Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
 

1.1       Latar Belakang


                        Manusia adalah mahluk sosial yang selalu berinteraksi secara terus menerus terhadap
diri sendiri, keluarga dan lingkungan masyarakat. Dalam  berinteraksi dengan manusia lain ada
peraturan, norma-norma dan kaidah yang telah dibuat oleh diri sendiri maupun norma yang telah
disepakati  bersama, baik itu peraturan tertulis maupun peraturan yang tidak tertulis. Salah satu bentuk
peraturan adalah etika. Ada etika bagaimana seorang anak  berperilaku kepada orang tuanya, Ada etika
yang mengatur bagaimana seorang dosen mengajar dengan baik dan benar kepada mahasiswanya,
begitu  pula mahasiswa berperilaku kepada dosennya, dan ada etika bagaimana polisi harus
memperlakukan seorang pelaku kriminal kejahatan. Ketidaktahuan seorang akan etika inilah yang
sering lalai membuat benturan-benturan. Atau, mereka tahu, namun masing-masing memakai etika
yang berbeda. Manusia adalah mahluk ciptaan tuhan yang paling agung dan sempurna, yang dilengkapi
dengan peralatan jasmaniah dan rohaniah. Salah satu yang membedakan manusia dengan mahluk yang
lainnya adalah manusia diberikan akal, budi, dan hati nurani, selain seperangkat naluri. Bila suatu
ketika seorang peneliti dihadapkan pada suatu situasi dan ia harus memutuskan sesuatu apa yang harus
ia lakukan, seorang peneliti akan  berpikir mengenai baik dan buruknya, untung dan ruginya, serta
boleh atau tidaknya tindakan itu ia lakukan. Pada saat itulah mekanisme peralatan rohaniah seorang
peneliti berjalan. Seorang peneliti harus berfikir secara ilmiah, berpikir ilmiah menurut Poedjawijatna
sebagaimana yang dikutip oleh Vardiansyah (2005) ada empat cara berfikir ilmiah diantaranya adalah
objektif, metodis, sistematis dan universal. Sementara itu menurut Jacob (2004), peneliti dalam
melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta
menggunakan prinsip- prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian
tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subjek  penelitian, namun peneliti
perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.
 

1.2       Rumusan Masalah


Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian etika penelitian dan plagiarisme?
2. Apa prinsip dasar dan kaidah etika penelitian?
3. Apa fungsi etika penelitian?
4. Apa pengaruh dan dampak buruk dari plagiarisme?
5. Bagaimana undang-undang mengenai plagiarisme?
 

1.3       Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan :
1. Untuk mengetahui pengertian etika penelitian dan plagiarisme.
2. Untuk mengetahui seperti apa prinsip dasar dan kaidah etika penelitian.
3. Untuk mengetahui fungsi etika penelitian.
4. Untuk memahami pengaruh dan dampak buruk dari plagiarisme.
5. Untuk mengetahui undang-undang yang mengatur plagiarism.
 

1.4       Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan dalam berbahasa yang benar sehingga dapat
memberi manfaat sebagai berikut :
Penelitian ini diharapkan berhasil dengan baik dan dapat mencapai tujuan penelitian secara optimal,
sistematis, dan bermanfaat.
1. Manfaat teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai etika penelitian dan plagiarisme.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam mengaplikasikan teori penelitian korelasi
dalam bidang linguistik dan pengajarannya.
 

2. Manfaat praktis
a. Bagi dosen
Sebagai bahan masukan pentingnya meningkatkan kualitas mengajar sehingga dapat mengarahkan
mahasiswa dalam meningkatkan kreativitas menulis karya tulis ilmiah.
 

b. Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat mengembangkan kreativitas menulis mahasiswa dalam karya tulis ilmiah.
 

c. Bagi universitas
Merupakan bahan masukan sebagai sumbangan pemikiran pentingnya keterampilan menulis karya tulis
ilmiah untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan ilmiah.
 

BAB II
PEMBAHASAN
 

A.        Kajian Teori


Penelitian dilakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan manusia. Penelitian ini harus dilakukan
dengan mempertimbangkan banyak hal seperti peraturan baik peraturan tertulis maupun tidak tertulis.
Salah satu bentuk peraturan dalam penelitian adalah etika. Etika penelitian diperlukan untuk mengatur
perilaku seorang peneliti dalam penelitiannya.
Etika digunakan untuk mengendalikan tindakan-tindakan yang akan diambil oleh seorang peneliti.
Penelitian banyak jenisnya, sehingga masing-masing bidang akan memunculkan etika tertentu.
Contohnya penelitian dalam bidang akademik ada etika penelitian akademik. Makalah ini bertujuan
untuk memaparkan apa saja aspek-aspek dalam etika penelitian. Metode yang digunakan adalah review
(tinjauan) dari beberapa pustaka.
 

B.         Pembahasan
2.1       Pengertian Etika Penelitian
Kata Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti adat kebiasaan.  Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, etika bermakna ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak). Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran
dan pandangan-pandangan moral. Etika berkaitan erat dengan masalah nilai. Kattsoff mengemukakan
sesungguhnya etika lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam
hubungannya dengan tingkah laku manusia.
 

Universitas Gadjah Mada (2004)  memaknai etika sebagai filsafat praktis, artinya, filsafat yang ingin
memberikan penyuluhan kepada tingkah laku manusia dengan memperhatikan apa yang harus
dilakukan. Kode Etik adalah serangkaian norma-norma etik yang memuat hak dan kewajiban yang
bersumber pada nilai-nilai etik yang dijadikan sebagai pedoman berfikir, bersikap, dan bertindak dalam
aktivitas-aktivitas yang menuntut tanggung jawab profesi. Penelitian didefinisikan sebagai usaha untuk
memperoleh fakta atau prinsip dan menguji kebenaran dengan cara mengumpulkan dan menganalisis
data yang dilaksanakan dengan teliti, jelas, sistematik, dan dapat dipertanggung jawabkan. Dari
definisi-definisi tersebut, etika penelitian merupakan prinsip-prinsip yang dijadikan sebagai pedoman
berfikir, bersikap, dan bertindak dalam aktivitas-aktivitas penelitian.
 

2.2       Pengertian Plagiarisme


Plagiarisme adalah penjiplakan atau pengakuan atas karya orang lain oleh seseorang yang menjadikan
karya tersebut sebagai karya ciptaannya. Orang yang melakukan plagiarisme disebut
plagiaris/plagiator. Dengan batasan demikian, plagiarisme adalah pencurian (bahasa kasarnya,
pembajakan) dan plagiaris adalah pencuri (pembajak).
Plagiarisme berasal dari dua kata Latin, yang berarti plagiarius penculik, dan plagiare yang berarti
mencuri. Menurut Random House Dictionary Compact Unabridged, plagiarisme didefinisikan
sebagai “penggunaan atau imitasi dekat dari bahasa dan pemikiran penulis lain dan representasi mereka
sebagai karya asli seseorang.” Hal ini juga dianggap sebagai pelanggaran etika ilmiah dan kekayaan
intelektual oleh banyak akademisi. Plagiarisme dalam kata-kata sederhana mencuri bahasa dan pikiran
orang lain, dan lewat itu sebagai karya asli seseorang.

2.3       Prinsip Dasar Dan Kaidah Etika Penelitian


Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah
(scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika  penelitian. Meskipun intervensi yang
dilakukan dalam penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek
penelitian, namun  peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan. Secara garis besar, etika penelitian memiliki berbagai macam prinsip,
namun terdapat beberapa prinsip utama yang perlu dipahami oleh  peneliti, yaitu : menghormati harkat
dan martabat manusia, menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian, keadilan dan
inklusivitas, dan memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan, Milton (1999); Loisella,
Profetto-McGrath, Polit & Beck, (2004) yakni:
 

1. Prinsip pertama
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi yang terbuka
berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas
dari paksaan untuk  berpartisipasi dalam kegiatan penelitian. Beberapa tindakan yang terkait
dengan prinsip menghormati harkat dan martabat manusia, adalah peneliti mempersiapkan
formulir persetujuan subyek yang terdiri atas :
a. Penjelasan manfaat penelitian
b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan.
c. Penjelasan manfaat yang akan didapatkan.
d. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subyek berkaitan
dengan prosedur penelitian.
e. Persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja.
f. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan.
 

Namun kadangkala, formulir persetujuan subyek tidak cukup memberikan  proteksi bagi
subyek itu sendiri terutama untuk penelitian-penelitian klinik karena terdapat perbedaan
pengetahuan dan otoritas antara peneliti dengan subyek. Kelemahan tersebut dapat diantisipasi
dengan adanya prosedur  penelitian.
 

2. Prinsip kedua
Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk  privasi dan kebebasan individu.
Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi individu termasuk
informasi yang bersifat pribadi. Sedangkan, tidak semua orang menginginkan informasinya
diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti perlu memperhatikan hak-hak dasar individu
tersebut. Dalam implementasinya, peneliti tidak boleh menampilkan informasi identitas baik
nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk menjaga
kerahasiaan identitas subyek. Peneliti dapat menggunakan koding sebagai pengganti identitas
responden.
 

3. Prinsip ketiga
Yaitu prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan keadilan. Untuk memenuhi prinsip
keterbukaan, penelitian dilakukan secara  jujur, hati-hati, profesional, berperikemanusiaan,
dan psikologis serta perasaan yang religius subyek penelitian. Keadilan memiliki bermacam-
macam teori, namun yang terpenting adalah bagaimana keuntungan dan beban harus
didistribusikan diantara anggota kelompok public. Prinsip keadilan menekankan sejauh mana
kebijakan penelitian membagikan keuntungan dan  beban secara merata atau menurut
kebutuhan, kemampuan, kontribusi dan  pilihan public.
 

2.4       Fungsi Etika Penelitian


A. Fungsi Akademik (Teoretis) Sebuah penelitian seberapa kecil apapun harus mempunyai fungsi
akademik atau teoretis. Artinya, hasil atau temuan sebuah penelitian  jenis apapun dengan metode
apapun pada hakikatnya adalah merupakan temuan akdemik, yang beararti merupakan sumbangan
teoretis bagi pengembangan ilmu yang bersangkutan. Penelitian di  bidang kesehatan hasilnya jelas
secara akademik merupakan  pencerahan ilmu kesehatan. Dengan perkataan lain, hasil atau temuan
sebuah penelitian apa pun merupakan tambahan khasanah ilmu  pengetahuan.
 

B. Fungsi Terapan (Aplikatif) Bidang ilmu apapun, sebenarnya mempunyai aspek teori dan aspek aplikatif
atau penerapannya bagi kesejahteraan masyarakat. Demikian  pula kesehatan atau kesehatan
masyarakat adalah ilmu dan seni. Oleh sebab itu, penelitian di bidang apapun bukan sekadar
membuktikan teori atau memperoleh teori baru, tetapi juga harus mempunyai implikasinya terhadap
program peningkatan kesejahteraan masyarakat, termasuk program kesehatan masyarakat. Hal ini
dimaksudkan bahwa hasil atau temuan sebuah penelitian, di samping menambah khasanah ilmu
pengetahuan seperti disebutkan di atas, juga dapat merupakan masukan bagi pengembangan
program-program, khususnya program kesehatan masyarakat. Inilah yang dimaksud  bahwa
penelitian itu juga mempunyai fungsi terapan atau aplikatif, di samping fungsi teoretis. Hasil sebuah
penelitian, meskipun menemukan teori yang muluk-muluk, tetapi tidak dapat digunakan untuk
perbaikan program, maka dapat dikatakan bahwa penelitian merupakan sarana atau cara untuk
memperoleh masukan atau input bagi perencanaan atau pengembangan program atau alternatif 
pemecahan masalah, termasuk masalah kesehatan.
 

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian harus dapat memenuhi dua fungsi atau
peranan ini: pengembangan ilmu dan pengembangan kesejahteraan masyarakat. Apabila
penelitian tidak memenuhi salah satu fungsi tersebut, apalagi kedua-duanya maka penelitian
tersebut dapat dikatakan penelitian yang tidak etis karena mengingkari hakikat penelitian itu
sendiri.
 

2.5       Pengaruh Dan Dampak Buruk Plagiarisme


 Kerugian bagi penulis asli :
Menghasilkan sebuah karya pastinya adalah bukan suatu hal yang mudah dan memerlukan
usaha yang besar. Jika anda sebagai penulis, tentu anda akan merasa kesal ketika melihat
karya anda dijiplak orang lain tanpa seizin anda dan tanpa mencantumkan sumbernya bukan?
Sang plagiator juga bisa memfitnah penulis aslinya dengan menyatakan bahwa penulis aslinya
lah yang melakukan plagiarisme bukan dirinya.
 
 Kerugian bagi plagiator :
Sebuah tulisan memerlukan referensi agar kandungannya terjamin kebenarannya. Tulisan
seorang plagiator tidak mencantumkan sumbernya sehingga kebenarannya diragukan. Bisa
jadi tulisan yang tanpa referensi merupakan HOAX atau berita bohong. Contohnya anda
membicarakan masalah agama tanpa mencantumkan sumbernya (kitab suci), tidak ada
seorangpun yang akan menerima pendapat anda.
 

 Kerugian bagi pembaca dan masyarakat luas :


Para pembaca akan tertipu oleh sang plagiator  dan mengira sang plagiator adalah seorang
yang hebat sehingga akan menimbulkan kebohongan publik. Membohongi para pembaca.
 

2.6       Undang-Undang Yang Mengatur Plagiarisme


Plagiat itu sendiri merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh nilai
untuk suatu karya ilmiah , dengan mengutip sebagain atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah orang
lain , tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai (Permendiknas No 17 tahun 2010, Pasal 1
Ayat 1 ).
Alasan melakukan Plagiat itu sendiri mungkin karena keterdesakan seseorang akan tugasnya atau tidak
punya waktu untuk mengerjakan sehingga menunda nunda hingga akhir kemudian berfikiri agar tulisan
yang dibuat nya baik . untuk itu  mengambil kata-kata tanpa mengutip nama sumbernya tidak
disarankan dan tindakan seperti ini melanggar etika dalam pembuatan suatu karya . Dan pelanggaran
ini juga diatur didalam undang-undang nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta . sebagaimana undang-
undang yang mengatur tersebut plagiat merupakan tindakan pidana . dibawah ini jelas sekali undang-
undang yang mengaturnya
1. Pasal 72 ayat (1) :
“Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing
paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah)”.
 

2. dimana Pasal 2 ayat (1) tersebut :


“Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan
dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
 

3. Pasal 12
Sanksi bagi Mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal
10 ayat (4), secara berurutan dari yang baling ringan sampai dengan yang paling berat terdiri atas :
 Teguran
 Peringatan tertulis
 Penundaan pemberian sebagai hak mahasiswa
 Pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa.
 Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
 Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa atau;
 Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program.
 

 
BAB III
PENUTUP
 

3.1       Kesimpulan
Etika Penelitian merupakan prinsip-prinsip yang dijadikan sebagai pedoman berfikir, bersikap, dan
bertindak dalam aktivitas-aktivitas penelitian.
Plagiarisme adalah penjiplakan atau pengakuan atas karya orang lain oleh seseorang yang menjadikan
karya tersebut sebagai karya ciptaannya. Orang yang melakukan plagiarisme disebut
plagiaris/plagiator. Dengan batasan demikian, plagiarisme adalah pencurian (bahasa kasarnya,
pembajakan) dan plagiaris adalah pencuri (pembajak).
 

3.2       Saran
Dengan adanya penelitian ini penulis dapat mengetahui lebih mendalam tentang etika penelitian dan
plagiarisme, serta penulis berharap dengan adanya karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pelajar,
mahasiswa serta semua pihak yang membaca karya ilmiah ini. Melalui makalah ini supaya penulis
dapat memahami lebih mendalam lagi sehingga dapat membentuk generasi yang cerdas dan berbudi
pekerti yang baik.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak,
untuk dapat menulis karya ilmiah yang lebih baik lagi kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai