Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ghefira Aliya Sobana

Kelas : B1

NIM : J0301201045

Tujuh Unsur Kebudayaan Daerah Kota Bogor Jawa Barat

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu


buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi serta diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Sedangkan
menurut bahasa latin “colere” atau “cultura” yang berarti mengolah atau
mengerjakan. Kemudian, budaya berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia, dapat diartikan sebagai sebuah akal budi, adat istiadat atau sebuah
pemikiran. Bentuk lainnya yaitu kultur yang berasal dari Bahasa Inggris
yaitu culture.
Dalam evolusi atau perkembangannya para ahli menemukan unsur-
unsur kebudayaan menurut penelitian atau observasinya dan pemikirannya.
Salah satunya Koentjaraningrat. Konsep budaya dari pemikiran beliau yaitu
budaya merupakan keseluruhan sistem gagasan, dan tindakan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia dengan
belajar. Ada 7 unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat yaitu di
antaranya berupa sistem bahasa, sistem pengetahuan, sistem kemasyarakatan
atau organisasi sosial, peralatan hidup dan teknologi, sistem mata
pencaharian hidup, sistem religi dan kesenian.
Unsur-unsur kebudayaan di Indonesia yang akan dibahas kali ini
adalah kebudayaan dari daerah Bogor Jawa Barat. Kota Bogor dahulu diberi
nama Buitenzorg yang artinya bebas masalah atau kesulitas dinamai oleh
pemerintah Belanda yaitu Gubernur Jenderal van Imhoff tepatnya pada tahun
1745. Namun seiring dengan berjalannya waktu nama Buitenzorg tersebut
diubah menjadi Bogor. Hampir secara umum penduduk Bogor mempunyai
keyakinan bahwa Kota Bogor mempunyai hubungan lokatif dengan Kota
Pakuan, ibukota Pajajaran. Asal-usul dan arti Pakuan terdapat dalam
berbagai sumber.
Kota Bogor yakni memiliki berbagai macam unsur kebudayaan
mulai dari bahasa sampai kesenian. Berikut tujuh unsur-unsur kebudayaan
Kota Bogor yaitu pertama sistem bahasa; bahasa adalah salah satu alat yang
kita gunakan dalam berkomunikasi dapat berupa bahasa verbal (lisan) dan
bahasa nonverbal (tertulis). Masyarat di Kota Bogor umumnya
menggunakan Bahasa Indonesia berlogat Sunda karena Kota Bogor ini
berada di provinsi Jawa Barat dan termasuk suku Sunda maka jika berbicara
masih terdapat logat sundanya dan masih banyak pula masyarakat Kota
Bogor yang berkomunikasi menggunakan bahasa Sunda karena mata
pelajaran bahasa Sunda pun masih dipelajari di sekolah mulai dari tingkat
SD, SMP, hingga SMA. Kemudian untuk bahasa nonverbal masih digunakan
aksara sunda sebagai penanda jalan di Kota Bogor. Aksara Sunda pun masih
dipelajari di sekolah-sekolah di daerah Kota Bogor pada mata pelajaran
bahasa Sunda.
Kedua, sistem pengetahuan; sistem pengetahuan yang dimaksud
oleh Koentjaraningrat adalah pengetahuan masyarakat seputar alam
sekitarnya, kondisi geografis, flora dan fauna, waktu, hingga sifat dan
tingkah laku manusia. Sistem pengetahuan ini dapat diperoleh dari
pendidikan atau penyebaran informasi dalam masyarakat luas. Sistem
pengetahuan masyarakat Kota Bogor saat ini sudah berkembang dengan baik
karena peran aktif dari pemerintah Jawa Barat yang memiliki tugas dalam
memberikan pelayanan pembangunan pendidikan bagi warganya, sebagai
hak warga yang harus dipenuhi dalam pelayanan pemerintahan. Di Kota
Bogor pun sudah diterapkan sistem zonasi dalam Pendidikan sehingga
murid-murid yang berada di daerah pinggiran mendapatkan ilmu dan
pendidikan yang layak serta dapat mengakses pendidikan dengan mudah.
Pada masyarakat tradisional Sunda, belajar pun sudah menjadi bagian dalam
kehidupannya sejak dahulu, Carita Parahyangan mencatat, raja Sunda yang
bernama Sang Rakeyan Darmasiksa (hidup sekitar abad ke 12 sampai 13)
merupakan pendiri lembaga pendidikan di Tatar Sunda pada masa itu.
Lembaganya diberi nama Sanghyang Binayapanti, sedangkan kompleks
pendidikannya disebut Kabuyutan yang kemudian disebut juga mandala.
Kedudukan mandala atau kabuyutan memperoleh tempat tersendiri yang
tinggi kedudukannya sehingga sangat dihormati pada struktur kerajaan dan
masyarakat Sunda masa itu.
Ketiga, sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial; sistem
kemasyarakatan atau organisasi sosial adalah kelompok-kelompok yang
dibentuk masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.
Sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial meliputi sistem kekerabatan,
asosiasi dan perkumpulan, dan lain-lain. Sistem kemasyarakatan yang
dimaksud adalah sekelompok manusia atau masyarakat yang memiliki
kesamaan satu sama lain dalam sistem kekerabatan. Sistem organisasi atau
kemasyarakatan di Kota Bogor pada umumnya yaitu patembayan atau
gesellschaft. Dalam gesellschaft, kepentingan pribadi yang rasional dan
tidakakan perhitungan melemahkan ikatan tradisional, keluarga,
