Anda di halaman 1dari 4

Laporan Analisa Film Sang Pencerah"

Naufal Anggarda Adhitama


XII MIA 4
29
Pendahuluan
a. Latar Belakang

Film dalam studi sastra dan bahasa mempunyai hubungan satu sama
lain. Dilihat dari definisinya, film merupakan media komunikasi yang bersifat
audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang
yang berkumpul di suatu tempat tertentu. (Effendy, 1986: 134). Sastra
sendiri berasal dari bahasa sansekerta, sas berarti mengarahkan, memberi
petunjuk atau instruksi, sedangkan tra berarti alat atau sarana. Jadi, sastra
adalah sarana untuk memberikan petunjuk, sedangkan bahasa yaitu sistem
lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh sekelompok
manusia untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.

Film sebagai seni yang sangat kuat pengaruhnya dapat memperkaya


pengalaman hidup seseorang dan bisa menutupi segi-segi kehidupan yang
lebih dalam. Selain sebagai wahana untuk menghibur, film juga bermanfaat
sebagai media pembelajaran. Film dapat dianggap sebagai pendidikan yang
baik dan media visual yang memiliki nilai hiburan, artistik, dan komunikasi.

Unsur unsur dalam film Sang Pencerah antara lain :


1. Naskah / scenario. Berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog yang
diucapkan.
Kesimpulan :
Menurut saya, skenario dalam film ini sangat bagus, Film ini menjadikan
sejarah sebagai pelajaran pada masa kini tentang toleransi, koeksistensi
(bekerjasama dengan yang berbeda keyakinan), kekerasan berbalut agama,
dan semangat perubahan yang kurang. Film ini menggambarkan perjuangan
KH Ahmad Dahlan dalam meluruskan syariat Islam dan mendirikan organisasi
Muhammadiyah. Meskipun film ini berbasis tokoh sejarah yang benar-benar
ada, namun sebagian kisahnya fiksi. Terutama Karena minimnya catatan
fakta sejarah di masa itu.

2. Pemain. Pemain merupakan orang yang memainkan tokoh tertentu.

Kesimpulan :

Pemilihan para pemain / aktor dari film Sang Pencerah sudah sangat tepat
dan sesuai karakter. Para pemain mampu menjiwai perannya masing-masing.
Ditambah lagi dengan aksi Lukman Sardi yang memerankan tokoh utama(KH
Ahmad Dahlan) dalam film tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan
sempurna dan sangat mempresentatif kan tentang pendiri organisasi
Muhammadiyah itu.
3. Penataan. Seluruh pekerja yang terkait dengan film.

Kesimpulan :

Menurut saya Hanung Bramantyo selaku sutradara film Sang Pencerah telah
sukses untuk menghidupkan atmosfer dan lanskap Yogyakarta pada akhir
1800-an dalam film tersebut. Selain dilakukan di Yogyakarta, syuting digelar
di Musium Kereta Api Ambarawa dan kompleks Kebun Raya Bogor yang
disulap menjadi Jalan Malioboro lengkap dengan Tugu Yogyakarta pada
zaman itu. Hanung juga mengembalikan dan mereka ulang bangunan Masjid
Besar Kauman, Kota Gede, Bintaran, dan wilayah keraton seratus tahun silam
dengan bangunan set lokasi serealistis mungkin. Di beberapa adegan,
misalnya saat Dahlan beribadah haji, Hanung juga menggunakan potongan
film dokumenter lama koleksi Perpustakaan Nasional.

4. Tata Busana. Pengaturan pakaian pemain agar mendukung keadaan yang


menghendaki.

Kesimpulan :

Menurut saya, untuk kostum para pemain film Sang Pencerah sudah tepat
dan sesuai dengan cerita. Misalnya, pakaian batik yang dikenakan pemain
mesti sesuai dengan batik pada 1900. Jarik atau kain panjang sengaja
didesain khusus untuk film Sang Pencerah sesuai dengan motif yang
memang dikenal pada 1900-an; termasuk perlengkapan sorban yang sengaja
dibuat sendiri untuk keperluan syuting.

5. Tata Lampu. Pencahayaan dalam film

Kesimpulan :

Pencahayaan dalam film ini cukup baik, tidak ada kesalahan sama sekali
untuk tata lampu.

6. Tata Suara. Pengaturan pengeras suara dalam film.

Kesimpulan :

Menurut saya, kualitas suara pada film Sang Pencerah memiliki kualitas yang
tinggi . Tidak ada yang perlu diragukan lagi.
b. Penutup

Setelah melihat dan menelaah film Sang Pencerah, penulis banyak


mendapatkan manfaat dan kesimpulan. Yaitu ilm ini menjadikan sejarah
sebagai pelajaran pada masa kini tentang toleransi, koeksistensi
(bekerjasama dengan yang berbeda keyakinan), kekerasan berbalut agama,
dan semangat perubahan yang kurang. Sang Pencerah mengungkapkan
sosok pahlawan nasional itu dari sisi yang tidak banyak diketahui publik.
Nilai Kesetaraan (Egalitarianisme)Manusia pada prinsipnya memiliki
hak yang sama di mata Tuhan. Dalam film Sang Pencerah, nilai-nilai ini
ditunjukkan oleh Ahmad Dahlan. Siapa pun berhak mengajukan pendapat,
Nilai Islam Rahmatan lil-Alami, Nilai Islam rahmatan lil-alamin21 adalah
gambaran wajah Islam yang damai, sejuk, dan teduh.

Anda mungkin juga menyukai