Anda di halaman 1dari 122

FOTOGRAFI &

VIDEOGRAFI
DASAR
Taufan Kharis
Pengendali Ekosistem Hutan
Balai KSDA Sumatera Selatan
Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan

ALPINE SKI HOUSE


FOTOGRAFI
DASAR
PENGENALAN KAMERA

ALPINE SKI HOUSE


APA ITU
FOTOGRAFI?
Fotografi adalah sebuah kegiatan atau proses
menghasilkan suatu seni gambar/foto melalui media
cahaya dengan alat yang disebut kamera dengan
maksud dan tujuan tertentu. Memang benar,
kebanyakan jika anda mencari pengertian fotografi
jawabannya hampir sama semua yaitu proses melukis
dengan menggunakan media cahaya. Tetapi yang paling
utama adalah bagaimana cara mendalami seni fotografi
tersebut. Seni yang paling utama dalam fotografi adalah
komposisi, dengan komposisi yang baik maka foto yang
dihasilkan akan mempunyai makna dan cerita yang bisa
disampaikan.

ALPINE SKI HOUSE 3


SEJARAH KAMERA
1. OBSCURA
Kamera Obscura adalah awal dari kecanggihan masa kini dalam
dunia fotografi yang ditemukan oleh seorang muslim bernama Al-
Haitam atau sering disebut Alhazen. Peradaban dunia telah
banyak berubah melalui kamera.

ALPINE SKI HOUSE 4


SEJARAH KAMERA
2. DAGUERREOTYPES DAN CALOTYPES

Daguerre dilapisi pelat tembaga dengan perak, kemudian


tambahkan dengan uap yodium untuk membuatnya
sensitif terhadap cahaya. Gambar itu dihasilkan oleh uap
merkuri dan dengan larutan kuat garam biasa (natrium
klorida).

ALPINE SKI HOUSE 5


SEJARAH KAMERA
3. DRY PLATES
Berkat karya Désiré van Monckhoven, hingga sampai ada
penemuan baru dari pelat kering gelatin pada tahun 1871
oleh Richard Leach Maddox dengan kecepatan dan
kualitas lebih baik. Juga, untuk pertama kalinya, kamera
bisa dibuat cukup kecil untuk dipegang tangan, atau
bahkan tersembunyi. Ada proliferasi dari berbagai desain,
dari refleks tunggal dan lensa ganda untuk kamera besar
dan kamera genggam

ALPINE SKI HOUSE 6


SEJARAH KAMERA
4. KODAK FILM
Penggunaan film fotografi dipelopori oleh George
Eastman, dimulai dari kertas film manufaktur pada 1885
sebelum beralih ke seluloid pada tahun 1889. Kamera
pertamanya, yang ia disebut "Kodak," pertama kali
ditawarkan untuk dijual pada tahun 1888. Itu adalah kotak
kamera yang sangat sederhana dengan lensa fixed- focus
dan kecepatan rana tunggal, dengan harga yang relatif
rendah

ALPINE SKI HOUSE 7


SEJARAH KAMERA
5. KAMERA ANALOG
Kamera analog mulai muncul pada tahun 1981 dari Sony
Mavica (Magnetic Video Camera). Ini adalah kamera analog,
yang mencatat sinyal pixel terus menerus, sebagai mesin
rekaman video. Sebuah kamera analog terkenal diproduksi
pada tahun yang sama adalah Nikon QV-1000C, dirancang
sebagai kamera pers dan tidak ditawarkan untuk dijual
kepada pengguna umum, yang dijual hanya beberapa ratus
unit. Dapat merekam dalam skala abu-abu, dan kualitas di
cetak surat kabar sama dengan kamera film. Dalam
penampilan itu mirip digital single-lens reflex kamera
modern

ALPINE SKI HOUSE 8


SEJARAH KAMERA
6. DSLR
Kamera digital berbeda dari pendahulunya kamera analog
terutama tidak menggunakan film, tapi menangkap dan menyimpan
foto-foto pada kartu memori digital atau penyimpanan internal.
Pada tahun 1991, Kodak memasarkan Kodak DCS-100, awal garis
panjang kamera profesional Kodak DCS SLR yang sebagian
didasarkan pada film Nikons. Kamera ini menggunakan sensor 1,3
megapixel dan dengan harga $ 13.000. Pindah ke format digital
oleh format JPEG dan MPEG standar pada tahun 1988, yang
memungkinkan gambar dan file video yang akan dikompresi
untuk penyimpanan.

