Anda di halaman 1dari 3

NAMA : BINTANG BADRIAN

NIM : 2017041215

KELAS : 2E

LIFE CYCLE PRODUCT OF PUMA

Puma merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi perlengkapan olahraga


seperti sepatu atletik, peralatan, aksesoris dan pakaian olahraga. Perusahaan ini
didirikan oleh Rudolf Dassler di Jerman dengan seperangkat kepalanya. Puma dikenal
dunia sepak bola karena menjadikan pemain sepak bola terkenal menjadi sponsornya,
seperti Pele, Eusebio, dll. Di Amerika Serikat pada 1968, Puma memperkenalkan
sepatu basket kulitnya hingga terkenal. Adapun, siklus hidup produk dari Puma melalui
beberapa tahap berikut:

1. Tahap Penentuan dan Pengembangan Produk

Puma didirikan oleh Rudolf Dassler pada 1948 akibat pemisahan diri dari usaha
yang dikelola bersama dengan saudaranya, di Jerman. Puma adalah perusahaan yang
bergerak di bidang perlengkapan olahraga, sehingga sasaran utamanya adalah para
atlet cabang lari dan sepak bola. Puma membuka store di seluruh dumia. Eropa dan
Amerika adalah pasar yang paling menguntungkan bagi Puma karena menyumbangkan
hampir 75% dari penjualan. Sehingga dalam memasarkan produknya, Puma melakukan
promosi dengan memanfaatkan para atlet yang menggunakan produknya, terutama
pada saat pertandingan sepak bola (Piala Dunia). Namun, dengan adanya pemisahan
diri dengan perusahaan saudaranya maka pendiri beberapa kali mengalami masalah
dengan saudaranya yang merupakan pemilik dari Adidas.

2. Tahap Perkenalan (introduction)

Puma menggunakan stategi pemasaran dengan mempertimbangkan harga dan


promosi, sehingga memilih strategi peluncuran cepat (rapid-skimming strategy). Kita
dapat melihatnya melalui harga produk Puma yang menengah ke atas dan pasarnya
yang luas karena mempromosikan produk melalui pemain sepak bola terkenal seperti
Pele, Eusebio, dll. Dengan menggunakan strategi pemasaran tersebut, Puma dapat
dengan mudah di kenal dalam dunia seepak bola dan olahraga. Strategi peluncuran
cepat juga dapat menambah laba yang tinggi pada perusahaan, sehingga pada tahun-
tahun berikutnya Puma memutuskan untuk “go public” dengan mencatat sahamnya di
Munich and Frankfurt Stock Exchanges.

3. Tahap Pertumbuhan (growth)

Dengan melakukan sponsor pemain sepak bola yang terkenal membuat


perusahaan dikenal di seluruh dunia. Hal tersebut mengakibatkan perusahaan
membuat terobosan ke pasar Amerika dengan memperkenalkan sepatu bola basket
kulitnya. Dan pada 1996 di Amerika Serikat Puma mulai meningkatkan aktivitasnya
seperti dalam pembelian 25% saham logo Athletic. Karna semakin dikenalnya di dunia
membuat Puma sering memodifikasi untuk menarik minat konsumen terkait produk
yang ditawarkan. Hingga saat ini Puma telah memproduksi berbagai macam
perlengkapan dan banyak pemain-pemain dunia menjadi brand ambassodornya.
Walaupun pada saat itu pendiri mengalami beberapa masalah dengan saudaranya,
Puma tetap mampu mempertahankan eksistensinya di dunia.

4. Tahap Kedewasaan (maturity)

Dengan waktu yang tidak terlalu lama bagi pendiri mengembangkan usahanya.
Pendiri memutuskan utuk bekerjasama dengan para ahli seperti Sepp Herberger untuk
membuat inovasi dalam memproduksi sepatu sepak bola. Pada 1954 pemenang dari
Liga Sepak bola Jerman menggunakan sepatu buatan Puma terbaru. Hal tersebut
membuat peningkatan eksistensi dari perusahaan. Tahun berikutnya, Puma mencatat
namanya menjadi perusahaan pertama yang menggunakan teknologi canggih pada
sepatu dengan teknik produksi vulkanisir. Tidak hanya itu, Puma juga bekerjasama
dengan Ferrari, Ducati, BMW dan menjadi sponsor tetap Piala Dunia dan beberapa
ajang olahraga lainnya. Selain sepatu olahraga, Puma juga merancang sepatu dan
pakaian olahraga yang dirancang oleh perancang busana seperti Lamine Kouyate dan
Amy Garbers.
5. Tahap Penurunan (decline)

Penurunan pada produk Puma terjadi karena perusahaan tidak mengeluarkan


inovasi baru sehinggan pasa menjadi jenuh. Selain itu, strategi pemasaran yang tidak
kuat mengakibatkat perusahaan tidak mampu bersaing dipasaran apalagi dengan biaya
produksi yang tinggi di Jerman menambah ketidakmampuan perusahaan dalam
mengikuti trend glabal. Sehingga, keuntungan menurun karena biaya yang lebih tinggi
dalam produksi. Hingga akhirnya pendiri memilih kembali ke Herzogenaurach dan
bergabung bersama adiknya hingga menjadi mitra kerja. Namun, dalam perusahaan
tersebut mereka menyadari bahwa produk sepatu tidak menjanjikan, sehingga mereka
memili menciptakan sepatu lari dan sepak bola yang pada saat itu sedang di pasarnya.

Anda mungkin juga menyukai