OLEH KELOMPOK 5 :
I Made Aditya Dwi Prananta (2017041062)
Wulida Aulia Putri (2017041082)
Belda Wynne Valentina Herawan (2017041171)
Ni Komang Sutarini (2017041194)
Ni Kadek Dita Sumarni (2017041238)
UNIVERSITASPENDIDIKANGANESHA
SINGARAJA
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
beliau penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebijakan Pemerintah Bagi
Kemajuan Koperasi”. Dalam menulis makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai referensi website. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang turut membantu.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen mata
kuliah Manajemen Koperasi dan UMKM. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami.
Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena pengalaman dan
pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kritik dan
saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 3
2.1 Pembinaan dan Pengawasan Koperasi ........................................................................ 3
2.1.1 Pembinaan Koperasi .......................................................................................... 3
2.1.2 Pengawasan Koperasi ........................................................................................ 3
2.1.3 Prinsip- Prinsip Pengawasan .............................................................................. 4
2.1.4 Fungi Pengawasan Koperasi .............................................................................. 5
2.1.5 Tugas Pengawas Koperasi ................................................................................. 5
2.1.6 Hak dan Kewajiban Pengawas Koperasi ............................................................ 5
2.2 Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Unit Desa ................................................... 6
2.3 Revitalisasi Koperasi .................................................................................................. 8
2.3.1 Revitalisasi Koperasi ......................................................................................... 8
2.3.2 Konsep Revitalisasi ........................................................................................... 9
2.3.3 Tahapan Revitalisasi .......................................................................................... 9
2.3.4 Revitalisasi Manajemen Koperasi ..................................................................... 10
2.4 Akuntabilitas Koperasi .............................................................................................. 11
2.4.1 Akuntabilitas Koperasi ..................................................................................... 11
2.4.2 Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPBK) ....................... 11
2.4.3 Standar Akuntansi Koperasi .............................................................................. 12
2.4.4 Laporan Keuangan Koperasi ............................................................................. 12
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 15
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................. 15
iii
3.2 SARAN ......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 16
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Di negara berkembang koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka membangun institusi
yang dapat menjadi mitra negara dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan
negara dan gerakan koperasi dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat
ditonjolkan di negara berkembang, baik oleh pemerintah kolonial maupun pemerintahan bangsa
sendiri setelah kemerdekaan. Berbagai peraturan perundangan yang mengatur koperasi
dilahirkan dengan maksud mempercepat pengenalan koperasi dan memberikan arah bagi
pengembangan koperasi serta dukungan perlindungan yang diperlukan.
Koperasi yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan kinerja yang semakin
baik tidak terlepas sari sikap dan kebijakan pemerintah yang menggambarkan sikap yang
berbeda dengan tindakan negara lainnya. Pertumbuhan gerakan koperasi ditentukan oleh sikap
yang diperlihatkan pemerintah.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimana Pembinaan dan Pengawasan Koperasi ?
1.2.2 Bagaimana Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Unit Desa ?
1.2.3 Bagaimana penjelasan mengenai Revitalisasi Koperasi ?
1.2.4 Bagaimana Penjelasan mengenai Akuntabilitas Koperasi ?
1.3 TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN/ISI
3
c. sudah menjadi anggota sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, kecuali pada
saat pendirian koperasi.
3) Pengawas dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
4) Pengawas terdiri terdiri dari sedikit-dikitnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-
banyaknya sesuai Keputusan Rapat Anggota.
5) Sebelum melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Pengawas, harus terlebih
dahulu mengucap sumpah atau janji didepan Rapat Anggota.
6) Tata cara pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Pengawas diatur dan
sumpah Pengawas ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga
4
2.1.4 Fungsi Pengawasan Koperasi
Pengawasan Koperasi memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
a. Mencegah terjadinya berbagai penyimpangan atau kesalahan.
Dalam kegiatan pengawsan, seorang pengawas memiliki fungsi untuk mencegah
adanya penyimpangan ataupun kesalahan yang ada di dalam koperasi tersebut.
b. Memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan yang terjadi.
Pengawas memiliki fungsi kedua yaitu memeperbaiki berbagai penyimpangan
atau kesalahan dengan mengadakan rapat anggota, sehinga permasalahan dan
penyimpangan itu dipecahkan bersama – sama.
c. Untuk mendinamisir koperasi serta seganap kegiatan manajemen lainnya.
Dalam kegiatannya pengawas mendinamisir organisasi dan mampu memanaj
kegiatan koperasi yang dijalankan oleh anggota dan pengurus.
d. Untuk mempertebal rasa tanggung jawab
Pengawas memiliki tugas yang berat sebagai penganat kegiatan koperasi dan
usahanya, sehinga pengawas memiliki fungsi mempertebal rasa tanggung jawab.
5
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan
koperasi;
Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi;
Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan;
Memberikan koreksi, saran teguran dan peringatan kepada Pengurus;
Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga;
Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan kepada
Rapat Anggota.
Pasal 29
Pengawas berhak menerima imbalan jasa sesuai Keputusan Rapat -Anggota.
6
yang berbasis ekonomi pedesaan, dalam hal ini akan dikembangkan melalui KUD.
Karakteristik yang melekat pada KUD bisa merupakan kelebihan atau kekuatan yang
potensial, di sisi lain pada kekuatan tersebut terkandung kelemahan yang justru menjadi
penghambat perkembangannya. Kombinasi dari kekuatan dan kelemahan serta intereaksi
keduanya dengan situasi ekternal akanmenentukan prospek perkembangan UKM. Dengan
adanya kriris ekonomi, menyebabkan pemerintah dan para pengambil kebijaksanaan kembali
berpikir ulang tentang arah perekonomian yang selama ini ditempuh. Kini timbul kemauan
politik yang kuat untuk membenahi inefisiensi dan mis-alokasi sumberdaya (misallocation of
resources) yang terjadi di sektor ril yang selama ini dibiarkan saja terjadi karena kuatnya
vested interest para pemburu rente yang menguasai birokrasi pemerintahan. Akibat dari mis-
alokasi sumberdaya adalah terabaikannya pembangunan KUD yang berbasis sumberdaya
alam serta sumberdaya pertanian (resource based industries). Banyak industri yang dibangun
membutuhkan bahan baku dan komponen yang harus diimpor atau industri-industri yang
tidak banyak terkait dengan perekonomian lokal sehingga industri ini sangat rentan terhadap
gejolak matanilai uang. Industri-industri jenis ini pada umumnya adalah industri yang
berpihak kepada golongan ekonomi kuat. Manifestasi tujuan pengembangan ekonomi
kerakyatan dapat dilakukan terutama melalui KUD. Salah satu cara untuk mencapai tujuan
tersebut adalah pengembangan KUD yang terencana dengan baik dan terkait
denganpembangunan sektor ekonomi lainnya terutama di pedesaan.Berlakunya otonomi
daerah, dunia usaha khususnya KUD akan menghadapisuatu perubahan besar yang sangat
berpengaruh terhadap iklim berusaha dan dinamika persaingan. Oleh sebab itu, KUD dituntut
dapat beradaptasi menghadapi perubahan tersebut. Dalam pembangunan KUD untuk
percepatan ekonomi daerah, sangat perlu adanya kemitraan. Kemitraan yang dimaksud
adalah dalam bentuk partisipasi dari semua unsur yang terkait untuk pengembangan KUD.
Pembangunan koperasi didasari oleh adanya potensi di daerah yang dapat mendukung
berjalannya KUD, antara lain: masyarakat tani pengusaha kecil dan industri rumah tangga.
Menyongsong liberalisasi perdagangan peranan pemerintah makin kecil, bahkan
kebijaksanaan pajak impor dan subsidi akan dihapuskan bila sampai waktunya. Dengan
demikian peran serta pihak swasta, yaitu perusahaanperusahaan besar sangat diperlukan
untuk mengisi dan melengkapi berbagai program pemerintah. Pihak pengusaha yang berada
pada posisi yang kuat dapat membantu KUD pada posisi yang lemah dalam bentuk jaringan
7
kemitraan. Hubungan ini dapat memberikan keuntungan kepada KUD, yaitu: transfer
teknologi yang lebih unggul; memperoleh informasi dan peluang pasar secara cepat; dapat
membuka akses terhadap modal dan pasar; serta adanya jaminan dan kepastian pasar bagi
produk industri kecil dan industri rumah tangga.
8
Adapun strategi yang dapat direkomendasikan oleh Tim Revitalisasi Internal
koperasi dapat berubah antara lain yaitu Reorganisasi kepengurusan, rasionalisasi
karyawan, optimalisasi aset- aset produktif, penjualan aset- aset non produktif, penagihan
dan penjadwalan ulang (Rescheduling) pembiayaan bermasalah kerja sama usaha atau
kemitran dan mobilitasi sumber permodalan koperasi.
Secara umum revitalisasi didefenisikan sebagai badan hukum koperasi yang kuat,
mandiri dan tangguh serta berdaya saing untuk menghimpun dan menggerakan potensi
ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai- nilai dan prinsip koperasi. Revitalisasi
adalah upaya untuk memvitalkan kembali yang dulunya pernah vital atau hidup, akan
tetapi kemudian mengalami kemunduran/degradasi. Pendekatan revitalisasi harus mampu
mengenali dan memanfaatkan potensi lingkungan seperti sejarah, makna, keunikan lokasi
dan citra tempat.
9
3. Aspek Sosial
Aspek Sosial atau Revitalisasi sosial/institusional adalah sebuah kawasan akan
terukur bila mampu menciptakan lingkungan yang menarik (Interesting), jadi
bukan sekedar membuat beautifulplace.
2.3.4 Revitalisasi Manajemen Koperasi
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah telah menetapkan
Peraturan Menteri No. Pertama untuk meningkatkan pera koperasi dalam mewujudkan
kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya, koperasi
memperkokoh kedudukannya sebagai wadah untuk menghimpun dan menggerakan
potensi ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip- prinsip
koperasi, sehingga koperasi sebagai badan hukum mampu berperan menjalankan usaha
yang sehat, kuat, mandiri dan tangguh.
10
2.4 Akuntabilitas Koperasi
2.4.1 Akuntabilitasi Koperasi
Akuntabilitas adalah suatu perwujudan kewajiban entitas untuk mempertanggung
jawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai
tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui suatu media
pertanggung jawaban yang dilaksanakan secara periodik.
Akuntabilitas koperasi dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip koperasi. Prinsip
akuntabilitas koperasi adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat
kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran nilai-nilai eksternal yang dimiliki
oleh para stakeholder yang berkepentingan dengan pelayanan tersebut.
1. Akuntabilitas Kelembagaan;
2. Akuntabilitas Usaha;
3. Akuntabilitas Keuangan.
11
Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja dengan Realisasi
Program Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi.Sebagai alat
pengendalian, Program Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi harus
mendapatkan persetujuan oleh Rapat Anggota, hal ini harus diatur dalam Anggaran
Dasar Koperasi.
Merupakan informasi keuangan suatu entitas dari aktifitas bisnisnya selama satu periode.
Laporan keuangan koperasi bertujuan untuk :
1. Neraca
Menyajikan mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu. Modal
koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan koperasi, dan
12
hibah/donasi. Simpanan sukarela dimasukkan dalam utang lancar. Hal ini disebabkan
simpanansukarela merupakan simpanan yang dapat diambil setiap saat. Aktiva disajikan
menurut tingkat likuiditas dan hutang disusun berdasarkan jatuh temponya.
Menyajikan hasil usaha dengan anggota dan laba/rugi kotor dengan non anggota. Pada
dasarnya harus diadakan pemisahan antara penggunaan pendapatan yang diperoleh dari
pelayanan terhadap anggota sendiri dan terhadap pihak ketiga atau non anggota.
Demikian pula harus dibedakan terhadap pihak ketiga atau non anggota. Jadi bagian SHU
yang diperoleh dari pelayanan terhadap pihak ketiga, termasuk bukan anggota, tidak
boleh dibagikan pada anggota karena bagian pendapatan ini bukan diperoleh dari jasa
anggota sehingga lebih baik digunakan untuk biaya cadangan.
Menyajikan informasi perubahan kas pada periode tertentu yang terdiri dari saldo awal,
sumber penerimaan, pengeluaran kas pada periode tertentu.
Menyajikan laba/rugi koperasi untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang
diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui pada periode tersebut.
1. Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi koperasi baik dengan
anggota maupun dengan non anggota;
2. Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaan, piutang dll;
3. Dasar penetapan harga pelayanan baik kepada anggota maupun kepada non anggota;
4. Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang tercantum di
AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga) maupun dalam praktik yang
dilakukan koperasi;
13
5. Aktivitas koperasi dalam pembangunan sumber daya dan mempromosikan usaha
ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan perkoperasian usaha manajemen yang
diselenggarakan untuk anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengawas koperasi merupakan bagian dari perangkat atau struktur koperasi disamping rapat
anggota dan pengurus koperasi di Indonesia. Seorang pengawas memiliki fungsi untuk mencegah
adanya penyimpangan ataupun kesalahan yang ada di dalam koperasi tersebut. Untuk
mendinamisir koperasi serta seganap kegiatan manajemen lainnya. Untuk membimbing,
mendorong, mengembangkan dan membina koperasi Desa. Tujuan dari strategi dari pembinaan
dan pengawasan Koperasi tersebut adalah untuk mengakomodasikan segala usaha pemerintah
dalam mempercepat pengembangan KUD. Pengembangan koperasi unit desa ditujukan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan peranan serta tanggung jawab masyarakat pedesaan.
Revitalisasi Koperasi atau kebangkitan kembali koperasi mengandung makna mengembalikan
koperasi kepada jati dirinya, mengembalikan koperasi sebagai sokoguru perekonomian. Secara
praktis, revitalisasi koperasi mencakup serangkaian kegiatan untuk mengupayakan dan
meningkatkan eksistensi gerakan koperasi. Akuntabilitas koperasi dilaksanakan berdasarkan
prinsip-prinsip koperasi. Prinsip akuntabilitas koperasi adalah suatu ukuran yang menunjukkan
seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran nilai-nilai eksternal
yang dimiliki oleh para stakeholder yang berkepentingan dengan pelayanan tersebut.
3.2 SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Sufiana, Syamsul Alam, dan Jopang. 2019. “Revitalisasi Manajemen Koperasi Untuk
Mewujudkan Kesejahteraan Anggota Koperasi”. Dalam
(https://www.researchgate.net/publication/337594051_REVITALISASI_MANAJEMEN
_KOPERASI_UNTUK_MEWUJUDKAN_KESEJAHTERAAN_ANGGOTA_KOPERA
SI_Studi_Pada_Dinas_Koperasi_dan_UKM_Kabupaten_Muna/fulltext/5ddfc828299bf10
bc32da61f/REVITALISASI-MANAJEMEN-KOPERASI-UNTUK-MEWUJUDKAN-
KESEJAHTERAAN-ANGGOTA-KOPERASI-Studi-Pada-Dinas-Koperasi-dan-UKM-
Kabupaten-Muna.pdf) Diakses pada 12 Mei 2021
Dwi Lestari Fitrianingsih. (2018) “Efektifitas Pembinaan dan Pengawasan Koperasi Oleh
Pemerintah Daerah”. Diakses pada 12 Mei 2021. Dari
https://jurnal.uns.ac.id/privatlaw/article/viewFile/19226/15226
https://media.neliti.com/media/publications/237704-model-pengembangan-koperasi-unit-
desa-ku-1a665662.pdf. Diakses pada 11 Maret 2016.
16
PERDA_TAPIN_2009_08_PENGEMBANGAN_UKM
https://kalsel.bpk.go.id/wpcontent/uploads/2009/09/perda_tapin_2009_08_pengembanga
n_ukm.pdf
17