Anda di halaman 1dari 28

Nama Casilda Aulia R.

NIM 145100107111006
Kelas Q
Kelompok Q-5

BAB II
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

TUJUAN:
 Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
 Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu

A. PRE-LAB
1. Jelaskan perbedaan molaritas, molalitas dan normalitas?

a) Molaritas adalah jumlah gram zat terlarut yang dilarutkan ke dalam pelarut hingga
volume 1 liter (1000 ml) (Syamsuni, 2006).

Berikut rumus yang digunakan untuk mencari molaritas suatu larutan :

M = n/V atau M = gr/Mr.V (Chang, 2005).

*Keterangan

M : Molaritas (M)
n : mol zat terlarut (mol)
V : volume zat pelarut (L)
gr : massa zat terlarut (gram)
Mr : massa relatif zat terlarut

b) Molalitas adalah jumlah gram zat terlarut yang dilarutkan ke dalam 1 kg (1000 gr) pelarut
(Syamsuni, 2006).

Berikut rumus yang digunakan untuk mencari molalitas suatu larutan :

 m = n/P atau m = gr/Mr x 1000/P (Chang, 2005).

*Catatan : Untuk rumus yang pertama, P (pelarut) menggunakan satuan kg, sementara untuk
rumus kedua, P (pelarut) menggunakan satuan mililiter (ml).
*Keterangan :

m = molalitas (molal)
n = mol zat terlarut (mol)
P = massa zat pelarut (kg)
gr = massa zat terlarut (gram)
Mr= massa relatif zat terlarut

c) Normalitas adalah jumlah bobot ekuivalen zat terlarut yang dilarutkan dalam pelarut
hingga volume 1 liter (1000 ml) (Syamsuni, 2006).

Berikut adalah rumus yang digunakan untuk mencari normalitas suatu larutan :

 N = M x a atau N = n/V x a atau N = gr/Mr.V x a atau N = ek/V (Santoso, 2008).

*Keterangan :

N = Normalitas larutan
M = Molaritas (M)
a = jumlah ion
n = mol zat terlarut (mol)
V = volume larutan (L)
gr = massa zat terlarut (gram)
Mr = massa relatif zat terlarut
Ek = ekivalen zat terlarut \

*Catatan : Perbedaan molaritas, molalitas, dan normalitas lebih rincinya ada pada keterangan
yang telah di bold.

2. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v), %(v/v), %(b/b),
ppm,dan ppb !
 Molar (M) -> jumlah zat terlarut yang dilarutkan ke dalam air hingga volumenya
menjadi 1 liter (1000 ml) (Syamsuni, 2006).
 Normal (N) -> jumlah bobot ekuivalen yang dilarutkan ke dalam air hingga volumenya
menjadi 1 liter (1000 ml) (Syamsuni, 2006).
 %(b/v) -> jumlah gram zat dalam 100 ml larutan (larutan berupa air atau yang lain).
 %(v/v) -> jumlah mililiter zat dalam 100 ml larutan (Syamsuni, 2006).
 %(b/b) -> jumlah gram zat dalam 100 gram larutan atau campuran (Syamsuni, 2006).

 Ppm (parts per million) -> sesuai dengan namanya, parts per million yaitu konsentrasi
dinyatakan sebagai jumlah bagian zat terlarut dalam 1.000.000 bagian larutan. Berikut
rumus matematikanya :

Ppm = berat zat terlarut/berat larutan x 1.000.000

*Keterangan = satuan berat zat terlarut dan berat larutan haruslah sama, misalnya mg dengan
mg atau gram dengan gram (Sumardjo, 2009).

 Ppb (parts per billion) -> sesuai dengan namanya, parts per billion yaitu konsentrasi
dinyatakan sebagai jumlah bagian zat terlarut dalam 1.000.000.000 bagian larutan.
Berikut rumus matematikanya :

Ppb = berat zat terlarut/berat larutan x 1.000.000.000

*Keterangan = satuan berat zat terlarut dan berat larutan haruslah sama, misalnya mg dengan
mg atau gram dengan gram (Sumardjo, 2009).

*Catatan : Perbedaan secara rinci terdapat pada keterangan yang telah di bold.