ALPINE SKI HOUSE 9


SEJARAH KAMERA
7. KAMERA MIRRORLESS
Kamera mirrorless alias Mirrorless Interchangeable-Lens Camera (MILC) atau
Kamera Tanpa Cermin Dengan Lensa Yang Bisa Diganti-ganti alias Compact
Camera System alias Electronics Viewfinderwith Interchangeable Lens (EVIL) –
adalah salah satu kelas sistem kamera digital yang mulai menanjak
popularitasnya sejak pertama kali dimunculkan di sekitar 2008.

ALPINE SKI HOUSE 10


SEJARAH KAMERA
7. KAMERA MIRRORLESS
Kamera Mirrorless adalah kamera yang mirip DSLR namun tidak memakai cermin.
Cara kerja kamera DSLR membutuhkan cermin (mirror) untuk memunculkan
gambar di viewfinder. Sedangkan kamera mirrorless didapat dengan membuang
cermin yang ada di DSLR. Konsekuensinya adalah menghemat ukuran dan berat
kamera (serta menghemat harga), namun kita kehilangan viewfinder optik, oleh
karena itu kamera mirrorless menggunakan sistem viewfinder elektronis (EVF –
electronic viewfinder), kecuali Leica dan Fujifilm yang memiliki viewfinder optik.
Kualitas foto kamera mirrorless juga tidak kalah dengan DSLR karena ukuran
sensor yang relatif sama. Interchangeable Lens (EVIL) – adalah salah satu
kelas sistem kamera digital yang mulai
menanjak popularitasnya sejak pertama kali dimunculkan di sekitar 2008.

ALPINE SKI HOUSE 11


MACAM-MACAM
UKURAN SENSOR
KAMERA

Kualitas hasil foto sebuah kamera justru paling


dipengaruhi oleh seberapa besar ukuran sensornya.
Pada saat kamera masih berbentuk analog
(menggunakan film atau istilah lainnya mungkin
klise), kamera akan memproyeksikan cahaya yang
ditangkap oleh lensa ke film. Pada kamera digital
(maksudnya kamera yang tidak menggunakan film),
fungsi film digantikan oleh alat yang disebut sensor.
Sensor kamera inilah yang akan mempengaruhi
seberapa baik gambar atau foto yang dihasilkan.
Secara umum, semakin besar ukuran sensor sebuah
kamera, maka akan semakin baik hasil pengambilan
gambarnya. ALPINE SKI HOUSE 12
MACAM-MACAM
UKURAN SENSOR
KAMERA

ALPINE SKI HOUSE 13


ALPINE SKI HOUSE 14
TEORI
PENCAHAYAAN

Ada 3 Komponen
Pencahayaan dalam fotografi
:
1.Diafragma
2.Shutter speed
3.ISO

ALPINE SKI HOUSE 15


DIAFRAGMA
Diafragma adalah salah satu komponen
dari lensa yang berfungsi mengatur
intensitas cahaya yang masuk ke kamera.
Diafragma lensa biasanya membentuk
lubang mirip lingkaran atau segi tertentu.
Ia terbentuk dari sejumlah lembaran
logam (umumnya 5, 7, atau 8 lembar)
yang dapat diatur untuk mengubah
ukuran lubang (disebut tingkap)
(en:aperture) dimana cahaya akan lewat.
Tingkap akan mengembang dan
menyempit persis pupil di mata manusia ALPINE SKI HOUSE 16
DIAFRAGMA
Diafragma berbentuk seperti lubang yang
bisa diatur besar kecilnya. Diafragma
terletak pada lensa dari kamera yang
digunakan. Maka, setiap lensa memiliki
kemampuan untuk membuka dan
menutup diafragma yang berbeda – beda.
Misalnya ada lensa 17-50mm f/2.8, maka
lensa tersebut bisa membuka “bukaan”
nya hingga bukaan 2.8, berbeda dengan
lensa 18- 55mm f/3.5-5.6, lensa ini hanya
bisa membuka bukaannya hingga 3.5.

ALPINE SKI HOUSE 17


DIAFRAGMA

ALPINE SKI HOUSE 18


SHUTTER
SPEED/RANA
Shutter speed adalah kecepatan atau lamanya
shutter membuka sehingga cahaya mengenai
sensor. Jadi, shutter speed bisa diibaratkan
lamanya kita membuka keran untuk mengisi air.
Semakin lama keran dibuka, maka akan semakin
banyak air yang mengisi ember. Shutter speed
diukur dalam satuan waktu, dan kamera DSLR
rata-rata dapat menggunakan shutter speed dari
1/4000 detik hingga 30 detik.

ALPINE SKI HOUSE 19


SHUTTER
SPEED/RANA
Pemilihan angka kecapatan membuka rana ini
bergantung pada situasi/kondisi obyek yang
hendak kita foto. Untuk menangkap/membekukan
obyek yang bergerak semisal mobil atau motor
yang sedang melaju maka kita memilih kecepatan
tinggi katakankah 500 ke atas. Sebaliknya, bila
hendak menghasilkan efek benda bergerak, maka
kita pilih speed lambat pada waktu kita membidik
obyek yang sedang melaju tersebut.

ALPINE SKI HOUSE 20


SHUTTER
SPEED/RANA
Kecepatan bisa dipilih mulai 30 ke bawah.Dengan
pemilihan speed lambat maka ketika fokus kita
arahkan pada obyek yang bergerak maka
background yang tampak pada foto akan terlihat
jelas sementara obyeknya tampak
blur/gerak.Tentu saja pemilihan kecepatan ini
disesuaikan dengan besar kecilnya diafragma
yang kita pilih juga, agar pembakaran film pada
pemotretan tepat.

ALPINE SKI HOUSE 21


ISO
ISO adalah sensitifitas sensor. Makin tinggi ISO, maka
makin sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk mencapai
brightness tertentu. Menaikkan ISO bisa diibaratkan
memasukkan bebatuan ke dalam ember sehingga
jumlah air yang dibutuhkan semakin sedikit. Satuan ISO
adalah angka ISO. Faktor pengali satu stop adalah 2x, di
mana ISO 800 akan 1EV lebih terang daripada ISO
400. Dalam kamera DSLR besaran ISO rata-rata antara
100-6400. Angka – angka tersebut menandakaan berapa
kepekaan terhadap cahaya pada film yang sedang kita
pakai. Semakin besar angkanya maka semakin peka film
tersebut terhadap cahaya. Film-film yang umumnya kita
lihat di pasaran berkisar pada ISO 100,200,400.

ALPINE SKI HOUSE 22


ISO
Shutter speed yang lama akan memungkinkan objek
atau kamera bergerak selama cahaya mengenai
sensor, sehingga foto menjadi blur, sebagian atau
sepenuhnya. Aperture yang besar (angka aperture
yang kecil) akan menghasilkan depth-of-field (ruang
tajam) yang sempit, sehingga benda-benda yang
berjarak tidak terlalu jauh dari jarak fokus pun akan
mulai blur. Hal ini bisa jadi hal positif jika ingin
membuat bokeh, namun bisa jadi hal negatif jika
kita ingin mempunyai ruang tajam yang luas. ISO
yang tinggi berarti sensornya makin sensitif, dan
efeknya menimbulkan noise pada gambar

ALPINE SKI HOUSE 23


ISO

ALPINE SKI HOUSE 24


SEGITIGA EXPOSURE

ALPINE SKI HOUSE 25


UNDER/OVER EXPOSURE
Sebuah film dikatakan berhasil secara
pencahayaan bila semua warna yang muncul
mempunyai nada sama dengan yang
diharapkan sang pemotret. Sebuah film
dikatakan over exposed (biasa disingkat over
saja, “kelebihan “) yang artinya tercahayai
secara berlebihan, bila warna yang terjadi
lebih hitam dari pada yang diharapkaan. Film
yang over terjadi akibat pencahayaan yang
berlebihan pada saat pemotretan.

ALPINE SKI HOUSE 26


UNDER/OVER EXPOSURE
Untuk dapat mengatur banyak sedikitnya
cahaya yang masuk melalui lensa, diafragma
pada lensa kamera bisa membuka dengan
besaran diameter yang bisa dirubah. Besar
kecilnya bukaan diafragma dinyatakan dalam
f-number tertentu, dimana f-number kecil
menyatakan bukaaan besar dan f-number yang
besar menyatakan bukaan kecil. Selain itu,
secara karakteristik optik lensa, bukaan besar
akan membuat foto yang DOFnya sempit
(background bisa blur), dan bukaan kecil akan
membuat DOF lebar (background tajam).
ALPINE SKI HOUSE 27
DEPTH OF
FIELD
Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa
jauh bidang fokus dalam foto. Depth of Field
(DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek
foto (dari obyek terdekat dari kamera sampai
obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus.
Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti
hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang
tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.

ALPINE SKI HOUSE


DEPTH OF FIELD
Untuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan setting
aperture yang kecil, misalkan f-22 (makin kecil aperture
makin luas jarak fokus) – lihat contoh foto diatas.
Sementara untuk mendapat DOF yang sempit, gunakan
aperture sebesar mungkin, misal f/2.8.
 
Konsep Depth of Field ini akan banyak berguna terutama
dalam fotografi portrait dan fotografi makro, namun
sebenarnya semua spesialisasi akan membutuhkannya.

