Anda di halaman 1dari 2

Rancangan faktorial digunakan apabila eksperimen terdiri atas dua faktor

atau lebih. Desain faktorial memungkinkan kita melakukan kombinasi


antar level faktor. Pada tiap kombinasi faktor, jumlah replikasi yang
dilakukan sebanyak n. Dalam desain faktorial, jumlah level di tiap level
faktor dan atau jumlah replikasi yang dilakukan mungkin tidak sama.
Desain faktorial seperti ini sering disebut unbalanced desain faktorial.

Ciri-ciri Desan Rancangan Faktorial

Eksperimen faktorial mempunyai ciri-ciri khusus, diantaranya:

1. Terdiri dari beberapa faktor (perlakuan).


2. Setiap faktor terdiri dari beberapa taraf.
3. Setiap faktor diselidiki secara bersamaan.
4. Penamaan rancangan dengan cara menambahkan perkalian antara
banyak taraf faktor yang satu dengan banyak taraf faktor yang lain.

Jenis-jenis Desain Rancangan Faktorial

1. Rancangan faktorial 2k yaitu analisis rancangan faktorial yang


menyangkut k buah faktorial (perlakuan) dengan tiap faktor hanya
terdiri dari 2 buah taraf atau ulangan. Misalnya desain eksperimen
dengan 2 faktor, A dan B, yang masing-masing terdiri atas 2 taraf
maka akan ditulis sebagai rancangan faktorial 2 2. Jadi jika 3 faktor,
maka 23, dan seterusnya.
2. Rancangan faktorial 3k yaitu analisis rancangan faktorial yang
menyangkut k buah faktor (perlakuan) dengan tiap faktor hanya
terdiri dari 3 buah taraf atau ulangan.

Rancangan faktorial tersarang yaitu analisis dengan sifat bahwa taraf faktor
yang satu tersarang dalam faktor lain sehingga tidak akan terjadi interaksi
antara 2 faktor. Karenanya jika faktor A yang bertaraf a buah dan faktor B
yang bertaraf b buah membentuk suatu eksperimen tersarang, tidak akan
diperoleh suku interaksi AB dalam model matematisnya

Desain faktorial merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu


dengan memperhatikan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
perlakuan (Variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Paradigma
desain faktorial dapat digambarkan seperti berikut.
Pada desain ini semua kelompok dipilih secara
random, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian
dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai pretesmya sama. Jadi O1 = O3 = O5 =
O7. Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2.

Contoh:
Dilakukan penelitian unluk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap
kepuasan pelayanan pada masyarakal. Untuk itu dipilih empar kelompok secara
random. Variabel moderalomya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1) dan
perempuan (Y2).

Treatment/perlakuan (prosedur kerja baru) dicobakan pada kelompok


eksperimen pertama yang telah diberi pretest (O1 = kelompok laki-laki) dan
kelompok eksperimen ke dua yang telah diberi pretest (05 = kelompok
perempuan). Pengaruh perlakuan (X) terhadap kepuasan pelayanan untuk
kelompok laki-laki = (O2 O1) – (O4 – O3). Pengaruh perlakuan (prosedur kerja
baru) terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok perempuan = (O6 – O5) –
(O8 – O7).

Bila terdapat perbedaan pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan


masyarakat antara kelompok kerja pria dan wanita, maka penyebab utamanya
adalah bukan karena treatment yang diberikan (karena treatment yang diberikan
sama), tetapi karena adanya variabel moderator, yang dalam hal ini adalah jenis
kelamin. Pria dan wanita menggunakan prosedur kerja baru yang sama, tempat
kerja yang sama nyamannya, tetapi pada umumnya, kelompok wanita lebih
ramah dalam memberikan pelayanan, sehingga dapat meningkatkan kepuasan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai