Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM

KEBIJAKAN PEMERINTAH BAGI KEMAJUAN


KOPERASI

OLEH KELOMPOK 5 :
I Made Aditya Dwi Prananta (2017041062)
Wulida Aulia Putri (2017041082)
Belda Wynne Valentina Herawan (2017041171)
Ni Komang Sutarini (2017041194)
Ni Kadek Dita Sumarni (2017041238)

UNIVERSITASPENDIDIKANGANESHA
SINGARAJA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
beliau penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebijakan Pemerintah Bagi
Kemajuan Koperasi”. Dalam menulis makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai referensi website. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang turut membantu.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen mata
kuliah Manajemen Koperasi dan UMKM. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami.

Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena pengalaman dan
pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kritik dan
saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Singaraja, 12 Mei 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 3
2.1 Pembinaan dan Pengawasan Koperasi ........................................................................ 3
2.1.1 Pembinaan Koperasi .......................................................................................... 3
2.1.2 Pengawasan Koperasi ........................................................................................ 3
2.1.3 Prinsip- Prinsip Pengawasan .............................................................................. 4
2.1.4 Fungi Pengawasan Koperasi .............................................................................. 5
2.1.5 Tugas Pengawas Koperasi ................................................................................. 5
2.1.6 Hak dan Kewajiban Pengawas Koperasi ............................................................ 5
2.2 Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Unit Desa ................................................... 6
2.3 Revitalisasi Koperasi .................................................................................................. 8
2.3.1 Revitalisasi Koperasi ......................................................................................... 8
2.3.2 Konsep Revitalisasi ........................................................................................... 9
2.3.3 Tahapan Revitalisasi .......................................................................................... 9
2.3.4 Revitalisasi Manajemen Koperasi ..................................................................... 10
2.4 Akuntabilitas Koperasi .............................................................................................. 11
2.4.1 Akuntabilitas Koperasi ..................................................................................... 11
2.4.2 Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPBK) ....................... 11
2.4.3 Standar Akuntansi Koperasi .............................................................................. 12
2.4.4 Laporan Keuangan Koperasi ............................................................................. 12
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 15
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................. 15

iii
3.2 SARAN ......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 16

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Koperasi memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara karena dapat
membantu pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terdapat berabagai sikap
dan kebijakan pemerintah suatu negara terhadap koperasi akan mempengaruhi perkembangan
koperasi serta kemandirian dan keberhasilannya. Koperasi merupakan bagian dari penyelenggara
perekonomian yang berdasar demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi,
berkeadilan, berkelanjutanberwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Di negara berkembang koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka membangun institusi
yang dapat menjadi mitra negara dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan
negara dan gerakan koperasi dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat
ditonjolkan di negara berkembang, baik oleh pemerintah kolonial maupun pemerintahan bangsa
sendiri setelah kemerdekaan. Berbagai peraturan perundangan yang mengatur koperasi
dilahirkan dengan maksud mempercepat pengenalan koperasi dan memberikan arah bagi
pengembangan koperasi serta dukungan perlindungan yang diperlukan.

Koperasi yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan kinerja yang semakin
baik tidak terlepas sari sikap dan kebijakan pemerintah yang menggambarkan sikap yang
berbeda dengan tindakan negara lainnya. Pertumbuhan gerakan koperasi ditentukan oleh sikap
yang diperlihatkan pemerintah.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimana Pembinaan dan Pengawasan Koperasi ?
1.2.2 Bagaimana Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Unit Desa ?
1.2.3 Bagaimana penjelasan mengenai Revitalisasi Koperasi ?
1.2.4 Bagaimana Penjelasan mengenai Akuntabilitas Koperasi ?

1.3 TUJUAN

1.3.1 Untuk mengetahui Pembinaan dan Pengawasan Koperasi.


1.3.2 Untuk mengetahui Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Unit Desa.
1.3.3 Untuk mengetahuimengenai Revitalisasi Koperasi.
1.3.4 Untuk mengetahui mengenai Akuntabilitas Koperasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN/ISI

2.1 Pembinaan dan Pengawasan Koperasi


2.1.1 Pembinaan Koperasi
Pembinaan koperasi adalah suatu arahan, atau tindakan yang diberikan
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah terhadap lembaga pendidikan dan
pelatihan bagi sumberdaya manusia koperasi dan pengusaha mikro, kecil dan menengah.
Pembinaan koperasi dilakukan melalui seleksi, koordinasi, fasilitasi, bimbingan, arahan,
supervisi, monitoring dan evaluasi (Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomor 10/Per/M.Kukm/Ix/2015 Tentang Kelembagaan
Koperasi). Pembinaan Koperasi pada dasarnya dimaksudkan untuk mendorong agar
Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama dalam kehidupan ekonomi
rakyat. Hal tersebut dilakukan dengan memperhatikan kepentingan ekonomi nasional dan
perwujudan pemerataan kesempatan berusaha.

2.1.2 Pengawasan Koperasi


Pengawas koperasi merupakan bagian dari perangkat atau struktur koperasi
disamping rapat anggota dan pengurus koperasi di Indonesia. Hal tersebut tercantum
dalam pasal 21, UU Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian Indonesian
Pengawasan dapat juga diartikan sebagai proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang
akan dilaksanakan, menilainya dan mengoreksinya dengan tujuan agar pelaksanaan
pekerjaan itu sesuai dengan rencana. Menurut undang – undang koperasi pasal 26 tahun
1992 adalah :
1) Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2) Yang dapat dipilih menjadi Pengawas adalah anggota yang memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. mempunyai pengetahuan tentang perkoperasian pengawasan dan
akuntansi, jujur dan berdedikasiterhadap Koperasi;
b. memiliki kemampuan keterampilan kerja dan wawasan di bidang
pengawasan;

3
c. sudah menjadi anggota sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, kecuali pada
saat pendirian koperasi.
3) Pengawas dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
4) Pengawas terdiri terdiri dari sedikit-dikitnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-
banyaknya sesuai Keputusan Rapat Anggota.
5) Sebelum melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Pengawas, harus terlebih
dahulu mengucap sumpah atau janji didepan Rapat Anggota.
6) Tata cara pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Pengawas diatur dan
sumpah Pengawas ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga

2.1.3 Prinsip-Prinsip Pengawasan


Prinsip utama pengawasan agar dapat dijalankan adalah apabila :
1) Ada rencana tertentu.
2) Ada instruksi (perintah) untuk mengerjakan.
3) Ada wewenang kepada orang lain (bawahan).
4) Dapat merefleksikan berbagai sifat dan kebutuhan dari berbagai kegiatan yang
diawasi
5) Pengawasan harus bersifat fleksibel
6) Dapat merefleksikan pola organisasi
Selain prinsip utama diatas, ada beberapa prinsip-prinsip pendukung yang harus
dijalankan, yaitu :
1) Pengawasan harus ekonimis,
2) Pengawasan harus fleksibel dan mudah dimengerti,
3) Pengawasan harus dapat menjamindiadakannya tindakan korektif, sehingga
meluruskan jalannya organisasi,
4) Pengawasan harus dapat melaporkan penyimpangan yang mungkin ada dan
usaha perbaikannya,
5) Pengawasan harus mengetahui dengan pasti tentang sifat dan kebutuhan dari
kegiatan yang harus diawasi, sehingga secara preventif dapat mencegah
adanya penyimpangan.
6) Fungsi pengawas

4
2.1.4 Fungsi Pengawasan Koperasi
Pengawasan Koperasi memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
a. Mencegah terjadinya berbagai penyimpangan atau kesalahan.
Dalam kegiatan pengawsan, seorang pengawas memiliki fungsi untuk mencegah
adanya penyimpangan ataupun kesalahan yang ada di dalam koperasi tersebut.
b. Memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan yang terjadi.
Pengawas memiliki fungsi kedua yaitu memeperbaiki berbagai penyimpangan
atau kesalahan dengan mengadakan rapat anggota, sehinga permasalahan dan
penyimpangan itu dipecahkan bersama – sama.
c. Untuk mendinamisir koperasi serta seganap kegiatan manajemen lainnya.
Dalam kegiatannya pengawas mendinamisir organisasi dan mampu memanaj
kegiatan koperasi yang dijalankan oleh anggota dan pengurus.
d. Untuk mempertebal rasa tanggung jawab
Pengawas memiliki tugas yang berat sebagai penganat kegiatan koperasi dan
usahanya, sehinga pengawas memiliki fungsi mempertebal rasa tanggung jawab.

2.1.5 Tugas Pengawas Koperasi


Seorang pengawas memiliki tugas yang harus dilaksanakan yaitu :
1. Pengawas koperasi berwenang dan bertugas melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan organisasi.
2. Pengawas wajib membuat laporan tentang hasil kepengawasanya dan
merahasiakan hasil laporanya kepada pihak ketiga.
3. Pengawas koperasi meneliti catatan dan fisik yang ada dikoperasi dan
mendapatkan keterangan yang diperlukan.
4. Pelaksanaan pengawasan dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali
melalui pemeriksaan.
5. Memberikan koreksi, saran, teguran dan peringatan kepada pengurus.

2.1.6 Hak dan Kewajiban Pengawas Koperasi


Hak dan kewajiban pengawas menurut pasal 28 dan pasal 29 adalah :
Pasal 28
Hak dan kewajiban Pengawas adalah :

5
 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan
koperasi;
 Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi;
 Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan;
 Memberikan koreksi, saran teguran dan peringatan kepada Pengurus;
 Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga;
 Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan kepada
Rapat Anggota.

Pasal 29
 Pengawas berhak menerima imbalan jasa sesuai Keputusan Rapat -Anggota.

2.2 Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Unit Desa

Untuk membimbing, mendorong, mengembangkan dan membina koperasi Desa. Di


bentuk BUUD beserta kepengurusan yang anggota terdiri dari unsur-unsur pemuka
masyarakat seperti: Camat, Pamong Desa, Guru, Ulama, dll. Pelaksanaan sehari –hari
kebijakan usaha KUD dilaksanakan oleh manager yang mempunyai kemampuan pengelolaan
perusahaan yang mencurahkan waktu yang sepenuhnya pada pekerjaanya. Tujuan dari
strategi dari pembinaan dan pengawasan Koperasi tersebut adalah untuk mengakomodasikan
segala usaha pemerintah dalam mempercepat pengembangan KUD. Dalam rangka
pengembangan KUD, Pengendalian operasional untuk meningkatkan bimbingan dan
penilaian teknis guna kelancaran pelaksanaan program dalam mencapai tujuan, untuk
menyusun laporan rutin, dan periodik dalam rangka memonitoring perkembangan KUD, dan
pengembangan KUD sehingga dapat segera diperbaiki dan disempurnakan seawal
mungkin.Pengembangan koperasi unit desa ditujukan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan peranan serta tanggung jawab masyarakat pedesaan agar mampu mengurusi
diri sendiri secara nyata serta meningkatkan taraf hidupnya.Pengembangan KUD

Pengembangan KUD tidak terlepas dari perkembangan usaha masyarakatpedesaan. Sebagian


besar KUD yang ada jenis usahanya adalah pertanian dan industri rumah tangga.
Pembangunan ekonomi pedesaan di masa datang tidak terlepas dari pengembangan usaha

6
yang berbasis ekonomi pedesaan, dalam hal ini akan dikembangkan melalui KUD.
Karakteristik yang melekat pada KUD bisa merupakan kelebihan atau kekuatan yang
potensial, di sisi lain pada kekuatan tersebut terkandung kelemahan yang justru menjadi
penghambat perkembangannya. Kombinasi dari kekuatan dan kelemahan serta intereaksi
keduanya dengan situasi ekternal akanmenentukan prospek perkembangan UKM. Dengan
adanya kriris ekonomi, menyebabkan pemerintah dan para pengambil kebijaksanaan kembali
berpikir ulang tentang arah perekonomian yang selama ini ditempuh. Kini timbul kemauan
politik yang kuat untuk membenahi inefisiensi dan mis-alokasi sumberdaya (misallocation of
resources) yang terjadi di sektor ril yang selama ini dibiarkan saja terjadi karena kuatnya
vested interest para pemburu rente yang menguasai birokrasi pemerintahan. Akibat dari mis-
alokasi sumberdaya adalah terabaikannya pembangunan KUD yang berbasis sumberdaya
alam serta sumberdaya pertanian (resource based industries). Banyak industri yang dibangun
membutuhkan bahan baku dan komponen yang harus diimpor atau industri-industri yang
tidak banyak terkait dengan perekonomian lokal sehingga industri ini sangat rentan terhadap
gejolak matanilai uang. Industri-industri jenis ini pada umumnya adalah industri yang
berpihak kepada golongan ekonomi kuat. Manifestasi tujuan pengembangan ekonomi
kerakyatan dapat dilakukan terutama melalui KUD. Salah satu cara untuk mencapai tujuan
tersebut adalah pengembangan KUD yang terencana dengan baik dan terkait
denganpembangunan sektor ekonomi lainnya terutama di pedesaan.Berlakunya otonomi
daerah, dunia usaha khususnya KUD akan menghadapisuatu perubahan besar yang sangat
berpengaruh terhadap iklim berusaha dan dinamika persaingan. Oleh sebab itu, KUD dituntut
dapat beradaptasi menghadapi perubahan tersebut. Dalam pembangunan KUD untuk
percepatan ekonomi daerah, sangat perlu adanya kemitraan. Kemitraan yang dimaksud
adalah dalam bentuk partisipasi dari semua unsur yang terkait untuk pengembangan KUD.
Pembangunan koperasi didasari oleh adanya potensi di daerah yang dapat mendukung
berjalannya KUD, antara lain: masyarakat tani pengusaha kecil dan industri rumah tangga.
Menyongsong liberalisasi perdagangan peranan pemerintah makin kecil, bahkan
kebijaksanaan pajak impor dan subsidi akan dihapuskan bila sampai waktunya. Dengan
demikian peran serta pihak swasta, yaitu perusahaanperusahaan besar sangat diperlukan
untuk mengisi dan melengkapi berbagai program pemerintah. Pihak pengusaha yang berada
pada posisi yang kuat dapat membantu KUD pada posisi yang lemah dalam bentuk jaringan

7
kemitraan. Hubungan ini dapat memberikan keuntungan kepada KUD, yaitu: transfer
teknologi yang lebih unggul; memperoleh informasi dan peluang pasar secara cepat; dapat
membuka akses terhadap modal dan pasar; serta adanya jaminan dan kepastian pasar bagi
produk industri kecil dan industri rumah tangga.

2.3 Revitalisasi Koperasi


2.3.1 Revitalisasi Koperasi
Revitalisasi Koperasi atau kebangkitan kembali koperasi mengandung makna
mengembalikan koperasi kepada jati dirinya, mengembalikan koperasi sebagai sokoguru
perekonomian. Secara praktis, revitalisasi koperasi mencakup serangkaian kegiatan untuk
mengupayakan dan meningkatkan eksistensi gerakan koperasi. Setidaknya agar koperasi
yang tidak aktif menjadi aktif dan koperasi yang aktif menjadi koperasi yang lebih besar.
Sehingga dengan demikian suatu koperasi dinyatakan dalam status tidak aktif manakala
tidak mampu menyelenggarakan Rapat Anggaran Tahunan (RAT) berturut- turut dalam
tiga tahun terakhir dan atau tidak melaksanakan kegiatan usaha untuk melayani anggota.
Bagi koperasi aktif dengan serangkaian kegiatan revitalisasi koperasi, diharapkan
dapat menjadi koperasi yang lebih baik dalam kinerja usaha. Dalam rangka
mengoptimalkan suatu organisasi dapat dilakukannya revitalisasi. Revitalisasi merupakan
bentuk kesadaran akan pentingnya suatu organisasi bagi kehidupan bangsa dan rakyat
Indonesia, sebagai bentuk rumusan harapan masa depan akan kondisi suatu organisasi
serta sebagai kebijakan dan strategi besar dalam melakukan proses revitalisasi itu sendiri.

Langkah- langkah revitalisasi yang perlu dilakukan oleh koperasi meliputi ;


1. Pembentukan tim revitalisasi internal koperasi yang selanjutnya bertugas
mengidentifikasi kondisi koperasi, menyusun rencana strategi, menyusun rencana
aksi
2. Tim revitalisasi internal koperasi dibentuk dengan melibatkan unsur- unsur
pengurus koperasi, pengawas, karyawan dan anggota koperasi dengan
mempertimbangkan kecakapan sumber daya manusia yang tersedia.

8
Adapun strategi yang dapat direkomendasikan oleh Tim Revitalisasi Internal
koperasi dapat berubah antara lain yaitu Reorganisasi kepengurusan, rasionalisasi
karyawan, optimalisasi aset- aset produktif, penjualan aset- aset non produktif, penagihan
dan penjadwalan ulang (Rescheduling) pembiayaan bermasalah kerja sama usaha atau
kemitran dan mobilitasi sumber permodalan koperasi.

2.3.2 Konsep Revitalisasi

Secara umum revitalisasi didefenisikan sebagai badan hukum koperasi yang kuat,
mandiri dan tangguh serta berdaya saing untuk menghimpun dan menggerakan potensi
ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai- nilai dan prinsip koperasi. Revitalisasi
adalah upaya untuk memvitalkan kembali yang dulunya pernah vital atau hidup, akan
tetapi kemudian mengalami kemunduran/degradasi. Pendekatan revitalisasi harus mampu
mengenali dan memanfaatkan potensi lingkungan seperti sejarah, makna, keunikan lokasi
dan citra tempat.

Revitalisasi koperasi bertujuan memperkokoh kedudukan koperasi sebagai badan


hukum yang sehat,kuat,mandiri dan tangguh untuk menghimpun dan menggerakkan
potensi ekonomi sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Sedangkan
Sasaran revitalisasi koperasi adalah terwujudnya kelembagaan koperasi yang kuat,
didukung oleh perangkat organisasi koperasi dan terwujudnya usaha koperasi yang sehat,
mandiri, dan berdaya saing.

2.3.3 Tahapan Revitalisasi

Revitalisasi terjadi melalui beberapa tahapan dan membutuhkan kurun waktu


tertentu serta meliputi hal - hal sebagai berikut:
1. Aspek Fisik
Aspek Fisik atau Inteverensi fisik mengawali kegiatan fisik revitalisasi
dandilakukan secara bertahap meliputi perbaikan dan peningkatan kualitas dan
kondisifisik.
2. Aspek Ekonomi
Aspek Ekonomi atau Rehabilitasi Ekonomi yaitu revitalisasi yang diawali dengan
proses artefak urban, harus mendukung proses rehabilitasi kegiatan ekonom.

9
3. Aspek Sosial
Aspek Sosial atau Revitalisasi sosial/institusional adalah sebuah kawasan akan
terukur bila mampu menciptakan lingkungan yang menarik (Interesting), jadi
bukan sekedar membuat beautifulplace.
2.3.4 Revitalisasi Manajemen Koperasi
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah telah menetapkan
Peraturan Menteri No. Pertama untuk meningkatkan pera koperasi dalam mewujudkan
kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya, koperasi
memperkokoh kedudukannya sebagai wadah untuk menghimpun dan menggerakan
potensi ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip- prinsip
koperasi, sehingga koperasi sebagai badan hukum mampu berperan menjalankan usaha
yang sehat, kuat, mandiri dan tangguh.

Seluruh pelaksanaan langkah- langkah revitalisasi koperasi kemudian dituangkan


menjadi dokumen yang disampaikan kepada Aparatur Pembina Koperasi untuk dijadikan
dasar pemantauan revitalisasi koperasi yaitu :

1. Koperasi Tidak Aktif yang gagal melakukan revitalisasi menjadi koperasi


aktif, melakukan pembubaran atas keputusan rapat anggota.
2. Koperasi Aktif yang gagal melakukan revitalisasi menjadi koperasi yang
lebih besar, melakukan perubahan rencana strategis dan atau rencana
pengembangan usaha.

Jadi, Revitalisasi Koperasi merupakan bagian dari kebijakan reformasi koperasi


total yang digulirkan oleh Kementrian Koperasi dan UKM. Hal ini ditegaskan oleh
AAGN Puspayogya, Menteri Koperasi dan UKM bahwa merupakan suatu keharusan agar
koperasi semakin mandiri, sehat dan profesional dan mampu bersaing (Farisma,IK 2016).

10
2.4 Akuntabilitas Koperasi
2.4.1 Akuntabilitasi Koperasi
Akuntabilitas adalah suatu perwujudan kewajiban entitas untuk mempertanggung
jawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai
tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui suatu media
pertanggung jawaban yang dilaksanakan secara periodik.
Akuntabilitas koperasi dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip koperasi. Prinsip
akuntabilitas koperasi adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat
kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran nilai-nilai eksternal yang dimiliki
oleh para stakeholder yang berkepentingan dengan pelayanan tersebut.

Ada 3 tipe akuntabilitas koperasi yaitu :

1. Akuntabilitas Kelembagaan;
2. Akuntabilitas Usaha;
3. Akuntabilitas Keuangan.

Penerapan Akuntabilitas Koperasi

1. Menyusun visi, misi, tujuan dan sasaran koperasi secara tertulis;


2. Menyusun Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Koperasi
dengan melibatkan anggota;
3. Menyelenggarakan sistem pencatatan dalam buku administrasi koperasi secara
tertib;
4. Menyelenggarakan pembukuan dengan menerapkan sistem akuntansi sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan;
5. Menyelenggarakan sistem pengawasan secara efektif sesuai AD dan ART.

