Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Era modern ini, semua aktivitas selalu mempunyai runjukan dan pedoman. Karena hal itu,

menunjang kesuksesan dan kekonkritan segala aspek. Sebuah penelititanpun juga harus mempunyai

rujukan yang jelas dan dapat dijadikan pegangan. Dengan adanya pegangan/referensi tersebut dapat

memudahkan seseorang dalam penelitian.

Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan,

mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, di mana usaha-usaha itu dilakukan

dengan menggunakan metode ilmiah.  Sehubungan dengan penjelasan tersebut, kegiatan penelitan

adalah suatu kegiatan objektif dalam usaha menemukan dan mengembangkan, serta menguji ilmu

pengetahuan  berdasarkan atas prinsip-prinsip, teori-teori yang disusun secara sistematis melalui

proses yang intensif dalam pengembangan generalisasi.

Sedangkan metode ilmiah lebih mementingkan aplikasi berpikir deduktif-induktif di dalam

memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini, orang dapat melakukan kegiatan informal dalam

kegiatan sehari-hari. Metode penelitian terbagi menjadi dua, yaitu metode penelitian kuantitatif dan

kualitatif. Metode kuantitatif mempunyai ciri khas angka, atau perhitungan.

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam

penelitian kualitatif,  adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, penelitian harus memiliki bekal teori

dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti

menjadi lebih jelas.

Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari

masalah. Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara “masalah” dalam penelitian kuantitatif

dan “masalah” dalam penelitian kualitatif. Kalau dalam penelitian kuantitatif, maslah yang akan

dipecahkan melalui penelitian harus jelas, spesifik dan dianggap tidak berubah. Tetapi dalam

peneltian kualitatif, masalah yang dibawa oleh peneliti masih remang-remang. Oleh karena itu,
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang atau berganti

setelah peneliti berada di lapangan.

Penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif

digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami

interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti

sejarah perkembagan.

Lebih jelasnya penjelasan tersebut akan dijabarkan dalam makalah ini. Dengan judul

“Penelitian Kualitatif”.

2.   Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas yaitu :

1. Apa Pengertian Penelitian Kulitatif?

2. Bagaimana Karakteristik Penelitian Kualitatif?

3. Bagaimana ciri-ciri dan langkah-langkah penelitian kualitatif?

3.        Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian, yaitu untuk

mendeskripsikan:

1.        Pengertian penelitian kualitatif.

2.        Karakteristik penelitian kualitatif.

3.        Ciri-ciri dan langkah-langkah penelitian kualitatif.

4.        Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:

1.        Sebagai referensi para pembaca dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian

kualitatif.

2.        Menambah wawasan dalam bidang penelitian, khususnya penelitian kualitatif.


3.        Dapat membedakan penelitian kualitaif dengan metode penelitian yang lainnya.

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian metode penelitian kualitatif

Metodologi penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya

belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme.

Metode ini disebut disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni

(kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih

berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan.

Metodologi penelitian kualitatif juga sering disebut metode penelitian naturalistik karena

penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode

etnoghrapi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang

antropologi budaya; disebut juga sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul analisisnya

lebih bersifat kualitatif.

Bogdan dan taylor mendefinisikan “metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati. Sedangkan kirk dan miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi

tertentu dalam ilmu pengtahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada

manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam

bahasannya dan dalam peristilahannya.

Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu

peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan

wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi

sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
luas dan mendalam terhadap situasi sosial pendidikan yang diteliti, maka teknik pengumpulan data

bersifat trianggulasi, yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara gabungan atau

simultan.

Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan

dilapangan dan dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Metode kualitatif digunakan untuk

mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang

sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak. Oleh karena itu

dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada

makna. Generalisasi dalam penelitian kualitatif dinamakan transferability.

Objek penelitian kualitatif adalah seluruh bidang/aspek kehidupan manusia, yakni manusia

dan segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Objek itu diungkapkan kondisinya sebagaimana

adanya atau dalam keadaan sewajarnya (natural setting), mungkin berkenaan dengan aspek/bidang

kehidupannya yang disebut ekonomi kebudayaan, hukum, administrasi, agama dan sebagainya. Data

kualitatif tentang objeknya dinyatakan dalam kalimat, yang pengolahannya dilakukan melalui proses

berpikir (logika) yang bersifat kritik, analitik/sintetik dan tuntas.

Penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk

mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berfikir induktif. Dalam penelitian ini,

peneliti terlibat dalam situasi dan setting fenomenanya yang diteliti. Peneliti diharapkan selalu

memusatkan perhatian pada kenyataan atau kejadian dalam konteks yang diteliti. Setiap kejadian

merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan yang lain karena ada perbedaan konteks.

Para peneliti lebih senang menghubungi beberapa informan kunci dari suatu komunitas.

Jumlah informan yang dijadikan responden jumlahnya dapat dikatakan relatif kecil sekali. Sebagai

konsekuensinya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para peneliti relatif mendalam sekali.

Kesediaan informan untuk mau menghabiskan waktunya berjam-jam dalam beberapa hari sering

menjadi pertanda berhasilnya proses wawancara.

Tugas peneliti adalah mengumpulkan data dan menyajikannya sedemikian rupa sehingga

para informan dibiarkan berbicara sendiri. Tujuannya adalah untuk membuat laporan apa adanya
dengan sedikit atau tanpa interpretasi atau campur tangan atas kata-kata lisan informan dan

dengnan sedikit atau tanpa penafsiran atas pengamatan yang dilakukan oleh para peneliti sendiri.

Walau kelompok peneliti ini berpendapat bahwa pandangan informan tentang realitas tidak

mencerminkan ”kebenaran”, namun pendapat subjek dilaporkan secara spontan dan penuh makna.

Penelitian kualitatif umumnya digunakan dalam dunia ilmu-ilmu sosial dan budaya

misalnya penelitian kebijakan, ilmu politik, administrasi, psikologi komunitas dan sosiologi,

organisasi dan manajemen, bahkan sampai pada perencanaan kota dan perencanaan regional.

Menurut Miles dan Hubermen bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertitik tolak

dari realitas dengan asumsi pokok bahwa tingkah laku manusia mempunyai makna bagi pelakunya

dalam konteks tertentu. Sehingga ada tiga aspek pokok yang harus dipahami:

1.        Pada dasarnya manusia selalu bertindak sesuai dengan makna terhadap semua yang ditemui dan

dialami di dunia ini.

2.        Makna yang ditemui dan dialami timbul dari interaksi antar individu.

3.        Manusia selalu menafsirkan makna yang ditemui dan dialami sebelum ia bertindak, tindakan yang

dijalankan sejalan dengan makna terhadap barang yang digunakan.

Menurut Strauss dan Corbin menyatakan bahwa seseorang yang melakukan penelitian

kualitatif memiliki beberapa alasan. Pertama, adalah alasan demi kemantapan peneliti berdasarkan

pengalaman penelitiannya. Beberapa peneliti yang memiliki latar belakang bidang pengetahuan

seperti antropologi, atau yang terkait dengan orientasi filsafat seperti fenomenologi, biasanya

dianjurkan untuk menggunakan metode kualitatif.

Kedua, adalah alasan untuk tidak terjebak pada angka-angka hasil pengolahan dengan

menggunakan teknik statistik yang cenderung berlaku untuk populasi. Ketiga, adalah alasan dari sifat

masalah yang diteliti. Dalam beberapa bidang studi, pada dasarnya lebih tepat digunakan jenis

penelitian kualitatif. Contoh dari penelitian semacam ini adalah penelitian untuk mengungkap sifat

pengalaman seseorang dengan fenomena seperti sakit, berganti agama, ketagihan obat, kehidupan

pengemis , dan pola partisipasi wanita bekerja di luar rumah.


Penelitian kualitatif menuntut keteraturan, ketertiban dan kecermatan dalam berpikir,

tentang hubungan data yang satu dengan data yang lain dan konteksnya dalam masalah yang akan

diungkapkan. Beberapa alasan mengenai maksud dilakukannya penelitian kualitatif:

1.        Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilanng seperti yang dialami oleh penelitian

kuantitatif, sehingga intisari konsep yang ada dalam data dapat diungkap.

2.        Untuk menanggulangi kecenderungan menggali data empiris dengan tujuan membuktikan

kebenaran hipotesis berdasarkan berpikir deduktif seperti dalam penelitian kuantitatif.

3.        Untuk menanggulangi kecenderungan pembatasan variabel yang sebelumnya, seperti dalam

penelitian kuantitatif, padahal permasalahan dan variabel dalam masalah sosial sangat kompleks.

4.        Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian kuantitatif yang

menggunakan pengukuran enumirasi (perhitungan) empiris, padahal inti sebenarnya berada pada

konsep-konsep yang timbul dari data.

B.       Karakteristik umum penelitian kualitatif

Dari hasil penelaahan pustaka yang dilakukan Moleong atas hasil dari mensintesakan

pendapatnya Bogdan dan Biklen (1982:27-30) dengan Lincoln dan Guba (1985:39-44) ada sebelas

karakteristik penelitian kualitatif, yaitu:

1.        Penelitian kualitatif mennggunakan latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan (enity).

2.        Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri atau dengan bantuan orang

lain.

3.        Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif.

4.        Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif.

5.        Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif yang berasal dari

data.

6.        Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar) bukan angka-angka.

7.   Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil.


8.        Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang timbul

sebagai masalah dalam penelitian.

9.        Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas dan objektivitas dalam versi lain

dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik.

10.    Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan

lapangan (bersifat sementara).

11.    Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan

dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data.

Sama halnya dengan Hadi dan Haryono (1998) mengklasifikasikan karakteristik penelitian

kualitatif, yaitu:

1.    Latar alamiah

a.       Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan

b. Peneliti memasuki dan melibatkan sebagian waktunya di sekolah, keluarga, tetangga dan

lokasi lainnya untuk meneliti maslaah pendidikan atau sosiologi

2.    Manusia sebagai alat (instrumen)

Peneliti/ dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama.

3.    Metode kualitatif

a.       Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda

b. Menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden

c. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penyamaan

pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi

4.        Analisis data secara induktif

a.       Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagian yang terdapat dalam

data
b. Lebih dapatmenguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan

tentang dapat-tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya

c. Analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-

hubungan

d. Dapat memperhitunngkan nilai-nilai secara eksplisit sehingga bagian dari struktur analitik

5.        Teori dari dasar

6.        Deskriptif

7.    Lebih mementingkan proses daripada hasil

8.    Adanya batas yang ditentukan oleh fokus

9.    Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data

10.  Desain yang bersifat sementara

Dari referensi yang lain, ada pula yang mengemukakan lima ciri pokok karakteristik metode

penelitian kualitatif yaitu:

1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data

            Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Peristiwa-

peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif.

Peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu

interaksi berlangsung di tempat kejadian. Peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber

yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat

itu segera disusun saat itu pula. Apa yang diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan

di mana tingkah laku berlangsung.

2. Memiliki sifat deskriptif analitik

            Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan,

hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi

penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis data

dengan memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar
data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan

mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data

pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena

terjadi. Untuk itu peneliti dituntut memahami dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga

dapat memberikan justifikasi mengenai konsep dan makna yang terkandung dalam data.

3. Tekanan pada proses bukan hasil

            Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. Data dan informasi yang

diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana untuk mengungkap proses

bukan hasil suatu kegiatan. Apa yang dilakukan, mengapa dilakukan dan bagaimana cara

melakukannya memerlukan pemaparan suatu proses mengenai fenomena tidak dapar dilakukan

dengan ukuran frekuensinya saja. Pertanyaan di atas menuntut gambaran nyata tentang kegiatan,

prosedur, alasan-alasan, dan interaksi yang terjadi dalam konteks lingkungan di mana dan pada saat

mana proses itu berlangsung. Proses alamiah dibiarkan terjadi tanpa intervensi peneliti, sebab

proses yang terkontrol tidak akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Peneliti tidak perlu

mentaransformasi data menjadi angka untuk mengindari hilangnya informasi yang telah diperoleh.

Makna suatu proses dimunculkan konsep-konsepnya untuk membuat prinsip bahkan teori sebagai

suatu temuan atau hasil penelitian tersebut.

4. Bersifat induktif

            Penelitian kualitatif sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori,

tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu

proses atau penemuan yang tenjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan

melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut. Kesimpulan atau

generalisasi kepada lebih luas tidak dilakukan, sebab proses yang sama dalam konteks lingkungan

tertentu, tidak mungkin sama dalam konteks lingkungan yang lain baik waktu maupun tempat.

Temuan penelitian dalam bentuk konsep, prinsip, hukum, teori dibangun dan dikembangkan dari

lapangan bukan dari teori yang telah ada. Prosesnya induktif yaitu dari data yang terpisah namun

saling berkaitan.
5. Mengutamakan makna

            Penelitian kualitatif mengutamakan makna. Makna yang diungkap berkisar pada persepsi

orang mengenai suatu peristiwa. Misalnya penelitian tentang peran kepala sekolah dalam

pembinaan guru, peneliti memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang

dibinanya. Peneliti mencari informasi dari kepala sekolah dan pandangannya tentang keberhasilan

dan kegagalan membina guru. Apa yang dialami dalam membina guru, mengapa guru gagal dibina,

dan bagaimana hal itu terjadi. Sebagai bahan pembanding peneliti mencari informasi dari guru agar

dapat diperoleh titik-titik temu dan pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan kepala

sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan (kepala sekolah dan guru) diungkap oleh peneliti agar

dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara sahih dan tepat.

C.   Ciri-ciri Penelitian Kualitatif

 Menurut Hadi dan Haryono (1998) menyatakan bahwa ciri-ciri penelitian kualitatif, antara

lain :

1.        Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung

2.        Manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpulan data

3.        Analisis data dilakukan secara induktif

4.        Penelitian bersifat deskriptif analitik (data berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan

dalam bentuk bilangan/ angka statistik

5.        Tekana penalitian berada pada proses, penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses

daripada hasil.

6.        Pembatasan penelitian berdasarkan fokus

7.        Perencanaan bersifat lentur dan terbuka

8.        Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama

9.        Pembentukan teori berasal dari dasar

10.    Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif


11.    Teknik sampling cenderung bersifat purposive

12.    Penelitian bersifat menyeluruh (holistik)

13.    Makna sebagai perhatian utama penelitian

 D. Langkah-Langkah Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif memiliki susunan langkah-langkah sebagai berikut:

1.        Memilih masalah

2.        Studi pendahuluan

3.        Merumuskan masalah

4.        Merumuskan hipotesis

5.        memilih pendekatan

6.        Menentukan variabel dan sumber data

7.        Menentukan dan menyusun instrumen

8.        Mengumpulkan data

9.        Analisis data

10.    Menarik kesimpulan

11.    Menulis laporan

Prosedur dan tahap-tahap yang harus dilalui apabila melakukan penelitian kualitatif adalah

sebagai berikut:

1.    Menetapkan Fokus Penelitian

Prosedur penelitian kualitatif mendasarkan pada logika berpikir induktif sehingga

perencanaan penelitianya bersifat sangat fleksibel, penelitian kualitatif harus melalui tahap-tahap

dan prosedur penelitian yang telah ditetapkan. Hal pertama yang dilakukan sebelum memulai

seluruh tahap penelitian kualitatif adalah menetapkapkan research question, yang dalam penelitian


kualitatif disebut sebagai fokus penelitian adalah pertanyaan tentang hal-hal yang ingin dicari

jawabanya melalui penelitian tersebut.

2.    Menentukan Setting Dan Subjek Penelitian

Setting penelitian dalam penelitian kualitatif merupakan hal yang sangat penting dan telah

ditentukan ketika menempatkan fokus penelitian. Setting dan subjek penelitian merupakan suatu

kesatuan yang telah ditentukan sejak awal penelitian. Setting penelitian ini menunjukan komunitas

yang akan diteliti dan sekaligus kondisi fisik dan sosial mereka. dalam penelitian kualitatif setting

penelitian akan menunjukan lokasi penelitian yang langsung melekat pada fokus penelitian yang

telah ditetapkan sejak awal. Setting penellitian ini tidak dapat diubah kecuali fokus penelitianya

diubah.

Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja.

Subjek penelitian ini menjadi informan yanga akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan

selama proses penelitian.informan penelitian ini meliputi beberapa macam, seperti: (1) informan

kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam

penelitian, (2) informan utama, yaitu mereka yang terlihat langsung dalam interaksi sosial yang

diteliti; (3) informan tambahan, mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung

terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

3.    Pengumpulan Data, Pengolahan Data, Dan Analisis Data

Pengolahaan data dan analisis data dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian.

Dalam penelitian kualitatif pengolahan data tidak harus dilakukan setelah data terkumpul, atau

analisis data tidak mutlak dilakukan setelah pengolahan data selesai. Dalam hal ini sementara data

dikumpulkan, peneliti dapat mengolah dan melakukan analisis data secara bersamaan. Sebaliknya,

pada saat menganalisis data, peneliti dapat kembali lagi kelapangan untuk memperoleh tambahan

data yang dianggap perlu dan mengolahnya kembali.

Pengolahan data dilakukan dengan cara mengklarifikasi atau mengkategorikan data berdasarkan

beberapa tema sesuai fokus penelitianya. Bila penelitian tersebut untuk membentuk proposisi-
proposisi atau teori, maka analisis data secara induktif dapat dilakukan melalui beberapa tahap,

seperti yang dilakukan (Taylor dan Bogdan, 1984:127) dalam grounded research sebagai berikut:

1.      Membuat definisi sementara tentang gejala yang dipelajari

2.      Rumuskan suatu hipotesisuntuk menjelaskan gejala tersebut

3.      Pelajari suatu kasus untuk melihat kecocokan antara kasus ddan hipotesis

4.      Jika hipotesis tidak rumuskan kasus, rumuskan kembali hipotesis gejala yang dipelajari

5.      Pelajari kasus-kasus negative untuk menolak hipotesis

6.      Bila ditemui kasus negative, formuasikan kembali hipotesis gejala

7.      Lanjutkan sampai hipotesis benar-benar diterima dengan cara menguji kasus-kasus yang bervariasi.

4.    Penyajian Data

Prinsip dasar penyajian data adalah membagi pemahaman kita tentang sesuatu hal yang

pada orang lain. Oleh Karena itu data yang diperoleh adalah kata-kata dan bukan bentuk angka,

sering kali data adalah sebuah kutipan langsung dari kata-kata terwawancara. Hasil penelitian

kualitatif juga dapat disajikan dalam bentuk life History, yaitu deskripsi tentang peristiwa dan

pengalaman penting dari kehidupan atau beberapa bagian pokok dari kehidupan seseorang dengan

kata-katanya sendiri.
BAB III

PENUTUP

A.      Simpulan

Penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk

mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berfikir induktif. Dalam penelitian ini,

peneliti terlibat dalam situasi dan setting fenomenanya yang diteliti. Peneliti diharapkan selalu

memusatkan perhatian pada kenyataan atau kejadian dalam konteks yang diteliti.

Dalam penelitian kualitatif peneliti melaksanakan kegiatan penelitian secara objektif

terhadap kenyataan subjektif yang diteliti. Dalam hal ini subjektifitas berlaku terhadap kenyataan

yang diteliti, dalam arti kenyataan tersebut dilihat dari sudut mereka yang diteliti.

Penelitian kualitatif lebih mementingkan ketepatan dan kecukupan data. Penekanan dalam

kualitatif adalah validitas data, yaitu kesesuaian antara apa yang dicatat sebagai data dan apa yang

sebenarnya terjadi pada latar yang diteliti.

B.       Saran

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan

dari segi penulisan. Kami berharap makalah ini tetap memberikan manfaat bagi para pembaca untuk

dijadikan sebagai referensi. Namun, saran dan kritik yang sifatnya membangun dengan tangan

terbuka kami terima demi kesempurnaan makalah di masa yang akan datang.

 DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Azis. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Bogdan dan Biklen. 1984. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bogor:

Hadi, Amirul. 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Hasan, Alwi. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Dalam Penelitian. Bandung: ALVABETA.

Sugiyono. 1992. Model Alternatif Sistem dan Manajemen Pendidikan untuk Menyiapkan Tenaga Kerja
Industri Permesinan Modern.  Yogyakarta : Laporan Penelitian, Fakultas Teknik Universitas Negeri.

-----------. 2004. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

-----------. 2013. Metode Penelitian Pendidikan.  Bandung: Alfabeta.

Syamsuddin. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosda.

Taylor dan Bogdan. 1984. Bentuk Penelitian Kualitatif Teori Dalam Penelitian Kualitatif. jakarta: Mizan
Pustaka

Uma, Sekaran. 1998.  ResearchMethods for bussines.  Soutern Illinois :University at Carbondale

yang dijadikan sebagai sumber data.[2]

C.    Kapan metode kualitatif digunakan ?

Metode kuantitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda bila dibandingkan dengan
metode kuantitatif

1.      Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin masih gelap. Kondisi
semacam ini cocok diteliti dengan metode kualitatif, karena peneliti kualitatif akan masuk ke objek,
melakukan penjelajahan dengan grand tour question, sehingga masalah akan dapat ditemukan
dengan jelas. Melalui penelitian model ini, peneliti akan melakukan eksplorasi terhadap suatu objek.
2.      Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa difahami
berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan orang sering
mempunyai makna tertentu. Sebagai contoh, orang yang menangis, tertawa, cemberut,
mengedipkan mata, memiliki makna tertentu. Menurut penelitian kuantitatif, cinta suami kepada
istri dapat diukur dari banyaknya sehari dicium. Menurut penelitian kualitatif, semakn banyak suami
mencium istri, maka malah menjadi tanda tanya, janga-jangan hanya pura-pura. Data untuk mencari
makna dari setiap perbuatan tersebut hanya cocok ditelitidenan metode kualitatif, denan teknik
wawancara mendalam dan observasi berperan serta dan doumentasi.

3.      Untuk memahami interaksi sosial.

4.      Memahami perasaan orang

5.      Untuk mengembangkan teori. Dengan metode kualitatif peneliti pada tahap awalnya melakukan
penjelajahan, selanjutnya melakukan pengumpulan data yang mendalam sehingga dapat ditemukan
hipotesis yang berupa hubungan antar gejala. Hipotesis tersebut selanjutnya diverivikasi dengan
pengumpulan data yang lebih mendalam. Bila hipoteis terbukti, maka akan menjadi tesis atau teori.

6.      Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan kebenarannya. Dengan
metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan data secara triangulasi/gabungan, maka kepastian
data akan lebih terjamin.

7.      Meneliti sejarah perkembangan. Dengan menggunakan data dokumentasi, wawancara mendalam


kepada pelakuatau orang yang dipandang tahu, maka sejarah perkembangan kehidupan seseorang,
dapat dilacak.[3]

D.    Tujuan penelitian kualitatif

Prof. mudjia rahardjo mengatakan dalam situsnya http://mudjiarahardjo.com “Tujuan utama


penelitian kualitatif adalah untuk memahami (to understand) fenomena atau gejala sosial dengan
lebih menitik beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada
memerincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Harapannya ialah diperoleh pemahaman
yang mendalam tentang fenomena untuk selanjutnya dihasilkan sebuah teori. Karena tujuannya
berbeda dengan penelitian kuantitatif, maka prosedur perolehan data dan jenis penelitian kualitatif
juga berbeda.”

E.     MACAM-MACAM METODE KULAITATIF

Menurut Cresswell (2009), metode penelitian kualitatif dibagi menjadi lima macam, yaitu :

1.       Phenomenological Research

.  Fenomenalogis, adalah merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, di mana peneliti melakukan
pengumpulan data dengan observasi partisipan untuk mengetahui fenomena esensial partisipan
dalam pengalaman hidupnya.

2.       Grounded Theory

.  Teori Grounded adalah merupakan salah satu jenis penelitian di mana peneliti dapat menarik
generalisasi (apa yang diamati secara induktif), teori yang abstrak tentang proses, tindakan atau
interaksi berdasarkan pandangan dari partisipan yang diteliti.

3.       Ethnography
  Etnografi merupakan salah satu metode penelitian, di mana peneliti melakukan studi terhadap
budaya kelompok dalam kondisi alamiah melalui observasi dan wawancara.

4.       Case Studies

.  Studi kasus adalah merupakan salah satu jenis penelitian dimana peneliti melakukan eksplorasi
secara mendalam terhadap program, kejadian, proses, aktivitas, terhadap satu atau lebih orang,.
Suatu kasus terikat oleh waktu dan aktivitas, peneliti melakukan pengumpulan data secara
mendetail dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data yang berkesinambungan.

5.       Narrative Research

  Penelitian naratif adalah salah satu jenis penelitian dimana peneliti melakukan study terhadap satu
orang individu atau lebih untuk memperoleh data tentang sejarah perjalanan dalam kehidupannya.
Data tersebut selanjutnya oleh peneliti disusun menjadi laporan naratif dan memiliki kronologi.[4]

A. Fenomenologi
Jenis Metode Penelitian Kualitatif yang pertama adalah fenomenologi. Kata fenomenologi
Berasal kata dari bahasa Yunani, phainomenon yang berarti penampakan diri dan logos yang
berarti akal, studi fenomenologi merupakan penelitian yang mengkhususkan pada fenomena
dan realitas yang tampak untuk mengkaji penjelasan di dalamnya. Fenomenologi sendiri
memiliki dua makna yaitu sebagai filsafat sains dan juga metode penelitian, yang bertujuan
mencari arti atau makna dari pengalaman yang ada dalam kehidupan.
Fenomenologi akan menggali data untuk menemukan makna dari hal-hal mendasar dan
esensial dari fenomena, realitas, atau pengalaman yang dialami oleh objek penelitian. (Baca
juga: Teori Fenomenologi)

Penelitian fenomenologi dapat dimulai dengan memperhatikan dan menelaah fokus fenomena
yang hendak diteliti, yang melihat berbagai aspek subjektif dari perilaku objek. Kemudian,
peneliti melakukan penggalian data berupa bagaimana pemaknaan objek dalam memberikan
arti terhadap fenomena terkait. Penggalian data ini dilakukan dengan melakukan wawancara
mendalam kepada objek atau informan dalam penelitian, juga dengan melakukan observasi
langsung mengenai bagaimana objek peneltiian menginterpretasikan pengalamannya kepada
orang lain.

B. Etnografi
Berangkat dari dasar ilmu antropologi atau kajian budaya, etnografi merupakan metode
penelitian yang melihat kajian bahasa dalam perilaku sosial dan komunikasi masyarakat dan
bagaimana bahasa tersebut diterapkan berdasarkan konsep budaya yang terkait. Kajian
etnografi memiliki dua dasar konsep yang menjadi landasan penelitian, yaitu aspek budaya
(antropologi) dan bahasa (linguistik), dimana bahasa dipandang sebagai sistem penting yang
berada dalam budaya masyarakat. (Baca juga: Etnografi Komunikasi)

Metode penelitian etnografi memiliki tujuan untuk mengkaji bentuk dan fungsi bahasa yang
tersedia dalam budaya serta digunakan untuk berkomunikasi individu di dalamnya, serta
melihat bagaimana bentuk dan fungsi bahasa tersebut menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat. Selain itu, metode etnografi juga menginterpretasikan kelompok sosial, sistem
yang berlaku dan peran yang dijalankan, serta interaksi sosial yang terjadi dalam suatu
masyarakat. Metode etnografi biasanya digunakan untuk berfokus pada kegiatan atau ritual
tertentu dalam masyarakat, bahasa, kepercayaan, cara-cara hidup, dan lain sebagainya.

C. Studi Kasus
Sesuai dengan namanya, metode penelitian studi kasus meneliti suatu kasus atau fenomena
tertentu yang ada dalam masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari
latar belakang, keadaan, dan interaksi yang terjadi. Studi kasus dilakukan pada suatu kesatuan
sistem yang bisa berupa suatu program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang
ada pada keadaan atau kondisi tertentu.

Karena khusus meneliti suatu hal atau sistem tertentu, penelitian studi kasus bukanlah
dilakukan untuk menarik kesimpulan terhadap fenomena dari suatu populasi atau kumpulan
tertentu melainkan khusus untuk kejadian atau fenomena yang diteliti saja. (Baca
juga: Konvergensi Media)

Meski mencakup satu kesatuan sistem, penelitian studi kasus tidak harus meneliti satu orang
atau idnividu saja, namun bisa dengan beberapa orang atau objek yang memiliki satu
kesatuan fokus fenomena yang akan diteliti. Untuk mendapatkan data yang mendalam,
penelitian studi kasus menggunakan teknik wawancara, observasi, sekaligus studi
dokumenter yang kemudian akan dianalisis menjadi suatu teori. Studi kasus akan memahami,
menelaah, dan kemudian menafsirkan makna yang didapat dari fenomena yang diteliti
tersebut.

D. Metode Historis
Penelitian selanjutnya adalah metode historis, yaitu penelitian yang memiliki fokus penelitian
berupa peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu dan melakukan rekonstruksi masa lalu denga
sumber data atau saksi sejarah yang masih ada hingga saat ini. Sumber data tersebut bisa
diperoleh dari berbagai catatan sejarah, artifak, laporan verbal, maupun saksi hidup yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenaran persaksiannya. Karena mengkaji peristiwa yang
sudah berlalu, ciri khas dari penelitian historis adalah waktu; dimana fenomena dilihat
perkembangan atau perubahannya berdasarkan pergeseran waktu. (Baca juga: Nilai Berita)

Ciri lain dari metode historis adalah kajian penelitian lebih banyak bergantung pada data
observasi orang lain yang sudah terlebih dahulu melakukan penelitian, bukan hanya data
observasi milik peneliti itu sendiri. Selain itu, sumber data yang digunakan haruslah bersifat
objektif, sistematis, akurat, serta otentik yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
serta berasal dari sumber yang tepat. Karena metode historis memiliki konse dasar waktu,
perlu diperhatikan dengan lebih teliti mengenai urutan peristiwa dan waktu-waktunya dengan
detail dan jelas.

E. Metode Teori Dasar (Grounded Theory)


Jenis Metode Penelitian Kualitatif lainnya ada Metode Teori Dasar. Metode teori dasar
merupakan penelitian yang dilakukan untuk menemukan suatu teori atau menguatkan teori
yang sudah ada dengan mengkaji prinsip dan kaidah dasar yang ada lalu dibuat kesimpulan
dasar yang membentuk prinsip dasar dari suatu teori. Dalam melakukan metode ini, peneliti
perlu memilah mana fenomena yang dapat dikatakan fenomena inti dan mana yang bukan
untuk dapat diambil dan dibentuk suatu teori.
Pengumpulan data metode teori dasar ini dilakukan dengan studi lapangan, observasi,
pembandingan antara kategori, fenomena, dan situasi berdasarkan berbagai penilaian, seperti
kajian induktif, deduktif, dan verifikasi hingga datanya bersifat jenuh. (Baca juga: Teori
Agenda Setting)

Tujuan Penelitian Kualitatif

Macam-macam Penelitian Kualitatif – Ada beberapa macam penelitian kualitatif, silahkan anda simak
pembahasan di bawah ini untuk macam-macam penelitian kualitatif:

 ETNOGRAFI (ETHNOGRAPHY)

            Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok social. Etnografi
juga merupakan studi yang sangat mendalam tentang perilaku yang terjadi secara alami di sebuah
budaya atau sebuah kelompok sosial tertentu untuk memahami sebuah budaya tertentu dari sisi
pandang pelakunya. Para ahli menyebutnya sebagai penelitian lapangan, karena memang 
dilaksanakan di lapangan dalam latar alami. Peneliti mengamati perilaku seseorang atau kelompok
sebagaimana apa adanya. Peneliti meneliti cirri khas dan kebiasaan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat.

Data diperoleh dari observasi sangat mendalam sehingga memerlukan waktu berlama-lama di
lapangan, wawancara dengan anggota kelompok budaya secara mendalam, mempelajari dokumen
atau artifak secara jeli. Tidak seperti jenis penelitian kualitatif yang lain dimana lazimnya data
dianalisis setelah selesai pengumpulan data di lapangan, data penelitian etnografi dianalisis di
lapangan sesuai konteks atau situasi yang terjadi pada saat data dikumpulkan. Penelitian etnografi
bersifat antropologis karena akar-akar metodologinya dari antropologi. Para ahli pendidikan bisa
menggunakan etnografi untuk meneliti tentang pendidikan di sekolah-sekolah pinggiran atau sekolah-
sekolah di tengah-tengah kota.

Artinya etnografi ini lebih terkhusus kepada apa yang menjadi pedoman bagi masyarakat dan
dinamika-dinamika social yang ada di masyarakat. Seperti yang dikatakan bahwa etnografi cocok
digunakan di bidang pendidikan, karena sekolah-sekolah mempunyai satu cirri khas tersendiri artinya
sekolah memiliki kebudayaan tersendiri yang tidak melupakan kebudayaan yang ada didaerah
setempatnya.

Tujuan utama etnografi adalah memahami pandangan atau cara hidup seseorang atau sekelompok
orang dalam keadaan yang sesungguhnya. Di samping itu, digunakannya metode etnografi karena
peneliti ingin belajar dari kehidupan manusia secara utuh. Bertolak dari tujuan etnografi tersebut,
maka ada tiga cirri penting mengapa peneliti harus memilih metode etnografi, yaitu (1) ingin
memahami pandangan hidup orang atau sekelompok orang, (2) ingin memahami keaslian atau
kewajaran dalam semua aspek kehidupan manusia, dan (3) sebagai alat belajar dari manusia atau
orang lain yaitu subjek yang diteliti.

Prosedur penelitian etnografi bisa disamakan dengan prosedur penelitian kualitatif pada umumnya.
Diawalai dari penjajakan lapangan, menemukan fokus, dan seterusnya sampai dengan pengumpulan
data yang menggunakan teknik pengamatan berperan serta (participant-observation) dan wawancara
mendalam (indepth interviewing). Pengamatan berperan serta merupakan teknik yang digunakan oleh
para ahli antropologi atau ahli etnografi yang mempelajari atau meneliti berbagai suku bangsa atau
kelompok suku bangsa yang berbeda-beda.

Begitu juga dengan wawancara mendalam, merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti
bersamaan atau terintegrasi dengan pengamatan berperan serta. Digunakannya wawancara
mendalam dimaksudkan untuk mendapatkan dan menemukan apa yang terdapat di dalam pikiran
orang lain. Adapun penelitian etnografi biasanya bersifat siklus yang meliputi: Pemilihan penelitian
etnografi, pengajuan pertanyaan etnografi, pengumpulan data etnografi, pembuatan suatu rekaman
etnografi, analisis data etnografi dan penulisan sebuah etnografi.

 STUDI KASUS (CASE STUDIES)

            Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu
organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu. Tujuannya untuk
memperoleh diskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas. Studi kasus menghasilkan data
untuk selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan teori. Sebagaimana prosedur perolehan data
penelitian kualitatif, data studi kasus diperoleh dari wawancara, observasi, dan arsif. Studi kasus bisa
dipakai untuk meneliti sekolah di tengah-tengah kota di mana para siswanya mencapai prestasi
akademik luar biasa.

Studi kasus dapat juga digunakan untuk meneliti bagaimana aspek psikologis siswa yang
bermasalah. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu contoh studi kasus yang saat ini
banyak di gunakan oleh guru untuk meneliti siswa-siswanya. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan
tempat dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa atau individu. Pada penelitian studi kasu
juga terdapat 3 (tiga) tujuan yaitu:

Baca Juga:   Uji T Satu Sampel dan Dua Sampel

1. Studi kasus intrinsik, yaitu studi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari kasus
yang khusus, hal ini disebabkan karena seluruh kekhususan dan keluarbiasaan kasus itu
sendiri menarik perhatian. Tujuan studi kasus intrinsik bukan untuk memahami suatu
konstruksi abstrak atau konstruksi fenomena umum seperti kemampuan membaca (literacy),
penggunaan obat-obatan oleh remaja atau apa yang harus dilakukan oleh kepala sekolah.
Tujuannya bukan untuk membangun teori, meskipun pada waktu lain peneliti mungkin
mengerjakan hal tersebut. Studi dilakukan karena ada minat intrinsik di dalamnya, sebagai
contoh anak luar biasa, konferensi, klinik, atau kurikulum.
 
2. Studi kasus instrumental (instrumental case study), adalah kasus khusus yang diuji untuk
memberikan pemahaman yang mendalam tentang suatu masalah (issue) atau untuk
memperbaiki teori yang telah ada. Walaupun studi kasus ini kurang diminati, ia memainkan
peran yang mendukung, memasilitasi pemahaman terhadap sesuatu yang lain (minat
eksternal). Kasusnya dilihat secara mendalam, dan konteksnya diteliti secara cermat,
aktivitas-aktivitas untuk mendalami kasus tersebut dilakukan secara rinci, karena kasus ini
membantu pemahaman tentang ketertarikan dari luar (minat eksternal). Dasar pemilihan
mendalami kasus ini dikarenakan kasus ini diharapkan dapat memperluas pemahaman
peneliti tentang minat lainnya. Hal ini disebabkan karena para peneliti bersama-sama
mempunyai beberapa minat yang selalu berubah-ubah yang tidak membedakan studi kasus
intrinsik dari studi kasus instrumental dan bertujuan memadukan keterpisahan di antara
keduanya.
 
3. Studi kasus kolektif (collective case study), yaitu penelitian terhadap gabungan kasus-kasus
dengan maksud meneliti fenomena, populasi, atau kondisi umum. Ini bukan merupakan
kumpulan studi instrumental yang diperluas pada beberapa kasus. Studi kasus kolektif
memerlukan kasus-kasus individual dalam kumpulan kasus-kasus diketahui lebih dahulu
untuk mendapatkan karakteristik umum. Kasus-kasus individual dalam kumpulan kasus-
kasus tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama atau berbeda, masing-masing mempunyai
kelebihan dan bervariasi. Kasus-kasus tersebut dipilih karena dipercaya bila memahami
kasus-kasus tersebut akan menghasilkan pemahaman yang lebih baik, penyusunan teori
yang lebih baik tentang kumpulan kasus-kasus yang lebih luas. Selanjutnya mengenai studi
kekhususan, Stake menjelaskan bahwa peneliti kasus mencari tahu tentang apa yang bersifat
umum dan apa yang bersifat khusus dari kasus tersebut, tetapi hasil akhir dari kasus tersebut
biasanya menampilkan sesuatu yang unik.

Sedangkan untuk macam-macam penelitian studi kasus sendiri dibagi menjadi:

a. Studi kasus berdasarkan strategi pengungkapan dan tujuan pelapornya

1. Studi Kasus Eksploratoris (Exploratory Case Study)


2. Studi Kasus Eksplanatoris (Explanatori Case Study)
3. Studi Kasus Deskriptif (Descriptive Case Study)

b. Studi kasus berdasarkan jumlah kasusnya

1. Studi Kasus Tunggal (Individual Case Study)


2. Studi Kasus Ganda/ Multi Kasus (Multiple Case Studies)
3. Studi Multi Situs (Multi Site Studies)

 
Keterangan:

Langkah 1: Menyeleksi topik penelitian

Langkah 2: Menentukan masalah dan fokus penelitian

Langkah 3: Mendesain rancangan

Langkah 4: Mengumpulkan data

Langkah 5: Menganalisis data

Langkah 6: Menggeneralisasikan temuan

Langkah 7: Memvalidasi temuan

Langkah 8: Menulis laporan penelitian

 FENOMENOLOGI

 Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena
pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini
dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami
fenomena yang dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan fenomenologi menunda semua
penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa disebut
epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan
interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan
dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.

Baca Juga:   Pembelajaran Berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS)

 GROUNDED THEORY

Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah individu,
tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang
berhubungan dengan situasi tertentu . Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak, atau
terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded
theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.

Menurut John W. Creswell (2009: 20) grounded theory merupakan strategi penelitian yang di
dalamnya peneliti “memproduksi” teori umum dan abstrak dari suatu proses, aksi, atau interaksi
tertentu yang berasal dari pandangan partisipan. Grounded theory adalah prosedur penelitian
kualitatif untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterpretasikan pola-pola bertingkah laku,
berkeyakinan, dan berbahasa yang diyakini bersama oleh sebuah kelompok kultural tertentu yang
telah bertumbuh-kembang pada jangka waku yang lama.

 PENELITIAN TINDAKAN

Jenis penelitian yang berorientasi pada manfaat praktis dan banyak diterapkan di bidang pendidikan
dikenal denga istilah penelitian tindakan (Action Research). Penelitian tindakan merupakan metode
penelitian yang arahnya membantu para praktisi (guru/ pendidik) untuk mengembangkan
profesionalisme kerjannya. Untuk meningkatkan tanggung jawab keprofesionalan bahwa
guru/pendidik selalu memperbaiki kinerjanya, maka ia harus melakukan penelitian.

Penelitian yang banyak diperlukan oleh guru/ pendidik adalah penelitian yang hasilnya segera dapat
dipraktikkan untuk mengatasi problema profesioanal yang dihadapi sdehari-hari. Oleh karena
orientasinya ingin mendapatkan perbaikan kinerja secara langsung, segera, praktis, maka jenis
penelitian yang banyak digunakan oleh guru adalah penelitian tindakan (banyak dikenal dengan
penelitian tindaka kelas-PTK atau classroom action research). Penelitian tindakan memiliki ciri-ciri
antara lain:

 Bersifat situasional dan konstektual yang terkait dengan upaya mendiagnosis dan
memecahkan masalah dalam konteks tertentu.
 Menggunakan pendekatan yang kolaboratif
 Prosedur penelitian tindakan bersifat on-the-spot, yaitu sengaja dirancang untuk menangani
masalah konkrit yang ada ditempat itu juga.
 Bersifat evaluasi diri (self evaluative)
 Bersifat partisipatori
 Penelitian tindakan dimulai dari hal-hal yang kecil
 Penelitian tindakan bersifat luwes (flexible) dan dapat disesuaikan dengan keadaan.
 Penelitian tindakan dimulai dengan siklus perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Hasil utama dari penelitian tindakan berupa tindakan yang mengarah pada perbaikan dan
peningkatan kualitas kerja professional. Sejalan dengan itu ada banyak tujuan yang bisa dicapai
dngan penelitian tindakan yang akan dikemukakan sebagai berikut:
 Penelitian tindakan untuk perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran.
 Penelitian tindakan untuk mengembangkan  keterampilan guru dalam memecahkan masalah.
 Penelitian tindakan untuk menumbuhkan budaya meneliti sebagai konsekuensi dari tuntutan
pertumbuhan profesionalisme guru.

Prosedur penelitian  tindakan secara singkat menurut Berg (2004) dapat mengikuti prosedur sebagai
berikut: (1) mengembangkan fokus penelitian, (2) merumuskan masalah dan persiapan, (3)
melaksanakan dan mengumpulkkan data, dan (4) menganalisis data dan refleksi. Umumnya
penelitian tindakan mengikuti proses pola seperti spiral yang prosedurnya tergantung model
rancangan yang digunakan oleh peneliti. Menurut Hopkinsn (1993), model yang banyak dipilih peneliti
antara lain model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Tagart, yang meliputi: (1) perencanaan
(planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) observasi (observation), dan (4) refleksi (reflection).

Secara utuh, tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam
bagan, melalui tahap sebagai berikut:

Tahap 1:  Menyusun rancangan dan dikenal dengan perencanaan, yang menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

Baca Juga:   Uji Asumsi Klasik

Tahap 2:  Pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atu penerapan isi rancangan di dalam kancah,
yaitu mengenakan tindakan kelas.

Tahap 3:  Pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan
oleh pengamat.

Tahap 4:  Refleksi, atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
terjadi.
 STUDI HISTORIS (HISTORICAL STUDIES)

Studi historis pada prinsipnya meneliti pada peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Peristiwa-peristiwa
sejarah direka ulang dengan menggunakan sumber data primer berupa kesaksian pelaku sejarah
yang masih ada, kesaksian tak sengaja yang yang tidak dimakasudkan untuk disimpan sebagai
catatan atau rekaman (peninggalan sejarah dan dokumen-dokumen). Jadi penelitian historis adalah
penelitian kejadian pada masa lalu dengan menggunakan analisis logis atau sering disebut sebagai
pola penelitian kesejarahan. Tujuan penelitian sejarah adalah untuk merekontruksi kejadian masa lalu
secara sistematis dan objektif melalui pengumpulan data, evaluasi, verifikasi, dan sintesis data
sehingga dapat ditetapkan kesimpulan.

Penelitian sejarah bertujuan membuat rekontruksi masa latihan secara sistematis dan objektif,
dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, mengverifikasikan serta mensintesiskan bukti-bukti
untuk mendukung bukti-bukti untuk mendukung fakta memperoleh kesimpulan yang kuat. Dimana
terdapat hubungan yang benar-benar utuh antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat secara
kronologis dengan tidak memandang sepotong-sepotong objek-objek yang diobservasi.

a. STUDI DOKUMEN/TEKS (DOCUMENT STUDY)

            Studi dokumen atau teks merupakan kajian yang menitik beratkan pada analisis atau
interpretasi bahan  tertulis berdasarkan  konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang
terpublikasikan, buku teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel, dan
sejenisnya. Untuk memperoleh kredibilitas yang tinggi peneliti dokumen harus yakin bahwa naskah-
naskah itu otentik. Penelitian jenis ini bisa juga untuk menggali pikiran seseorang yang tertuang di
dalam buku atau naskah-naskah yang terpublikasikan. Para pendidik menggunakan metode
penelitian ini untuk mengkaji tingkat keterbacaan sebuah teks, atau untuk menentukan tingkat
pencapaian pemahaman terhadap topik tertentu dari sebuah teks.

Metode dokumenter merupakan salah satu jenis metode yang sering digunakan dalam metodologi
penelitian sosial yang berkaitan dengan teknik pengumpulan datanya. Terutama sekali metode ini
banyak digunakan dalam lingkup kajian sejarah. Namun sekarang ini studi dokumen banyak
digunakan oleh lapangan ilmu sosial lainnya dalam metodologi penelitiannya, karena sebagian besar
fakta dan data sosial banyak tersimpan dalam bahan-bahan yang berbentuk dokumenter. Oleh
karenanya ilmu-ilmu sosial saat ini serius menjadikan studi dokumen dalam teknik pengumpulan
datanya.

            Kajian dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau
informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, iktisar rapat, pernyataan tertulis
kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya. Metode pencarian data ini sangat bermanfaat
karena dapat dilakukan dengan tanpa mengganggu obyek atau suasana penelitian. Peneliti dengan
mempelajari dokumen-dokumen tersebut dapat mengenal budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh
obyek yang diteliti.

Pengumpulan data perlu didukung pula dengan pendokumentasian, dengan foto, video, dan
VCD. Dokumentasi ini akan berguna untuk mengecek data yang telah terkumpul. Pengumpulan data
sebaiknya dilakukan secara bertahap dan sebanyak mungkin peneliti berusaha mengumpulkan.
Penlitian ini dapat pula kita lakukan di bidang pendidikan, misalnya mengkaji kurikulum sekolah, RPP,
dan berkas-berkas yang ada di sekolah tersebut. Keadaan siswa setiap semester pun dapat dilihat
melalui studi dokumen ini.

Demikian ulasan singkat tentang Macam-macam Penelitian Kualitatif semoga dapat menjadi


referensi bagi anda dan bermanfaat bagi anda. Jika ulasan singkat ini dirasa berguna bagi anda
silahkan bagikan/share ulasan ini. Terima kasih telah berkunjung.

Anda mungkin juga menyukai