvas yang ada di
Euniqe Picnicroll dan merancang business model canvas yang baru dan dapat diterapkan
untuk mengembangkan bisnis showcase Euniqe Picnicroll.

D. Metode
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif. Teknik pemilihan narasumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010, p.392), purposive sampling adalah teknik
pemilihan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

E. Hasil Resume
Penulis merancang business model canvas baru untuk dapat membantu owner dalam
menyempurnakan business model canvas yang lama, Bisnis model Euniqe Picnicroll yang
sudah jalankan sudah cukup mampu bersaing dengan para kompetitornya dan memiliki
opportunity yang baik bila dijalankan dengan pengelolaan dan perencaan yang baik, dari
business model canvas lama, penulis merancang business model canvas baru, yang
seharusnya apabila business model canvas yang baru dilakukan dengan perhitungan dan
pertimbangan yang tepat dapat menjadikan model bisnis yang jauh lebih berkembang dari
saat ini. Euniqe Picnicroll selama ini menentukan customer segment-nya sesuai dengan
kemampuan dan opportunity yang owner lihat dengan baik dan berkompeten.
a. Customer Segment
Segment yang dipilih oleh Euniqe Picncicroll adalah eksekutif muda, pengusaha
muda, keluarga, dan lainnya. Market segment yang dituju adalah segment pasar
menengah keatas. Lokasi yang dipilih oleh owner adalah tempat produksi dari Euniqe
Picnicroll itu sendiri, namun ada renovasi dan dekorasi baru untuk showcase baru. Letak
tempat showcase tidak terlalu jauh dari keramaian tengah kota, dan mudah sekali untuk
dijangkau oleh customer maupun calon customer.
b. Value Propositions yang diberikan oleh Euniqe Picnicroll selama ini lebih terfokus pada
bagian newness, performance, getting the job done, design, brand, price, risk
reduction, dan accessibility saja. Value Propositions customization, cost reduction, dan
convenience.
c. Channels
Channels yang didapati customer Euniqe Picnicroll berbeda-beda, yang membedakan
adalah umur dari customer tersebut. Transaksi Euniqe Picnicroll saat ini hanya terjadi
melalui kategori direct sales saja dengan melalui pemesanan langsung atau via telpon
dan BBM. Dengan adanya penelitian ini, peneliti mendapatkan bahwa indirect sales
dapat meningkatkan penjualan Euniqe Picnicroll cukup besar.
d. Customer Relationship
Selain dari kualitas produk dan pelayanan jasa, customer relationship Euniqe Picnicroll
adalah salah satu kekuatan penting yang dimiliki Euniqe Picnicroll, dengan keramahan
karyawan yang melayani customer, memperhatikan customer, baik untuk kebutuhan
customer itu sendiri, maupun untuk kebaikan Euniqe Picnicroll seperti meminta
feedback customer.
e. Revenue Stream
Pendapatan yang diperoleh Euniqe Picnicroll saat ini hanya berasal dari penjualan
produk saja dari recurring customer, akan tetapi penjualan melalui showcase baru.
Euniqe Pincicroll menjadi sumber pendapatan baru yang dapat meningkatkan penjualan
secara signifikan. Selain itu melalui adanya kerjasama dengan lounge-lounge hotel dan
café, sehingga Euniqe Picnicroll dapat men-supply produknya pada lounge-lounge
hotelI dan café, selain itu data men-supply kulit pastry pada supermarket.
f. Key Resources
Key Resources yang digunakan adalah aset fisik, aset human dan aset finansial, karena
ketiganya saling mendukung satu sama yang lain dan sangat penting dalam mendukung
aktifitas produksi dan penjualan. Pengembangan ini terfokus pada pengembangan aset
human karena sebelumnya menggunakan satu karyawan saja dan dikembangkan dengan
membuat divisi dan struktur organisasi baru yang mempekerjakan sepuluh karyawan.
g. Key Activities
Aktifitas utama Euniqe Picnicroll adalah aktifitas produksi dan penjualan, karena kedua
aktifitas ini adalah aktifitas yang sangat mempengaruhi penjualan dari produk-produk
Euniqe Picnicroll. Pengembangan aktifitas Euniqe Picnicroll adalah aktifitas
pengembangan pada bidang teknologi seperti pembuatan webstore.
h. Key Partnership
Partnership dari Euniqe Picnicroll yang paling penting adalah supplier bahan roti, dan
bahan-bahan pendukung yang mendukung aktifitas produksi. Akan jauh lebih baik, jika
owner memiliki back up partner yang lain.
i. Cost Structure
Pembiayaan Euniqe Picnicroll terfokus pada penggunakan cost driven, yang melakukan
penekanan biaya pada segala sektor pembiayaan.
JURNAL 5

A. Identitas Jurnal
a. Judul : Implementasi Bisnis Model Kanvas dalam Perancangan Manajemen
Bisnis Aplikasi JASKOST
b. Volume : Vol.10, No.1
c. Tahun : 2019
d. Penulis : Wanda Fatrica dan Moch Adib Sultan
(Universitas Pendidikan Indonesia)
e. Resumer : Anggi Anggreini (20105244014)

B. Latar Belakang
Kewirausahaan saat ini menjadi sebuah peluang usaha yang menarik diberbagai
kalangan. Sangat banyak wirausaha yang bermunculan dengan berbagai ide kreatif dan
inovasi terbaru. Mereka terus melukan inovasi produk, memperbarui sistem
manajerial, serta berupaya mempertahankan posisinya dipasar, hingga berusaha mengikuti
perkembangan digital saat ini. Upaya tersebut terus dilakukan, agar mereka mampu
bersaing dipasar global, baik bisnis yang sudah berjalan maupun bisnis yang baru
dibangun.
Perkembangan wirausaha di Indonesia saat ini menjadi tren yang tidak dapat
ditinggalkan. Banyaknya wirausaha yang berhasil dapat membantu menaikkan suatu
perekonomian. Bahkan, Pemerintah Indonesia sangat mendukung para pelaku usaha yang
terus meningkat. Start-Up “Global Competitiveness Report Index 2017-
2018”, menjelaskan bahwa Indonesia sedang bergerak maju menaikki lima tangga dari
tahun 2017. Dimana Indonesia meningkatkan kinerjanya disemua aspek hingga
menduduki posisi perekonomian ke-36 dari 137 negara yang ada didunia . Posisi Indonesia
di peringkat ini didorong oleh pasar yang besar dan terus meningkat. Meningkatkan
keberhasilan usaha pada era saat ini, tidak akan lepas dari pemanfaatan teknologi yamg
terus berkembang. Tekonologi merupakan salah satu faktor terpenting yang mendorong
produktivitas bisnis dalam beberapa tahun belakangan.
Kemajuan teknologi yang terus meningkat, membuat pelaku bisnis harus mampu
mengikuti perkembangan zaman dan memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya
diberbagai bidang. Pertumbuhan Start-Up di Indonesia pada tahun 2016 menjadi lebih
attraktif dan memberikan dampak positif kepada masyarakat.
230 Start-Up telah diluncurkan. Wirausaha di kategori Start-Up harus mampu mengelolah
bisnisnya dengan sebuah model bisnis yang terarah dan pintar memanfaatkan teknologi
agar bisnis tersebut diterima oleh masyarakat. Tidak dapat dihindari bahwa integrasi
teknologi memiliki potensi revolusi cara bisnis dari perencanaan, pelaksanaan hinggga
pengawasan.
Begitu juga dengan Jaskost harus memiliki sebuah model bisnis dalam membangun
bisnisnya. Jaskost merupakan sebuah aplikasi berbasis Mobile Application yang dirancang
khusus untuk memenuhi kebutuhan anak kost. Jaskost diangkat dari fenomena banyaknya
anak kost yang merantau jauh dari keluarga. Anak kost pada umumnya memiliki
kesibukkan tersendiri yang menyebabkan kebutuhan pribadi mereka tidak dapat dipenuhi
ketika jauh dari keluarga. Selain itu, anak kost pada umumnya ingin segala proses simple
dan cepat. Belum lagi, banyaknya kekurangan dari setiap individu anak kost yang
menyebabkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan seharihari. Jaskost memiliki
beberapa fittur didalamnya dengan fungsi-fungsi yang berbeda. Mulai dari jasa memesan
makanan, jasa laundry, jasa transportasi, penyedia layanan jasa service hingga layanan
jual beli barang anak kost yang sudah pernah dipakai maupun yang baru.
Sebuah model bisnis harus diterapkan dalam pengimplementasian Jaskost.
Jaskost kedepan. Inovasi model bisnis yang terus berkembsng menjadi salah satu aspek
penting yang harus diperhatikan oleh pelaku Start-Up.
Model bisnis yang dikembangan secara teratur dan sistematis dapat menjadi bahan
pertimbangan ketika pengambilan keputusan, pemgembangkan strategi bisnis kedepan
serta menjadi gambaran solusi ketika adanya masalah dalam proses pelaksanaan. Salah
satu inovasi model bisnis yang berkembang saat ini dikenal dengan Model Bisnis Kanvas.
Implementasi model bisnis kanvas terus terus dilakukan dalam upaya perbaikkan model
bisnis yang berjalan . Konsep model bisnis kanvas memiliki kekuatan praktis yang sangat
besar , dan akan menjadi pertimbangan manajer dalam mengambil keputusan yang telah
diprediksi ataupun tidak

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menerapkan model bisnis kanvas dalam perancangan
manajemen aplikasi JASKOST berbasis Mobile Application.

D. Metode
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis deskriptif. Pengumpulan
data menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Teknik penentuan informan
menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan informan berdasarkan
pertimbangan subyektif peneliti (Sugiyono, 2012). Pada tahap analisis, keseluruhan data
di analisa dari setiap elemen dalam model bisnis kanvas dan hubungannya antar setiap
elemen. Terakhir, dokumentasi perangcangan aplikasi Jaskost pada model bisnis kanvas.

E. Hasil Resume
Perancangan aplikasi Jaskost berbasis Mobile Application adalah sebuah aplikasi
marketplace yang dirancang untuk semua kalangan pada umumnya dan khusus untuk anak
kost. Jaskost memberikan bantuan untuk memfasilitasi kebutuhan anak kost saat jauh dari
rumah. Mulai dari adanya layanan laudry, pesan antar makanan, transportasi ojek
online, jasa service seperti tv, dispenser, rice cooker hingga adanya layanan jual beli
barang dari anak kost untuk anak kost itu sendiri maupun masyarakat luas. Barang yang
dijual bisa berupa barang bekas ataupun barang baru.
Fokus utama perkembangan aplikasi Jaskost saat ini terletak pada fittur jasa service dan
jual beli barang bekas anak kost. Hal ini berfokus karena peneliti telah melakukan survey
kepada bebrapa anak kost tentang kebutuhan mereka yang belum terpenuhi. Kesulitan
menemukan layanan jasa service membuat terkadang banyaknya barang rusak menjadi
tidak bemanfaat dan terbuang begitu saja. Padahal kerusakkan pada barang tersebut tidak
terlalu berat. Hanya saja, kekurangan keahlian pada individu anak kost mengakibatkan
anak kost tidak mampu memperbaiki kerusakkan tersebut.
Namun, bukan hanya fittur jasa service dan jual beli barang bekas yang akan
dikembangkan.
Semua fittur tetap akan dikembangan dengan fungsinya masing-masing. Hanya
saja, fittur jasa service dan jual beli barang anak kost menjadi icon dalam aplikasi jaskost
itu sendiri. Adanya aplikasi Jaskost ditengah-tengah masyarakat, khususnya untuk anak
kost yang dapat digolongan dalam kalangan mahasiswa diharapakan dapat menjadi solusi
dalam beberapa permasalahan yang dihadapi anak kost.
Bisnis jasa seperti ini sebenarnya telah banyak digeluti oleh para pelaku
bisnis. Namun, peneliti telah melakukan survey keberapa aplikasi yang ada, bahwa fittur
utama dalam bisnis layanan untuk anak kost berfokus pada pencarian rumah atau kost-
kostsan untuk anak kost. Tidak ada sebuah marketplace atau aplikasi khusus yang
memberikan layanan jasa untuk kebutuhan anak kost. Contohnnya KostHERO, Cari-
Kos.com, Mami Kost, InfoKost dan lainnya.
Analisis pesaing dalam membangun sebuah bisnis baru sangat penting. Hal ini berguna
untuk melihat bagaimana posisi bisnis diletakkan, misalnya : dalam posisi pasar, Jaskost
sebagai layanan bisnis jasa mentargetkan diri sebagai perusahaan yang bersaing dengan
perusahaan jasa lainnya dengan fokus untuk memenuhi kebutuhan anak kost. Segmentasi
Jaskost fokus kepada mahasiswa/mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan maupun
bekerja jauh dari keluarga. Walaupun pada umunya, semua kalangan dapat menggunakan
layanan jasa dari aplikasi Jaskost.
Kekuatan pasar Jaskost mampu bekerja sama dengan pelaku UKM yang berada dekat
dengan lingkungan anak kost.
Jaskost memiliki segmentasi khusus yatu anak kost dengan kalangan
mahasiswa/mahasiswi yang ada diseluruh Indonesia. Banyak sekali UKM sekitaran
Univeristas yang sebenernya memiliki potensi bagus dalam perkembangan usahanya.
Namun, bisnis yang dianggap begitu kecil ini sering kali dilupakan. Tidak hanya
itu, Jaskost juga mampu bekerjasama langsung dengan masyarakat sekitar untuk menjadi
partner dalam memenuhi kebutuhan anak kost. Di lingkungan anak kost sendiri sebenarnya
banyak sekali terdapat masyarakat yang memiliki potensi lebih, hanya saja mereka belum
disatukan dalam sebuah aplikasi yang mampu memperkenalkan potensi tersebut kepada
semua kalangan. Jaskost memiliki rencana strategi untuk mengembangkan bisnisnya
dengan memperluas segmen pasar dan terus menaikkan kulialitas layanan Jaskost baik dari
dalam maupun luar perusahan Jaskost sendiri. Kelemahan bisnis pelayanan jasa seperti ini
tidak selalu dapat diawasi secara utuh oleh pemilik bisnis. Jika ada pelayanan yang kurang
baik dari partners bisnis kepada konsumen ataupun pelanggan akan menjadi salah satu hal
penting yang dapat mengurangi konsumen.
Model bisnis berperan untuk
mengatur, mengkoordinasikan, menvisualisasikan, memahami, mengkomunikasikan dan
mengintegrasikan logika bisnis secara keseluruhan . Model bisnis yang dibuat harus cukup
sederhana, logis, dapat diukur, komprehensif, dan bermakna secara operasional . Adapun
pemetaan bisnis model kanvas dalam sembilan elemennya, sebagai berikut :
a. Customer Segment
Mengembangkan sebuah produk harus disesuaikan dengan target segmentasi yang
ditujuh oleh sebuah perusahaan, hal tersebut dilakukan agar produk dapat diterima
dipasaran. Segmentasi pengguna aplikasi mobile Jaskost adalah pelajar, mahasiswa /
mahasiwi, pekerja kantoran, masyarakat umum dan pengguna layanan transportasi.
b. Value Proposition
Value karena keuntungan dari Jaskost adalah memenuhi kebutuhan anak kost yang
begitu banyak dan kemauan anak kost yang ingin semuanya lebih simple menjadi
tantangan serta solusi adanya aplikasi Jaskost. Dengan aplikasi ini akan membantu
mempermudah kebutuhan anak kost. Value Education disini maksudnya adalah nilai
edukasi yang mampu diberikan oleh aplikasi Jaskost kepada pelanggan dan
konsumen. Education dari Jaskost sendiri adalah memberikan kemandirian kepada
anak-anak kost yang mau memulai usahanya dalam aktivitas keseharian anak
kost. Jaskost juga akan memberikan tips-tips mengenai hidup simple ala anak kost.
c. Channel
Disini menggambarkan bagaimana perusahaan berkomunikasi dan menjangkau
segmen pelanggannya. Channels Jaskost dapat diketahui, digunakan dan
dimanfaatkan oleh pelanggan. Adapun elemen channel dalam Jaskost yang
dimanfaatkan adalah aplikasi online lainnya, testimoni pengguna, iklan media
cetak, iklan media elektronik dan iklan media sosial.
d. Customer Relationships
Sebuah bisnis baru harus diketahui oleh calon pelanggan, karena itu sangat perlu
untuk menyuarakan bisnis tersebut. Customer relationships dapat dikatakan
bagaimana cara perusahaan menentukan jenis hubungan kepada segmen pelanggan
agar tercipta komunikasi yang baik. Untuk Jaskost sendiri, hubungan dengan
pelanggan dijaga baik secara offline maupun online. Berbagai cara bisa
dilakukan, yaitu dengan diskon dan promo yang menarik perhatian
pelanggan, sehingga menciptakan komunikasi lebih baik dengan
pelanggan, menyediakan e-mail newsletter serta aplikasi dengan beberapa Fitur yang
membantu pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
Elemen ini merupakan inti dari model bisnis.
e. Revenue Streams
Aliran pendapatan dari aplikasi Jaskost, dari pengguna layanan aplikasi
Jaskost, pembelian atribut Jaskost, keuntungan dari pembelian alat elektronik dan
hasil Jual Beli barang kebutuhan anak kost.
f. Key Resource
Sumber daya disini mulai dari pengolahan bahan baku, penataan SDM, penataan
proses operasional. Sumber daya merupakan aset terpenting yang diperlukan untuk
membuat model bisnis berfungsi . Key Resources Jaskost adaalah aplikasi
WA, Google Maps dan Insfrastuktur Server.
g. Key Activities
Kegiatan utama dalam sebuah model bisnis saatlah penting. Hal ini akan menjadi
fokus langkah dan persiapan kearah mana bisnis akan dikembangan. Melalui elemen
ini akan digambarkan apa yang akan dilakukan perusahaan untuk membuat model
bisnis yang dirancang bekerja, seperti produksi, pemecahan masalah, kegiatan
platform dan jaringan yang digunakan. Jaskost dalam mengembangkan bisnisnya agar
efektif adalah menghubungan Driver dengan pelanggan, menghubungan penyedia
layanan jasa dengan pelanggan dan manajemen data pengguna.
h. Key Partnership
Kemitraan kunci disini merupakan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model
bisnis berfungsi. Kemitraan mungkin merupakan aliansi strategis antara non-
kompetitor dan juga pesaing, rekan kerja, pemasok dan semua yang terlibat untuk
mengembangkan perusahaan infratuktur server.
i. Cost Structure
Mengelolah biaya secara efisien akan membuat bisnis yang kita jalankan menjadi
lebih hemat dan bisa meminimalkan resiko kerugian.
Pada bagian struktur biaya ini menjelaskan semua biaya yang dikeluarkan untuk
mengoperasikan model bisnis yang telah dirancang . Structure dari Jaskost adalah bagi
hasil dengan mitra layanan Jasa dan pengemudi, gaji pengawai kantor, biaya aplikasi
Google Maps, penyewaan infrastuktur server dan biaya permeliharaan dan perbaikkan
system.

Anda mungkin juga menyukai