3. Jelaskan perbedaan pengenceran larutan HCl dan H2SO4 dari larutan pekatnya!
 Pengertian pengenceran sendiri adalah pencampuran larutan pekat menjadi larutan yang
kurang pekat, biasanya larutan pengencernya adalah aquades (Chang, 2005).
 Pengenceran larutan H2SO4 : Pada proses pengenceran, umumnya terjadi pelepasan kalor.
Begitu juga dengan pengenceran H2SO4. Pada pengenceran H2SO4, agar kalor bisa diserap
dengan aman maka asam pekat H2SO4 dicampur dengan aquades, bukan sebaliknya (Braddy,
2008).
 Pengenceran larutan HCl : Pengenceran pada HCl dilakukan dengan dengan
mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar
diperoleh volume akhir yang lebih besar. Pada proses ini,mol zat terlarut konstan dan
hanya vlomenya yang berubah (Brady, 2008).
B. DIAGRAM ALIR
1. Pembuatan 25 mL larutan NaCl 0,1 M

Dihitung konsentrasi larutan yang akan dibuat


NaCl 0,14625 gram
NaCl ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik
Ditambahkan aquades
secukupnya
Diletakkan ke dalam beaker glass

NaCl dan aquades dilarutkan

Larutan dipindahkan ke dalam labu takar berukuran 25 mL

Aquades

Ditambah hingga mencapai tanda batas

Dihomogenkan

Hasil
2. Pembuatan 25 mL larutan NaCl 100 ppm
NaCl ditimbang menggunakan timbangan analitik

Diletakkan ke dalam beaker glass

Aquades secukupnya

Dilarutkan

Dipindahkan ke dalam labu takar berukuran 25mL

Aquades

Ditambahkan hingga mencapai tanda batas

Dihomogenkan

Hasil
3. Pembuatan 25 mL larutan etanol 20% (v/v)

Etanol 20%

Dihitung volume etanol menggunakan rumus pengenceran larutan

Dipindahkan ke dalam labu takar berukuran 25mL

Aquades

Ditambahkan hingga mencapai tanda batas

Dihomogenkan

Hasil
4. Pembuatan 25 mL larutan gula 5% (b/v)

Gula Pasir

Ditimbang hingga beratnya 1,25 gram

Diletakkan ke dalam beaker glass


Ditambahkan aquades
secukupnya

Diaduk hingga larut

Ditambahkan ke dalam labu takar berukuran 25mL

Aquades

Ditambahkan hingga mencapai tanda batas

Dihomogenkan

Hasil
5. Pembuatan 25 mL larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%
Dihitung konsentrasi HCl 32% dan volume yang dibutuhkan

Konsentrasi HCl 32% dalam


molaritas (M)

Dihitung volume HCl yang akan digunakan menggunakan rumus pengenceran

Larutan HCl 32%

Diletakkan ke dalam labu ukur yang berukuran 25mL

Aquades

Ditambahkan hingga mencapai tanda batas

Dikocok sampai larutan homogen

Hasil
C. DATA HASIL PRAKTIKUM
Volume Solute Solven
Larutan Konsentrasi larutan (zatterlarut) / (pelarut) /
(mL) satuan (g/ml) satuan (g/ml)
25mL 25mL
0,1 M 0,14625 g
NaCl
25mL 0,0025 g 25mL
100 ppm

25mL 5, 208mL 19, 792mL


Etanol 20% (v/v)

25mL 1,25 g 25mL


Gula 5% (b/v)

25mL 0,24mL 24, 76mL


HCl 0,1 M

PERHITUNGAN
1) NaCl -> M = n/V
0,1 = n/0,025
n = 0,0025 mol

n = g/Mr
0,0025 = g/58,5
g = 0,14625 gram
NaCl 100ppm-> ppm = mg/L
100 = mg/0,025
100x0,025 = mg
2,5mg = mg
2) Etanol-> M1 x V1 = M2 x V2
V1 = M2 x V2 /M1
V1 = 20% x 25 / 96%
V1 = 5,208 gram
3) Gula-> %b/v = g/mL x 100%
5% = g/25 x 100%
25 x 5 / 100 = g
1,25 gram = g
4) HCl-> M = 10 x % x 𝜌 / Mr
M = 10 x 32 x 1,19 / 36,5
M = 10,43 M
Diencerkan
M1 X V1 = M2 X V2
V1 = M2 X V2 / M1
V1 = 0,1 x 25 / 10,43
V1 = 0,24 mL
D. PEMBAHASAN
1. Hal apakah yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan dari padatan dan cairan
(larutan pekat), sebutkan dan jelaskan !
 Pembuatan larutan dari suatu padatan disebut pelarutan. Sedangkan
pembuatan larutan dari suatu cairan disebut pengenceran.
 Proses pembuatan larutan dari padatan :
a. Dihitung terlebih dahulu massa padatan yang akan dilarutkan. Perhitungan
harus dilakukan dengan cermat, teliti dan benar agar hasil percobaan
akurat dan sempurna.
b. Penggunaan satuan dalam larutan harus diperhatikan untuk memudahkan
dalam perhitungan dan percobaan.
c. Penggunaan alat-alat untuk praktikum pembuatan larutan dari padatan juga
harus sesuai. Peralatannya adalah sebagai berikut : labu ukur, gelas beaker,
gelas arloji, spatula, timbangan analitik, pengaduk, pipet tetes.
d. Cara melarutkan padatan di dalam labu ukur adalah dikocok/digoyang-
goyangkan agar partikelnya tercampur secara merata.
e. Bentuk padatan juga harus diperhatikan. Untuk padatan yang berbentuk
kristal, cara melarutkannya adalah dengan memasukkan kristal ke dalam
aquades. Untuk padatan yang berbentuk serbuk, cara melarutkannya
adalah mencampur aquades dengan serbuk padatan.
 Proses pembuatan larutan dari cairan :
a. Dihitung terlebih dahulu volume larutan yang dibutuhkan untuk percobaan
dengan menggunakan rumus kimia sesuai dengan pertanyaan.
b. Penggunaan satuan dalam larutan harus diperhatikan untuk memudahkan
dalam perhitungan dan percobaan
c. Penggunaan alat-alat untuk praktikum pembuatan larutan dari cairan juga
harus sesuai. Peralatannya adalah sebagai berikut : labu ukur, gelas beaker,
bulb & pipet ukur.
d. Penggunaan bahan-bahan kimia harus diperhatikan mengingat beberapa
bahan kimia larutan mempunyai sifat-sifat berbahaya. Contohnya : HCl
(corrosive).
2. Jelaskan langkah-langkah pembuatan larutan NaCl 10 M dan 100 ppm dari kristal
padat NaCl! Jelaskan langkah kerja pengenceran larutan tersebut menjadi 1 M !
a. Pembuatan larutan NaCl 10 M -> dimisalkan volume larutan = 100mL = 0,1L
M = n/V
10 = n/0,1
= 1 mol

n = g/Mr
1 = g/58,5
= 58,5 gram
Ditimbang padatan NaCl sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan
dengan menggunakan timbangan analitik. Dimasukkan hasil timbangan
padatan NaCl ke dalam gelas beaker untuk kemudian ditambahkan aquades
secukupnya lalu diaduk dengan menggunakan pengaduk. Setelah itu,
dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan aquades ke dalam labu ukur
hingga mencapai tanda batas. Apabila khawatir melebihi tanda batas,
digunakan pipet tetes untuk menambahkan aquades ke dalam labu ukur.

b. Pembuatan larutan NaCl 100ppm -> dimisalkan volume larutan = 100mL =


0,1L
Ppm = mg/L
100 = mg/0,1
= 10mg = 0,01 gram (dikonversikan menjadi gram karena timbangan
analitik menggunakan gram)
Ditimbang padatan NaCl sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan
dengan menggunakan timbangan analitik. Dimasukkan hasil timbangan
padatan NaCl ke dalam gelas beaker untuk kemudian ditambahkan aquades
secukupnya lalu diaduk dengan menggunakan pengaduk. Setelah itu,
dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan aquades ke dalam labu ukur
hingga mencapai tanda batas. Apabila khawatir melebihi tanda batas,
digunakan pipet tetes untuk menambahkan aquades ke dalam labu ukur.

c. Proses pengenceran larutan menjadi 1M


M1 x V1 = M2 x V2
10 x V1 = 1 x 100
V1 = 10mL
Diukur volume NaCl 10M sebesar 10mL dengan menggunakan pipet volum.
Dimasukkan ke dalam labu ukur untuk kemudian diencerkan.
3. Jelaskan cara pembuatan larutan 100 ml HCl 0,1 M dari larutan HCl pekat 37% !
Dihitung volume HCl pekat 32% menggunakan rumus molaritas
Diketahui :
%HCl = 37%
𝜌 = 1,19
Mr HCl= 36,5
[HCl] = 0,1 M
V HCl = 100 ml

𝜌 𝑥 10 𝑥 % 1,19 𝑥 10 𝑥 37
M= = = 12,06 M
𝑀𝑟 36,5

Setelah dihitung menggunakan rumus molaritas dan didapatkan hasil konsentrasi


HCl dari 37% HCl pekat, lalu dicari volume HCl yang pertama menggunakan rumus
pengenceran sebagai berikut :

M1 x V1 = M2 x V2
12,06 x V₁ = 0,1 x 100
V₁ = 0,83 𝑚𝑙

Disiapkan alat dan bahan yaitu labu ukur, gelas beaker, bulb, pipet ukur,
aquades dan HCl pekat 37%. Dituangkan HCl 37% secukupnya ke dalam gelas
beaker. Disedot HCl 37% menggunakan bulb dan pipet ukur sebanyak 0,83 ml.
Kemudian hasil pengukuran dituangkan ke gelas beaker yang lain. Ditambahkan
aquades ke dalam gelas beaker yang berisi HCl 37% pekat 0,83 ml. Gelas beaker
digoyang-goyangkan untuk mencampur larutan HCl pekat dengan aquades. Setelah
itu, dituangkan ke dalam labu ukur dan kemudian ditambahkan aquades lagi hingga
mencapai tanda batas, lalu dihomogenkan.
4. Jelaskan cara pembuatan larutan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dari kristal garam NaCl
!
Dihitung terlebih dulu massa NaCl dengan rumus sebagai berikut :
V NaCl = 100 ml = 0,1 L
ppm = 100 ppm

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑚𝑔)


ppm = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝐿)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑚𝑔)
100 = 10−1

mg = 10 miligram = 0,01 gram

Dipersiapkan alat dan bahan sebagai berikut : timbangan analitik, gelas arloji,
spatula, pengaduk, labu ukur, aquades, dan padatan NaCl. Kristal NaCl ditimbang
menggunakan timbangan analitik hingga massanya mencapai 0,01 gram. Kristal NaCl
yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam gelas beaker lalu ditambahkan aquades
secukupnya. Diaduk dengan pengaduk sampai larut. Dimasukkan ke dalam labu ukur
kemudian ditambahkan dengan aquades hingga mencapai tanda batas. Lalu,
dihomogenkan dengan cara diocok sampai larut dan tercampur merata.

5. Jelaskan cara pembuatan larutan gula 10%(b/v) !


Dihitung terlebih dahulu massa gula yang akan dibuat larutan dengan rumus %b/v
sebagai berikut :
%(b/v) = 10%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑔)
%(b/v) = x 100%
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑔)
10% = x 100%
100 𝑚𝑙
10 𝑥 100
= berat zat terlarut (g)
100

10 gram = berat zat terlarut


Berat zat terlarut (g) = 10 gram
Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum sebagai
berikut : timbangan analitik, gelas beaker, labu ukur, pengaduk, pipet tetes,
spatula, gelas arloji, aquades dan gula.
Kristal gula ditimbang menggunakan timbangan analitik sesuai dengan hasil
perhitungan. Kristal gula yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam gelas
beaker lalu kemudian ditambahkan aquades secukupnya. Setelah itu, diaduk
dengan pengaduk lalu dimasukkan ke dalam labu ukur. Larutan gula di dalam labu
ukur ditambah dengan aquades hingga mencapai tanda batas. Dikocok sampai
homogen.
ANALISA PROSEDUR
1. Pembuatan 25mL NaCl 0,1 M
 Langkah-langkah pembuatan larutan 25mL NaCl 0,1 M adalah sebagai berikut :
Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum, yakni :
 Gelas arloji : Untuk tempat menimbang bahan-bahan kimia.
 Pipet tetes : Untuk memindahkan larutan/cairan dari wadah
satu ke wadah lain dalam skala kecil.
 Timbangan analitik : Untuk menimbang massa suatu zay.
Timbangan analitik mempunyai tingkat ketelitian yang akurat.
 Gelas beaker : Untuk tempat larutan dan bisa juga untuk
memanaskan larutan kimia, menguapkan solven atau memekatkan.
 Labu ukur : Untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk
cair pada proses preparasi larutan dan tempat untuk menghomogenkan larutan.
 Pengaduk gelas : Untuk mengaduk suatu larutan/campuran agar
tercampur rata.
 Spatula : Untuk mengambil bahan-bahan kimia yang
berupa padatan (serbuk atau kristal).
 Botol semprot : Untuk tempat aquades dan memasukkan
aquades ke dalam wadah bahan kimia yang mempunyai mulut dengan luas
penampang kecil.
 Aquades
 Padatan NaCl

Yang pertama, ditimbang padatan NaCl menggunakan timbangan analitik.


Timbangan analitik ini sangat sensitif, jadi harus hati-hati dalam menggunakannya.
Menimbang dengan timbangan ini tidak langsung meletakkan NaCl ke dalamnya,
tetapi menggunakan bantuan kaca arloji. Caranya, diletakkan kaca arloji tersebut ke
dalam timbangan analitik, lalu timbangan analitik di set menjadi 0,0000. Kemudian
setelah di set, padatan NaCl diambil menggunakan spatula dan dituang ke atas kaca
arloji sedikit demi sedikit. Tidak lupa kaca penutup timbangan analitik ditutup agar
hasil timbangan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor luar (angin). Kemudian, diamati
hasil timbangannya hingga mencapai massa 0,14625 gram sesuai dengan hasil dari
perhitungan berikut :
o M = n/v
0,1 = n/0,025
n = 0,0025 mol
o n = g/Mr

0,0025 = g/58,5
= 0,14625 gram
Yang kedua, setelah ditimbang dan didapat hasil timbangan 0,14625 gram
kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass untuk dicampur dengan aquades
secukupnya, lalu diaduk hingga tercampur. Campuran NaCl dan aquades kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur untuk dihomogenkan. Di dalam labu ukur, campuran
NaCl dan aquades yang tadi telah dimasukkan ditambah lagi dengan aquades hingga
mencapai tanda batas. Apabila khawatir akan kelebihan aquades yang ditambahkan ke
labu ukur, digunakan pipet tetes untuk memasukkan aquades ke dalam labu ukur
secara perlahan. Caranya, pencet karet merah yang ada pada pipe tetes, lalu
dimasukkan ke dalam aquades yang telah dituang ke dalam gelas beaker yang lain.
Setelah itu dilepas secara perlahan karet merahnya agar didapat aquades sesuai
kebutuhan, kemudian aquades yang ada di dalam pipet tetes dimasukkan ke dalam
labu ukur hingga mencapai tanda batas secara perlahan dan menempel pada dinding
labu ukur agar hasilnya bisa terlihat secara sempurna dan tidak bterjadi kelebihan.
Setelah itu, NaCl dan aquades yang ada di dalam labu ukur dikocok agar homogen.
Didapatkan hasil 25mL larutan NaCl 0,1 M.

2. Pembuatan 25mL larutan NaCl 100ppm


 Langkah-langkah pembuatan larutan 25mL NaCl 100ppm adalah sebagai berikut :
Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum, yakni :
 Gelas arloji : Untuk tempat menimbang bahan-bahan kimia
 Pipet tetes : Untuk memindahkan larutan/cairan dari wadah
satu ke wadah lain dalam skala kecil.
 Timbangan analitik : Untuk menimbang massa suatu zay.
Timbangan analitik mempunyai tingkat ketelitian yang akurat.
 Gelas beaker : Untuk tempat larutan dan bisa juga untuk
memanaskan larutan kimia, menguapkan solven atau memekatkan.
 Labu ukur : Untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk
cair pada proses preparasi larutan dan tempat untuk menghomogenkan larutan.
 Pengaduk gelas : Untuk mengaduk suatu larutan/campuran agar
tercampur rata.
 Botol semprot : Untuk tempat aquades dan memasukkan
aquades ke dalam wadah bahan kimia yang mempunyai mulut dengan luas
penampang kecil.
 Aquades
 Padatan NaCl

Setelah dilakukan persiapan, langkah selanjutnya adalah melakukan percobaan.

Ditimbang padatan NaCl menggunakan timbangan analitik berdasarkan


perhitungan berikut :
Ppm = berat zat terlarut(mg)/berat larutan(L) x 100%
100 = mg/0,025
mg = 2,5mg = 0,0025 gram
Karena timbangan analitik menggunakan satuan gram, maka hasil perhitungan
dikonversikan menjadi gram.
Setelah dihitung, padatan NaCl ditimbang menggunakan timbangan analitik
dengan bantuan gelas arloji untuk menuangkan padatan NaCl yang kemudian akan
dimasukkan dan ditimbang menggunakan timbangan analitik. Kaca arloji diletakkan di
dalam timbangan analitik lalu dikondisikan beratnya 0,0000. Setelah itu, padatan NaCl
dituangkan ke atas kaca arloji yang berada di dalam timbangan analitik menggunakan
spatula hingga mencapai berat yang telah didapat dari perhitungan.

Hasil timbangan padatan NaCl tadi dimasukkan ke dalam gelas beaker untuk
kemudian ditambahkan aquades secukupnya. Setelah itu, NaCl dan aquades yang telah
tercampur di dalam gelas beaker dimasukkan ke dalam labu ukur untuk kemudian
dihomogenkan. Apabila khawatir akan kelebihan aquades yang ditambahkan ke labu
ukur, digunakan pipet tetes untuk memasukkan aquades ke dalam labu ukur secara
perlahan. Caranya, pencet karet merah yang ada pada pipe tetes, lalu dimasukkan ke
dalam aquades yang telah dituang ke dalam gelas beaker yang lain. Setelah itu dilepas
secara perlahan karet merahnya agar didapat aquades sesuai kebutuhan, kemudian
aquades yang ada di dalam pipet tetes dimasukkan ke dalam labu ukur hingga mencapai
tanda batas secara perlahan dan menempel pada dinding labu ukur agar hasilnya bisa
terlihat secara sempurna dan tidak bterjadi kelebihan. Menghomogenkan NaCl dan
aquades di dalam labu ukur dengan cara dikocok. Didapatkan hasil larutan 25mL NaCl
100ppm.

3. Pembuatan 25mL larutan etanol 20% (v/v)


 Langkah-langkah pembuatan 25mL larutan etanol 20% adalah sebagai berikut :

Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum, yakni :
 Gelas beaker : Untuk tempat larutan dan bisa juga untuk
memanaskan larutan kimia, menguapkan solven atau memekatkan.
 Labu ukur : Untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk
cair pada proses preparasi larutan dan tempat untuk menghomogenkan larutan.
 Botol semprot : Untuk tempat aquades dan memasukkan
aquades ke dalam wadah bahan kimia yang mempunyai mulut dengan luas
penampang kecil.
 Pipet ukur : Untuk mengambil larutan dengan volume
tertentu.
 Bulb : Untuk menyedot larutan. Bulb digunakan
bersama pipet ukur untuk meyedot larutan dengan volume tertentu.
 Aquades
 Etanol 96%

Dihitung volume etanol yang akan digunakan untuk pengenceran. Rumus


matematikanya adalah sebagai berikut :
M1xV1 = M2 x V2
96% x V1 = 20% x 25
20𝑥25
V1 =
96
V1 = 5,208 mL

Dituangkan etanol 96% ke dalam gelas beaker. Selanjutnya adalah mengukur


volume etanol untuk diencerkan. Disiapkan pipet ukur serta bulb. Dikempeskan
bagian yang menggelembung pada bulb dengan memencet huruf A. Bulb dipasang
pada ujung atas pipet ukur yang akan digunakan untuk mengambil larutan etanol.
Pada saat ingin mengambil etanol, bagian huruf S yang ditekan. Jika ada gelembung
udara atau jarak pada saat pengambilan larutan etanol, maka harus dilakukan
pengambilan dari awal. Pada saat ingin mengeluarkan etanol, huruf E yang ditekan.
Diambil etanol 96% hingga volumenya mencapai 5,208 mL. Setelah itu, etanol yang
sudah diukur dan diambil menggunakan pipet ukur kemudian dimasukkan ke dalam
gelas beaker yang lain untuk selanjutnya ditambahkan aquades secukupnya.
Digoyang-goyangkan gelas beakernya agar etanol dan aquades tercampur lalu setelah
itu dimasukkan ke dalam labu ukur untuk dihomogenkan dengan cara ditambahkan
aquades lagi hingga mencapai tanda batas dan diocok. Didapatkan hasil pengenceran
berupa 25mL larutan etanol 20%.

4. Pembuatan 25 mL larutan gula 5% (b/v)


 Langkah-langkah pembuatan 25 mL larutan gula 5% adalah sebagai berikut :

Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum, yakni :
 Gelas arloji : Untuk tempat menimbang bahan-bahan kimia
 Pipet tetes : Untuk memindahkan larutan/cairan dari wadah
satu ke wadah lain dalam skala kecil.
 Timbangan analitik : Untuk menimbang massa suatu zay.
Timbangan analitik mempunyai tingkat ketelitian yang akurat.
 Gelas beaker : Untuk tempat larutan dan bisa juga untuk
memanaskan larutan kimia, menguapkan solven atau memekatkan.
 Labu ukur : Untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk
cair pada proses preparasi larutan dan tempat untuk menghomogenkan larutan.
 Pengaduk gelas : Untuk mengaduk suatu larutan/campuran agar
tercampur rata.
 Botol semprot : Untuk tempat aquades dan memasukkan
aquades ke dalam wadah bahan kimia yang mempunyai mulut dengan luas
penampang kecil.
 Aquades
 Padatan gula

Dihitung massa gula dengan rumus berikut :


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑔)
%b/v = x 100%
100 𝑚𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑔
5% = 25 x 100%
25 𝑥 5
= berat zat terlarut (g)
100

1,25 gram = berat zat terlarut

Setelah dihitung massa gula yang akan ditimbang, kemudian diletakkan gelas
arloji ke dalam timbangan analitik. Dibuka penutup timbangan analitik lalu dimasukkan
gelas arloji. Dikondisikan gelas arloji yang telah diletakkan di dalam timbangan analitik
beratnya 0,000. Kemudian diambil gula dengan spatula dan diletakkan sedikit demi
sedikit diatas gelas arloji yang sudah ada di dalam timbangan analitik. Diamati hingga
massanya mencapai 1,25 gram. Tidak lupa untuk menutup tutup timbangan analitik agar
tidak terpengaruh faktor luar (angin). Setelah didapat 1,25 gram massa gula, kemudian
dimasukkan ke dalam gelas beaker lalu ditambahkan aquades secukupnya. Diaduk
dengan pengaduk gelas hingga larut, lalu dimasukkan ke dalam labu ukur untuk
kemudian ditambahkan aquades lagi hingga mencapai tanda batas. Apabila khawatir akan
kelebihan aquades yang ditambahkan ke labu ukur, digunakan pipet tetes untuk
memasukkan aquades ke dalam labu ukur secara perlahan. Caranya, pencet karet merah
yang ada pada pipe tetes, lalu dimasukkan ke dalam aquades yang telah dituang ke dalam
gelas beaker yang lain. Setelah itu dilepas secara perlahan karet merahnya agar didapat
aquades sesuai kebutuhan, kemudian aquades yang ada di dalam pipet tetes dimasukkan
ke dalam labu ukur hingga mencapai tanda batas secara perlahan dan menempel pada
dinding labu ukur agar hasilnya bisa terlihat secara sempurna dan tidak bterjadi
kelebihan. Larutan gula dan aquades yang ada di dalam labu ukur kemudian
dihomogenkan dengan dengan cara diocok. Didapatkan hasil berupa 25 mL larutan gula
5%.
5. Pembuatan 25 mL larutan HCl 0,1 M dari larutaN HCl 32%
 Langkah-langkah pembuatan 25mL larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% adalah
sebagai berikut :

Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum, yakni :
 Gelas beaker : Untuk tempat larutan dan bisa juga untuk
memanaskan larutan kimia, menguapkan solven atau memekatkan.
 Labu ukur : Untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk
cair pada proses preparasi larutan dan tempat untuk menghomogenkan larutan.
 Botol semprot : Untuk tempat aquades dan memasukkan
aquades ke dalam wadah bahan kimia yang mempunyai mulut dengan luas
penampang kecil.
 Pipet ukur : Untuk mengambil larutan dengan volume
tertentu.
 Bulb : Untuk menyedot larutan. Bulb digunakan
bersama pipet ukur untuk meyedot larutan dengan volume tertentu.
 Aquades
 HCl 32%

Dicari konsentrasi HCl 32% terlebih dahulu dengan menggunaan rumus


molaritas sebagai berikut :
10 𝑥 % 𝑥 𝜌
M = 𝑀𝑟
10 𝑥 32 𝑥 1,19
=
36,5

= 10,43 M
Setelah didapat konsentrasi HCl 32%, digunakan rumus pengenceran untuk
mengencerkan larutan HCl 32% menjadi 25mL larutan 0,1 M. Rumus pengenceran
adalah sebagai berikut :
M1 x V1 = M2 x V2
10,43 x V1= 0,1 x 25
0,1 𝑥 25
V1 = 10,43

V1 = 0,24 mL

Dituangkan HCl 32% ke dalam gelas beaker secukupnya. Diukur volume HCl
32% dengan menggunakan pipet ukur. Disiapkan pipet ukur serta bulb. Dikempeskan
bagian yang menggelembung pada bulb dengan memencet huruf A. Bulb dipasang
pada ujung atas pipet ukur yang akan digunakan untuk mengambil larutan HCl. Pada
saat ingin mengambil HCl, bagian huruf S yang ditekan. Jika ada gelembung udara
atau jarak pada saat pengambilan larutan HCl, maka harus dilakukan pengambilan
dari awal. Pada saat ingin mengeluarkan HCl, huruf E yang ditekan. Diambil HCl
32% sebanyak 0,24 mL. Setelah itu, HCl 32% yang telah diambil dan diukur
menggunakan pipet ukur dimasukkan ke dalam gelas beaker yang lain. Kemudian,
ditambahkan aquades secukupnya dan digoyang-goyangkan agar larutan HCl dan
aquades tercampur dengan sempurna. Larutan HCl dan aquades yang ada di dalam
gelas beaker dimasukkan ke dalam labu ukur untuk kemudian ditambahkan aquades
hingga mencapai tanda batas. Larutan HCl dan aquades yang ada di dalam labu ukur
tersebut dihomogenkan dengan cara mengocoknya. Didapatkan hasil pengenceran
berupa 25mL larutan HCl 0,1 M.
ANALISA HASIL
1. Pembuatan 25mL larutan NaCl 0,1 M
 Dihitung terlebih dulu massa padatan NaCl dengan rumus sebagai berikut :

Diketahui :
Mr NaCl = 58,5
V = 25mL = 0,025L
[NaCl] = 0,1 M

Ditanya : massa NaCl?


Jawab :
𝑛
M =𝑉
𝑛
0,1= 0,025

0,1 x 0,025 = n
0,0025 mol = n

𝑔
n = 𝑀𝑟
𝑔
0,0025 = 58,5

0,14625 gram = g (Chang, 2005).

Hasil Praktikum :
Satuan molaritas menyatakan bobot molekul zat terlarut dalam gram/liter
larutan (Watson, 2009). Molaritas dapat dinyatakan dengan rumus matematis sebagai
berikut : M = n/V
Dari percobaan pembuatan 25mL larutan NaCl 0,1 M yang telah dilakukan,
didapatkan hasil yaitu berupa larutan NaCl yang sudah dihomogenkan. Larutan
dikatakan homogen karena susunannya seragam sehingga tidak teramati bagian-
bagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optik (Sumardjo, 2009).

2. Pembuatan 25mL larutan NaCl 100ppm


 Dicari terlebih dulu massa NaCl dengan menggunakan rumus satuan ppm
sebagai berikut :

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑚𝑔)


ppm = x 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝐿)
𝑚𝑔
100 = 0,025

100 x 0,025= 2,5 mg = 0,0025 gram (dikonversikan menjadi gram karena


timbangan analitik menggunakan satuan gram) (Chang, 2005).

Satuan ppm (parts per million) adalah satuan konsentrasi yang dinyatakan
sebagai jumlah bagian zat terlarut dalam 1.000.000 bagian larutan. Berikut rumus
matematikanya :

Ppm = berat zat terlarut (mg)/berat larutan (L) x 1.000.000 (Sumardjo, 2009).

Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil 25mL larutan NaCl
100ppm yang telah dihomogenkan. Larutan dikatakan homogen dengan sempurna
yaitu ciri-cirinya di dalam larutan tersebut sudah tidak ada gelembung-gelembung
udara atau partikel-partikel kecil yang tersisa atau bisa dikatakan bercampur secara
merata, tembus cahaya, campuran tidak akan mengendap jika didiamkan (Sunarya,
2007).

3. Pembuatan 25mL larutan etanol 20% (v/v)


 Dihitung terlebih dulu volume etanol 96% yang akan diencerkan menjadi
etanol 20% dengan menggunakan rumus pengenceran berikut ini :
M1 x V1 = M2 x V2

96% x V1 = 20% x 25
20𝑥25
V1 = 96

V1 = 5,208 mL (Chang, 2005).

Hasil Praktikum :

Volume etanol 96% yang akan diencerkan menjadi etanol 20% dapat dicari
menggunakan rumus pengenceran M1 x V1 = M2 x V2 (Chang, 2005).
Dari percobaan pembuatan 25mL larutan etanol 20% (v/v) yang telah
dilakukan, didapatkan hasil yaitu berupa larutan etanol + aquades yang sudah
dihomogenkan. Larutan dikatakan homogen karena susunannya seragam sehingga
tidak teramati bagian-bagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optik
(Sumardjo, 2009).

4. Pembuatan 25mL larutan gula 5% (b/v)


 Dihitung terlebih dulu massa gula yang akan digunakan untuk percobaan
dengan rumus sebagai berikut :

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑔)


%b/v = x 100%
100 𝑚𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑔
5% = 25 x 100%
25 𝑥 5
= berat zat terlarut (g)
100

1,25 gram = berat zat terlarut (Chang, 2005).

Hasil Praktikum :
%(b/v) adalah jumlah gram zat dalam 100 ml larutan (larutan berupa air atau yang
lain) (Syamsuni, 2006).

Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil 25mL larutan gula 5% yang
telah dihomogenkan. Larutan dikatakan homogen dengan sempurna yaitu ciri-cirinya
di dalam larutan tersebut sudah tidak ada gelembung-gelembung udara atau partikel-
partikel kecil yang tersisa atau bisa dikatakan bercampur secara merata, tembus
cahaya, campuran tidak akan mengendap jika didiamkan (Sunarya, 2007).

5. Pembuatan 25mL larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%


 Dicari molaritas HCl pekat 32% terlebih dulu dengan menggunakan rumus
molaritas sebagai berikut :
*Diketahui massa jenis (𝜌) = 1,19

10 𝑥 % 𝑥 𝜌
M = 𝑀𝑟
10 𝑥 32 𝑥 1,19
= 36,5

= 10,43 M (Chang, 2005).


Setelah didapat konsentrasi HCl 32%, digunakan rumus pengenceran untuk
mengencerkan larutan HCl 32% menjadi 25mL larutan 0,1 M. Rumus pengenceran
adalah sebagai berikut :
M1 x V1 = M2 x V2
10,43 x V1= 0,1 x 25
0,1 𝑥 25
V1 = 10,43

V1 = 0,24 mL (Chang, 2005).

Hasil Praktikum :
Satuan molaritas menyatakan bobot molekul zat terlarut dalam gram/liter larutan
(Watson, 2009).
Volume HCl pekat 32% dapat dicari menggunakan rumus pengenceran : M1 x V1
= M2 x V2 (Chang, 2005).
Dari percobaan pembuatan 25mL larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% yang
telah dilakukan, didapatkan hasil yaitu berupa larutan etanol + aquades yang sudah
dihomogenkan. Larutan dikatakan homogen karena susunannya seragam sehingga
tidak teramati bagian-bagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optik
(Sumardjo, 2009).
Kesimpulan :
 Budaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sangat penting diterapkan
dalam praktikum, mengingat banyak bahan-bahan yang mempunyai sifat
berbahaya, seperti : corrosive, harmful, dsb. Oleh karena itu, penggunaan
perlengkapan keselamatan menjadi penting untuk mencegah terjadinya
kecelakaan selama praktikum.
 Pembuatan larutan dari suatu padatan disebut pelarutan, sedangkan pembuatan
larutan dari suatu cairan disebut pengenceran.
 Cara pembuatan dan pengenceran larutan haruslah melalui prosedur yang
benar, mulai dari perhitungan dengan rumus-rumus untuk mendapatkan
volume dan zat padat yang akan digunakan untuk percobaan, penimbangan
massa suatu zat padat, pengukuran volume, dan homogenisasi.
 Larutan merupakan campuran homogen dari dua zat atau lebih. Larutan
dikatakan homogen apabila tidak terdapat sekat pembatas antara solut (zat
terlarut) dan solven(pelarut) serta tercampur secara merata.

Anda mungkin juga menyukai