2.4.2 Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPBK)


Merupakan Program Kerja yang diterjemahkan dalam satuan Moneter yang berisi
Rencana Pendapatan dan Rencana Belanja/Biaya yang disusun secara detail per jenis
kegiatan.Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi digunakan sebagai acuan
koperasi dalam menjalankan aktivitas organisasi dan usahanya sekaligus digunakan
sebagai dasar untuk penilaian kinerja koperasi.Setiap akhir periode dibandingkan antara

11
Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja dengan Realisasi
Program Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi.Sebagai alat
pengendalian, Program Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi harus
mendapatkan persetujuan oleh Rapat Anggota, hal ini harus diatur dalam Anggaran
Dasar Koperasi.

2.4.3 Standar Akuntansi Koperasi

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Pasal 35


disebutkan bahwa setelah tahun buku koperasi ditutup, paling lambat 1 (satu) bulan
sebelum diselenggarakan Rapat Anggota Tahunan, pengurus menyusun laporan tahunan
(laporan keuangan).

Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI Nomor 12/Per/M.KUKM/IX/2015


tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Sektor Riil, dijelaskan bahwa standar
akuntansi koperasi mengacu kepada Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP).

2.4.4 Laporan keuangan Koperasi

Merupakan informasi keuangan suatu entitas dari aktifitas bisnisnya selama satu periode.
Laporan keuangan koperasi bertujuan untuk :

1. Menyediakan informasi yang akurat dan dapat dipercaya sebagai dasar


pengembilan keputusan;
2. Sebagai pertanggungjawaban pengurus dalam pengelolaan usaha koperasi;
3. Menunjukkan posisi asset, hutang, ekuitas dan kinerja koperasi;
4. Memberikan laporan dan interpretasi kondisi dan potensi koperasi.

Laporan keuangan koperasi harus memuat 5 hal berikut :

1. Neraca

Menyajikan mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu. Modal
koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan koperasi, dan

12
hibah/donasi. Simpanan sukarela dimasukkan dalam utang lancar. Hal ini disebabkan
simpanansukarela merupakan simpanan yang dapat diambil setiap saat. Aktiva disajikan
menurut tingkat likuiditas dan hutang disusun berdasarkan jatuh temponya.

2. Perhitungan Hasil Usaha

Menyajikan hasil usaha dengan anggota dan laba/rugi kotor dengan non anggota. Pada
dasarnya harus diadakan pemisahan antara penggunaan pendapatan yang diperoleh dari
pelayanan terhadap anggota sendiri dan terhadap pihak ketiga atau non anggota.
Demikian pula harus dibedakan terhadap pihak ketiga atau non anggota. Jadi bagian SHU
yang diperoleh dari pelayanan terhadap pihak ketiga, termasuk bukan anggota, tidak
boleh dibagikan pada anggota karena bagian pendapatan ini bukan diperoleh dari jasa
anggota sehingga lebih baik digunakan untuk biaya cadangan.

3. Laporan Arus Kas

Menyajikan informasi perubahan kas pada periode tertentu yang terdiri dari saldo awal,
sumber penerimaan, pengeluaran kas pada periode tertentu.

4. Laporan Perubahan Ekuitas

Menyajikan laba/rugi koperasi untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang
diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui pada periode tersebut.

5. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Menyajikan pengungkapan (disclousure) mengenai :

1. Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi koperasi baik dengan
anggota maupun dengan non anggota;
2. Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaan, piutang dll;
3. Dasar penetapan harga pelayanan baik kepada anggota maupun kepada non anggota;
4. Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang tercantum di
AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga) maupun dalam praktik yang
dilakukan koperasi;

13
5. Aktivitas koperasi dalam pembangunan sumber daya dan mempromosikan usaha
ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan perkoperasian usaha manajemen yang
diselenggarakan untuk anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengawas koperasi merupakan bagian dari perangkat atau struktur koperasi disamping rapat
anggota dan pengurus koperasi di Indonesia. Seorang pengawas memiliki fungsi untuk mencegah
adanya penyimpangan ataupun kesalahan yang ada di dalam koperasi tersebut. Untuk
mendinamisir koperasi serta seganap kegiatan manajemen lainnya. Untuk membimbing,
mendorong, mengembangkan dan membina koperasi Desa. Tujuan dari strategi dari pembinaan
dan pengawasan Koperasi tersebut adalah untuk mengakomodasikan segala usaha pemerintah
dalam mempercepat pengembangan KUD. Pengembangan koperasi unit desa ditujukan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan peranan serta tanggung jawab masyarakat pedesaan.
Revitalisasi Koperasi atau kebangkitan kembali koperasi mengandung makna mengembalikan
koperasi kepada jati dirinya, mengembalikan koperasi sebagai sokoguru perekonomian. Secara
praktis, revitalisasi koperasi mencakup serangkaian kegiatan untuk mengupayakan dan
meningkatkan eksistensi gerakan koperasi. Akuntabilitas koperasi dilaksanakan berdasarkan
prinsip-prinsip koperasi. Prinsip akuntabilitas koperasi adalah suatu ukuran yang menunjukkan
seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran nilai-nilai eksternal
yang dimiliki oleh para stakeholder yang berkepentingan dengan pelayanan tersebut.

3.2 SARAN

Pemerintah diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang mendorong perkembangan


koperasi secara sehat. Sebagai organisasi ekonomi, perkembangan koperasi tidak mungkin dapat
dilepaskan dari kondisi persaingan yang dihadapinya dengan pelaku-pelaku ekonomi yang lain.
Persaingan koperasi dengan pelaku-pelaku ekonomi yang lain ini, selain memiliki arti positif,
dapat pula memiliki arti negative bagi perkembangan koperasi. Hal itu sangat tergantung pada
iklim usaha tempat berlangsungnya proses persaingan tersebut. Sehubungan dengan itu. Maka
Pemerintah diharapkan dapat menjamin berlangsungnya proses persaingan itu secara sehat.

15
DAFTAR PUSTAKA

"Akuntabilitas Koperasi". ( 28 Oktober 2017). Diakses pada 11 Mei 2021, dari


http://dinaskoperasiukmtaput.blogspot.com/2017/10/akuntabilitas-koperasi.html?m=1
/Tanpa penulis

Sufiana, Syamsul Alam, dan Jopang. 2019. “Revitalisasi Manajemen Koperasi Untuk
Mewujudkan Kesejahteraan Anggota Koperasi”. Dalam
(https://www.researchgate.net/publication/337594051_REVITALISASI_MANAJEMEN
_KOPERASI_UNTUK_MEWUJUDKAN_KESEJAHTERAAN_ANGGOTA_KOPERA
SI_Studi_Pada_Dinas_Koperasi_dan_UKM_Kabupaten_Muna/fulltext/5ddfc828299bf10
bc32da61f/REVITALISASI-MANAJEMEN-KOPERASI-UNTUK-MEWUJUDKAN-
KESEJAHTERAAN-ANGGOTA-KOPERASI-Studi-Pada-Dinas-Koperasi-dan-UKM-
Kabupaten-Muna.pdf) Diakses pada 12 Mei 2021

Anonymous. ( 9 Januari 2013). “Pengawasan Koperasi. Dari


http://ibnunuur.blogspot.com/2013/01/pengawasan-koperasi_8.html?m=1Diakses pada
12 Mei 2021

“Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang


Perkoperasian”. (2015) Diakses pada 12 Mei 2021. Dari https://ngada.org/uu25-
1992pjl.htm#:~:text=Pembinaan%20Koperasi%20pada%20dasarnya%20dimaksudkan,ut
ama%20dalam%20kehidupan%20ekonomi%20rakyat.&text=Hal%20tersebut%20dilakuk
an%20dengan%20memperhatikan,dan%20perwujudan%20pemerataan%20kesempatan%
20berusaha

Dwi Lestari Fitrianingsih. (2018) “Efektifitas Pembinaan dan Pengawasan Koperasi Oleh
Pemerintah Daerah”. Diakses pada 12 Mei 2021. Dari
https://jurnal.uns.ac.id/privatlaw/article/viewFile/19226/15226

Sirilius Nafan . 2016 ”model-pengembangan-koperasi-unit-desa”

https://media.neliti.com/media/publications/237704-model-pengembangan-koperasi-unit-
desa-ku-1a665662.pdf. Diakses pada 11 Maret 2016.

16
PERDA_TAPIN_2009_08_PENGEMBANGAN_UKM

https://kalsel.bpk.go.id/wpcontent/uploads/2009/09/perda_tapin_2009_08_pengembanga
n_ukm.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai