Kronologi adalah penentuan urutan waktu terjadinya suatu peristiwa sejarah. Kronologi berdasarkan hari
kejadian atau tahun terjadinya peristiwa sejarah.
Pengertian Perjalanan
Seseorang yang melakukan sebuah perjalanan, misalnya seseorang tersebut melakukan perjalanan ke
gunung semeru. Dimana dari perjalanan tersebut dia akan mengetahui apa yang tidak ia ketahui, menjadi
orang yang saling menghargai satu sama lain baik itu susah senang saat mendaki gunung semeru,
perjalanan juga mengajarimu menjadi banyak hal tentang kehidupan, menikmati keindahan ciptaan yang
Maha Kuasa dan menjadikan dirimu menjadi lebih bermanfaat dalam hidupmu.
Dari perjalananlah, kalian akan lebih menghargai arti sebuah kehidupan. Ketika saat senang, susah dan
disanalah kalian dapat bercerita setiap perjalanan yang dilalui.
Jadi, Kronologi Perjalanan adalah seseorang yang telah melakukan sebuah perjalanan, dimana dari
perjalanan tersebut ia dapat mengetahui apa yang tidak ia ketahui, mendapatkan sebuah kejadian yang
tidak pernah dilaluinya yang menjadi sebuah cerita menarik setiap perjalanan yang dialuinya baik itu
urutan waktu terjadinya perjalanan tersebut diantaranya hari atau tahun kejadian perjalanan tersebut.
Fotografi:
Fotografi ( Photography ) berasal dari kata Foto ( Cahaya ) dan Graphia ( menulis / menggambar ),
sehingga dapat diartikan bahwa fotografi adalah suatu teknik menggambar dengan cahaya. Atas dasar
tersebut, jelas bahwa cahaya sangat berperan penting dan menjadi sumber utama dalam memperoleh
gambar.
Kamera SLR:
Kamera SLR ( Single Lens Reflex ) atau D-SLR ( Digital ) merupakan kamera dengan jendela bidik
( viewfinder ) yang memberikan gambar sesuai dengan sudut pandang lensa melalui pantulan cermin
yang terletak di belakang lensa. Pada umumnya kamera biasa memiliki tampilan dari jendela bidik yang
berbeda dengan sudut pandang lensa karena jendela bidik tidak berada segaris dengan sudut pandang
lensa.
Seperti dibahas terdahulu, fotgrafi berkaitan erat dengan cahaya, maka kamera berfungsi untuk mengatur
cahaya yang ditangkap image sensor ( sensor gambar pada kamera digital atau film pada kamera
konvensional ). Untuk mengatur cahaya, terdapat 2 hal mendasar dalam kamera, yakni Shutter Speed
( Kecepatan Rana ) dan Aperture ( Diafragma ).
Shutter speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga cahaya
dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan dari pada shutter speed adalah detik, dan sangat tergantung
dengan keadaan cahaya saat pemotretan. Semisal cahaya terang pada siang hari, maka shutter speed harus
disesuaikan menjadi lebih cepat, semisal 1/500 detik. Sedangkan untuk malam hari yang cahayanya lebih
sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih lama, semisal 1/5 detik. Hal ini sekaligus
menjelaskan mengapa foto pada malam hari cenderung buram, bahwa shutter speed yang lebih lambat
memungkinkan pergerakan kamera akibat getaran tangan menjadikan cahaya bergeser sehingga foto
menjadi buram / blur.
Aperture atau diafragma merupakan istilah untuk bukaan lensa. Apabila diibaratkan sebagai
jendela, maka diafragma adalah kiray / gordyn yang dapat dibuka atau ditutup untuk
menyesuaikan banyaknya cahaya yang masuk. Pada kamera aperture dilambangkan dengan
huruf F dan dengan satuan sebagai berikut:
f/1.2
f/1.4
f/1.8
f/2.0
f/2.8
f/3.5
f/4.0
dst
Semakin kecil angka satuan maka akan semakin besar bukaan lensa ( f/1.4 lebih besar bukaannya
dibandingkan dengan f/4.0 ).
M= Full Manual
Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed, aperture, ISO, dsb.
P= Program
Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat exposure dapat diatur sesuai dengan
kehendak.
Auto
Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala kebutuhan
pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal jepret saja.
Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan
portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin tone, dsb.
Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan
foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid atau lain sebagainya.
Macro
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan
foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti fokus lensa yang lebih
disesuaikan.
Moving Object
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan
pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat bergerak menyesuaikan
dengan pergerakan objek.
Night Scene
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan
foto pada malam hari.
No Flash
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun apabila pada mode auto lainnya built
in flash akan otomatis pop up apabila cahaya dirasa kurang, pada mode ini built in flash tidak
akan menyala sama sekali, sehingga shutter speed dan aperture akan lebih berperan untuk
mengimbangi kebutuhan cahaya.
Dasar Vidiografi
Meanalogikan kamera sebagai pencerita, hal yang sangat menarik, menghubungkan antara dunia
film dan penonton. Sang pencerita haruslah menarik dalam artian tidak kaku dan tidak
membosankan saat di tonton. Berikut syarat-syarat dalam vidiografi :
Pemahaman penggunaan kamera dan teknik pengambilan gambar saling terikat dengan teknik
photografi. Namun pada vidiografi merupakan teknik pengambilan gambar bergerak, lebih dari
satu single gambar, maka dari itu ada beberapa hal yang ditambahkan dalam vidiografi, seperti
teknik menggerakkan kamera untuk menciptakan rasa tertentu, tidak hanya Framing dan angle.
Pan, Panning
Pan adalah gerakan kamera secara horizontal (mendatar) dari kiri ke kanan atau
sebaliknya. Pan right (kamera bergerak memutar ke kanan) dan Pan left (kamera bergerak
memutar ke kiri) Gerakan pan biasanya dilakukan untuk mengikuti subyek ( orang yang sedang
berjalan), mempertunjukkan suatu pandangan yang lebih luas secara menyeluruh. Jangan
melakukan panning tanpa maksud tertentu. Seblum melakukan panning hendaknya terlebih
dahulu menentukan titik awal dan titik akhir dari shot (adegan) yang akan direkam. Apabila kita
merekam adegan gerak seseorang yang sedang berjalan, berilah ruang kosong yang lebih longgar
di depannya. Ruang kosong ini dinamakan leading space.
Tilt, Tilting
Tilting adalah gerakkan kamera secara vertical,mendongak dari bawah keatas atau
sebaliknya. Tilt up : mendongak ke atas dan Tilt down : menunduk ke bawah Gerakan tilt
dilakukan untuk mengikuti gerakan obyek, untuk menciptakan efek dramatis, mempertajam
situasi. Gerakan tilt ini sebaiknya ditentukan terlebih dahulu titik awal dan titik akhir shot.
Dolly, Track
Dolly atau track adalah gerakan di atas tripot atau dolly mendekati atau menjauhi
subyek. Dolly in : mendekati subyek dan Dolly out: menjauhi subyek.
Pedestal
Pedestal adalah gerakan kamera di atas pedestal yang bisa dinaik turunkan. Sekarang ini
banyak digunakan Porta-Jip Traveller.
Pedestal up : kamera dinaikkan dan Pedestal down : kamera diturunkan. Degan
menggunakan teknik pedestal up/down kita bisa menghasilkan perubahan perspektif visual dari
adegan.
Crab
Gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan sejajar dengan subyek yang sedang
berjalan. Crab left (bergerak ke kiri) dan Crab right ( bergerak ke kanan).
Crane
Crane adalah gerakkan kamera di atas katrol naik turun.
Arc
Arc adalah gerakkan kamera memutar mengitari obyek dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Zoom
Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi obyek secara optic, dengan
mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut pandang lebar atau
sebaliknya. Zoom in : mendekatkan obyek dari long shot ke close up dan Zoom out :
menjauhkan obyek dari close up ke long shot.