Anda di halaman 1dari 10

surat Rosululloh untuk raja Heraklius(raja Romawi)

Pertama-tama kita mengingat zaman terjadinya kisah ini yaitu di negeri syam pada pemerintahan
Romawi, kisah ini terjadi setelah kisah perjanjian Hudaibiyah. Dan ketika berjalannya perjanjian
tersebut terjadilah suatu perjalanan yang dilakukan oleh orang-orang Qurais yang dipimpin oleh
Abu Sofyan untuk berdagang, dan dalam waktu ini pula terjadi peristiwa yang bersejarah
bersamaan dengan perjalanan Abu Sufyan kenegri Syam. ini merupakan kisah sejarah yang sangat
penting dimana pada saat itu Rasulullah salallahu alaihi wa sallam, Mengirim surat dari Madinah
ditujukan untuk raja Heraklius yang merupakan pemimpin kekaisaran romawi pada waktu itu, dan
isi surat itu adalah mengajak raja heraklius itu untuk masuk kedalam Islam, kita bisa memahami
bagaimana dakwah Rasulullah untuk menunjukkan orang kepada islam. Apa yang dilakukan oleh
raja Heraklius ketika sampainya surat itu, maka ketika dia membacanya, dia mengutus kepada
orang-orangnya untuk mencari siapa orang-orang Arab pada waktu itu yang sedang ada atau
berdomisli dinegeri Syam. Maka ketika di utus orang-orangnya mereka mendapatkan sekelompok
orang yang datang dari Mekkah untuk berdagang, mereka inilah orang-orang Qurais yang
dipimpin oleh Abu Sofyan, pada saat itu mereka adalah orang musyrik, belum masuk dalam islam.
Maka mereka dipanggil untuk hadir di parlemen Heraklius. Selain sekelompok orang-orang arab
yang dipimpin oleh abu sofyan, Pada saat itu hadir pula pembesar-pembesar Heraklius dan orang-
orang penting romawi, maka Heraklius pun memanggil seorang penerjemahnya untuk
menerjemahkan dialog yang dilakukannya dengan sekelompok orang-orang arab ini. Lalu
heraklius mengatakan tanyakan kepada mereka siapa yang paling dekat nasabnya dengan
Muhammad yang mengklaim dirinya sebagai seorang nabi di negeri Arab maka pada saat itu Abu
Sufyan menyatakan bahwa akulah yang paling dekat nasabnya dengan Muhammad. Maka
Heraklius mengatakan dekatkan dia kemajelis ini, demikian juga kawan-kawannya dekatkan
dibelakangnya, sehingga Abu Sofyan didepan dan yang lainnya dibelakang, lalu Heraklius
mengatakan kepada penerjemahnya beritahukan kepada Abu Sofyan dan kawan-kawannya bahwa
aku akan menanyakan beberapa pertanyaan kepada Abu Sofyan. Dan beritahukanlah kepada
kawan-kawannya jika pernyataanya tidak sesuai dengan kenyataan maka beritahulah aku bahwa
dia dusta dan benarkanlah apa yang ia ucapkan. Sebelum kita menyebutkan dialog antara
Heraklius dengan Abu Sofyan ini, dan kawan-kawannya ini cobalah kita membayangkan
bahwasanya di parlemen tersebut, dimajelis yang agung dimajelis yang tertinggi itu telah hadir
Raja Heraklius, dan disisinya pula dihadirkan para pembesar-pembesarnya. Kemudian
dihadapannya dihadirkan Abu Sofyan dan kawan-kawannya yang sudah siap dilontarkan
pertanyaan pertanyaan, berkaitan dengan surat yang telah sampai kepadanya, dimana isi surat itu
adalah mengajak heraklius untuk masuk kedalam islam. Pertanyaan pertama yang dilontarkan
kepada Abu Sofyan adalah bagaimana nasab orang ini diantara kalian, maka Abu Sofyan
menyatakan bahwa dia adalah orang yang memiliki nasab yang mulia dalam bangsa arab
Kemudian pertanyaan yang kedua, dan perhatikan apa dibalik pertanyaan yang kedua ini karena
ini merupakan kunci dari surat yang telah sampai kepadanya. Heraklius menyatakan apakah ada
orang sebelumnya yang telah menyatakan apa yang telah ia ucapkan itu (pengakuan bahwa ia
adalah seorang nabi). Maka abu sofyan menyatakan bahwa Tidak. Kemudian pertanyaan
berikutnya adalah apakah dia adalah berasal dari keturunan raja, maka abu sofyan menyatakan
Tidak. Kemudian bertanya lagi Heraklius, apakah pengikutnya itu merupakan orang-orang besar,
terpandang?, maka Abu Sofyan menyatakan tidak. Kemudian bertanya lagi apakah pengikutnya
orang-orang yang mulia, para pembesar-pembesar? Maka Abu Sofyan menyatakan tidak,
pengikutnya adalah orang-orang miskin dan orang-orang lemah. Kemudian Heraklius bertanya
lagi apakah pengikutnya itu bertambah terus menerus atau semakin berkurang, maka Abu Sofyan
menyatakan bahwa pengikutnya semakin hari semakin bertambah terus. Heraklius bertanya lagi
apakah ada diantara mereka murtad meninggalkan agamanya karena membenci agama baru itu,
maka Abu Sofyan menyatakan tidak. Kemudian bertanya lagi apakah kalian menuduh dia berdusta
atas apa yang di ucapkan bahwa dia adalah seorang nabi? sebelum dia meyatakan bahwa dia
adalah seorang nabi apakah dulunya dia adalah seorang pendusta. Maka Abu Sofyan menyatakan
tidak. Kemudian Abu Sofyan ditanya lagi apakah dia suka menghianati perjanjian. Maka Abu
Sofyan menyatakan tidak, setahu kami dia tidak pernah berhianat dalam melakukan perjanjian,
dan sekarang ini kami sedang melakukan perjanjian dengannya, namun kami tidak tahu apa yang
setelah ini dia lakukan. Heraklius kembali lagi bertanya apakah kalian memerangi mereka. Maka
Abu Sofyan menyatakan benar kami memerangi mereka. Lalu ditanya, bagaimana hasil dari
pertempuran yang kalian lakukan dengan mereka. Maka abu sofyan menyatakan bahwa bila kami
berperang, kadang kami yang menang, kadang mereka pula yang menang. Lalu ditanya lagi,
karena dia adalah seorang Nabi, kalian diperintahkan apa oleh Muhammad itu? Abu Sofyan
mengatakan dia mengajak kami dan mengatakan sembahlah Allah semata dan janganlah kalian
mensyarikatkannya dengan sesuatu pun, dia juga mengatakan tinggalkan apa yang diucapkan oleh
nenek-nenek moyang kalian (menyembah berhala), diapun menyuruh kami untuk menegakkan
sholat, berlaku jujur, besikap iffak dan senantiasa menyambung silaturrahmi. Nah disini ada
pertanyaan yang terlontar, mengapa Heraklius menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini, apa
tujuannya. Nah tujuannya adalah untuk mengecek kebenaran apa yang diklaim oleh Muhammad,
apakah benar-benar dia adalah seorang nabi atau ini hanyalah dusta. Yang nantinya akan nampak
dari alasan-alasan Heraklius menanykan pertanyaan tersebut. Setelah pertanyaan-pertanyaan
tersebut dan jawaban-jawaban yang diucapkan oleh Abu Sofyan barulah Heraklius menjelaskan
apa maksud dan tujuan dari pertanyaan-pertanyaan tersebut Heraklius menjelaskan aku bertanya
kepadamu tentang nasabnya diantara kalian bagaimana nasabnya, dan kamu menyatakan bahwa
dia menyatakan bahwa dia memiliki nasab yang mulia, orang terpandang, maka demikianlah para
nabi-nabi di utus ditengah-tengah kaumnya dari nasab-nasab yang tinggi. Kemudian aku tanyakan
kepadamu apakah ada orang-orang sebelumnya yang telah mengklaim bahwa dirinya adalah
seorang nabi, maka kamu mengatakan bahwa tidak, maka demikianlah apabila ada sebelumnya
diantara keluarganya yang menyatakan perkataan tersebut, bisa saja ia hanya ikut-ikutan
mengklaim dirinya sebagai seorang nabi. Kemudian aku tanyakan kepadamu apakah ada bapak
ataupun kakek dia (keturunannya) adalah seorang raja, maka kamu menyatakan tidak, maka
demikianlah jika sekiranya ada bapak atau kakeknya adalah seorang raja maka mungkin saja ia
mengucapkan perkataan tersebut hanya ingin mencari kerajaan ataupun kekuasaan keturunannya
Aku kemudian bertanya kepadamu apakah kalian sebelum ia mengaku sebagi seorang nabi kalian
menuduhnya berdusta, dan engkau menyatakan tidak, maka aku sungguh tau bahwa seorang Nabi
itu tidak akan pernah berdusta kepada manusia apalagi berdusta atas nama Tuhan. Aku bertanya
kepadamu tentang pengikut-pengikutnya, apakah pengikutnya itu adalah pembesar-pembesar dan
pejabat atau orang-orang lemah dan miskin, maka kamu menyatakan bahwa pengikutnya adalah
orang-orang lemah dan miskin. Dan demikianlah pengikut para nabi-nabi dari kalangan orang-
orang lemah dan miskin. Kemudian aku bertanya tentang pengikut-pengikutnya apakah semakin
bertambah atau berkurang, dan anda mengatakan semakin bertambah, maka demikianlah akan
semakin bertambah dan bertambah terus sampai menjadi sempurna. Dan aku bertanya apakah ada
diantara mereka yang keluar dari agamanya karena membenci agamanya, maka kamu katakana
tidak, maka demikianlah keimanan kalau sudah bersatu dengan hati dia tidak akan bisa lagi
keluar . Kemudian aku tanyakan tentang keadaanya apakah dia pernah berkhianat, maka engkau
menyatakan tidak maka demikianlah para Rasul-Rasul Allah tidak ada yang pernah berkhianat.
Kemudian aku menanyakan kepadamu apa yang dia perintahkan kepada kalian, maka anda
menyatakan bahwa dia memerintahkan untuk beribadah kepada Allah semata dan melarang untuk
melakukan perbuatan kesyirikan dan diapun mengajak untuk melaksanakan ibadah sholat,
bersikap jujur, besikap iffak, dan menyambung silaturrahmi. Maka perhatikanlah apa yang
dikatakan oleh heraklius setelah penjelasan ini, Apa yang dikatakan oleh Heraklius setelah
pertanyaan-pertanyaan tersebut, sementara dalam majelis tersebut ada pembesar-pembesar
Romawi yang hadir di tempat tersebut. Berkata heraklius kepada abu sofyan, Jika yang kamu
terangkan itu betul semuanya, niscaya dia akan memerintah sampai ketempat aku berpijak di
kedua telapak kakiku ini. Sesungguhnya aku telah tahu bahwa ia akan lahir. Tetapi aku tidak
mengira bahwa dia akan lahir diantara kamu sekalian. Sekiranya aku yakin akan dapat bertemu
dengannya, walaupun dengan susah payah aku akan berusaha datang menemuinya. Kalau aku
telah berada di dekatnya, aku akan mencuci kedua telapak kakinya. Kembali kita perhatikan apa
yang di ucapkan Heraklius ketika itu sementara dia adalah seorang raja dari sebuah kekuasaan
terbesar yang menyatukan banyak bangsa-bangsa pada waktu itu dia mengatakan bahwa kalau
benar apa yang diucapkan oleh abu sofyan, maka Muhammad Salallahu Alaihi Wa Sallam akan
menguasai kerajaannya dan akan menyingkirkan dia dari kerajaannya. Dan apa yang di ucapkan
setelah itu. Heraklius seorang raja romawi kemudian mengucapkan :”Jika seandainya aku tau
jalan menuju ketempatnya maka aku akan mengusahakan hal tersebut untuk bisa menuju
tempatnya, dan jika aku menemuinya maka aku akan mencuci kedua kakinya” Saya ingin kita
berhenti sejenak untuk menyimak kisah yang sangat menarik ini, kisah ini bukanlah salah satu
diantara dongeng-dongeng yang diceritakan dari buku-buku sejarah begitu saja tapi ini adalah
kisah yang dituliskan dalam kitab yang paling shahih yaitu shahih bukhori. Setelah dialog tersebut
diapun memanggil untuk dihadirkan surat yang dikirim oleh Muhammad Salallahu alaihi wa
sallam kepada heraklius kemudian membacakan surat tersebut kepada para hadirin. Isi surat
tersebut :

‫ أسلم تسلم ويؤتك هللا أجرك‬. ‫ أما بعد فإنى أدعوك بدعوة اإلسالم‬،‫ سالم على من اتبع الهدى‬:‫من محمد بن عبد هللا إلى هرقل عظيم الروم‬
‫وال‬،‫وال نشرك به شيئا‬، ‫ {قل يا أهل الكتاب تعالوا إلى كلمة سواء بيننا وبينكم أال نعبد إال هللا‬.‫ فإن توليت فإن عليك إثم األريسيِّين‬، ‫مرتين‬
‫لمون‬rr‫يتخذ بعضنا بعضا آربابا من دون هللا فإن تولوا فقولوا اشهدوا بأنا مس‬ “Dengan menyebut nama Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Pemurah, dari Muhammad, Rasulullah, untuk Heraklius, Penguasa
Romawi. Salam sejahtera semoga selalu terlimpah kepada orang-orang yang mau mengikuti
kebenaran. Sesungguhnya aku bermaksud mengajakmu memeluk Islam. Masuklah Islam, niscaya
kamu akan selamat. Masuklah Islam niscaya Allah akan menganugerahimu dua pahala sekaligus.
Jika kamu berpaling dari ajakan yang mulia ini, maka kamu akan menanggung dosa seluruh
pengikutmu. Wahai Ahli Kitab, marilah kepada suatu kalimat ketetapan yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita
mempersekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang
lain sebagai Tuhan selain daripada Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka:
Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada Allah) (QS Ali Imran
: 64).” HR Muslim 3322 Jika kita lihat surat ini pendek tapi cukup padat, Kita kembali
bayangkan bagaimana kondisi majelis tersebut setelah heraklius membacakan surat dari
Rasulullah salallahu alaihi wasallam, Abu sofyan menceritakan bagaimana kondisi pada saat itu,
ketika selesai membaca surat itu maka gemparlah majelis itu dan suara-suara meninggi, kemudian
kami dikeluarkan dari majelis tersebut. Kita kembali bagaimana abu sofyan pada saat itu, ia
datang dari jauh yaitu dari arab menuju syam untuk berniaga dan dibenak Abu Sofyan ridak
pernah terbetik sedikitpun bahwa Heraklius yang merupakan pemimpin yang terbesar dari negeri
adi kuasa pada waktu itu, akan mengetahui kabar Muhammad, dia tidak menyangka bahwa akan
sampai beritanya kepada raja Heraklius. Dan yang lebih mengagetkan abu sofyan adalah apa yang
dinyatakan Abu Sofyan pada berita tersebut adalah perkatakan Raja Heraklius diantaranya “Jika
aku bisa sampai kepadanya dan bertemu dengannya maka aku akan mencuci kedua kakinya”.
Abu Sofyan keluar bersama teman-temannya dari majelis tersebut lalu kemudian berkumpul dan
berdialog, berkatalah Abu Sofyan kepada sahabat-sahabatnya “ Sungguh urusan Ibnu Abu
Kabsyah (Anak Abu Kabsyah, yakni nama ejekan yang dipanggilkan orang kafir Mekkah kepada
Nabi Muhammad. Karena waktu kecil Nabi dipelihara oleh Halimah, yang suaminya bernama Abu
Kabsyah) ini semakin hebat dan semakin dahsyat, Sesungguhnya pemimpin orang kulit kuning ini
telah takut kepadanya (orang-orang Romawi). Abu Sofyan berkata bahwa telah masuk rasa yakin
dalam hatiku pada saat itu bahwa Muhammad akan menang dan akan menguasai dunia ini,
keyakinan itu tertancap hingga aku masuk islam. Kemudian terjadi dialog antara Heraklius dan
Pembesar-pembesar negerinya, Heraklius memerintahkan supaya mengunci semua pintu yang ada
di istana tersebut.Bisa kita bayangkan bila seorang raja memerintahkan seperti itu maka ada suatu
yang sangat penting dan genting. Saya ingin kita memperhatikan kisah ini, kisah yang sangat
agung dan fenomenal dalam kehidupan umat manusia terlebih lagi kita kaum muslimin,
perhatikan siapa yang berbicara dan siapa orang yang ditemani berbicara dalam kisah ini, Siapa
yang dating kepada Heraklius? Dimana kisah ini terjadi? kita bisa bayangkan bahwa kejadian ini
terjadi dalam sebuah Negara Super Power, yang tidak ada yang lebih besar darinya, saingannya
hanya satu yaitu Persia waktu itu, inilah negeri yang bernama Romawi, yang sekarang berada
dinegeri syiria. Bahwa apa yang akan dilakukan sang raja, apa kira-kira sikapnya terhadap surat
yang datang kepadanya dan apa kira-kira yang diucapkannya terhadap jawaban surat yang datang
kepadanya. Taukah anda apa yang diucapkan sang raja? Raja kemudian Mengucapkan : Wahai
sekalian penduduk negeri Romawi, Maukah kalian semua memperoleh kemajuan dan kemenangan
yang gilang gemilang, sedangkan kerajaan tetap utuh ditangan kita? Kalau kaluan mau, Baia’tlah
Muhammad itu sebagai nabi!, Heraklius menyuruh kaumnya membaiat Nabi padahal nabi berada
dinegeri medinah sedangkan mereka berada dinegeri romawi, jarak yang cukup jauh, bagaimana
ini? Ternyata kaumnya tidak satu katapun yang keluar dari mulut-mulut mereka, apa yang mereka
lakukan setelah itu, mereka menjawabnya dengan perlakuan yaitu lari bagaikan keledai liar,
namun mereka tidak mendapatkan jalan keluar, yang ada hanyalah pintu-pintu yang sudah
terkunci, Melihat keadaan demikian Heraklius jadi putus harapan akan keimanan kepada Nabi
Muhammad. Heraklius kemudian menyuruhnya untuk kembali, ketika mereka sudah putus asa
melihat seruan ini, seruan yang sangat agung. sang raja kemudian berkata : Sesungguhnya saya
mengucapkan perkataan saya tadi, hanyalah untuk menguji keteguhan hati kalian, kini saya telah
melihat keteguhan itu. Sebenarnya apa yang terjadi pada sang raja Heraklius, sebenarnya beliau
sudah beriman pada kerasulan Muhammad salallahu alaihi wa sallam, Raja Heraklius sangat yakin
kepada kebenaran kerasulan Muhammad salallahu alaihi wa sallam, Raja Heraklius hampir saja
mengucapkan keimanannya, namun sayang, karena kekuasaan dan orang-orang disekitarnya
sehingga dia bertahan dengan keadaannya. Demikianlah akhir kisah tersebut.Dari kisah tersebut
kita dapat mengambil pelajaran :Sebenarnya ahlu kitab itu sangat mengerti, memahami dan
mengenal kebenaran risalah yang dibawa oleh Rasulullah salallahu alaihi wa sallam tapi
sayangnya hal yang menghalangi mereka untuk beriman kepada Rasulullah adalah kesombongan
dan kebencian mereka kepada umat islam ini, inilah yang di abadikan oleh Allah dalam Al-
qur’an : “Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang Telah kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil)
mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri (Mengenal Muhammad
salallahu alaihi wa sallam yaitu mengenal sifat-sifatnya sebagai yang tersebut dalam Taurat dan
Injil.) dan Sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal
mereka Mengetahui”. (Qs: Al Baqarah 146)pengetahuan akan sesuatu itu tidak cukup, dia harus
dibarengi dengan sebuah keyakinan setelah pengetahuan itu dan harus tunduk dan diaplikasikan
dalam kehidupan orang tersebut, demikianlah Raja Heraklius sangat yakin akan kerasulan
Muhammad, namun dia tidak barengi ketundukannya terhadap pengetahuan akan kebenaran ini.
Maka keyakinan Heraklius pun tidak dapat memasukkan dia dalam kelompok keimanan yang
yaitu kelompok orang-orang yang berislam dan beriman kepada Rasulullah salallahu alaihi wa
sallam.Kita harus yakin bahwa kemenangan dan kejayaan adalah milik kaum muslimin oleh
karena itu keyakinan dan kejayaan harus senantiasa ada dalam hati kita. Dalilnya antara lain hadits
“Tidak akan tinggal satu rumah pun yang ada di muka bumi ini kecuali islam akan
memasukinya”. Ditranskrip dari rekaman pribadi dalam Daurah syariyah yang dibawakan oleh
Syaikh Dr. Abu Isa Al Musaimily.Tag: kisah, sejarahSebelumnya: PEMBAHASAN TAFSIR
SURAT AL AHZAB (1)
Surat Rasulullah (‫)صلى هللا عليه وسلم‬untuk Heraklius

Hadits No.7

Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman Al Hakam bin Nafi' dia berkata, telah
mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Ubaidullah bin
Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud bahwa Abdullah bin 'Abbas telah mengabarkan kepadanya bahwa
Abu Sufyan bin Harb telah mengabarkan kepadanya; bahwa Heraclius menerima rombongan
dagang Quraisy, yang sedang mengadakan ekspedisi dagang ke Negeri Syam pada saat berlakunya
perjanjian antara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan Abu Sufyan dan orang-orang kafir
Quraisy. Saat singgah di Iliya' mereka menemui Heraclius atas undangan Heraclius untuk di diajak
dialog di majelisnya, yang saat itu Heraclius bersama dengan para pembesar-pembesar Negeri
Romawi.

Heraclius berbicara dengan mereka melalui penerjemah. Heraclius berkata; "Siapa diantara kalian
yang paling dekat hubungan keluarganya dengan orang yang mengaku sebagai Nabi itu?."

Abu Sufyan berkata; maka aku menjawab; "Akulah yang paling dekat hubungan kekeluargaannya
dengan dia".

Heraclius berkata; "Dekatkanlah dia denganku dan juga sahabat-sahabatnya." Maka mereka
meletakkan orang-orang Quraisy berada di belakang Abu Sufyan. Lalu Heraclius berkata melalui
penerjemahnya: "Katakan kepadanya, bahwa aku bertanya kepadanya tentang lelaki yang
mengaku sebagai Nabi. Jika ia berdusta kepadaku maka kalian harus mendustakannya.

"Demi Allah, kalau bukan rasa malu akibat tudingan pendusta yang akan mereka lontarkan
kepadaku niscaya aku berdusta kepadanya."

Abu Sufyan berkata; Maka yang pertama ditanyakannya kepadaku tentangnya (Nabi ( ‫صلى هللا عليه‬
‫ ))وسلم‬adalah: "bagaimana kedudukan nasabnya ditengah-tengah kalian?" Aku jawab: "Dia adalah
dari keturunan baik-baik (bangsawan) ".

Tanyanya lagi: "Apakah ada orang lain yang pernah mengatakannya sebelum dia?" Aku jawab:
"Tidak ada".

Tanyanya lagi: "Apakah bapaknya seorang raja?" Jawabku: "Bukan".

Apakah yang mengikuti dia orang-orang yang terpandang atau orang-orang yang rendah?"
Jawabku: "Bahkan yang mengikutinya adalah orang-orang yang rendah".

Dia bertanya lagi: "Apakah bertambah pengikutnya atau berkurang?" Aku jawab: "Bertambah".

Dia bertanya lagi: "Apakah ada yang murtad disebabkan dongkol terhadap agamanya?" Aku
jawab: "Tidak ada".

Dia bertanya lagi: "Apakah kalian pernah mendapatkannya dia berdusta sebelum dia
menyampaikan apa yang dikatakannya itu?" Aku jawab: "Tidak pernah".

Dia bertanya lagi: "Apakah dia pernah berlaku curang?" Aku jawab: "Tidak pernah. Ketika kami
bergaul dengannya, dia tidak pernah melakukan itu". Berkata Abu Sufyan: "Aku tidak mungkin
menyampaikan selain ucapan seperti ini".

Dia bertanya lagi: "Apakah kalian memeranginya?" Aku jawab: "Iya". Dia bertanya lagi:
"Bagaimana kesudahan perang tersebut?" Aku jawab: "Perang antara kami dan dia sangat banyak.
Terkadang dia mengalahkan kami terkadang kami yang mengalahkan dia".

