Anda di halaman 1dari 9

Nama : Mega Haswati

Kelas : XI PG / No Absen : 24


ISO
RUMUS SEDERHANA PADA PEMOTRETAN
Beberapa kali mencoba memotret di luar ruangan dengan cuaca yang sering berubah kadang-kadang bikin kita
ilfil, tapi kalau boleh berandai-andai apa yang terjadi seandainya teknologi mutakhir yang sangat memanjakan
anda tiba-tiba kacau?
tentu anda akan kembali bertumpu kepada pengetahuan dasar rekayasa agar tetap bisa bekerja dengan alat
dan cara yang benar.
Demikian pula halnya fotografi digital yang bertumpu kepada beberapa rumus saat memakai
teknologi kamera SLR film. Ingin tahu apa yang bisa bekerja pada kamera film namun bisa
diterapkan pada kamera digital?

1. Cerah, gunakan rumus 16; dasar eksposur untuk beberapa pengambilan gambar pada
hari yang cerah adalah f/16 pada ISO tertentu, biasanya f/6 pada kecepatan rana 1/100
dipakai ISO/ASA 100, dari sini anda bisa atur untuk f/22 pada pemotretan di pantai
( atau gurun) dan f/11 untuk siang yang mendung.
2. Malam gunakan rumus 11, 8, 5.6; ada beberapa aturan yang berbeda saat memotret
saat ada malam hari, umumnya f/11 pada ISO terset saat bulan purnama. Pada bulan
separuh gunakan kecepatan shutter f/8 dan saat bulan seperempat gunakan f/5.6.
3. Rumus kamera goyang; kecepatan shutter paling lambat saat anda memegang kamera
biasanya adalah lebih dari seper dari panjang fokal yang anda gunakan, missal bila
anda memakai lensa 50mm, bidik dengan 1/60 detik atau lebih cepat. Kurang cahaya?
Gunakan lampu kilat, tripod, penyangga apapun agar kamera tetap berdiri tegak. Bila
shutter lambat, kamera akan cenderung goyang yang artinya anda akan mempoeroleh
hasil gambar yang kurang tajam atau bahkan blur.
4. Anatomi Gray card; Metering dari 18 persen dari gray card netral (neutral gray card)
adalah cara yang baik untuk mendapatkan nilai midtone yang akan memberi anda
berbagai eksposure dari scene yang berbeda. lantas gimana kalau kelupaan bawa Gray
card? cukup buka lebar tangan anda menghadap asal sinar, biarkan terbaca buka satu
stop dan potretlah, tentu beberapa warna kulit yang berbeda akan menghasilkan nilai
f-stop yang berbeda.
5. Depth of field atau DOF; ketika memfokuskan kepada subyek yang dalam, fokuskan
pada sebuah titik kurang lebih sepertiga untuk memaksimalkan DOF. Karena daerah
DOF (DOF zone) berada dibelakang dari titik lebih kurang tiga kali lebih dalam dari
daerah DOF (DOF zone) didepannya. Ini akan berjalan baik untuk semua aperture dan
panjang fokal, tetapi pada aperture yang lebih kecil dan panjang fokal yang pendek
serta jarak potret yang lebih jauh akan memperbesar daerah DOF-nya.
6. Rumus Cetak Digital; cara menghitung besar cetakan foto digital dengan memakai
kamera digital, anda cukup sisi vertical dan horizontal pixel dengan angka 200, untuk
gambar yang lebih tajam seperti catalog atau kualitas cetak untuk pameran, bagi
bilangan pixel tersebut dengan 250.
7. Rumus exposure; ada anjuran kuno ekspos pada sisi terang, maka sisi (gelap)
bayangan akan menyesuaikan, hal ini bisa berjalan pada slide film maupun digital,
namun pada negative fil terutama yang berwarna lebih baik anda over-eksposkan 1
stop.
8. Rumus tentang lampu kilat (flashlight / blitz ); saaat memakai unit lampu flash
otomatis yang tidak mempunyai rasio / perbandingan auto flash-fill, set ISO-nya flash
pada dua kali ISO yang anda pakai, ukur meter, pilih sebuah f-stop kemudian set
aperture autoflash pada f-stop yang sama dan bidik. Hasil rasionya 2:1 flash-fill akan
menghasilkan bayangan satu stop lebih gelap dari subyek utama.
9. Rumus Jarak lampu kilat (flashlight / blitz ); ingin tahu seberapa banyak jarak ekstra
lampu flash pada ISO yang lebih cepat? rumusnya adalah: lipat dua kali jarak, empat
kalinya kecepatan. Sebagai contah kalau lampu flash anda bekerja baik pada jarak 6
meter pada ISO 100 (baik pada kamera film maupun kamera digital), maka lampu
flash akan mampu bekerja dengan baik pada 12 meter pada ISO 400.
10. Rumus resolusi Megapixel; untuk melipatgandakan resolusi dalam digital kamera
anda, anda harus mengkalikan empat bukan dua, mengapa? Karena angka pixel pada
sisi vertical dan horizontal harus dilipat-duakan menjadi lipat dua dari sensor gambar.
11. Rumus action-stopping; untuk memperoleh action-stop frame yang tegak lurus
dengan dengan sumbu lensa, anda membutuhkan shutter speeds 2 stop lebih cepat dari
action moving yang melaju mendekat atau menjauh dari anda. Untuk action-moving
pada sudut 45 derajat dari sumbu lensa anda bisa memakai cukup satu stop lebih
lambat. Misalkan: jika ada orang berlari menuju anda dengan kecepatan moderat yang
biasanya dapat dihentikan pada 1/125 detik, maka anda membutuhkan shutter speed
1/500 detik untuk subyek yang melintas menjauh atau mendekat dri lensa dan shutter
speed 1/250detik bila dia berlari pada arah miring 45 derajat.
12. Rumus matahari terbenam; untuk mendapatkan gambar sunset terekspos, ukurlah
(metering) langsung keatas matahari (jangan langsung ke matahari). Jika anda ingin
gambar pemandangan ini tampak diambil setengah jam kemudian, tinggal kurangi
satu exposure compensation-nya.
Memahami Exposure, Shutter Speed, Aperture, & ISO Dalam
Fotografi
Seringkali setelah membeli kamera digital baik dslr maupun saku (pocket), kita terpaku pada mode auto untuk
waktu yang cukup lama. Mode auto memang paling mudah dan cepat, namun tidak memberikan kepuasan
kreatifitas.

Bagi yang ingin lulus dan naik kelas dari mode auto serta ingin meyalurkan jiwa kreatif kedalam foto-foto
yang dihasilkan, ada baiknya kita pahami konsep exposure. Kamera pada dasarnya adalah sebuah alat yang
berguna untuk menangkap cahaya melalui sensor kamera. Cahaya yang masuk akhirnya diterjemahkan oleh
sensor menjadi sebuah gambar. Apabila cahaya yang diterima oleh kamera kurang, gambar akan menjadi gelap
dalam dunia fotografi, hal ini sering disebut dengan Under Exposed (UE). Sebaliknya apabila cahaya yang
masuk ke dalam kamera berlebih, gambar akan menjadi terlalu terang atau disebut dengan Over Exposed (OE).




Fotografer kenamaan, Bryan Peterson, telah menulis sebuah buku berjudul Understanding Exposure yang
didalamnya diterangkan konsep exposure secara mudah. Peterson member ilustrasi tentang tiga elemen yang
harus diketahui untuk memahami exposure, dia menamai hubungan ketiganya sebagai sebuah Segitiga
Fotografi. Setiap elemen dalam segitiga fotografi ini berhubungan dengan cahaya, bagaimana cahaya masuk
dan berinteraksi dengan kamera.

Ketiga elemen tersebut adalah:

- ISO ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya
- Aperture seberapa besar lensa terbuka saat foto diambil
- Shutter Speed rentang waktu jendela didepan sensor kamera terbuka

Interaksi ketiga elemen inilah yang disebut exposure. Perubahan dalam salah satu elemen akan
mengakibatkan perubahan dalam elemen lainnya.



Perumpamaan Segitiga Eksposur
Mungkin jalan yang paling mudah dalam memahami exposure adalah dengan memberikan
sebuah perumpamaan. Dalam hal ini kita umpamakan segitiga exposure seperti halnya sebuah
keran air.
Shutter speed bagi saya adalah berapa lama kita membuka keran
Aperture adalah seberapa lebar kita membuka keran
ISO adalah kuatnya dorongan air
Sementara air yang mengalir melalui keran tersebut adalah cahaya yang diterima sensor kamera
Tentu bukan perumpamaan yang sempurna, tapi paling tidak kita mendapat ide dasarnya.
sebagaimana anda lihat, kalau exposure adalah jumlah air yang keluar dari keran, berarti kita
bisa mengubah nilai exposure dengan mengubah salah satu atau kombinasi ketiga elemen
penyusunnya. Jika kamu mengubah shutter speed, berarti mengubah berapa lama keran air
terbuka. Mengubah Aperture berarti mengubah seberapa besar debit airnya, sementara
mengubah seberapa kuat dorongan air dari sumbernya.

Kamera saat ini sudah memiliki kemampuan melihat
gambar dan menghitung exposure yang canggih. Bahkan
informasi tentang kombinasi antara Shutter Speed,
Aperture dan ISO dapat tergambarkan dengan sangat baik.
Kamera DSLR ataupun kamera pocket/saku sudah memiliki fitur pilihan mode exposure,
apakah itu otomatis, semi otomatis atau manual.
Pada kamera DSLR terdapat mode Exposure (Manual) dan Otomatis (Automatic, Program,
Aperture Priority dan Shutter Speed Priority). Silahkan membuka kembali buku manual
kamera masing-masing untuk mengatur mode-mode tersebut pada kamera.
Untuk menggunakan manual exposure, kamu harus memahami terlebih dahulu tentang
Shutter Speed, Aperture dan ISO. Jika ketiganya dipahami, kamu bisa menuangkan air di
dalam gelas tanpa harus tumpah ataupun kurang adalah hal yang mudah.





Exposure Compensation
Exposure Compensation adalah sebuah fitur kamera untuk mengubah hasil perhitungan
exposure baik dari manual ataupun auto expoosure. Biasanya disimbolkan dengan sebuah
tanda EV +/- .Kapan kita dapat menggunakan Exposure Compensation? Adalah pada saat
kita menggunakan auto/manual exposure, namun hasil foto lebih gelap/terang dari yang
diinginkan sebelumnya. Maka naikkan Exposure Compensation sebesar +1EV dan begitu
juga sebaliknya, jika ingin foto lebih gelap, turunkan menjadi -1EV atau lebih.
Rumus Exposure = Shutter Speed + Aperture + ISO = Exposure
Exposure Compensation bukan bagian dari faktor penentu exposure. Exposure Compensation
hanya mengubah hasil perhitungan auto exposure saja. Jika kita menerapkan Exposure
Compensation positif, maka hasil perhitungan auto exposure kamera akan lebih terang
daripada sebelumnya. Jika kita menerapkan Exposure Compensation negatif, maka hasil
perhitungan auto exposure akan lebih gelap dari sebelumnya.







Memahami Konsep ISO
Secara definisi ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin
tinggi setting ISO kita maka semakin sensitif sensor terhada cahaya.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang setting ISO di kamera kita (ASA dalam
kasus fotografi film), coba bayangkan mengenai sebuah komunitas lebah.
1. Sebuah ISO adalah sebuah lebah pekerja. Jika kamera saya set di ISO 100, artinya
saya memiliki 100 lebah pekerja.
2. Dan jika kamera saya set di ISO 200 artinya saya memiliki 200 lebah pekerja.
Tugas setiap lebah pekerja adalah memungut cahaya yang masuk melalui lensa kamera dan
membuat gambar. Jika kita menggunakan lensa identik dan aperture sama-sama kita set di
f/3.5 namun saya set ISO di 200 sementara anda 100 (bayangkan lagi tentang lebah pekerja),
maka gambar punya siapakah yang akan lebih cepat selesai?
Secara garis besar:
1. Saat kita menambah setting ISO dari 100 ke 200 (dalam aperture yang selalu konstan
kita kunci aperture di f/3.5 atau melalui mode Aperture Priority A atau Av), kita
mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah foto di sensor
kamera kita sampai separuhnya (2 kali lebih cepat), dari shutter speed 1/125 ke 1/250
detik.
2. Saat kita menambah lagi ISO ke 400, kita memangkas waktu pembuatan foto sampai
separuhnya lagi: 1/500 detik.
3. Setiap kali mempersingkat waktu esksposur sebanyak separuh, kita namakan
menaikkan esksposur sebesar 1 stop.
Anda bisa mencoba pengertian ini dalam kasus aperture, cobalah set shutter speed kita selalu
konstan pada 1/125 (atau melalui mode Shutter Priority S atau Tv), dan ubah-ubahlah
setting ISO anda dalam kelipatan 2; missal dari 100 ke 200 ke 400 dst, lihatlah perubahan
besaran aperture anda.
Mengetahui Fungsi Iso Pada Kamera
ISO sebenarnya adalah nama pendek umum untuk Organisasi Internasional untuk Standardisasi.
ISO (Organisasi Internasional untuk Standardisasi) adalah pengembang terbesar di dunia dan penerbit Standar
Internasional.
ISO adalah jaringan lembaga standar nasional dari 164 negara, salah satu anggota per negara, dengan
Sekretariat Tengah di Jenewa, Swiss, yang mengkoordinasikan sistem.
ISO adalah organisasi non-pemerintah yang membentuk jembatan antara sektor publik dan swasta. Di satu sisi,
banyak dari lembaga anggotanya adalah bagian dari struktur pemerintahan negara mereka, atau diberi
mandat oleh pemerintah mereka. Di sisi lain, anggota lain memiliki akar unik di sektor swasta, yang telah
didirikan oleh kemitraan nasional dari asosiasi industri.
Oleh karena itu, ISO memungkinkan konsensus dicapai pada solusi yang memenuhi kedua persyaratan dari
bisnis dan kebutuhan yang lebih luas dari masyarakat.


Itulah iso, tetapi apakah iso pada kamera?


Setting ISO pada kamera adalah sesuatu yang telah dibawa dari film. Ingat kembali pada 'hari tua' ketika Anda
gunakan untuk pergi dan membeli gulungan film dan Anda akan membeli film peringkat 100, 200 atau 400,
bahkan mungkin 800 atau 1600? Nah jumlah yang mengacu pada kepekaan film terhadap cahaya. Semakin
tinggi angka, semakin sensitif terhadap cahaya film ini. Bit ISO adalah dari standar untuk sensitivitas film, dan
nomor mengacu Peringkat itu.

Jadi apa sensitivitas artinya? Nah kepekaan yang rendah berarti bahwa film ini harus terkena cahaya untuk
waktu yang lebih lama dari film dengan sensitivitas yang tinggi untuk benar mengekspos gambar. Dengan
sensitivitas yang lebih rendah Anda juga mendapatkan kualitas gambar lebih baik juga yang mengapa Anda
harus selalu mencoba dan menggunakan sensitivitas terendah yang dapat lolos. Mari kita tidak maju dari diri
kita sendiri meskipun, penjelasan yang lebih sedikit dibutuhkan.


Setiap kamera memiliki sesuatu yang disebut "Base ISO", yang biasanya jumlah ISO terendah dari sensor yang
dapat menghasilkan kualitas gambar tertinggi, tanpa menambahkan suara ke gambar tersebut. Pada sebagian
besar kamera Nikon baru seperti Nikon D5100, ISO basis biasanya 200, sementara sebagian besar kamera
digital Canon memiliki ISO dasar 100. Jadi, secara optimal, Anda harus selalu mencoba untuk tetap pada ISO
dasar untuk mendapatkan kualitas gambar tertinggi. Namun, tidak selalu mungkin untuk melakukannya,
terutama ketika bekerja dalam kondisi cahaya rendah.

Biasanya, nomor ISO mulai 100-200 (Base ISO) dan kenaikan nilai dalam perkembangan geometris (kekuatan
dua). Jadi, urutan ISO: 100, 200, 400, 800, 1600, 3200, 6400 dan lain-lain Yang penting dipahami adalah bahwa
setiap langkah antara jumlah efektif menggandakan sensitivitas sensor. Jadi, ISO 200 adalah dua kali lebih
sensitif daripada ISO 100, sedangkan ISO 400 adalah dua kali lebih sensitif daripada ISO 200. Hal ini membuat
ISO 400 empat kali lebih sensitif terhadap cahaya dari ISO 100, ISO 1600 dan enam belas kali lebih sensiti f
terhadap cahaya dari ISO 100, seterusnya dan sebagainya. Apa artinya bila sensor adalah enam belas kali lebih
sensitif terhadap cahaya? Ini berarti bahwa perlu enam belas kali lebih sedikit waktu untuk mengambil foto!

Kecepatan ISO Contoh:
ISO 100-1 kedua
ISO 200 - 1/2 dari satu detik
ISO 400 - 1/4 per detik
ISO 800 - 1/8 dari satu detik
ISO 1600 - 1/16 dari satu detik
ISO 3200 - 1/32 detik

Dalam Contoh Kecepatan ISO di atas, jika sensor kamera anda diperlukan tepat 1 detik untuk menangkap
adegan pada ISO 100, hanya dengan beralih ke ISO 800, Anda dapat menangkap adegan yang sama di 1/8th
dari 125 milidetik kedua atau pada! Itu dapat berarti dunia yang berbeda dalam fotografi, karena dapat
membantu untuk membekukan gerak.



Kapan menggunakan ISO rendah



Anda harus selalu berusaha untuk menempel pada ISO terendah (base ISO) dari kamera, yang biasanya ISO 100
atau 200, bila memungkinkan. Ketika ada banyak cahaya, Anda harus selalu menggunakan ISO terendah, untuk
mempertahankan detail yang paling dan memiliki kualitas gambar tertinggi. Ada beberapa kasus di mana Anda
mungkin ingin menggunakan ISO rendah di lingkungan redup atau gelap - misalnya, jika Anda memiliki kamera
Anda terpasang pada tripod atau duduk pada permukaan yang datar. Dalam hal ini, ingatlah bahwa kamera
Anda kemungkinan besar akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menangkap adegan dan apa pun yang
bergerak mungkin akan terlihat seperti hantu.
Hanya bercanda, tentu saja! Itu keponakan tersayang menjadi subyek pengujian paparan panjang saya. Saya
mengatur kamera ke ISO terendah untuk mempertahankan detail, yang juga mengakibatkan eksposur panjang
dari 5 detik. Keponakan saya masih duduk, sementara teman saya melangkah untuk sesaat untuk
memperkenalkan :) hantu
Kapan harus meningkatkan ISO

Anda harus meningkatkan ISO ketika ada tidak cukup ringan untuk kamera untuk dapat dengan cepat
mengambil foto. Setiap kali saya menembak di dalam ruangan tanpa flash, saya set ISO saya untuk jumlah yang
lebih tinggi untuk dapat membekukan gerak. Kasus lain di mana Anda mungkin ingin meningkatkan ISO adalah
ketika Anda perlu untuk mendapatkan ultra-cepat gambar, seperti gambar burung saya diposting di atas. Tapi
sebelum meningkatkan ISO, Anda harus berpikir jika itu adalah OK bagi Anda untuk memperkenalkan suara
pada gambar.



Pada banyak DSLR baru, ada pengaturan untuk "Auto ISO", yang bekerja besar dalam lingkungan cahaya
rendah. Keindahan dari pengaturan ini, adalah bahwa Anda dapat mengatur ISO maksimum untuk jumlah
tertentu, jadi ketika ISO secara otomatis meningkat berdasarkan jumlah cahaya, tidak melewati sawar
ditetapkan. Jadi, jika saya ingin membatasi jumlah gandum di gambar saya, saya biasanya mengatur ISO
maksimal sampai 800.

Anda mungkin juga menyukai