Anda di halaman 1dari 5

Tugas Fotografi

Exposure Triangle

Oleh

Julia Efrita 2010863004

Dosen Pengampu : YUDHISTIRA ARDI POETRA, M.I.KOM

Mata Kuliah:Fotografi

Jurusan : Ilmu Komunikasi (B)

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Andalas, Padang 2021


Exposure Triangle

Segitiga pencahayaan atau exposure triangle adalah istilah umum tentang cara yang


digunakan untuk mengasosiasikan tiga variabel penentu pencahayaan sebuah foto. Tiga hal yang
termasuk ke dalamnya, yaitu aperture, shutter speed, dan ISO. Pengaturan Exposure sangat penting
agar foto yang dihasilkan nantinya terlihat indah, jernih, artistic dan dapat dinikmati.

Ada 3 istilah hasil foto berkaitan dengan pengaturan komposisi exposure ini yaitu Under-
Exposed (UE) artinya jika foto yang dihasilkan terlalu gelap, Exposure-Cukup apabila foto yang
dihasilkan komposisinya sesuai dan enak untuk dilihat dan yang terakhir adalah Over-Exposed (OE)
yaitu jika foto terlalu terang.

a) Diafragma (Aperture)

Diafragma adalah lubang yang ada di dalam lensa. Semakin rendah nomor aperture, semakin
lebar pula bukaan lensa, sehingga cahaya yang masuk akan lebih terang.
Biasanya aperture ditandai dengan f/numbers atau f/stop, misalnya f/1.4, f/2, f/2.8, sampai f/16
atau bahkan lebih dari itu, tergantung kapasitas kameramu. Angka-angka ini akan berpengaruh pada
jumlah cahaya masuk dan ketajaman gambar. Seorang yang suka memotre landscape umumnya
menggunakan bukaan kecil untuk menampilkan latar belakang pemandangan yang lebih jelas dan
tajam.

b) Shutter Speed

Shutter Speed atau dikenal juga dengan Exposure Time menentukan lamanya sensor kamera
dalam menangkap citra dari suatu objek. Penulisan yang sering digunakan adalah 1 per sekian detik.

Shutter Speed adalah mengatur durasi jeda  jendela sensor terbuka ketika menerima paparan
cahaya kemudian menutup kembali.Semakin lama Shutter Speed terbuka, maka semakin banyak
intesnitas cahaya masuk ke dalam film/sensor, sehingga akan menghasilkan foto lebih terang.

Shutter Speed diukur dengan satuan “S” (second)/detik dan dinyatakan dalam 1/250s, 1/125s,
1/60s, 1/15s, 1/8s, 1/4s, 1/2s.

Shutter 1/250s menunjukkan semakin cepat jendela sensor membuka lalu menutup kembali,
sedangkan 1/2s semakin lama jendela shutter menerima paparan cahaya.

Ketika Anda mengambil foto air terjun dengan nilai shutter speed tinggi, misal 1/125s pada
Aperture f/2.8, maka air terjun yang Anda foto akan terlihat seolah beku.

Hal ini terjadi karena jendela sensor hanya membutuhkan waktu 0,125 second untuk
menangkap gambar objek bergerak seperti pada foto.

c) ISO

ISO merupakan singkatan dari “International Standardization Organization”, dan di dalam dunia
fotografi digunakan untuk mewakili tingkat sensitivitas sensor. 

Ukuran ISO adalah ISO 100, ISO 200, ISO 400, ISO 800 dan kelipatan tergantung spesifikasi
kamera.
Semakin banyak cahaya disekitar tersedia maka perlu menurunkan nilai ISO, sebaliknya semakin
minim cahaya/gelap maka perlu menaikkan nilai ISO.

Uniknya menaikkan nilai ISO mempengaruhi kecepatan shutter speed lebih cepat tanpa merubah
aperture.

Misalkan Anda naikkan ISO dari ISO 100 ke ISO 200 maka akan menaikkan shutter
dari shutter 1/125s ke 1/250s, lalu coba naikkan menjadi ISO 400 maka akan menaikkan exposure
sebesar 1 Stop, menjadi shutter 1/500s.

Disarankan agar sebisa mungkin menggunakan nilai ISO serendah mungkin agar kualitas foto tetap
bagus, menaikkan nilai iso mempengaruhi noise (bintik hitam) pada foto semakin tinggi seperti
gambar berikut.
Referensi:

https://www.pixel.web.id/segitiga-exposure/

https://kreativv.com/fotografi/exposure-triangle/

https://www.digitografi.com/2017/05/segitiga-exposure-fotografi-shutterspeed-aperture-
iso.html

Anda mungkin juga menyukai