KAJIAN PUSTAKA
A. Rancangan Percobaan
perubahan yang berarti dilakukan pada variabel dari suatu proses atau sistem
berkaitan dengan rancangan produk, perbaikan produk dan lain sebagainya. Tidak
1. Perlakuan (Treatment)
sebagainya.
2. Faktor
struktur
1
3. Taraf atau Level
4. Pengamatan berulang
dalam waktu yang berbeda pada suatu objek atau satuan amatan yang sama
B. Percobaan Faktorial
perlakuan yang terdiri atas semua kombinasi yang mungkin dari taraf beberapa
adalah suatu percobaan untuk meneliti suatu hal yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor.
lainya yaitu dapat mendeteksi respon dari taraf masing-masing pengaruh utama
serta interaksi antar 2 faktor atau lebih. Ada tidaknya interaksi 2 faktor dapat
diketahui dari perilaku respon suatu faktor pada berbagai kondisi faktor yang
lain. Jika hasil respon suatu faktor berubah pola dari kondisi tertentu ke kondisi
2
lainya untuk faktor yang lain, maka kedua faktor dikatakan berinteraksi. Jika pola
respon dari suatu faktor tidak berubah pada berbagai kondisi faktor lain, maka
Berdasarkan adanya banyak taraf dalam setiap faktor, percobaan ini sering
dilakukan dengan menambah perkalian antara banyak taraf faktor yang satu
dengan yang lainya. Misal, ada 𝑎 level dari faktor A dan 𝑏 level dari faktor B,
dengan 4 faktor yaitu A,B,C dan D yang masing-masing terdiri atas 3 taraf, 𝑎
level dari faktor A, 𝑏 level dari faktor B, 𝑐 level dari faktorl C dan 𝑑 level dari
81 kombinasi perlakuan..
C. Percobaan faktorial 𝟑𝒌
demikian semakin banyak banyak faktor yang digunakan dalam suatu rancangan
percobaan faktorial maka semakin banyak pula unit percobaan yang ada, dan
akan semakin banyak lagi jika dalam percobaan itu dilakukan pengulangan
dalam tiap unit percobaan. Rancangan percobaan faktorial 3 level adalah suatu
rancangan yang terdiri dari 𝑘 faktor dengan setiap faktornya diberikan 3 kategori
level, yaitu level tinggi, level sedang dan level rendah. Level-level tersebut
3
biasanya dinotasikan dengan angka. Misalnya, untuk level tinggi yaitu 2, untuk
merupakan taraf rendah, 1 untuk taraf sedang dan 2 untuk taraf tertinggi.
tertinggi faktor A dengan taraf menengah faktor B dan taraf terendah faktor C.
bebas 3𝑘 − 1 untuk menaksir efek faktor, terdapat (31) pengaruh utama masing-
seterusnya. Sudjana (1989) menyatakan jika ada n ulangan, maka ada n3𝑘 − 1
derajat bebas (db) adalah jumlah amatan pada percobaan (𝑛) dikurangi banyaknya
4
pembatasan dari jumlah amatan, yang sering digunakan nilai batas yaitu 1
sehingga di notasikan 𝑛 − 1.
diperbolehkan pada huruf pertama adalah 1. Jika eksponen pada huruf pertama
D. Rancangan FF
(interaksi yang memuat lebih dari dua faktor) tertentu diabaikan, kemudian efek
utama dan interaksi orde rendah (interaksi yang memuat dua atau tiga faktor)
lengkap, akibatnya akan ada faktor-faktor yang mempunyai sifat yang sama
katakanlah dengan menggunakan taraf 3. Jumlah dari k faktor ini cukup banyak,
5
Rancangan yang sering digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut yaitu
rancangan FF.
digunakan. Dengan banyaknya faktor dan fraksi tertentu dapat dibentuk struktur
defining relation (dilambangkan dengan huruf I), alias yaitu dua atau lebih
pengaruh yang memiliki sifat yang sama diperoleh dari perkalian faktor-faktor
utama dengan defining relation dan berdasarkan resolusi yang didapat dari
panjang defining relation. Jika ada faktor utama yang terpaut di dalam alias, untuk
dikuadratkan setelah itu dikalikan dengan faktor utama (Sudjana, 1989). Hal
tersebut dilakukan untuk memperoleh alias lain yang mungkin diduga tidak
terpaut.
Pengertian terpaut atau terbaur sendiri ialah pengaruh utama satu dengan
yang lain tidak dapat dibedakan atau diduga (Sartono, 2008). Hal tersebut dapat
dilihat dari struktur alias yang dibentuk dari rancangan FF. Pada rancangan FF,
karena hanya sebagian perlakuan yang dicoba tidak seluruh kombinasi, maka ada
(confounding) antar pengaruh karena hal ini membuat faktor utama sulit untuk
diduga.
6
E. Model Linear Rancangan FF
y = 𝛽0 + 𝛽1 𝑥1 + 𝛽2 𝑥2 + …+ 𝛽𝑘 𝑥𝑘 + 𝜖 (1)
y=X𝜷+𝝐 (3)
dengan :
𝑥1 , 𝑥2 , …, 𝑥𝑘 = Variabel bebas
𝑦 = Variabel terikat
𝛽0 = Konstanta
𝛽1, 𝛽1 , … , 𝛽𝑘 = Parameter
𝜖 = error
X = Matriks berukuran 𝑛 x (𝑘 + 1)
7
𝑦1 1 𝑥11 𝑥21 ⋯ 𝑥𝑘1 𝛽0 𝜀1
𝑦2 1 𝑥12 𝑥22 ⋯ 𝑥𝑘2 𝛽1 𝜀2
[⋮]=[ ⋮ ⋱ ⋮ ][ ⋮ ] + [ ⋮ ]
⋮ ⋮
𝑦𝑛 1 𝑥1𝑛 𝑥2𝑛 ⋯ 𝑥𝑘𝑛 𝛽𝑘 𝜀𝑛
F. Rancangan FF Tiga-Level
diartikan sebagai seberapa besar proporsi total atau jumlah perlakuan yang akan
faktor yang dicobakan dan fraksi percobaan yang digunakan. Dengan jumlah
faktor dan fraksi tertentu, dapat dibentuk beberapa struktur rancangan FF yang
berbeda.
8
dari 81 kombinasi perlakuan lengkap. Untuk percobaan 33 − 2, rancangan ini
pemilihan fraksi yang digunakan (Sartono, 2008). Hal tersebut akan dijelaskan
sebagai berikut:
dasar untuk faktor terakhir dihilangkan karena menjadi generator yaitu faktor
𝐷.
𝐶 𝑑𝑎𝑛 𝐷.
Menurut Wahyuni (1998), ada beberapa efek atau pengaruh faktor dalam
faktorial yang didefinisikan sebagai perubahan nilai variabel respon akibat taraf
9
1. Efek sederhana (simple effect)
Efek interaksi adalah jika pengaruh dari suatu faktor berbeda pada tiap
taraf untuk faktor lainya maka antara faktor tersebut dikatakan terjadi
interaksi dimana nilai efek interaksi adalah nilai rata-rata dari selisih efek
atau sering disebut tabel Orthogonal Array (OA) dan disimbolkan dengan 𝐿𝑞
Experiment (FFE). OA diciptakan oleh Jaques Hardmand pada tahun 1897 dan
faktor yaitu A,B dan C. Nilai efek dari faktor A terhadap respon y yaitu rata-rata
10
rendah,sedang dan tinggi. Permisalan pembuatan tabel OA dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
nilai terbesar dengan nilai terkecil di antara nilai masing-masing faktor untuk
taraf rendah, sedang dan tinggi dengan nilai dari masing-masing faktor untuk
𝑦 +𝑦 +𝑦 𝑦 +𝑦 +𝑦 𝑦 +𝑦 +𝑦
̅̅̅
𝐴0 = 1 34 7 ; ̅̅̅
𝐴1 = 2 35 8 ; ̅̅̅
𝐴2 = 3 36 9
𝑦 +𝑦 +𝑦 𝑦 +𝑦 +𝑦 𝑦 +𝑦 +𝑦
̅̅̅
𝐵0 = 1 32 3 ; ̅̅̅
𝐵1 = 4 35 6 ; ̅̅̅
𝐵2 = 7 38 9
𝑦 +𝑦 +𝑦 𝑦 +𝑦 +𝑦 𝑦 +𝑦 +𝑦
̅̅̅
𝐶0 = 1 36 8 ; ̅̅̅
𝐶1 = 2 34 9 ; ̅̅̅
𝐶2 = 3 35 7
Secara umum, tabel respon untuk 3 faktor A,B dan C di atas ditampilkan
11
Tabel 2.3. Matriks umum 𝐿9 OA dengan 3 faktor A,B dan C
𝐴 𝐵 𝐶
Run Response
0 1 2 0 1 2 0 1 2
Average (𝑦̅) 𝐴̅0 𝐴1̅ 𝐴̅2 𝐵̅0 𝐵̅1 𝐵̅2 𝐶0̅ 𝐶1̅ 𝐶2̅
H. Metode Bissell
terhadap output )
12
𝐻1 ∶ ∃ 𝛽𝑖 ≠ 0 ; i = 1, 2,..,𝑘 ( ada faktor yang berpengaruh terhadap output )
1
Jika mengalikan kedua ruas dengan , diperoleh
𝜎2
1 𝑣𝑅
Karena ∑𝑘𝑖= 1(𝑦𝑖 − 𝑦̅)2 berdistribusi khi kuadrat, akibatnya berdistribusi
𝜎2 𝜎2
yaitu
𝑣𝑅1
𝜎2
~ 𝑥2𝑣 ; 𝑑𝑏 = 𝑣
⋮ ⋮
𝑣𝑅𝑘
𝜎2
~ 𝑥2𝑣 ; 𝑑𝑏 = 𝑣
𝑣𝑅
Karena berdistribusi khi kuadrat , maka dapat dinyatakan ekspektasi dan
𝜎2
𝑣𝑅
varian yaitu
𝜎2
𝑣𝑅 𝑣
𝐸 (𝜎 2 ) = 𝑣 → 𝐸(𝑅) = 𝑣
𝜎2
𝐸(𝑅) = 𝑣
13
𝑣𝑅 𝑣2
𝑉𝑎𝑟 (𝜎2 ) = 2𝑣 → (𝜎2 )2
𝑉𝑎𝑟(𝑅) = 2𝑣
2
2(𝜎2 )
𝑉𝑎𝑟(𝑅) = 𝑣
2𝑚2
𝑉𝑎𝑟(𝑅) = (1)
𝑣
(𝑘−1)𝑠2
𝜎2
~ 𝑥2𝑘−1 (2)
2𝑚2
̂
𝑉𝑎𝑟 (𝑅) = 𝜎̂ 2 =
𝑣
maka
(𝑘 − 1)𝑠 2 (𝑘 − 1)𝑠 2
=
𝜎̂ 2 2𝑚2
𝑣
(𝑘 − 1)𝑣 𝑠 2
= ( )
2 𝑚
yaitu :
14
(𝑘 − 1)𝑣 𝑠 2
𝐵𝑘 = ( )
2 𝑚
(𝑘 − 1)𝑣 𝑠 2
𝐵𝑘 =
2
( ) ~
𝑚
𝑥2𝑘−1
Untuk menentukan apakah ada pengaruh dar faktor-faktor atau tidak, diuji
hipotesis 𝐻0 untuk setiap nilai 𝐵𝑘 yang diperoleh, dengan kriteria jika 𝐵𝑘 <
𝑥2,𝑘−1
𝛼
2
maka 𝐻0 ditolak atau 𝐵𝑘 > 𝑥1−
2
𝛼
2
,𝑘−1 maka 𝐻0 ditolak. Untuk
menentukan faktor yang signifikan dapat dilihat nilai rata-rata kuadrat ( Mean
15