Anda di halaman 1dari 8

Perkembangan Teknologi Fotografi

Oleh : Ghefira Aliya Sobana


Kelas : C2
NIM : J0301201045

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

SEKOLAH VOKASI INSTITUT PERTANIAN BOGOR


2021
Fotografi berasal dari dua istilah yunani: photo dari phos yaitu cahaya dan
graphy dari graphe yaitu tulisan atau gambar (Bull, 2010:5). Fotografi adalah
kegiatan merekam dan memanipulasi cahaya untuk mendapatkan hasil yang kita
inginkan. Fotografi dapat dikategorikan sebagai teknik dan seni (Sudjojo,2010).
Lalu, menurut Sudarma (2014:2) memiliki pengertian bahwa fotografi sebagai
media foto adalah salah satu media komunikasi, yakni media yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan atau ide kepada orang lain. Fotografi di
dalam KBBI diartikan sebagai seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada film
atau permukaan yang dipekakan. Secara harfiah fotografi adalah menulis atau
menggambar dengan cahaya.
Berdasarkan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, saat ini
fotografi menjadi sebuah life style atau gaya hidup bagi masyarakat modern,
khususnya kalangan milenial dan generasi Z. Orang-orang hanya dengan
menggunakan smart phone saja sudah dapat menghasilkan foto-foto yang bagus,
berkualitas tinggi, dan menghiasi media sosial. Terdapat banyak aliran fotografi
yaitu landscape, potrait, sampai street photography. Perkembangan fotografi
yaitu mulai dari era sebelum masehi, abad ke-15, abad ke-16, abad ke-18, abad
ke-19, dan abad ke-20. Berikut perkembangan teknologi fotografi:

1. Era Sebelum Masehi

Semua peristiwa berawal jauh sebelum Masehi. Pada abad ke-5 Sebelum Masehi
(SM), seorang pria bernama Mo Ti menemukan bahwa lubang kecil (pinhole)
akan merefleksikan pemandangan di luar pada dinding ruangan gelap. Meski
sebenarnya, gambar yang dihasilkan terbalik 180 derajat, dinamakan sebagai
fenomena camera obscura. Fenomena ini terus dikagumi dan dikembangkan
sampai berabad-abad kemudian. Tercatat bahwa Aristoteles (abad ke-3 SM) dan
seorang ilmuwan Arab yang bernama Ibnu Al Haitam (abad ke-10 SM) terus
berusaha membuat alat yang sekarang kita sebut sebagai kamera.
2. Abad ke-15

Hingga pada tahun 1558, akhirnya diciptakan sebuah kotak yang membantu
pelukis untuk menangkap bayangan gambar, yang disebut sebagai camera
obscura. Pada tahun 1568, seorang penggiat seni bernama Danielo Barbaro
bereksperimen dengan menggunakan lensa sederhana untuk mempertajam
proyeksi bayangan yang direfleksikan melalui lubang kecil. Dari eksperimen itu,
didapat kesimpulan bahwa perubahan ukuran bukaan diafragma dapat
mempengaruhi ketajaman foto. Hal ini sebenarnya bisa dijelaskan secara fisika,
khususnya bab optik.

3. Abad ke-16

Istilah itu diciptakan Johannes Kepler pada tahun 1611. Desain kamera pada
zaman itu berbentuk seperti tenda, di dalamnya sangat gelap. Lubang kecil yang
disematkan pada ‘kamera’ akan merefleksikan gambar dunia luar di atas selembar
kertas. Tidak berhenti sampai disana, pada tahun 1685 Johan Zahn melakukan
eksperimen dengan membuat kamera obscura portable yang mudah untuk
dipindahkan. Kamera ciptaan Johan Zahn juga dilengkapi dengan lensa yang bisa
bergerak maju mundur, lengkap dengan diafragma dan kaca pantul untuk melihat
target obyek.

4. Abad ke-18

Penelitian soal kamera terus berlangsung sampai abad ke-17. Angelo Sala,
seorang ilmuwan Italia, mengoptimalkan cahaya alam dari matahari guna
merekam rangkaian kata dan kalimat. Selanjutnya seorang Inggris yang bernama
Thomas Wedgwood melakukan percobaan untuk merekam gambar menggunakan
kamera obscura berlensa. Sayangnya, hasil yang dia dapatkan tidak sesuai
perkiraan. Chlorida perak yang jamak digunakan sebagai media kamera saat itu,
kembali dipakai oleh Humphrey Davy. Berita baiknya, dia berhasil menangkap
gambar melalui kamera obscura, meski masih tanpa lensa.
Kemudian pada tahun 1824 seorang seniman Prancis, bernama Joseph-Nicephore
Niepce, berhasil menghasilkan gambar permanen, meski agak kabur. Hal yang dia
lakukan tidak main-main. Dia merekam pemandangan dari jendela kamarnya
selama delapan jam, hasil dicetak di atas pelat logam yang dilapisi aspal.
Eksperimen kembali dilakukannya pada tahun 1826, dan sampai sekarang foto itu
masih disimpan di University of Texas di Austin, Amerika Serikat. Hal ini
diyakini ilmuwan sebagai titik awal fotografi.

Penelitian mengenai fotografi terus dilanjutkan oleh banyak orang dengan


beragam disiplin. Sampai pada tahun 1839, seorang pelukis dari Prancis yang
bernama Louis-Jacques Mande’ Daguerre berhasil membuat foto. Foto itu berupa
gambar permanen pada plat tembaga perak yang dilapisi lapisan iodin. Gambar
permanen itu bisa didapat dari pelat yang dicuci larutan garam dapur. Penemuan
itu menjadi tonggak baru yang penting dalam penemuan fotografi. Di Prancis,
rekaman dua dimensi dalam bentuk permanen sukses dihasilkan. Bukan hanya itu,
tahun 1839 cukup penting bagi tonggak sejarah fotografi. Di tahun itu tercipta
satu foto selfie milik Robert Cornelius yang dianggap sebagai foto selfie tertua di
dunia. Selang 20 tahun kemudian, lebih tepatnya pada tahun 1860, tercipta foto
dari udara pertama. James Wallace Black memotret dari udara dengan
menggunakan balon udara yang terbang di ketinggian 2000 kaki.

5. Abad ke-19

Pada tahun 1900, seorang juru lukis menemukan teknologi kamera baru yang
dinamakannya kamera Mammoth. Kamera jenis ini masih berdimensi sangat besar
dengan berat total mencapai 1400 pound. Lensanya sendiri seberat 500 pound.
Terkait dengan dimensinya, satu set kamera itu butuh sampai 15 orang untuk
sekedar memindahkannya. Pada tahun 1950, teknologi kamera Single Lens
Reflex mulai digantikan oleh kedatangan prisma, yang saat ini dikenal sebagai
kamera DSLR. Di tahun itu mulai muncul kamera pabrikan Jepang seperti Nikon
dan Canon. Selanjutnya, pada tahun 1972 kamera Polaroid mulai dipasarkan.
Kamera ini berhasil mencuri hati konsumen karena bisa mencetak gambar tanpa
proses pencetakan film yang memakan waktu. Setelahnya, teknologi fotografi
berlari kencang. Beragam merk dan hasil jasa ditemukan di berbagai belahan
dunia. Salah satu perusahaan itu adalah Kodak, merk yang tentu dikenal semua
orang bahkan sampai sekarang. Pada tahun 1980-an George Eastman, melalui
perusahaannya Kodak Eastman, terjun di bisnis fotografi dengan membuat kamera
boks dan roll film yang praktis dibawa kemana-mana. Kamera ini juga memiliki
fitur flash atau lampu kilat yang ditemukan pertama kali oleh Harold E. Edgerton.
Terkenal dengan slogan “Anda menekan tombol dan kami melakukan sisanya”,
penemuan-penemuan George Eastman selanjutnya makin melengkapi produk
Kodak, mulai dari fitur lensa, film, dan kertas foto. Era ini mulai menelurkan
fotografer-fotografer profesional yang gemar mengeksplorasi sudut pandang
fotografi baru. Dunia fotografi mulai menapakkan kaki di panggung seni.

6. Abad ke-20

Pada 2006, tongsis (tongkat narsis) mulai menjadi fitur pelengkap dunia fotografi
modern. Penemuan tongsis dipatenkan oleh Wayne Fromm di tahun yang sama,
dengan nama Quick Pod. Meski sebenarnya, tongsis pertama sudah muncul sejak
tahun 1925 di foto Arnold and Helen Hogg. Saat ini fotografi mendapat perlakuan
beragam dari masyarakat. Ada yang menganggapnya sebagai hobi dan
implementasi seni, namun tidak sedikit juga yang menggelutinya secara
profesional sebagai mata pencaharian. Kemajuan teknologi pada abad 20 sudah
berhasil menciptakan beragam jenis kamera digital sesuai dengan fungsi dan
peruntukannya. Mulai dari kamera saku yang simpel, sampai pada
kamera camcorder yang bisa digunakan untuk merekam video. Era fotografi
digital merupakan proses kemajuan pengetahuan dan teknologi yang maha
dahsyat dalam sejarah fotografi Di era kamera digital, masyarakat memandang
fotografi sebagai sesuatu yang mudah, murah, dan merupakan bagian dari
kehidupan sehari-hari. Inilah apa yang sering disebut dengan digitalisasi fotografi.
Perkembangan zaman menyebabkan berbagai macam teknologi semakin
berkembang pesat salah satunya teknologi fotografi. Di era industri kreatif seperti
saat ini, fotografi dapat dikatakan berada pada empat aspek (sains, teknologi, seni,
dan industri) yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Perkembangan
fotografi salah satunya berakibat pada bergesernya tujuan awal dari penemuan alat
yang semula hanya merupakan alat untuk melihat peristiwa dan fenomena alam.
Selanjutnya berkembang sebagai alat bantu pemindai (tracing) yang digunakan
oleh para seniman (pelukis) untuk memudahkan kerja dalam melukis. Selain itu,
dengan alat ini juga dapat digunakan untuk mendapatkan tingkat presisi yang
tinggi dengan model yang akan digambar.
DAFTAR PUSTAKA

Harsanto, P. W. 2011. Fotografi: Sains, Teknologi, Seni, dan Industri.


Nirmana, 13(1), 34-42.

Hidayat, R. 2020. Sejarah Perkembangan Fotografi. TambahPinter.com:


https://tambahpinter.com/sejarah-perkembangan-fotografi/

Anda mungkin juga menyukai