Anda di halaman 1dari 3

Rekayasa Perangkat Lunak

TUGAS
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah Rekayasa Perangkat Lunak
Zatin Niqotaini. S.T., M.Kom.

Disusun oleh :

Gana Adina Sakti 18121054

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA


PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS INFORMATIKA DAN BISNIS INDONESIA
2019
1. Jelaskan pengertian SDLC dan sebutkan tahapan-tahapannya secara umum!

2. Apa risiko yang dihadapi jika pengembangan aplikasi (rekayasa perangkat lunak) tidak mengikuti
tahapan-tahapan SDLC?

3. Sebutkan alasan munculnya SDLC!

4. Mengapa ketika menerapkan metode prototype, pada tahap awal harus benar-benar diperjelas batasan-
batasan/ruang lingkup/spesifikasi perangkat lunak secara umum? Jelaskan menurut pendapat anda!

Jawaban:

1. Software Development atau System Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau
mengubah suatu system perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang
digunakan orang untuk mengembangkan system-system perangkat lunak.

Tahapan-tahapan SDLC:

· Inisiasi (Initiation)

· Pengembangan Konsep System (System Concept Development)

· Perencanaan (Planning)

· Analisis Kebutuhan (Requirement Analysis)

· Desain (Design)

· Pengembangan (Development)

· Integrasi dan Pengujian (Integration and Test )

· Implementasi (Implemantion)

· Operasi dan Pemeliharaan (Operation and Maintenance)

· Disposisi (Disposition)

2. Jika pengembangan aplikasi tidak mengikuti tahapan-tahapan SDLC, maka sistem yang dihasilkan tidak
akan berkualitas tinggi, dapat mengecewakan para pengguna, tidak efisien dalam hal waktu dan biaya,
serta tidak optimal dalam perawatan dan pengembangannya.
3. Sejarah SDLC diawali dengan kegagalan besar dalam penerapan aplikasi EDP (Electronic Data
Processing) untuk sistem-sistem besar. Sebagian besar keggalan tersebut disebabkan oleh tidak adanya
pengembangan sistem. Sejak saat itulah kesadaran akan pentingnya metodologi pengembangan sistem
mulai tumbuh.

4. Karena pelanggan model prototype pada umumnya merupakan orang yang awam akan pengembangan
sistem. Model ini dapat digunakan untuk menyambungkan ketidakpahaman pelanggan mengenai hal
teknis dan memperjelas spesifikasi kebutuhan yang diinginkan pelanggan kepada pengembang perangkat
lunak. Dari hal ini kita dapat menyimpulkan bahwa antara pelanggan dan pengembag perangkat lunak
pasti banyak terjadi interaksi. Itulah mengapa, batasan-batasan/ruang lingkup/spesifikasi perangkat lunak
secara umum harus diketahui oleh pengembang secara jelas, agar meminimalisir terdapatnya kesalahan
dan terciptanya kepuasan pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai