Anda di halaman 1dari 31

Fotogrametri Dasar

Aspek Fotografi pada


Fotogrametri

Oleh :
Anindya Sricandra Prasidya

Minggu ke-4
Pengantar
FOTOGRAFI
• Fotogrametri yang baik berawal dari gabungan kamera
yang baik, pemilihan wahana yang tepat, dan juga konsep
fotografi yang baik
• Pekerjaan utama fotogrametri adalah
pemotretan/perekaman obyek dengan lensa. Untuk
menghasilkan foto dengan kualitas baik, maka kaidah-
kaidah FOTOGRAFI harus diperhatikan
• Informasi 2D dan 3D yang akan dihasilkan pada proses
fotogrametri ditentukan oleh kaidah fotografi yang
diterapkan
Pengantar
ARSITEKTUR KAMERA
Kaidah
KAIDAH FOTOGRAFI YANG MEMPENGARUHI
KUALITAS FOTO
1. GEOMETRI FOTO YANG BAIK
2. HASIL PEMOTRETAN TAJAM (FOKUS)
3. IMAGE MOTION (MOTION BLUR) KECIL
4. TIDAK UNDER MAUPUN OVERSHOOT
5. FOTO BEBAS DARI AWAN
6. STEREO COVERING
7. SENSITIFITAS FILM
Geometri
GEOMETRI YANG BAIK

• Ukuran geometri foto sama dengan obyek yang dipotret


• Dilakukan dengan kamera yang tidak memiliki distori
geometri
• Distorsi boleh, asal masih di bawah toleransi atau saat
pengolahan harus ada koreksi distori
• Distori kamera dikalibrasi melalui proses Camera
callibration
• Kamera yang baik (mahal) memiliki distorsi yang kecil
(kurang dari 2 mikron)
Geometri
GEOMETRI YANG BAIK
Contoh besaran hasil kalibrasi :
Kamera Digital Nikon Coolpix AW130 dengan resolusi maksimum 16
Megapixel serta focus 4 mm
Fokus
HASIL PEMOTRETAN TAJAM (FOKUS)

• Pemotretan harus memenuhi persamaan lensa :


1 1 1
• = +
𝑓 𝑜 𝑖
• i = jarak lensa ke sensor, o = jarak lensa ke obyek, f =
panjang fokus lensa
• Dalam memfokuskan kamera diperlukan tiga parameter i,o,
dan f tersebut
Fokus
HASIL PEMOTRETAN TAJAM (FOKUS)
• f merupakan tetapan untuk suatu lensa, jika jarak benda o
untuk suatu benda selalu berubah, maka jarak antara lensa
ke bidang sensor (film) harus diubah agar bayangan benda
yang tertangkap menjadi tajam (fokus)
• Pemfokusan pada suatu benda yang letaknya lebih dekat
daripada benda yang letaknya lebih jauh tergantung pada
depth of field nya
• Pada pemotretan udara, jarak ke obyek jauh lebih besar
dari panjang fokus (misal f = 35 mm). Dengan setting jarak
pada tak terhingga (infinity), hasil pemotretan akan tajam
dan fokus.
• Pada pemotretan udara, karena 1/o = tidak terhingga,
maka f = i. Sehingga bidang film diletakkan sebesar f dari
lensanya
Motion Blur
IMAGE MOTION (MOTION BLUR) KECIL
• Efek pada foto karena saat pemotretan kamera/obyek
bergerak. Ini menyebabkan gambar menjadi kabur/blur.
• Image motion ini terkait dengan pemilihan kecepatan
bukaan (shutter speed)
• Shutter speed = lama waktu diafragma membuka lensa
membuka, jika 1/500 detik artinya diafragma membuka
selama 1/500 detik
• Pada fotogrametri wahana pesawat, shutter speed dibuat
tinggi (misal 1/500 detik)
• Image motion dapat dihitung berdasarkan fungsi dari Skala
Foto (S), Kecepatan Pesawat (V), Shutter speed (T).
Motion Blur
IMAGE MOTION (MOTION BLUR) KECIL
• Menghitung Image motion :
• Data : Skala foto = 1/20.000, V = 300 km/jam (83.3 m/s), T
= 1/500 s
• Image Motion = T*V*S = (1/500).(83.3).(1/20000) = 8.33
mikron
• Image motion < 10 mikron sudah tidak teramati oleh mata
Under & Overshoot
TIDAK UNDER MAUPUN OVERSHOOT
• Undershoot adalah foto yang kekurangan cahaya/sinar,
sedangkan overshoot adalah foto yang kelebihan sinar.
• Penyebab = Diafragma (F-STOP) yang tidak tepat
• F-STOP berbanding terbalik dengan Aperture (lebar
diafragma)
• Diameter lubang >>, Sinar masuk >>
• F-STOP besar (Diameter lubang kecil), makin bagus hasil
pemotretan
• F-STOP = rasio f (panjang fokus lensa) dengan diameter
lubang/aperture (d)
• F-STOP = f/d
Under & Overshoot
TIDAK UNDER MAUPUN OVERSHOOT
• F-STOP = f/d
• F = fokus, d = aperture
• F-STOP = 2.8 artinya f/d = 2.8, atau diamater lubang d =
f/2.8.
• Untuk f = 35 mm, maka d = 35 mm/2.8 = 12.5 mm
• Memotret di luar ruangan (udara cerah), F-STOP 16 sudah
cukup memberi hasil yang terang (tidak UNDERSHOOT).
• Memotret di dalam ruangan (gelap), F-STOP yang kecil
misal (5.6) sudah memberi hasil yang terang (tidak under)
• Dua hal ini terkait banyaknya sinar yang masuk
Under & Overshoot
TIDAK UNDER MAUPUN OVERSHOOT
• Menghitung luas lubang diafragma :
35𝑚𝑚 2
• F-STOP = 2.8, A1 = 𝜋. ( ) /4 = 122.718 mm2
2.8
35𝑚𝑚 2
• F-STOP = 4.0, A2 = 𝜋. ( ) /4 = 60.132 mm2
4.0
• F-STOP 2.8 memiliki luas lubang diafragma 2x lebih besar
dari F-STOP 4.0, artinya SINAR YANG SAMPAI KE SENSOR
pada F-STOP 2.8 akan lebih banyak (terang) 2x dari pada F-
STOP 4.0
Under & Overshoot
TIDAK UNDER MAUPUN OVERSHOOT
• Nilai F-STOP : 1.0; 1.4; 2.0; 2.8; 4.0; 5.6; 8.0; 11; 16; 22;
32
• Luas F-STOP 1.0 2x luas diafragma pada F-STOP 1.4 dst
• F-STOP >>, << Sinar yang diterima
• Pemotretan udara diusahakan memakai = Diameter lubang
kecil (F-STOP besar) dan Shutter speed yang tinggi (cepat),
dan tidak menghasilkan foto UNDERSHOOT.
Segitiga Exposure Kamera
TIGA ASPEK PENTING DALAM FOTOGRAFI

• Cahaya masuk (pantulan dari obyek) > Melalui lensa optik


> Aperture > Bukaannya selama T (shutter speed) > Sensor
mengumpulkan cahaya berdasarkan ISO yang ditentukan >
> Shutter tertutup > Mengenai Sensor > Image tersimpan
dalam ruang penyimpanan
Segitiga Eksposure Pada Kamera
• ISO
• Shutter Speed ​
• Aperture
ISO
ISO adalah satuan tingkat sensitifitas pada sensor kamera terhadap cahaya,
apabila di kamera analog sama dengan nilai ASA film. Semakin besar
nilai ISO maka semakin sensitif sensor kamera terhadap cahaya, sehingga
semakin sensitif sensor kamera terhadap cahaya itu artinya semakin cepat
sensor kamera merekam obyek. Untuk menghasilkan foto yang baik,
tidak over maupun under exposure maka kita harus menguasai tiga
settingan dasar tersebut
Aperture
Aperture merupakan salah satu komponen dalam kamera manual yang
fungsinya sebagai pengatur besar kecilnya bukaan lensa. Dalam kamera
manual fungsi diafragma terletak pada gelang pengatur yang melingkar
pada lensa. Simbol yang dipakai adalah huruf f. Kalau kita perhatikaan di
seputar gelang tersebut tertera angka dari 1,4 2 2,8 4 5,6 8 11 16 22 angka
tersebut sebenarnya merupakan angka pecahan yang menggambarkan
perbandingan antara besar kecilnya intensitas cahaya di luar kamera dengan
intensitas cahaya yang ada di dalam.
Shutter Speed ​
rentang waktu “jendela’ didepan sensor
kamera terbuka
Exposure = Kran Air ??? Segitiga Exposure Kamera
Segitiga Exposure Kamera
Hubungan Matematis ISO, Aperture, fokus, dan
Shutter Spped
• Sebuah bukaan (pemotretan) pada bidang film kamera
dirumuskan :
𝒔𝒅𝟐 𝒕
•𝑬=
𝟒𝒇𝟐
• E = bukaan film (W.mm-2)
• s = kecerahan gambar (W.mm-2.s-1) -> ISO
• d = diameter bukaan lensa diafragma (mm) -> Aperture
• t = lama bukaan (detik) -> Shutter speed
• f = panjang fokus lensa (mm)
Segitiga Exposure Kamera
Contoh perhitungan

SOAL
• Suatu film dibuka dengan tepat dengan pengaturan :
bukaan lensa F/8 dan lama bukaan 1/125 detik (Kondisi I)
• Bila pengaturan lensa kamera diubah menjadi F/4,
berapakah lama bukaan yang seharusnya digunakan untuk
menghasilkan bukaan film yang benar agar kualitas sama
dengan kondisi I ? (Kondisi 2)
Segitiga Exposure Kamera
Contoh perhitungan

JAWABAN
• Kita ingin kondisi yang sama antara kondisi I dan II.
Gunakan rumus bukaan dan ubah menjadi perbandingan
dengan menghilangkan tetapan
𝒔𝒅𝟐 𝒕 𝒔𝒅𝟐 𝒕
• 𝑬𝟏 = 𝟐 = 𝑬𝟐 =
𝟒𝒇 𝟒𝒇𝟐
𝒕𝟏 𝒕𝟐
• =
𝒇𝟏𝟐 𝒇𝟐𝟐
𝒕𝟏(𝒇𝟐)𝟐 𝟏 𝟒𝟐 𝟏
• 𝒕𝟐 = = . = 𝑫𝑬𝑻𝑰𝑲
𝒇𝟏𝟐 𝟏𝟐𝟓 𝟖𝟐 𝟓𝟎𝟎
F-STOP kecil bisa menghasilkan depth of field besar
pada obyek
TUGAS
TUGAS KELOMPOK
1. Cobalah memotret Overshoot dan Undershoot dalam
ruangan dan di luar ruangan. Catat berapa nilai F-STOP
dan Shutter speed, serta ISO yang dipakai !
2. Potretlah suatu benda bergerak (pengendara motor)
dengan shutter speed 1/5 detik dan dengan 1/500 detik,
manakah yang menghasilkan image motion? Berapakah
nilai image motion-nya?
3. Untuk mendapatkan hasil foto yang cukup terang (tidak
under) di dalam ruangan dengan kualitas yang sama,
apakah bisa dilakukan dengan pengaturan (ISO, Shutter
speed, dan F-STOP) yang berbeda ? Jelaskan!
4. Jelaskan spesifikasi kamera yang dipakai, berapakah f,
skala foto, GSD, dan Field of View nya ?
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai