Anda di halaman 1dari 11

Sejarah Pers Dunia

Agung M
Dari mana dan sejak kapan dunia jurnalisme bermula?
Acta Diurna dianggap sebagai “koran” pertama yang pernah
diterbitkan yang mulai terbit pada 131 SM/BCE dan terbit
hingga 222M/CE. Acta Diurna berarti “Catatan Harian” atau
“Catatan Harian Publik”. Acta diurna merupakan
pemberitahuan atau berita dari pemerintah Romawi yang
ditulis dalam bahasa Latin. Dipahat di atas batu atau lempeng
logam dan dipajang di tempat-tempat umum. Para pegawai
pemerintah Romawi menulis kabar tersebut. Berita yang ditulis
umumnya mengenai kelahiran, pernikahan, kematian, astrologi,
kontes gladiator, hingga hukuman mati. Konsep Acta Diurna
mirip dengan konsep majalah atau koran dinding hari ini.

*Slide sebelumnya merupakan replika dari Acta Diurna.


Pabrik kertas pertama di Aragon
Raja Aragon (wilayah Spanyol saat ini)
mendirikan pabrik kertas pertama dengan
skala cukup besar pada 1282. Pendirian
pabrik kertas ini merupakan tonggak penting
perkembangan literasi dunia, termasuk dunia
pers. Produksi kertas dalam jumlah banyak
memungkinkan orang "menerbitkan" tulisan
mereka. Sebagian dari konten tersebut
populer dan karyanya “viral”. Beberapa
penulis pada masa itu turut terkenal dengan
karya mereka yang tersebar dalam cetakan
kertas. Salah satunya adalah Petrach (1304-
1374). Selain puisi, tulisan Petrach yang
populer adalah komentar sosial yang
dianggal seperti cikal bakal dari tulisan
editorial. Dia juga menulis tentang berita,
catatan perjalanan, dan satir.
Rihla
Meskipun jarang disebut dalam sejarah
perkembangan pers, catatan Ibnu Battuta
yang berjudul Rihla penting untuk diapresiasi.
Rihla merupakan “liputan” traveling oleh Ibnu
Battuta. Ditulis ulang dan diedit oleh Ibnu
Juzay. Rihla berisi catatan perjalanan ke 44
negara dengan total perjalanan 117.000
kilometer di tiga benua.
Perjalanan Ibnu Battuta dalam catatan Rihla
hampir setara dengan 3 kali keliling bumi.
Mesin Cetak Gutternberg
1440
Dunia berubah sejak Johannes Gutenberg
menemukan mesin cetak pada 1440. Sebelum
mesin cetak ala Gutenberg ditemukan, mencetak
buku dilakukan dengan plat kayu yang diukir.
Kelemahan dari plat kayu ukir ini adalah
cetakannya tidak bisa dikoreksi dan plat tersebut
tidak bisa digunakan ulang. Hasilnya juga tidak bisa
tajam.
Jumlah halaman yang dicetak dengan plat kayu
terbatas 400 halaman. Sedangkan mesin cetak
karya Gutenberg bisa mencetak hingga 3.600
halaman alias sembilan kali kecepatan mesin cetak
lama.
Johannes Gutenberg menciptakan mesin cetak berteknologi baru. Dia membuat
font dari besi yang bisa dibersihkan dan digunakan berulang kali. Teknologi
cetaknya juga berbeda. Mesin cetak ala Gutenberg menggunakan tinta minyak
yang lebih tajam warnanya, lebih bagus hasilnya, dan tidak pudar bila terkena air.
Mesin cetak Gutenberg merupakan revolusi literasi dunia dan menjadi tonggak
penting dalam mendukung munculnya industry percetakan, termasuk pers. Dalam
enam puluh tahun pertama sejak mesin cetak ditemukan, di Eropa dicetak lebih
dari 20 ribu buku.
Munculnya mesin cetak juga memunculkan era keterbukaan. Ide-ide konvensional
dari pemerintahan maupun gereja mulai mendapat tantangan dari masyarakat
yang semakin melek informasi. Teknologi mesin cetak juga membuat penulis bisa
mendapatkan penghasilan lebih baik dan menjadi profesi yang menarik.
Media pertama di Eropa &
media pertama berbahasa Inggris
o Kurang dari dua abad setelah munculnya
mesin cetak, Johann Carolus’s di Jerman
menerbitkan Relation Aller Furnemmen
und gedenckwurdigen Historien (Account
of all distinguished and commemorable
stories). Menurut the World Association
of Newspappers dan para penulis, media
ini dianggap sebagai koran pertama di
dunia.
o Pada 1620, The Courante, koran
berbahasa Inggris pertama terbit di
Belanda. Relation Aller Furnemmen und
gedenckwurdigen Historien
Media bahasa Inggris pertama di Inggris
Oxford Gazzete (1665), adalah media bahasa
Inggris yang lahir di Oxford, Inggris. Media ini
kemudian pindah ke dari Oxford ke London
ketika terjadi wabah pes di Inggris. Namanya
berubah menjadi London Gazzete. Media
berbahasa Inggris yang lahir di Inggris ini
bertahan hingga berabad-abad hingga hari
ini.
Saat ini namanya berubah menjadi The
Gazzete dan terbit dalam bentuk online.
Oxford Gazzete menjadi pelajaran menarik,
bagaimana perusahaan media bisa bertahan
dalam jangka waktu panjang.
Media revolusi di Amerika
The Boston Gazette (1718-1798) dianggap sebagai
salah satu media paling berpengaruh di masa
revolusi Amerika Serikat. Media ini bukan media
pertama di koloni Inggris. Sebelumnya sudah ada
Boston dan Boston News-Letter. Yang membedakan
Boston Gazette adalah dia menjadi media oposisi
pemerintah kolonial Inggris. Pendiri media ini adalah
James Franklin, saudara dari Benjamin Franklin, salah
satu tokoh terpenting dalam revolusi Amerika.
Media ini berani disebut corong revolusi, karena
menampilkan konten-konten yang berisi pesan
kebebbasan seperti gambar pelapasan burung yang
dianggap sebagai simbol kemerdekaan.
Amendemen UU dan kebebasan pers
Amendemen UU Amerika Serikat pada 1791
menjadi salah satu tonggak penting kebebasan
pers. Dalam Amendemen Pertama, pemerintah
federal dilarang menekan kebebasan, temasuk
kebebasan berbicara dan kebebasan pers. Mereka
tidak ingin represi yang dilakukan Pemerintah
Kolonial Inggris terjadi lagi.
Hadirnya amendemen ini menumbuhkan industri
pers di Amerika. Pada 1775, hanya ada 35 media
di Amerika. Pada 1880—sembilan tahun setelah
Amendemen UU lahir—jumlah media yang ada di
Amerika Serikat mencapai 200.

Anda mungkin juga menyukai