Dia bertanya lagi: "Apa yang diperintahkannya kepada kalian?" Aku jawab: "Dia menyuruh kami;
'Sembahlah Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, dan tinggalkan apa
yang dikatakan oleh nenek moyang kalian. ' Dia juga memerintahkan kami untuk menegakkan
shalat, menunaikan zakat, berkata jujur, saling memaafkan dan menyambung silaturrahim".

Maka Heraclius berkata kepada penerjemahnya: "Katakan kepadanya, bahwa aku telah bertanya
kepadamu tentang keturunan orang itu, kamu ceritakan bahwa orang itu dari keturunan
bangsawan. Begitu juga laki-laki itu dibangkitkan di tengah keturunan kaumnya. Dan aku tanya
kepadamu apakah pernah ada orang sebelumnya yang mengatakan seperti yang dikatakannya,
kamu jawab tidak. Seandainya dikatakan ada orang sebelumnya yang mengatakannya tentu
kuanggap orang ini meniru orang sebelumnya yang pernah mengatakan hal serupa. Aku tanyakan
juga kepadamu apakah bapaknya ada yang dari keturunan raja, maka kamu jawab tidak. Aku
katakan seandainya bapaknya dari keturunan raja, tentu orang ini sedang menuntut kerajaan
bapaknya. Dan aku tanyakan juga kepadamu apakah kalian pernah mendapatkan dia berdusta
sebelum dia menyampaikan apa yang dikatakannya, kamu menjawabnya tidak. Sungguh aku
memahami, kalau kepada manusia saja dia tidak berani berdusta apalagi berdusta kepada Allah.
Dan aku juga telah bertanya kepadamu, apakah yang mengikuti dia orang-orang yang terpandang
atau orang-orang yang rendah?" Kamu menjawab orang-orang yang rendah yang mengikutinya.
Memang mereka itulah yang menjadi para pengikut Rasul.

Aku juga sudah bertanya kepadamu apakah bertambah pengikutnya atau berkurang, kamu
menjawabnya bertambah. Dan memang begitulah perkara iman hingga menjadi sempurna. Aku
juga sudah bertanya kepadamu apakah ada yang murtad disebabkan marah terhadap agamanya.
Kamu menjawab tidak ada. Dan memang begitulah iman bila telah masuk tumbuh bersemi di
dalam hati. Aku juga sudah bertanya kepadamu apakah dia pernah berlaku curang, kamu jawab
tidak pernah. Dan memang begitulah para Rasul tidak mungkin curang. Dan aku juga sudah
bertanya kepadamu apa yang diperintahkannya kepada kalian, kamu jawab dia memerintahkan
kalian untuk menyembah Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, dan
melarang kalian menyembah berhala, dia juga memerintahkan kalian untuk menegakkan shalat,
menunaikan zakat, berkata jujur, saling memaafkan dan menyambung silaturrahim.

Seandainya semua apa yang kamu katakan ini benar, pasti dia akan menguasai kerajaan yang ada
di bawah kakiku ini. Sungguh aku telah menduga bahwa dia tidak ada diantara kalian sekarang ini,
seandainya aku tahu jalan untuk bisa menemuinya, tentu aku akan berusaha keras menemuinya
hingga bila aku sudah berada di sisinya pasti aku akan basuh kedua kakinya.

Kemudian Heraclius meminta surat Rasulullah ( ‫ )صلى هللا عليه وسلم‬yang dibawa oleh Dihyah untuk
para Penguasa Negeri Bashrah, Maka diberikannya surat itu kepada Heraclius, maka dibacanya
dan isinya berbunyi:

"Bismillahir rahmanir rahim. Dari Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya untuk Heraclius.
Penguasa Romawi, Keselamatan bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Kemudian daripada itu, aku
mengajakmu dengan seruan Islam; masuk Islamlah kamu, maka kamu akan selamat, Allah akan
memberi pahala kepadamu dua kali. Namun jika kamu berpaling, maka kamu menanggung dosa
rakyat kamu, dan: Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak
ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita
persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain
sebagai Rabb selain Allah". Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka:
"Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)."

Abu Sufyan menuturkan: "Setelah Heraclius menyampaikan apa yang dikatakannya dan selesai
membaca surat tersebut, terjadilah hiruk pikuk dan suara-suara ribut, sehingga mengusir kami.

Aku berkata kepada teman-temanku setelah kami diusir keluar; "sungguh dia telah diajak kepada
urusan Anak Abu Kabsyah. Heraclius mengkhawatirkan kerajaan Romawi."Pada masa itupun aku
juga khawatir bahwa Muhammad akan berjaya, sampai akhirnya (perasaan itu hilang setelah)
Allah memasukkan aku ke dalam Islam. Dan adalah Ibnu An Nazhur, seorang Pembesar Iliya' dan
Heraclius adalah seorang uskup agama Nashrani, dia menceritakan bahwa pada suatu hari ketika
Heraclius mengunjungi Iliya' dia sangat gelisah, berkata sebagian komandan perangnya: "Sungguh
kami mengingkari keadaanmu. Selanjutnya kata Ibnu Nazhhur, "Heraclius adalah seorang ahli
nujum yang selalu memperhatikan perjalanan bintang-bintang. Dia pernah menjawab pertanyaan
para pendeta yang bertanya kepadanya; "Pada suatu malam ketika saya mengamati perjalanan
bintang-bintang, saya melihat raja Khitan telah lahir, siapakah di antara ummat ini yang di
khitan?" Jawab para pendeta; "Yang berkhitan hanyalah orang-orang Yahudi, janganlah anda risau
karena orang-orang Yahudi itu. Perintahkan saja keseluruh negeri dalam kerajaan anda, supaya
orang-orang Yahudi di negeri tersebut di bunuh."

Ketika itu di hadapakan kepada Heraclius seorang utusan raja Bani Ghasssan untuk menceritakan
perihal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, setelah orang itu selesai bercerita, lalu Heraclius
memerintahkan agar dia diperiksa, apakah dia berkhitan ataukah tidak. Seusai di periksa, ternyata
memang dia berkhitam. Lalu di beritahukan orang kepada Heraclius.

Heraclius bertanya kepada orang tersebut tentang orang-orang Arab yang lainnya, di khitankah
mereka ataukah tidak?" Dia menjawab; "Orang Arab itu di khitan semuanya." Heraclius berkata;
'inilah raja ummat, sesungguhnya dia telah terlahir." Kemudian heraclius berkirim surat kepada
seorang sahabatnya di Roma yang ilmunya setarf dengan Heraclius (untuk menceritakan perihal
kelahiran Nabi Muhammad ( ‫لم‬r‫ه وس‬r‫))صلى هللا علي‬. Sementara itu, ia meneruskan perjalanannya ke
negeri Himsha, tetapi sebelum tiba di Himsha, balasan surat dari sahabatnya itu telah tiba terlebih
dahulu. Sahabatnya itu menyetujui pendapat Heraclius bahwa Muhammad telah lahir dan bahwa
beliau memang seorang Nabi.

Heraclius lalu mengundang para pembesar Roma supaya datang ke tempatnya di Himsha, setelah
semuanya hadir dalam majlisnya, Heraclius memerintahkan supaya mengunci semua pintu.
Kemudian dia berkata; 'Wahai bangsa rum, maukah anda semua beroleh kemenangan dan
kemajuan yang gilang gemilang, sedangkan kerajaan tetap utuh di tangan kita? Kalau mau,
akuilah Muhammad sebagai Nabi!."

Mendengar ucapan itu, mereka lari bagaikan keledai liar, padahal semua pintu telah terkunci.
Melihat keadaan yang demikian, Heraclius jadi putus harapan yang mereka akan beriman (percaya
kepada kenabian Muhammad). Lalu di perintahkannya semuanya untuk kembali ke tempatnya
masing-masing seraya berkata; "Sesungguhnya saya mengucapkan perkataan saya tadi hanyalah
sekedar menguji keteguhan hati anda semua. Kini saya telah melihat keteguhan itu." Lalu mereka
sujud di hadapan Heraclius dan mereka senang kepadanya. Demikianlah akhir kisah Heraclius.
Telah di riwayatkan oleh Shalih bin Kaisan dan Yunus dan Ma'mar dari Az Zuhri.

Anda mungkin juga menyukai