Tampilan suatu objek bisa sangat berbeda dari bagaimana ia diproses oleh kamera. Ketika kita melihat
objek tertentu dengan mata telanjang, ketajaman objek tersebut terlihat sama tajam. Namun, ketika
dipotret, terkadang bisa fokus pada salah satu bagian tertentu, sehingga bagian tersebut terlihat lebih
tajam dari bagian yang lain. Nah, hal inilah yang disebut dengan Depth of Field (DOF). DOF dapat
diartikan sebagai rentang jarak yang dimiliki objek foto untuk menghasilkan variasi ketajaman, atau
fokus pada foto yang dihasilkan. Kita juga bisa menyebutnya sebagai kedalaman ruang.
1. Aperture Lensa
Semakin kecil aperturnya, semakin luas DOF-nya sehingga semakin banyak bagian yang terlihat tajam.
Jadi, kalau kita ingin menghasilkan foto dengan banyak bagain tajam, atur apertur sekecil mungkin.
Selain itu, sebaiknya kita juga menggunakan tripod ketika mengambil foto. Apertur kecil membuat
kamera membutuhkan kecepatan shutter yang lebih lama sehingga hasil foto berisiko blur karena
kamera bergoyang.
1. DOF Lebar
Jika ingin mendapatkan foto dengan DOF lebar, kita harus mengatur apertur sekecil mungkin (angka
besar). Hal ini sesuai dengan penjelasan pada faktor “apertur lensa” di atas, bahwa semakin kecil
aperturnya, semakin luas jarak fokus atau area ketajaman yang dihasilkan pada foto.
2. DOF Sempit
Kebalikan dari DOF lebar, maka jika ingin menghasilkan foto dengan DOF sempit, kita harus mengatur
apertur pada bukaan besar (angka kecil). Misalnya kita menggunakan apertur F1.8, maka hanya akan
ada sedikit area ketajaman pada foto. Semakin besar aperturnya, semakin sedikit area ketajaman.