Diajukan sebagai salah satu syarat untuk lulus mata kuliah Stase
FIKRI BAIHAKI
1190150065
TATA SUARA
2023
Institut Kesenian Jakarta
Peminatan ………………………
Nama : ……………………………………………………..
NIM : ……………………………………………………..
Laporan Stase ini telah siap diujikan dalam Sidang Stase, pada:
tanggal/bulan/tahun.
Jakarta, ……………………
( …………………….. )
Dosen Stase
Institut Kesenian Jakarta
Peminatan ………………………
Nama : ……………………………………………………..
NIM : ……………………………………………………..
Laporan Stase ini telah selesai diujikan dalam Sidang Stase, pada:
tanggal/bulan/tahun.
Jakarta, ……………………
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
pada tahun 2022 ini dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah ikut terlibat dalam penyusunan laporan
Jakarta;
magang di Midside
Midside
Tanpa bantuan dari beberapa pihak yang membantu, Stase yang
Penulis jalankan ini tidak dapat berjalan dengan baik dan lancar. Penulis
Jakarta, 2022
Fikri Baihaki
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
1.3 Kegiatan
1.4 Tempat
2.1 Profil
PENDAHULUAN
setelah keluar dari institusi. Tidak terkecuali dengan Institut Kesenian Jakarta,
untuk terjun kedalam industri kesenian. Pada setiap tingkatnya yang dilalui di
dapat mengembangkan minat dan bakat setiap mahasiswa. Pada semester ini,
mensinergikan teori yang telah dipelajari selama kuliah dengan apa yang ada
bentuk laporan kritis terhadap kondisi dunia kerja profesional atau industri
sudah dipelajari pada masa perkuliahan. Kegiatan ini juga diharapkan dapat
siap memasuki dunia kerja. Untuk itu, dalam pemilihan tempat Stase terdapat
ketentuan tertentu yang harus memenuhi kualifikasi dari Ketua Program Studi
1.2 Tujuan
tempat Stase.
1.3 Kegiatan
Stase adalah mengikuti proses post production produksi film, series, dan lain-
lain sebagai foley artist. Dalam proses ini, Penulis sangat ingin mempelajari
tentang efisiensi kerja pada tahap post production yang nantinya akan
Alamat : Jalan Mandar V DC 3 No.8, Pd. Jaya, Kec. Pd. Aren, Kota
Alasan mengapa Penulis memilih tempat Stase ini karena Penulis ingin
memperdalam ilmu dalam bidang audio post, kemudian banyak sekali hal
yang ingin Penulis pelajari selama berada di Midside. Contohnya dalam hal
pengalaman, skill, pengetahuan dan segala aspek yang ada dalam proses kerja
Stase di kantor Midside Audio Post. Pada tahapan awal ini Penulis masih
dalam tahap latihan dalam proses kerja audio post dan juga menganalisis
proses kerja pada divisi SFX Editor. Setelah itu barulah Penulis dapat
1. Memahami workflow pada divisi SFX Editor dibagian foley artist dalam
TEMPAT STASE
2.1 Profil
Alamat : Jalan Mandar V DC 3 No.8, Pd. Jaya, Kec. Pd. Aren, Kota
Email : midsidepost@gmail.com
service yang didirikan pada bulan Juli 2018. Midside Audio Post dibentuk
oleh Bapak Syaifullah Praditya sebagai pemilik dari perusahaan ini. Beberapa
film dan series telah dikerjakan oleh perusahaan ini pada bagian audio post.
Audio Post;
2.3 Departemen/Divisi dalam Organisasi
Sebagai bagian dari divisi SFX Editor, Penulis pada tahap awal latihan
suara pada suatu film dan mengawasi beberapa divisi departemen suara pada
audio post salah satunya SFX Editor yang dibagi menjadi beberapa bagian
tetap terjaga dan suara yang dihasilkan masih sama seperti dengan yang
aslinya. Selain itu tugas foley artist di sini membuat ulang unsur efek suara
pada film yang bertujuan untuk membuat kejelasan (clarity) dan mengisi efek
suara dalam frame semirip mungkin dengan yang aslinya agar penonton
merasa nyaman dengan apa yang dilihat dan didengar, penonton tidak merasa
series yang berjudul “Surat Cinta Untuk Starla” yang bertugas pada bagian
foley artist. “Foley, named after the sound pioneer Jack Foley, is the process
of performing sounds in sync with picture. The most common Foley sound
effects are footsteps; however, there are far more intricate sounds that a
performer, called a Foley artist, can make. Foley artists enhance fight scenes
give a dinner sequence a touch of reality, and they throw paper up in the air
for its scattering sound to give the on-screen bank vault explosion life.”
footstep dan movement tokoh dalam film. Penulis mempelajari cara untuk
mengisi suara gesekan baju yang saling bersentuhan dan properti yang di
sentuh oleh tokoh. Misalkan penulis mengisi pergerakan tokoh yang sedang
film HP itu berada di atas kayu maka suara harus dibunyikan di atas alas kayu
Dikarenakan dalam film, suara yang tidak ada dibuat menjadi ada sedangkan
yang sudah ada dibuat lebih ada. “With props, sync can be easier. Many prop
sounds have a specific impact. A book being set down, for instance, is easier
to do in sync. There is a precise moment when the book connects with the
surface. That is the moment to focus on. An oddity that occurs in Foley is the
pickup of a prop. Often the Foley artist will cheat the sound of picking up a
glass, book, or some such item. Although in real life we do not always hear
the item being picked up, in Foley we enhance that sound to add drama to the
prop. The trick is to perform the pickup without too much scrape or swipe,
lest it sound artificial and silly.” Dari kutipan diatas foley menambahkan
kesan dramatisasi pada sebuah film yang bahkan pada kehidupan nyata kita
tidak selalu memperdulikan suara itu, contohnya saat mengambil gelas atau
buku. Triknya adalah dengan cara mengambil barang tanpa terlalu banyak
gesekan, bila terlalu banyak gesekan akan mengakibatkan suara itu terdengar
seperti dibuat-buat.
Begitu pula dengan footstep, cara itu juga diterapkan pada saat
mengisi langkah kaki tokoh. Misalkan saat tokoh berjalan diatas bebatuaan
begitu pula dengan apa yang penulis lakukan untuk menaruh kerikil di atas
alas semen supaya menghasilkan suara yang terasa berjalan di alas yang
beraspal. Contoh lainnya saat scene berada di hutan yang datarannya rumput,
kaset jika di rumput yang lebat dan terkadang di tambahkan daun kering
untuk menimbulkan suara “krek” dari daun kering yang akan terasa lebih
kotor.
3.2 Persiapan Kerja yang Dilakukan
diminta untuk datang ke Midside audio post yang berada di jalan mandar V
DC 3 No.8, Pd. Jaya, Kec. Pd. Aren, Kota tanggerang Selatan, Banten. Pada
hari itu penulis melakukan interview dengan Bapak Syaifullah Praditya untuk
berdiskusi.
mengetahui tentang apa. Dalam hal ini penulis memberitahu bahwa durasi 3
bagaimana proses kerja professional pada Audio Post dan memahami sistem
kerja disetiap divisi pada Audio Post. Setelah melakukan diskusi, penulis
diajak untuk melihat ruangan kerja yang ada di studio untuk mengetahui
penulis dapat saran bila di Midside audio post sedang membutuhkan foley
hari itu juga penulis diajarkan oleh salah satu senior yang sudah cukup lama
memegang foley, awal mencoba berjalan kaki terasa kaku hingga terasa
pegal-pegal cara jalan yang salah membuat kaki terasa pegal dan kaku itu apa
yang penulis dapat saat diajarkan langsung oleh Bapak Syaifullah Praditya.
“My Ice Girl” yang telah tayang di Vidio.com kemudian penulis isi kembali
dengan hasil foley sendiri. Bapak Syaifullah Praditya ingin melihat sudah
kekurangan dari sync terhadap gambar begitu pula dengan power yang
dihasilkan masih kurang tekanan. Positifnya cara jalan penulis sudah mulai
lebih baik dari sebelumnya, Bapak Syaifullah Praditya menilai jika penulis
dahulu bagaimana cara kerja sebagai Foley Artist. Penulis diberikan waktu
selama 2 minggu untuk mempelajari cara berjalan untuk mengisi footstep dan
senior yang melakukan foley kemudian mulai lah di ajari cara jalannya seperti
apa, disitu penulis kaku karena tidak pernah belajar sebelumnya cara berjalan
Menurut Ric viers Foley termasuk kedalam foley effect yang berarti
watching the picture and performing the action more or less synchronous
with the picture. More than any other single part of a sound mix, it is the
Foley sound effects that often make the sound seem real, because Foley
record in Foley and what to leave to hard effects is a decision made between
the supervising sound editor or sound designer and the Foley artist, called a
Foley walker in England, perhaps because the most salient Foley effect is
rustle, pouring a glass of water, moving a chair, and even body hits could all
be Foley effects.”
Syaifullah praditya untuk mengisi beberapa footstep pada series yang berjudul
“My Ice Girl” pada episode 6,7,8 tapi dalam catatan tidak full pada setiap
menit saja di dalam satu episodenya dikarenakan cara jalan Penulis yang
masih kurang sync pada gambar. Jika sudah sync, power yang diberikan pada
saat melakukan footstep kurang. Masalah itu selalu penulis alami selama
belajar melakukan foley di Midside audio post. Mengapa hanya episode 6,7,8
saja, karena pada saat Penulis memulai Stase di Midside audio post sedang
tanggung jawab langsung untuk memegang satu project series yang berjudul
“Surat Cinta Untuk Starla”. Pada episode 1 Penulis menyelesaikan foley
dalam waktu 2 setengah hari karena ada beberapa kendala. Awal mula
melakukan foley Penulis dan foley mixer melakukan penyocokan sepatu yang
digunakan oleh tokoh dengan sepatu yang ada pada ruang foley penyocokan
itu lumayan memakan banyak waktu untuk Penulis yang baru saja diberi
dan mengurangi efek dari ruangan untuk menghasilkan suara yang jernih.
Kendala awal yang Penulis alami adalah saat memulai foley pemilihan
sepatu yang masih bingung karena perlu menyesuaikan dengan tokoh dan
guide pada materi. Kemudian, karena ini project yang benar-benar pertama
kali penulis kerjakan jadi pikiran penulis buyar yang menyebabkan salah cara
melangkah, tekanan saat melangkah yang tidak konsisten, lama untuk sync
banyak waktu. Seharusnya bila sudah lancar bisa melakukannya hanya dalam
waktu 1 hari.
lebih untuk mendapatkan suara yang tidak monoton dan tidak terasa dibuat-
buat. Karena setiap karakter memiliki gaya jalan yang berbeda-beda, jadi
perlu adanya variasi dalam foley footstep. “It is fairly typical for a neophyte
Foley artist to walk with a flat footfall. Plop, plop, plop is what it will sound
like. Then there is the tendency to overarticulate. Too much heel-toe will
sound like ta-da, ta-da, ta-da. Neither sounds good. A character will have
some heel-toe footfalls, some plops, some scuffs, and some minor weight
shifts. The more comfortable you are with the character, the less you will
sound artificial.”
yang di hasilkan tidak besar maka tubuh Penulis agak membungkuk setengah
rukuk kemudian mulai berjalan. Karena dengan tubuh seperti itu akan
yang harus penulis isi footstep-nya, cocok atau tidak suaranya dengan
gambar, pemilihan sepatu yang tepat untuk menghasilkan suara yang pas.
penulis juga berhubungan dengan spotting effect jika pada tahapan spotting
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran