Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH FOTOGRAFI

“MATERI KE- 3 : EXPOSURE”

Disusun Oleh :

VERA FUJI ANGGRAENI

FAKULTAS KEPERAWATAN

ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AN NUR PURWODADI


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat pimpinan, kasih, dan
kemurahan-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan membahas materi seputar
“Exposure” pada mata kuliah Fotografi.

Dalam penyususan makalah ini, kami bersyukur atas tiap anggota yang turut serta membantu
hingga akhir penyusunan makalah ini dan juga rekan-rekan lain yang turut serta membantu. Oleh karena
itu, kami sangat berterima kasih.

Kami pun sadar baik secara isi maupun penyususnan makalah ini masih banyak kesalahan. Oleh
karena itu, saran yang membangun dari Dosen atau pun rekan-rekan mahasiswa yang membacanya
sangat kami harapkan, guna menjadi pedoman dalam tugas lainnya dikemudian hari.

Purwodadi, April 2021

DAFTAR ISI
Daftar Isi 1

Kata Pengantar 2

Bab I Pendahuluan 3

1.1 Latar Belakang 3

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan 3

Bab II Pembahasan 4-7

2.1 Exposure 4

a. Aperture 5-6

b. Shutter Speed 6

c. ISO 7

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan 8

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampai saat ini tak dapat dipungkiri perkembangan yang terjadi pada teknologi kian waktu makin
mengelami kemajuan ditiap bidangnya. Alhasil membuat kehidupan saat ini kian mudah dan
menyenangkan.

Salah satu bidang itu sendiri adalah fotografi. Jelas terlihat dari perkembangan kamera digital yang
terjadi dari dulu hingga saat ini, dari segi bentuk yang kian minimalis dan tentunya kualitas yang
tiap brand kamera sangat berusaha untuk menonjolkan kelebihannya demi menarik pembeli dan
juga menjaga hati peminat setiannya.

Pada makalah ini kami akan membahas mengenai penggunaan segitiga exposure dan juga depth of
field pada kamera digital seputar fotografi. Melihat masih banyaknya orang yang belum paham
akan hal tersebut, dan terkhusus bagi pemula yang mulai tertarik dalam dunia fotografi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan segitiga Exposure ?

2. Apa yang dimaksud dengan Depth of field ?

1.3 Tujuan

Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas dapat dikemukakan tujuan yang ingin dicapai
sebagai berikut :

1. Dapat memahami kegunaan segitiga Exposure dan mempraktekannya


dengan baik pada kamera digital, hingga membuat kita lebih kreatif.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Exposure

Kamera pada dasarnya merupakan alat yang berguna untuk menangkap atau melukis cahaya
melalui sensor kamera tersebut. Dimana cahaya yang masuk atau diterima kemudian diterjemahkan
oleh sensor menjadi sebuah gambar.

Exposure itu sendiri menyatakan cerah atau terang tidaknya atau jumlah pencahayaan dari sebuah
gambar/photo. Apabila cahaya yang diterima oleh kamera kurang, maka gambar akan menjadi gelap –
dalam dunia fotografi, hal tersebut sering disebut dengan Under Exposed (US). Adapun sebaliknya
apabila cahaya yang diterima tersebut berlebihan, maka yang terjadi gambar yang dihasilkan akan
menjadi terlalu terang atau Over Exposed (OE). Jadi, usahakan selalu pada normal exposure.

Bryan Peterson, seorang fotografer ternama telah menulis buku berjudul Understanding Exposure
yang menerangkan mengenai konsep exposure secara mudah. Peterson memberi ilustrasi mengenai tiga
elemen yang harus diketahui untuk memahami exposure, dengan menamai hubungan ketiganya dengan
sebutuan segitiga fotografi atau biasa dikenal dengan segitiga exposure. Dimana setiap elemen dalam
segitiga exposure tersebut tentunya berhubungan dengan cahaya.

Ketiga elemen yang dimaksud tersebut merupakan ISO, Aperture, dan Shutter speed. Interaksi
ketiga elemen inilah yang disebut exposure. Perubahan dalam salah satu elemen akan mengakibatkan
perubahan dalam elemen lainnya. Dimana kombinasi dari ketiganya yang akan menentukan gelap
terangnya sebuah foto.

a. Aperture

Aperture adalah komponen dari lensa yang berfungsi mengatur intensitas cahaya yang masuk ke
kamera. Aperture (bukaan lensa kamera) merupakan salah satu factor yang mempengaruhi banyak
tidaknya penerimaan cahaya yang ada pada sebuah foto atau gambar. Apabila bukaannya besar
akan banyak cahaya yang masuk dibandingkan degan bukaan kecil.

Selain merupakan salah satu cara untuk mengendalikan cahaya yang masuk, bukaan digunakan juga
untuk mengendalikan kedalaman ruang ( Depth of Field ). Bukaan besar membuat kedalaman ruang
menjadi tipis, akibatnya latar belakang subjek menjadi kabur. Bukaan kecil membuat kedalaman bidang
menjadi besar. Akibatnya semua bidang dalam foto menjadi tajam atau berada dalam fokus.
Hal yang sering membuat bingung bagi pemula adalah nomor dalam setting bukaan, dimana terbalik
dengan besarnya bukaannya. Misalnya angka kecil berarti bukaan besar, sedangkan angka besar berarti
bukaan kecil. Contoh : f/1, f/1.4, f/2, f/4, f/5.6, f/8, f/16, f/22 dan seterusnya.

Setiap lensa memiliki bukaan maksimum dan minimum. Angka yang tertera dalam lensa seperti f/3.5-5.6
berarti maksimum bukaan bervariasi Antara f/3.5 sampai f/5.6.

b. Shutter Speed

Kecepatan rana (shutter speed) adalah durasi kamera membuka sensor untuk menyerap cahaya.
Semakin lama durasinya, semakin banyak cahaya yang masuk ke kamera dan hasil foto akan bertambah
terang.

Satuan shutter speed adalah dalam detik atauy pecahan detik. Biasanya berawal dari 1/4000 detik
sampai 30 detik. Variasinya ini diatur pada badan kamera bukan pada lensa. Shutter speed juga
mempengaruhi pada kecepatan rana yang cepat membeku (freeze) objek yang bergerak, dan kecepatan
rana yang lama menangkap gerakan (motion) objek secara berkesinambungan.
Dalam praktek kita membutuhkan kecepatan rana yang tinggi untuk membekukan gerakan subjek yang
bergerak. Seperti pada foto liputan olahraga. Sebaliknya kita menggunakan kecepatan rana yang rendah
untuk merekam efek gerak. Seperti dalam merekam pergerakan air terjun.

c. ISO

ISO merupakan ukuran sensitivitas sensor terhadap cahaya. Ukuran dimulai dari angka 50,
80, atau 100 dan akan berlipat ganda sampai 3200 atau bahkan lebih besar lagi. ISO dengan ukuran
angka kecil, berarti sensitivitas terhadap cahaya rendah, ISO dengan angka besar berarti sebaliknya.
ISO dengan angka besar atau disebut juga dengan ISO tinggi akan mengurangi kualitas gambar,
karean munculnya bintik-bintik yang dinamakan “noise”. Foto angkan Nampak berbintik-bintik
seperti pasir dan detail yang halus akan hilang. Tapi untuk kondisi yang sulit, seperti sedikit
cahayadalam ruangan, ISO yang tinggi seringkali diperlukan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Exposure menyatakan cerah atau terang tidaknya atau jumlah pencahayaan dari sebuah gambar.
Dalam dunia fotografi dikenal segitiga exposure yang dimana setiap elemen dalam segitiga exposure
tersebut tentunya berhubungan dengan cahaya. Komponen tersebut merupakan Aperture, Shutter
Speed dan ISO. Kombinasi dari ketiganya menentukan gelap terangnya suatu foto yang dihasilakan.

Sedangkan Depth of Field sendiri adalah ketajaman ruang yang di tentukan atau dikendalikan
oleh aperture

Anda mungkin juga menyukai