Disusun Oleh:Kelompok 1
Anggota: Abdul Malik
o Abdurrahman
o Ihfad
o M.Fardhias
o Jani
o Teby
Kata Pengantar
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
Bab 1 Pendahuluan................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................................... 2
Bab 2 Pembahasan................................................................................................ 3
2.1 Peradaban Lembah Sungai Gangga..............................................................3
2.1.1 Pusat Peradaban..................................................................................... 3
2.1.2 Pemerintahan......................................................................................... 6
2.1.3 Masyarakat............................................................................................. 7
2.1.4 Bentuk kebudayaan Lembah Sungai Gangga.........................................8
2.2 Peradaban Lembah Sungai Indus.................................................................9
2.2.1 Tata Kota............................................................................................... 10
2.2.2 Pemerintahan....................................................................................... 14
2.2.3 Hilangnya Peradaban Indus..................................................................14
Bab 3 Penutup..................................................................................................... 15
3.1 Simpulan.................................................................................................... 15
Bab 1
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Sekarang generasi penerus kita banyak sekali yang tidak mengenal sejarah-sejarah
tentang peradaban-peradaban dunia. Padahal itu sangat penting bagi kita terutama sebagai
ilmu pengetahuan. Tanpa kita mengenal sejarah kita akan kacau-balau karena disitu adalah
sumber ilmu kebudayaan yang berguna dan patut dipelajari. Oleh demikian, kami bertujuan
membuat makalah ini untuk menjelaskan salah satu peradaban dunia yang menceritakan
bagaimana keadaan masyarakat pada masa peradaban tersebut.Peradaban yang akan
dijelaskan tentang peradaban Lembah Sungai Gangga dan Indus.Peradaban Indus dan
Gangga merupakan peradaban yang besar.Dapat diketahui bahwa perdaban besar memiliki
pusat perdaban,pemerintahan,perekonomian,masyarakat,kebudayaan,dan lain-lain.Begitu
juga dengan peradaban yang ada di India yaitu peradaban Sungai Indus dan Gangga
1.3
Tujuan
Bab 2
Pembahasan
2.1
2.1.1
Pusat Peradaban
Pusat peradaban Lembah Sungai Gangga terletak antara Pegunungan Himalaya dan
Pegunungan Windya-Kedna. Sungai itu bermata air di pegunungan Himalaya dan mengalir ke
kota-kota besar seperti Delhi, Agra, Allahabad, Patna, Benares, memalui wilayah Bangladesh
dan bermuara di teluk Benggala. Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah
bangsa Arya yang termasuk bangsa Indo-Jerman. Mereka datang dari daerah Kaukasus dan
menyebar ke arah timur. Bangsa Arya memasuki wilayah India antara tahun 200-1500 SM,
melalui Celah Kaibar di Pegunungan Hirnalaya. Bangsa Arya adalah bangsa peternak dengan
kehidupan yang terus mengembara. Setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida di Lembah
Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur, akhirnya mereka hidup menetap.
Selanjutnya, mereka menduduki Lembah Sungai Gangga dan terus mengembangkan
kebudayaannya. Kebudayaan lembah sungai Gangga merupakan campuran antara
kebudayaan bangsa Arya dengan bangsa Dravida dikenal dengan sebutan kebudayaan Hindu.
Weda (Weda berarti pengetahuan), juga dalam kitab Brahmana dari Upanisad. Ketiga kita itu
menjadi dasar kehidupan orang-orang Hindu.
Kitab suci Weda merupakan kumpulan dari hasil pemikiran para pendeta (Resi).
Pemikiran-pemikiran para pendeta (Resi) itu dibukukan oleh Resi Wiyasa.
pendapat kaum Brahmana. Golongan ini dipimpin oleh Sidharta Gautama (531 SM).
Sidharta Gautama ini adalah putra mahkota dari kerajaan Kapilawastu (Suku Sakia).
Ia termasuk kasta ksatria. Sejak kecil dia dididik dalam kemewahan istana, namun hidupnya
tidak pernah bahagia. Ia merasa menderita berada di lingkungan kemewahan dan
kegemerlapan instana. Akhirnya, Sidharta meninggalkan istana untuk mencari kebahagiaan
hidupnya. Ia terus mencari pelepasan dari samsara (penderitaan) dan setelah kurang lebih 7
tahun mengalami berbagai cobaan berat, penyesalan dan penderitaan, akhirnya ia mendapat
sinar terang di hati sanubarinya dan menjadilah Sidharta Gautama Sang Buddha yang berarti
yang disinari. Pertama kali sang Buddha berkotbah di Taman Rusa (Benares). Agama
Buddha tidak mengakui kesucian kitab-kitab Weda dan tidak mengakui aturan pembagian
kasta di dalam masyarakat. Oleh karena itu, ajaran agama Buddha sangat menarik bagi
golongan kasta rendah. Kitab suci agama Buddha bernama Tripitaka (Tipitaka).
Setelah seratus tahun Sang Buddha wafat, timbul bermacam-macam penafsiran
terhadap hakikat ajaran Sang Buddha. Akhirnya, penganut ajaran Buddha terbagi menjadi 2
aliran:
a). Buddha Hinayana
4
aliran Buddha ini melambangkan ajaran Sang Buddha sebagai kereta kecil yang
bermakna sifat tertutup. Penganut aliran ini hanya mengejar pembebasan bagi diri sendiri.
Pada aliran ini yang berhak menjadi Sanggha adalah para biksu dan biksuni yang berada di
Wihara.
b). Buddha Mahayana
aliran ini melambangkan ajaran Sang Buddha sebagai kereta besar yang bermakna
sifat terbuka. Penganut ini mengejar pembebasan bagi diri sendiri, tetapi juga bermisi
pembebasan bagi orang lain. Pada aliran ini setiap orang berhak menjadi Sanggha Buddha,
sejauh sanggup menjalankan ajaran dan petunjuk Sang Buddha.
Agama Hindu dan Buddha selalu berusaha untuk dapat meletakkan dasar-dasar ajaran
kebenaran dan kehidupan manusia di dunia ini. Maka tindakan yang dilakukan oleh manusia
diarahkan kepada tindakan-tindakan yang di benarkan oleh agama. Dengan demikian, jelas
tujuan kedua agama tersebut.
Agama Hindu maupun Buddha betujuan untuk menyelamatkan umat manusia dari rasa
kegelapan atau mengantarkan umat manusia untuk dapat mencapai tujuan hidupnya.
disebut dengan kasta. Kasta adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat yang diterima
secara turun-temurun. Kasta dalam agama Hindu terdiri atas:
a)
b)
c)
d)
seseorang dalam masyarakat adalah sama. Oleh karena itu, munculnya agama Buddha
menarik perhatian masyarakat dari golongan kelas bawah.
2.1.2
Pemerintahan
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga merupakan
Kerajaan Gupta
Kerajaan ini didirikan oleh Raja Candragupta I (320-330 M) dengan pusatnya di
lembah sungai Gangga. Pada kerajaan ini Hindu menjadi agama Negara. Kerajaan Gupta
mendapatkan masa keemasannya pada masa pemerintahan Raja Samudra Gupta (cucu Raja
Candragupta I). Seluruh lembah sungai Gangga dan lembah sungai Shindu (Indus) yang
berhasil dikuasainya. Ibu kota kerajaan ini di kota Ayodhia. Sikap raja ini keras dan kejam
serta tidak mengenal kasih sayang kepada musuhnya. Sedangkan kepada rakyatnya, ia
dikenal sebagai raja yang murah hati, serta selalu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup rakyatnya. Kemudian Raja Samudra Gupta digantikan dengan anaknya Candragupta II
(375-415 M). Ketika ia berkuasa, kehidupan rakyatnya makmur dan sejahtra. Banyak
gedung-gedung yang didirikan dan banyak ilmu pengetahuan yang semakin meningkat
seperti tentang pelayan yang semakin maju dan lain-lain. Oleh demikian raja ini termasuk
raja terakhir yang mengalami kemajuan pada kerajaan tersebut.Ketika ia wafat, kerajaan itu
mulai mundur. Berbagai suku bangsa asia tengah melancarkan penyerangan ke kerajaan
tersebut. Maka 2 abad, India mengalami masa kegelapan dan baru pada abad ke-7 M tampil
seorang raja yang kuat yang bernama Harshawardana.
b)
Kerajaan Harsha
Ibu kota kerajaan ini adalah Kanay. Salah seorang rajanya yaitu bernama
Harshawardana. Ia adalah seorang pujangga besar. Pada mulanya raja Harsha memeluk
agama Hindu, kemudian ia memeluk agama Buddha. Wihara dan Stupa banyak dibangunnya
yang berada di tepi sungai Gangga, juga tempat-tempat penginapan dan rumah-rumah sakit
yang didirikannya. Setelah ia berkuasa hingga abad ke-11 M tidak pernah diketahui adanya
raja-raja yang berkuasa. Pada masa itu India mengalami masa kegelapan.
2.1.3
Masyarakat
Bangsa Aria berusaha untuk tidak bercampur dengan bangsa Dravida yang merupakan
penduduk asli India. Mereka menyebut bangsa Dravida adalah anasah artinya tidak berhidung
atau berhidung pesek dan dasa artinya raksasa. Untuk memelihara kemurnian keturunannya,
diadakan sistem pelapisan (kasta) yang dikatakannya bersumber pada ajaran agama. Bangsa
Aria berhasil mengambil alih kekuasaan politik, sosial dan ekonomi. Akan tetapi, dalam
kebudayaan terjadi percampuran (asimilasi) antara Aria dan Dravida. Percampuran budaya itu
melahirkan kebudayaan Weda. Kebudayaan inilah yang melahirkan agama dan kebudayaan
Hindu atau Hinduisme. Daerah perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga yang
kemudian disebut Aryawarta (negeri orang Aria) atau Hindustan (tanah milik orang
Hindu).Untuk mempertahankan kekuasaannya di tengah kehidupan masyarakat, bangsa Arya
berusaha menjaga kemurnian ras. Artinya, mereka melarang perkawinan campur dengan
bangsa Dravida. Untuk itulah, bangsa Arya menciptakan sistem kasta dalam
kemasyarakatan.Sistem kasta didasarkan pada kedudukan, hak dan kewajiban seseorang
dalam masyarakat. Pembagian golongan atau tingkatan dalam masyarakat Hindu terdiri dari
empat kasta atau caturwarna, yakni :
1.Brahmana (pendeta), bertugas dalam kehidupan keagamaan;
2.Ksatria (raja, bangsawan dan prajurit), berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk
mempertahankan negara,
3.Waisya (pedagang, petani, dan peternak), dan
4.Sudra (pekerja-pekerja kasar dan budak).
5.Kasta Brahmana, Kastria, Waisya terdiri dari orang-orang Aria. Kasta Sudra terdiri dari
orang-orang Dravida. Selain keempat kasta di atas, ada lagi kasta Paria/Candala atau
Panchama. Panchama yang berarti kaum terbuang. Kasta ini dipandang hina, karena
melakukan pekerjaan kotor, orang jahat dan tidak boleh disentuh, lebih-lebih bagi kaum
Brahmana.
2.1.4
bangsa Arya dengan bangsa Dravida. Kebudayaan ini lebih dikenal dengan kebudayaan
Hindu. Bangsa Arya yang hidup sebagai pengembala setelah tiba di India dan bertemu
dengan bangsa Dravida yang sudah hidup dengan bercocok tanam, meninggalkan kehidupan
sebagai pengembala dan mulai menetap. Merekapun bercampur (mengadakan asimilasi)
sehingga melahirkan kebudayaan Hindu. Daerah-daerah yang diduduki oleh bangsa IndoArya sering disebut dengan Arya Varta (Negeri Bangsa Arya) atau Hindustan (tanah milik
bangsa Hindu). Bangsa Dravida mengungsi ke daerah selatan, kebudayaanya kemudian
dikenal dengan kebudayaan Dravida. Di Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu
berkembang, baik di wilayah India maupun di luar India. Masyarakat Hindu memuja banyak
dewa (Politeisme). Dewa-dewa tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), Dewa
Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya. Dalam agama Hindu
dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan warna dan kewajiban
sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem kasta inilah yang menyebabkan munculnya
agama Buddha. Hal ini diperoleh dari Sidartha Gauthama. Agama Buddha mulai menyebar ke
masyarakat India setelah Sidharta Gautama mencapai tahap menjadi Sang Buddha. Agama
Buddha terbagi menjadi dua aliran, yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana.
Peradaban Sungai Gangga meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang tinggi seperti
kesusastraan, seni pahat, dan seni patung. Peradaban dari lembah sungai ini kemudian
menyebar ke daerah-daerah lain di Asia termasuk di Indonesia.
Agama Buddha diajarkan oleh Sidharta Gautama Sang Buddha (artinya Yang Diterangi/Yang
Disinari). Pada awalnya, Sidharta Gautama adalah seorang pangeran di Kerajaan Kapilawastu
dan termasuk golongan Kasta Ksatria. Gaya hidup yang dijalani Sidharta semenjak kecil
selalu dalam kemewahan dan serba berkecukupan, walaupun begitu tidak pernah merasakan
ketenangan batiniah.
Tiga unsur utama yang terdapat dalam ajaran Buddha, sebagai berikut:
1.SangBuddha, berbakti kepada Sang Buddha.
2.Dharma,berbakti kepada ajarannya.
3.Sangha, berbakti kepada umatnya.
Keseluruhan ajaran Buddha kemudian dibukukan dalam Kitab Tripitaka. Kitab ini terdiri dari
tiga kumpulan tulisan, yakni Sutra Pitaka, Vinaya Pitaka, dan Abhidharma Pitaka.
8
2.2
2.
3.
4.
Dalam bidang ekonomi, literatur dan lembaga pengetahuan telah ditata dengan teratur.
10
Kendi yang beraneka ragam telah dibuat dengan roda, ada yang sederhana dan ada yang
dilukis. Kendi biasanya dibuat dari tembaga, perak, dan porselin. Besi belum dikenal. Jarum
dan sisir dibuat dari batu atau gading. Kapak, pahatan, pisau, sabit, pancing, dan silet dibuat
dari tembaga dan perunggu. Ada mainan anak-anak misalnya kereta dan kursi kecil beroda.
Ditemukan pua potongan-potongan dadu.
4.Pemeliharaan Binatang
Sisa-sisa kerangka membuktikan bahwa sapi jantan, kerbau, biri-biri, gajah, dan unta telah
dipelihara. Anjing juga sudah dipelihara sedangkan kuda belum.
5.Senjata-senjata Perang
Meliputi kapak, tombak, pisau belati, tongkat, busur dan anak panah. Pedang belum
ditemukan. Juga tidak dijumpai perisai, topi baja atau baju zirah. Senjata-senjata tersebut
dibuat dari tembaga atau perunggu.
6.Materai
Lebih dari 500 materai telah ditemukan, terbuat dari lepengan tanah liat yang dibakar dan
ukurannya kecil. Beberapa materai berisi gambar binatang atau tulisan piktorial yang belum
dapat diuraikan.
7.Kesenian
Adanya gambar-ambar dalam materai menunjukkan seni yang tinggi. Di Harappa ditemukan
potongan-potongan bat yang dipahat.
8.Perdagangan
Materai-materai yang ditemukan itu berkaitan dengan dunia perdagangan. Rakyat lembah
Indus tidak hanya berdagang dengan bagian lain wilayah India, tetapi juga dengan negaranegara Asia lain seperti Bangsa Sumeria. Dri perdagangan itu, didatangkan timah, tembaga,
dan batu mulia dari luar India.
9.Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk telah dapat diidentifikasi. Pertanian memainkan peran yang
penting. Gandum dan katun ditanam dalam skala besar mata pencaharian lain dalam
masyarakat adalah pembuat barang pecah belah, penenun, tukang pembuat hiasan dinding,
dan pemotong batu. Kemajuan teknik ditunjukkan oleh roda untuk membuat barang pecah
belah, pembakaran batu-batu, pencetakan dan pengolahan logam.
10.Agama
Barang-barang peninggalan di Mohenjo Daro memperlihatkan kepercayaan rakyat. Mereka
diduga memuja Divine Mother (Dewi Pertiwi), meyakini energi wanita sebagai sumber
seluruh penciptaan. Ada pula dewa pria yang diduga sebagai prototipe Dwa Siwa. Dalam satu
11
materai, Siwa digambarkan duduk dalam posisi yoga, dikelilingi binatang-binatang. Dia
memiliki tiga wajah. Di sini dapat ditarik kesimpulan adanya hubungan organik antara
peradaban Lembah Sugai Indus dengan Hinduisme sekarang. Peradaban Sungai Indus
merupakan sumber peradaban berikutnya, memberikan kontribusi penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan peradaban India.
11.Kronologi
Periode eksistensi peradaban Sungai Indus diduga berlangsung paling awal 2900 SM atau
sampai 1700 SM. Sementara migrasi bangsa Arya ke India diperkirakan terjadi 20001500 SM.
12.Sistem Pertanian dan Pengairan
Daerah Lembah Sungai Indus merupakan daerah yang subur. Pertanian menjadi mata
pencaharian utama masyarakat India. Limpahan lumpur sungai Indus telah memberikan
kesuburan bagi tanah disekitarnya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat telah
berhasil menyalurkan air yang mengalir dari Lembah Sungai Indus sampai jauh ke daerah
pedalaman.
13.Sanitasi (Kesehatan)
Masyarakat Mohenjodaro dan Harappa telah memperhatikan sanitasi (kesehatan)
lingkungannya. Teknik-teknik atau cara-cara pembangunan rumah yang telah memperhatikan
faktor-faktor kesehatan dan kebersihan lingkungan yaitu rumah mereka sudah dilengkapi oleh
jendela.
14.Teknologi
Masyarakat Lembah Sungai Indus sudah memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi,
Kemampuan mereka dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan budaya yang
ditemukan, seperti bangunan Kota Mohenjodaro dan Harappa, berbagai macam patung,
perhiasan emas, perak, dan berbagai macam meterai dengan lukisannya yang bermutu tinggi
dan alat-alat peperangan seperti tombak, pedang, dan anak panah, alat-alat rumah tangga,
alat-alat pertanian, kain dari kapas, serta bangunan-bangunan.
15.Perekonomian
Sistem perekonomian masyarakat lembah Sungai Indus sangat bergantung pada pengolahan
lahan pertanian di sekitar sungai. Di kawasan ini, petani menanam padi, gandum, sayuran,
buah-buahan, dan kapas. Selain itu mereka juga beternak sapi, kerbau, domba, dan babi.
Selain pertanian dan peternakan, perdagangan juga merupakan aspek perekonomian penting
bagi masyarakat lembah Sungai Indus. Kelebihan hasil pertanian membuat mereka dapat
melakukan perdagangan dengan bangsa lain terutama dengan penduduk Mesopotamia.
12
Barang dagangan yang diperjual-belikan masyarakat lembah Sungai Indus adalah barangbarang dari perunggu dan tembaga, bejana dari perak dan emas, serta perhiasan dari kulit dan
gading.
16.Kepercayaan
Sistem kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau memuja
banyak dewa. Dewa-dewa tersebut misalnya dewa bertanduk besar, dewa kesuburan dan
kemakmuran (Dewi Ibu).
Masyarakat lembah Sungai Indus juga menyembah binatang-binatang seperti buaya dan gajah
serta menyembah pohon seperti pohon pipal (beringin). Pemujaan tersebut dimaksudkan
sebagai tanda terima kasih terhadap kehidupan yang dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan
perdamaian.
Ada beberapa pendapat mengenai siapa pendukug peradaban sungai Indus, yaitu:
1.
Orang-orang Sumeria
2.
Orang-orang Dravida
3.
13
2.2.2
Pemerintahan
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Maurya antara lain sebagai berikut :
1.Candragupta Maurya
Setelah berhasil menguasai Persia, pasukan Iskandar Zulkarnaen melanjutkan
ekspansi dan menduduki India pada tahun 327 SM melalui Celah Kaibar di Pegunungan
Himalaya. Pendudukan yang dilakukan oleh pasukan Iskandar Zulkarnaen hanya sampai di
daerah Punjab. Pada tahun 324 SM muncul gerakan di bawah Candragupta. Setelah Iskandar
Zulkarnaen meninggal tahun 322 SM, pasukannya berhasil diusir dari daerah Punjab dan
selanjutnya berdirilah Kerajaan Maurya dengan ibu kota di Pattaliputra.Candragupta Maurya
menjadi raja pertama Kerajaan Maurya. Pada masa pemerintahannya, daerah kekuasaan
Kerajaan Maurya diperluas ke arah timur, sehingga sebagian besar daerah India bagian utara
menjadi bagian dari kekuasaannya. Dalam waktu singkat, wilayah Kerajaan Maurya sudah
mencapai daerah yang sangat iuas, yaitu daerah Kashmir di sebelah barat dan Lembah Sungai
Gangga di sebelah timur.
2.Ashoka
Ashoka memerintah.Kerajaan Maurya dari tahun 268-282 SM. Ashoka merupakan
cucu dari Candragupta Maurya. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Maurya mengalami
masa yang gemilang. Kalingga dan Dekkan berhasil dikuasainya. Namun, setelah ia
menyaksikan korban bencana perang yang maha dahsyat di Kalingga, timbul penyesalan dan
tidak lagi melakukan peperangan.Mula-mula Ashoka beragama Hindu, tetapi kemudian
menjadi pengikut agama Buddha. Sejak saat itu Ashoka menjadikan agama Buddha sebagai
agama resmi negara. Setelah Ashoka meninggal, kerajaan terpecah-belah menjadi kerajaan
kecil. Peperangan sering terjadi dan baru pada abad ke-4 M muncul seorang raja yang
berhasil mempersatukan kerajaan yang terpecah belah itu. Maka berdirilah Kerajaan Gupta
dengan Candragupta I sebagai rajanya.
2.2.3
celah Khyber. Sejarah bangsa Arya diperoleh dari kitab Rigveda. Setelah berhasil
mengalahkan bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur,
akhirnya mereka hidup menetap.
14
Bab 3
Penutup
3.1
Simpulan
Dari teori yang telah kami sajikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a.
Peradaban Lembah Sungai Gangga yaitu lanjutan dari peradaban sungai Indus.
b.
Lembah sungai Gangga ialah suatu kerajaan yang terletak antara pegunungan Himalaya
dan pegunungan Windya-Kedna. . Sungai itu bermata air di pegunungan Himalaya dan
mengalir ke kota-kota besar.
c.
Pada peradaban ini. Kota penduduknya sudah sangat tinggi tingkatnya yaitu adanya
Di peradaban ini belum munculnya agama Hindu, tetapi mereka menganut agama
Polytheisme.
e.
Ketika peradaban ini hancur atau terpecah-belah, maka disatukan kembali oleh raja-raja.
Maka yang dimaksud dengan Peradaban Lembah Sungai Gangga yaitu lanjutan dari
peradaban sungai Indus.
f.
Pada peradaban ini sudah sangat maju terutama ilmu pengetahuan, kesustraan dan lain-
lain.
g.
bangsa Arya dengan bangsa Dravida. Kebudayaan ini lebih dikenal dengan kebudayaan
Hindu.
h.
Kebudayaan sungai Gangga itu berasal dari bercampurnya kebudayaan bangsa Arya
(mengembala) dengan bangsa Dravida (bercocok tanam), sehingga mereka mulai menetap
yang di sebut dengan kebudayaan Hindu.
i.
1)
agama Hindu
2)
agama Buddha
15