Anda di halaman 1dari 28

Menggunakan Mode Eksposure Pada

Kamera DSLR dan Mirrorless


473Share
Tweet

Dalam setiap kamera digital, entah kamera DSLR , kamera mirrorless maupun kamera saku
(yang agak canggih), selalu tersedia roda di bagian atas kamera dimana kita bisa memilih
mode operasi kamera: Dan mereka selalu memiliki paling tidak pilihan seperti ini: Auto, P, S
(Tv), A (Av), M dan Scene. Anda bisa melihat roda mode kamera dalam contoh foto ini:

Perhatikan bahwa Nikon dan Sony menggunakan notasi S dan A, sementara Canon dan
Pentax menggunakan Tv dan Av, keduanya sama namun hanya berbeda notasi.

Kode ini merupakan singkatan: Auto untuk otomatis, P untuk Mode Program, S atau Tv untuk
Mode Shutter Priority, A atau Av untuk Mode Aperture Priority, M untuk Mode Manual serta
Scene untuk mode otomatis yang disesuaikan dengan opsi jenis objek yang akan di foto.

Mari kita kupas kode dan pilihan mode kamera di atas agar lebih jelas:

Mode Auto

Mode auto biasanya ditandai dengan ikon kamera berwarna hijau, disertai huruf A. Dalam
mode ini, kamera akan berusaha menganalisis objek yang kita foto lalu menentukan semua
setelan kamera. Kalau ada istilah point and shoot (bidik lalu jepret) tanpa harus ribet
mengubah apa pun, mode auto inilah yang dimaksud.

kelihatannya menyenangkan bukan? sayangnya hasil foto dalam mode ini bisa dikatakan
tidak maksimal. Dalam mode auto, kamera akan menentukan ukuran ISO, Shutter Speed,
Aperture menggunakan alur kerja komputer yang ditentukan oleh pembuat kamera
berdasarkan kondisi cahaya saat kita memencet shutter separuh (melakukan metering).
Saat kita memotret dalam cahaya yang sedikit rumit, saat sunset misalnya, kamera akan
cukup bingung lalu menghasilkan foto yang tidak menggambarkan sunset yang kita inginkan.
lagi pula, dengan anda sudah membeli kamera DSLR/Mirrorless yang lebih mahal
dibandingkan kamera saku yang mungil atau smartphone, terus menerus memotret
menggunakan mode auto rasanya kok jadi mubazir.

Secara keseluruhan, Mode Auto layak dipakai saat kondisi berikut ini:

saat kita terlalu terburu-buru, yang penting momen-nya dapet, setting kamera tidak
keburu

saat anda benar-benar pemula, belum paham tentang konsep eksposure

Pada kamera generasi terbaru, tersedia juga mode Intelligent Auto, ini adalah mode auto
dengan penambahan fitur seperti face detection, i-Contrast (Canon) atau D-Lighting (Nikon).
Ada juga yang namanya Creative Auto dimana kita bisa mengubah ruang tajam. Kalau
kamera anda dilengkapi ini, gunakan mode intelligent auto/creative auto ini dibandingkan
mode auto biasa, setidaknya akan ada peningkatan hasil foto.

Perlu di ketahui bahwa saat berada di mode auto, banyak opsi dan setelan kamera akan di
matikan oleh kamera untuk memudahkan dia bekerja.

Mode Scene

Mode Scene adalah pilihan mode dimana kita memilih tipe objek atau pemandangan tertentu
yang akan kita foto. Misalnya kita ingin memotret teman: putar roda mode ke posisi Scene
lalu selanjutnya kita pilih Portrait. Dalam Mode Scene, kamera dibekali dengan setelan
kamera yang lazim digunakan pada situasi pemotretan tipikal.
Berikut ini beberapa jenis situasi yang disediakan dalam mode scene:

Portrait: kamera akan secara otomatis mempersempit ruang tajam (dpeth of field)
sehingga background menjadi blur dan membuat wajah model lebih menonjol (plus
setelan untuk skin tone dan softening agar kulit terlihat lebih halus).

Landscape: saat kita memotret pemandangan, kamera akan menggunakan ruang tajam
yang lebar sehingga objek dekat lensa sampai yang terjauh terlihat tajam. Warna hijau
dan biru juga akan lebih di tonjolkan

Macro (Close Up): saat anda ingin memotret bunga dari jarak dekat atau ingin
memotret semangkuk bakso sebelum dimakan.

Sports: digunakan saat kita memotret objek yang bergerak cepat. Kamera akan
berpindah ke metode fokus yang melakukan tracking mengikuti gerakan objek tadi.

Night Portrait: digunakan saat kita ingin memotret wajah saat malam hari. Flash
secara otomatis akan menyala

Sunset/Sunrise: cukup menjelaskan, digunakan saat kita ingin memotret sunset atau
sunrise
Fireworks: untuk memotret kembang api dengan menggunakan shutter speed yang
sangat lambat

Beach/Snow: kamera akan melakukan kompensasi untuk menghindari foto under-


exposed karena mengukur latar belakang putih

Beberapa opsi mode scene lainnya tergantung jenis dan merek kamera

Mode Program (P)

Saat berada di Mode Program (P) kamera akan secara otomatis menentukan besar setelan
shutter speed dan aperture. Meskipun begitu, kita bisa mengubah kombinasi aperture atau
shutter speed.

Kamera akan berusaha menyeimbangkan antara shutter dan aperture, jika kita mengarahkan
lensa ke area yang terang, angka aperture secara otomatis membesar sementara shutter speed
dipertahankan di angka yang lumayan cepat. Arahkan kamera ke area gelap dan angka
aperture akan mengecil untuk mempertahakan shutter supaya tidak terlalu blur.

Cara untuk mengubah setelan yang sudah dipilih kamera adalah dengan memutar roda
kendali kamera. Jika kita putar dial ke kiri maka kamera akan dipaksa memperlambat
shutter speed dan menambah aperture. Jika memuter dial ke kanan, kamera akan dipaksa
mempercepat shutter speed dan memperkecil aperture.

Mode program secara lebih detail juga di bahas dalam artikel ini.

Mode Shutter Speed Priority (S atau Tv)


Dalam mode shutter priority, kita secara manual mengatur nilai shutter speed dan kamera
secara otomatis memilih nilai aperture berdasarkan jumlah cahaya yang masuk melalui lensa.

Mode ini bisa kita pakai saat shutter speed adalah setelan paling kritis: misalnya saat akan
membekukan gerakan objek yang bergerak cepat (butuh shutter speed sangat tinggi) atau
kalau kita sengaja ingin menciptakan foto blur (butuh shutter speed rendah). Begitu pula saat
kita ingin menggunakan teknik foto panning seperti dibawah ini, pindah ke mode shutter
priosity akan sangat memudahkan pekerjaan:

Saat melakukan panning dengan waktu 1/10 detik ini, mode shutter priority digunakan

Jika ada terlalu banyak cahaya, maka angka aperture akan membesar (bukaan lensa
menyempit) sehingga jumlah cahaya yang masuk lensa akan berkurang. Jika terlalu sedikit
cahaya masuk lensa maka angka aperture akan mengecil (bukaan lensa membesar) supaya
cahaya makin banyak masuk lensa.

Jadi di mode shutter priority, nilai shutter speed akan konstan tidak berubah sesuai (sesuai
setting kita), sementara nilai aperture akan bervariasi tergantung jumlah cahaya. Baca juga: 6
Teknik Shutter Speed Kreatif Fotografi Landscape.

Mode Aperture Priority (A atau Av)

Dalam mode aperture priority, kita menentukan besar setelan aperture secara manual dan
kamera akan menentukan besar shutter speed sesuai jumlah cahaya yang masuk lensa.
Dengan menggunakan mode ini, kita memiliki kontrol penuh atas depth of field (ruang
tajam), karena kita bisa menurunkan atau menaikkan bukaan lensa dan membiarkan kamera
yang menghitung shutter speed.

Menggunakan mode aperture priority adalah cara aman dalam menggunakan kamera karena
risiko foto under-exposed (gelap) atau over-exposed (terlalu terang) lumayan kecil. Kenapa?
karena nilai shutter kamera rentang-nya lumayan lebar: dari 30 detik sampai 1/4000 detik
(atau 1/8000 detik di kamera tertentu), dan rentang angka seperti itu cukup lebar untuk
beragam situasi cahaya pemotretan.

Agar genangan air didepan terlihat sama tajamnya dengan ujung jembatan di sisi jauh,
aperture priority digunakan dan di set di f/14

Tentang mode aperture priority, silahkan baca artikel yang membahas lebih lanjut disini.

Mode Manual (M)

Seperti namanya, kita menentukan besar aperture dan shutter speed kamera secara manual
sepenuhnya. Kamera hanya akan melakukan pengukuran cahaya dan memberi rekomendasi
lewat skala metering, namun tidak akan melakukan apa-apa selain itu.

Mode ini bisa dipakai saat memotret objek foto yang kondisi pencahayaan-nya membuat
kamera bingung. Contohnya adalah saat kita memotret teman di pantai yang sangat terang,
kamera mungkin salah menilai exposure sehingga wajah teman jadi hitam supaya pasir di
pantai tidak over-exposed. Dalam kondisi ini, kita bisa gunakan mode manual, melakukan
metering dengan spot metering dengan mengukur exposure di wajah teman tadi lalu
menentukan aperture serta shutter speed secara manual berdasarkan hasil metering tadi.
Hasilnya adalah foto yang lebih peduli pada wajah teman dan menomorduakan pantainya.

Mode manual juga berguna saat misalnya kita memotret panorama, supaya terjadi
konsistensi. Foto panorama dihasilkan dari beberapa foto yang dijahit, dan nilai aperture
maupun shutter speed sebaiknya selalu konsisten sehingga hasil akhir foto panorama akan
konsisten tidak belang-belang ada yang gelap dan ada yang terang. Contoh penggunaan lain
adalah sesi pemotretan menggunakan beragam lampu kilat (flash) di studio yang akan sulit
diukur dengan metering kamera dan membutuhkan lightmeter terpisah.

Untuk mengubah setelah shutter speed dan aperture, saat anda menggunakan kamera yang
hanya memiliki satu roda kendali (command dial), putar kendali tersebut akan mengubah
hanya salah satu: aperture atau shutter speed. Setelan lain diubah dengan memutar roda
kendali sembari memencet tombol kompensasi eksposure.

Mode Bulb (B)

Mode bulb adalah salah satu setting khusus kamera, di mana kita bisa menggunakan shutter
speed di atas 30 detik, bahkan kita bisa menggunakan shutter speed selama yang kita mau.
Rentang shutter speed maksimum pada kamera DSLR/mirrorless saat menggunakan mode
yang lain akan mentok pada angka 30 detik, nah dengan mode bulb ini kita bisa
menggunakan shutter speed jauh melebihi angka tadi.

Kata bulb muncul karena pada jaman baheula, kakek nenek kita yang menjadi fotografer
menggunakan gelembung angin dalam karet (bulb) yang menekan mekanisme shutter
sehingga membuka.
Mode bulb diperlukan untuk membuat foto dengan waktu sksposure 120 detik ini.

Apa itu mode bulb, bagaimana cara menggunakan dan contoh penggunaanya dibahas di
artikel ini.

Catatan

Itulah jenis-jenis mode yang bisa kita pilih untuk kondisi pemotretan dan level ketrampilan
yang berbeda. Tidak ada yang akan mengolok-olok anda karena lebih sering menggunakan
mode auto, namun mode auto akan membatasi daya kreatif yang bisa dicapai dengan kamera
anda. Yang terbiasa menggunakan auto atau Scene, cobalah putar ke A atau Av, aperture
priority, dan bertahan-lah di sana sepanjang hari. Mayoritas fotografer profesional
menghabiskan lebih dari 75% setelan kamera mereka di posisi mode aperture priority. Layak
dicoba, dan anda akan kagum dengan ketrampilan anda sendiri.

Memahami Mode Program Kamera DSLR

163Share

Tweet

Program mode alias mode program biasanya disimbolkan dengan huruf P dikamera DSLR ataupun
kamera digital lain. Didalam mode ini, kita bisa memilih ISO dan kamera akan menentukan nilai
aperture dan shutter speed. Beda antara mode Program dengan mode Auto adalah dalam mode
Program kita tetap memiliki kontrol atas kamera, sementara di mode Auto kamera menentukan
semuanya.

Mari kita pahami mode program lebih jauh.

Program Shif

Dalam mode Program, kita bisa mengganti nilai aperture dan shutter speed yang ditentukan kamera
dengan menggunakan Program Shift. Cukup dengan memutar tombol putar dial dibagian belakang
kamera kita bisa mengubah nilai aperture dan shutter speed. Saat anda mengendaki depth of field
yang sempit anda bisa memutar command dial untuk mengubah nilai aperture. Cek cara
menggunakan program shift di manual kamera anda masing-masing. Di Canon EOS D60 misalnya,
anda bisa menggunakan program shift dengan memencet shutter separuh lalu memutar tombol
main dial dibelakang.

Mode Program adalah ISO Priority

Mode program bisa kita namai ulang ISO priority. Kita menentukan ISO dan kamera menentukan
parameter lain. Ingat, segitiga exposure terdiri atas ISO, shutter speed dan aperture. Dalam kasus ini
berarti kamera menentukan shutter speed dan aperture.

Pada mode program lampu kilat (flash) juga harus di aktifkan secara manual oleh sang fotografer.

Kapan Saat Menggunakan Mode Program?

Mode program saat ini bisa dipakai untuk pemotretan standar yang anda jumpai sehar-hari. Standar
dalam pengertian subyek foto yang kondisi pencahayaannya relatif tidak njlimet, seperti halnya
situasi pemotretan dibawah:
Jenis foto seperti diatas dengan mudah dihandle oleh mode program. Kamera akan menentukan
shutter speed yang cukup cepat untuk menghindari foto blur dan kita juga tidak menuntut depth of
field yang tidak terlalu ekstrim. Saat anda tidak menyukai setting yang dipilih kamera, gunakan
Program Shift untuk mengubahnya. Atau cukup naikkan ISO agar kamera memilih aperture yang lebih
kecil.

Memahami Mode Aperture Priority Kamera Digital

32Share

Tweet

Dalam menggunakan kamera DSLR maupun kamera mirrorless, atau bahkan kamera saku kelas atas,
kita disuguhi beberapa pilihan mode pengoperasian untuk mengontrol exposure. Salah satunya
adalah mode Aperture Priority (mode lain: Mode Program, Mode Shutter Priority dan Mode Auto).
Mode aperture priority biasanya disimbolkan dengan huruf A atau Av di tombol kontrol kamera anda.
Sebelum melangkah terlalu jauh, penting bagi anda untuk memahami dasar konsep exposure,
konsep aperture dan depth of field dan memahami segitiga fotografi.
Konsep

Dalam mode aperture priority ini, kamera memberi kebebasan bagi kita untuk mengontrol nilai
aperture, sementara kamera akan menghitung dan menentukan nilai shutter speed. Nilai ISO bisa
kita set dari awal, atau bahkan kita bisa memilih auto ISO.Cobalah putar posisi mode di A atau Av,
lalu tentukan bahwa anda ingin memotret menggunakan aperture f/4 dan ISO 200. Lakukan metering
pada sebuah subyek foto, lalu lihat nilai shutter yang dipilih kamera. Sekarang gantilah nilai aperture
ke posisi f/8 lalu ulangi metering pada subyek yang sama, maka shutter speed akan berubah.
Kapan Menggunakan Aperture Priority?

Aperture Priority cocok digunakan saat kita benar-benar ingin mengontrol secara penuh bidang
tajam atau depth of field sebuah foto. Saat dimana kita ingin menentukam mana area foto yang
tajam dan mana yang ingin kita buat blur, maka aperture priority menjadi penting. Pemanfaatan
depth of field secara kreatif akan menambah daya tarik foto.

Contohnya adalah saat anda memotret foto landscape seperti dibawah ini. Foto landscape yang baik
biasanya memiliki elemen foreground (area yang dekat dengan lensa: deret pasir didepan) yang baik
namun juga memiliki elemen background (area foto yang jauh dari lensa: tonggak batu dibelakang)
yang kuat. Untuk memastikan agar foreground dan background tertangkap dengan tajam, anda
menggunakan bukaan lensa yang kecil (angka aperture besar) misal f/11. Maka anda menggunakan
aperture priority dan menyetel posisi aperture kamera di f/11. Dengan ISO yang kita pilih maka
kamera akan menghitung nilai shutter speed.

Contoh penggunaan aperture priority lain adalah saat ingin menghasilkan bokeh (baca tips foto
bokeh ini dan ini, tips bokeh dengan kamera saku disini). Foto bokeh memiliki ciri subyek utama
tajam dan background yang kabur. Untuk memaksimalkan bokeh, kita menggunakan bukaan lensa
yang besar (nilai aperture kecil), misal f/2.8. Dan kemudian kita lakukan hal yang sama seperti pada
kamera seperti pada contoh foto landscape diatas.
Penggunaan lain aperture priority adalah saat memotret panorama maupun foto HDR, dimana foto
ini dihasilkan dari beberapa foto terpisah yang dijahit atau di merge. Agar bidang konsisten dari satu
foto ke foto lainnya, kita menggunakan aperture priority (agar titik fokus sama, gunakan juga manual
fokus) saat mengambil rangkaian foto panorama atau HDR sebelum di jahit atau di merge di
Photoshop. Fotografer makro juga menanfaatkan aperture priority untuk mengontrol ruang tajam
subyek dan latar belakangnya.

Dalam foto makro ini, nilai aperture f/9 dipilih untuk memastikan keseluruhan bunga dibagian depan
terlihat tajam sambil mengaburkan bunga dibelakangnya.

Apa Kelebihan Aperture Priority dibanding Program Mode atau Auto?

Dalam mode aperture priority, kita memiliki keyakinan bahwa ruang tajam yang ingin kita buat
benar-benar dieksekusi oleh kamera. Sementara pada mode program dan auto, karena kamera yang
menentukan nilai aperture, maka apa yang menjadi keinginan kita belum tentu sesuai dengan hasil
perhitungan kamera. Memang benar, bahwa dalam mode program kita bisa mengubah nilai aperture
menggunakan program shift, namun untuk melakukannya kita harus memencet beberapa tombol
tambahan sehingga menjadi kurang praktis.

Membekukan Gerakan dengan Shutter Priority

62Share

Tweet
Kalau anda sudah mulai mempelajari setting manual eksposur yang tersedia di kamera sekarang
waktunya bermain-main dengan settingan yang ada. Di artikel ini kita akan membahas cara
membekukan gerakan (motion freeze) menggunakan mode shutter priority.

Sekedar refreshing, seperti yang sudah ditulis sebelumnya shutter speed adalah besaran seberapa
lama sensor melihat cahaya (alias eksposur) baca kembali tentang shutter speed dan shutter
priority.

Secara garis besar mempercepat maupun memperlambat shutter speed menghasilkan foto yang
berbeda. Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah, semua tergantung pesan yang kita inginkan.
Shutter speed super cepat membuat anda bisa membekukan gerakan burung terbang,
memperlambat shutter speed membuat anda bisa menghasilkan foto panning yang menunjukkan
pergerakan (baca tips memotret panning). Baik kita mulai:

Untuk Gerakan Super Cepat

Semakin cepat gerakan yang ingin anda bekukan dalam foto, semakin cepat shutter speed yang di
butuhkan. Pada contoh foto diatas, shutter speed yang dipilih sangat cepat yakni sebesar 1/5000
detik. Shutter speed secepat itu dibutuhkan karena gerakan si peselancar memang sangat cepat,
sementara saya berada diatas boat yang juga bergerak mendekat, jadi baik obyek maupun kamera
saling bergerak secara relatif. Untuk itu kamera di set di mode shutter priority dan auto ISO serta
focus di posisi continous (baca mode autofokus disini). Saya tentukan terlebih dahulu shutter speed
di posisi 1/5000 sehingga kamera memilih aperture sebesar f/2.8.

Bagaimana untuk gerakan yang tidak seekstrim itu?


Foto ini menunjukkan orang yang sedang berjogging di pagi yang cukup cerah. Fotografer cukup
membutuhkan shutter speed sedang (1/400 detik) dan itu sudah cukup untuk membekukan
gerakant. Kenapa tidak perlu secepat contoh sebelumnya? karena gerakan orang jogging relatif lebih
lambat dibanding selancar, plus karena fotografer dalam posisi diam serta karena bidang obyek
(orang berlari) relatif paralel dengan bidang fokus kamera (tidak bergerak mendekat seperti contoh
selancar).

Oke, satu contoh lagi:


Foto ini membutuhkan shutter speed sebesar 1/800 detik. Saya dalam posisi diam dan burung yang
terbang sedang berusaha memperlambat gerakan, namun jarak burung dari saya cukup dekat
(sekitar 6 meter) sehingga saya membutuhkan shutter speed sebesar 1/800 detik.

Tidak ada patokan resmi berapa shutter speed yang dibutuhkan untuk setiap situasi dimana kita ingin
membekukan gerakan. Yang jelas anda harus langsung praktek, namun ada beberapa point yang bisa
ditarik dari 3 contoh diatas.

Kesimpulan

Secara garis besar, untuk membekukan gerakan anda perlu mempertimbangkan beberapa hal:

1. Kecepatan obyek itu sendiri, makin cepat obyeknya makin cepat shutter speed yang
dibutuhkan

2. Kecepatan relatif kita (fotografer) terhadap obyek. Kalau kita bergerak mendekat maka
shutter speed yang dibutuhkan juga makin tinggi

3. Jarak obyek. Semakin dekat jarak obyek dengan fotografer maka shutter speed yang
dibutuhkan juga makin tinggi

4. Panjang focal lensa anda. Semakin panjang focal lensa anda maka makin cepat shutter speed
yang dibutuhkan.

Oke, selamat mencoba!!

Memahami Konsep Histogram Dan Cara


Membacanya
43Share

Tweet

Konsep Histogram

Histogram barangkali adalah salah satu konsep yang cukup membingungkan, akan tetapi
memahami konsep histogram adalah hal yang sangat penting jika ingin memahami fotografi
digital secara utuh. Dengan melihat histogram sebuah foto, kita bisa mengetahui apakah foto
tersebut memiliki exposure yang pas atau tidak, kita bisa tahu apakah cahaya yang ada dalam
foto keras atau flat (datar), yang pada akhirnya bisa menentukan proses editing mana yang
paling pas untuk foto bersangkutan.
Oke, konsep dasarnya begini: Sebuah foto terdiri atas sejumlah banyak piksel dan setiap
piksel memiliki elemen warna yang dihasilkan oleh campuran warna utama: Red Green dan
Blue (RGB). Masing-masing warna RGB tadi memiliki tingkat terang-gelap yang bernilai 0
sampai 255. Saat kita menghasilkan sebuah foto, komputer atau prosesor dalam kamera
digital akan membaca nilai gelap-terang (tonal) yang 0 sampai 255 tadi. Hasil bacaan ini
kemudian dikeluarkan dalam bentuk grafik, dan grafik inilah yang kita sebut histogram.
Lebih jelasnya dibawah ini.

Bagaimana Cara Membaca Histogram?

Perhatikan grafik diatas. Cara membacanya adalah mata kita bergerak dari kiri ke kanan.
Grafik tersebut mewakili tingkat gelap-terang masing-masing piksel. Ujung kiri grafik
mewakili hitam sempurna, ujung tengah mewakili abu-abu (mid tone) sementara ujung kanan
mewakili putih sempurna. Dalam satu titik, ketinggian grafik mewakili jumlah piksel dalam
tone tersebut.

Karena daerah sebelah kiri mewakili hitam/gelap, berarti jika foto kita cenderung gelap (low
key) maka histogramnya akan cenderung tinggi disebelah kiri. Kalau foto kita cenderung
terang (high key), maka histogramnya cenderung tinggi disebelah kanan.
Enaknya memiliki kamera digital adalah, bahwa kita bisa langsung mengetahui nilai
histogram begitu anda selesai memotret. Dengan begitu kita bisa langsung tahu apakah
kualitas tonal (tingkat gelap terang) foto kita sudah sesuai maksud yang ingin kita capai atau
belum. Misalnya anda memotret sebuah obyek foto dan dari histogram terlihat bahwa
grafiknya terkumpul di sebelah kanan, anda bisa berkata: Oh, foto ini hasilnya akan
cenderung terang, dan sebaliknya.

Mengenal Apa Itu EXIF Data


101Share

Tweet

Kalau sudah mulai berkenalan dengan dunia fotografi digital, cepat atau lambat niscaya anda
akan mendengar kata EXIF disebut. Entah saat anda membaca buku manual, entah saat
mendengar perbincangan antar para fotografer atau entah saat anda mengikuti thread di
sebuah forum fotografi online.

Jadi apa itu EXIF metadata?

Pada dasarnya metadata adalah istilah dalam dunia teknologi informasi, yang kurang lebih
berarti data yang merekam informasi penting mengenai sebuah file. Sementara EXIF sendiri
adalah metadata yang khusus dipakai dalam dunia fotografi digital. EXIF menyimpan banyak
informasi detail tentang sebuah file foto digital. EXIF adalah sebuah singkatan yang
kepanjanganannya Exchangeable Image Format.

Dengan melihat EXIF data sebuah foto, paling tidak kita bisa mengetahui informasi berikut
ini:

tanggal dan jam berapa foto dibuat

apa merk dan tipe kamera yang dipakai


apa jenis lensa yang dipakai

berapa focal length-nya

data eksposur, seperti: berapa shutter speed-nya, aperture-nya, berapa ISO-nya

apakah flash dipakai atau tidak

dan kalau anda memakai kamera yang dilengkapi GPS, EXIF juga merekam posisi dimana foto
diambil

Sebenarnya masih banyak lagi informasi yang terekam selain informasi diatas, namun paling
tidak anda tahu gambaran besarnya.

Bagaimana saya melihat data EXIF dari sebuah foto

Kalau anda ingin mengetahui data EXIF sebuah foto, bukalah sebuah foto di komputer anda,
lalu:

jika anda di Windows Explorer, klik kanan foto anda lalu klik properties

jika anda di Mac (Finder), klik kanan lalu klik more info.

Buat apa saya tahu data EXIF foto saya

Bisa melihat data EXIF foto yang kita hasilkan memiliki banyak kegunaan, beberapa
diantaranya:

kita bisa membandingkan dua buah foto yang diambil dengan settingan yang berbeda,
kemudian melihat perbedaan hasilnya sehingga kita bisa tahu mana setting yang lebih baik
untuk kondisi pemotretan tertentu

kita bisa mengelompokkan foto berdasarkan jenis lensanya, tanggal pemotretannya atau
berdasarkan

Memahami Pengertian White Balance


56Share

Tweet

Setiap pemilik kamera digital paling tidak pernah menemui istilah white balance. Jadi apa itu
white balance? Kenapa harus peduli?

Oke mari kita bahas dengan cara yang gampang dan aplikatif.

Apa itu white Balance?


White balance adalah aspek penting dalam dunia fotografi dan berpengaruh pada hasil akhir
foto. Alasan kenapa kita perlu memahami white balance adalah karena kita ingin warna foto
kita seakurat mungkin. Jadi, white balance berpengaruh terhadap warna foto.

Agar lebih jelas silahkan lihat contoh foto dibawah ini:

Ketiga foto diatas adalah foto yang identik, bahkan ketiganya berasal hanya dari satu foto.
Saya hanya mengubah setting white balance-nya dan hasilnya: ketiganya sangat berbeda
warnanya. Foto A tampak sangat kebiruan, foto B terlihat cukup normal dan foto C terlihat
kekuning-kuningan.

Perhatikan warna cahaya lampu neon dan lampu bohlam, beda bukan? itu karena masing-
masing neon dan bohlam memiliki temperatur warna yang berbeda. Cahaya yang
kekuningan (bohlam) disebut hangat sementara cahaya yang kebiruan (neon) disebut dingin.

Alasan kenapa kamera memerlukan setting white balance adalah karena kita memotret dalam
kondisi pencahayaan yang berubah-rubah. Mata telanjang kita adalah alat yang super canggih
dan mampu beradaptasi (menyeimbangkan) terhadap perubahan warna cahaya, jadi kertas
putih dimanapun akan tampak putih bagi kita. Namun kamera tidaklah secanggih mata,
karena itu kertas putih belum tentu terlihat putih bagi kamera dalam warna pencahayaan yang
berbeda.

Jadi tujuan setting white balance adalah memerintahkan kamera agar mengenali temperatur
sumber cahaya yang ada. Supaya yang putih terlihat putih, merah terlihat merah dan hijau
terlihat hijau, atau dengan kata lain agar kamera merekam warna obyek secara akurat dalam
kondisi pencahaayan apapun.

White Balance Preset

Anda juga bisa menggunakan preset jika memang tersedia di kamera anda:

Auto kamera akan menebak temperatur warna berdasar program yang ditanam dari
sononya oleh pembuat kamera. Anda bisa menggunakannya pada kebanyakan situasi,
namun tidak disetiap situasi (misal: memotret saat sunset/sunrise)

Tungsten disimbolkan dengan ikon bohlam. Karena itu cocok digunakan saat anda
memotret di ruangan dengan sumber cahaya bohlam.

Fluorescent disimbolkan dengan ikon lampu neon, gunakan saat memotret di ruangan
dengan pencahayaan lampu neon.
Daylight biasanya dengan simbol matahari, gunakan saat berada di bawah sinar matahari

Cloudy disimbolkan dengan awan, gunakan saat memotret di cuaca mendung

Flash simbolnya kilat, jika anda menggunakan lampu flash (strobe) gunakan preset ini.

Shade biasanya simbolnya rumah atau pohon, gunakan saat memotret dalam rumah (siang
hari) atau anda berada di daerah bayangan bukan sinar matahri langsung.

Cara Setting White Balance Secara Manual

Beberapa kamera, terutama SLR dan prosumer, menyediakan fasilitas setting white balance
manual. Setting manual adalah cara paling akurat jika kita bingung dengan temperatur warna
sumber cahaya kita. Ini biasanya terjadi dalam pemotretan dengan sumber pencahayaan yang
lebih kompleks (lebih dari satu jenis temperatur warna).

Kita bisa memanfaatkan kertas putih untuk tujuan ini. Artikel ini membahas lebih detail cara
setting manual white balance menggunakan kertas atau tembok putih.

Cara yang lebih mudah dan akurat adalah dengan menggunakan aksesoris tambahan yang
bernama expodisc atau kenko, harganya berkisar dari Rp. 800 ribu s/d Rp. 1,5 Juta. Anda bisa
membeli-nya di toko-toko kamera besar.

Memahami Exposure Compensation Dan


Cara Settingnya
205Share

Tweet

Sehebat-hebatnya kamera, saat menggunakan salah satu dari mode ini: mode program, shutter
priority atau aperture priority, kamera bisa melakukan kesalahan dalam mengukur kondisi
pencahayaan sebuah obyek foto. Seperti diterangkan dalam artikel mengenai sisterm
metering, kamera memiliki kecenderungan membawa sebuah obyek foto mendekati warna
18% abu-abu. Inilah saatnya anda menggunakan exposure compensation.
Exposure compensation alias kompensasi exposure adalah cara untuk mememerintahkan
kamera membiarkan lebih banyak/lebih sedikit cahaya masuk ke lensa terlepas dari hasil
pengukuran lightmeter.

Mengakali Kelemahan Sistem Metering Kamera

Kelamaham sistem metering kamera yang membawa semua obyek ke 18 abu-abu artinya
obyek foto yang didonimasi warna putih oleh kamera akan sedikit digelapkan sehingga
menuju abu-abu sehingga foto secara keseluruhan menjadi under exposure sementara obyek
foto yang didominasi warna hitam akan sedikit diterangkan menuju abu-abu sehingga foto
secara keseluruhan menjadi over exposure.

Dengan exposure compensation kita bisa mengembalikan foto yang under ataupun over tadi
sehingga warna putih akan kembali putih dan hitam kembali tampak hitam. Lihat contoh foto
dibawah ini, warna putih pada salju akan membuat kamera mennghasilla foto yang under
exposure, sehingga dibutuhkan kompensasi sebanyak +2/3 Ev (+2/3 stop) untuk membuat
salju kembali tampak putih (silahkan baca pengertian stop disini):
Tanpa exposure compensation

Foto dibawah ini dihasilkan dengan mode aperture priority dan tanpa melakukan kompensasi
exposure. Karena obyek foto didominasi warna hitam, maka secara otomatis kamera akan
membuatnya lebih terang, menghasilkan foto yang over exposure sehingga warna hitam
menjadi seperti abu-abu:
Dengan Exposure Compensation -1 EV (stop)

Karena dalam kondisi diatas kamera menghasilkan foto yang terlalu terang, maka kita
melakukan kompensasi exposure, saat diset di posisi -1EV hasilnya seperti ini;

Dengan exposure compensation -2EV (-2 stop)

Bagaimana kalau kita ingin menghasilkan foto low key yang cenderung lebih gelap lagi? kita
bisa mempergelap foto tadi dengan mengeset exposure compensation di posisi -2EV (kurangi
2 stop), lihat hasilnya:
Cara Setting Exposure Compensation di Kamera DSLR Canon/Nikon

Di kamera DSLR Canon, setting kompensasi eksposure bisa dilakukan dengan cara seperti ini
(contoh pada Canon 60D

Gunakan jempol anda untuk memutar quick contol dial kekanan atau kekiri sembari mata
anda melihat panel LCD atas.

Memutar tombol ke kiri memrintahkan kamera untuk meng-underexpose foto sementara


memutar kekanan memerintahkan kamera untuk over

Anda juga bisa memanfaatkan layar LCD dibelakang dengan Quick Control screen seperti
dalam gamar sebelah kiri diatas

Pada kamera DSLR Nikon, setting kompensasi exposure dilakukan dengan cara seperti ini
(contoh Nikon D7000:
Dengan jari telunjuk, pencet tombol exposure compensation

Dengan tombol exposure compensation tetap ditekan, gunakan jempol anda untuk memutar
roda command dial dibelakang kamera ke kekiri atau kekanan

Lihat panel LCD diatas, angka yang ditunjukkan sembari anda memutar memperlihatkan
seberapa besar kompensasi expsoure yang anda setel

Beberapa Catatan Mengenai Kompensasi Exposure

Berikut beberapa catatan mengenai kompensasi eksposure;

Hanya bisa dipakai saat anda menggunakan mode program, shutter atau aperture priority

Tidak bekerja di mode auto

Untuk kamera lain, silahkan cek di buku manual atau silahkan otak-atik sendiri. Nah selamat
mencoba

Simulator Kamera: Mencoba Berbagai


Setting Kamera Dan Efeknya Pada Foto
978Share

Tweet

Beberapa waktu lalu belfot menemukan situs menarik yang berisi simulator kamera. Intinya,
di situs ini kita bisa melakukan berbagai simulasi settingan kamera yang berbeda-beda dan
bisa melihat apa efek perubahan setelan kamera tersebut pada hasil akhir foto. Apa yang
terjadi pada foto saat kita mengubah ISO, atau mengubah aperture dan seterusnya. Apa
bedanya aperture priority dan shutter priority.
Kalau anda masih awam dengan setelan manual kamera silahkan baca kembali konsep
exposure dan hubungan segitiga fotografi: aperture-shutter speed-ISO. Lalu silakan bermain-
main dengan simulator kamera ini.
Situs ini meski dibuat oleh Canon, namun tetap berguna bagi pemilik kamera dengan jenis
dan merek apapun. Nah, silakan langsung menuju TKP dan mulailah bermain-main di situs
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai