Anda di halaman 1dari 6

Materi

Segitiga emas fotografi – Exposure


Kunci dari mendapatkan foto yang ideal tergantung dari segitiga emas fotografi. Segitiga emas
fotografi adalah bukaan (aperture), kecepatan rana (shutter speed) dan ISO. Kombinasi dari
ketiganya menentukan gelap terangnya sebuah foto.

BUKAAN / APERTURE / DIAFRAGMA


Aperture adalah bukaan lensa kamera dimana cahaya masuk. Bila bukaan besar, akan banyak
cahaya yang masuk dibandingkan dengan bukaan kecil. Selain merupakan salah satu cara
mengendalikan cahaya yang masuk, bukaan di gunakan juga untuk mengendalikan kedalaman
ruang (depth of field / dof).

Dalam prakteknya, jika Anda berada di lingkungan dimana cahaya sangat terang, maka kita bisa
menutup bukaan sehingga lebih sedikit cahaya masuk ke dalam. Jika kondisi lingkungan gelap,
maka kita bisa membuka bukaan lensa sehingga hasil akhir menjadi optimal.

Bukaan juga bisa digunakan untuk mengendalikan kedalaman ruang. Bukaan besar membuat
kedalaman ruang menjadi tipis, akibatnya latar belakang subjek menjadi kabur. Bukaan kecil
membuat kedalaman bidang menjadi besar, akibatnya semua bidang dalam foto menjadi tajam
atau berada dalam fokus.

Hal yang unik dan sering membingungkan pemula adalah nomor dalam setting bukaan adalah
terbalik dengan besarnya bukaan. Misalnya angka kecil berarti bukaan besar, sedangkan angka
besar berarti bukaan kecil. Contoh: f/1, f/1.4, f/2, f/4. f/5.6, f/8, f/16, f/22 dan seterusnya.

Setiap lensa memiliki bukaan maksimum dan minimum. Angka yang tertera dalam lensa seperti
f/3.5-5.6 berarti makimum bukaan bervariasi antara f/3.5 sampai f/ 5.6.

SHUTTER SPEED
Kecepatan rana (shutter speed) adalah durasi kamera membuka sensor untuk menyerap
cahaya. Semakin lama durasinya, semakin banyak cahaya yang masuk ke kamera dan hasil foto
akan bertambah terang.
Satuan shutter speed adalah dalam detik atau pecahan detik. Biasanya berawal dari 1/4000
detik sampai to 30 detik. Variasi shutter speed ini diatur dari badan kamera bukan dari lensa.

Selain mempengaruhi kuantitas cahaya yang masuk, shutter speed mempengaruhi foto dalam
dua hal:

1. Kecepatan rana yang cepat membekukan (freeze) objek yang bergerak.


2. Kecepatan rana yang lama menangkap gerakan (motion) objek secara
berkesinambungan.
Dalam praktek, kita mengunakan kecepatan rana yang tinggi untuk membekukan gerakan
subjek yang bergerak, seperti pada foto liputan olahraga. Sebaliknya, kita mengunakan
kecepatan rana yang rendah untuk merekam efek gerak, seperti dalam merekam pergerakan air
terjun.

ISO
ISO adalah ukuran sensitivitas sensor terhadap cahaya. Ukuran dimulai dari angka 50, 80 atau
100 dan akan berlipat ganda sampai 3200 atau lebih besar lagi. ISO dengan ukuran angka kecil
berarti sensivitas terhadap cahaya rendah, ISO dengan angka besar berarti sebaliknya.

ISO dengan angka besar atau disebut juga ISO tinggi akan menurunkan kualitas gambar karena
munculnya bintik-bintik yang dinamakan “noise”. Foto akan terlihat berbintik-bintik seperti
pasir dan detail yang halus akan hilang. Tapi untuk kondisi yang sulit seperti sedikit cahaya
dalam ruangan, ISO tinggi seringkali diperlukan.

Di era kamera analog, ISO dikenal juga dengan ASA. Di jaman analog, ASA tergantung dari film
yang kita pasang di dalam kamera. Namun di jaman sekarang, ISO bisa diubah sewaktu kita
menghendakinya melalui kamera.

Dengan bermain dengan tiga setting dasar kamera, Anda akan bisa membuat foto Anda menjadi
gelap, terang atau sedang. Gelap terangnya hasil akhir dalam foto tentunya tergantung selera
Anda.
Segitiga Exposure
Segitiga exposure adalah istilah yang digunakan untuk tiga elemen dasar
dari exposure yaitu: aperture, shutter speed dan ISO. Masing-masing elemen ini saling terkait
dalam mempengaruhi cahaya yang masuk mencapai sensor kamera untuk merekam foto,
dimana disebut juga dengan exposure. Perubahan yang terjadi pada salah satu
elemen exposure akan berdampak pada perubahan elemen yang lainnya. Ini berarti bahwa
anda tidak bisa hanya mengatur satu elemen saja, tapi perlu melibatkan elemen yang lain
dalam membentuk exposure.
Untuk dapat lebih memahami tentang exposure dan elemen-elemen
pembentuk exposure, dapat dianalogikan secara sederhana seperti jendela. Bayangkan kamera
anda seperti sebuah jendela yang terbuka dan tertutup. Aperture adalah ukuran jendela, jika
ukurannya besar maka akan lebih banyak cahaya yang masuk dalam ruangan. Shutter
speed adalah waktu berapa lama jendela akan terbuka, semakin lama anda membuka jendela
maka semakin banyak cahaya yang masuk. Sekarang bayangkan anda berada dalam ruangan
mengenakan kacamata hitam, mata anda menjadi tidak peka terhadap cahaya yang masuk
melalui jendela – seperti itulah kondisi dalam ISO rendah.

Ada sejumlah cara untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk dalam ruangan.
Anda bisa menambahkan waktu jendela terbuka (menurunkan kecepatan shutter), anda dapat
memperbesar ukuran jendela (meningkatkan aperture) atau anda juga bisa melepas kacamata
anda (menaikkan ISO). Bagaimana, cukup sederhana bukan ilustrasi untuk memahami apa
itu exposure?

Penjelasan segitiga exposure


Menyeimbangkan segitiga exposure adalah dengan membuat semua elemen exposure
bekerja bersama sehingga anda mendapat hasil yang anda inginkan. Mendapatkan exposure
yang seimbang dengan menggunakan aperture, shutter speed dan ISO ini membutuhkan
banyak latihan. Karena itu, perlu diingat untuk meletakkan dasar-dasar exposure seperti shutter
speed (berapa lama sensor kamera akan terekspos oleh cahaya), aperture (seberapa banyak
cahaya yang masuk melalui lensa, yang juga mempunyai efek terhadap depth of field), dan ISO
(tingkat sensitivitas sensor kamera).

Untuk melengkapi perannya dalam exposure, pilihan aperture, shutter speed, dan ISO
memiliki efek signifikan pada tampilan dan kesan foto. Aperture, misalnya, mempengaruhi
ruang tajam, atau seberapa banyak area dalam foto yang terlihat tajam. Shutter speed juga
mempengaruhi ketajaman foto, dengan shutter speed lebih lambat mengarah pada foto kabur,
baik disebabkan oleh objek yang bergerak ataupun kamera yang tidak disangga dengan cukup
baik.
Pilihan ISO memungkan anda untuk menggunakan kombinasi optimal dari shutter speed
dan aperture pada kondisi cahaya yang sesuai. Untuk gelap misalnya, ISO tinggi akan
membantu pengelolaan shutter speed dan aperture lebih fleksibel. Tapi, menaikkan ISO juga
mengurangi kualitas foto.

Gunakan ilustrasi segitiga exposure di atas untuk memutuskan cara menyesuaikan


exposure. Kuncinya adalah ketika exposure dinaikkan satu elemen (panah kuning), anda perlu
menurunkan salah satu atau kedua elemen lainnya (panah hitam) untuk mempertahankan
exposure yang sama. Kamera dapat melakukan hal ini untuk anda pada modus Program,
Aperture Priority, atau Shutter Priority, tapi anda harus menentukan sendiri pada modus
Manual. Pahami hubungan ini agar anda bisa memiliki kendali lebih leluasa atas foto yang
direkam.

Memahami segitiga exposure dalam fotografi


Exposure, yaitu membiarkan cahaya mencapai sensor kamera untuk merekam foto,
diukur dengan yang biasa disebut “stop”, dimana setiap stop merepresentasikan dua kali atau
setengah tingkat exposure dari stop disebelahnya. Jika expsoure dinaikkan satu stop, sensor
kamera menerima dua tingkat exposure. Menurunkan exposure satu stop, maka tingkat
exposure akan menjadi setengahnya.
Ketiga pengaturan kamera yang memberi kendali atas exposure, yaitu aperture, shutter speed
dan ISO, masing-masing diukur dalam stop. Misalnya shutter speed 1/50 detik satu stop lebih
lambat dari pada 1/100 detik, yang artinya sensor terekspos dua kali lebih lama. Namun,
shutter speed 1/50 detik yang sama mengeskpos sensor setengah dari shutter speed 1/25 detik.

ISO juga diturunkan, dengan ISO 400 satu stop lebih sensitif daripada ISO 200, tapi satu kurang
sensitif daripada ISO 800. Hubugan antara rentang aperture yang tersedia pada lensa serupa,
tapi rangkaian angkanya lebih membingungkan. Kenyataan bahwa f/5.6 satu stop lebih kecil
daripada f/4 tapi satu stop lebih besar daripada f/8 membutuhkan pembiasaan.

Jadi, bagaimana cara mengetahui exposure yang tepat?

Setelah mengaktifkan metering kamera dengan menekan setengah shutter release, kamera
akan menyarankan exposure berdasarkan pada kecerahan area yang diukur. Ini biasanya
disebut dalam urutan nilai shutter speed pada aperture dan ISO yang diberikan, misalnya 1/60
detik pada f/8 dan ISO 200.

Pada modus Automatic dan Scene kamera, pengguna hanya perlu membidik saja. Modus
exposure semi otomatis, yaitu Aperture Priority, Shutter Priority dan Program, memberi kendali
lebih leluasa atas bagaimana anda mengekspos foto, masing-masing dengan cara berbeda,
sementara modus Manual menyediakan tanggung jawab penuh atas aperture, shutter speed,
dan ISO.

Meski mungkin ada expsoure yang lebih disukai, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
mencapainya. Yang penting adalah keseimbangan. Jika anda menaikkan salah satu dari ketiga
pengaturan yang mengendalikan exposure (aperture, shutter speed atau ISO) maka salah satu
atau kedua pengaturan lainnya harus diturunkan sama banyaknya untuk mempertahankan
tingkat exposure yang sama.

Misalnya, exposure 1/25 detik pada f/16 ISO 100 setara dengan exposure 1/400 detik pada
f/2.8 ISO 100. Karena shutter speed dikurangi 4 stop (1/25 – 1/50 – 1/100 – 1/200 – 1/400),
yang menandakan lebih sedikit cahaya yang ditangkap, aperture harus dinaikkan sebesar 4 stop
(f/16 – f/11 – f/8 – f/5.6 – f/2.8) untuk memasukkan lebih banyak cahaya, agar foto tidak
menjadi 4 stop lebih gelap.

Kombinasi mana yang anda pilih akan tergantung pada tampilan yang ingin dicapai. Apakah
anda menginginkan depth of field besar atau depth of field sempit? Apakah anda ingin objek
bergerak atau setajam silet, atau memiliki motion blur. Banyak sekali yang perlu
dipertimbangkan sebelum merekam foto. Jangan panik! Kalau anda memilih untuk merekam
dalam satu modus semi otomatis, kamera memilihkan sebagian besar pengaturan untuk anda.
Setelah menentukan aperture pada modus Aperture Priority, mislanya, shutter speed akan
ditentukan secara otomatis. Kalau anda memutuskan untuk mengubah aperture, kamera akan
menyesuaikan shutter speed untuk mempertahankan exposure yang sama.
Demikian juga dengan modus Shutter Priority. Anda akan menentukan shutter speed, dan
kamera akan menyesuaikannya dengan aperture yang layak. Bahkan, anda bisa menggunakan
opsi auto ISO untuk membiarkan kamera menangani pilihan sensitivitas tersebut. Dalam modus
Progam, anda bisa mengubah kombinasi aperture dan shutter speed dengan memutar tombol
putar kontrol. Tentu saja, semua pengaturan kamera ini mengandalkan pada kamera dalam
mencapai pembacaan exposure yang optimal.

Hal yang penting dalam kamera digital adalah bagaimana anda memahami tentang exposure.
Anda dapat merekam foto dalam berbagai modus exposure yang anda sukai baik Auto maupun
Manual. Anda juga dapat memotret dengan modus semi otomatis seperti Aperture Priority dan
Shutter Priority yang memungkinkan anda untuk memilih pengaturan satu atau dua dari
elemen segitiga exposure dan sisanya kamera anda yang menentukan.

Anda mungkin juga menyukai