Anda di halaman 1dari 14

A.

Tugas Kelompok
Lakukan pemotretan menggunakan kamera DSLR dan kamera PnS/Prosumer dengan
kondisi :
- 1) Under-Exposure

Aperture : f/29
Shutter Speed : 1/640
ISO : 1600

2) Good Exposure

Aperture : f/11
Shutter Speed : 1/400
ISO : 800

3) Over-Exposure

Aperture : f/10
Shutter Speed : 1/160
ISO : 1600

- Objek bergerak 1) dengan image motion


Aperture : f/20
Aperture : f/9
Shutter Speed : 1/100
Shutter Speed : 1/640
ISO : 800
ISO : 800

Objek bergerak 2) tanpa image motion

Aperture : f/9 Aperture : f/4


Shutter Speed : 1/640 Shutter Speed : 1/2000
ISO : 800 ISO : 800

- 1) Fokus pada objek yang dekat dengan mengaburkan objek yang jauh

Aperture : f/4.5 Aperture : f/4.5


Shutter Speed : 1/2000 Shutter Speed : 1/400
ISO : 800 ISO : 800
2) Semua objek yang terlihat jelas (minimal blur)

Aperture : f/29
Shutter Speed : 1/20
ISO : 800

B. TUGAS MANDIRI

1.

a. Diafragma
Diafragma adalah komponen dari lensa yang berfungsi mengatur intensitas cahaya
yang masuk ke kamera. Diafragma lensa biasanya membentuk lubang mirip
lingkaran atau segi tertentu. Ia terbentuk dari sejumlah lembaran logam (umumnya
5, 7, atau 8 lembar) yang dapat diatur untuk mengubah ukuran lubang di mana
cahaya akan lewat. Tingkap akan mengembang dan menyempit persis pupil di
mata manusia. Diafragma selalu ada dalam sebuah kamera dan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi banyak tidaknya penerimaan cahaya yang ada
pada sebuah foto atau gambar. Faktor faktor yang mempengaruhi gelap terangnya
sebuah foto atau gambar adalah shutter speed (kecepatan rana), aperture
(diafragma), dan ISO (sensitifitas penerimaan cahaya pada kamera). Menurut
Yozardi, bukaan diafragma (aperture) adalah alat pengatur cahaya yang dapat
masuk ke dalam lensa kamera. Bukaan diafragma berbentuk lembaran bundar
terbuat dari logam yang bisa membuka dan menutup. Diafragma berbentuk seperti
lubang yang bisa diatur besar kecilnya. Diafragma terletak pada lensa dari kamera
yang digunakan. Maka, setiap lensa memiliki kemampuan untuk membuka dan
menutup diafragma yang berbeda – beda. Misalnya ada lensa 17-50mm f/2.8,
maka lensa tersebut bisa membuka “bukaan” nya hingga bukaan 2.8, berbeda
dengan lensa 18-55mm f/3.5-5.6, lensa ini hanya bisa membuka bukaannya hingga
3.5. Desatria menjelaskan, semakin besar angka diafragma berarti semakin kecil
lubang lensa untuk dilewati cahaya. Diafragma juga mempengaruhi ruang tajam
atau biasa yang disebut DOF (Depth Of Field), di mana dengan diafragma yang
besar (angka F kecil) akan didapatkan ruang tajam yang sempit, demikian pula
sebaliknya.1

b. White balance

White balance adalah tingkat kepekaan sensor kamera dalam menangkap warna
putih sesuai dengan komposisi warna keseluruhan yang disebut dengan temperatur
warna. White Balance adalah salah satu aspek dalam fotografi untuk menghasilkan
warna sesuaiy ang diinginkan. White Balance diperlukan agar warna dalam foto
terlihat seperti warna yang sesungguhnya. Warna obyek dalam foto sangat
ditentukan oleh warna obyek dan warna cahaya yang jatuh pada obyek tersebut.
White balance berhubungan dengan color temperature. Mata manusia mampu
menangkap warna putih dengan sempurna meskipun cahaya yang jatuh berbeda,
namun tidak demikian dengan kamera. Mata manusia sangat peka terhadap
temperatur warna putih dalam berbagai tipe sumber cahaya, dan jauh lebih peka
dibandingkan dengan sensor kamera pada mode auto white balance. Hal ini
menyebabkan perbedaan komposisi warna yang dihasilkan oleh kamera dengan
kondisi yang sebenarnya. Semakin panjang gelombang yang terbentuk, warna
semakin mendekati titik suhu warna merah. Semakin pendek gelombang yang
terbentuk, warna semakin mendekati titik suhu warna ungu. Auto White Balance
(AWB) menggunakan kemampuan kamera untuk menentukan white balance yang
paling sesuai untuk menghasilkan warna dari lingkungan. Pilihan AWB adalah
pilihan yang paling aman, meskipun seringkali menghasilkan warna yang tidak
sesuai dengan aslinya karena terbatasnya kemampuan kamera dalam menangkap
warna. Pilihan AWB akan efektif bila terdapat satu warna putih yang terang.2

c. Flash
Flash Kamera adalah cahaya bantuan untuk membuat objek foto tampak lebih
terang. Flash atau speedlite atau bisa juga disebut sebagai lampu kilat merupakan
sumber cahaya sementara untuk membantu pencahayaan saat memotret objek
ditempat minim sumber cahaya atau diperlukan untuk melawan sinar dari belakang
objek (backlight). Bayangkan saat objek yang akan kita foto duduk persis di balik
jendela sehingga cahaya terang dari jendela akan membuat objek yang akan difoto
menjadi siluet. Dengan lampu kilat, maka kita bisa mencegah siluet ini dan objek
yang duduk di balik jendela itu akan tampak jelas. Lampu kilat bisa yang berjenis
built-in (menyatu pada kamera) maupun lampu kilat eksternal. Lampu kilat built-
in banyak dijumpai di semua kamera saku dan sebagian besar kamera DSLR.
Fungsinya jelas, sebagai sumber cahaya tambahan yang menerangi objek di depan
kamera saat tombol rana ditekan. Kekuatan lampu kilat diukur dengan istilah GN
(Guide Number) yang menggambarkan kemampuan menerangi objek dalam jarak
tertentu, dalam satuan meter. Lampu kilat modern sudah mendukung teknologi
TTL yang bisa diatur kekuatannya sesuai jarak objek ke kamera, sehingga resiko
terlalu terang atau terlalu gelap bisa dihindarkan.3
d. Light meter
Pengukur cahaya atau lightmeter adalah sebuah alat untuk mengukur intensitas
cahaya. Dalam fotografi, pengukur cahaya digunakan untuk menentukan
pembukaan. Diberikan kecepatan film dan kecepatan rana, alat ini akan
menunjukkan f-stop yang akan memberikan sebuah pembukaan yang netral.
Beberapa sistem pengukur cahaya yang paling umum menggunakan selenium,
CdS, dan silikon. Dikenal beberapa teknik yang digunakan oleh lightmeter, yaitu:
spot metering, avarage metering, center-weighted metering, dan matrix metering.
Avarage metering merupakan teknik pengukuran paling kuno. Hasil pengukuran
teknik ini adalah luminitas rata-rata dari gambar yang dipotret, sehingga hampir
keseluruhan objek yang ada di dalam ruang tangkap akan terlihat jelas. Detail
tertentu akan terlihat hanya jika memiliki tingkat luminitas sama dengan rata-rata
gambar. Spot Metering untuk setiap bagian dari objek akan memberikan hasil
pengukuran berbeda. Avarage metering akan membuat pengukuran rata-rata dari
setiap bagian sehingga gambar yang dihasilkan hanya memberikan detail rata-rata
dari keseluruhan objek. Untuk mendapatkan detail tertentu secara maksimal,
digunakan spot metering. Bagian yang diabaikan mendapatkan pengukuran yang
salah sehingga detailnya akan menghilang.4
e. Depth of field
Depth of field (DOF) merupakan salah satu prinsip dasar fotografi yang
berhubungan dengan fokus. Pengaturan fokus dalam kegiatan fotografi amatlah
menentukan karena akan terlihat apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam
sebuah foto. Sebuah foto dengan latar belakang atau latar depan yang dikaburkan
dengan objek utama yang tajam, maka zone yang tajam ini disebut sebagai ruang
tajam/depth of field. DOF dapat memberikan kesan kedalaman pada sebuah foto
sehingga objek tampak menonjol dan ada sebuah dimensi. Faktor dasar DOF terdiri
dari aperture (diafragma) dan jarak fokus. Penggunaan diafragma yang besar
menghasilkan ruang tajam yang pendek, sedangkan penggunaan diafragma yang
kecil memperpanjang/memperluas wilayah ketajaman. Dalam penggunaan teknik
depth of field dikenal beberapa macam: DOF sempit (ruang tajam sempit), DOF
luas (ruang tajam luas), dan selective focus. DOF sempit merupakan teknis
fotografi dengan menggunakan diafragma/bukaan lebar sebagai prioritas utama
(f:2.8,3.5,4,5.6). Penggunaan teknik DOF yang sempit (shallow) berarti hanya
bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/ tidak
fokus. Teknis DOF sempit untuk menarik perhatian pemirsa dengan fokus pada
subjek utama serta menutup sebagai latar belakang yang mengganggu. Inti dari
teknis ini adalah semakin dekat subjek dalam fokus ke kamera, ruang ketajaman
akan lebih "dangkal/sempit". DOF luas merupakan teknis fotografi dengan
menggunakan diafragma/bukaan kecil sebagai prioritas utama (f:11,16,22,32).
Penggunaan teknik DOF luas menampilkan sebagian besar obyek foto (dari obyek
terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus.
Penggunaan aperture/diafragma yang lebih kecil untuk mencapai kedalaman
maksimum untuk memastikan semua elemen berada dalam fokus. Selective focus
merupakan teknis fotografi dengan menggunakan diafragma/bukaan lebar sebagai
prioritas utama (f:2.8,3.5,4,5.6). Dalam teknik ini fokus objek dipilih pada area
tengah objek atau middle ground dengan mengabaikan foreground dan
background. Teknis selektif fokus untuk menarik perhatian pemirsa dengan fokus
pada subjek utama serta mengaburkan latar depan dan latar belakang agar terjadi
dimensi pada foto. Inti dari teknis ini adalah memotret objek yang bertumpuk agar
tercapai dimensi pada foto.5
f. Distorsi lensa
Distorsi lensa memiliki pengertian sebuah aberasi optik yang bisa terjadi pada
suatu pemetaan rektilinear antara bidang fokus dengan bidang fokal. Pada distorsi
sendiri biasanya terjadi variasi sudut pandang maupun sudut liput sepanjang sumbu
optis yang bisa saja menghasilkan citra tidak diinginkan. Aberasi optik atau optical
aberration sendiri merupakan degradasi kinerja suatu sistem optik dari kinerja
standarnya dengan pendekatan paraksial optika geometris. Distorsi pada lensa
adalah ketidakakuratan lensa menangkap citra sesuai bentuk aslinya yang segaris
lurus. Hal ini biasa diakibatkan karena melengkungnya optik pada lensa, dan
akhirnya citra yang ditangkap menjadi ikut melengkung dibagian pinggir frame.
Adapun jenis-jenis distorsi lensa, yaitu:
1. Distorsi optikal
Distorsi terjadi karena adanya deformasi yang membuat garis lurus menjadi
melengkung, banyak dikenal dengan sebutan curvilinear (lengkung). Distorsi optik
disebabkan karena kesalahan lensa. Beberapa macam distorsi optik :
a. Nol distorsi
Pada umumnya setiap lensa memiliki efek distorsi. Tetapi lensa yang baik
memiliki elemen lensa yang dapat membantu mengurangi distorsi secara
signifikan.
b. Distorsi barrel
Distorsi barrel biasanya terlihat cembung, garis lurus melengkung ke luar
membentuk barrel. Biasanya terjadi pada lensa wide karena sudut pandang lensa
yang jauh dan lebih luas dari ukuran sensor gambar. Distorsi ini terjadi pada
hampir semua lensa wide, lensa fix/prime maupun lensa zoom yang focal
lengthnya pendek. Efek distorsi yang dihasilkan bervariasi tergantung dari jarak
kamera ke objek. Pada beberapa lensa seperti pada Nikon 14-24mm f/2.8G
sudah dilengkapi dengan elemen kompensasi distorsi, tetapi hal ini membuat
lensa menjadi berat dan ukurannya lebih besar. Makanya biasanya lensa wide
angle lebih besar dan lebih berat daripada lensa biasa.
c. Distorsi pincushion
Distorsi ini merupakan kebalikan dari distorsi barrel, yang melengkung ke arah
dalam (cekung). Biasanya banyak terjadi pada lensa tele. Dikarenakan sudut
pandang lebih kecil dari ukuran sensor gambar, maka perlu ditarik untuk
menyesuaikan. Distorsi ini sangat umum terjadi, bahkan lensa pro seperti Nikon
80-400mm VR juga masih mengalami distorsi, distorsi barrel pada 18mm, dan
mulai mengalami distorsi pincushion pada 28mm sampai 300mm. Distorsi ini
dapat diperbaiki dengan proses editing menggunakan Photoshop atau
Lightroom.
d. Distorsi moustache
Distorsi moustache dikenal juga dengan distorsi bergelombang yang merupakan
gabungan distorsi barrel dan pincushion. Distorsi ini tidak dapat terbantu
dengan menggunakan proses editing pada Photoshop atau Lightroom. Jika kamu
mencoba untuk mengedit foto tersebut seperti pada barrel dan pincushion, akan
membuat sudut-sudut melengkung semakin parah.
2. Distorsi Perspektif
Distorsi perspektif tidak ada kaitannya dengan optik lensa, tetapi jika kita
memposisikan objek terlalu dekat dengan kamera maka akan menghasilkan distorsi
perspektif. Misalnya ketika kamu memotret anak kecil dekat dengan bagian
kepalanya, maka kepala anak tersebut akan terlihat lebih besar dan mengecil pada
bagian kakinya. Foto tersebut diambil menggunakan focal length 18mm dengan
jarak kamera sangat dekat ke objek sehingga kepala pada anak terlihat lebih besar.
Bisa juga ketika kamu mengambil gambar dengan low angle. Jadi, distorsi
perspektif dapat dipengaruhi oleh jarak kamera ke objek serta sudut pengambilan
gambar (angle).6
g. Stabilizer
Stabilizer kamera sebuah teknologi yang diterapkan khusus untuk mengurangi
keburaman gambar dari kamera. Meski lebih dikenal terdapat pada lensa kamera,
namun stabilizer sebenarnya juga digunakan pada peralatan teropong, kamera
video dan teleskop. Stabilizer tradisional adalah menggunakan tripod atau
penyangga lain karena keburaman foto sering terjadi karena goncangan dari
kamera. Hal ini terjadi karena tangan manusia sebenarnya tidak benar-benar kokoh
dan tenang dalam memegang kamera. Secara umum produsen lensa memberi
bocoran bahwa prinsip kerja fitur stabilizer lensa adalah dengan mengandalkan
sebuah gyrosensor yang sanggup mendeteksi getaran pada kamera. Kemudian
mekanik ini melakukan kompensasi secara mekanik guna meredam getaran itu.
Namun perlu diketahui juga bahwa ada dua versi kompensasi mekanik diantaranya
adalah prinsip lens-shift yang menambahkan elemen stabilizer pada lensa atau
sensor-shift dimana stabilizer dipadukan pada sensor. Jadi prinsip lens-shitt adalah
mekanik dari fungsi stabilizer lensa secara umum dan banyak dijumpai. Stabilizer
lensa berpengaruh pada kualitas foto meski terkadang tidak terlalu siginifikan.
Stabilizer akan sangat dibutuhkan ketika kita memotret menggunakan kecepatan
rana rendah ditambah saat menggunakan panjang fokal maksimal, terutama lensa
tele. Karena pada kondisi begitu tangan sepertinya sangat terlihat
ketidakstabilannya dan berpotensi mengganggu akibat goncangan yang
ditimbulkan. Stabilizer menjadi “mesin” penyelamat foto agar tetap tajam dalam
penggunaan yang wajar. Salah satu kasus sebagai contoh, Anda bisa tetap stabil
menggunakan shutter speed 1/125 pada fokal 100mm. Namun ketika
menggunakan shutter speed 1/60 pada fokal 100mm goncangan akan cukup
mengganggu hasil foto. Nah, jika Anda menggunakan lensa yang memiliki
stabilizer, pada kondisi demikian foto tidak akan begitu mengalami keburaman
dengan catatan objek foto juga tidak bergerak aktif. Secara teoristis, teknologi
stabilizer dianggap mampu menghemat exposure sebanyak empat stop. Jadi itulah
fungsi stabilizer lensa. Sebagai pengingat pula, Aperture tidak terpengaruh dengan
goncangan.7
h. Exposure
Pajanan (atau lebih populer dalam istilah Bahasa Inggris exposure) adalah istilah
dalam fotografi yang mengacu kepada banyaknya cahaya yang jatuh ke medium
(film atau sensor gambar) dalam proses pengambilan foto. Untuk membantu
fotografer mendapat setting paling tepat untuk pajanan, digunakan lightmeter.
Lightmeter, yang biasanya sudah ada di dalam kamera, akan mengukur intensitas
cahaya yang masuk ke dalam kamera. Sehingga didapat pajanan normal. Hal-hal
yang mempengaruhi pajanan Pajanan dipengaruhi: jenis dan intensitas sumber
cahaya, respon benda terhadap cahaya, jarak kamera dengan benda, kecepatan rana,
ukuran ISO/ASA film yang digunakan, penggunaan filter tertentu. Tingkat pajanan
akan memengaruhi tingkat keterangan foto secara keseluruhan. Selain itu, respon
tiap benda di dalam satu karya fotografi akan berbeda, sehingga dengan pengolahan
yang tepat fotografer bisa mengatur emphasis yang dihasilkan. Ada dua jenis
pajanan tidak normal yang sering ditemui di dalam karya fotografi, yaitu over
eksposure dan under exposure. Overexposure adalah keadaan foto yang dipajan
lebih lama dari yang diinstruksikan lightmeter atau subjek yang ditangkap lebih
terang dari sebenarnya. Sementara under exposure adalah keadaan sebaliknya.
Tidak ada ukuran benar atau salah untuk penentuan pajanan. Seluruhnya
tergantung tingkat emphasis dan hasil foto yang diinginkan fotografer. Seperti kita
ketahui bahwa cahaya luar akan diteruskan oleh lensa menuju ke atas focal plane.
Dalam perjalanannya, cahaya tersebut melewati rintangan-rintangan optik
sepanjang jajaran lensa dan sebagian darinya akan diredam (karena tidak
mempunyai amplitudo/intensitas yang cukup signifikan), atau terpantul oleh
permukaan tiap-tiap jajaran lensa hingga memengaruhi akurasi warna pada hasil
foto akhir, menimbulkan efek flare atau ghosting artifact/motion blur sebagai
akibat dari sifat lensa yang meneruskan, membiaskan, meredam, memantulkan
cahaya. Ini berarti bahwa, walaupun lensa-lensa komersial telah ditera berdasarkan
standar CCI (Colour Contribution Index) yang ditetapkan oleh IOS (International
Organization for Standardization), penggunaan bahan gelas/kaca yang berbeda
untuk tiap-tiap lensa beserta jenis coating yang dipakai akan berpengaruh pada
lebar spektrum dan intensitas cahaya yang sampai ke permukaan focal plane. Pada
sekitar tahun 1950, konsep mengenai exposure value dikembangkan di Jerman
untuk menyederhanakan pengukuran cahaya yang jatuh ke atas focal plane dengan
menghilangkan parameter lensa untuk mendefinisikan nilai pajanan yang absolut
menjadi relatif. Exposure bracketing juga dapat dilakukan dengan menaikkan
shutter-1-stop dan menurunkan f-number 1 stop untuk mendapatkan nilai pajanan
yang sama. Hasil foto untuk bracketing semacam ini dapat menimbulkan motion
blur akibat perbedaan penggunaan shutter speed, seperti tampak pada gambar di
samping. Tingkat iluminasi yang terjadi di atas focal plane, walaupun bernilai
sama, dapat menghasilkan foto dengan efek pencahayaan yang berbeda-beda
menurut ISO rating yang digunakan. Dalam bahasa Inggris, pajanan semacam ini
tidak disebut sebagai exposure, melainkan sebagai imposure atau dynamic range
atau light value atau brightness value atau level of exposure. Keadaan tingkat
visibilitas rendah disebut under-imposed, yang dapat terjadi karena over-exposed
atau under-exposed.8
i. Bokeh
Bokeh berasal dari bahasa Jepang “boke” yang berarti blur, buram, bias atau
mengaburkan. Dalam dunia fotografi, bokeh berarti daerah atau area out of focus
pada foto dimana area ini dihasilkan karena keterbatasan lensa sehingga cahaya
yang masuk menjadi out of focus atau “the way the lens renders out-of-focus points
of light”. Setidaknya ada 3 alasan, diantaranya :
1. Menghilangkan Bagian yang Tidak Perlu
Pada kondisi tertentu, ada bagian dari foto yang mengganggu dan tidak perlu
ditampakkan. Belum tentu bagian ini bisa disingkirkan secara fisik, jadi solusinya
adalah membuat bagian tersebut menjadi bokeh. Dengan latar belakang yang
kabur, maka bagian yang mengganggu tidak akan terlihat lagi.
2. Menonjolkan Objek Utama
Pada foto tertentu misalnya portaiture, kita perlu menonjolkan objek utama dan
mengabaikan bagian lain dengan cara membuatnya menjadi kabur. Dengan
kaburnya bagian background, otomatis objek utama semakin menonjol sehingga
mata yang melihat serta-merta mengarah pada fokus utamanya saja.
3. Menambah Nilai Estetika pada Foto
Selain menghilangkan objek yang tidak perlu, bokeh juga dibutuhkan untuk
membuat background atau latar yang indah sehingga menambah nilai estetika dari
sebuah foto. Inilah yang membuat bokeh menjadi sebuah teknik dan kreatifitas
yang terus dipelajari oleh fotografer. Sebuah latar belakang yang kabur dan
menyatu dengan obyek akan selalu diupayakan. Kreatifitas bokeh terus
berkembang hingga muncul istilah seperti bokeh creamy, swirly, circular,
pentagonal, donat dan lain sebagainya. Nilai estetika atau keindahan sebuah foto
tergantung dari selera individu yang menilainya. Ada yang menyukai bokeh
dengan background yang benar-benar kabur, ada juga yang menyukai latar
belakang tidak benar-benar kabur dan masih memperlihatkan bentuk aslinya.9
j. F-stops
F-Stops adalah unit ukuran mengenai kuantiti cahaya yang memasuki lensa. Ianya
berhubungkait dengan bukaan aperture, masa shutter speed dan tetapan nilai ISO.
Exposure (dedahan cahaya) amat berkait rapat dengan aperture, shutter speed dan
iso. Apa yang ingin dibincangkan sedikit disini adalah apakah hubungkait f/stop
dengan aperture dan shutter speed? Selalunya perbedaan aperture ditandakan
dalam 'f-stop', perubahan kelajuan shutter biasanya hanya dipanggil 'stop' atau
mungkin nilai dedahan (exposure). Pengaturan pencahayaan, pada umumnya juga
dirujuk oleh para fotografer sebagai “f-stop,” yang memungkinkan Anda
menyesuaikan jumlah cahaya yang memasuki kamera. Pengaturan ini pun dikenal
sebagai “EV”, atau exposure value (nilai pencahayaan). Meningkatkan aperture 1
stop memangkas separuh jumlah cahaya yang memasuki kamera. Sebaliknya,
menguranginya 1 stop melipatgandakan jumlah cahaya yang memasuki kamera.
Untuk sebagian besar kamera DSLR, selain standar 1 stop, Anda juga bisa
menetapkan stop pada 1/2 dan 1/3 interval. Contohnya, jika Anda menetapkan 1/3
stop, kisaran full stop antara f/2.8 hingga f/4 di bagi menjadi 3 bagian, yaitu
f/2.8→f/3.2→f/3.5→f/4. Penggunaan 1/3 stop memungkinkan penyesuaian yang
lebih halus dilakukan pada jumlah cahaya yang memasuki kamera.10
k. Resolusi
Resolusi adalah jumlah piksel atau picture element yang tersusun dalam sebuah
gambar digital. Resolusi ditentukan dengan jumlah dan kumpulan piksel yang
membentuk gambar foto. Kuantitas dot atau titik dalam bidang gambar sangat
menentukan kualitas gambar. Piksel adalah dimensi gambar terkecil dalam bentuk
digital. Resolusi merupakan salah satu faktor penentu kualitas gambar digital.
Sebab resolusi berbanding lurus dengan kualitas gambar. Semakin tinggi resolusi,
semakin bagus kualitas gambar. Sebaliknya, semakin rendah resolusi, semakin
rendah kualitas gambar. Tapi, resolusi bukan satu-satunya penentu kualitas.
Resolusi gambar hasil kamera digital adalah jumlah panjang maksimum piksel
dikali lebar. Kalau piksel dianalogikan dengan titik, sebuah area persegi panjang
dengan lebar X dan panjang Y bisa terisi dengan jumlah yang berbeda. Misalnya,
bidang area persegi panjang bisa terisi 300 ribu titik, bahkan sejuta titik. Semakin
sedikit piksel di area persegi panjang, semakin kurang kualitassnya. Resolusi 480
x 640 berarti memiliki jumlah piksel bicubic 307.200 atau 0,3 megapiksel. Untuk
gambar 1 megapiksel, jumlah piksel dalam bidang area foto adalah sejuta piksel
bicubic. Sejuta piksel itu bisa mengisi bidang area dengan susunan 900 isi lebar
dan 1200 sisi panjang dengan rasio daerah persegi panjang 3,4. Resolusi ditentukan
dengan jumlah microlens pada sensor. Sensor disusun jutaan lensa kecil dengan
area yang sangat kecil dan tidak terlihat. Kita tidak bisa melihat bentuk mikrolens
dan sensor tanpa mikroskop elektron. Jumlah mikrolens menentukan jumlah piksel
yang dihasilkan. Resolusi memiliki heriditas pengertian yang maknanya mengacu
pada optik dan spasial. Misalnya, resolusi gambar, resolusi interpolasi, spasial, dan
resolusi optik. Resolusi interpolasi adalah nilai resolusi yang ditentukan melalui
pembesaran grafis dengan menggunakan perhitungan alogaritma. Resolusi optik
adalah kemampuan optik untuk memisahkan tiap bagian objek dalam garis per
milimeter. Resolusi optik dan kepadatan piksel menyusun sebuah gambar digital.
Rosulusi spasial adalah jumlah kolom mendatar piksel dikali jumlah kolom piksel
vertikal dalam ukuran persegi. Produsen kamera biasanya menyebutkan resolusi
efektif dan resolusi total kamera. Resolusi efektif merupakan merupakan resolusi
original. Resolusi total merupakan resolusi interpolasi.11
l. Image motion
Elemen komposisi yang menunjukkan adanya pergerakan objek baik background
atau foreground bahkan bisa kedua-duanya. Dengan teknik ini, foto seolah-olah
berbicara bahwa objek yang sedang dilihat sedang bergerak saat di foto. Kesan
adanya pergerakan dalam foto bisa disebabkan oleh objek yang bergerak atau
pemotret yang menggerakkan kamera. Untuk mendapat foto tanpa foto dapat
diatasi dengan membuat shutter cepat bergerak. 12
1. Menurut anda, apakah kamera non-metrik dapat digunakan dalam fotogrametri?
Jelaskan
Kamera non-metrik pada sejatinya tidak didesain untuk keperluan fotogrametri
dikrenakan kualitas geometriknya yang kurang. Hal ini mengakuibatkan penentuan
posisi pada foto yang dihasilkan menjadi kurang akurat pula. Sehingga, sebelum
digunakan untuk kegiatan fotogramteri kamera yang akan digunakan harus dikalibrasi
terlebih dahulu untuk memperbaiki fokus kamera dan parameter orientasi dalam
kamera. Namun, kamera non-metrik akan tetap bisa digunakan untuk fotogametri.
Penggunaan kamera digital non metrik untuk aplikasi fotogrametri makin berkembang,
dengan didukung oleh perkembangan perangkat lunak yang tersedia dan harga kamera
dijital non-metrik yang relatif murah dengan spesifikasi yang bagus. Hal ini membuat
penggunaan teknologi fotogramteri rentang dekat untuk pekerjaan pemetaan semakin
diminati karena memiliki keuntungan dapat menjangkau daerah yang sulit dijangkau
atau memiliki dimensi yang kecil. Namun kekurangannya kamera jenis ini memiliki
kualitas geometrik yang kurang baik sehingga mengakibatkan posisi pada foto yang
dihasilkan kurang akurat.
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Diafragma_(fotografi)
2
basuki.lecturer.pens.ac.id/lecture/foto10.pdf
3
https://infokamerabaru.wordpress.com/2014/07/16/fungsi-flash-pada-kamera/
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengukur_cahaya
5
staffnew.uny.ac.id/.../teknik+dasar+fotografi+DOF+(Depth+of+field).pdf
6
https://www.keeindonesia.com/blogs/keelesson/jenis-jenis-distorsi-pada-kamera
7
http://www.plimbi.com/review/148761/stabilizer-kamera?force_desktop=1
8
https://id.wikipedia.org/wiki/Pajanan
9
https://www.kamerashot.com/apa-itu-bokeh/
10
https://snapshot.canon-asia.com/indonesia/article/id/camera-basics-1-aperture
11

https://www.academia.edu/36739521/ARTIKEL_RESOLUSI_dan_MODE_WARN
A
12
https://www.kamerashot.com/belajar-komposisi-foto/

Anda mungkin juga menyukai