Anda di halaman 1dari 16

 TIPS TRICKS KAMERA DIGITAL POCKET DSLR MIRRORLESS

updated Kamis, 28 Jan 2021 | 09:59

Cara Gunakan ISO, Aperture, dan Shutter Speed, Belajar


Motret
Oleh Imam Ali

Sebagai seorang fotografer tentu akan sangat sulit menghasilkan sebuah foto yang
baik bila kurang memahami ISO, Shutter Speed dan Aperture.

Tiga hal ini merupakan kunci penting dalam dunia fotografi. Dengan memahami
ketiga elemen tersebut kamu bisa mengeksplorasi lebih  jauh hasil foto yang
diinginkan.

Memang, beberapa kamera digital saku ataupun kamera DSLR saat ini sudah
dibekali mode Auto yang memungkinkan kamu memotret lebih mudah.
Dengan mode auto, kamera akan secara otomatis mengatur atau menyesuaikan ISO,
shutter speed dan aperture. Namun jika hanya mode auto yang kita jalankan, akan
terasa sayang teknologi yang ada di kamera DSLR yang kamu miliki.

Mengetahui efek ISO, Shutter Speed dan Aperture pada kamera  sangatlah penting.
Apalagi ketiga hal tersebut selalu melengkapi. Tak heran banyak fotografer andal
memilih menggunakan mode manual kala memotret.

Dengan mode manual, kamu bisa mengatur kamera sesuai batas dan membantu
kamu mendapatkan foto dengan hasil terbaik.
Apa itu ISO, Aperture, dan Shutter Speed
Intinya ketiga komponen di atas berkaitan dengan cahaya yang masuk ke kamera.
Perlu diingat jumlah cahaya yang masuk akan mempengaruhi hasil foto,
menghadirkan noise hingga fokus foto yang berubah-ubah.

Untuk itu, kamu perlu mengetahui efek ISO, Shutter Speed dan Aperture pada
kamera. Secara ringkas, ketiga komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
ISO

ISO adalah level sensitivitas kamera terhadap cahaya. Bagian ini biasanya dijabarkan
dengan angka. Semakin rendah angkanya maka semakin rendah tingkat sensitivitas
cahaya, dan semakin tinggi angka maka semakin tinggi sensitivitas kamera.

Yang perlu diperhatikan semakin tinggi ISO yang digunakan bisa menyebabkan noise
atau hasil yang kurang sempurna pada foto.

Shutter Speed

Shutter Speed adalah jarak waktu saat shutter kamera terbuka sehingga cahaya
masuk dan mengenai sensor gambar. Shutter speeds biasanya dihitung per sekian
detik.

Shutter speed yang lambat akan membuat cahaya yang masuk ke kamera lebih
banyak. Shutter speed lambat biasanya digunakan pada pemotretan malam hari
atau pemotretan yang kurang cahaya.

Sementara itu, shutter speed cepat cocok untuk menangkap momen dengan cepat
atau freeze motion.

Aperture

Aperture adalah sebuah lubang kecil dalam lensa yang berguna menghantarkan


cahaya masuk ke bodi kamera. Semakin besar lubang, semakin banyak cahaya yang
masuk.

Aperture juga berguna untuk mengontrol depth of field. Biasanya, aperture ditandai


dengan huruf f dan angka. F sering disebut juga focal ratio.
Fungsi ISO, Aperture, dan Shutter Speed
Meski saling terkait, namun ketiga pengaturan ini memiliki fungsi yang berbeda-
beda. Sehingga Anda harus memahami fungsi ketiganya sebelum bisa
mengeksplorasi hasil foto yang diinginkan.  

ISO

Secara umum fungsi ISO adalah mengendalikan exposure dengan menggunakan


perangkat lunak di kamera agar lebih sensitif terhadap cahaya. Dimana semakin
tinggi ISO maka tingkat sesitivitas cahaya juga semakin besar.
Misalnya, ISO 1.600 tentu akan menghasilkan gambar yang lebih terang daripada ISO
100. Hanya saja, menggunakan ISO besar akan membuat foto memiliki banyak
noise, warna pudar, yang terlihat saat dilakukan zoom.

Tapi saat ini, para produsen kamera telah meningkatkan teknologi ISO tinggi tanpa
banyak noise dan mempertahankan ketajaman. Jadi, untuk kamera-kamera terbaru
memungkinkan Anda menggunakan ISO tinggi dengan hasil foto yang tetap tajam.

Aperture

Fungsi dari Aperture adalah mengontrol seberapa banyak cahaya yang masuk ke
kamera yang ditandai dengan blade berbentuk segi delapan yang bisa terbuka dan
menutup.

Secara teori, aperture ditandai dengan kode f/1.4, f/1.8, /2.2 dan sebagainya.
Semakin kecil angkanya maka semakin besar bukaannya yag memungkinkan cahaya
masuk lebih banyak.

Contoh, aperture f/1.4 akan lebih terang dibanding aperture f/3.5 dan
seterusnya. Selain itu, fungsi Aperture juga mengontrol depth-of-field (bokeh) yang
mengatur kedalaman berapa banyak gambar yang tajam dan berapa banyak blur.
Foto: Casual Photophile

Shutter Speed

Rana atau shutter speed adalah fungsi pengatur kecepatan pencaran cahaya ke


sensor sepersekian detik. Semakin lama rana maka semakin terang gambar karena
lebih banyak cahaya yang terkumpul.

Sebaliknya, semakin cepat rana maka gambar akan menjadi gelap karena cahaya
yang dikumpulkan sedikit. Lamanya rana memungkinkan cahaya ke sensor gambar
disebut shutter speed, dan diukur dalam pecahan detik.
Dapat dicontohkan, shutter speed 1/2 detik (kecepatan menjepret) memungkinkan
lebih banyak cahaya untuk menyentuh sensor gambar dan akan menghasilkan
gambar yang lebih terang dibanding shutter speed 1/200 detik.

Di kondisi minim cahaya Anda bisa menggunakan shutter speed lambat yang
memungkinkan kamera mengumpulkan lebih banyak cahaya.

Foto: Snap Snap Snap Photos


Pengaturan ISO, Aperture, dan Shutter Speed
Dengan mengatur kombinasi ketiganya dengan benar, Anda dimungkinkan
menghasilkan foto terbaik. Bahkan dengan pengaturan tertentu, Anda bisa membuat
foto yang jauh lebih unik dan menarik. Berikut langkah-langkahnya: 

1. Membuat Foto Fokus

Sebetulnya, yang membuat sebuah foto subjek yang bergerak, fokus atau tidak ialah
pengaturan shutter speed. Bila kamu hendak mengambil subjek yang bergerak kamu
bisa menggunakan shutter speed 1/1000s-1/500s tergantung seberapa cepat
Subjek.

Ingat jangan gunakan shutter terlalu lambat karena bisa menyebabkan foto blur.
Kamu juga perlu memperhatikan cahaya yang cukup, karena bisa cahaya kurang
maka foto akan underexposed.

Solusinya, gunakan aperture yang besar. Sedangkan untuk membuat semua objek
dalam foto fokus bisa menggunakan aperture f/8 – f/11.

2. Membuat foto portrait

Sebuat foto portrait biasanya identik dengan hasil obyek yang fokus dan background
blur (bokeh). Untuk menghasilkan foto portrait usahakan menggunakan aperture
besar, bisa diseting pada f/5.6 – f/1.4. Karena semakin besar aperture akan
membuat backgruond blur.

3. Membuat Foto Tajam

Sebuah foto yang berkualitas merupakan foto yang tidak memiliki atau mini noise.
Semakin tinggi pengaturan ISO yang digunakan maka semakin banyak noise yang
muncul.

Jadi, usahakan menggunakan ISO serendah mungkin dengan aperture dan shutter
speed yang tepat. Untuk itu Anda bisa mengatur di setingan ISO 50 hingga ISO 200.

Disini Anda bisa mengombinasikannya dengan pengaturan aperture yang besar atau
shutter speed yang cepat. Namun seiring dengan semakin majunya teknologi
kamera, kini memakai ISO 6400 Anda masih bisa menghasilkan foto yang cukup
baik. 
Pengaruh ISO, Aperture, dan Shutter Speed
Untuk bisa memahami tentang bagaimana Shutter Speed, Aperture dan ISO
memberikan efek, kamu harus memahami dulu saat kamera bekerja mengambil
gambar.

Ketika kamu mengarahkan kamera ke subjek dan menekan tombol shutter, maka
gambaran subjek akan masuk ke lensa dalam bentuk cahaya. Jika subjek yang
difoto tampak remang, artinya terlalu banyak cahaya yang masuk ke lensa.

Bila kamu mengambil gambar di tempat yang minim cahaya, maka tidak akan
banyak cahaya yang masuk ke lensa. Bila cahaya masuk ke lensa akan melewati
berbagai elemen optik yang terbuat dari kaca kemudian masuk ke Aperture atau
bukaan lensa.

Setelah itu, cahaya akan melewati aperture kemudian shutter. Shutter ini akan
membiarkan cahaya masuk hingga ke sensor kamera untuk jumlah waktu tertentu.

Nantinya sensor akan mengumpulkan cahaya berdasarkan sensitivitas atau


bedasarkan ISO. Setelah itu, Shutter akan menutup dan cahaya yang masuk resmi
diblokir untuk mencapai sensor kamera.
Untuk menghasilkan gambar yang baik, tidak terlalu terang atau tidak terlalu gelap,
ketiga komponen yakni Shutter Speed, Aperture dan ISO harus bekerja sama dengan
baik.

Bila terlalu banyak cahaya yang masuk ke lensa dan aperture lensa kecil, apa yang
terjadi? Tentu saja sensor kamera membutuhkan waktu lama untuk memproses
cahaya yang masuk.

Lalu, bagaimana caranya sensor kamera bisa mengumpulkan cahaya dengan tepat?
Tentu saja shutter harus terbuka lebih lama. Jadi, dengan aperture kecil, kamu
membutuhkan waktu yang lebih lama.

Namun, dengan shutter speed yang panjang, sensor bisa bekerja dengan maksimal
dan menghasilkan gambar yang benar.
Segitiga emas fotografi – Exposure
by E N C H E T J I N on J U L Y 1 0 , 2 0 0 9

Kunci dari mendapatkan foto yang ideal tergantung dari segitiga emas
fotografi. Segitiga emas fotografi adalah bukaan (aperture), kecepatan
rana (shutter speed) dan ISO. Kombinasi dari ketiganya menentukan
gelap terangnya sebuah foto.  Anda mungkin juga tertarik dengan
blockchain yang mengambil alih tren teratas tahun ini,
periksa https://techmoran.com/2018/02/22/the-rise-of-blockchain-in-
online-casino-industry/ untuk berita pembaruan.

BUKAAN / APERTURE / DIAFRAGMA


Aperture adalah bukaan lensa kamera dimana cahaya masuk. Bila bukaan
besar, akan banyak cahaya yang masuk dibandingkan dengan bukaan
kecil. Selain merupakan salah satu cara mengendalikan cahaya yang
masuk, bukaan di gunakan juga untuk mengendalikan kedalaman ruang
(depth of field / dof).

Dalam prakteknya, jika Anda berada di lingkungan dimana cahaya sangat


terang, maka kita bisa menutup bukaan sehingga lebih sedikit cahaya
masuk ke dalam. Jika kondisi lingkungan gelap, maka kita bisa membuka
bukaan lensa sehingga hasil akhir menjadi optimal.

Bukaan juga bisa digunakan untuk mengendalikan kedalaman ruang.


Bukaan besar membuat kedalaman ruang menjadi tipis, akibatnya latar
belakang subjek menjadi kabur. Bukaan kecil membuat kedalaman bidang
menjadi besar, akibatnya semua bidang dalam foto menjadi tajam atau
berada dalam fokus.

Hal yang unik dan sering membingungkan pemula adalah nomor dalam
setting bukaan adalah terbalik dengan besarnya bukaan. Misalnya angka
kecil berarti bukaan besar, sedangkan angka besar berarti bukaan kecil.
Contoh: f/1, f/1.4, f/2, f/4. f/5.6, f/8, f/16, f/22 dan seterusnya.

Setiap lensa memiliki bukaan maksimum dan minimum. Angka yang


tertera dalam lensa seperti f/3.5-5.6 berarti makimum bukaan bervariasi
antara f/3.5 sampai f/ 5.6.
SHUTTER SPEED
Kecepatan rana (shutter speed) adalah durasi kamera membuka sensor
untuk menyerap cahaya. Semakin lama durasinya, semakin banyak
cahaya yang masuk ke kamera dan hasil foto akan bertambah terang.

Satuan shutter speed adalah dalam detik atau pecahan detik. Biasanya
berawal dari 1/4000 detik sampai to 30 detik. Variasi shutter speed ini
diatur dari badan kamera bukan dari lensa.

Selain mempengaruhi kuantitas cahaya yang masuk, shutter speed


mempengaruhi foto dalam dua hal:

1. Kecepatan rana yang cepat membekukan (freeze) objek yang


bergerak.
2. Kecepatan rana yang lama menangkap gerakan (motion) objek secara
berkesinambungan.
Dalam praktek, kita mengunakan kecepatan rana yang tinggi untuk
membekukan gerakan subjek yang bergerak, seperti pada foto liputan
olahraga. Sebaliknya, kita mengunakan kecepatan rana yang rendah
untuk merekam efek gerak, seperti dalam merekam pergerakan air
terjun.

ISO
ISO adalah ukuran sensitivitas sensor terhadap cahaya. Ukuran dimulai
dari angka 50, 80 atau 100 dan akan berlipat ganda sampai 3200 atau
lebih besar lagi. ISO dengan ukuran angka kecil berarti sensivitas
terhadap cahaya rendah, ISO dengan angka besar berarti sebaliknya.

ISO dengan angka besar atau disebut juga ISO tinggi akan menurunkan
kualitas gambar karena munculnya bintik-bintik yang dinamakan “noise”.
Foto akan terlihat berbintik-bintik seperti pasir dan detail yang halus akan
hilang. Tapi untuk kondisi yang sulit seperti sedikit cahaya dalam
ruangan, ISO tinggi seringkali diperlukan.

Di era kamera analog, ISO dikenal juga dengan ASA. Di jaman analog,
ASA tergantung dari film yang kita pasang di dalam kamera. Namun di
jaman sekarang, ISO bisa diubah sewaktu kita menghendakinya melalui
kamera.
Dengan bermain dengan tiga setting dasar kamera, Anda akan bisa
membuat foto Anda menjadi gelap, terang atau sedang. Gelap terangnya
hasil akhir dalam foto tentunya tergantung selera Anda.

Anda mungkin juga menyukai