BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN FOTOGRAFI
Fotografi berasal dari dua kata yaitu ‘Foto dan Grafi’. Foto
berarti cahaya atau sinar, sedangkan Grafi berarti lukisan atau
gambar, sehingga Fotografi dapat berarti melukis dengan cahaya.
Menurut istilah Fotografi didefinisikan sebagai suatu proses
pengambilan gambar dengan media kamera, penciptaan karya,
teknik, kemudian mengubahnya menjadi gambar.
B. SEJARAH FOTOGRAFI
1. Thomas Wedgewood (1771-1805)
Seorang berkebangsaan Inggris pada tahun 1782 menemukan
suatu metode untuk memindahkan gambar atau lukisan pada
sebidang kaca dengan cahaya keatas kertas atau kulit yang
dibuatnya peka terlebih dahulu. Gambar yang dihasilkan tidak
stabil, yakni apabila terkena sinar akan hilang.
2. Joseph Niecephone Niepce (1765-1833)
Tahun 1816dia berhasil membuat gambar negatif dengan
cahaya diatas kertas dengan dibuatnya peka terlebih
dahulukemudian tahun 1822 dia melumerkan larutan aspal dan
minyak lavender ke atas sebidang plat yang terbuat dari timah hitam
putih, sesudah itu menyinarinya dalam kamera selam berjam-jam
dengan sinar matahari sehingga didapat gambar positif.
3. Lovis Jaqves Mande Dagverre ( 1787-1851)
Lovis JMD dapat membuat permanen hasil pemotretannya
sehingga tanggal 15 Juni 1839 Raja Levis Philipe atas nama
1. Jurnalistik
Dalam dunia jurnalistik wartawan terbagi menjadi dua
yaitu eartawan tulis dan wartawan foto. Wartawan foto
memberikan suatu kejadian melalui suatu hasil potretan (foto).
Di luar negri terdapat agen yang khusus menjual foto berita
yaitu : Gamma, Sipam, Reuters, dan lain-lainnya. Sedangakan
di Indonesia Agen semacam ini belum ada sehingga merupakan
lahan kerja yang masih terbuka luas.
2. Studio foto
BAB II
KAMERA
A. JENIS KAMERA
Macam-macam kamera menurut konstruksi atau bentuknya dapat
dibagi menjadi :
1. Ground Glass Camera/View Camera (Kamera pengamat)
Pada sisi belakang kamera ini terdapat Ground glass (kaca
kabur) yang berfungsi sebagai jendela pengamata dengan posisi
terbalik dari obyek foto. Setelah focus (Ground Glass tampaak
tajam), lalu ground glass itu diganti dengan film.
Film yang digunakan adalah film sheet (lembaran-lembaran)
dengan ukuran yaitu, 4x5 inchi, 8x10 inchi, 10x12,5 cm, 20x25
cm, Merk yang terkenal : Linhof dan Sinar.
2. Reflex Camera
Jenis ini terbagi menjadi
a. Twins Lens Reflex (TLR)
Dibagian depan kamera terdapat dua buah lensa berjejer
vertical (keduanya dapat diganti) Lensa atas berfungsi
untuk pengamatan focus saja, sedang lensa bawah
berfungsi untuk meneruskan gambar ke permukaan
emulsi film. Film yang digunakan umumnya rol
berukuran besar, type 120.
b. Single Lens Reflex
GAMBAR
GAMBAR
GAMBAR
C. JENIS-JENIS LENSA
1. Lensa Normal
Dalam fotografi kamera berfilm 135 yang menggunakan lensa
berjarak titik fokus antara 45-48mm disebut dengan lensa normal.
Istilah lensa normal ini mendekati sudut pandang manusia dan daya
menginterpretasikan perspektif. Lensa normal ini pada beberapa
puluh tahun lalu digemari dan jadi lensa favorit karena selain pada
saat itu hamper semua pabrik kamera memproduksi kamera normal
Krik !!.. Kreatif, Inovatif, Komunikatif
11
dijual dengan satu paket. Juga kelebihan lain pada kuat lensa atau
difragma terbesar yang dimiliki. Lensa normal umumnya memiliki
difrag,a 1,2;1,4;1,6;1,8 dan 2.
2. Lensa Tele
Lensa ini memiliki sistem kerja seperti teropong yang dapat
mndekatkan pandangan. Bentuk lensa ini berdiameter lebar, berat
dan panjang.
Suatu lensa digolongkan kedalam lensa tele jika titik fokusnya
diatas lensa normal yaitu :
a. Tele pendek : 74-100 mm
b. Tele sedang : 105-210 mm
c. Tele panjang : 300 mm- lebih
Pada pemakaiannya lensa tele bergantung pada kebutuhan
pe,otretan dengan pertimbangan:
a. Memiliki sudut pandang sempit
b. Depth Of field (medan ketajaman) pendek
c. Mempersempit perspektif
3. Lensa wide
Lensa Wide merupakan suatu lensa yang memiliki titik fokus
dibawah lensa normal yaitu berkisar antara 6-35 mm. Lensa ini
memiliki sifat:
a. Memiliki sudut pandang lebar
E. RANA
Kecepatan Rana adalah lamanya rana membuka dan menutup
kembali. Kecepatan itu dapat diatur sesuai dengan bilangan Shutter
speed. Bilangan tersebut anatara lain :
1,2,4,8,15,30,60,125,250,500,1000,2000,4000,8000 dan biasanya
ditambah dengan B, T, dan X. Bilangan tersebut dibaca seper detik,
misalnya : 1/15 detik, 1/30 detik, 1/500 detik dst.
Kecepatan B adalah singkatan Bulb berarti rana akan tetp
membuka selama tombol belum dilepaskan dan akan menutup jika
tomol dilepaskan.
Kecepatan T berarti Time dimana pada waktu tombol ditekan
rana akan membuka dan rana akan menutup jika tombol ditekan
kembali. Kecepatan X adalah standar kecepatan untuk pemakaian
blitz. Standar kecepatan ini ada yang ditunjukkan dengan tanda
kilat, tanda titik, warna merah atau warna lain dari bilangan speed.
F. DIAFRAGMA
Gelang diafragma berguna untuk mengatur besar kecilnya
cahaya yang masuk kedalam kamera sesuai dengan kebutuhan.
Diafragma merupakan susunan logam tipis berbentuk segi banyak
beraturan yang pusatnya adalah celah masuknya cahaya. Celah ini
dapat dilebar sempitkan yang akan berpengaruh pada banyak
sedikitnya cahaya yang diterima oleh film. Diafragma diberi symbol
BAB III
FILM
Film terbuat dari plastic dan zat kimia yang peka cahaya. Bnda
ini sekarang banyak digunakan sebagai media merekam peristiwa atau
objek. Film yang dipasarkan mempunyai kode pembeda terhadap
keadaan cahaya dengan tiga kode yaitu :
a. ASA (American Standard Association)
Contoh : ASA 50,100,200,400,800,1600,3200 dst.
b. DIN ( Deutche Industri Norm)
Contoh : DIN 21,24,27,30,33 dst.
c. ISO (International Standard Organization)
Contoh : ISO 100/21, 200/24, 400/27 dst.
Kepekaan film dapat dikategorikan sbb :
a. Film Lambat : ASA 25-64
b. Film sedang : ASA 100-400
c. Film Cepat : ASA 800-3200
Film lambat adalah film yang memerlukan cahaya banyak dalam proses
pemotretan. Film cepat adalah film yang memerlukan cahaya sedikit
dalam proses pemotretan.
A. PENGGOLONGAN FILM
Menurut Jenisnya, film dibedakan menjadi :
Ukuran Film
1. 135 mm
Merupakan format yang paling banyak dipakai saat ini karena
murah, praktis, dan tersedia dimanapun. Kamera jenis Nikon,Canon,
Minolta, Leica, Praktica, dan Contrax memakai film berformat kecil
(135) berukuran 2,4x3,6 cm.
2. 120 mm
Format ini banyak dipakai oleh para pemotret professional karena
resolusinya yang lebih tinggi. Imaji yang tertangkap dibidang film
(secara kasar) berukuran : 6x4,5;6x6;6x7;6x8;6x9;6x12;dan 6x17
(format paranorma)
3200
Agfa Agfa Colour Colour/Negative 100-200 Jerman
BAB IV
ASSESORIS
3. Monopod
Penyangga yang berbentuk seperti tongkat berfongsi sebagai
penahan kamera atau flash.
4. Kabel Release
Kabel pengunci yang berfungsi sebagai penggganti jari penekan
Shutter pada waktu pemotretan dengan kecepatan yang sangat
rendah.
5. Bracket
Alat bantu yang dipasang pada body kamera sebagai dudukan flash
tambahan.
6. Motor drive
Alat bantu penggerak film secara otomatis pada kamera manual.
7. Converter
Alat penyambung lensa yang dapat merubah jarak titik fokus,
misalnya lensa 50 mm dipasang converter 2x artinya lensa tersebut
menjadi lensa 100 mm.
8. Extention Tube/Bellow
Tabung atau kain berkerut penyambung lensa normal untuk
pemotretan jarak dekat dan berubah seperti lensa makro.
9. Lensa Close Up
Lensa berbentuk filter untuk pemotretan jarak dekat.
10. Synchron Cable
Kabel penghubung antara flash dan kamera
BAB V
DASAR-DASAR PEMOTRETAN
A. OBYEK
Obyek foto seharusnya sesuatu yang disenangi oleh fotografer.
Sesuatu/benda yang aneh dapat digunakan patokan fotografer pemula
untuk menemukan obyek foto yang baik. Obyek foto yang dapat
dijadikan sasaran pemotretan dapat dibagi sebagai berikut :
1. Landscape, Human Interest, Modelling
2. Arsitektur
3. Potret, Hunam Interest, Modelling
4. Nature, Wild Life, Flora Fauna
5. Jurnalistik, Travel, Event Wisata
6. Dokumentasi, Laporan Ilmiah
7. Alam benda, Still Life, Special effent
Dan masih ditambah dengan :
- Bawah air
- Malam hari/cahaya minim
- Close Up
- Berhubungan dengan ilmu pengetahuan
Obyek foto yang disenangi akan mempengaruhi jumlah assesoris atau
barang lain yang dipakai dalam pemotretan. Untuk menghasilkan foto
yang baik fotografer harus mengetahui benar-benar keadaan obyek foto
serta keberadaannya (medannya)
B. ANGLE/KOMPOSISI
Pada pemotretan sesuatu, sudut pandang merupakan sifat khas dari
pemotret. Pilihan tempat darimana dan bagaiman dia memotret
obyeknya adalah pilihan pribadi yang ditentukan atas dasra beberapa
pertimbangan obyektif dan subyektif. Diantara pertimbangan-
GAMBAR
2. Kesetimbangan (Balance)
Kesetimbangan dapat dicapai dengan mengatur penempatan obyek pada
bagian dari obyek atau hal-hal yang merupakan bagian dari foto
sedemikian rupa sehingga ditinjau dari keseluruhan dapat dikatakan
seimbang.
GAMBAR GAMBAR
3. Kontras
C. PENYINARAN
Menurut sumber cahaya penyinaran dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Sinar Alam (Day Light, Sunlight, Moonlight)
Secara alami banyak sekali benda-benda yang dapat mengeluarkan
cahaya misalnya matahari, bulan, bintang, komet, dsb. Karena benda
tersebut mengeluarkan cahaya tanpa campur tangan manusia dan
memperoleh energi dari alam, maka benda-benda tersebut digolongakan
sebagai sumber cahaya alami. Sifatnya sulit ditebak karena terpengaruh
dengan cuaca, ikllim, reaksi kimia, fisika, dan waktu. Fotografer hanya
dapat menerima dan mengimprovisasikannnya saja. Cahaya alami yang
paling bisa diandalkan tentu saja matahari, selain intensitasnya cukup
tinggi, hampir semua jenis film mengakomodasi sinar matahari sebagai
salah satu ukuran untuk menentukan kecepatannnya (ISO/ASA).
Kondisi yang cuaca yang selalu berubah, arah datang, dan rotasi bumi
memberikan efek khusus yang disukai fotografer.
2. Sinar Buatan (Artifical Light)
Artifical Light merupakan sumber cahaya buatan manusia yang
memperoleh enengi bukan dari alam atau tidak langsung dari alm,
misalnya Tungsteen, Neon, Halogen (lampu pijar), Lampu kilat
(Blitz/Flash). Sifat dari cahaya buatan ini adalah Predictable (dapat
dikira-kira), mmudah diukur dan dikontrol. Di badan lampu studio
terdapat berbagai macam fungsi untuk mengontrol intensitas cahaya,
arah datang dn filtrasi. Peralatan lampu studio yang modern bhkan dapat
dikontrol durasi kilatan cahayanya.
D. PENGUKURAN CAHAYA
Dalam penga,bilan foto penentuan intensitas cahaya yang masuk ke
kamera dapat dilakukan dengan pembukaan diafragma, pemillihan
kecepatan dan bila menggunakan cahay aartifical pengesetan cahaya
dilakukan dari sumbernya. Ketiga cara tersebut baru dapat dilakukan
apabila cahaya yang datang telah diukur intensitasnya. Alat yang
digunakan untuk mengukur cahaya alam yitu Light Meter dan Spot
Meter., sedangkan unuk cahaya artificial (Blitz) yaitu Flash Meter atau
dapat menggunkan pedoman skala kalkulasi yang terdapat dalam blitz
Model Light meter pada kamera :
1. Tanda 2 buah panah yang menyala.
gambar
Jika panah sebelah kiri menyala,
Jarak memotret pada jarak 2 meter atau 6 Ft, maka anda dengan
menggunakan ASA 100, harus dipakai.
GN/Jarak Ft = 72/6=12 diafragma 12 (atau 11)
M 8 6 5 4 3 2 1,5 1
Ft 25 20 16 13 10 7 5 3
Diafragma 1,4 2.8 4 5.6 8 11 16 22
Pada jarak 5 m terdapat diafragma setting antara 4 dan 5,6. Jika dalam
ruangan maka lebih baik f5,6 karena dinding-dinding kamera reflektif
dan menambah cerahnya keadaan. Akan tetapi jika diluar dalam
keadaan gelap lebih baik f4, hingga settingnya agak over.
BAB VI
HUNTING FOTO
a. Mengisi film
1. Atur gelang kecepatan film pada ISO/ASA yang sesuai.
gambar
gambar
Penataan diamana letak benda dan bagian mana yang ruang dan benda
(bidang kosong atau datar) serta keadaannya harus Nampak seimbang,
seimbang kiri; kanan; depan dan belakang keseimbangan antara besar
dekat, jauh kecil atau sebaliknya.
4. Tata Gelap dan Terang
Sisi atau bagian mana yang ingin dibuat gelap (tengah, pinggir, atau atas
bawah) dan bagian yang dibuat terang atau cenderung kegelap-gelapan.
Ingin dengan cara over exposure untuk mengarah ke high key (terang
sampai remang-remang) atu sebaliknya mengarah ke low key dengan
car under exposure (remang-remang sampai gelap).
5. Tata Warna atau Colouur harmony
Membuat keseimbangan antar awrna panas dan warna dingin, yaitu
menggunakan warna-warna yang kontras atu akan menggabungkan
warna-warna dalam gradasi dan nuansanya (warna komplementer,
wrana keras atau full colour, warna lunak atu warna pastel atau warna
muted colour)
6. Tata Sinar
Arah datangnya sinar utama dari kiri atau kanan dan atas atau bawah.
Apakah perlu sinar tambahan atau oantulan atau refleksi dan dari arah
mana.
D. LANGKAH-LANGKAH MEMOTRET