ALPINE SKI HOUSE


DEPTH OF FIELD
Hukum pencahayaan : Bila diafragma
dikecilkan,kecepataan harus dilambatkan Bila
diafragma dibesarkan, kecepatan harus
dipercepat.
Misal: Kalau kita sudah mengukur kombinasi
pencahayaan f/5,6 dan kecepatan1/125 detik,
maka kalau kita akan mengubah bukaan
diafragma dari f/5,6 jadi f/8, kecepatan harus
kita rendahkan menjadi 1/60 detik. Sebaliknya
kalau kita mengubah diafragma dari f/5,6 jadi
f/1,4, kecepatannya harus kita naikkan tiga
stop sehingga menjadi 1/1000 detik.
ALPINE SKI HOUSE 30
KOMPOSISI
Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara
menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-
elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang
dan gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi
adalah menghasilkan visual impact (sebuah
kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang
anda inginkan untuk berekspresi dalam foto).
Dengan komposisi, foto akan tampak lebih
menarik dan enak dipandang dengan pengaturan
letak dan perbandaingan objek-objek yang
mendukung dalam suatu foto.  

ALPINE SKI HOUSE


Komposisi
Di dalam The Advanced Learner's Dictionary of Current English, A S Hornby
cs, seperti dikutip Anto Djoemairi, memberikan komposisi sebagai: 1. tindakan
atau "seni" menyusun (kata-kata, musik, cetakan dan sebagainya), dan 2.
(sesuatu) yang disusun (puisi, buku, musik, susunan objek yang disusun untuk
dilukis atau difoto). Sedang Prof Dr RM Soelarko memberikan batasan:
Komposisi sebagai pengertian seni rupa adalah susunan gambar dalam
batasan satu ruang. Batasan ruang ini merupakan limitasi, sekaligus syarat
mutlak bagi adanya komposisi (Komposisi, Edisi khusus Foto Indonesia,
Oktober 1974, Bandung, hal. 5).

ALPINE SKI HOUSE


KOMPOSISI:

Menata elemen dalam satu bingkai, bertujuan


untuk mencapai nilai estetis, tanpa mengabaikan
pemahaman yang akan disampaikan.

Komposisi yang bagus memerlukan


pemahaman akan unsur
DESAIN VISUAL
berupa:
Garis, Bentuk, Warna, Tekstur, Arah, Ukuran
dan Ruang

ALPINE SKI HOUSE


GARIS : PERTEMUAN WARNA, GELAP TERANG ATAU KETAJAMAN BISA NYATA ATAU
IMAJINER. PENEMPATAN GARIS BISA MEMPENGARUHI KESAN, MOOD, DAN
PERSEPSI

ALPINE SKI HOUSE


BENTUK : KENAMPAKAN AKIBAT BATAS DENGAN SEKITARNYA SEHINGGA
MEMPUNYAI BENTUK TERUKUR (NYATA) ATAU ABSTRAK (PERSEPSI)

ALPINE SKI HOUSE


WARNA : Kesan pada mata yang dibangun oleh rona (Hue) dan
Kepekatan (Saturasi). Kekuatan salah satu warna yang menonjol
akan memperkuat kesan sesuatu. Warna Merah berkesan hangat
dan dekat, biru berkesan jauh dan dingin. Warna juga mempunyai
simbol yang bermacam-macam tergantung kelompok dan ras
tertentu

ALPINE SKI HOUSE


TEKSTUR : BERHUBUNGAN DENGAN KESAN PANCA INDRA PERABA, YANG BISA
MENGARAHKAN IMAJINASI SAAT MELIHAT VISUAL TERSEBUT. TEKSTUR AKAN LEBIH NYATA
SAAT OBYEK TERKENA SINAR DARI SAMPING ATAU BELAKANG, BUKAN DARI DEPAN

ALPINE SKI HOUSE


ARAH : MERUPAKAN ALUR DARI UNSUR YANG SUDAH ADA, BISA
HORIZONTAL, VERTIKAL, MIRING TERHADAP BINGKAI FOTO

ALPINE SKI HOUSE


UKURAN : MERUPAKAN PERBEDAAN BESAR KECIL SUATU BENDA TERHADAP
BENDA LAIN, UNTUK MEMBANTU MERASAKAN KEDALAMAN PERSPEKTIF, JAUH
DEKAT

ALPINE SKI HOUSE


RUANG : VISUAL YANG BISA MENIMBULKAN KEDALAMAN,
MENGGAMBARKAN WILAYAH BERKESAN 3 DEMENSI

ALPINE SKI HOUSE


TEORI PENGATURAN

Dalam menentukan komposisi perlu pemahaman kaidah


yang berlaku umum yang disebut Teori Pengaturan.
Pemahaman Teori Pengaturan untuk membantu
bagaimana menghasilkan foto yang bisa menimbulkan
reaksi positif pembacanya atau memahami karya
orang lain. Prinsip Penataan untuk mendapatkan:

Keseimbangan (Balance), Kekontrasan,


Proporsi, Area, Pola, Irama, Penekanan,
Keragaman, Kesatuan, Cahaya
ALPINE SKI HOUSE
KESEIMBANGAN
(BALANCE):
Perbandingan bobot unsur yang ada atas peletakannya
terhadap titik tengah bidang desain:

Simetri: Keseimbangan yang sama anatara kanan


kiri atas bawah, -
Asimetri: Keseimbangan yang berbeda anatara
bagian kira kanan, atas bawah
Radial : Keseimbangan dari tengah ke segala arah

ALPINE SKI HOUSE


SIMETRI

Asimetr
i

Radial

ALPINE SKI HOUSE


KEKONTRASAN
(CONTRAST)
Bertujuan untuk menghindari pengulangan yang kurang
menarik menjadi sesuatu daya tarik

Perbedaan nyata dari unsur : warna, gelap


terang, bentuk, ketajaman

-perbedaan unsur pada obyek/subyek:


usia, kebersihan, profesi, strata sosial

ALPINE SKI HOUSE


ALPINE SKI HOUSE
PROPORSI (PROPORTION)

Merupakan perbandingan antara panjang, lebar, tinggi,


luas, jarak antar benda, dan sebagainya.

Proporsi sesuai kenyataan akan menimbulkan kesan


natural. Proporsi yang jauh berbeda seharusnya bisa
menimbulkan kesan menyangatkan.

Proporsi bisa menimbulkan kesan 3 Dimensi

ALPINE SKI HOUSE


ALPINE SKI HOUSE
ARE
A
Area merupakan proporsi dalam penempata subyek/
obyek dalam mengisi ruang dalam sebuah foto:
-Overview/Establishing shot :
obyek utama keliatan menyeluruh
-Medium shot: obyek utama mengisi tidak lebih
dari
1/3 bidang gambar, atau kalau potret manusia dari sekitar
paha sampai kepala untuk menggambarkan inti dari
suatu yang diceritakan
-Close up: menggambarkan detail sebuah obyek, terdiri
dari: medium close up, close up, extreme close up (macro)
hingga perbandingan 1:1 ALPINE SKI HOUSE
ALPINE SKI HOUSE
POLA
(PETTERN):
Sekumpulan unsur dengan arah sebaran tertentu
sehingga menimbulak bentuk baru, baik nyata maupun
imajiner. Pola akan mengarahkan pembaca untuk
mengikuti obyek berikutnya

ALPINE SKI HOUSE


ALPINE SKI HOUSE
IRAMA
(RHYTM):
Sekumpulan pola/ unsur sehingga membentuk pola baru
tertentu dan konsisten sehingga menjadi nyata bisa
diikuti

ALPINE SKI HOUSE


ALPINE SKI HOUSE
PENEKANAN
(EMPHASIS)
•Menonjolkan suatu bagian yang tertentu yang dianggap penting
dari sekumpulan yang relatif seragam dengan membuatnya
berbeda jauh dengan sekelilingnya, misalnya perbedaan warna,
perbedaan sinar, dsb

ALPINE SKI HOUSE


ALPINE SKI HOUSE
KERAGAMAN
(VARIETY)
Menunjukkan keadaan suatu benda yang jelas berbeda
terhadap sekitarnya dalam benrtuk atau ukuran

ALPINE SKI HOUSE


ALPINE SKI HOUSE
KASATUAN (UNITY)

Peletakan berbagai unsur dalam satu bingkai, pembaca


akan merasakan satu kesatuan dan tidak saling berdiri
sendiri

ALPINE SKI HOUSE


ALPINE SKI HOUSE
ALPINE SKI HOUSE
CAHAY
A
Membuat obyek/subyek menjadi nampak
Berdasarkan sumber cahaya
-Alami (available/natural/alam)
-Artificial/buatan
Berdasarkan arah cahaya:
Front lighting, Side lighting, Rembrandt lighting, Back
lighting
Berdasarkan sifat:
Hard lighting, Soft lighting
Berdasarkan area:
Spot lighting
General lighting ALPINE SKI HOUSE
BERDASARKAN SUMBER CAHAYA

Cahaya Artificial/buatan

Cahaya Alami (available/natural/alam) ALPINE SKI HOUSE


BERDASARKAN ARAH CAHAYA

Front lighting Side lighting,

ALPINE SKI HOUSE


BERDASARKAN ARAH CAHAYA

Rembrandt
lighting

Back
lighting

ALPINE SKI HOUSE


BERDASARKAN SIFAT CAHAYA :

