Anda di halaman 1dari 11

Memahami Arti dan Istilah Pada Lensa Kamera

Artikel berikut akan mencoba mengulas dan memahami arti dan istilah pada lensa DSLR Nikon, Canon ataupun merek lainnya. Jika Anda yang baru belajar fotografi pasti sedikit aneh mendengar istilah umum pada fotografi misalnya zoom, fix, wide, tele. Bahkan terkadang banyak yang menganggap zoom dan tele itu sama . Lewat artikel Artikel berikut akan mencoba mengulas dan *memahami arti dan istilah pada lensa DSLR Nikon, Canon* ataupun merek lainnya. Jika Anda yang baru belajar fotografi pasti sedikit aneh mendengar istilah umum pada fotografi misalnya zoom, fix, wide, tele. Bahkan terkadang banyak yang menganggap zoom dan tele itu sama :) . Lewat artikel *Memahami Arti dan Istilah Pada Lensa Kamera* ini kami berusaha menjelaskan apa saja spesifikasi yang bisa ada di lensa, beserta kegunaannya. Tiap produsen lensa menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk mengatakan hal yang sama. Jadi kalaupun kita sudah paham arti istilahistilah lensa Nikon ataupun Canon misalnya, kita tetap akan kebingungan melihat istilah lensa-lensa Sigma! Sayangnya kami belum hafal istilah yang digunakan masing-masing produsen lensa untuk menamai lensa mereka, jadi mungkin jika Anda berkenan bisa menambahkan beberapa istilah pada lensa yang lainnya. Penulis sendiri hanya sedikit paham pada istilah lensa Nikon dan Canon, untuk produsen merek lainnya sangat minim karena tidak memilikinya dan juga belum pernah pakai. Apalagi istilah pada kamera Leyca heuheu nunggu warisan saja kalau ini :) . Ok mulai ke topik memahami istilah pada lensa.

Focal Lenght atau Jarak Titik Focus Lensa


Ok kita mulai dari istilah focal lenght. Istilah Fix, zoom, tele, wide, itu menandakan Focal Length atau FL lensa. Secara arti Focal Length memiliki definisi secara teknis yaitu jarak titik api lensa ke sensor. Secara gampangnya focal length adalah jarak antara lensa dan bidang focal (sensor di kamera digital atau film di kamera lama) dimana foto anda terbentuk. FL atau Focal Length ditampilkan dalam satuan mm (milimiter) dan dalam fotografi diberi lambang f. Focal length menentukan seberapa lebar sudut pandang lensa. Semakin pendek panjang focal, makin lebar sapuan pandangan. Makin panjang focal length, makin sempit sapuannya. Lensa dengan focal length pendek dalam dunia fotografi biasanya disebut lensa wide angle, biasa ditandai dengan angka kecil misalnya 10mm dsb. Lensa dengan focal length panjang bisanya disebut sebagai lensa tele, misal 200-400mm, 600mm, dsb. Istilah lensa fix sendiri adalah lensa dengan focal lenght tetap atau single ataupun tunggal. Misal lensa 50mm, 24mm, 85mm, 105mm, dsb. Sedangkan untuk lensa medium adalah lensa yang biasanya memiliki range focal lenght antara 35mm dan 85mm, misalnya 17-55mm. Nah pernah denger istilah lensa sapu jagat ? lensa saput sendiri adalah lensa yang memiliki focal lenght dari wide sampai tele. Sebagai contoh lensa saput jagat adalah lensa 18-200, 28-300 dsb. Batas wide dan tele setiap orang memang beda-beda, untuk itu lensa kit sebut saja lensa 18105mm, 24-120mm atau 18-135 bisa juga disebut sebagai lensa saput jagat. Yang penting dari lensa saput jagat itu sendiri adalah dengan satu lensa saja kita sudah mendapatkan FL dekat dan jauh dimana tanpa perlu mengganti lensa. Salah satu faktor dalam pemilihan FL/focal lenght lensa adalah jarak kerja atau luas ruangan, alias outdoor atau indoor. Saat memotret di ruangan, khususnya yg sempit, lensa tele ketemu batunya. Punggung mepet tembok, model cuma kepotret kepala doang :) . Padahal lensa tele jadi jagoan saat motret model di taman/outdoor

Aperture atau Diafragma


1

Setelah mengenal apa itu focal lenght mari kita bergeser dengan istilah Aperture atau Diafragma pada lensa kamera. Diafragma ditampilkan dengan tanda F/..(angka). Misal f/2.8, f/5.6, f/22. Angka diafragma menandakan seberapa lebar bukaannya. Makin kecil angkanya, makin lebar bukaannya. Yang jelas lebarnya bukaan ini menentukan jumlah cahaya yang bisa ditangkap sensor. Bayangkan saja jendela lebar vs sempit. Lensa dengan bukaan lebar misal f/2.8 biasanya lebih mahal harganya ketimbang lensa dengan lebar f/3.5. Sebagai contoh, lensa kit/standar DSLR yang biasanya mempunyai spek 18-55mm, f/3.5- 5.6. Spek ini berarti, lensa tersebut mempunyai rentang FL antara 18mm hingga 55mm. Di FL 18mm, lensa tersebut mempunyai aperture maksimal f/3.5, sedangkan di FL 55mm lensa tersebut mempunyai aperture maksimal f/5.6. Jika suatu lensa zoom hanya mempunyai satu angka aperture yang dituliskan, berarti lensa zoom tersebut mempunyai aperture maksimal yang sama, terlepas dari FL yang digunakan. Misalnya saja lensa 17-50mm f/2.8, maka lensa tersebut bisa dibuka maksimal hingga f/2.8, dari FL paling wide (17mm) hingga paling tele (55mm) sudah tentu lebih mahal sekale :) . Bukaan atau Diafragma atau Aperture adalah istilah fotografi yang mendefinisikan seberapa besar lensa terbuka (bukaan lensa) saat kita mengambil foto. Fungsi dari aperture/ sendiri adalah mengontrol seberapa banyak cahaya yang masuk ke sensor kamera lewat bukaan pada lensa tersebut. Ketika tombol shutter dipencet, saat itulah lubang di depan sensor kamera akan terbuka. Dan setingan aperture lah yang menentukan seberapa besar lubang itu terbuka. Semakin besar terbuka, maka makin banyak cahaya masuk yang akan dibaca oleh sensor kamera. Aperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan F-stop. Seperti diungkap diatas, fungsi utama aperture adalah sebagai pengendali seberapa besar lubang didepan sensor terbuka. Semakin besar nilai F-nya , makin kecil diameter / diafragmanya terbuka dan begitu juga sebaliknya, makin kecil angka F-nya makin besar diafragma terbuka. *Perhatikan ilustari bukaan lensa di bawah ini:*

Pada gambar di atas terlihat, F4, F8 dan F16 memiliki perbedaan bukaan lubang/diafragma sebuah lensa. F4 lebih besar terbuka dari pada F8. Dan F8 lebih besar terbuka diafragmanya ketimbang F16. Berikut nilai aperture yang umum pada sebuah lensa : f/1.4, f/1.8, f/2, f/2.2, f/2.8, f/4.0, f/5.6, f/8, f/11, f/16, f/22, f32 Pengaturan aperture dari f/1.4 ke f/1.8 akan membuat cahaya berkurang setengah dari sebelumnya karena memang diameternya mengecil menjadi setengah seperti yang sudah dijelaskan di atas.

VR/IS (Vibration Reduction/Image stabilization)


VR pada Nikon dan IS pada Canon adalah suatu teknologi stabilizer pada lensa untuk meminimalisir getaran tangan saat memotret pada kecepatan rendah. Dengan memakai lensa VR/IS kemungkinan gambar blur dapat dihindari karena elemen VR/IS akan mengkompensasi getaran, konon kemampuannya hingga 3-4 stop. Vibration Reduction atau Image stabilization kalau diartikan secara umum adalah sokbrekernya kamera. Seperti pada kendaraan, sokbreker berfungsi untuk peredam efek getaran. Begitu juga IS/VR pada kamera. Fitur VR/IS ini sangat membantu. Mau lensa wide (18mm di lenskit) atau tele (200mm di 70-200), berguna juga. 2

Kalau ada pertanyaan pilih lensa dengan fitur VR/IS atau lensa dengan bukaan lebar Misal 70200/4 IS atau 70-200/2.8 ? jawabannya tergantung kebutuhannya ingin digunakan untuk memotret apaan. Lensa dengan bukaan lebar (f/2.8) efeknya shutter speed bisa tinggi misal 1/500. Sedangkan di f/4 speed harus lebih rendah 1/250. Kalau Anda ingin memotret action atau objek dengan gerakan cepat pilih 70-200 f2.8. Sedangkan 70-200 f/4 IS adalah lensa yang bisa digunakan jika kondisi low light tapi non action. Mekanisme Vibration Reduction atau Image stabilization ini disebut dengan IS (Canon), VR (Nikon), VC (Tamron), OS (Sigma), OSS (Sony E), dsb.

Memahami Definisi Depth Of Field atau DOF


Secara definisi Depth of Field (DOF) adalah rentang jarak yang dimiliki subjek foto untuk menghasilkan variasi ketajaman/fokus pada foto yang dihasilkan. Secara harfiah, arti Depth of Field berarti kedalaman ruang. Hasil DOF bervariasi tergantung pada jenis kamera dan aperture dan jarak fokus. Melalui artikel berikut ini, kami akan mengulas tentang istilah DOF lebar dan DOF sempit. Sebelum membaca lebih jauh dan supaya tidak membingungkan, baca terlebih dahulu artikel tentang definisi aperture dan tulisan segita exposure . Karena jika berbicara soal DOF atau Depth Of Field akan berkaitan dengan istilah fotografi tersebut.

Depth of Field (DOF) Lebar : Depth of Field (DOF) lebar berarti sebagian besar dari dari
obyek yang terdekat kamera sampai obyek terjauh akan memiliki ketajaman yang merata. Cara untuk mendapatkan DOF lebar akan menggunakan setingan aperture bukaan kecil/angka besar. Dengan menggunakan aperture angka besar atau disebut bukaan kecil misal F8, akan mendapatkan hasil yang lebih luas area ketajaman fotonya dari pada menggunakan setingan aperture F3.5. /Semakin kecil aperture, semakin luas jarak fokus atau area ketajaman foto Anda. : Sedangkan Depth of Field (DOF) yang sempit berarti hanya bagian titik tertentu saja yang memiliki area ketajaman, sementara obyek sisanya akan blur/ tidak fokus. Cara untuk mendapatkan DOF sempit gunakan setingan Aperture bukaan besar (angka kecil). Misalkan menggunakan F1.8 maka akan mendapatkan sedikit saja area ketajaman foto yang dihasilkan. Semakin besar aperture, semakin sedikit area tajam foto.

Depth of Field (DOF) Sempit

Gambar Ilustrasi Depth of Field (DOF)

Konsep DOF/Depth of Field akan banyak berguna terutama dalam fotografi portrait dan fotografi makro, akan tetapi dalam fografi lainnya juga akan mempertimbangan konsep DOF misalkan foto makanan. Karena dengan bermain DOF, kita dapat mengubah karakteristik foto tersebut. Selain bermain dengan setingan Aperture, untuk mendapatkan DOF Anda juga bisa bermain dengan focal length pada lensa Anda. Kombinasikan dari kedua hal tersebut, Aperture dan focal lenght untuk menghasilkan foto yang lebih berkarater. Jangan lupa pelajari artikel Cara Memaksimalkan Fitur Manual Kamera Digital . Dengan membaca artikel tentang Memahami Definisi Depth Of Field atau DOF ini, kami berharap semoga Anda mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai istilah DOF sempit dan DOF lebar serta cara mendapatkannya foto-foto yang lebih menarik lagi. Selamat Mencoba !

Lensa Mahal dan Lensa Murah


Lensa mahal biasanya memiliki bukaan lebar, dan memiliki tingkat kesulitan desain optik untuk mendapatkan ketajaman foto saat menggunakan bukaan lebar. Lensa mahal biasanya terbuat dari bahan yang kokoh, full metal. Sudah tentu bakalan lumayan berat. Seperti titel sekolah, lensa mahal memiliki beberapa titel sebagai fiturnya. Misalkan saja VR, ED, Nano coating, SWM, IF, dll. Auto fokus pada lensa mahal sudah tentu lebih cepat dan silent alias gak berisik saat fokus bekerja. Masih banyak istilah-istilah lensa kamera lain yang mengacu ke berbagai macam hal. Silakan periksa website masing-masing produsen untuk melihat daftarnya. Atau jika berkenan kirim artikel fotografi Anda soal itu ke kami sebagai tambahan artikel tentang *Memahami Arti dan Istilah Pada Lensa Kamera* .

Cara Memaksimalkan Fitur Manual Kamera Digital


Sekarang saatnya belajar Cara Memaksimalkan Fitur Manual Kamera Digital. Tidak sedikit kawan-kawan yang sejak memiliki kamera digital selalu menggunakan mode auto untuk memotret. Berbagai alasan mereka menggunakan mode auto, selain relatif bisa menghasilkan foto yang tidak mengecewekan, dengan mode auto juga lebih simpel dan gampang menggunakannya, tinggal jepret jadi fotonya . Berawal dari situlah artikel fotografi tentang memaksimalkan fitur manual kamera digital DSLR dan kamera saku kami tulis agar Anda bisa mengoptimalkan kamera Anda. Tidak ingin berbicara soal 4

salah atau benar jika menggunakan mode AUTO, namun Anda harus tahu, dengan mode auto kita tidak bisa berkreasi lebih jauh lagi tentang fitur dan spesifikasi keunggulan kamera digital kita. Harus diakui juga, dengan mode auto yang sudah dirancang point and shoot amat simpel bila menggunakannya. Jika anda beli kamera dengan harga tidak murah tapi selalu menggunakan mode auto padahal mode manual tersedia, masak tidak maksimalkan fitur manual tersebut. Seperti kita ketahui, fotografi adalah permainan cahaya/exposure dimana ada tiga unsur yang menentukannya biasa disebut segitiga exposure. Tigas unsur tersebut adalah shutter speed, aperture dan iso. Sedangkan fitur manual yang paling penting untuk dioptimalkan adalah fitur manual Program, Aperture dan Manual Iso. Pada prinsipnya, selain fotografernya, kamera juga akan berupaya untuk menghasilkan sebuah foto yang memiliki eksposure yang tepat. Artinya, foto yang dihasilkan semestinya tidak boleh terlalu gelap atau terlalu terang. Gelap terangnya foto yang dibuat oleh kamera ditentukan dari ketiga faktor yang disebut segitiga exposure tadi. Seperti yang kami katakan di atas, tidak semua foto yang diambil dengan menggunakan mode Auto bisa menghasilkan foto yang menarik, karena terkadang hasil exposure tidak memuaskan. Untuk itu fitur P (Program), A (Aperture Priority), S (Shutter Priority), M (Manual) akan sangat membantu kita. Berikut fungsi fitur manual pada kamera tersebut.

Kegunaan Fitur Manual Exposure P (Program), A (Aperture Priority), S (Shutter Priority), M (Manual) : * *Program (P)* : Jika pada mode AUTO semua setingan/parameter diatur secara otomatis

oleh kamera, maka berbeda dengan mode P/Program. Mode P meski parameter shutter speed dan aperture secara otomatis, akan tetapi nilai ISO, white balance, flash dan exposure compensation (Ev) masih bisa diatur sesui keinginan kita. * *Aperture Priority (A/AV)* : Dengan mode A/AV kita memiliki kendali ingin seberapa tajam foto yang akan kita hasilkan nantinya. Mode ini optimal untuk mengontrol depth of field (DOF) dari hasil foto. Karena fungsi mode Aperture Priority ini kita yang menentukan nilai aperture sendiri, kemudian shutter speed akan dikendalikan oleh kamera secara otomatis. * *Shutter

Priority (S/TV)* :

Mode shutter priority adalah kebalikan dari Aperture priority, di mana

kita menentukan shutter speed dan kamera yang menentukan aperturenya secara otomatis. * * Manual

(M)*

: Fitur mode manual/M hampir mirip seperti di mode aperture priority dan shutter priority, namun kita harus menentukan sendiri segitiga exposurenya shutter speed, aperture, dan ISO untuk menentukan exposure yang tepat seusai keinginan. Masih inget kan dengan tulisan tentang memahami aperture, shutter speed/ atau kecepatan rana dan definisi ISO ? Okedeh, sebagai penyegeran kami ulas lagi sedikit tentang tiga hal tersebut. Shutter Speed , bertugas mengatur seberapa lamanya cahaya yang ketangkap sensor kamera. Aperture atau bukaan diafragma berfungsi mengatur seberapa lebarnya diafragma terbuka agar cahaya masuk ke kamera. Iso atau dalam kamera analog disebut sebagai ASA bertugas mengatur kemampuan atau tingkat sensitifitas sensor pada kamera terhadap cahaya.

Exposure Triangle Dengan memahami fungsi dari fitur manual pada kamera digital , diharapkan kita dapat mencoba-coba berkreasi dengan fitur tersebut dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Dan jangan lupa juga untuk meng-explore selera artistik fotografi Anda. Selamat Mencoba !

Tips Mendapatkan Foto Yang Tajam


Mendapatkan hasil foto yang tajam adalah keinginan semua penghobi fotografi. Berikut ini kami akan membahas cara mendapatkan foto yang tajam dengan kamera digital. Mendapatkan foto yang tajam termasuk gampang-gampang susah. Sebelum meneruskan tulisan ini, alangkan baiknya kita baca kembali tentang tulisan mengenal teknis segitiga exposure. Karena Shutter Speed, Aperture dan ISO adalah 3 peranan penting untuk mendapatkan foto yang tajam, terlepas dari aturan Rule Of Third atau lain halnya. Ok berikut ini beberapa penyebab foto tidak tajam yang sering terjadi pada umumnya. Penyebab Foto tidak Tajam * *Tidak Fokus* : meski teknologi lensa kamera era saat ini sudah dilengkapi fitur auto fokus, tidak sedikit mereka yang masih belum memaksimalkan fitur auto fokus tersebut. Tidak fokus pada obyek foto menjadi salah satu sebab foto tidak tajam. Maksimal fitur auto fokus pada kamera, dan seringlah memotret untuk melatih tangan anda :) . * *Obyek Yang Bergerak* : penyebab foto tidak tajam bisa juga karena kekurangan kita memahami fitur kamera dan bahkan mengenai teknik exposure. Objek bergerak bisa diabadikan dengan berbagai teknik, frazing/membekukan objek misalnya. Shutter speed yang tinggi/cepat adalah salah satu kunci utama untuk mendapatkan ketajaman foto tersebut. * *Kamera Bergerak/Goyang* : pergerakan atau goyangan kamera saat memotret bisa mengakibatkan foto tidak tajam (blur). Terlebih lagi jika kita belum memahami teknik exposure shutter speed atau kecepatan rana. * *Noise* : pada artikel sebelumnya tentang definisi dan fungsi ISO sudah kita jelaskan hubungan ISO dan noise. Iso yang tinggi bisa menjadi salah satu penyebab kekurang tajaman foto tidak tajam selain bisa menimbulkan noise pada foto. 6

Empat penyebab umum yang sering terjadi yang menjadi penyebab foto tidak tajam sudah, sekarang saatnya mengulas tips memotret untuk mendapatkan foto yang tajam . * kami sebutkan di atas, Aperture memiliki peranan penting untuk mendapatkan foto yang tajam. Karena Aperture memiliki peranan terhadap kedalaman fokus atau disebut sebagai Depth of Field . Intinya Aperture dengan F angka besar foto Anda akan tajam dari depan (foreground) sampai belakang (background), sebaliknya F kecil akan semakin sedikit area tajam foto. Kombinasikan shutter speed untuk mendapatkan hasil exposure yang tepat. * *Maksimalkan Sweet Spot Lensa*: Sweet spot adalah aperture terntentu dimana lensa mampu menghasilkan ketajaman foto yang maksimal. Sweet spot lensa biasanya berada dua stop diatas batas maksimal kemampuan aperture terlebar lensa. Misal lensa Nikon Af-s 35mm F1.8, sweet spot lensa tersebut pada F2.2. Contoh pada lensa 18-55mm memiliki Aperture terlebar F3.5 untuk mendapatkan ketajaman foto minimal atur ke F5.6. * *Pilih Shutter Speed yang Tepat *: Selain Aperture, kecepatan rana/shutter speed juga memiliki peranan penting. Pilih kecepatan rana yang tepat untuk mendapatkan hasil foto yang tajam. Semakin cepat shutter speed, maka semakin besar harapan untuk menghindari foto yang blur. Perlu Anda ketahui, untuk menentukan shutter speed agar memperoleh foto yang tajam ada sedikit aturan. Gunakan shutter speed di atas angka focal lenght atau panjang maksimal lensa. Misal lensa 70-200mm, gunakan speed minimal 1/250 untuk menghindari goyangan dan mendapatkan foto yang tajam. * *Gunakan ISO yang Sekecil Mungkin* : Iso merupakan hal yang tidak bisa ditinggalkan untuk mendapatkan exposure yang tepat. Namun untuk mendapatkan foto yang tajam, gunakanlah ISO sekecil mungkin. * *Fokus yang Tepat* : Pada sebagian orang ada yang tidak mempercayai fitur auto fokus pada kamera/lensa. Bahkan tidak sedikit memilih manual fokus untuk mendapatkan foto yang tajam. Apapun caranya, manfaatkan fokus yang tepat untuk mendapatkan foto yang tajam. * *Gunakan Fitur Image Stabilisation *: Dalam kamera Canon disebut IS, untuk kamera Nikon disebut VR. Dengan fitur Image Stabilisation pada lensa atau kamera dapat membantu memaksimalkan kestabilan dari pergerakan kamera/lensa saat memotret. * *Gunakan Tripod/Monopod* : saat Anda memotret dengan Aperture kecil atau diafragma dengan angka besar misal F22, penggunaan tripod/monopod sangat membantu dalam mengatasi kamera yang goyang pada saat memotret meskipun penggunaanya tidak praktis akan tetapi foto yang dihasilkan lebih tajam dan lebih bagus. * *Pastikan Kamera dan Lensa Bersih* : Setiap selesai menggunakan kamera apalagi digunakan diruangan terbuka, jangan lupa bersihkan peralatan kamera seperti lensa dan sensor kamera dari noda, debu dan kotoran karena hal tersebut akan mempengaruhi hasil foto seperti menimbulkan bercak pada foto. Baca juga tips merawat kamera. * *Pegang Kamera Dengan Tepat* : Foto blur selain tidak tepatnya menentukan shutter speed, posisi memegang kamera juga memiliki peranan. Selain menggunakan tripod/monopod, cara praktis lainnya adalah memegang kamera dengan benar . Bagaimana bingung dengan ulasan *Tips Mendapatkan Foto Yang Tajam* ini ? Sekali lagi segita exposure adalah hal terpenting dalam fotografi, kuasai konsep segitiga exposure tersebut, kami yakin Anda bisa mendapatkan foto yang bagus. Selamat Mencoba !

Cara Mendapatkan Foto yang Tajam *Pilih Aperture yang Tepat* : Seperti yang sudah

15 Tips Fotografi Mendapatkan Foto Tajam atau Tack Sharp


Tips fotografi cara untuk mendapatkan foto yang tajam atau biasa disebut tack sharp akan melibatkan banyak hal dengan sebaik-baiknya. Dalam istilah fotografi tack sharp adalah 7

menggambarkan foto yang menunjukkan fokus yang tajam pada subjek utama, dengan unsur garis yang indah, detail yang tajam, dan tidak ada bagian yang kabur. Mendapatkan foto dengan ketajaman maksimal adalah salah satu kunci foto Anda akan menjadi enak dilihat. Cara mendapatkan foto tack sharp atau foto yang tajam salah satunya dengan mengurangi goyongan kamera sekecil mungkin. Ada banyak cara untuk mengurango goyangan kamera yang dapat dilakukan untuk mendapatkan foto yang tajam. Beberapa berlaku untuk semua situasi, sementara yang lain hanya dapat digunakan dalam keadaan tertentu, tetapi masing-masing membantu mengurangi jumlah goyangan kamera.

Tips Umum Mendapatkan Foto Tack Sharp Dengan Ketajaman Maksimal


Tips mendapatkan foto tajam ini dapat diterapkan dalam segala situasi, dan Anda harus mencoba berkreasi setiap saat, karena jika dilakukan cara ini dapat membuat perbedaan besar untuk foto apapun. *1. Gunakan Bukaan Tertajam/Sweet spot* Lensa kamera hanya dapat mendapatkan foto tertajam di satu aperture terntentu. Ini biasanya 2 sampai 3 stop turun dari aperture terlebar, biasanya sekitar f/8 pada lensa kebanyakan. Contohnya jika lensa kamera yang dimiliki bukaan maksimal diafragma f/2.8 diafragma tertajam adalah f/5.6 dan f/8 (dua stop dibawah 2.8). Mencari sweet spot itu bisa dikatakan gampang-gampang susah, namun cara ini tidak selalu berhasil mencari sweet spot dengan cara yang sudah dijelaskan, tergantung kondisi cahaya bila memang memadai. Pilihan Anda untuk aperture harus didasarkan pada pertimbangan lain misalnya mempertimbangkan kecepatan rana dan juga kedalaman ketajamana atau DOF, tetapi cobalah sedapat mungkin untuk tetap dekat dengan aperture tertajam atau sweat spot ini. *2. Gunakan Single Point Autofocus* Ketika fokus, kebanyakan kamera akan mencoba untuk mencari titik fokus disemua area untuk mendapatkan foto setajam mungkin. Ini bagus bila Anda ingin melihat detail di mana-mana, tapi itu tidak berarti jika ingin mendapatkan foto tack sharp karena tidak ada objek yang akan super tajam. Cobalah untuk menggunakan mode autofocus single point. Cara ini akan menyuruh kamera Anda untuk fokus hanya pada satu titik saja. Tekan setengah tombol shutter kamera Anda untuk mendapatkan fokus sebelum memutuskan memotret objek yang diinginkan. Dengan cara ini akan mendapatkan subjek setajam mungkin. *3. Gunakan ISO Sekecil Mungkin* Semakin tinggi kecepatan ISO, semakin besar kesempatkan kita mendapatkan noise pada hasil foto. Adanya noise akan mempengaruhi ketajaman keseluruhan gambar. Jika memungkinkan, gunakan pengaturan ISO kamera Anda paling kecil (biasanya sekitar ISO 100 atau 200). Selama pengaturan kamera lainnya seperti kecepatan rana tidak terlalu pengaruh dengan ISO kecil hajar saja kawan :) . *4. Gunakan Lensa Terbaik* Lensa berkualitas membuat perbedaan besar untuk ketajaman foto Anda, dan lensa yang mahal umumnya lebih tajam hasilnya dari lensa yang murah. Jelas, mengganti lensa bisa sangat mahal, tapi jika menganggapnya sebagai investasi dalam fotografi yang lebih baik kenapa tidak. *5. Kurangi Filter Lensa* Filter lensa mengurangi ketajaman lensa Anda, mempengaruhi kualitas gambar akhir. Ketika filter tidak diperlukan, cobalah untuk melepaskannya untuk meningkatkan ketajaman lensa Anda. Baca artikel Alasan Menggunakan Filter dalam Fotografi . *6. Periksa Ketajaman pada layar LCD Kamera Anda* Salah satu keuntungan besar dari era fotografi digital saat ini adalah kita dapat memeriksa hasil foto segera mungkin. Setelah setelah memotret, gunakan fitur playback kamera dan zoom in ke 100% untuk memeriksa bagaimana tingkat ketajaman fotonya. Jika Anda melihat kurang tajam, Anda masih memiliki kesempatan untuk mengulanginya lagi. Meningkatkan Ketajaman Foto dengan Tripod Untuk yang terakhir cara mendapatkan ketajaman foto selain 6 cara di atas adalah menggunakan tripod, bahkan jika Anda 8

memotret di siang hari sekalipun. Seperti lensa, tripod yang baik juga tidak murah, tetapi tripod mampu mengubah foto Anda. *7. Menggunakan Tripod yang Kokoh* Tujuan dari tripod adalah untuk menahan kamera Anda dari goyangan sekecil mungkin, sehingga Anda perlu memastikan bahwa tripod Anda bagus dan kokoh. Hindari memperpanjang kaki tripod Anda melebih apa yang diperlukan. Semakin tinggi tripod Anda maka semakin rentan untuh gerak, dan akan semakin sulit untuk mendapatkan foto yang tajam tack sharp. Cara Mendapatkan Foto Tajam atau Tack Sharp Jika tripod Anda memiliki kait yang ada di bawah, maksimalkan untuk menggantung sesuatu beban untuk memberikan stabilitas tripod yang ekstra. *8. Gunakan Remote Cable Release* Menekan tombol rana pada kamera Anda dapat menyebabkan getaran. Mungkin Anda berpikir getaran ini tidak terlalu pengaruh pada hasil foto, tetapi getaran kecil saat menekan tombol shutter ini bisa pengaruh banyak pada hasil akhir foto Anda. Kabel rilis atau remote control adalah cara murah untuk menghindari masalah ini. Atau, gunakan kamera Anda self-timer 2 detik untuk mengurangi getaran kamera saat menekan tombol shutter. *9. Matikan Vibration Reduction (VR/IS)* Banyak kamera dan lensa datang dengan built dalam sistem Vibration Reduction atau VR/IS, yang befungsi untuk menstabilkan gambar ketika tangan memegang kamera Anda. Sayangnya, ketika kamera Anda sudah terpasang pada tripod, sistem ini tidak bekerja dengan baik karena tidak ada gerakan yang berarti. Jika Anda memotret menggunakan tripod lebih baik untuk mematikan fitur VR/IS tersebut sebagai cara mendapatkan foto yang tajam. *10. Gunakan Mirror Lock-up* Sumber lain dari getaran pada kamera adalah cermin di depan sensor atau yang biasa disebut Mirror Lock-up. Ketika Anda menekan tombol shutter, cermin ini akan terbuka, dan hal ini dapat menyebabkan kamera bergerak sedikit. Cobalah Mirror Lock-up (MLU) diposisi terbuka sebelum menekan tombol shutter, sehingga ketika Anda menekan tombol rana, mirror kamera tidak perlu bergerak lagi. Fitur ini mengunci pergerakan cermin kamera ke atas, jadi saat anda menjepret, cerminya tidak bergerak sebelum eksposur yang tepat di peroleh. Memotret Dengan Ketajaman Maksimal saat Memotret Dengan Tangan Kadang-kadang tidak mungkin untuk selalu menggunakan tripod. Sebagai contoh, Anda mungkin berada dalam sebuah gereja di mana itu tidak diperbolehkan, atau Anda mungkin akan memotret acara di mana Anda harus bergerak cepat dan tidak punya waktu untuk membawa dan menyiapkan tripod. Dalam situasi ini Anda harus memegang kamera Anda dengan tangan. *11. Cari Tripod darurat* Kita dikelilingi oleh objek dan permukaan yang membuat tripod alami yang sempurna. Tempelkan kamera di dinding, atau benda kokoh lainnya yang dapat membantu memberikan stabilitas saat memotret. Dengan cara ini Anda masih berkesempatan untuk mendapatkan foto yang tajam. *12. Gunakan Kecepatan Rana Yang Cepat/tinggi* Shutter speed dengan kecepatan rana yang cepat akan mengurangi gerakan. Seminimal mungkin Anda harus tetap pada aturan yang mengatakan untuk menggunakan kecepatan shutter minimal 1/focal length . Sebagai contoh untuk lensa 100mm Anda sebisa mungkin untuk menggunakan kecepatan 1/100 per detik atau lebih cepat dari itu jika ingin memotret tanpa tripod. *13. Gunakan Burst Mode* Daripada mengambil foto satu per satu, gunakanlah pengaturan kamera ke continuous shoot (burst mode). Dengan pengaturan ini Anda biasa mendapatkan 10 foto dalam sekali jepretan. Besarnya berapa kali setiap jepretan tergantung fitur kamera digital Anda. Pastikan untuk membawa kartu memori besar jika menggunakan teknik ini ya. *14. Menekan Tombol Shutter dengan Lembut* Ketika menekan tombol shutter, lakukan selembut mungkin. Pastikan jari Anda berada di atas tombol shutter agar bisa dengan mudah untuk menekannya. Motret itu juga perlu kelembutan brow, jadi ya meski dengan kesabaran serta kelembutan yakan ? :) Menajamkan Foto Menggunakan Software Editing . Tidak peduli seberapa hati-hati 9

Anda untuk menjaga getaran seminimal mungkin saat pemotretan, sebagian besar foto masih bisa mendapatkan keuntungan dengan adanya software editing foto seperti Photoshop. *15. Lakukan Unsharp Mask* Unsharp mask adalah alat favorit fotografer untuk meningkatkan ketajaman fotonya. Fitur ini bekerja dengan meningkatkan kontras sepanjang tepian detail dalam gambar Anda, menghasilkan pemisahan yang lebih baik antara obyek dan memberikan kesan gambar yang lebih tajam. Untuk menerapkan unsharp mask di Photoshop, buka foto Anda dan pergi ke Filter > Sharpen > Unsharp Mask. Sesuaikan pengaturan sesuai keinginan Anda, cobalah mulai dengan nilai Amount 100%, Radius 1.5, Threshold 4. Belajar fotografi untuk cara mendapatkan foto yang tajam atau tack sharp adalah banyak hal yang harus diperhatikan. Masing-masing bisa membuat perbedaan kecil, tetapi dengan efek kumulatif tersebut akan menghasilkan foto yang jauh lebih tajam. Baca juga artikel tentang penyebab foto tidak tajam . Selamat mencoba!

Pengaturan Kamera untuk Memotret Olahraga dan Gerakan Cepat


Memotret olahraga dan aksi gerakan cepat menjadi tantangan tersendiri bagi fotografer. Temukan tips fotografi untuk pengaturan kamera untuk memotret olahraga dan gerakan cepat agar bisa menghasilkan foto yang tajam, detail dan penuh cerita di tipsfotografi.net kali ini. Olahraga dan aksi gerakan memang sangat menarik untuk diabadikan. Kunci untuk mendapatkan foto yang bagus adalah setting kamera yang benar sebelum memotret. Sehingga ketika memotret kita tinggal fokus mengabadikan momen dan tidak memikirkan lagi mengatur setingan kamera. Berikut ini adalah contoh seting kamera untuk memotret gerakan cepat dan olahraga yang bisa kita gunakan jika ingin mengabadikan momen dengan gerakan cepat. *Gunakan Shutter Speed Cepat* Kecepatan rana adalah hal yang paling penting untuk mendapatkan foto yang tajam saat memotret gerakan cepat seperti olahraga. Jika kita mengatur kamera dengan shutter speed lambat maka kita akan ketinggalan momen yang telah terjadi. Mulailah dengan mengatur kamera digital kita ke mode Shutter Priority dan memilih kecepatan rana 1/500 atau lebih. Ini adalah titik awal yang baik dan memang harus menggunakan shutter speed paling cepat untuk memotret olahraga dan gerakan cepat. Jika memungkinkan, ambil foto beberapa jepretan untuk mencoba setingan kamera sebelum acara utama dimulai untuk memeriksa seperti apa hasilnya. Jika itu tidak memungkinkan, kita bisa melakukan pemeriksaan beberapa jepretan untuk melihat hasilnya. Jika masih ditemukan foto yang kabur, ubahlah shutter speed yang lebih cepat misalkan 1/1000. *Gunakan Aperture Besar (angka kecil)* Untuk membantu mendapatkan kecepatan rana yang tinggi, kita perlu mengatur setingan aperture selebar mungkin. Jika kita memiliki lensa dengan diafragma f/2.8 atau f/4, maka kita bisa mengatur shutter speed dengan kecepatan tinggi dengan mudah. Akan tetapi jika kita hanya memiliki lensa dengan bukaan terlebar f/5.6 atau lebih kecil dari itu, kita bisa mengakalinya dengan menambahkan flash atau mencari lokasi yang banyak cahaya. *Maksimalkan

ISO*

Karena kita membutuhkan kecepatan rana cepat, kamera Anda mungkin

susah berjuang untuk merekam adegan bahkan dengan bukaan terlebar. Jika hal ini terjadi maka satusatunya hal yang dapat Anda lakukan adalah meningkatkan setingan ISO. Memang ISO bisa menimbulkan noise pada hasil gambar yang didapatkan. Namun situasi seperti ini mendorong kita untuk memilih foto yang noise atau mendapatkan foto yang kabur/blur. *Gunakan

Mode Burst* Seperti kita ketahui, olahraga penuh dengan gerakan cepat dan cukup

sulit untuk mengikuti pergerakannya. Untuk itu gunakan continues shoot agar kamera bisa mengambil gambar secara terus menerus atau biasa disebut mode burst. Dengan mode burst kita bisa mendapatkan 4-6 foto setiap satu jepretan, sehingga dengan cara ini kita bisa menangkap gerakan yang lebih variasi. Ingatlah bahwa memotret dalam modus burst ini akan mengisi kartu memori kita jauh lebih cepat daripada mengambil gambar dengan single shoot, jadi pastikan Anda memiliki memory dengan 10

banyak kapasitas, atau menyiapkan memory cadangan saat memotret. Jika Anda kehabisan space, gunakan waktu saat time-out untuk menghapus beberapa foto yang kita anggap jelek. *Setting Dalam Format JPEG* Anda mungkin akan terkejut membaca nasihat ini, karena pada artikel sebelumnya tipsfotografi.net telah menyarankan untuk menggunakan setingan RAW saat memotret untuk mendapatkan kualitas foto yang lebih baik pada artikel manfaat menggunakan file raw . Selain itu menggunakan setingan file RAW juga memungkinkan kita untuk melakukan tweaking lebih dalam menggunakan perangkat lunak editing foto. Namun, ketika memotret olahraga dan momen gerakan cepat, kecepatan lebih penting daripada apa pun. Menggunakan mode JPEG memungkinkan Anda untuk menangkap gambar lebih pada suatu waktu dalam modus burst, dan menyesuaikan gambar lebih ke kartu memori kita. Diakui kualitas gambar tidak akan sebagus jika kita akan memotret menggunakan RAW, tapi ini lebih baik dari pada kita kehilangan momen karena menggunakan RAW butuh waktu sedikit lebih lama saat proses menyimpan foto. *Perhatikan White Balance* Saat memotret di luar ruangan, white balance otomatis kamera kita biasanya akan melakukan pekerjaan yang cukup baik menyesuaikan diri dengan temperatur cahaya di lokasi. Akan tetapi olahraga yang biasanya dilakukan di dalam ruangan dengan pencahayaan buatan akan membbingunkan kamera. Biasanya jika kita mengatur WB auto kita akan mendapatkan warna yang terlihat kehijau-hijauan. Memilih pengaturan white balance Fluorescent atau Tungsten kemudian melakukan beberapa tes memotret sebelum acara dimulai. Jika kita punya waktu, kita bahkan bisa mengatur custom white balance atau kelvin untuk memastikan warna foto yang tepat. Baca juga artikel tentang cara settig custom white balance dan kelvin . *Matikan flash* Bagi kebanyakan olahraga, kita tidak bisa mendapatkan posisi yang dekat objek. Oleh sebab itu fotografer olahraga membutuhkan lensa tele agar mendapatkan gambar detail yang lebih dekat dengan objek. Menjadi begitu jauh dari subjek, berarti berarti flash kita akan praktis tidak berguna, dan akan lebih baik untuk dimatikan. Ada beberapa kondisi yang jarang terjadi di mana kita bisa mendapatkan subjek cukup dekat dan flash bisa kita gunakan. Namun, kilatan cahaya flash dapat mengganggu pemain, jadi lebih baik untuk meninggalkan dan mematikan flash. *Tweak Fokus Anda* Berfokus pada subjek yang bergerak cepat bisa sangat rumit, jadi penting untuk mengatur kamera Anda untuk menjadi responsif dan seakurat mungkin. Mulailah dengan beralih dari multi-point untuk fokus single, dan menggunakan titik fokus di tengah frame. Gunakan mode auto focus continuous AF-C atau AI Servo pada kamera Canon untuk mendapatkan kemudahan fokus pada gerakan olahraga yang cepat. Memotret olahraga atau momen dengan gerakan cepat menjadi cukup sulit jika kita tidak tahu pengaturan yang tepat. Namun jika kita tahu *setingan pengaturan kamera untuk memotret olahraga dan gerakan cepat* secara benar akan dapat meningkatkan kesempatan kita untuk menangkap gerakan-gerakan subjek yang cepat.

11

Anda mungkin juga menyukai