Anda di halaman 1dari 18

Peradaban Sungai Indus dan Gangga

Disusun Oleh:Kelompok 1
Anggota: Abdul Malik
o Abdurrahman
o Ihfad
o M.Fardhias
o Jani
o Teby

MA.Pesis Tarogong Garut


Jl.Terusan Pembangunan No.1.Telp./Fax.(0262)234567
Tarogong Kidul-Garut 44151

Kata Pengantar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah


memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi
Muhammad Saw
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Peradaban
Lembah Sungai Gangga dan Indus yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.Makalah ini
memuat tentang Peradaban Lembah Sungai Gangga dan Indusyang merupakan masa
sebelum mengenal tulisan sehingga kita dapat mengetahui kehidupan dan hasil kebudayaan
yang dihasilkan pada masa Pra Aksara
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik
dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Garut,27 Oktober 2014

Penyusun

Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
Bab 1 Pendahuluan................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................................... 2
Bab 2 Pembahasan................................................................................................ 3
2.1 Peradaban Lembah Sungai Gangga..............................................................3
2.1.1 Pusat Peradaban..................................................................................... 3
2.1.2 Pemerintahan......................................................................................... 6
2.1.3 Masyarakat............................................................................................. 7
2.1.4 Bentuk kebudayaan Lembah Sungai Gangga.........................................8
2.2 Peradaban Lembah Sungai Indus.................................................................9
2.2.1 Tata Kota............................................................................................... 10
2.2.2 Pemerintahan....................................................................................... 14
2.2.3 Hilangnya Peradaban Indus..................................................................14
Bab 3 Penutup..................................................................................................... 15
3.1 Simpulan.................................................................................................... 15

Bab 1
Pendahuluan
1.1

Latar Belakang

Sekarang generasi penerus kita banyak sekali yang tidak mengenal sejarah-sejarah
tentang peradaban-peradaban dunia. Padahal itu sangat penting bagi kita terutama sebagai
ilmu pengetahuan. Tanpa kita mengenal sejarah kita akan kacau-balau karena disitu adalah
sumber ilmu kebudayaan yang berguna dan patut dipelajari. Oleh demikian, kami bertujuan
membuat makalah ini untuk menjelaskan salah satu peradaban dunia yang menceritakan
bagaimana keadaan masyarakat pada masa peradaban tersebut.Peradaban yang akan
dijelaskan tentang peradaban Lembah Sungai Gangga dan Indus.Peradaban Indus dan
Gangga merupakan peradaban yang besar.Dapat diketahui bahwa perdaban besar memiliki
pusat perdaban,pemerintahan,perekonomian,masyarakat,kebudayaan,dan lain-lain.Begitu
juga dengan peradaban yang ada di India yaitu peradaban Sungai Indus dan Gangga

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang
akan dibahas adalah sebagai berikut :
1.Bagaimana pusat peradaban Indus dan Gangga?
2.Bagaimana pemerintaha peradaban Indus dan Gangga?
3.Bagaimana kebudayaan peradaban Indus dan Gangga?

1.3

Tujuan

1.Untuk mengetahui pusat peradaban Indus dan Gangga


2.Untuk mengetahui pemerintahan peradaban Indus dan Gangga
3.Untuk mengetahui kebudayaan peradaban Indus dan Gangga

Bab 2
Pembahasan
2.1
2.1.1

Peradaban Lembah Sungai Gangga

Pusat Peradaban
Pusat peradaban Lembah Sungai Gangga terletak antara Pegunungan Himalaya dan

Pegunungan Windya-Kedna. Sungai itu bermata air di pegunungan Himalaya dan mengalir ke
kota-kota besar seperti Delhi, Agra, Allahabad, Patna, Benares, memalui wilayah Bangladesh
dan bermuara di teluk Benggala. Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah
bangsa Arya yang termasuk bangsa Indo-Jerman. Mereka datang dari daerah Kaukasus dan
menyebar ke arah timur. Bangsa Arya memasuki wilayah India antara tahun 200-1500 SM,
melalui Celah Kaibar di Pegunungan Hirnalaya. Bangsa Arya adalah bangsa peternak dengan
kehidupan yang terus mengembara. Setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida di Lembah
Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur, akhirnya mereka hidup menetap.
Selanjutnya, mereka menduduki Lembah Sungai Gangga dan terus mengembangkan
kebudayaannya. Kebudayaan lembah sungai Gangga merupakan campuran antara
kebudayaan bangsa Arya dengan bangsa Dravida dikenal dengan sebutan kebudayaan Hindu.

Munculnya agama Hindu


Pada dasarnya peradaban dan kehidupan Hindu telah tercantum dalam kitab suci

Weda (Weda berarti pengetahuan), juga dalam kitab Brahmana dari Upanisad. Ketiga kita itu
menjadi dasar kehidupan orang-orang Hindu.
Kitab suci Weda merupakan kumpulan dari hasil pemikiran para pendeta (Resi).
Pemikiran-pemikiran para pendeta (Resi) itu dibukukan oleh Resi Wiyasa.

Empat bagian Kitab Weda

Reg-Weda, berisi syair-syair pemujaan kepada dewa-dewa.


Sama-Weda, memuat nyanyian-nyanyian yang dipergunakan, untuk memuja dewa-dewa.
Yayur-Weda, memuat bacaan-bacaan yang diperlukan untuk keselamatan.
Atharwa-Weda, memuat ilmu sihir untuk menghilangkan marabahaya.
Selain Kitab Suci Weda, terdapat Kitab Brahmana yang isinya doa-doa ucapan Brahmana saat
dilangsungkan upacara, dan Kitab Upanishad yang isinya ajaran keagamaan dari guru. Ajaran
Hindu mengenal banyak dewa (polytheisme), namun
dewa yang menjadi utama adalah Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa.

Bangsa Arya mengatur tatanan sosial masyarakat-masyarakat yang dijumpainya dengan


sistem kasta. Sistem kasta terdiri dari 4 bagian, yakni:
Kasta Brahmana: kaum agamawan.
Kasta Kstaria: kaum pemerintahan.
Kasta Waisya: kaum petani dan pedagang.
Kasta Sudra: kaum pekerja.
Keempat buku itu ditulis pada tahun 550 SM dalam bahasa sansekerta.
Ajaran agama Hindu memuja banyak dewa (polytheisme). Dewa utamanya adalah
Dewa Brahma sebagai pencipta, Dewa Wisnu sebagai pemelihara (pelindung), Dewa Siwa
sebagai dewa penghancur. Di samping itu, juga dipuja dewa-dewa seperti Dewi Saraswati
(dewi kesenian), Dewi Sri (kesuburan), Dewa Baruna (dewa laut), Dewa Bayu (dewa Angin),
Dewa Agni (dewa api), dan lain-lain. Sungai Gangga juga dianggap keramat dan suci oleh
umat Hindu. Menurut kepercayaan umat Hindu India, air sungai Gangga dapat menyucikan
diri manusia dan penghapus segala dosa. Begitu pula tulang dan abu orang mati dibuang
kedalam sungai Gangga, agar arwah orang yang meninggal dapat masuk surga.

Munculnya agama Buddha


Agama Buddha muncul ketika beberapa golongan menolak dan menentang dengan

pendapat kaum Brahmana. Golongan ini dipimpin oleh Sidharta Gautama (531 SM).
Sidharta Gautama ini adalah putra mahkota dari kerajaan Kapilawastu (Suku Sakia).
Ia termasuk kasta ksatria. Sejak kecil dia dididik dalam kemewahan istana, namun hidupnya
tidak pernah bahagia. Ia merasa menderita berada di lingkungan kemewahan dan
kegemerlapan instana. Akhirnya, Sidharta meninggalkan istana untuk mencari kebahagiaan
hidupnya. Ia terus mencari pelepasan dari samsara (penderitaan) dan setelah kurang lebih 7
tahun mengalami berbagai cobaan berat, penyesalan dan penderitaan, akhirnya ia mendapat
sinar terang di hati sanubarinya dan menjadilah Sidharta Gautama Sang Buddha yang berarti
yang disinari. Pertama kali sang Buddha berkotbah di Taman Rusa (Benares). Agama
Buddha tidak mengakui kesucian kitab-kitab Weda dan tidak mengakui aturan pembagian
kasta di dalam masyarakat. Oleh karena itu, ajaran agama Buddha sangat menarik bagi
golongan kasta rendah. Kitab suci agama Buddha bernama Tripitaka (Tipitaka).
Setelah seratus tahun Sang Buddha wafat, timbul bermacam-macam penafsiran
terhadap hakikat ajaran Sang Buddha. Akhirnya, penganut ajaran Buddha terbagi menjadi 2
aliran:
a). Buddha Hinayana
4

aliran Buddha ini melambangkan ajaran Sang Buddha sebagai kereta kecil yang
bermakna sifat tertutup. Penganut aliran ini hanya mengejar pembebasan bagi diri sendiri.
Pada aliran ini yang berhak menjadi Sanggha adalah para biksu dan biksuni yang berada di
Wihara.
b). Buddha Mahayana
aliran ini melambangkan ajaran Sang Buddha sebagai kereta besar yang bermakna
sifat terbuka. Penganut ini mengejar pembebasan bagi diri sendiri, tetapi juga bermisi
pembebasan bagi orang lain. Pada aliran ini setiap orang berhak menjadi Sanggha Buddha,
sejauh sanggup menjalankan ajaran dan petunjuk Sang Buddha.

Persamaan Hindu dan Buddha

Agama Hindu dan Buddha selalu berusaha untuk dapat meletakkan dasar-dasar ajaran
kebenaran dan kehidupan manusia di dunia ini. Maka tindakan yang dilakukan oleh manusia
diarahkan kepada tindakan-tindakan yang di benarkan oleh agama. Dengan demikian, jelas
tujuan kedua agama tersebut.
Agama Hindu maupun Buddha betujuan untuk menyelamatkan umat manusia dari rasa
kegelapan atau mengantarkan umat manusia untuk dapat mencapai tujuan hidupnya.

Perbedaan kedua agama


Pada agama Hindu, kehidupan masyarakat dikelompokkan menjadi 4 golongan yang

disebut dengan kasta. Kasta adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat yang diterima
secara turun-temurun. Kasta dalam agama Hindu terdiri atas:
a)

Kasta Brahmana, yaitu pemuka agama atau pendeta.

b)

Kasta Ksatria, yaitu pemegang pemerintahan atau raja, bangsawan.

c)

Kasta Waisya, yaitu petani atau pedagang.

d)

Kasta Sudra, yaitu pembantu atau pekerja kasar.


Dalam agama Buddha, tidak diakui adanya kasta dan bahkan memandang kedudukan

seseorang dalam masyarakat adalah sama. Oleh karena itu, munculnya agama Buddha
menarik perhatian masyarakat dari golongan kelas bawah.

2.1.2

Pemerintahan
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga merupakan

kelanjutanan sistem pemerintahan masyarakat di daerah Lembah Sungai Indus. Runtuhnya


Kerajaan Maurya menjadikan keadaan kerajaan menjadi kacau dikarenakan peperangan
antara kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa. Keadaan yang kacau, mulai aman
kembali setelah munculnya kerajaan-kerajaan baru. Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain:
a.

Kerajaan Gupta
Kerajaan ini didirikan oleh Raja Candragupta I (320-330 M) dengan pusatnya di

lembah sungai Gangga. Pada kerajaan ini Hindu menjadi agama Negara. Kerajaan Gupta
mendapatkan masa keemasannya pada masa pemerintahan Raja Samudra Gupta (cucu Raja
Candragupta I). Seluruh lembah sungai Gangga dan lembah sungai Shindu (Indus) yang
berhasil dikuasainya. Ibu kota kerajaan ini di kota Ayodhia. Sikap raja ini keras dan kejam
serta tidak mengenal kasih sayang kepada musuhnya. Sedangkan kepada rakyatnya, ia
dikenal sebagai raja yang murah hati, serta selalu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup rakyatnya. Kemudian Raja Samudra Gupta digantikan dengan anaknya Candragupta II
(375-415 M). Ketika ia berkuasa, kehidupan rakyatnya makmur dan sejahtra. Banyak
gedung-gedung yang didirikan dan banyak ilmu pengetahuan yang semakin meningkat
seperti tentang pelayan yang semakin maju dan lain-lain. Oleh demikian raja ini termasuk
raja terakhir yang mengalami kemajuan pada kerajaan tersebut.Ketika ia wafat, kerajaan itu
mulai mundur. Berbagai suku bangsa asia tengah melancarkan penyerangan ke kerajaan
tersebut. Maka 2 abad, India mengalami masa kegelapan dan baru pada abad ke-7 M tampil
seorang raja yang kuat yang bernama Harshawardana.
b)

