Anda di halaman 1dari 23

ETIKA KOMPUTER

DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH


ETIKA PROFESI

DIBUAT OLEH : KELOMPOK 7


1. NIKA FERAWATI (311710 )
2. SETIA NINGSIH (311710751)
3. SITI SALAMAH (311710 )
4. VERONICA MARIA AGNES (311710551)
5. WIDIA NURMA YUNITA (311710850)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


UNIVERSITAS PELITA BANGSA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah Etika Profesi Teknik
Informatika dengan judul nakalah “ETIKA KOMPUTER” Yang diberikan kepada
kami,namun demikian bukan suatu beban yang pada akhirnya merupakan anugrah
untuk kami, karena telah diberikan kepercyaan untuk menyelesaikan maklah ini.
Kami ucapakan terima kasih kepada pihak yang telah membantu hingga makalah
ini tersusun serta dibuat dengan segala masukan dan kekurangan yang telah diberikan
kepada kami. Namun demikian makalah ini masih jauh dari kata sempurna, segala
krtik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk dimasa yang
akan datang.

Cikarang, 06 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI :

BAB I . PENDAHULUAN…………………………………………….
I.1 LATAR BELAKANG……………………………………….
I. 2 RUMUSAN MASALAH……………………………………

BAB II. PEMBAHASAN ……………………………………………...


BAB III. PENUTUP……………………………………………………
III.1 KESIMPULAN……………………………………………..
III.2 SARAN……………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat perhatian yang lebih


besar dari pada sebelumnya.Masyarakat secara umum memberikan perhatian
terutama karena kesadaran bahwa komputer dapat menganggu hak privasi
individual.Namun subyek etika komputer lebih dalam daripada masalah privasi
dan pembajakan. Komputeradalahperalatansosial yang penuh daya, yang dapat
membantu atau mengganggu masyarakat dalam banyak cara. Semua tergantung
pada cara penggunaannya. Sebagai orang awam, kita tidak tahu apakah yang
dimaksud dengan “Etika dalam Komputer”.

Etika komputer merupakan seperangkat nilai yang mengatur dalam


penggunaan komputer. Jika dilihat dari pengertian masing-masing etika
merupakan suatu ilmu/nilai yang membahas perbuatan baik atau buruk
manusia yang dapat dipahami oleh pikiran manusia, sedangkan komputer
sendiri merupakan alat yang digunakan untuk mengolah data. Sehingga jika
kita menggabungkan pengertian dari kata etika dan komputer adalah
seperangkat nilai yang mengatur manusia dalam penggunaan komputer serta
proses pengolahan data.

1.2 Rumusan Masalah

1. Sejarah Etika Komputer

2. Pengertian Etika Komputer

3. Etika Komputer di Indonesia

4. Sanksi-Sanksi Pelanggaran Etika

5. Contoh Study Khasus

1.3 Penutup, Kesimpulan, dan Saran

Adapun penutup, kesimpulan dan saran yang ingin dicapai adalah untuk
mengetahui seperti apakah Etika Komputer itu.
BAB II

PEMBAHASAAN
• PENGERTIAN
Etika komputer (Computer Ethic) adalah seperangkat asas atau nilai yang berkenaan
dengan penggunaan komputer. Etika komputer berasal dari 2 suku kata yaitu etika
(bahasa Yunani: ethos) adalah adat istiadat atau kebiasaan yang baik dalam individu,
kelompok maupun masyarakat dan komputer (bahasa Inggris: to compute) merupakan
alat yang digunakanuntuk menghitung dan mengolah data. Jumlah interaksi manusia
dengan komputer yangterus meningkat dari waktu ke waktu membuat etika komputer
menjadi suatu peraturandasar yang harus dipahami oleh masyarakat luas.

• SEJARAH
Komputer ditemui oleh Howard Aiken pada tahun 1973. Penemuan computer di tahun
1973 ini menjadi tonggak lahirnya etika computer yang kemudian berkembang hingga
menjadi sebuah disiplin ilmu baru di bidang teknologi.

• PERKEMBANGAN
1940 an oleh Norbert Wiener (Professor MIT)
1960 an oleh Donn Parker (SRI Internasional Menlo Park California)
1970 an oleh J. Weizenbaum Walter Maner
1980 an oleh James Moor (Dartmounth College)
1990 an sd sekarang oleh Donald Gotterbam Keith Miller Simon Rongerson, Dianne
Martin, dll

1940 an
Pada awal tahun 1940-an Profesor Norbert Wiener mengembangkan sebuah meriam
antipesawat yang mampu melumpuhkan setiap pesawat tempur yang meintas di
sekitarnya. Pengembangan tersebut kemudian memicu penelitian tentang
perkembangan teknologi dan etika yang menciptakan suatu bidang riset baru yang
disebut cybernetics atau the science of information feedback system. Yang kemudian
membuat Wiener menarik kesimpulan etis tentang pemanfaatan teknologi yang
sekarang dikenal dengan Teknologi Informasi (TI). Dalam penelitiannya, Wiener juga
meramalkan terjadinya revolusi sosial dari perkembangan teknologi informasi yang
dituangkan dalam sebuah buku berjudul Cybernetics: Control and Communication in
the Animal and Machine. Penelitian tersebut masih berlanjut hinggs tahun 1950-an.
Konsep pemikiran tersebut yang menjadi fondasi dalam perkembangan etika
komputer di masa mendatang.

1960 an
Pada pertengahan tahun 1960-an. Doon Parker dari SRI International Menlo Park
California melakukan berbagai riset untuk menguji penggunaan komputer yang tidak
sah dan tidak sesuai dengan profesionalisme dalam bidang komputer. Parker juga
dikenal sebagai pelopor kode etik profesi bagi profesionla di bidang komputer, yang
ditandai dengan usahanya pada tahun 1968 ketika ditunjuk untuk memimpin
pengembangan Kode Etik Profesional yang pertama dilakukan untuk Association for
Computing Machinery(ACM).

1970 an
Perkembangan etika komputer di era 1970-an diwarnai dengan adanya kecerdasan
buatan yang memicu perkembangan program komputer yang memungkinkan manusia
berinteraksi langsung dengan komputer, salah satunya ELIZA. Program psikoterapi
Rogerian ini diciptakan oleh Joseph Weizenbaum dan memunculkan banyak
kontroversi karena Weizenbaum telah melakukan komputerisasi psikoterapi dalam
bidang kedokteran. Perkembangan tersebut kemudian memunculkan istilah
“Computer Ethic” yang dikemukakan oleh Walter Maner. Maner menawarkan suatu
kursus eksperimental atas materi pokok tersebut pada Old Dominion University in
Virginia. Sepanjang tahun 1978 ia juga mempublikasikan sendiri karyanya Starter Kit
in Computer Ethic. Yang berisi material kurikulum dan pedagogi untuk para pengajar
universitas dalam pengembangan pendidikan etika komputer. Era ini terus berlanjut
hingga tahun 1980-an dan menjadi masa keemasan etika komputer, khususnya setelah
diterbitkannya buku teks pertama mengenai etika komputer yang ditulis oleh Deborah
Johnson dengan judul Computer Ethic.

1990 an sd sekarang
Sepanjang tahun 1990 berbagai pelatihan baru di universitas, pusat riset, konferensi,
jurnal, buku teks dan artikel menunjukkan suatu keanekaragaman yang luas tentang
topik di bidang etika komputer. Sebagai contoh, pemikir seperti Donald Gotterbarn,
Keith Miller, Simon Rogerson, dan Dianne Martin seperti juga banyak organisasi
profesional komputer yang menangani tanggung jawab sosoal profesi tersebut. Etika
komputer juga menjadi dasar lahirnya peraturan undang-undang mengenai kejahatan
komputer.

Sepuluh Perintah Etika Komputer.

Pada tahun 1992, koalisi etika komputer yang tergabung dalam lembaga etika
komputer (CEI) memfokuskan pada kemajuan teknologi informasi, untuk dan
korporasi serta kebijakan publik.

Sepuluh Perintah untuk Etika Komputer Dari Institut Etika Komputer yaitu :

1. Jangan menggunakan komputer untuk membahayakan orang lain


2. Jangan mencampuri pekerjaan komputer orang lain
3. Jangan mengintip file orang lain
4. Jangan menggunakan komputer untuk mencuri
5. Jangan menggunakan komputer untuk bersaksi dusta
6. Jangan menggunakan atau menyalin perangkat lunak yang belum kamu bayar
7. Jangan menggunakan sumber daya komputer orang lain tanpa otorisa
8. Jangan mengambil hasil intelektual orang lain untuk diri kamu sendiri
9. Pikirkanlah mengenai akibat sosial dari program yang kamu tulis
10. Gunakanlah komputer dengan cara yang menunjukkan tenggang rasa dan rasa
penghargaan

Tahap revolusi dalam komputer yang dikemukakan oleh James Moor : Dari
perkembangan-perkembangan yang telah dikemukakan oleh para pemikir dunia
komputer dapat disimpulkan bahwa etika komputer merupakan hal yang penting
untuk membatasi adanya penyalahgunaan teknologi/komputer yang dapat merugikan
orang lain. Dengan adanya etika komputer segala kegiatan yang dilakukan dalam
dunia komputer memiliki aturan-aturan/nilai yang mempunyai dasar ilmu yang jelas
dan dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga etika komputer dapat membatasi apa
saja yang boleh dilakukan dan apa saja yang menjadi pelanggaran dalam penggunaan
computer.

• ETIKA KOMPUTER DI INDONESIA


Indonesia merupakan salah satu negara pengguna komputer terbesar di dunia sehingga
penerapan etika komputer dalam masyarakat sangat dibutuhkan. Indonesia
menggunakan dasar pemikiran yang sama dengan negara-negara lain sesuai dengan
sejarah etika komputer yang ada. Pengenalan teknologi komputer menjadi kurikulum
wajib di sekolah-sekolah, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah
Atas (SMA sederajat). Pelajar, mahasiswa dan karyawan dituntut untuk bisa
mengoperasikan program-program komputer dasar seperti Microsoft Office.

Tingginya penggunaan komputer di Indonesia memicu pelanggaran-pelanggaran


dalam penggunaan internet.SurveiBusiness Software Alliance (BSA) tahun 2001
menempatkan Indonesia di urutan ketiga sebagai negara dengan kasus pembajakan
terbesar di dunia setelah Vietnam dan China. Besarnya tingkat pembajakan di
Indonesia membuat pemerintah Republik Indonesia semakin gencar menindak pelaku
kejahatan komputer berdasarkan Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002
(penyempurnaan dari UUHC No. 6 Tahun 1982 dan UUHC No. 12 Tahun 1997).
Upaya ini dilakukan oleh pemerintah RI untuk melindungi hasil karya orang lain dan
menegakkan etika dalam penggunaan komputer di Indonesia.

Hak Sosial Dan Komputer.

Masyarakat memiliki hak- hak tertentu berkaitan dengan penggunaan komputer,

yaitu :

1. Hak atas komputer :

a. Hak atas akses computer

b. Hak atas keahlian computer

c. Hak atas spesialis computer


d. Hak atas pengambilan keputusan computer

2. Hak atas informasi :

a. Hak atas privasi

b. Hak atas akurasi

c. Hak atas kepemilikan

d. Hak atas akses

• ISU – ISU DALAM ETIKA KOMPUTER


1. Kejahatan Komputer
2. Cyber Ethics
3. E-Commerce
4. Pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
5. Tanggung Jawab Profesi

1. Kejahatan Komputer

Selain memberikan dampak positif , komputer juga mengundang tangan-tangan


kriminal untuk beraksi. Hal ini memunculkan fenomena khas yang disebut
computercrime atau kejahatan di dunia komputer. kejahatan komputer merupakan m”
kejahatan yang ditimbulkan karna penggunaan komputer secara ilegal” (Andi Hamzah
1989).

2. Cyber Ethics

Salah satu perkembangan pesat dibidang komputer adalah internet. Internet, akronim
dari Interconection Networking , merupakan suatu jaringan yang menghubungkan
suatu kmputer dengan komputer lain. selain memberikan dampak baik, internet juga
memunculkan permaslahan baru. Pengguna internet merupakan orang-orang yang
hidup dalam dunia anonymouse yang tidak memiliki keharusan menunjukkan
identitas asli dalam berinteraksi. Sementara itu, munculnya berbagai layanan dan
fasilitas yang diberikan dalam internet memungkinkan pengguna untuk berinteraksi

Permasalahan d iatas, menuntut adanya aturan dan prinsip dalam melakukan


komunikasi sia internet. Salah satu yang dikembangkan adalah Netiket atau
Nettiquette, yang merupakan suatu etika acuan dalam berkomunikasi menggunakan
internet . Berkomunikasi dengan internet memerlukan tatacara sendiri. Netiket yang
sering digunakan mengacu pada standar netiket yang ditetapkan oleh IETF (the
Internet Task Force). IETF adalah suatu komunitas masyarakat internasional yang
terdiri dari para perancang jaringan, operator, penjual dan peneliti yang terkait dengan
evollusi arsitektur dan pengoprasian internet. IETF terbagi menjadi kelompok-
kelompok kerja yang menangani beberapa topik seputar internet baik dari sisi teknis
maupun non teknis. Termasuk menetaapkan netiquette Guidelines yang
terdokumentasi dalam request for comments. (RFC):155.

3. E-commerce

Selanjutnya, perkembangan pemakaian internet yang sangat pesat juga menghasilkan


sebuah model perdagangan elektronik yang disebut Electronic Commerce (e-
commerce). Secara umum e-commerce adalah sistem perdagangan yang
mrnggunakan mekanisme elektonik yang ada di jaringan internet. E-commerce
merupakan warna baru dalam dunia perdagngan, dimana kegiakan perdagangan
tersebut dilakukan secara elektronik dan online. dalam pelaksanaanya , e-commerce
menimbulkan beberapa isu menyangkut hukum perdagangan dalam penggunaan
sistem yang terbentuk secara online networking manajement tersebut. Beberapa
permasalahan tersebut antara lain menyangkut prinsip-prinsip yuridiksi dalam
transaksi, permasalah kontrak dalam transaksi elektronik dsb. Dengan berbagai
masalah yang muncul menyangkut perdagangan via internet tersebut., diperlukan
acuan model hukum yang dapat digunakan sebagai standar transaksi. Salah satu acuan
internasional yang banyak digunakan adalah Uncitral Model Law on Electronic
Commerce 1996. acuan yang berisi model hukum dalam transaksi e-commerce
tersebut diterbitkan oleh UNCITRAL sebagai salah satu komisi internasional yang
berada dibawah naungan PBB.model tersebut telah di uji oleh General Assembly
Resslutin No 51/162 tanggal 16 Desember 1996.
4. Pelanggaran Hak Atas Kekayaan Intelektual

Sebagai teknologi yang bekerja secara digital, hal ini memudahkan seseorang berbagi
dengan orang lain. Hal tersebut menimbulkan banyak keuntungan akan tetapi juga
menimbulkan permasalahan, terutama menyangkut hak atas kekayaan intelektual.
Beberapa kasus pelanggaran atas hak kekayaan intelektual tersebut antara lain adalah
pembajakan perangkat lunak, pemakaaian lisensi melebihi kapasitas penggunaan yang
seharusnya, penjualan CDROM ilegal atau juga penyewaan peranggkat lunak ilegal.
Berdasarkan survei yang dilakukan Business Softeware Alliance (BSA) pada tahun
2001, menempatkan Indonesia pada peringkat ke tiga di dunia.

5. Tanggung Jawab Profesi

Seiring perkembangan teknologi pula, para profesional di bidang komputer sudah


melakukan spesialisasi pengetahuan . Organisasi profesi di AS, seperti association for
computing machinery (ACM) dan institute of electrical and electonic engineers
(IEEE), sudah menetapkan kode etik, syarat-syarat plaku profesi dan garis besar
pekerjaan untuk membantu para profesional komputer dalam memahami dan
mengatur tanggungjawab etis yang harus dipenuhinya.

Cara-cara mencegah kejahatan komputer :

1. Memperkuat hukum

Kini dengan hukum dunia teknologi informasi diperkuat maka setiap orang tidak
seenaknya lagi melannggar hukum, karena bisa-bisa digiring sampai ke kantor polisi.
Organisasi industri seperti Software Publishers Association (SPA) segera dibentuk
setelah maraknya pembajakan perangakat

lunak dalam sekala besar maupun kecil. (Pembajakan perangkat lunak komersial
sekarang merupakan tindak pidana berat, bisa dienjara maksimal 5 tahun dan didenda
hingga 250.000 dollar bagi siapa saja yang terbukti memakai peragkat bajakan).
Dengan memperkuat hukum ini minimal akan mengurangi resiko kejahatan Teknologi
informasi.
2. CERT : Computer Emergency respose Team

Pada tahun 1988, setelah internet tersebar luas, Departemen pertahanan AS


membentuk CERT. Meskipun lembaga ini tidak mempunyai wewenang untuk
menahan atau mengadili, CERT menyediakan informasi internasional dan layanan
seputar keamanan bagi para pengguna internet. CERT hadr sebagai pendamping pihak
yang diserang, membantu mengatasi penggangu, dan mengevaluasi sistem yang telah
megalami serangan untuk melindunginya dari gangguan dimasa yang akan datang.

3. Alat pendeteksi kecurangan perangkat lunak deteksi berbasis aturan.

Dalam teknik ini pengguna, semisal pedagang membuat file negatif yang memuat
kriteria yang harus dipenuhi oleh setiap transaksi.Kriteria ini meliputi nomor kartu
kredit yang dicuri dan juga batas harganya, kecocokan alamat rekening pemegang
kartu dan alamat pengiriman, dan peringatan jika satu item dipesan dalam jumlah
besar.

Sanksi Pelanggaran Etika

Sanksi-sanksi Etika komputer terbagai atas 2 (dua) :

1. Sanksi Sosial

Skala relative kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat “dimaafkan”.

2. Sanksi Hukum

Skala besar, merugikan hak pihak lain. Hukum pidana menempati prioritas utama
dan diikuti hukum perdata.
di Indonesia, organisasi profesi di bidang komputer yang didirikan sejak tahun 1974
yang bernama IPKIN (ikatan profesi komputer dan informatika), juga sudah
menetapkan kode etik yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan pemakaian
teknologi komputer di indonesia. Kode etik profesi tersebut menyangkut kewajiban
plaku profesi terhadap masyarakat, sesama pengembang profesi ilmiah, serta
kewajiban terhadap sesama umat manusia dan lingkunagan hidup. munculnya kode
etik profesisi tersebut tentunya memberikan gambaran adanya tanggung jawab yang
tinggi bagi para pengembang profesi bidang komputer untuk menjalankan fungsi dan
tugasnya sebagai seorang profesional dengan baik sesuai dengan profesionalisme
yang di tetapkan.

• Review UU ITE NO 11 tahun 2008


Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE) mengatur berbagai
perlindungan hukum atas kegiatan yang memanfaatkan internet sebagai medianya,
baik transaksi maupun pemanfaatan informasinya. Pada UUITE ini juga diatur
berbagai ancaman hukuman bagi kejahatan melalui internet. UUITE mengakomodir
kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan masyarakat pada umumnya guna
mendapatkan kepastian hukum, dengan diakuinya bukti elektronik dan tanda tangan
digital sebagai bukti yang sah di pengadilan. Dalam undang-undang ini Kata ITE
dibagi kedalam 2 hal yaitu Informasi Elektonik dan Transaksi Elektronik, “Informasi
Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas
pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI),
surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf,
tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti
atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya”. Dan “Transaksi
Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer,
jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya”. Selain dua hal tesebut dalam
UUITE ada beberapa hal yang berkaitan dengan undang-undang ini seperti Teknologi
Informasi, Dokumen Elektronik, Sistem Elektronik, Penyelenggaraan Sistem
Elektronik, Jaringan Sistem Elektronik, Agen Elektronik, Sertifikat Elektronik,
Penyelenggara Sertifikasi Elektronik, Lembaga Sertifikasi Keandalan, Tanda Tangan
Elektronik, Penanda Tangan, Komputer, Akses, Kode Akses, Kontrak Elektronik,
Pengirim, Penerima, Nama Domain, Orang, Badan Usaha, dan Pemerintah.
Pemanfaatan ITE dalam undang-undang ini berdasarkan asas kepastian hukum,
manfaat, kehati-hatian, iktikad baik, dan kebebasan memilih teknologi atau netral
teknologi. Salah satu tujuan pemanfaatan ITE adalah mencerdasakan kehidupan
bangsa sebagai bagian dari masayarakat infoprmasai dunia tertara pada Pasal 4 Ayat
1. Informasi elektronik, dokumen elektronik dan tanda tangan elektronik merupakan
alat bukti yana sah selama memenuhi persayaratan yang telah ditentukan dalam Pasal
5 – Pasal 12. Pada bab IV menjelaskan mengenai setiap orang berhak menggunakan
jasa penyelenggara sertifikasi elektronik dan system elekronik dalam pembuatan
tanda tangan elektronik, dan dibuat secara andal, aman serta bertanggung jawab
terhadap beroperasinya system tersebut. Dalam undang-undang ini dijabarkan secara
jelas mengenai transaksi elektronik, transaksi elektonik dapat dilakukan dalam
lingkup public atau privat, transaksi elekronik yang dituangkan ke dalam kontrak
elekronik mengikat para pihak, para pihak yang melakukan transaksi elktronik harus
menggunakan system elektronik yang disepakati. Nama daomain, hak kekayaan
intelektual dan perlindungan hak pribadi juga telah diatur dalam undang-undang
semua dijelaskan secara rinci pada Pasal 23 – Pasal 26. UUITE ini juga menjabarkan
mengenai perbuatan yang dilarang dalam kegiatan transaksi elektronik, semua itu
tertuang dalam Pasal 27 – Pasal 37. Jika terjadi sengketa pada transaksi elekronik
unadang-undang ini memuat ketentuan yang mana masayarakat dapat mengajukan
gugatannya terhadap pihak yang menimbulkan kerugian, gugatan tersebut dengan
kententuan peraturan perundang-undangan. Peran pemerintah dalam transaksi
elekronik sangat baik dalam undang-undang ini, pemerintah memfasilitasi
pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elekronik sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Selain pemerintah masyarakat pun ikut berperan dalam hal ini melalui
pengguanaan dan penyelenggaraan system elektronik dan transaksi elektronik.

Penyidikan dibidang ITE dilakikan dengan memeperhatikan perlindungan terhadap


privasi, kerahasiaan, kelancaran layanan public, integritas data, atau keutuhan data
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sanksi pidana dalam pelanggaran penggunaan
teknologi informasi dan transaksi elektronik dengan pidana penjara selama 6 tahun
dan denda sebanyak 1.000.000.000, semua aturan mengenai kentuan pidana diatur
dalam Pasal 45 – Pasal 52. UUITE menetapkan ketentuan peralihan dalam Psal 53
yang berbunyi “Pada saat berlakunya Undang-Undang ini, semua Peraturan
Perundang-undangan dan kelembagaan yang berhubungan dengan pemanfaatan
Teknologi Informasi yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini dinyatakan
tetap berlaku”. Pada Pasal 54 menerangkan bahwa peraturan pemerintah harus sudah
ditetapkan paling lama dua tahun stelah diundangkanya undang-undang ini.

• MENGULIK REVISI UNDANG-UNDANG ITE


Hingar-bingar pemberitaan media tentang perubahan UU-ITE begitu santer terdengar.
Isu demonstrasi awal Desember lalu disinyalir turut dipropaganda oleh pihak-pihak
tertentu melalui berbagai saluran media elektronik, baik melalui Whatsapp, Facebook
dan sebagainya. Ada kesan, seolah-olah dengan adanya revisi UU-ITE dapat
menangkap pelaku penyebar isu SARA di media elektronik. Padahal, kriminalisasi
penyebar isu SARA sudah ada sejak diundangkannya UU-ITE pada tahun 2008,
bukan sejak direvisinya UU-ITE menjadi Undang-Undang No. 19 Tahun 2016
tentang Perubahan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik. Mungkin saja upaya menakut-nakuti dengan menggunakan UU-
ITE adalah salah satu strategi untuk meredam gejolak yang terjadi di masyarakat yang
berada pada kondisi sensitif.

Dalam perspektif umum, mungkin saja ada rasa penasaran apa yang terjadi dari revisi
UU-ITE ini? Apakah lebih banyak norma baru yang dianggap membatasi ruang gerak
masyarakat atau sebaliknya? Berangkat dari pertanyaan tersebut di atas maka jawaban
yang jelas dan objektif menjadi kebutuhan praktis, khususnya para pengguna media
elektronik.

Beberapa hal baru dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan
Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Ketentuan Penjelasan
Defisini Penyelenggara Sistem Elektronik pasal 1 angka 6a Penyelenggara sistem
elektronik adalah orang atau badan yang menjalankan sistem elektronik seperti toko
online, penyedia web hosting, dan jasa layanan Internet lainnya
Tentang penyadapan
Penjelasan pasal 5 dan pasal 31 Dipertegas tentang larangan penyadapan, bahwa
penyadapan harus dilakukan oleh penyidik.
Penegasan tentang perlindungan data pribadi
Pasal 26 ayat (3), (4), dan (5) – Kewajiban penyelenggara sistem elektronik
menghapus data pribadi
– Kewajiban penyelenggara sistem elektronik menyediakan mekanisme penghapusan
Kekurangan dari ketentuan ini adalah menunjuk peraturan pemerintah dan
mensyaratkan penetapan pengadilan untuk penghapusan data pribadi.
Tentang pencemaran nama baik dan pemerasan
Penjelasan pasal 27 ayat (3) dan (4) Ketentuan tentang pencemaran nama baik dan
pemerasan mengacu pada KUH Pidana. Hal ini sejalan dengan pendapat MK tentang
tafsir pasal pencemaran nama baik.
Peran pemerintah menutup akses atas konten yang melanggar undang-undang
Pasal 40 ayat (2a) dan (2b) Menegaskan kewenangan pemerintah untuk menutup
akses atas konten yang melanggar ketentuan undang-undang, misalnya perjudian,
pornografi, dan sebagainya.
Tentang penyidikan
Pasal 43 ayat (3), (5) huruf h dan (7a) – Menegaskan bahwa penggeledahan dan
penyitaan mengacu pada KUHAP
– Menambahkan mekanisme pemeriksaan bagi penyidik PNS untuk membuat data
dan laporan untuk dapat menutup akses sistem elektronik.
Pengurangan hukuman pada delik pencemaran nama baik dan delik pengancaman
Pasal 45 ayat (3), (4) dan ayat (5) – Pengurangan hukuman dari 6 tahun menjadi 4
tahun dan denda dari 1 Milyar menjadi 750 juta
– Menegaskan bahwa delik pencemaran nama baik dan pengancaman adalah delik
aduan.
Penambahan norma hate speech dan ancaman kekerasan
Pasal 45A dan 45B – Penambahan norma tentang penyebaran ujaran kebencian dan
isu SARA diancam dengan kurungan 6 tahun dan/atau denda 1 Milyar.
– Ancaman pidana atas pengancaman dengan menakut-nakuti adalah penjara 4 tahun
dan/atau denda 750 juta

Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat bahwa revisi UU-ITE justru menimbulkan


kesan yang lebih humanis dibandingkan dengan sebelumnya. Salah satu contohnya
adalah dengan menegaskan bahwa delik pencemaran nama baik adalah delik aduan,
bukan delik biasa, dan pada perubahan UU-ITE adanya pengurangan hukuman dan
pengurangan jumlah denda.
Salah satu norma yang menjadi sorotan oleh penggiat kebebasan hak asasi manusia
adalah tentang penutupan akses terhadap konten yang bermuatan pelanggaran
undang-undang. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa penguatan peran pemerintah
untuk menutup akses dianggap membatasi kebebasan berekspresi di dunia siber.
Untuk mengantisipasi hal ini seharusnya dalam membaca norma penutupan akses oleh
pemerintah seharusnya dapat mengacu pada teknis penutupan akses yang diatur dalam
Pasal 43, bahwa adanya mekanisme pemeriksaan terlebih dahulu oleh penyidik PNS.
Selain itu, seharusnya penutupkan akses ini dapat dilihat dari perspektif yang lebih
luas dengan mengukur daya rusak dari informasi negatif, sehingga objektivitas
penutupan akses oleh pemerintah lebih terjaga. Semoga penjelasan singkat dari revisi
UU-ITE ini bisa memberikan manfaat secara praktis.

• PERSENTASI PELAKU KEJAHATAN PENIPUAN BERDASARKAN NEGARA


E-mail : 68,4 %
Web Page : 13,4 %
Phone : 9,6 %
Physical Mail : 4,2 %
Printed Material : 1,9 %
In Person : 1
Chat Room : 0,8
Fax : 0,8

• KUHP PADA CYBERCRIME


Dalam upaya menangani kasuskasus yang terjadi para penyidik melakukan analogi
atau perumpamaan dan persamaaan terhadap pasal-pasal yang ada dalam KUHP.
Pasal-pasal didalam KUHP biasanya digunakan lebih dari satu Pasal karena
melibatkan beberapa perbuatan sekaligus pasal – pasal yang dapat dikenakan dalam
KUHP pada cybercrime antara lain :
• Pasal 362 KUHP yang dikenakan untuk kasus carding
• Pasal 378 KUHP dapat dikenakan untuk penipuan
• Pasal 335 KUHP dapat dikenakan untuk kasus pengancaman dan pemerasan
• Pasal 311 KUHP dapat dikenakan untuk kasus pencemaran nama baik
• Pasal 282 KUHP dapat dikenakan untuk penyebaran pornografi
• Pasal 406 KUHP dapat dikenakan pada kasus deface atau hacking
• PELANGGARAN ETIKA IT DI INDONESIA
CD bajakan dijual bebas di mana-mana, sejak 1990-an.
Carding mulai marak bertaburan di Yogyakarta, 2000.
• Plesetan nama domain klick BCA online, 2001.
• Website Mentawai dihack orang, 2005.
• Website BNI 46 dideface,
• Website BI dihack (2005),
• Website PKS dan Golkar diusili, 2005 pada Pilkada.
• Website Harian Bisnis Indonesia dihack, 2005, saat puasa.
• Cyber terorism mulai melanda di Indonesia, 2005, contohnya :
• DR. Azahari. Cyber psycho, 2005,
• Kerajaan Tuhan Lia Eden.
• Beredar foto syur mirip artis Mayang Sari dan mirip Bambang Tri, 2005, Nia
Ramadhan, 2006.
• Beredar foto jenaka SBY dan Roy Suryo hasil croping di internet.
• Tahun 2006 adanya isu kenaikan TDL,
• adanya isu PNS,
• website TV7 (2006).
• Judi pun memasuki dunia maya, mulai marak tahun 2006.

• PERMASALAHAN KEAMANAN IT DIBANYAK PERUSAHAAN


Permasalahan Keamanan IT dibanyak perusahaan sangat dipengaruhi oleh kesadaran
end user akan keamanan komputer boleh dibilang masih rendah, sehingga perlu
investasi perusahaan dibidang keamanan komputer :
• Tindakan kejahatan TI cenderung meningkat, hal ini disebabkan penggunaan
aplikasi bisnis komputer dan internet sedang meningkat,
• meledaknya trend e-Commerce, personal user semakin cinta dengan internet,
• user semakin melek terhadap teknologi,
• langkanya SDM yang handal,
• transisi dari single vendor ke multi vendor,
• kemudahan mencari software (salah satu contoh dengan berbagi file peer-to-peer di
internet),
• kemudahan mencari tempat belajar (contohnya banyak website yang memberikan
tutorial gratis mengenai cracking dan tindkan kejahatan lainnya),
• penjahat selalu satu langkah lebih maju bila dibandingkan dengan polisi, dan juga
karena cyberlaw belum jelas.

• AKIBAT DARI KETIADAAN PENGATURAN KEAMANAN IT


Akibat dari ketiadan pengaturan tersebut, terjadi berbagai kasus yang merugikan
seperti:
• Penyalahgunaan oleh perusahaan terhadap data dan informasi pelanggan yang
diserahkan sebagai persyaratan transaksi bisnis;
• Terjadinya kasus kartu tanda penduduk yang berlainan dengan data dan informasi
dari yang sebenarnya.
• Terjadinya kejahatan yang bermula dari pencarian data dan informasi seseorang.
• Penghilangan identitas atas data dan informasi dari pelaku kejahatan, seperti illegal
logging, fishing, mining dan money laundering, praktik perbankan illegal dan lain
sebagainya.
• Pelanggaran privasi atas data dan informasi seseorang.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sejarah Etika Komputer, Komputer ditemukan oleh Howard Aiken pada tahun
1973 Penemuan komputer di tahun 1973 ini menjadi tonggak lahirnya etika komputer
yang kemudian berkembang hingga menjadi sebuah disiplin ilmu baru di bidang
teknologi.Etika komputer merupakan seperangkat nilai yang mengatur dalam
penggunaan komputer.

Etika Komputer di Indonesia, Indonesia merupakan salah satu negara pengguna


komputer terbesar di dunia sehingga penerapan etika komputer dalam masyarakat
sangat dibutuhkan.Adapun isu-isu dalam Etika Komputer :Kejahatan
Komputer(Computercrime), E-commerce, Pelanggaran HAKI(Hak Atas Kekayaan
Intelektual), Netiket, Tanggung Jawab Profesi. Sanksi Pelanggaran Etika :Sanksi
Social, Sanksi Hukum. Contoh Khasus Pelanggaran Etika Konputer yaitu
:Pembajakan

3.2 Saran

Penulis menyadari tentang penyusunan makalah, tentu masih banyak kesalahan


dan kekurangan, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.Penulis banyak berharap
para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yan membangun kepada
penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-
kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abbassusilo. 2011. Etika Komputer dan


HAKI.(online).https://abassusilo.wordpress.com/2011/01/03/etika-komputer-haki/
. diakses 29 September 2016.

Wawat, Fatmawati.2012.Etika Penggunaan


Komputer.(online).http://komaswawatfatmawati.blogspot.co.id/2012/10/etika-
penggunaan-komputer.html.
diakses 29 September 2016.

Arapratiwi.2012.Makalah Etika
Komputer.(online).https://arapratiwi.wordpress.com/2012/12/21/makalah-etika-
komputer/. diakses 29 September 2016.

Deni, Afrien.2012. Makalah Etika


Komputer.(online).http://deniafrien.blogspot.co.id/2013/05/makalah-etika-
komputer.html. diakses 29 September 2016.

http://bagaskororizky.blogspot.co.id/2017/04/perbedaan-uu-no-11-tahun-2008-uu-
ite.html

http://bem-umk13.blogspot.co.id/2012/07/resume-ulasan-undang-undang-nomor-
11.html

https://aldosite.wordpress.com/2012/10/16/etika-komputer-sejarah-dan-
perkembangan/

http://veryrizkia.web.ugm.ac.id/2018/04/13/pengertian-dan-sejarah-etika-komputer/
BERITA ACARA PRESENTASI

Hari, Tanggal : 10 November 2013

Materi : ETIKA KOMPUTER

Nama Kelompok : 1. Nika Ferawati

2. Setia Ningsih

3. Siti Salamah

4. Veronica Maria Agnes

5. Widia Nurma Yunita

Kelas : TI.17.D5

Pertanyaan :

1. Apa yang dimaksud kode etik dan contohnya


2. Pengertian lisensi dalan HKI
3. Pelanggaran etika IT di Indonesia

Jawaban :

1. Kode Etik dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola
aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar
profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional. Berikut ini adalah contoh kode etik yang biasanya berlaku pada
perusahaan-perusahaan yaitu :

1. Jam masuk kerja jam 08.00 dan dispensasi keterlambatan hanya 5 menit.

2. Tidak boleh bermain game di kantor.


3. Harus lapor kepada atasan masing-masing departement jika ingin ijin
keluar kantor.
4. Barang-barang pesanan dikeluarkan oleh bagian gudang.
5. Penggunaan internet hanya untuk urusan pekerjaan.
6. Setiap karyawan tidak boleh sembarangan membuka file karyawan lain.
2. Lisensi HKI (Hak Kekayaan Intelektual)
Jenis lisensi hak atas kekayaan intelektual contohnya yaitu lisensi pada
software komputer. Pemberi lisensi akan memberikan hak terhadap para user
atau pengguna untuk memakai softwarenya. Lisensi atas hak kekayaan
intelektual ini pada umumnya mempunyai peraturan yang didalamnya seperti
syarat dan ketentuan wilayah pemakaian, pembaruan dan syarat lainnya yang
telah ditentukan oleh pemilik lisensi tersebut.
3. CD bajakan dijual bebas di mana-mana, sejak 1990-an.
Carding mulai marak bertaburan di Yogyakarta, 2000.
• Plesetan nama domain klick BCA online, 2001.
• Website Mentawai dihack orang, 2005.
• Website BNI 46 dideface,
• Website BI dihack (2005),
• Website PKS dan Golkar diusili, 2005 pada Pilkada.
• Website Harian Bisnis Indonesia dihack, 2005, saat puasa.
• Cyber terorism mulai melanda di Indonesia, 2005, contohnya :
• DR. Azahari. Cyber psycho, 2005,
• Kerajaan Tuhan Lia Eden.
• Beredar foto syur mirip artis Mayang Sari dan mirip Bambang Tri, 2005, Nia
Ramadhan, 2006.
• Beredar foto jenaka SBY dan Roy Suryo hasil croping di internet.
• Tahun 2006 adanya isu kenaikan TDL,
• adanya isu PNS,
• website TV7 (2006).

Anda mungkin juga menyukai