Soft lighting

Hard lighting,

ALPINE SKI HOUSE


BERDASARKAN AREA:

General lighting

Spot lighting

ALPINE SKI HOUSE


Penempatan Prinsip Penataan akan memudahkan
fotografer meletakkan point of interest (POI).
POI merupakan bagian foto yang diharapkan pertama
yang akan diperhatikan pembaca dalam suatu
komposisi, dan menjadi alat bantu untuk mengarahkan
tercapainya komposisi yang menarik melalui Teknik
Komposisi
Teknik Komposisi:
Hukum sepertiga (Rule of Third), Lead Room, Head
Room, Penyederhanaan, Sudut Pengambilan, Bentuk
dikenal, Hubungan diagonal, Hubungan Batas
Gambar, Framing/Pembingkaian, Repoussoir
ALPINE SKI HOUSE
HUKUM SEPERTIGA (RULE OF THIRD)

Bidang foto dibagi menjadi 3 bagian secara vertikal


atau horizontal. POI diletakkan pada wilayah tersebut

ALPINE SKI HOUSE


ALPINE SKI HOUSE
LEAD ROOM
Menyisakan rung lebih lebar di depan arah pandang/
gerak, peletakannya mengikuti hukum sepertiga.
Peletakkan ini untuk menyimbolkan interaksi atau
sebaliknyaa

ALPINE SKI HOUSE


ALPINE SKI HOUSE
HEAD ROOM
Lebih banyak diterapkan oleh para foto close
up/potret/fashion, posisi mata berada sedikit di atas garis
sepertiga

ALPINE SKI HOUSE


ALPINE SKI HOUSE
PENYEDERHANAAN
Mengisolasi POI dari keragaman sekitarnya, bisa menggunakan
close up, area focus, atau gelap terang

ALPINE SKI HOUSE


CLOSE
UP

area
focus ALPINE SKI HOUSE
gelap terang
SUDUT PENGAMBILAN
Sudut Pengambilan untuk mengatur arah camera:
Low angle (frog view),
Sejajar (eye level),
High angle (bird eye view)

ALPINE SKI HOUSE


HIGH ANGLE (BIRD EYE VIEW)

Sejajar (eye Low angle (frog ALPINE SKI HOUSE


BENTUK DIKENAL

Mengatur sedemikian rupa sehingga didapat hubungan antar unsur


dalam satu frame. Sehingga didapat hubungan antara unsur yang
mudah dikenali bentuknya seperti: lingkaran, segitiga, segi empat
dsb)

ALPINE SKI HOUSE


ALPINE SKI HOUSE
HUBUNGAN DIAGONAL

Arah aliran menuju sudut tepi bidang gambar. Area sekitar


sudut tepi bidang gambar punya penyeimbang secara diagonal

ALPINE SKI HOUSE


ALPINE SKI HOUSE
HUBUNGAN BATAS
GAMBAR
Pertemuan unsur garis bidang dengan batas tepi foto
secara nyata atau imajiner

ALPINE SKI HOUSE


ALPINE SKI HOUSE
FRAMING/PEMBINGKAIAN

Penempatan POI sedemikian rupa sehingga berada dalam


keadaan terisolir. Tujuannya untuk mencapai
keharmonisan komposisi dan memperkuat POI dam foto

ALPINE SKI HOUSE


ALPINE SKI HOUSE
REPOUSSOIR

Penempatan suatu benda yang cukup besar pada latar


depan sebagi pengisi kekosongan untuk mendapatkan
harmoni komposisi

ALPINE SKI HOUSE


KOMPOSISI MERUPAKAN JALAN TERMUDAH UNTUK
MEMPERTAJAM KEMAMPUAN DALAM FOTOGRAFI.
NILAI KOMPOSISI SANGAT PENTING DALAM DUNIA
FOTOGRAFI.

Pada saat melakukan pemotretan dengan pengaturan komposisi yang


baik, foto yang kita buat akan semakin baik, terutama bila mengingat
fungsi foto itu sendiri sebagai media komunikasi visual sehingga
seorang peninjau atau penikmat fotografi dapat menangkap apa yang
ingin disampaikan sang fotografer melalui karyanya. Selain itu juga
didukung oleh faktor intensitas artistik serta kreatifitas lainnya dari
fotografernya, sehingga tidak hanya sekedar gambar saja namun lebih
memiliki ‘roh’ keindahan dalam sebuah karya fotografi.

ALPINE SKI HOUSE


Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam
aktivitas fotografi yang
dapat mempengaruhi
hasil foto !!!
ALPINE SKI HOUSE
WAKTU TERBAIK DALAM
AKTIVITAS FOTOGRAFI
Jam 5 : Fajar : warna pink, cahaya yang sangat halus dan kabut tipis untuk danau,
sungai dan pemandangan.

