FOTOGRAFI
ISO/ASA
Pada fotografi Digital: ISO mengukur
sensitivitas sensor terhadap cahaya.
Secara prinsip sama dengan film. ISO
yang tinggi umumnya digunakan pada
kondisi pencahayaan yang kurang untuk
shutter speed yang tinggi (acara sport
pada indoor).
6
ISO/ASA
• ISO 100 umumnya dianggap normal. Saat memilih nilai ISO tentukanlah
jawaban dari pertanyaan berikut:
– Cahaya – Apakah subjek cukup pencahayaannya?
– Grain – Apakah hasilnya ingin grainy atau tanpa noise?
– Tripod – Apakah menggunakan tripod?
– Gerak – Apakah subjek bergerak?
12
Gambar yang baik hanya dapat dicapai bila jumlah
cahaya yang mengenai sensor CCD mencukupi
dan dikontrol dengan baik. Komponen utama
pada kamera yang mengatur jumlah cahaya yang
diperlukan adalah kecepatan rana (shutter speed)
dan bukaan diafragma (aperture).
15
Kecepatan membuka dan menutup kembali shutter
blade itulah yang dinamakan shutter speed.
Selain angka angka diatas ada satu lagi yaitu "B" yang
berarti Bulb yang kecepatannya tergantung dari saat
kita menekan dan melepaskan tombol pelepas rana.
Jadi saat kita menekan tombol maka rana terbuka, saat
kita melepas tombol rana tertutup.
16
Shutter Speed
24
Ukuran diafragma pada lensa dilambangkan dengan
f/angka, seperti f/1.2; f/1.4; f/1,8; f/2.8; f/4; f/5,6;
f/8; f/11; f/16; f/22.
Aperture
Namun yang tercantum pada viewfinder dan control
panel hanya angka-angkanya saja tanpa f/ misalnya
1.2; 1,4; 2.8; 4; 5,6; 8; 11; 16; 22.
29
Aperture
Saat
menggunakan
mode P, kamera
akan menentukan
setting aperture
dan shutter speed
secara otomatis.
30
Mode Dial
Pada kamera digital SLR pengaturan shutter speed dan
aperture dapat dilakukan menggunakan mode dial.
33
SELANJUTNYA
TERSERAH
ANDA
Terima Kasih