Hal pertama yang harus dipertimbangkan apabila mengambil foto dengan kamera
digital yaitu efek aperture pada gambar Anda. Bagaimanakah hasil perubahan pada
foto akhir bergantung pada aperture-nya, apakah dilebarkan atau disempitkan?
Semakin besar aperture (yaitu, semakin kecil f-number), semakin besar bokeh-nya.
Semakin kecil aperture (yaitu, semakin besar f-number), semakin besar area dalam
fokus (depth-of-field).
Jumlah cahaya yang memasuki sensor bisa dikontrol dengan melebarkan
menyempitkan aperture.
EOS 5D Mark III/ EF50mm f/1.8 STM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/1.8, 1/800det.,
EV+0,7)/ ISO 100/ WB: Manual
EOS 5D Mark III/ EF50mm f/1.8 STM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/5.6,
1/80det., EV+0,7)/ ISO 100/ WB: Manual
f/5.6
EOS 5D Mark III/ EF50mm f/1.8 STM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/16,
1/40det., EV+0,7)/ ISO 400/ WB: Manual
f/16
Apabila aperture dilebarkan, f-number berkurang. Area dalam fokus pada gambar
berkurang dan bokeh semakin menonjol (atau 'lebih besar"). Sebaliknya, apabila
aperture disempitkan, f-number bertambah besar. Area gambar dalam fokus
meningkat, dan bokeh menjadi kurang kentara.
Diekspresikan sebagai rasio jarak dari posisi fokus ke depth of field latar depan,
hingga jarak dari posisi fokus ke depth of field latar belakang, katanya rasio fokus
yaitu 1:2 latar depan: latar belakang.
Pengaturan pencahayaan, pada umumnya juga dirujuk oleh para fotografer sebagai
“f-stop,” yang memungkinkan anda menyesuaikan jumlah cahaya yang memasuki
kamera. Pengaturan ini pun dikenal sebagai “EV”, atau exposure value (nilai
pencahayaan). Meningkatkan aperture 1 stop memangkas separuh jumlah cahaya
yang memasuki kamera. Sebaliknya, menguranginya 1 stop melipatgandakan
jumlah cahaya yang memasuki kamera. Untuk sebagian besar kamera DSLR, selain
standar 1 stop, anda juga bisa menetapkan stop pada 1/2 dan 1/3 interval.
Contohnya, jika anda menetapkan 1/3 stop, kisaran full stop antara f/2.8 hingga f/4
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu f/2.8→f/3.2→f/3.5→f/4. Penggunaan 1/3 stop
memungkinkan penyesuaian yang lebih halus dilakukan pada jumlah cahaya yang
memasuki kamera.
Ada lensa zoom dengan kisaran f-number diberikan sebagai f/3.5-5.6. Semua ini
dikenal sebagai "lensa zoom aperture variabel", di mana aperture berubah dengan
panjang fokus. Pada kasus EF24-105mm f/3.5-5.6 IS STM, aperture (f-number)
pada ujung sudut lebar (24mm) yaitu f/3.5, dan aperture pada ujung telefoto
(105mm) yaitu f/5.6. Lensa di mana aperture-nya tidak berubah, meskipun panjang
fokusnya berubah, dikenal sebagai "lensa zoom aperture tetap".
Kecepatan rana (juga: waktu pencahayaan) adalah lama waktu ketika rana terbuka
dan cahaya memasuki sensor gambar di dalam kamera. Kecepatan rana ditunjukkan
sebagai 1 det., 1/2 det., 1/4 det. ... 1/125 det. Hingga 1/250 det., dll. Kecepatan rana
yang lebih pesat mengurangi lama waktu di mana cahaya bisa masuk, sedangkan
kecepatan rana yang lebih lambat, menambah panjang waktu ini. Oleh karena itu,
semakin lambat kecepatan rana, semakin besar jumlah cahaya yang bisa masuk ke
kamera. Kecepatan rana tidak hanya memungkinkan anda mengubah jumlah
cahaya, tapi juga bisa mengubah cara pergerakan subjek yang ditangkap. Pada
kecepatan rana yang lebih pesat, anda bisa membekukan sepenuhnya gerakan
subjek yang sedang bergerak. Sebaliknya, apabila menggunakan kecepatan rana
yang lebih lambat, anda bisa memburamkan subjek pada arah gerakan, dan
menangkap gerakan subjek, seperti air yang mengalir. Dengan kata lain, kecepatan
rana memungkinkan anda mengontrol cara pergerakan subjek fotografis yang
diambil.
2. EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 105mm/ Shutter-priority AE (f/8,
1/160 det., EV+1,3)/ ISO 100
1/160 det.
3. EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 105mm/ Shutter-priority AE (f/4,
1/2500 det., EV+1,3)/ ISO 400
1/2500 det.
4. EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 105mm/ Aperture-priority AE (f/11,
1/6 det., EV+1,0)/ ISO 100
Goyangan kamera: Seluruh foto buram.
Faktanya:
Kisaran kecepatan rana berbeda-beda di antara sejumlah kamera
Tiap model kamera memiliki batas kecepatan rana yang lebih tinggi dan lebih
rendah yang sudah ditentukan sebelumnya, dan Anda bisa secara bebas
menyesuaikan kecepatan rana dalam kisaran nilai itu. Pada kamera yang memiliki
rana berkecepatan tinggi dengan batas atas sepesat 1/8000 detik, tidak saja Anda
dapat membekukan aksi subjek yang bergerak cepat dalam foto, Anda juga dapat
memperlebar aperture (yaitu, menurunkan f-number), bahkan dalam pengaturan
cerah, dan hal ini bisa Anda manfaatkan sewaktu mengambil bidikan dengan bokeh.
Selain itu, dalam auto exposure (pencahayaan otomatis), banyak kamera yang
memiliki batas kecepatan rana yang lebih rendah, selambat 30 detik. Jika Anda ingin
memperlambat kecepatan rana lebih jauh lagi, gunakan fungsi "BULB".
Bahkan, apabila mengambil gambar dengan situasi yang sama, atau subjek yang
sama, penyesuaian sederhana pada pencahayaan bisa memberi Anda hasil yang
sangat berbeda. Dengan kata lain, seni kompensasi pencahayaan adalah sesuatu
yang kita semua harus pelajari untuk mengambil gambar yang bagus.
Apabila kita membuka keran (aperture), waktu yang diperlukan air
untuk mengumpul (kecepatan rana) akan lebih pendek
Apabila keran (=aperture) dibuka lebih jauh, semakin banyak air (=cahaya) akan
mengalir masuk dan waktu yang diperlukan air untuk terkumpul (=kecepatan rana)
diperpendek (=menjadi lebih cepat), dan ini cukup untuk mendapatkan pencahayaan
yang bagus. Sebaliknya, keran (=aperture) ditutup, air yang mengalir akan sedikit
(=cahaya), waktu yang diperlukan air untuk terkumpul (=kecepatan rana) menjadi
lebih lama.
Konsep 1: Hasil pencahayaan dari interaksi antara aperture dan kecepatan
rana
Dengan menggunakan salah satu kombinasi berikut ini, akan menghasilkan level
kecerahan yang sama:
1. Aperture lebih besar (f-number lebih kecil) + kecepatan rana lebih pesat
2. Aperture lebih kecil (f-number lebih besar) + kecepatan rana lebih lambat
Contoh (3), (5) dan (7), semuanya memiliki kecerahan yang sama (correct exposure)
Contoh (1) terlalu berlebihan cahaya
Contoh (9) kurang cahaya
Subjek yang dibidik dalam sinar latar, yang memiliki daya pantul tinggi (warna putih
atau mendekati putih), dan pemandangan yang cerah, akan menghasilkan foto yang
terlihat lebih gelap daripada yang sesungguhnya terlihat secara kasat mata. Dalam
kasus semacam itu, gunakan kompensasi pencahayaan positif.
Subjek yang memiliki daya pantul buruk (warna hitam atau mendekati hitam), dan
pemandangan yang gelap, akan menghasilkan foto yang terlihat lebih cerah
daripada yang sesungguhnya terlihat secara kasat mata. Hal ini bisa menyebabkan
detail warna meledak, khususnya apabila Anda menangkap pemandangan yang
keadaan sekelilingnya remang-remang, misalnya saat senja hari. Dengan
menggunakan kompensasi pencahayaan negatif, akan membantu memulihkan
warnanya.
2.
1. EOS 5D Mark III/ EF50mm f/1.4 USM/FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/1.4, 1/200
det., EV±0)/ ISO 100/ WB: Manual
2. EOS 5D Mark III/ EF50mm f/1.4 USM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/1.4, 1/100
det., EV+1,0)/ ISO 100/ WB: Manual
Sebaliknya, subjek yang berwarna hitam atau mendekati hitam, seperti bentangan
malam yang banyak terdapat area teduh/berbayangan, cenderung ditangkap
sebagai gambar yang terlihat lebih cerah dan terang daripada yang sesungguhnya
terlihat secara kasat mata. Jika ingin agar pemandangannya terlihat lebih temaram,
gunakan saja kompensasi pencahayaan negatif (-) yang cukup supaya bagian
gambar yang paling terang agak sedikit dipergelap. Kompensasi pencahayaan
negatif pun juga bagus untuk membuat warna terlihat lebih intens—cobalah pada
waktu berikutnya Anda mengambil gambar matahari terbenam.
2.
1. EOS M/ EF-M22mm f/2 STM/ FL: 22mm (setara 35mm)/ Aperture-priority AE (f/2,
1/50 det., EV±0)/ ISO 100/ WB: Daylight
2. EOS M/ EF-M22mm f/2 STM/ FL: 22mm (setara 35mm)/ Aperture-priority AE (f/2,
1/100 det., EV-1,0)/ ISO 100/ WB: Daylight
1. 2.
3.
EOS 5D Mark III/ EF50mm f/1.4 USM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/5.6, 2,5 det.,
EV-0,7)/ ISO 100/ WB: Auto
EOS 5D Mark III/ EF50mm f/1.4 USM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/5.6, 1/6 det.,
EV-0,7)/ ISO 1600/ WB: Auto
EOS 5D Mark III/ EF50mm f/1.4 USM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/5.6, 1/50 det.,
EV-0,7)/ ISO 12800/ WB: Auto
Apabila menetapkan ISO AUTO, pilih [AUTO] pada layar untuk pengaturannya.
Setelah AUTO dipilih, kamera akan secara otomatis menentukan kecepatan ISO
menurut pemandangan dan mode gambar. Ini adalah fitur yang sangat nyaman,
yang membantu menstabilkan gambar apabila terjadi goyangan kamera dan buram
gerakan subjek.
Apabila menetapkan kecepatan ISO ke AUTO, Anda juga bisa menetapkan batas
atas kecepatan yang bisa dioperasikan kamera. Jika batas atas ditetapkan lebih
tinggi, meskipun bisa mengambil gambar dengan mudah dalam pemandangan yang
gelap, atau pada subjek yang gelap, akan ada noise lebih banyak. Tetapkan
kecepatan ISO ke sesuatu yang tidak akan memengaruhi kualitas gambar terlalu
buruk.
Fungsi semula adalah untuk memastikan bahwa warna putih tampak putih
dalam foto Anda.
Anda juga dapat menggunakannya untuk menambah torehan warna ke foto
Anda.
Tergantung pada sumber cahayanya, foto benda putih yang Anda ambil dapat
mengambil torehan warna yang tampak kemerah-merahan atau kebiru-biruan,
misalnya. Ini adalah sesuatu yang tidak nyata secara kasat mata, karena otak kita
secara otomatis mengoreksi torehan warna, sehingga benda warna putih masih
tampak putih apa pun sumber cahayanya. Namun demikian, kamera tidak memiliki
kemampuan itu. Alih-alih, fungsi ini dilaksanakan oleh fungsi white balance (WB),
yang memastikan bahwa benda putih digambarkan sebagai benda berwarna putih,
apa pun sumber cahayanya.
Sering kali, jika Anda membidik dengan white balance yang ditetapkan ke mode
"Auto", yang secara umum juga dikenal sebagai Auto White Balance (AWB), warna
dalam foto akan mendekati warna yang Anda lihat secara kasat mata. Namun
demikian, untuk sebagian pemandangan, "Auto" tidak dapat melakukan koreksi yang
sesuai, sehingga menghasilkan warna yang digambarkan secara berbeda dari yang
Anda lihat. Apabila hal ini terjadi, pilih pengaturan white balance di antara opsi
preset. Anda akan memiliki beberapa opsi, misalnya “Daylight”, “Shade”, “Cloudy”,
“Tungsten light”, “White fluorescent light” dan sebagainya.
Namun demikian, Anda juga dapat menggunakan fungsi WB untuk secara sengaja
menambahkan torehan warna ke foto Anda. Cobalah sendiri: Pertama-tama, ambil
foto dengan preset "Daylight". Bandingkan dengan foto yang diambil dengan “White
fluorescent light” atau “Tungsten light”. Lihat, apakah nada warna gambar tampak
lebih kebiru-biruan daripada yang dibidik dengan "Daylight"? Berikutnya, cobalah
“Cloudy” dan “Shade”. Anda akan mendapatkan gambar yang nada warnanya lebih
hangat.
Auto (Otomatis)
Daylight (Siang)
Semua contoh dibidik dengan: EOS 5D Mark II/ EF70-200mm f/4L IS USM/ FL: 70mm/
Aperture-priority AE (f/4, 1/250 det., EV-1)/ ISO 100
Langit pada saat matahari terbit dan ketika matahari terbenam memiliki nada warna
kemerah-merahan. Apabila Anda memotretnya dengan white balance yang
ditetapkan ke "Auto", fungsi ini mencoba mengoreksi awan warna merah agar
tampak putih, dan tindakan ini memupus warna kemerah-merahan di langit. Jika
ingin menegaskan nada kemerah-merahan, berikut ini adalah preset untuk dicoba
agar dapat meningkatkan level efeknya: Auto→Daylight→Cloudy→Shade.
Cloudy (Mendung)
Semua contoh dibidik dengan: EOS 80D/ EF-S18-135mm f/3.5-5.6 IS USM/ FL: 135mm
(setara 216mm)/ Aperture-priority AE (f/5.6, 1/200 det., EV+1,7)/ ISO 200
Kalau Anda akan memotret cahaya bola lampu tungsten (lampu pijar) dengan
menggunakan AWB, cahayanya akan tampak putih dalam gambar Anda, walaupun
nada warnanya memang lebih hangat. Untuk penggambaran warna putih yang lebih
akurat, pilih preset “Tungsten light”. Untuk nada warna yang bahkan lebih hangat,
pilih salah satu, "Shade" atau "Cloudy". Pengaturan ini akan memberikan nada
kemerah-merahan secara keseluruhan, sehingga seluruh gambar terkesan hangat.
Kata kunci 2: Fungsi koreksi white balance
Kalau kita ingin lebih teknis mengenai nada warna, preset white balance hanya
bisa menyesuaikan nada warna di sepanjang poros warna amber/biru. Untuk
menyesuaikan di sepanjang poros warna magenta/hijau,Gunakan fungsi koreksi
white balance. Ini menegaskan nada warna ungu/hijau, yang bisa membuat subjek
terlihat lebih menawan.
Dari menu SHOOT, pilih [WB Shift/Bkt.] untuk menampilkan layar seperti di atas.
Geser penanda kotak ke posisi kisi-kisi yang diinginkan.
Kamera digital memiliki fitur automatic exposure (AE / pencahayaan otomatis) yang
secara otomatis memutuskan seberapa banyak pencahayaan untuk gambar (yaitu,
seberapa cerah bidikan jadinya). Dalam mode AE, apabila Anda menekan separuh
tombol rana, kamera akan secara otomatis menentukan aperture dan/atau nilai
kecepatan rana, dan karenanya memberikan pencahayaan yang tepat (ditentukan
kamera). Fitur yang membantu kamera menentukan aperture dan kecepatan rana
yang akan ditetapkan dengan mengukur kecerahan subjek, dan tindakan ini disebut
"metering". Biasanya ada 3 mode metering di kamera: evaluative metering
(pengukuran evaluatif), spot metering (pengukuran setempat) dan centre-weighted
metering (pengukuran pembobotan tengah). Pada kebanyakan kamera, mode
EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 88mm/ Shutter-priority AE (f/11, 1/4 det.,
EV+0,3)/ ISO 100/ WB: Auto
EOS 60D/ EF-S18-135mm f/3.5-5.6 IS/ FL: 135mm (setara 216mm)/ Aperture-priority AE
(f/5.6, 1/250 det., EV-0,3)/ ISO 100/ WB: Daylight
EOS 5D Mark III/ EF50mm f/1.4 USM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/2, 1/60 det., EV±0)/
ISO 100/ WB: Daylight.
Apabila menekan tombol AE lock (kunci AE), tindakan ini "mengunci" pengaturan
pencahayaan agar pengaturan aperture dan/atau kecepatan rana tidak akan
berubah meskipun seandainya Anda menggeser atau menyesuaikan komposisi
gambar, memfokuskan ulang dan membidik.
Anda bisa menggunakannya jika terdapat berbedaan besar dalam level kecerahan
antara elemen utama di gambar, atau kalau Anda tidak dapat memperoleh
pencahayaan yang diinginkan. AE Lock adalah fungsi yang sangat nyaman untuk
digunakan, khususnya dalam kombinasi dengan spot metering (pengukuran
setempat), dan khususnya untuk pemandangan cahaya latar.
Contohnya, jika terdapat pemandangan cahaya latar di mana subjek utama tampak
gelap, yang Anda perlu lakukan hanyalah menyelaraskan bingkai AF tengah dengan
subjeknya, menekan separuh tombol rana, kemudian menekan tombol AE lock.
Pengaturan pencahayaan akan dikunci ke pencahayaan yang tepat untuk area yang
ingin Anda tangkap sebagaimana mestinya.
EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/3.5-5.6 IS STM/ FL: 105mm/ Aperture-priority AE (f/6.3,
1/125 det., EV+0,3)/ ISO 250/ WB: Daylight.
Posisi B: Untuk pencahayaan yang tepat pada area yang gelap, gunakan AE
lock pada kipas
EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/3.5-5.6 IS STM/ FL: 105mm/ Aperture-priority AE (f/8,
1/125 det., EV+0,3)/ ISO 2500/ WB: Daylight
Cara menggunakan AE Lock
Setelah menekan tombol rana separuh ke bawah dan menetapkan fokus, tekan
tombol AE lock (dilingkari warna merah). Apabila Anda ingin mengulang kembali
pengukuran, tekan lagi tombol AE lock.
Ada dua cara untuk menetapkan fokus. Dengan menggunakan sistem autofocus (fokus
otomatis) kamera, atau pemilihan dan penyesuaian secara manual
“AF” merujuk ke “autofocus”. Ini terjadi ketika kamera menala sendiri untuk
menetapkan fokus terbaik ketika mengambil foto.
“MF” merujuk ke “manual focus”. Ini terjadi apabila fotografer menyesuaikan fokus
secara manual untuk menetapkan fokus.
Menetapkan fokus merupakan keterampilan dasar dalam mengambil foto. Ada dua
cara untuk menetapkan fokus. Yang pertama melalui pengoperasian autofocus
(AF) yaitu, kamera menetapkan fokus secara otomatis. Yang kedua
melalui pengoperasian manual focus (MF) yaitu, sang fotografer menyesuaikan
fokus dengan menggunakan tangan.Pada kebanyakan pemandang pemotretan, AF
bisa menetapkan fokus dengan baik. Apabila melakukan pemotretan foto dalam
mode AF, yang diperlukan hanyalah menekan tombol rana secara ringan ("tekan
separuh" tombol rana) untuk mengaktifkan fungsi AF serta AE, dan kamera akan
menyelesaikan tindak selanjutnya. Setelah fokus ditetapkan, tekan tombol rana ke
bawah ("tekan separuh" tombol rana).Inilah yang dimaksudkan dengan AF—
memotret gambar yang bagus hanya dengan pengoperasian sederhana. Untuk bisa
lebih mengontrol komposisi foto, Anda bisa melakukan pre-select (pra-pilih) area AF
(atau titik AF) selama pengoperasian autofocus (fokus otomatis).Tetapi, AF tidak
akan sempurna, dan ada batasan pada apa yang bisa dilakukannya. Kadang, subjek
atau pemandangan membuatnya sulit, atau bahkan tidak mungkin menetapkan
fokus. Apabila menghadapi situasi semacam ini, manfaatkan MF sebaik-baiknya.
Dengan melihat melalui viewfinder dan memutar cincin fokus dengan tangan, kita
bisa menetapkan fokus yang juga bagus. Karena kita bisa memperbesar area fokus
apabila dalam mode Live View, maka dimungkinkan untuk menetapkan fokus secara
lebih tepat.
EOS 80D/ EF-S18-135mm f/3.5-5.6 IS USM/ FL: 124mm (setara 198mm)/ Aperture-priority
AE (f/5.6, 1/200 det., EV-0,3) / ISO 3200/ WB: Auto
Manfaat : Bisa menetapkan fokus secara cepat
Kekurangan:Sebagian subjek dan pemandangan tidak ideal untuk
menetapkan fokus
Karena AF menetapkan fokus secara cepat, hal ini sangat nyaman pada hampir
semua situasi. Tetapi, terkadang ada sebagian subjek atau pemandangan yang
tidak ideal untuk menetapkan fokus. Sebaiknya, alihkan ke MF apabila situasi
mengharuskannya.
MF
EOS 6D/ EF50mm f/1.8 STM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/3.5, 1/40 det., EV-
0,7)/ ISO 100/ WB: Auto
Menguasai teknik pemotretan “AF Lock”. Inilah cara mengambil foto dalam mode
AF, di mana fokus terlebih dulu ditetapkan sebelum menyesuaikan komposisi foto.
Pertama, pilih secara manual titik AF aktif. Pilih area/titik AF yang terdekat ke subjek
yang diinginkan dalam komposisi ideal Anda. Walaupun AF Lock bisa diterapkan
Teknik Back-button AF
EOS 5D Mark III/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ FL: 70mm/ Aperture-priority AE (f/2.8, 1/400
det., EV+0,6)/ ISO 100/ WB: Daylight
Saya menetapkan fokus pada seekor kucing yang tiba-tiba muncul, dengan teknik
Back-button AF, mengaktifkan AF Lock, kemudian menyempurnakan setelan
pemandangan.
Saya berhasil mencoba komposisi yang berbeda-beda secara bersinambungan
dengan bantuan teknik ini.
Ada 3 jenis mode AF yang bisa dipilih, dan paling sesuai dengan situasi
pemotretan Anda. One Shot AF, AI Servo AF, dan AI Focus AF yang secara
otomatis beralih di antara One Shot AF dan AI Servo AF bilamana perlu.
Dalam mode One Shot AF, tekan separuh tombol rana. Setelah fokus ditetapkan,
kamera akan memaku fokusnya. Ini adalah mode AF yang paling sesuai untuk
memotret subjek yang tidak bergerak. Dalam mode AI Servo AF, AF diaktifkan
selama Anda menekan separuh tombol rana, dan terus-menerus fokus pada subjek
tersebut.
AI Focus AF ideal untuk memotret subjek yang pergerakannya tidak dapat
diprediksi. Dalam mode ini, kamera beralih di antara One Shot AF dan AI Servo AF
menurut pergerakan subjek, dan memilih mode AF mana yang digunakan menurut
situasinya.
EOS 5D Mark III/ EF50mm f/1.4 USM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/1.4, 1/6400 det.,
EV+1)/ ISO 100/ WB: Auto
Manfaat : Mudah menetapkan dan memaku fokus
Kekurangan: Fokus mudah hilang jika subjek bergerak
Tetapkan fokus sambil menekan separuh tombol rana. Teruslah menekan separuh
tombol rana sampai fokus ditetapkan dan kamera akan memaku pada fokus
tersebut. Ini adalah paling ideal untuk memotret subjek diam, seperti jalanan, daun
meja dan lanskap. Namun demikian, jika subjek bergerak setelah fokus dipaku, foto
akan keluar dari fokus.
AI Servo AF
Kamera akan terus menetapkan fokus selama tombol rana ditekan separuh, yang
membuat hal ini paling sesuai untuk memotret subjek yang senantiasa bergerak
menjauhi atau mendekati kamera. Namun demikian, mungkin sulit untuk
mendapatkan komposisi gambar sempurna yang Anda inginkan, karena fokus halus
tidak begitu mudah diperoleh.
AI Focus AF
Dalam mode AI Focus AF, kamera secara otomatis beralih di antara mode One
Shot AF dan mode AI Servo AF tergantung pada keadaan subjek, apakah sedang
bergerak atau diam.
Hal ini sangat berguna apabila memotret gambar subjek yang karakteristik
pergerakannya tidak dapat diprediksi, misalnya, hewan dan anak-anak yang
berlarian pada satu saat, lalu diam tidak bergerak pada saat berikutnya. Akan lebih
sulit untuk menetapkan komposisi dengan mode ini dibandingkan mode One Shot
AF, karena lebih banyak upaya yang dicurahkan pada mode ini untuk menjaga
fokusnya.
Single-point AF
Zone AF
Mode AF area selection (pemilihan area AF) adalah suatu fungsi yang menentukan
area bingkai AF ketika menetapkan fokus. Anda bisa memilih untuk melakukan
pemfokusan otomatis dengan menggunakan satu titik atau seluruh zona. Walaupun
jenis fungsi yang ditampilkan beragam di antara kamera pada umumnya, namun
kerap kali model level pemula akan memiliki sekurangnya tiga jenis mode AF yang
disebutkan di atas. Single-point AF, Zone AF dan Automatic Selection AF. Jika
penekanannya adalah menetapkan fokus pada suatu titik, mode Single-point AF
adalah pilihan yang bagus. Jika menggunakan suatu zona untuk menetapkan fokus,
pilih Automatic Selection AF. Untuk yang lainnya, gunakan Zone AF. Sangatlah
penting untuk mengetahui, mode AF area selection mana yang digunakan menurut
ukuran dan karakteristik pergerakan subjek. Apabila memotret subjek atau
pemandangan yang ukurannya kecil, dan diperlukan fokus yang jitu, gunakanlah
Single-point AF. Untuk subjek yang pergerakannya tidak dapat diprediksi, maka
yang terbaik digunakan adalah Automatic Selection AF. Untuk pemandangan yang
memerlukan pertimbangan terhadap subjek yang bergerak dan komposisi foto yang
bagus, yang paling sesuai adalah mode Zone AF.
EOS 6D/ EF50mm f/1.8 STM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/1.8, 1/100 det., EV+0,3)/
ISO 100/ WB: Auto
Dalam gambar ini, saya menetapkan fokus pada subjek di bagian tengah dan
mendefokus area di depan dan belakang. Jika Anda ingin mendapatkan efek bokeh
latar depan, kombinasi penggunaan One Shot AF + Single-point AF adalah yang
paling berguna.
EOS M3/ EF-M28mm f/3.5 Macro IS STM/ FL: 28mm (setara 45mm)/ Aperture-priority AE
(f/5.6, 1/60 det., EV+0,3)/ ISO 250/ WB: Auto.
Apabila memotret foto bunga, yang sangat penting adalah fokus presisi yang
ekstrem. Agar dapat menetapkan fokus pada kelopak bunga, saya menggunakan
One Shot AF + Single-point AF.
EOS 5D Mark III/ EF40mm f/2.8 STM/ FL: 40mm/ Aperture-priority AE (f/14, 1/1600 det., EV-
0,3)/ ISO 1600/ WB: Auto
Saya mengambil gambar burung camar ini yang tiba-tiba muncul. Kamera
ditetapkan dalam mode Automatic Selection AF dan AI Servo AF. Dengan Automatic
Selection AF, pencarian fokus dilakukan oleh beberapa titik AF, sehingga
meningkatkan peluang untuk mendapatkan fokus yang akurat.
Hal ini sangat bagus untuk menangkap peluang menekan rana dan mendapatkan
gambar seperti ini.
Picture Style adalah fungsi yang memungkinkan Anda menyesuaikan nada warna
dan kontras menurut preferensi Anda. Anda bisa berharap mendapatkan foto
dengan nada warna yang disempurnakan dan lebih segar, serta kontras yang
mempertajam atau memperlemahnya agar sesuai dengan pemandangan yang
bersangkutan. Ada kesalahpahaman, bahwa semakin tajam kontrasnya, semakin
baik gambarnya, tetapi ada kalanya apabila menggunakan nada warna yang lebih
sendu atau menekan kontras untuk menyajikan suasana ketenangan dan
ketenteraman, bisa juga menghasilkan foto dengan warna yang serba
menyenangkan. Jumlah Picture Style preset yang tersedia: “Auto”, “Standard”,
“Portrait” dan “Monochrome”. Anda bisa memilih Picture Style preferensi menurut
maksud pemotretan dan subjek Anda untuk memperoleh hasil yang spesial. Ini juga
memungkinkan untuk melakukan penyesuaian halus pada preset dengan
menggunakan menu [Detail settings]. Dengan menala halus parameter, seperti
Sharpness (Ketajaman) atau Contras (Kontras), Anda bisa menciptakan foto yang
artistik dengan polesan akhir yang berbeda-beda.Dalam pengaturan "Auto", nada
warna secara otomatis disesuaikan menurut pemandangan foto. Hal ini khususnya
berguna apabila memotret di luar ruangan atau lanskap—menghasilkan warna hijau,
biru dan merah secara jelas. Pengaturan “Standard” merupakan pengaturan nada
Pengaturan umum: EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 47mm/ Aperture-
priority AE (f/4, 1/1250 det., EV-0,3)/ ISO 100/ WB: Daylight.
Kustomisasi bisa dilakukan pada preset Picture Style. Pada menu “Detail settings”,
pilih “Sharpness”, “Contrast”, “Saturation”, ”Colour tone” untuk menghaluskan efek
dan mendapatkan hasil yang lebih Anda sukai.
A: Sharpness/Contrast (Ketajaman/Kontras)
B: Colour tone (Nada warna)
C: Saturation
Dengan menyesuaikan parameter dalam menu [Detail set.] akan memengaruhi foto
dengan cara berikut ini:
Apabila nilai dalam “Sharpness” ditingkatkan, Anda bisa melihat sketsa yang lebih
tajam dan menghasilkan gambar yang sangat jernih.
Apabila Anda meningkatkan “Contrast” ke ujung tanda ”+”, gambar menjadi lebih
tajam dan gambar yang menonjol untuk memberikan kesan 3D.
Dengan “Colour tone”, pengaturan dasar mencocokkan warna kulit manusia. Ini
sangat berguna apabila menyesuaikan warna kulit subjek manusia.
Apabila meningkatkan ke ujung tand “+”, Anda akan mendapatkan nada kuning
yang lebih kuat.
Dengan beralih ke arah kisaran “-”, akan menghasilkan nada merah yang lebih
kuat. “Saturation” mengubah intensitas warna. Apabila meningkatkan ke arah ujung
tanda “+”, akan menghasilkan warna yang lebih tajam.
Pengaturan nada dalam Picture Style tersedia dalam "Monochrome". Anda bisa
menambahkan warna ke foto monokrom dengan fungsi ini.
Ini khususnya berguna apabila akan menciptakan foto dengan suasana spesial.
Misalnya, warna sepia bisa menciptakan suasana nostalgia dan rona kebiruan bisa
memberikan kesan keheningan dan kesejukan pada gambar. Warna ungu
memberikan kesan elegan perkotaan, kehidupan kota yang semarak. Yang terbaik
untuk pemandangan klasik dan historis adalah hijau.
Contoh AF kontras
Untuk memahami dengan lebih baik, mari kita bayangkan suatu situasi di mana
Anda harus membelah semangka.
AF pendeteksian fase seakan mencoba masuk ke dalam semangka tanpa
memakai penutup mata. Anda sudah tahu mengenai jarak dan arah ke semangka,
dan pengetahuan ini memungkinkan Anda bergerak ke sana secara cepat.
Sementara itu, AF kontras seakan mencoba masuk ke dalam semangka dengan
mata tertutup. Karena Anda tidak dapat mengetahui jarak dan arah ke semangka,
Anda harus berkeliling untuk mencoba mengetahui posisinya. Itulah sebabnya AF
kontras memerlukan lebih banyak waktu untuk mencapai fokus pada subjek
dibandingkan AF pendeteksian fase.
Pada kamera yang dilengkapi dengan Dual Pixel CMOS AF, AF pendeteksian fase
bisa digunakan dalam Live View di area lebar yang bertanda merah, tanpa
menggunakan sensor AF terpisah. Fokus cepat dan akurat bisa dicapai, bahkan
pada subjek yang bergerak. Dual Pixel CMOS AF adalah sistem AF termutakhir,
hasil rekayasa Canon yang layak dibanggakan. Ini memungkinkan AF pendeteksian
fase digunakan dalam Live View dan pembuatan video, sedangkan pada DSLR
terdahulu, ini hanya bisa digunakan pada pemotretan viewfinder. Karena semua
piksel pada sensor gambar Dual Pixel CMOS AF dilengkapi dengan sensor
pendeteksian fase, maka tidak diperlukan sensor AF terpisah, dan karena itulah
sensor ini bisa diimplementasikan dalam kamera mirrorless, seperti EOS seri M.
Seiring dengan pemfokusannya yang mulus dan cepat, sensor ini dapat menetapkan
fokus dengan mudah pada subjek yang bergerak.
EOS 77D
Keunggulan
- Mampu melihat subjek dalam waktu nyata
- Mudah melacak subjek yang bergerak
- Secara akurat mendeteksi warna subjek
Kelemahan
- Membatasi ukuran kamera saku
- Tidak dapat meninjau ulang efek white balance dan kompensasi pencahayaan
sebelum melepaskan rana
Viewfinder elektronik
Sebagian besar terdapat pada kamera mirrorless
EOS M5
Keunggulan
- Kamera bisa dibuat lebih ringkas
- Mampu memperbesar tampilan untuk menetapkan fokus
- Bisa meninjau kembali efek white balance dan kompensasi pencahayaan sebelum
melepaskan rana
Kelemahan
- Memakai daya sedikit lebih banyak
EOS-1D X Mark II/ EF500mm f/4L IS II USM/ FL: 500mm/ Manual exposure (f/11, 1/320
det., EV±0)/ ISO 100/ WB: Auto
Alasan keunggulan OVF dalam membidik benda bergerak lantaran kemampuannya
menggunakan AF pendeteksian fase. Karena AF pendeteksian fase bidang gambar
dapat mencapai fokus pada kecepatan yang amat sangat tinggi, ini merupakan
mode AF paling sesuai untuk membidik subjek bergerak. Sampai baru-baru ini,
sebagian besar orang akan secara otomatis mengaitkan pembidikan subjek
bergerak dengan penggunaan viewfinder optik. Namun demikian, dengan
diperkenalkannya Dual Pixel CMOS AF yang mengimplementasikan AF
pendeteksian fase bidang gambar, sekarang dimungkinkan untuk mengambil foto
benda bergerak dengan viewfinder elektronik. Khususnya, EOS M5 mampu
membidik pada kecepatan beruntun 7 fps, dan dikombinasikan dengan penggunaan
prosesor gambar termutakhir DIGIC 7 yang dimilikinya, maka subjek bergerak dapat
ditangkap dengan amat sangat akurat.Sebagai awal pengenalan Phase Detection
AF (AF Pendeteksian Fase), yang juga dikenal sebagai AF pendeteksian perbedaan
fase.
Konsep 2: Tinjau ulang efek dengan EVF sebelum membidik
(Kiri) (Kanan)
WB : Auto (Kiri)
Exposure compensation: EV±0 (kanan)
fitur ini bisa digunakan setelah kamera dihidupkan. Keuntungan terbesar Live View
yaitu, Anda dapat melihat perubahan dalam warna dan kecerahan sebelum
melepaskan rana.
Monitor LCD yang dapat diputar tersedia dalam jenis 'vari-angle' atau 'tilt' (miring),
dengan jenis vari-angle yang digunakan pada DSLR, dan jenis miring yang
digunakan pada kamera mirrorless. Kedua fitur ini, masing-masing memiliki
keunggulan dan kekurangannya. Kami jelaskan lebih lanjut di bawah ini.
EOS 77D
Keunggulan
- Membidik dari sudut tinggi atau rendah, bahkan sambil menahan bodi kamera
utama pada posisi horizontal
- Tidak perlu berada langsung di belakang kamera untuk membidik—kamera bisa
dipegang agak menyamping
Kekurangan
- Harus membiasakan diri untuk menyejajarkan gambar, karena sumbu optik lensa
dan monitor LCD tidak sejajar
- Memerlukan waktu lebih lama untuk mengembalikan layar LCD ke tempatnya.
Monitor jenis miring (layar berputar-balik secara vertikal)
EOS M6
Keunggulan
- Sumbu optik lensa dan monitor LCD sejajar
- Dapat segera mengembalikan monitor LCD ke tempatnya
Kekurangan
- Membatasi cara Anda menggerakkan kamera
- Harus memiringkan kamera untuk membidik dari sudut rendah (atau tinggi).
EOS 80D/ EF-S18-135mm f/3.5-5.6 IS USM/ FL: 135mm (setara 216mm)/ Aperture-priority
AE (f/5.6, 1/200 det., EV+0,7)/ ISO 4000/ WB: Daylight
Posisi
High Position (Posisi tinggi) Low position (Posisi rendah) Eye-level (level mata)
Pegang kamera pada posisi tinggi dengan mengangkat lengan Anda di atas level
mata, atau naik ke posisi yang lebih tinggi dengan bantuan pijakan kaki atau
platform. Pada posisi pemotretan ini, Anda dapat menangkap lebih jauh ke latar
belakang. Dengan mengombinasikan ini dengan sudut tinggi, akan menciptakan
perspektif yang tegas
Low position (Posisi rendah)
Inilah posisi di mana Anda memegang kamera pada posisi yang lebih rendah dari
level mata Anda. Karena pada posisi ini bisa menangkap pandangan berbeda dari
yang biasanya Anda lihat, maka, akan menghasilkan foto yang sangat bagus
dan menawan. Dengan mengombinasikan ini dengan sudut rendah akan
memperkuat efek ini.
High angle (Sudut tinggi) Eye-level angle (level mata) Low angle (Sudut rendah)
Pada Sudut ini, Anda bisa memiringkan kamera ke bawah, menghadap ke subjek
yang juga dirujuk sebagai bird’s eye view (pandangan dari udara). Karena sudut ini
menangkap subjek secara keseluruhan, maka akan menghasilkan gambar yang
deskriptif, yang secara jelas menangkap keadaan di sekeliling seperti yang Anda
lihat. Karena posisi pijakan cenderung membentuk latar belakang pada gambar,
Anda dapat menyesuaikan pilihan latar belakangnya.
Ini adalah sudut pemotretan standar, di mana Anda memegang kamera sama tinggi
dengan level mata Anda tanpa memiringkan kamera. Saat Anda memotret pada
level mata yang sama seperti subjek, yaitu level yang sama seperti penglihatan
normal pada manusia, hasil foto akan tampak wajar dan akrab, serta memiliki
kesan stabil.
Low angle (Sudut rendah)
Inilah sudut di mana Anda mengarahkan kamera ke atas pada subjek. Apabila
memotret subjek tinggi atau jangkung dari sudut rendah, ini menciptakan kesan
kedalaman dan intimidasi, yang memungkinkan Anda menggambarkan
kehadiran dan intensitas subjek. Karena langit biasanya membentuk latar
belakang, maka akan mudah menyesuaikan komposisi foto.
Program AE: Mode arahkan dan bidik, yaitu bilamana kamera menentukan nilai
aperture dan kecepatan rana
Jika Anda menggunakannya bersama dengan pengaturan ISO Auto, Anda juga
bisa membidik langsung sambil menggenggam kamera dengan goyangan minimal.
Untuk menggunakan mode Program AE, putar dial mode kamera sampai tanda
panah menunjuk ke [P].
EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 35mm/ Program AE (f/9, 1/200 det.,
EV+0,3)/ ISO 100/ WB: Daylight
EOS 6D/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 105mm/ Program AE (f/4, 1/100 det., EV+0,3)/ ISO
125/ WB: Daylight
Dengan mode Program AE, Anda hanya perlu menekan tombol rana untuk
mendapatkan foto yang cukup cantik. Karena itu, Anda bisa menangkap gambar
yang muncul sesaat secara persis, misalnya, ekspresi berkedip-dan-kesempatan-
berlalu pada wajah subjek yang bergerak.
EOS 5D Mark III / EF50mm f/1.4 USM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/1.4, 1/40 det.,
EV+0,7)/ ISO 125/ WB: Auto
Menciptakan efek bokeh di latar belakang, membuat subjek yang Anda inginkan
menonjol dari segala yang ada di sekelilingnya. Apabila melakukan ini, gunakan f-
number yang sekecil mungkin untuk mendapatkan efek yang membuai. Saran
bonus: Untuk efek yang lebih membuai, hampiri lebih dekat subjek yang Anda
inginkan untuk men-defokus latar belakang lebih jauh lagi.
EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/11, 1/50 det.,
EV-0.3)/ ISO 100/ WB: Auto
Khususnya, apabila terdapat banyak jarak di antara elemen dalam bingkai yang
terdekat dengan Anda, dan yang paling jauh dari Anda, tetapkan f-number ke angka
yang lebih besar untuk memastikan semua elemen tampak dalam fokus. Pada
umumnya, yang ideal adalah f/8 hingga f/16. Ini juga membantu jika Anda membidik
subjek Anda dari jarak jauh.
Fotografi Landscape adalah fotografi pemandangan alam atau dalam pengertian lain
adalah jenis fotografi yang merekam keindahan alam. Dapat juga dikombinasikan
dengan yang lain seperti manusia, hewan dan yang lainnya, namun tetap yang
menjadi fokus utamanya adalah alam. Ada beberapa sub dari fotografi landscape
seperti seascape yang lebih fokus ke laut, cityscape yang fokus ke perkotaan dan
skyscape yang fokus pada pemandangan langit.
Fotografi Macro
Fotografi macro adalah adalah jenis fotografi dengan pengambilan gambar dari jarak
dekat dengan obyek utama benda-benda kecil. Objek fotografi makro dapat berupa
serangga, bunga, embun atau benda lain yang di close-up sehingga menghasilkan
detail yang menarik. Fotografer umumnya menggunakan lensa macro agar hasil
foto terlihat lebih tajam, tapi fotografer dengan budget terbatas bisa menggunakan
close-up filter, extension tube atau reverse ring sebagai alternatif lensa macro.
Ini adalah salah satu aliran fotografi yang saya sukai. Pada awal sejarah fotografi,
fotografi hitam-putih adalah satu-satunya pilihan seorang fotografer untuk
mengambil gambar. Bahkan ketika foto berwarna sudah tersedia, foto hitam-putih
pada awalnya mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih murah untuk
mengembangkan daripada foto berwarna. Seiring dengan kualitas foto berwarna
semakin membaik, foto berwarna menjadi pilihan yang lebih populer sehingga
menyebabkan fotografi hitam-putih kurang populer.
Fotografi satwa lebih memfokuskan objek pada pengambilan gambar adalah hewan.
Kadang hewan berperilaku unik dan jika kita berada di waktu dan tempat yang tepat
kita dapat mengabadikan aksi hewan tersebut dan pastinya akan menjadi hasil karya
yang menarik.
Foto portrait adalah sebuah foto yang mengedepankan detail dari obyek foto, untuk
menunjukkan karakter dari sebuah obyek foto. Apabila objek adalah manusia, maka
pada umumnya mata dari obyek akan lurus menatap kepada kamera. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi “komunikasi” yang intens antara obyek dengan
fotografer. Ekspresi wajah begitu dominan untuk mengungkapkan persamaan,
kepribadian, bahkan perasaan seseorang. Pada umumnya foto portrait menampilkan
ekspresi alami dari objek yang di foto. disini mata dari objek menjadi komponen
penting dari sebuah foto portrait.
Street Photography atau fotografi jalanan adalah aliran fotografi yang menarik.
Sedikit berbeda dengan fotojurnalistik yang fokusnya mengabadikan momen
puncak/klimaks . Street photography bertujuan untuk merekam kegiatan sehari-hari .
Foto biasanya diambil dari jarak dekat dan fotografer berada disekitar objek daripada
dari jarak jauh.
Fotografer harus dapat mengambil gambar dengan diam-diam tapi bukan sembunyi
dan melakukannya dengan cepat dan lugas.
Fotografi Model
Fotografi Panning
Panning adalah salah satu teknik fotografi yang digunakan untuk membekukan
gerakan benda yang bergerak. Ide dibalik teknik panning ini adalah untuk mengatasi
masalah dalam menangkap objek yang bergerak cepat. Ciri-ciri foto dengan
menggunakan teknik panning adalah fokus dengan tajam terhadap objek yang
bergerak sedangkan background nya blur atau kabur. Foto jenis ini bisa didapat
dengan memanfaatkan shutter speed rendah.
Fotografi tilt shift adalah teknik fotografi yang bertujuan untuk mendapatkan hasil
foto yang tampak seperti miniatur. Teknik tilt-shift ini menggunakan lensa khusus
yang dikembangkan untuk memperbaiki perspektif dan mengatasi distorsi dengan
cara mengubah sudut lensa terhadap media (film atau sensor). Namun salah satu
efek yang paling nyata dari penggunaan lensa tilt-shift adalah menyempitnya ruang
tajam (DoF – Depth of Field) sehingga bisa menciptakan efek seperti miniatur.
Seiring dengan perkembangan teknologi digital, foto tilt shift bisa dibuat dengan
memanfaatkan aplikasi photo editor seperti Photoshop.
Fotografi light painting atau melukis dengan cahaya sangatlah unik. Memotret
dengan teknik light painting adalah hal yang sangat mengasyikkan dan salah satu
penggunaan kreatif shutter speed. Dalam fotografi light painting, kita membuka
shutter dalam waktu yang cukup lama (long exposure), memotret dalam kegelapan
dan mengarahkan sumber cahaya terarah (misal lampu senter) pada beberapa titik
obyek foto dalam rentang sepanjang shutter terbuka.