Jam 6 : Sunrise : Cahaya renyah, keemasan. Pas untuk subjek-subjek menghadap timur.

Jam 10-14 : Tengah hari : tidak cocok untuk pemandangan dan memotret orang, tetapi
bagus untuk motret gedung-gedung dan monumen. Warna-warna bangunan dan detailnya
terekam sangat baik.

Jam 14-16 : Sore hari : Langit biru dengan polarizer.

Jam 16-18 : Senja hari : Cahaya yang hangat, keemasan. Pas untuk subjek-subjek
menghadap barat. Waktu terbaik untuk landscape dan orang, khususnya satu jam sebelum
sunset.

Jam 18-18.30 : Sunset : Langit yang indah, mulai 10 menit sebelum sunset sampai 10
menit sesudahnya.

Jam 18.30-19.30 : Magrib : Foto malam yang indah, lampu-lampu sudah


bernyalaan sedangkan langit masih nampak keunguan.
ALPINE SKI HOUSE
Sebuah karya fotografi harus dibuat dengan jujur dan benar
jangan ada rekayasa sehingga pesan, berita maupun
informasi yang disampaikan melalui sebuah foto begitu juga
sebuah foto tentunya harus ada sesuatu yang ditonjolkan
atau biasa disebut dengan eye catcher sehingga dapat
memberikan efek kejut dan foto mudah diterima/dipahami
oleh penonton. Beberapa tips untuk mengolah sebuah karya
foto yang “eye catching” :

1. Simplicity (kesederhanaan)
2. Contrast (kuat tetapi tidak berlebihan)
3. Detail (ketajaman yang sempurna)
4. Form (sederhana tapi kuat)
5. Motion (yang menghidupkan atau aksi)
6. Spontaneity (subjek foto tampak hidup)

ALPINE SKI HOUSE


HAL-HAL LAIN YANG PERLU DIHINDARIDALAM PENCIPTAAN
KARYA FOTOGRAFI YAITU:

1. Objek yang menumpuk sehingga objek utama menjadi hilang/tengelam


2. Latar belakang yang mengganggu akan merusak komposisi
3. Sudut pandang yang biasa/formal
4. Setting/posing yang menyebabkan objek utama tidak tampak natural
5. Memotret terlalu jauh/ di luar jangkauan kamera
6. Malu mendekat ke objek
7. Rekayasa hasil foto yang berlebihan

ALPINE SKI HOUSE


ALPINE SKI HOUSE
ALPINE SKI HOUSE
ALPINE SKI HOUSE
ALPINE SKI HOUSE
ALPINE SKI HOUSE
Fotografi 2
Pendidikan Seni
Rupa

ALPINE SKI HOUSE


Fotografi 2
Pendidikan Seni
Rupa

ALPINE SKI HOUSE


ALPINE SKI HOUSE
ALPINE SKI HOUSE
ALPINE SKI HOUSE
ALPINE SKI HOUSE
VIDEOGRAFI
DASAR

ALPINE SKI HOUSE


WHAT IS A SHOT?
unit terkecil dari informasi visual
yang ditangkap pada satu waktu oleh
kamera yang menunjukkan tindakan
atau peristiwa tertentu.

What is sequence ?
Urutan video serangkaian gambar
“shot” pada subjek yang sama yang
diedit bersama-sama untuk
menceritakan sebuah cerita.

ALPINE SKI HOUSE


WHAT IS A SHOT?

What is sequence ?
Urutan video serangkaian gambar
“shot” pada subjek yang sama yang
diedit bersama-sama untuk
menceritakan sebuah cerita.

ALPINE SKI HOUSE


APA ITU "SEQUENCE SHOOTING?
Setiap kali kita mengambil gambar video, kita harus memikirkan bagaimana gambar akan
digunakan dalam editing hingga film selesai. Untuk itu, kita harus selalu mengambil gambar
secara urutan,bukan hanya satu gambar “individu” yang tidak bercerita. Tidak peduli seberapa
cantik atau menarik sebuah gambar individu, namun ia harus terkait dengan gambar di sekitarnya
dan menjadi bagian dari cerita, bukan hanya sekedar gambar "kartu pos".

3 type shot yang biasa digunakan mengambil sequence


Wide Shots (WS): menampilkan seluruh orang atau daerah. Sangat bagus untuk membangun
adegan dan memulai aksi yang baik dari karakter. Kadang-kadang ini dikenal sebagai long shot.
Medium Shots (MS): membingkai subyek dari gambar-gambar yang tidak perlu. Ini yang paling
sering dipakai untuk menunjukkan langsung aksi dari subyek yang kita ambil gambarnya. Seperti
gerakan tangan atau gerakan khas lainnya dari si subyek.
Close Ups (CU): menunjukkan bagian tertentu dari subyek. Biasanya tangan, muka, atau bagian
lain yang berhubungan dengan cerita.

ALPINE SKI HOUSE


SHOOT IN SEQUENCES: THE FIVE-SHOT RULE
Aturan lima-shot adalah teknik yang berguna saat syuting aktifitas
seseorang yang sedang mengerjakan sesuatu. Ketika syuting, ingat
untuk mendapatkan minimal lima tembakan yang berbeda, yang akan
membuat urutan video dengan berbagai visual.

Closeup tangan subyek – menunjukkan APA yang sedang dilakukan


atau yang sedang terjadi.

Closeup muka – menunjukkan SIAPA

Wide shot – Menunjukkan DIMANA

Over the shoulder shot (OTS) – bisa menggabungkan ketiga shot yang
sudah ada.

Unusual, or side/low shot – menyediakan konteks, atau cerita


tertentu/memperkuat.

ALPINE SKI HOUSE


JUMP SHOT/ JUMP CUT:
Gambar yang tidak “nyambung”
dengan gambar sebelumnya

CUT AWAYS:
Gambar penyambung dua gambar sehingga
tidak terjadi jump shot.
Cutaway bisa diambil setelah aksi/ subyek
utama direkam. Bisa juga secara berurutan
dalam sebuah sekuens.
Cutaways bisa berupa: close up dari subyek
utama, subyek lain di sekitar subyek utama
Cutaways biasa disebut juga intercut

ALPINE SKI HOUSE


CAMERA ANGLE
ALPINE SKI HOUSE
VERTICAL CAMERA
ANGLE

ALPINE SKI HOUSE


HIGH ANGLE

ALPINE SKI HOUSE


EYE LEVEL

ALPINE SKI HOUSE


LOW
ANGLE

ALPINE SKI HOUSE


ATURAN SEDERHANA FRAMING UNTUK SUBYEK
MANUSIA

HEAD ROOM

Look / Lead
Room

ALPINE SKI HOUSE


INGAT LAGI RULE OF THIRD AT
GOLDEN MEAN

ALPINE SKI HOUSE


BASIC CAMERA MOVES

ALPINE SKI HOUSE


Panning :
Gerakan pivot kamera secara horizontal.

Tilting :
Gerakan pivot kamera secara vertikal

Tracking:
Kamera “berjalan” bisa secara horizontal maupun vertikal. Biasanya
menggunakan alat bantu Jimmy Jeep, Steady cam, Dolly track,
tapi bisa juga hand held.
Zoom:
Pergerakan kamera yang dihasilkan oleh “optical movement”
dengan mendekati obyek atau menjauhi obyek. Pergerakan ini
jarang sekali dipakai, dan hany jika benar-benar diperlukan.

Rack Focus/Change Focus:


Pergerakan kamera yang dihasilkan oleh “optical movement”
dengan pergerakan focus dari foreground ke obyek atau dari back
ground ke obyek dan sebaliknya.

ALPINE SKI HOUSE


THE IMAGINARY LINE
(THE 180 DEGREE RULE)
ALPINE SKI HOUSE
GARIS IMAJINER ADALAH GARIS KHAYAL YANG MENJADI ACUAN BAGI
CAMERAMAN DALAM MENGAMBIL GAMBAR. JIKA CAMERAMAN
MENYEBERANGI GARIS IMAJINER MAKA GAMBAR AKAN MEMBERIKAN
INFORMASI YANG SALAH.

ALPINE SKI HOUSE


TIPS FOR CAMERA PERSON
ALPINE SKI HOUSE
TIPS UNTUK CAMERA PERSON
Langkah Mencari Fokus
1. Zoom in secara penuh pada subyek
2. Fokuskan pada subyek (kalau orang, pada mata/ hidungnya)
3. Zoom out, dan atur komposisi
4. Rekam
5. Ketika ingin merubah komposisi, selama subyek dan kamera tidak berubah posisi,
subyek akan tetap fokus

Things to Do in Video Shooting


6. Adjust WB tiap kali pindah lokasi yang berbeda intensitas cahayanya.
7. Ketika shooting outdoor, posisikan matahari di belakang kamera (kecuali ingin
membuat siluet).
8. Pastikan gambar fokus, eksposure pas, dan komposisi bagus, baru tekan tombol
record.
9. Hindari panning, tilting, dan zooming terlalu banyak.
10. Gunakan tripod agar gambar steady
11. Durasi setiap shot minimal 10 detik

ALPINE SKI HOUSE


THANK
YOU

ALPINE SKI HOUSE

Anda mungkin juga menyukai