Telah dilakukan suatu penelitian tentang penambahan probiotik dan lama fermentasi dalam
pengolahan pakan untuk mengidentikasi pengaruhnya terhadap pertambahaan bobot badan
napu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola
Faktorial: Faktor A adalah level penambahan probiotik (1%; 1,5%; dan 2%); dan Faktor B adalah
lama waktu fermentasi (4 hr; 5 hr; dan 6 hr).
Hipotesis
Adapun hasil pertambahan bobot badan) penelitian yang diperoleh disajikan pada Tabel 1
berikut:
Tabel 1
ANALISIS VARIANSI
Faktor A terdiri atas 3 faktor, demikian pula pada Faktor B, sehingga analisis varians Faktorial
dengan rancangan dasar RAL Pola Faktorial (3 x 3). Persamaan matematis sebagai berikut:
Keterangan:
Tabel ANOVA
Interpretasi
1. Secara umum, perlakuan (dalam hal ini) penambahan probiotik atau lamanya fermentasi
menunjukkan pengaruh yang nyata dilihat dari nilai F-hit P > dari nilai F-tabel 1%
(p<0,01);
2. Faktor A (level probiotik) mempengaruhi pbb (p<0,01)
3. Faktor B (lama fermentasii) mempengaruhi pbb (p<0,01)
4. Terdapat interaksi antara level probiotik (Faktor A) dengan lama fermentasi (Faktor B)
terhadap pbb (p<0,01).
F tabel
Sk db JK KT Fhit
5% 1%
P (ab-1) JKP JKP/dbP KTP/KTG
A (a-1) JKA JKA/dbA KTA/KTG
B (b-1) JKB JKB/dbB KTB/KTG
A*B (a-1)(b-1) JKAB JKAB/dbAB KTAB/KTG
Galat (dbt-dbp) JKG JKG/dbg
Total (axbxr)-1 JKT
Data ;
Input prb $ fm $ pbb;
Cards;
A k
A k
A k
A l
A l
A l
A m
A m
A m
A n
A n
A n
B k
B k
B k
B l
B l
B l
B m
B m
B m
B n
B n
B n
C k
C k
C k
C l
C l
C l
C m
C m
C m
C n
C n
C n
;
Proc anova;
class prb fm;
model pbb =prb fm *pbb;
means prb fm prb*fm/Duncan;
run;
proc sort;
by vit;
proc anova;
class suhu;
model Tiroksin Kortisol Adrenal Bfabrisius =suhu;
means suhu/Duncan;
by vit;
run;
proc sort;
by suhu;
proc anova;
class vit;
model Tiroksin Kortisol Adrenal Bfabrisius =vit;
means vit/duncan;
by suhu;
run;
FREE
LEARNING
TENTANG
UJI ANOVA UNTUK PERCOBAAN
FAKTORIAL DALAM DESAIN
RANCANGAN ACAK LENGKAP
2
Percobaan faktorial juga sering ditulis dalam bentuk: t1 x t2 … x tn, dimana tn adalah taraf dari
sebuah perlakuan n. Jadi misalnya ada sebuah penelitian yang bertujuan ingin membandingkan
pengaruh pendidikan (S1, D3 dan SMU), dan gender (pria, wanita) terhadap prestasi penjualan
seorang sales. Maka kita dapat menyimpulkan bahwa penelitian terebut terdiri atas 2 faktor:
(a) faktor I adalah pendidikan (P), terdiri atas 3 taraf yaitu Strata satu (P1), Diploma tiga (P2), dan
SMU (P3);
(b) faktor II adalah gender (G), terdiri atas 2 taraf yaitu pria (G1), dan wanita (G2).
Percobaan ini bisa diistilahkan dengan faktorial 3×2, yang artinya: bentuk percobaan tersebut adalah
faktorial 2 faktor, yang terdiri atas: 3 taraf untuk faktor I; dan 2 taraf untuk faktor II. Jumlah
perlakuannya sebanyak 6 perlakuan, yang merupakan hasil perkalian dari taraf pada masing-masing
faktor (3 x 2 = 6 perlakuan).
Dalam percobaan faktorial, dikenal istilah pengaruh utama (main effect) dan pengaruh interaksi
(interaction effect). Pengaruh utama adalah pengaruh yang ditimbulkan secara langsung oleh dua
atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen.
Pengaruh Interaksi adalah kerja sama dua variabel independen atau lebih dalam mempengaruhi satu
variabel dependen. Atau dengan kata lain, Interaksi berarti bahwa kerja atau pengaruh dari suatu
variabel dependen terhadap suatu variabel independen, bergantung pada taraf atau tingkat variabel
bebas lainnya.
Perbedaan antara pengaruh utama dan pengaruh interaksi dapat digambarkan lewat contoh
sederhana berikut. Bila diketahui kemampuan akademik seorang siswa dipengaruhi oleh dua hal
yaitu: metode belajar dan materi pembelajaran yang diberikan, maka dalam contoh kasus ini:
pengaruh utama (main effect) adalah metode belajar atau materi pembelajaran; sedang pengaruh
interaksi (interaction effect) adalah perpaduan antara metode belajar dan materi pembelajaran,
yang mengakibatkan adanya variasi nilai akademik siswa.
Keuntungan percobaan faktorial adalah memungkinkan kita meneliti pengaruh utama (main effect)
dan juga pengaruh interaksi (interaction effect) antar perlakuan secara bersamaan, yang mana
pengaruh interaksi ini tidak dapat dideteksi bila seorang peneliti hanya menggunakan percobaan
faktor tunggal.
Sebuah percobaan eksperimental dilaksanakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh perbedaan
level dosis pupuk organik (O), serta level dosis pupuk urea (N) terhadap produktivitas tanaman padi.
Penelitian tersebut menggunakan Desain RAL faktorial 3×4 yaitu: 3 taraf dosis pupuk organik; dan 4
taraf dosis pupuk urea, sehingga secara keseluruhan terdapat 12 perlakuan, maing-masing perlakuan
diulang sebanyak 3 kali. Hasil pengukuran produktivitas tanaman padi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Secara manual, perhitungan anova faktorial dalam desain Rancangan Acak Lengkap dapat dilakukan
dengan beberapa tahapan:
(d) hitung nilai F tabel dengan menggunakan tabel distribusi Fisher, nilai F dicari berdasarkan nilai
alpha (α) atau tingkat probabilitas 5% (0.05):
(e) Menarik kesimpulan. Sama dengan perhitungan anova pada percobaan faktor tunggal, proses
penarikan kesimpulan dalam percobaan faktorial juga dilakukan dengan membandingkan nilai F
hitung dan nilai F tabel. Bila nilai F hitung lebih besar atau sama dengan nilai F tabel, maka perlakuan
dinyatakan berbeda signifikan pada taraf α 0,05, dan perlu dilakukan uji lanjut ( post hoc) pada
masing-masing perlakuan . Sebaliknya bila nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel, maka perlakuan
dinyatakan tidak berbeda signifikan pada taraf α 0,05.
Dalam contoh kasus diatas, seluruh perlakuan (taraf dosis pupuk organik, taraf dosis pupuk urea, dan
interaksi antar keduanya) dinyatakan berpengaruh cecara signifikan pada taraf uji 0,05 karena nilai F
tabel > F hitung.
Selain secara manual, perhitungan diatas juga dapat diselesaikan dengan memanfaatkan fasilitas
“Analysis Toolpack” pada program Microsoft Excel 2007. Fasilitas ini memungkinkan pengguna
melakukan berbagai jenis uji analisis statistika dengan cara yang sangat mudah. Untuk mengetahui
lebih lanjut tentang bagaimana cara memanfaatkan fasilitas “analysis toolpack” dalam
menyelesaikan kasus ANOVA faktorial dalam desain RAL, silahkan tonton video dibawah ini. Teman-
teman juga dapat mengunduh file latihan yang digunakan dalam video tersebut.
Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial Adalah terdiri dari dua peubah bebas atau
faktor (A dan B) dan kedua faktor tersebut saling diduga berinteraksi dan kedua faktor
tersebut termasuk dalam lasifikasi silang. Terdapat satu peubah pengganggu atau
sampingan yang disebut kelompok dan tidak berinteraksi dengan peubah lainnya.
Rancangan ini dipilih apabila satuan percobaan yang digunakan tidak seragam,
sehingga perlu pengelompokan, sedangkan pada RAL Faktorial, satuan percobaan
relatif seragam sehingga tidak perlu adanya pengelompokkan. Pada prinsipnya
percobaan RAK Faktorial sama dengan percobaan RAK tunggal yang telah dibahas
sebelumnya namun dalam percobaan ini terdiri dari dua faktor atau lebih.
Keterangan :
Hijk = Hasil akibat perlakuan ke-j dan perlakuan ke-k pada kelompok ke-i
π = Nilai tengah umum
Ki = Pengaruh kelompok ke-i
Pj = Pengaruh faktor perlakuan ke-j
Pk = Pengaruh faktor perlakuan ke-k
Pj x Pk = Interaksi perlakuan ke-j dan perlakuan ke-k
Eijk = Eror akibat perlakuan ke-j dan perlakuan ke-k pada kelompok ke-i
i = 1, 2, …., k (k = kelompok)
j = 1, 2, …., p ke-1 (p = perlakuan ke-1)
k = 1, 2,…... p ke-2 (p = perlakuan ke-2)
Ini merupakan hasil penelitian dengan judul : “Pengaruh Luas Kandang Dan
Pemberian Beberapa Level Protein Terhadap Jumlah Eritrosit, Kadar Hemoglobin
Dan Nilai Hematokrit Itik Kamang Betina Fase Starter"