Kerajaan Harsha
Ibu kota kerajaan ini adalah Kanay. Salah seorang rajanya yaitu bernama

Harshawardana. Ia adalah seorang pujangga besar. Pada mulanya raja Harsha memeluk
agama Hindu, kemudian ia memeluk agama Buddha. Wihara dan Stupa banyak dibangunnya
yang berada di tepi sungai Gangga, juga tempat-tempat penginapan dan rumah-rumah sakit
yang didirikannya. Setelah ia berkuasa hingga abad ke-11 M tidak pernah diketahui adanya
raja-raja yang berkuasa. Pada masa itu India mengalami masa kegelapan.

2.1.3

Masyarakat
Bangsa Aria berusaha untuk tidak bercampur dengan bangsa Dravida yang merupakan

penduduk asli India. Mereka menyebut bangsa Dravida adalah anasah artinya tidak berhidung
atau berhidung pesek dan dasa artinya raksasa. Untuk memelihara kemurnian keturunannya,
diadakan sistem pelapisan (kasta) yang dikatakannya bersumber pada ajaran agama. Bangsa
Aria berhasil mengambil alih kekuasaan politik, sosial dan ekonomi. Akan tetapi, dalam
kebudayaan terjadi percampuran (asimilasi) antara Aria dan Dravida. Percampuran budaya itu
melahirkan kebudayaan Weda. Kebudayaan inilah yang melahirkan agama dan kebudayaan
Hindu atau Hinduisme. Daerah perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga yang
kemudian disebut Aryawarta (negeri orang Aria) atau Hindustan (tanah milik orang
Hindu).Untuk mempertahankan kekuasaannya di tengah kehidupan masyarakat, bangsa Arya
berusaha menjaga kemurnian ras. Artinya, mereka melarang perkawinan campur dengan
bangsa Dravida. Untuk itulah, bangsa Arya menciptakan sistem kasta dalam
kemasyarakatan.Sistem kasta didasarkan pada kedudukan, hak dan kewajiban seseorang
dalam masyarakat. Pembagian golongan atau tingkatan dalam masyarakat Hindu terdiri dari
empat kasta atau caturwarna, yakni :
1.Brahmana (pendeta), bertugas dalam kehidupan keagamaan;
2.Ksatria (raja, bangsawan dan prajurit), berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk
mempertahankan negara,
3.Waisya (pedagang, petani, dan peternak), dan
4.Sudra (pekerja-pekerja kasar dan budak).
5.Kasta Brahmana, Kastria, Waisya terdiri dari orang-orang Aria. Kasta Sudra terdiri dari
orang-orang Dravida. Selain keempat kasta di atas, ada lagi kasta Paria/Candala atau
Panchama. Panchama yang berarti kaum terbuang. Kasta ini dipandang hina, karena
melakukan pekerjaan kotor, orang jahat dan tidak boleh disentuh, lebih-lebih bagi kaum
Brahmana.

2.1.4

Bentuk kebudayaan Lembah Sungai Gangga


Kebudayaan lembah sungai Gangga erupakan suatu campuran antara kebudayaan

bangsa Arya dengan bangsa Dravida. Kebudayaan ini lebih dikenal dengan kebudayaan
Hindu. Bangsa Arya yang hidup sebagai pengembala setelah tiba di India dan bertemu
dengan bangsa Dravida yang sudah hidup dengan bercocok tanam, meninggalkan kehidupan
sebagai pengembala dan mulai menetap. Merekapun bercampur (mengadakan asimilasi)
sehingga melahirkan kebudayaan Hindu. Daerah-daerah yang diduduki oleh bangsa IndoArya sering disebut dengan Arya Varta (Negeri Bangsa Arya) atau Hindustan (tanah milik
bangsa Hindu). Bangsa Dravida mengungsi ke daerah selatan, kebudayaanya kemudian
dikenal dengan kebudayaan Dravida. Di Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu
berkembang, baik di wilayah India maupun di luar India. Masyarakat Hindu memuja banyak
dewa (Politeisme). Dewa-dewa tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), Dewa
Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya. Dalam agama Hindu
dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan warna dan kewajiban
sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem kasta inilah yang menyebabkan munculnya
agama Buddha. Hal ini diperoleh dari Sidartha Gauthama. Agama Buddha mulai menyebar ke
masyarakat India setelah Sidharta Gautama mencapai tahap menjadi Sang Buddha. Agama
Buddha terbagi menjadi dua aliran, yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana.
Peradaban Sungai Gangga meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang tinggi seperti
kesusastraan, seni pahat, dan seni patung. Peradaban dari lembah sungai ini kemudian
menyebar ke daerah-daerah lain di Asia termasuk di Indonesia.
Agama Buddha diajarkan oleh Sidharta Gautama Sang Buddha (artinya Yang Diterangi/Yang
Disinari). Pada awalnya, Sidharta Gautama adalah seorang pangeran di Kerajaan Kapilawastu
dan termasuk golongan Kasta Ksatria. Gaya hidup yang dijalani Sidharta semenjak kecil
selalu dalam kemewahan dan serba berkecukupan, walaupun begitu tidak pernah merasakan
ketenangan batiniah.
Tiga unsur utama yang terdapat dalam ajaran Buddha, sebagai berikut:
1.SangBuddha, berbakti kepada Sang Buddha.
2.Dharma,berbakti kepada ajarannya.
3.Sangha, berbakti kepada umatnya.
Keseluruhan ajaran Buddha kemudian dibukukan dalam Kitab Tripitaka. Kitab ini terdiri dari
tiga kumpulan tulisan, yakni Sutra Pitaka, Vinaya Pitaka, dan Abhidharma Pitaka.
8

2.2

Peradaban Lembah Sungai Indus

Pusat PeradabanPeradaban Lembah Sungai Indus berada sepanjang Sungai Indus di


Pakistan sekarang ini. Peradaban Lembah Sungai Indus, 2800 SM1800 SM, merupakan
sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra yang
sekarang Pakistan dan India barat. Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban
Harappan Lembah Indus, karena kota penggalian pertamanya disebut Harappa, atau juga
Peradaban Indus Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada akhir 1900
SM. Pemusatan terbesar dari Lembah Indus berada di timur Indus, dekat wilayah yang
dulunya merupakan Sungai Sarasvati kuno yang pernah mengalir.Munculnya peradaban
Harappa lebih awal dibanding kitab Veda, saat itu bangsa Arya belum sampai India.
Waktunya adalah tahun 2500 sebelum masehi, bangsa Troya mendirikan kota Harappa dan
Mohenjondaro serta kota megah lainnya didaerah aliran sungai India. Tahun 1500 sebelum
masehi, suku Arya baru menjejakkan kaki di bumi India Kuno.Asal mula peradaban India,
berasal dari kebudayaan sungai India, mewakili dua kota peninggalan kuno yang paling
penting dan paling awal dalam peradaban sungai India, yang sekarang letaknya di kota
Mohenjodaro, propinsi Sindu Pakistan dan kota Harappa dipropinsi Punjabi. Penduduk kala
itu adalah penduduk bangsa Dravida.Secara geografis, letak peradaban kuno ini di sebelah
utara berbatasan dengan pegunungan Himalaya. Sebelah barat berbatasan dengan Pakistan.
Di selatan, berbatasan dengan Samudera Hindia dan sebelah timur berbatasan dengan
Myanmar dan Bangladesh

2.2.1 Tata Kota


Menurut penentuan karbon 14, keberadaan kedua kota ini seharusnya adalah antara tahun
2000 hingga 3000 sebelum masehi, lagi pula kota Harappa mengekskavasi perkakas batu 10
ribu tahun lampau. Luasnya kurang lebih 25 km persegi.Awal abad ke-20, arkeolog Inggris
Marshell mengekskavasi kota kuno Mohenjondaro dan Hara. Hasilnya tingkat kesibukan dan
keramaian kedua kota tersebut membuat Marshell terkejut. Ini adalah bekas ibukota dua
negara merdeka pada jaman peradaban sungai India antara tahun 2350-1750 sebelum masehi,
penelitian lebih lanjut menghasilkan perhitungan, dua kota masing-masing terdapat sekitar 30
hingga 40 ribu penduduk, lebih banyak dibanding penduduk kota London yang paling besar
pada abad pertengahan.Kota dibagi 2 bagian yaitu kota pemerintahan dan kota administratif.
Kota administratif adalah daerah pemukiman, tempat tinggal yang padat dan jalan raya yang
silang menyilang, kedua sisi jalan banyak sekali toko serta pembuatan barang-barang
tembikar. Kota pemerintahan adalah wilayah istana kerajaan. Fondasi bangunan yang luas
membuat jarak terhadap penduduk, pagar tembok yang tinggi besar disekeliling dan menara
gedung mencerminkan kewibawaan Raja. Wilayah kota dibagi atas beberapa bagian atau blok
yang dilengkapi jalan yang ada aliran airnya. peradaban lembah Sungai Indus memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1.

Merupakan sebuah negara agama atau teokrasi.

2.

Memiliki stratifikasi sosial yang jelas.

3.

Terdapat golongan pendeta.

4.

Dalam bidang ekonomi, literatur dan lembaga pengetahuan telah ditata dengan teratur.

Identifikasi peradaban lembah Sungai Indus[5]:


1.Makanan
Makanan utama penduduk ialah gandum, gandum untuk dibuat minuman keras (barley malt)
dan sebangsa kurma. Mereka juga makan daging domba, babi, ikan, dan telur.
2.Baju dan Perhiasan
Kain katun umum digunakan sebagai pakaian. Wool untuk pakaian penghangat. Perhiasan
dipakai baik oleh wanita maupun pria, misalnya, kalung, gelang tangan, dan cincin. Perhiasan
yang khusus dipakai kaum wanita ialah korset, cincin hidung, anting-anting dan gelang kaki.
Perhiasan ini pada umumnya terbuat dari emas, perak, gading, tembaga dan bat mulia seperti
batu giok dan akik.
3.Barang-barang rumah tangga

10

Kendi yang beraneka ragam telah dibuat dengan roda, ada yang sederhana dan ada yang
dilukis. Kendi biasanya dibuat dari tembaga, perak, dan porselin. Besi belum dikenal. Jarum
dan sisir dibuat dari batu atau gading. Kapak, pahatan, pisau, sabit, pancing, dan silet dibuat
dari tembaga dan perunggu. Ada mainan anak-anak misalnya kereta dan kursi kecil beroda.
Ditemukan pua potongan-potongan dadu.
4.Pemeliharaan Binatang
Sisa-sisa kerangka membuktikan bahwa sapi jantan, kerbau, biri-biri, gajah, dan unta telah
dipelihara. Anjing juga sudah dipelihara sedangkan kuda belum.
5.Senjata-senjata Perang
Meliputi kapak, tombak, pisau belati, tongkat, busur dan anak panah. Pedang belum
ditemukan. Juga tidak dijumpai perisai, topi baja atau baju zirah. Senjata-senjata tersebut
dibuat dari tembaga atau perunggu.
6.Materai
Lebih dari 500 materai telah ditemukan, terbuat dari lepengan tanah liat yang dibakar dan
ukurannya kecil. Beberapa materai berisi gambar binatang atau tulisan piktorial yang belum
dapat diuraikan.
7.Kesenian
Adanya gambar-ambar dalam materai menunjukkan seni yang tinggi. Di Harappa ditemukan
potongan-potongan bat yang dipahat.
8.Perdagangan
Materai-materai yang ditemukan itu berkaitan dengan dunia perdagangan. Rakyat lembah
Indus tidak hanya berdagang dengan bagian lain wilayah India, tetapi juga dengan negaranegara Asia lain seperti Bangsa Sumeria. Dri perdagangan itu, didatangkan timah, tembaga,
dan batu mulia dari luar India.
9.Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk telah dapat diidentifikasi. Pertanian memainkan peran yang
penting. Gandum dan katun ditanam dalam skala besar mata pencaharian lain dalam
masyarakat adalah pembuat barang pecah belah, penenun, tukang pembuat hiasan dinding,
dan pemotong batu. Kemajuan teknik ditunjukkan oleh roda untuk membuat barang pecah
belah, pembakaran batu-batu, pencetakan dan pengolahan logam.
10.Agama
Barang-barang peninggalan di Mohenjo Daro memperlihatkan kepercayaan rakyat. Mereka
diduga memuja Divine Mother (Dewi Pertiwi), meyakini energi wanita sebagai sumber
seluruh penciptaan. Ada pula dewa pria yang diduga sebagai prototipe Dwa Siwa. Dalam satu
11

materai, Siwa digambarkan duduk dalam posisi yoga, dikelilingi binatang-binatang. Dia
memiliki tiga wajah. Di sini dapat ditarik kesimpulan adanya hubungan organik antara
peradaban Lembah Sugai Indus dengan Hinduisme sekarang. Peradaban Sungai Indus
merupakan sumber peradaban berikutnya, memberikan kontribusi penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan peradaban India.
11.Kronologi
Periode eksistensi peradaban Sungai Indus diduga berlangsung paling awal 2900 SM atau
sampai 1700 SM. Sementara migrasi bangsa Arya ke India diperkirakan terjadi 20001500 SM.
12.Sistem Pertanian dan Pengairan
Daerah Lembah Sungai Indus merupakan daerah yang subur. Pertanian menjadi mata
pencaharian utama masyarakat India. Limpahan lumpur sungai Indus telah memberikan
kesuburan bagi tanah disekitarnya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat telah
berhasil menyalurkan air yang mengalir dari Lembah Sungai Indus sampai jauh ke daerah
pedalaman.
13.Sanitasi (Kesehatan)
Masyarakat Mohenjodaro dan Harappa telah memperhatikan sanitasi (kesehatan)
lingkungannya. Teknik-teknik atau cara-cara pembangunan rumah yang telah memperhatikan
faktor-faktor kesehatan dan kebersihan lingkungan yaitu rumah mereka sudah dilengkapi oleh
jendela.
14.Teknologi
Masyarakat Lembah Sungai Indus sudah memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi,
Kemampuan mereka dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan budaya yang
ditemukan, seperti bangunan Kota Mohenjodaro dan Harappa, berbagai macam patung,
perhiasan emas, perak, dan berbagai macam meterai dengan lukisannya yang bermutu tinggi
dan alat-alat peperangan seperti tombak, pedang, dan anak panah, alat-alat rumah tangga,
alat-alat pertanian, kain dari kapas, serta bangunan-bangunan.
15.Perekonomian
Sistem perekonomian masyarakat lembah Sungai Indus sangat bergantung pada pengolahan
lahan pertanian di sekitar sungai. Di kawasan ini, petani menanam padi, gandum, sayuran,
buah-buahan, dan kapas. Selain itu mereka juga beternak sapi, kerbau, domba, dan babi.
Selain pertanian dan peternakan, perdagangan juga merupakan aspek perekonomian penting
bagi masyarakat lembah Sungai Indus. Kelebihan hasil pertanian membuat mereka dapat
melakukan perdagangan dengan bangsa lain terutama dengan penduduk Mesopotamia.
12

Barang dagangan yang diperjual-belikan masyarakat lembah Sungai Indus adalah barangbarang dari perunggu dan tembaga, bejana dari perak dan emas, serta perhiasan dari kulit dan
gading.
16.Kepercayaan
Sistem kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau memuja
banyak dewa. Dewa-dewa tersebut misalnya dewa bertanduk besar, dewa kesuburan dan
kemakmuran (Dewi Ibu).
Masyarakat lembah Sungai Indus juga menyembah binatang-binatang seperti buaya dan gajah
serta menyembah pohon seperti pohon pipal (beringin). Pemujaan tersebut dimaksudkan
sebagai tanda terima kasih terhadap kehidupan yang dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan
perdamaian.
Ada beberapa pendapat mengenai siapa pendukug peradaban sungai Indus, yaitu:
1.

Orang-orang Sumeria

2.

Orang-orang Dravida

3.

Antara Sumeria dengan Dravida identik

13

2.2.2

Pemerintahan
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Maurya antara lain sebagai berikut :

1.Candragupta Maurya
Setelah berhasil menguasai Persia, pasukan Iskandar Zulkarnaen melanjutkan
ekspansi dan menduduki India pada tahun 327 SM melalui Celah Kaibar di Pegunungan
Himalaya. Pendudukan yang dilakukan oleh pasukan Iskandar Zulkarnaen hanya sampai di
daerah Punjab. Pada tahun 324 SM muncul gerakan di bawah Candragupta. Setelah Iskandar
Zulkarnaen meninggal tahun 322 SM, pasukannya berhasil diusir dari daerah Punjab dan
selanjutnya berdirilah Kerajaan Maurya dengan ibu kota di Pattaliputra.Candragupta Maurya
menjadi raja pertama Kerajaan Maurya. Pada masa pemerintahannya, daerah kekuasaan
Kerajaan Maurya diperluas ke arah timur, sehingga sebagian besar daerah India bagian utara
menjadi bagian dari kekuasaannya. Dalam waktu singkat, wilayah Kerajaan Maurya sudah
mencapai daerah yang sangat iuas, yaitu daerah Kashmir di sebelah barat dan Lembah Sungai
Gangga di sebelah timur.
2.Ashoka
Ashoka memerintah.Kerajaan Maurya dari tahun 268-282 SM. Ashoka merupakan
cucu dari Candragupta Maurya. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Maurya mengalami
masa yang gemilang. Kalingga dan Dekkan berhasil dikuasainya. Namun, setelah ia
menyaksikan korban bencana perang yang maha dahsyat di Kalingga, timbul penyesalan dan
tidak lagi melakukan peperangan.Mula-mula Ashoka beragama Hindu, tetapi kemudian
menjadi pengikut agama Buddha. Sejak saat itu Ashoka menjadikan agama Buddha sebagai
agama resmi negara. Setelah Ashoka meninggal, kerajaan terpecah-belah menjadi kerajaan
kecil. Peperangan sering terjadi dan baru pada abad ke-4 M muncul seorang raja yang
berhasil mempersatukan kerajaan yang terpecah belah itu. Maka berdirilah Kerajaan Gupta
dengan Candragupta I sebagai rajanya.

2.2.3

Hilangnya Peradaban Indus


Peradaban Sungai Indus runtuh akibat serbuan bangsa Arya tahun 1000 SM melalui

celah Khyber. Sejarah bangsa Arya diperoleh dari kitab Rigveda. Setelah berhasil
mengalahkan bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur,
akhirnya mereka hidup menetap.
14

Bab 3
Penutup
3.1

Simpulan

Dari teori yang telah kami sajikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a.

Peradaban Lembah Sungai Gangga yaitu lanjutan dari peradaban sungai Indus.

b.

Lembah sungai Gangga ialah suatu kerajaan yang terletak antara pegunungan Himalaya

dan pegunungan Windya-Kedna. . Sungai itu bermata air di pegunungan Himalaya dan
mengalir ke kota-kota besar.
c.

Pada peradaban ini. Kota penduduknya sudah sangat tinggi tingkatnya yaitu adanya

selokan-selokan untuk pembuangan limbah rumah tangga dan lainnya.


d.

Di peradaban ini belum munculnya agama Hindu, tetapi mereka menganut agama

Polytheisme.
e.

Ketika peradaban ini hancur atau terpecah-belah, maka disatukan kembali oleh raja-raja.

Maka yang dimaksud dengan Peradaban Lembah Sungai Gangga yaitu lanjutan dari
peradaban sungai Indus.
f.

Pada peradaban ini sudah sangat maju terutama ilmu pengetahuan, kesustraan dan lain-

lain.
g.

Kebudayaan lembah sungai Gangga merupakan suatu campuran antara kebudayaan

bangsa Arya dengan bangsa Dravida. Kebudayaan ini lebih dikenal dengan kebudayaan
Hindu.
h.

Kebudayaan sungai Gangga itu berasal dari bercampurnya kebudayaan bangsa Arya

(mengembala) dengan bangsa Dravida (bercocok tanam), sehingga mereka mulai menetap
yang di sebut dengan kebudayaan Hindu.
i.

Pada peradaban ini muncul 2 agama,yaitu;

1)

agama Hindu

2)

agama Buddha

15

Anda mungkin juga menyukai