Anda di halaman 1dari 11

PENGANTAR CINEMA

UNSUR-UNSUR PEMBENTUK FILM

DISUSUN OLEH :

Agung Dwi Widayanto


20.96.2205
20 IK 02

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI S-1


FAKULTAS EKONOMI DAN SOSIAL
UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Film secara umum dapat dibagi menjadi dua unsur yaitu unsur naratif dan unsur
sinematik. Kedua unsur tersebut saling berinteraksi dan berkesinambungan satu
sama lain untuk membentuk sebuah film. Menurut Himawan Pratista
menyebutkan dalam bukunya yang berjudul Memahami Film bahwa, masing-
masing unsur tersebut tidak akan dapat membentuk film jika hanya berdiri
sendiri. Bisa kita pahami bahwa unsur naratif adalah bahan yang akan diolah,
sementara unsur sinematik adalah cara untuk mengolahnya. Dalam sebuah film
cerita, unsur naratif adalah perlakuan terhadap cerita filmnya. Sementara unsur
sinematik atau juga sering diistilahkan gaya sinematik merupakan aspekaspek
teknis pembentuk film. Dalam unsur naratif, terdapat elemen-elemen yang dapat
membangun unsur naratif tersebut. Sedangkan unsur sinematik tidak dapat
sempurna tanpa unsur naratif yang baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari unsur naratif ?
2. Elemen-elemen apa saja yang terdapat pada unsur naratif ?
3. Apa pengertian dari Plot ?
4. Apa saja tahapan yang terdapat pada plot ?
5. Apa pengertian dari unsur sinematik ?
6. Elemen-elemen apa saja yang terdapat pada unsur sinematik ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui pengertian dari unsur naratif.
2. Mengetahui elemen-elemen yang terdapat pada unsur naratif.
3. Mengetahui pengertian dari plot.
4. Mengetahui apa saja tahapan pada plot.
5. Mengetahui penegrtian dari unsur sinematik.
6. Mengetahui elemen-elemen yang terdapat pada unsur sinematik.
BAB II
PEMBAHASAN

.1 Unsur Naratif
Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari unsur naratif. Naratif adalah suatu
rangkaian peristiwa yang berhubungan satu sama lain dan terikat oleh logika sebab-
akibat(kausalitas) yang terjadi dalam suatu ruang dan waktu. Sebuah kejadian tidak bias
terjadi begitu saja tanpa ada alasan yang jelas. Segala hal yang terjadi pasti disebabkan
oleh sesuatu yang terikat satu sama lain dalam hkum kausalitas. (Pratista,2008:33).
Elemen elemen pembangun unsur naratif dalam sebuah film biasanya merupakan hal
terpenting dalam pengerjaan suatu film, unsur-unsur terpenting itu biasanya meliputi:
Tokoh, konflik, tujuan, lokasi, dan waktu.
.2 Elemen-elemen yang membentuk unsur naratif

a. Tokoh
Setiap film cerita umumnya memiliki karakter utama dan pendukung.
Yang dimaksud dengan karakter utama adalah motivator utama yang
menjalankan alur naratif sejak awal hingga akhir cerita. Tokoh utama
sering diistilahkan dengan pihak protagonis sedangkan karakter
pendukung bisa berada pada pihak protagonis maupun pihak antagonis.
Karakter pendukung sering bertindak sebagai pemicu konflik atau
kadang sebaliknya dapat membantu karakter utama dalam menyelesaikan
masalahnya.
b. Konflik
Permasalahan dapat diartikan sebagai penghalang yang dihadapi oleh
tokoh protagonis untuk mencapai tujuannya yang disebabkan oleh tokoh
antagonis. Sehingga memicu konflik (konfrsontasi) fisik anatara tokoh
protagonis dengan tokoh antagonis. Masalah dapat muncul dari dalam
tokoh utama sendiri yang akhirnya memicu konflik batin.
c. Tujuan
Setiap pelaku(utama) dalam semua film cerita pasti memiliki tujuan,
harapan atau cita-cita. Tujuan dan harapan tersebut dapat bersifat fisik
(materi) maupun non fisik (non materi). Tujuan fisik sifatnya jelas dan
nyata, sementara non fisik sifatnya tidak nyata (abstrak).
d. Ruang/lokasi
Sebuah cerita tidak mungkin terjadi tanpa adanya ruang. Ruang
adalah tempat dimana para pelaku cerita bergerak dan berkreatifitas.
Sebuah film umumnya terjadi pada suatu tempat atau lokasi dengan
dimensi ruang yang jelas, yaitu selalu menunjuk pada lokasi dan wilayah
yang tegas.
e. Waktu
Urutan waktu menunjuk pada pola berjalannya waktu cerita sebuah
film. Urutan waktu cerita secara umum dibagi menjadi dua macam pola
yakni, linier dan nonlinier

.1 Plot
Plot merupakan sebuah struktur rangkaian kejadian-kejadian dalam sebuah
cerita yang disusun dengan secara kronologis. Atau definisi alur yakni suatu
rangkaian cerita sejak awal hingga akhir. Alur mengatur bagaimana suatu
tindakan-tindakan yang terdapat dalam cerita harus berkaitan dengan satu sama
lain, misalnya seperti bagaimana suatu peristiwa berkaitan dengan peristiwa
lainnya, lalu bagaimana tokoh yang digambarkan dan berperan di dalam cerita
yang semuanya terkait dengan suatu kesatuan waktu.
3.2 Tahapan Plot
a. Pandangan Klasik
Aristoteles mengemukakan bahwa tahapan plot harus terdiri dari tahapan
awal, tahapan tengah, dan tahapan akhir. Peristiwa awal yang ditampilkan dalam
sebuah karya fiksi mungkin saja langsung berupa adegan-adegan yang memiliki
kadar konflik dan dramatik tinggi, bahkan merupakan konflik yang amat
menentukan plot karya yang bersangkutan. Padahal, pembaca belum dibawa
masuk dalam suasan cerita, belum tahu awal dan sebab-sebab terjadinya konflik.
Kaitan antarperistiwa haruslah jelas, logis dan dapat dikenali urutan
kewaktuannya terlepas dari penempatannya yang mungkin di awal, tengah, atau
akhir.
1. Tahap Awal
Tahap awal sebuah cerita merupakan tahap perkenalan. Pada umumnya
berisi informasi yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada
tahap-tahap berikutnya. Fungsi pokok tahapan awal adalah memberikan
informasi dan penjelasan seperlunya yang berkaitan dengan pelataran dan
penokohan. Pada tahapan ini, juga sudah dimunculkan sedikit demi sedikit
masalah yang dihadapi tokoh yang menyulut konflik, pertentangan-pertentangan
dan lain-lain yang akan memuncak di bagian tengah.

2. Tahap Tengah

Tahap tengah sebuah cerita sering juga disebut sebagai tahap tikaian. Pada
tahap ini konflik yang sudah mulai dimunculkan pada tahap awal mengalami
peningkatan, semakin menegangkan, hingga mencapai titik intensitas tertinggi
atau klimaks.Dalam hal ini konflik memiliki pengertian pertarungan atau
pertentangan antara dua hal yang menyebabkan terjadinya aksi reaksi.
Pertentangan itu bisa berupa pertentangan fisik, ataupun pertentangan yang
terjadi di dalam batin manusia.

3. Tahap Akhir
Tahap akhir sebuah cerita biasa juga disebut sebagai tahapan peleraian yang
menampilkan adegan tertentu sebagai akibat dari klimaks. Tahapan ini
merupakan tahapan penyelesaian masalah atau bisa juga disebut sebagai tahapan
anti klimaks. Penyelesaian sebuah cerita dapat dikatagorikan menjadi dua:
penyelesaian tertutup dan penyelesaian terbuka.Penyelesaian tertutup menunjuk
pada keadaan akhir sebuah karya fiksi yang memang sudah selesai. Sedangkan
penyelesaian terbuka lebih membuka peluang bagi kelanjutan cerita sebab
konflik belum sepenuhnya selesai dan membuka peluang untuk berbagai
penafsiran dari pembacanya.

.1 Unsur Sinematik

Unsur-unsur Sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi


sebuah film. Unsur sinematik terbagi menjadi empat elemen yaitu Mis-en-scene,
Sinematografi, Editing, Suara. Pada penelitian ini yang akan unsur sinematik
yang akan dibahas yaitu Mis-en-scene, Sinematografi, dan Suara, karena relevan
dengan penelitian yang akan dilakukan penulis.

1. Mis-en-scene
Mis-en-scene adalah segala hal yang berada di depan kamera. Mis-
enscene memiliki empat elemen pokok yakni, setting, tata cahaya, kostum, dan
make up. Pada penelitian ini yang akan dibahas yaitu aspek setting,kostum dan
make up.
a. Setting
Salah satu hal utama yang sangat mendukung naratif filmnya. tanpa
setting cerita film tidak mungkin dapat terjadi. Fungsi utama setting yaitu
sebagai penunjuk ruang dan waktu untuk memberikan informasi yang kuat
dalam mendukung cerita filmnya (Pratista, 2008:66)
b. Kostum dan make up
Dalam sebuah film busana tidak hanya sekedar sebagai penutup tubuh
semata namun juga memiliki beberapa fungsi sesuai dengan konteks naratifnya
(Pratista, 2008:71)
c. Pencahayaan (lighting)
Tanpa cahaya sebuah film tidak akan terwujud, seluruh gambar yang ada
dalam film bisa dikatakan sebagai hasil manipulasi cahaya. Tata cahaya dalam
film secara umum dapat dikelompokkan menjadi 41 empat unsur: kualitas,
sumber, serta warna. Keempat unsur ini sangat mempengaruhi tata cahaya dalam
membentuk suasana serta mood dalam film.
d. Para pemain dan pergerakannya (akting)
Mungkin adalah bagian terpenting dalam aspek Mise-en-Scene. Sudah
kita ketahui bahwa karakter merupakan pelaku cerita yang memotivasi naratif
dan selalu bergerak dalam melakukan sebuah aksi, dan salah satu kunci utama
untuk menentukan keberhasilan sebuah film adalah performa seorang pemain
(akting). Penampilan seorang aktor dalam film dibagi menjadi dua yakni visual,
dan audio. Secara visual menyangkut aspek fisik seperti; gerak tubuh (gesture),
serta ekspresi wajah. Audio atau suara adalah seluruh suara yang keluar dari
gambar yakni, dialog, musik, dan efek suara. (Pratista, 2008: hal 61,71,75,84)

2. Sinematografi
Dalam sebuah produksi film ketika seluruh aspek mise-en-scene telah
tersedia dan sebuah adegan telah siap untuk diambil gambarnya, pada tahap
inilah unsur sinematografi mulai berperan. Sinematografi secara umum dapat
dibagi menjadi tiga aspek, yakni; kamera dan film, framing, serta durasi gambar.
Editing
Dalam tahap ini shot-shot yang telah diambil dan dipilih, diolah dan
dirangkai hingga menjadi satu rangkaian kesatuan yang utuh. Aspek ini bersama
penggerak kamera merupakan satu-satunya unsur sinematik murni yang dimiliki
oleh seni film. Definisi editing pada tahap produksi adalah proses pemilihan
serta penyambungan gambar-gambar yang telah diambil, sementara definisi
editing setelah filmnya jadi (pasca produksi) adalah teknik-teknik yang
digunakan untuk menggunakann tiap shot-nya.
Suara / Audio
Suara dalam film dapat kita pahami sebagai seluruh suara yang keluar dari
gambar, yakni dialog, musik, dan efek
suara.

Analisa unsur pembentuk film 1917


5.1 Unsur Naratif

1. Tokoh
a) Dalam Film 1917, George MacKay
berperan sebagai tentara muda dari
inggris bernama Schofield. Ia adalah
orang yang cenderung pendiam, namun
memiliki tekat yang kuat dalam dunia
militer. Walaupun Schofield masih
berpangkat kopral, pada Perang Dunia I,
dia dan rekannya bernama Blake diberi
perintah untuk untuk mengirim pesan
kepada tentara inggris untuk
menghentikan serangan yang dapat
merenggut banyak nyawa.

b) Kopral Blake, yang disni diperankan


oleh Charles Chapman memliki sifat
pemberani dan nekat dalam misi-misinya di dunia militer. Saat mendapat
misi bersama schoflied, blake sangat senang karena dia di temani oleh
rekannya dari dulu dan misi ini juga sangat berarti bagi blake karena yang
memimpin serangan itu adalan saudara dari blake.
2. Konflik
Diawali dengan berangkatnya Schofield dan Blake menuju garis depan dengan
jarak yang sangat jauh, mereka harus berperang melawan waktu, melewati
daerah musuh, bertemu dengan musuh, dan mereka hanya jalan kaki untuk misi
tersebut. Mereka sangat kesulitan melewati halangan yang tidak ada habisnya,
apalagi mereka hanya diberi 1 hari untuk menyampaikan pesan ke garis terdepan
pasukan inggris.

3. Tujuan
Tujuan dari tokoh utama film 1917 adalah untuk mengantar pesan dari Jendral
untuk pasukan devons 2 yang akan menyerang pasukan jerman. Di sini tugas
pemeran utama adalah untuk menghentikan serangan tersebut.

4. Ruang/lokasi
Dalam film ini, lokasi yang digunakan adalah di Medan perang, Markas tentara
inggris, bekas reruntuhan kota, sungai, dan hutan.

5. Waktu
Film 1917
menggunakan
pola linier.
Dimana film
dibuat agar alur
peristiwanya
berurutan
tanpa ada interupsi waktu yang signifikan. Pola ini sangat mudah dipahami oleh
para penonton saat menonton film 1917.

Tahapan Plot Film 1917

1. Tahap Awal
Kopral Schofield dan Kopral Blake, diberi perintah dari sang Jenderal untuk
mengantar surat yang berisikan perintah untuk menghentikan serangan
kepada pasukan jerman agar tidak ada korban jiwa. Surat itu harus diberikan
kepada pasukan devons 2 yang dipimpin oleh Kolonel Mackenzie yang
merupakan kakak dari kopral blake. Mereka akan berperang melawan waktu
karena hanya diberi 1 hari untuk sampai di tempat tujuan.

2. Tahap Tengah
Diperjalan mereka menemui banyak halangan yang tidak ada habisnya.
Mulai dari pesawat jerman melintas diatas mereka yang mana jika mereka
ketahuan akan ditembak, markas bekas pasukan jerman pun mereka masuki
dan ternyata disana ada jebakan bom yang tidak sengaja mereka injak dan
mereka langsung lari keluar dari sana. Disetengah perjalanan, mereka
dikagetkan dengan jatuhnya pesawat jerman yang berada didepan mereka,
schofield dan blake langung menolong sang pilot itu dan saat schoflied
mengambil air untuk mengobati pilot tersebut, blake ditusuk oleh pilot
jerman itu dan blake pun langsung tewas. Dan schofield harus melanjutkan
misi ini sendirian. Saat memasuki daerah reruntuhan kota, schoflied harus
baku tembak dengan tentara jerman dan dia berhasil melarikan diri karena
kalah jumlah, namun
dia harus melompat ke
sungai agar tidak dapat
dikejar.

3. Tahap Akhir
Singkat cerita, schoflied sampai dihutan dimana disana ada pasukan inggris,
namun ternyata itu bukan pasukan devons 2. Schofield pun langsung berlari
menuju kedepan garis pertempuran untuk mencari Kolonel Mackenzie. Dan
schofield pun berhasil memberikan surat tersebut dan serangan yang sempat
berlansung pun langsung dihentikan. Film pun ditutup dengan Kopral
Schofield tidur dibawah pohon.

6.1 Unsur Cinematic

1. Mis-en-scene

a. Setting
Film 1917 menggunakan setting tempat di medan perang, hutan, sungai,
markas tentara, dan reruntuhan kota. Sedangkan untuk setting waktu,
menggunkan waktu pagi, siang, sore, dan malam. Dan setting suasana lebih ke
suasana menegangkan.
b. Kostum dan make up
i. Kopral Schofield
Mengenakan seragam tentara inggris lengkap yang sudah
lusu dan tubuh yang kotor menggambarkan betapa lamanya
perang dunia I.
ii. Kopral Blake
Memiliki wajah yang pucat dan memakai seragam tentara
lengkap.
c. Pencahayaan (lighting)
Dalam film 1917 in kebanyakan menggunakan nature light atau
bersifat natural karena kebanyakan shooting diluar ruangan.
d. Para pemain dan pergerakannya (akting)
Akting para pemain terlihat sangat nyata. Mulai dari ekspresi wajah yang
natural dan pergerakan pemain yang terlihat seperti membawa kita ke medan
peperangan. Para pemain juga menguras emosi kita walaupun dialog dalam
film ini tidak terlalu banyak.

Sinematografi
Dengan film yang bergenre action, 1917 ini banyak menggunakan teknik
pengambilan video dengan medium shot karena ingin melihatkan perjalanan
para pemain dalam perjalanan mereka. Dan ada juga pengambilan video
secara long shot yang digunakan saat berada dimedan perang.

Editing
Film 1917 ini menggunakan teknik one shot, dimana disemua adegan film
tidak ada cut scene nya. Walaupun begitu, scene di film ini tetap ada
penggabungan scene. Rahasia dari penggabungan shot di film 1917 adalah
pada pengenalan atau estabilishment lokasi. Setiap kali aktor terlepas dari
layar dan menyorot lokasi, saat itulah sutradara berteriak “Cut!” Lalu
mereka memulainya lagi dengan memastikan kondisi lighting masih sama,
kondisi aktor masih sama, dan apa yang terlihat sebelumnya masih sama
persis. Dalam film, kita menyebutnya sebagai continuity. Film ini juga
minim akan CGI, jadi apa yang kita lihat dapat terasa lebih nyata.

Suara/audio
Suara dalam film ini terdengar seperti penonton ikut langsung ke medan
perang. Dengan minim nya dialog antar pemain, film ini pun menonjolkan
sound effect yang berasal dari bunyi tembakan, suara langkah kaki, angin,
dll.

BAB III
PENUTUP

7.1 Kesimpulan

ada dua unsur pembentuk flim yaitu, unsur naratif dan unsur sinematik.
Dua unsur ini saling berkesinambungan karena pada dasarnya jika kita hanya
memiliki bahan baku sangat bagus akan percuma jika tidak ada pengolahan
bahan baku tersebut. Sama hal nya dengan flim jika mempunyai tema dan alur
yang bagus tetapi jika tidak didukung dengan unsur sinematik akan kurang
maksimal dalam proses pembuatan film maupun saat menontonnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/3208/2/1KOM01487.pdf

http://eprints.undip.ac.id/63512/1/SKRIPSI_LENGKAP(edit).pdf

https://www.gurupendidikan.co.id/alur-plot/

https://mojok.co/ajr/ulasan/pojokan/membongkar-rahasia-film-1917-
yang-makin-bikin-plonga-plongo/

https://docplayer.info/54851781-Bab-i-pendahuluan-menyebutkan-
dalam-bukunya-yang-berjudul-memahami-film-bahwa-masingmasing.html

Anda mungkin juga menyukai