kekerabatan, dan agama. Dalam patembayan ini hubungan manusia lebih
bersifat impersonal dan tidak langsung, dibangun secara rasional untuk
kepentinan efisiensi atau pertimbangan ekonomi dan politik lainya. Sistem
kemasyarakatan gesellschaft di Kota Bogor ini umumnya pada pencaharian
perdagangan, industri, jasa, pertukangan dan buruh. Gesellschaft adalah
karakteristik tipe ideal kehidupan perkotaan modern.
Keempat, sistem peralatan hidup dan teknologi; peralatan hidup dan
teknologi mencakup hal-hal yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk
mendukung aktivitasnya sehari-hari. Teknologi juga merupakan salah satu
cara masyarakat untuk mengelola atau mengumpulkan bahan-bahan yang
belum jadi (mentah) untuk menjadi bahan yang bisa dipakai dan bermanfaat
dalam kehidupan mereka. Peralatan mencakup alat-alat kerja, pakaian,
tempat tinggal, senjata, hingga alat transportasi. Di Kota Bogor perlatan
hidup dan teknologinya sudah cukup modern karena berada di daerah
perkotaan namun masih banyak pula masyarakat Kota Bogor yang
menggunakan peralatan tradisional. Peralatan rumah tangga antara lain, tikar
yang disebut samak atau amparan, kursi yang disebut korsi, meja, lemari
yang disebut lomari. Alat-alat dapur antara lain bakul nasi, kukusan atau
aseupan, gayung atau siwur, kipas nasi atau hihid. Alat angkutan Suku
Sunda adalah delman. Pakaian yang biasa digunakan saat acara adat atau
acara tertentu sepeti pernikahan yaitu kebaya untuk perempuan dan baju
pangsi untuk laki-laki serta batik daerah Bogor atau Jawa Barat untuk laki-
laki dan perempuan.
Kelima, sistem ekonomi atau sistem mata pencaharian; sistem ini
merupakan segala usaha manusia untuk mendapatkan barang dan jasa yang
dibutuhkan. Sistem mata pencaharian dalam unsur kebudayaan ini juga
berkaitan dengan segala aktivitas yang dilakukan oleh umat manusia atau
sekelompok manusia untuk memenuhi kebutuhan ekonomi atau segala upaya
yang dilakukan untuk mendapatkan barang atau jasa yang bermanfaat dalam
kehidupannya sehari-hari. Masyarakat kota Bogor umunya bermata
pencaharian sebagai pedagang, tukang, atau buruh. Sedangkan masyarakat
modern kota Bogor banyak bekerja pada bidang industri seperti industri
pakaian pada factory outlet, clothing, distro, butik, dan lain-lain serta
industri makanan mulai dari makanan tradisional sampai modern.
Keenam, sistem religi; sistem religi mencakup kepercayaan, agama,
hingga ritual-ritual adat yang diyakini oleh masyarakat. Dalam kata lain
sistem religi juga diartikan sebagai sistem yang terpadu antara praktek
agama dan keyakinan seseorang yang berkaitan dengan hal-hal sakral atau
suci yang tidak dapat dijangkau oleh akal dan pikiran. Religi ini juga bisa
berkaitan dengan nilai dan norma, pandangan hidup, upacara pernikahan,
kematian, dan budaya masyarakat lainya. Mayoritas masyarakat Kota Bogor
beragama Islam. Kepercayaan masyarakat modern Kota Bogor tidak kental
seperti kepercayaan masyarakat tradisional yang masih menganut sistem
kepercayaan dinamisme ataupun animisme. Masyarakat Kota Bogor atau
Sunda ini biasa menyelenggarakan acara tumpengan atau selametan jika ada
hal yang bagus atau memuaskan. Masyarakat Kota Bogor ini juga biasa
mengadakan acara nujuh bulan yaitu acara selametan ketika ada seorang ibu
yang mengandung anaknya sudah sampai usia tujuh bulan. Acara ini
dipercaya sebagai bentuk rasa syukur karena mendapatkan momongan dan
agar anaknya nanti lahir dengan selamat.
Ketujuh, sistem kesenian; sistem mencakup hasil kesenian yang
diciptakan oleh masyarakat, misalnya seni rupa, musik, hingga tari-tarian.
Kesenian juga merupakan salah satu hasil karya manusia atau kelompok
yang memiliki nilai keindahan atau estetika yang juga merupakan wujud dari
ekspresi jiwa manusia yang disajikan dalam bentuk seni. Sistem kesenian
masyarakat Kota Bogor itu merupakan kesenian Sunda atau daerah Jawa
Barat seperti kesenian wayang golek, gamelan sunda atau degung yang berisi
musik angklung, seruling bambu, gong atau kempul, calung, dan kendang.
Gamelan Sunda ini biasa dimainkan pada suatu acara seperti pernikahan
dengan adat Sunda dan tariannya berupa tari jaipong. Itulah tujuh unsur-
unsur kebudayaan daerah Kota Bogor Jawa Barat.
Sumber

http://repository.upi.edu/17990/5/S_PDT_1104968_Chapter1.pdf

http://www.zenius.net/prologhttpsmateri/sosiologi/a/813/unsurbudaya#:~:tex
t=Menurut%20Koentjaraningrat%2C%20unsur-
unsur%20budaya,hidup%2C%20sistem%20religi%20dan%20kesenian.

http://kotabogor.go.id/index.php/page/detail/20/pendidikan#.YCH3amgzbIU

https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/14/094500665/asal-usul-istana-
bogor-dari-buitenzorg-hingga-jadi-tempat-kediaman-presiden?page=all

https://www.kompasiana.com/meitha.kurniawati/55006627a333114e755108
1f/sistem-ekonomi-masyarakat-sunda

Anda mungkin juga menyukai