Anda di halaman 1dari 10

HAND OUT

Sejarah Fotogra Fotogra yang ada sekarang ini tidak langsung sempurna, tetapi melalui sejumlah percobaan-percobaan yang panjang dan melelahkan. Antara lain, dimulai di Inggris pada tahun 1782 Thomas Wedgwood membuat suatu cara memindahkan gambar yang terdapat pada plat kaca dengan bantuan cahaya, ke atas kertas yang dibuat peka terlebih dahulu. Gambar yang dihasilkan tidak stabil, yakni bila terkena sinar akan hilang. Pada tahun 1822 di Inggris juga, Josep Nicep Hore Niepce mengadakan percobaan yang cukup lama dan menemukan metode terbaru yakni dia melumarkan larutan aspal dalam minyak lavender ke atas plat timah hitam dan putih. Dengan penyinaran yang lamanya sampai berjam-jam, didapat sebentuk gambar positif. Di tahun 1939 Louis Jaques mande Degueree berhasil membuat permanen hasil potretannya, dan mendapat penghargaan Raja Louis Phillipe. Wiliam Henry Fox Talbot berhasil membuat potret rumahnya dengan memakai kamera buatannya sendiri yang diberi nama Pinhole Camera pada tahun 1855. Sejarah mencatat bahwa dirinyalah orang pertama yaang berhasil menggunakan obat penimbul untuk menimbulkan bayangan permanen pada hasil pemotretan. Revolusi Fotogra berikutnya terjadi pada 1879 George Eatsman di Amerika berhasil membuat plat-plat peka cahaya dalam jumlah yang banyak sekaligus, yang mula-mula dibuat hanya terbatas. Bahkan pada tahun 1888 berhasil menjual kamera BOK-nya, dan berhasil memasarkan gulungan lm yang bisa dipasang pada kamera dalam kondisi terang cahaya di tahun 1891.Akhirnya Eatsman inilah yang memiliki sebuah pabrik fotogra dengan nama Eatsman Kodak Company. Kita tidak boleh melupakan jasa Leonardo da Vinci sebagai peletak dasar fotogra. Ialah yang pertama kali membuat alat untuk merekam peristiwa-peristiwa alam. Alat tersebut berbentuk kotak yang kemudian disebut Camera Obscura yang berarti kamar gelap. Kamera inilah yang menjadi cikal bakal dari kamera kuno. Teknologi karya foto yang dipakai sederhana yaitu sebuah karya terbentuk melalui lukisan tangan si fotografer yang menjiplak gambar pantulan sinar di medianya. Karena dianggap tidak praktis maka dikembangkan media fotogra Perak (AB) dimana perak ini peka terhadap cahaya, sehingga bila terkena cahaya akan terbentuk gambar siluet. Kemudian digunakan bahan lain seperti daquerterif dan kemudian selluloid.

Pengertian Fotogra Fotogra berasal dari kata photos berarti cahaya, dan graphos berarti menggambar yaitu bagaimana kita menggambar menggunakan cahaya. Sebuah karya foto tidak dapat dihasilkan tanpa menggunakan cahaya. Pembentukan gambar mati tersebut melalui suatu media disebut kamera. Alat ini mendistribusikan cahaya ke suatu bahan yang sensitif (peka) terhadap cahaya disebut negatif atau lm. Sebenarnya pengertian fotogra tidak hanya terbatas dari denisi kata per kata, tetapi dalam cakupan lebih luas lagi dapat diartikan sebagai suatu proses pengambilan gambar dengan media kamera, penciptaan gaya, teknik kemudian mengubahnya dalam sebuah gambar. Body kamera Lensa Kamera Ada beberapa jenis lensa yang biasa dipakai yaitu lensa normal, lensa sudut lebar, lensa vario (ZOOM), lensa tele serta lensa makro. Semua lensa tersebut mempunyai kegunaan dan spesikasi yang berbeda. 1. Lensa normal (normal lens) Lensa ini memiliki panjang titik api/titik fokus antara 45 mm 50mm. Memiliki efek pandangan normal (normal view). Prinsip kerja lensa ini daitinjau dari sudut pandangnya hampir mirip dengan sistem pada mata kita. 2. Lensa sudut lebar (wide angle lens) Memiliki jarak titik fokus kurang dari 40 mm. Fungsinya adalah : Meluaskan pandangan artinya objek yang masuk terproyeksikan menjadi lebih besar dari bayangan yang dibentuk lensa normal. Hal ini disebabkan lkarena memiliki jarak fokus yang relatif pendek.

Memilki ruang ketajaman lebih besar dari lensa normal. Semakin pendek titik fokus yang dimiliki suatu lensa, semakin lebar ruang ketajaman. Mampu memberikan efek khusus dalam pemotretan, yakni mampu mengubah garis vertikal dan horizontal menjadi lengkung. Hal ini disebabkan karena memiliki susunan lensa yang didominasi oleh lensa cembung yang ukurannya bervariasi. Keistimewaan lensa ini adalah :

Meluaskan pandangan dengan menjauhkan objek, tidak dituntut pada ruang pemotretan yang sempit. Ruang ketajamn yang dalam, seperti objek yang bergerak cepat atau berpindah tempat setiap saat kita tidak perlu memfokusnya. 3. Lensa Tele Sering kali lensa yang digunakan bervariasi titik fokusnya antara lain : 75 mm, 80 mm, 96 mm untuk potretan biasa. Dan ada 200 mm, 400 mm, 800 mm, sampai 1000 mm digunakan untuk memotret hal-hal yang jauh dan membahayakan. Misalnya bintang di langit dan gunung meletus. Diantara jenis lensa ini ada lensa Zoom denga sifat : o mendekatkan pandangan o sudut pandang sempit ruang o ketajaman pendek dan o sensitif terhadap gerak. Jenis Kamera Foto Menurut sistem bidiknya kamera dibagi 4 tipe yaitu : 1. View Camera Pada kamera ini pembidikan dilakukan secara horizontal dan langsung pada lensa utama. Pembidikan tepat pada objek, karena setiap saat fokusnya dapat diubah.

2. View Finder Camera/Range Finder Camera Di sini pembidikan tidak langsung dilakukan secar horizontal dan tidak langsung ke lensa utama, tetapi melalui jendela bidik ke objek yang kan dipotret. Penentu jarak (fokus) dibantu sebuah lensa kecil yang berada di samping pengamat bidikan sehingga menimbulkan bayangan. Jika gelang pengatur jarak (ring fokus) diputar maka bayangan akan bergerak sampai bersatu dengan objek yang kan dipotret. Lensa utama tidak bisa ditukar atau dilepas. 3. Twin Lens Reex Camera (Kamera reeks lensa kembar) Pembidikan dilakukan secara vertikal pada lensa bagian atas dan tidak langsung ke lensa utama/lensa bagian bawah. Lensa atas berfungsi menangkap objek yang dipantulkan oleh cermin ke pembidik, sedang lensa bagian bawah berfungsi untuk menangkap objek untuk diteruskan ke lm. Kedua lensa tersebut bergerak bersama-sama sampai objek yang akan dipotret tampak menyatu. 4. Single Lens reex camera (SLR) Pada kamera jenis ini, pembidikan dilakukan secara horizontal dan berpandangan langsung dengan lensa utama. Lensa berfungsi meneruskan bayangan objek ke pembidik dan meneruskan bayangan objek ke lm. Apabila tombol pelepas ditekan, maka cermin akan terangkat ke atas, sehingga tidak menghalangi bayangan objek ke dalam lm. Kamera jenis ini sangat praktis, karena bodi dan lensanya bisa dipisah-pisah, dilepas, diganti dan ditukar sehingga disebut interchanggable lens. 2 macam cara pemasangan lemsa ke bodi : 1. Sistem ulir Biasanya jenis kamera jaman dulu dengan pemasangan lensa diputar seperti sekrup. Kelemahannya adalah bila kamre abanyak goyang lensa bisa goyah dan mudah lepas. 2. Sistem bayonet Lensa dipasang dengan semacam kunci. Bila dipasangkan, lensa akan mengunci ke kamera dengan biasanya berbunyi klik. Jenis ini lebih kuat pegangannya.

PERTEMUAN 5 Teknik Memotret Setelah mengetahui bodi kamera maka akan sangat efektif bila kita langsung mempraktikkannya pada sebuah kamera. Maksudnya, agar kita mudah memahami fungsi dan kegunaannya, sehingga mantap dalam mengoperasikannya. Misalnya, cara memegang, membuka dan menutup, menarik tuas mengokang lm, menggerakkan/memutar ring, menekan tombol pelepas, dan sebagainya. Untuk memudahkan pengunaan kamera foto dengan baik, kita harus mengenal dan memahami jenis kamera, sehingga cara manipulasi dari bagian-bagian kamera yang penting dapat dikendalikan dengan terampil tanpa mengganggu konsentrasi terhadap objek yang akan dibidik. Sebab semakin canggih kamera yang digunakan akan cenderung semakin praktis pemakaiannya. Kamera yang dan disesuaikan pada kamera yang ada. Arahkan kamera pada objek yang akan dibidik dan perhatikan posisi memotret seperti di Secara sederhana pada kondisi terang atau penuh cahaya/cerah maka diafragma harus ditutup sekecil mungkin (16), sedangkan pada cahaya redup, diafragma dibuka lebar (2, 2,8). Keadaan diafragma ini harus dikombinasikan dengan kecepatan rana dengan mengatur angka pada ring rana pada kamera untuk menyesuaikan dengan gerakan objeknya. Pemotretan pada cuaca cerah memerlukan rana cepat (1/500), sedangkan pada cahaya lemah rananya harus pelan (1/60). Untuk jarak yang semakin jauh antara kamera dengan objek seperti pada jarak 5 meter dengan objek manusia berbaris maka dapat kita potret dengan kecepatan 1/300 detik, pada jarak 10 meter cukup dengan 1/200 detik dan pada jarak 25 meter cukup dengan kecepatan 1/100 detik. Pembidikan dilakukan dengan memperhatikan gerakan atau pergantian komposisi dari objek yang menyangkut latar bagian muka dan latar bagian belakang. Untuk menentukan ketajaman gambar dapat diatur pada angka-angka ring focus

yang sudah ditetapkan pada kamera, sehingga saat membidik melalui lensa bidik dapat dilihat tanda bahwa fokus sudah tepat pada objek. Dengan menempatkan jarak tertajam pada objeknya, maka akan diketahui ruang tajamnya, misalnya pada jarak 5 meter, diafragma 8 maka ruang tajamnya 3,5 10 meter. Jadi, benda yang terletak antara jarak tersebut akan tampak tajam, sedangkan jarak di luar area tersebut akan tampak kabur. Dalam teknik memotret perlu diperhatikan fungsi sudut pandang, baik menurut tempat maupun dasar pandangan. Menurut tempat, perlu diperhatikan fungsi penyinaran dari depan (front lighting), penyinaran dari belakang (back lighting) dan pengaturan latar belakang dikaburkan atau tidak, sedangkan menurut dasar pandangan dapat dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi, misal memotret dengan pandangan burung (birds eye view), pandangan katak (frog eye view), pandangan setinggi mata mendatar (eye level viewing), pandangan setinggi pinggang (waist level viewing), atau pandangan posisi tangan tinggi (high hand held position). Pemotretan yang dilakukan dengan posisi tangan tertentu karena suatu keadaan yang memaksa, sehingga tidak menggunakan mata untuk melihat objek harus digunakan perasaan yang kuat, sehingga dapat diharapkan tepat mengenai sasaran. Untuk penggunaan lampu blitz/kilat, perlu diperhatikan tabel yang terdapat pada blitz tersebut utnuk menentukan pengaturan diafragma kamera. Pada kamera jenis SLR kecepatan maksimal pada umumnya 1/60 detik, sedang pada kamera RF kecepatan maksimal pada umumnya 1/125 detik. Langkah-langkah : 1. Sesuaikan ISO dengan situasi 2. Memilih objek yang akan dipotret 3. Mengatur komposisi 4. Memperhatikan arah/datang sinar 5. Memperhatikan latar belakang 6. Mengatur diafragma, shutter speed, dan titik fokus dari lensa PERTEMUAN 6 dan 7

Focus adalah pengantur titik jatuh proyeksi cahaya pada sensor kamera (baik digital maupun analog)yg diatur melalui lensa foto yg berada didepan kamera. Jika kita melihat obyek di viewnder kamera, terlihat kabur, kita putar focus ring hingga obyek/subyek foto menjadi tajam (mode manual fokus), jika kita menggunakan autofokus, cukup tekan setengah dari tombol, agar kamera memfokus obyek yg akan kita foto. Untuk menentukan fokus dilakukan dengan memutar angka-angka yang sudah ditentukan pada ring focus. Pada ring focus terdapat angka-angka 0,45; 0,5; 0,7; 1;3; dan seterusnya. Menentukan angka yang tepat pada ring fokus artinya jarak antara lensa dan sensor sebanding jarak antara kamera dan objek yang akan dibidik. Sebenarnya skala petunjuk jarak pada kamera tidaklah mesti tepat betul, untuk itu biasanya pada kamera jenis manual ada sisten penemu jarak yang disebut range nder. Penemu jarak adalah sistem untuk menemukan jarak antara lensa denga lm, hinga gambar yang terjadi pada lm benarbenar fokus. Jika gelang penemu jarak diputar-putar maka lensa akan maju atau mundur. Skala jarak tertulis sbb: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ~ m (meter) 3 6 9 12 15 18 21 25 27 30 ~ ft (feet) ~ artinya tak terhingga, jika pada lensa tertera angka 10 meter lalu ada lambang innity ( angka 8 terbalik ) disebelahnya, maka jika kita putar ring fokus ke lambang itu, obyek yg berada di 10 meter didepan lensa sampai ke jarak tak terhingga, akan tajam semua.

Diafragma, F, f/ Dalam fotogra ring diafragma adalah faktor yang sangat menentukan. Karena penentuan ruang batas ketajaman gambar pada jarak tertentu dengan cara mengatur celah cahaya yang dapat masuk ke dalam kamera. Untuk mengatur cahaya yang kanmasuk ke dalamkamera ditentukan dengan memutar angka-angka yang terdapat pada ring diafragma kamera.

Pada ring diafragma terdapat angka-angka yaitu A;1;2;4;5,6;8;11;16;22;B. Fungsinya untuk mengatur kuantitas atau jumlah cuaca yang dibutuhkan kamera pada waktu memotret suatu objek. Memutar ring ke arah angka kecil, artinya membuka celah diafragma makin lebar sehingga cahaya yang masuk ke dalam kamera semakin banyak. Sebaliknya memutar ring ke angka besar, cahaya yang masuk ke dalam kamera semakin sedikit. Apabila kita menginginkan gambar obyek yang tajam, serta dan Background/BG yg tajam , ring diafragma harus diputar menunjuk angka besar. Namun bila kita kita hanya menginginkan objek tajam, sedangkan latar latar bagian muka (foreground) dan bagian belakang klbur, maka ring diafragma harus diputar pada angka kecil.

Shutter Speed Shutter terletak di belakang diafragma (antara lm dan diafragma) berfungsi mengatur kecepatan kecepatan cahaya yang langsung menyentuh lm. Kecepatan cahaya yang masuk ke dalam lm, menentukan ketajaman gambar terhadap perubahan cuaca dan gerakan objek yang kan dipotret. Agar kecepatan cahaya yang masuk kamera sesuai dengan yang dibutuhkan, maka ring shutter harus diputar pada angka yang tepat. Pada setting shutter terdapat angka B; 1; 2; 4; 60;125;250; 1000; 2000; 4000 (satuan ini merujuk 1/x second/ detik, 4000 artinya 1/4000 second atau detik) untuk menentukan kecepatan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Apabila shutter diset pada B, artinya shutter akan terbuka terus selama tombol pelepas ditekan, selama shutter itu terbuka selama itu pula cahaya akan masuk. Sedangkan jika shutter di set ke 60, shutter akan terbuka dan cahaya akan menyinari sensor selama 1/60 detik, dan angka 500 berarti cahaya yang menyinari sensor (exposed) selama 1/500 detik Contoh setting shutter speed untuk membekukan gerakan: Orang berjalan1/60 detik Orang lari1/125 detik Sepeda jalan1/250 detik

Balap kuda, sepeda motor1/500 detik Balap sepeda motor, mobil1/1000 detik Pecahan gelas jatuh1/2000 detik Kilat 1/4000 detik

Ruang Ketajaman (Depth of Field / DOF) Ruang tajam adalah ketajaman gambar didepan dan dibelakang titik fokus. Pada bukaan yg besar (ex: f/1.8) maka ketika kita foto muka seseorang, dan kita fokus pada matanya, hidung dan kuping akan terlihat blur, karena ruang tajamnya sempit. jika kita rubah bukaan/diagfragmanya ke yg lebih kecil (ex: f/8 atau f/11) maka ruang tajamnya meningkat, kuping dan hidung akan terlihat setajam mata. Faktor lain yang mempengaruhi ketajaman gambar yaitu : 1. setting ISO, makin rendah makin halus (contoh: iso 100/200) 2. Kualitas lensa 3. Kualitas sensor digital/analog, cara untuk mengetahui ini, adalah dengan melihat contoh fotonya. kalau analog, dengan melihat hasil cetaknya 4. Kontras terang gelap warna pada foto, makin kontras, foto akan terlihat makin tajam. Teknik kecepatan dalam memotret : 1. Freeze yaitu kecepatan tinggi untuk membuat objek seolah-olah berhenti dengan SS 1/1000, 1/2000 dst. Angka diafragma besar, baik dalam cuaca 2. Slow shutter speed dengan kecepatan rana rendah 1/8, 1/15, dan 1/30, akan menghasilkan efek "moving", obyek seakan bergerak, Disini dibutuhkan tripod, atau lensa dengan optical/image stabilization (OS/IS) atau Vibrance Reduction (VR) serta diafragma bukaan kecil. 3. Panning dimana gerakan kamera mengikuti gerakan objek, kecepatan 1/60second kebawag1/4, 1/8, dan seterusnya tergantung objeknya.

4. Bulb yakni fasilitas kecepatan dengankamera terbuka agar cahaya masuk. B dibuka minimal setengah menit maksimal tidak terhingga pada kamera analog, pada kamera DSLR dibatasi 30 menit. 5. Bracketing yaitu mengambil objek foto yang kecepatan rana sama dan F/n berbeda-beda. Misal SS =1/250 F/Nnya 11, 16, 22. Tujuannya agar mendapat variasi berupa terang dan gelap, pada obyek/subyek foto yg sama, yg mana pada saat memfoto kita tidak yakin, apakah kita sudah mendapat terang/gelap yg pas pada obyek foto. Komposisi seni menyusun dan mengatur posisi dan angle obyek/subyek foto, sehingga menjadi dramatis dan memperkuat pesan yang hendak disampaikan melalu foto kepada target audience. Macam komposisi : 1. Head Room Jangan menempatkan objek di tengah, kecuali frontal, karena ada ruang kosong. Setiap benda harus memiliki ruang pandang (head room) untuk memberi tempat objek untuk bergerak. 2. Rule of Third, Membagi frame menjadi 3 atau 4 bagian, dimana obyek yg ditonjolkan diberi ruang sebesar 3/4. bisa digunakan untuk fotondengan format landscape/portrait 3. Menambah 4 garis bantu dengan meletakkan objek pada salah satu titik potong garis-garis tersebut. 4. Teori dinamis yaitu memberikan ruang lebih, dibelakang atau didepan obyek, sehingga obyek terlihat arahnya mau kemana, biasanya dipadundengan tehnik panning. 5. Teori framing yaitu men-zoom in dan tidak menyisakan foreground dan background terlalu banyak (tight crop) Tripod/monopod Yaitu sandaran kamera yang digunakan untuk pemotretan yang menggunakan shutter speed kurang dari 1/15 detik.

Anda mungkin juga menyukai