Anda di halaman 1dari 18

Artikel fotografi

1. Alat bantu fotografi


2. 1. Filter

3.
4.
5. Filter merupakan sebuah perangkat bantu pemotretan yang berfungsi untuk menyaring cahaya yang datang
ke lensa agar menimbulkan efek sesuai dengan jenis Filter yang digunakan. Filter digunakan pada lensa
sebagai tambahan pemotretan yang di letakan di depan lensa.
6.
7. 2. Tudung Lensa

8.
9.
10. Tudung Lensa berguna sebagai penghalang/menghilangkan cahaya yang tidak diinginkan datang ke lensa
kamera yang dapat mengakibatkan flare pada hasil pemotretan. Flare ini dapat merusakan hasil foto yang
diingkan. Tudung Lensa ini sangat berguna terutama pada saat pemotretan yang berhadapat langsung
dengan datangnya arah cahaya.
11.
12. 3. Tripod
13.
14.
15. Tripod merupakan alat bantu pemotretan sebagai fungsi penyangga kamera agar tidak ada terjadinya
goncangan (shaking) saat pemotretan. Tripod sangat cocok untuk pengambilan gambar yang menggunakan
speed rendah dan sebagai menompang lensa yang panjang.
16.
17. 4. Monopod

18.
19.
20. Tidak jauh berbeda dengan Tripod, Monopod merupakan alat bantu pemotretan yang memiliki fungsi yang
hamper sama dengan tripod hanya saja monopod hanya memiliki 1 kaki penyangga sehingga sangat praktis
untuk digunakan.
21.
22. 5. Background
23.
24.
25. Background atau kain yang sering digunakan untuk berbagai situasi pemotretan seperti pernikahan,
pembuatan iklan, pemotretan studio dan sebagainya. Kain ini sebagai latar belakang dari objek yang di
foto, biasanya background ini menggunakan berbagai macam gambar, pola serta warna seperti green
screen.
26.
27. 6. Stand Background

28.
29.
30. Alat ini sebagai pembantu berdirinya background yang digunakan. Stand Background setidaknya memiliki
2 stand untuk penyangga yang dapat di naik turunkan sesuai kebutuhan.
31.
32. 7. Payung Reflektor

33.
34.
35. Payung ini berguna agar sifat cahaya yang dihasilkan pada gambar lebih luas, sehingga bayangan dan
cayaha keseluruhan nampak menjadi lebih halus.
36.
37. 8. Light Stand

38.
39.
40. Light Stand merupakan alat yang dapat digunakan sebagai menyangga lampu studio.
41.
42. 9. Honeycomb

43.
44.
45. Honeycomp merupakan alat yang mirip dengan filter dengan bentuk bulat seperti sarang tawon, jika filter
di pasang didepan lensa honeycomp dipasang pada lampu/sumber cahaya. Berfungsi untuk menghaluskan
cahaya yang jatuh ke arah obyek gambar.
46.
47. 10. Flash Meter
48.
49.
50. Seperti namanya, Flash Meter ini berfungsi untuk mengukur kekuatan sumber cahaya yang datang dalam
pemotretan indoor maupun outdoor. Alat ini jauh lebih akuran di bandingkan dengan light meter yang ada
pada kamera.
51.
52. 11. Soft Box

53.
54.
55. Softbox merupakan alat bantu fotographi yang berfungsi sebagai pencahayaan yang lembut. Soft Box ini
terbuat oleh kain yang jika semakin besar softbox maka semakin lembut cahaya yang di hasilkan. Cahaya
softbox di hasilkan oleh alat bantu cahaya seperti strobo ataupun Barndoors.
56.
57. 12. Barndoors
58.
59.
60. Barndoors merupkan alat yang digunakan sebagai pengarah datangnya cahaya dari arah sumber cahaya.
Bentuk dari Barndoors ini berbentuk persegi dan berwarna gelap.
61.
62. 13. Strobo

63.
64.
65. Alat yang satu ini mirip dengan flash pada camera namun ukurannya yang lebih besar. Strobo memiliki
sensor yang dapat menangkap cahaya utama yang dapat menjadikan strobo ini menyalah dengan otomatis
ketika ada cahaya utama (main light) yang dinyalahkan. Selain itu kekuatan cahaya yang di hasilkan oleh
strobo bisa diatur sesuai keinginan kita.
66.
67. 14. Trigger

68.
69.
70. Trigger merupakan flash tambahan yang terpisah dengan camera, sehingga flash dapat di gunakan dengan
bantuan gelombang elektro tanpa harus di pasang di body kamera. Alat ini cukup efektif untuk membuat
cahaya dari arah yang kita inginkan.
71.
72. 15. Shutter Release

73.
74.
75. Shutter Release juga bisa di sebut kabel release karena fungsi dari shutter release ini sebagai pengganti
sutter pada kamera namun dengan tambahan kabel sehingga dapat meminimalisir goncangan saat menekan
tombo shutter.
76.
77. Oke mungkin itu saja yang bisa saya berikan mengenai artikel ini, semoga dengan apa yang sudah saya
berikan ini dapat bermanfaat bagi Anda. Jangan lupa untuk like dan follow akun kami untuk mendapatkan
info serta update terbaru dari kami. Jika ada Kesalahan atau ada Pertanyaan serta Tambahan bisa isi
pada kolom komentar anda. Terimakasih.

http://www.blogsejutaumat.com/2015/11/macam-macam-alat-bantu-fotografi-dan-
gambarnya.html

2. kamera
TEKNIK FOTOGRAFI DASAR – PENGENALAN
KAMERA
Basic, Tips, Teknik & Tutorial | 5 |

Untuk menciptakan sebuah gambar, sebuah kamera digital SLR (atau DSLR) akan membutuhkan 3 unsur
berikut:
1. ISO (ASA)
2. Aperture (Diafragma)
3. Speed (Kecepatan)
Perpaduan dari ketiga unsur inilah yang akan menjadikan sebuah gambar. Dengan kombinasi yang benar, kita
akan dapat menciptakan sebuah foto yang sempurna. Dan sebaliknya, jika kurang tepat dalam
mengkombinasikan 3 hal ini, maka kita tidak akan mencapai exposure atau pencahayaan yang betul. Marilah
kita simak lebih lanjut mengenai ketiga hal tersebut lebih dalam lagi, agar bisa lebih mengetahui cara
pengerjaan sebuah kamera digital:

ISO
ISO adalah sensitifitas dari sensor kamera kepada cahaya. Sensor inilah yang berguna untuk merekam cahaya,
dan menjadikannya sebuah gambar. Cahaya yang ada di sekeliling kita mempunya intensifitas yang berbeda2,
jadi untuk menangkap sebuah gambar di cahaya yang sangat terang membutuhkan ISO yang berbeda apabila
kita berfoto di dalam suatu ruangan yang gelap.

Pada masa klise, tiap roll film sudah mempunyai ISO yang ditentukan. Jadi misalnya kita akan melakukan
photoshoot di luar ruangan pada siang hari, maka biasanya kita akan memasang roll film yang ber ISO 100.
Jika kita berencana untuk melalukan foto di dalam ruangan, biasanya kita akan disarankan untuk membeli roll
film yang ber ISO 400.

Namun di dunia digital saat ini, fotografi sangat dimudahkan dengan adanya kamera digital. Seorang
fotografer sekarang mampu mengubah ISO atau sensitifitas dari sensor nya hanya dengan menekan sebuah
tombol saja. Kita tidak lagi harus mengganti roll film jika berpindah lokasi dari outdoor ke indoor, dan
sebaliknya.
Kamera digital sekarang mempunyai range ISO mulai dari 50-25.600, bahkan teknologi terakhir
memungkinkan ISO yang lebih tinggi lagi, hingga sangatlah membantu untuk menangkap gambar pada kondisi
cahaya yg sangat minimal. Tapi wajarnya, yang digunakan adalah ISO 100 hingga 1600.

Semakin tinggi ISO yang digunakan, maka:

 Semakin tinggi ‘noise’ yang ada pada gambar. ‘Noise’ ini adalah bintik2 yang didapatkan pada sebuah gambar,
yang sering nampak jika berfoto di dalam ruangan yang gelap menggunakan HP.

 Gambar akan menjadi semakin terang – dikarenakan sensor menjadi lebih sensitif terhadap cahaya.

 Kualitas gambar semakin menurun. Dikarenakan oleh noise yang mengganggu, maka berfoto dengan ISO yang
tinggi akan mengurangi detail dari sebuah gambar.
Jadi, sebagai aturan yang standard, gunakanlah ISO serendah mungkin yang bisa dicapai. Jika melakukan foto
session di luar ruangan pada saat matahari terik, gunakanlah ISO 100-200. Untuk pemotretan di dalam ruangan
yang dengan pencahayaan yg cukup, gunakanlah ISO 400 – 800. Dan pada saat melalukan photoshoot pada
malam hari atau di ruangan yang gelap, gunakanlah ISO 1600 – 3200. Janganlah takut untuk menggunakan
ISO yang tinggi, karena kamera digital sekarang sudah sangat canggih dan mampu mengantisipasi noise yang
berlebihan.

APERTURE (DIAFRAGMA)
Aperture atau diafragma adalah “bukaan” dari lensa yang kita pakai. Bukaan ini diukur dengan istilah “f stop”,
contohnya “f1.2, f2.0, f8.0, f11, dan sebagainya. Semakin kecil nomor f-stop, maka:

 bukaan akan menjadi lebih besar

 lebih banyak cahaya yang dibolehkan masuk ke sensor

 gambar akan menjadi lebih terang

 “depth of field” atau ruang fokus akan menyempit.

Tiap lensa mempunyai f-stop yang berbeda. Misalnya, lensa 50mm f1.8 berarti lensa 50mm itu mempunyai
diafragma f1.8 di bukaan yang terbesar. Lensa zoom seperti 18-55mm f3.5-5.6 berarti mempunyai bukaan
terbesar di f3.5 pada saat menggunakannya di 18mm, dan mempunyai bukaan terbesar f5.6 pada saat meng-
zoom di 55mm.

Bukaan yang besar akan mengijinkan cahaya yang lebih banyak untuk masuk ke dalam kamera untuk direkam
oleh sensor. Tak hanya itu, ruang fokus juga akan ikut terpengaruhi. “Depth of field” yang bagus untuk
pemotretan model adalah yang sempit, agar modelnya saja yang fokus dan background nya blur. Maka itulah,
gunakan bukaan yang besar saat foto model atau di mana anda ingin memisahkan sebuah objek dari latar nya.
Untuk pemotretan landscape atau pemandangan, biasanya fotografer ingin untuk menangkap seluruh
komposisi dengan tajam, maka gunakanlah f-stop yang kecil, yaitu f8.0 atau f20

SPEED (KECEPATAN)
Kecepatan yang dimaksud adalah seberapa cepatnya shutter kamera untuk meng-expose cahaya ke dalam
sensor di kamera. Speed ini diukur dengan hitungan detik, misalnya 30″ pada kamera berarti 30 detik. Untuk
speed yang lebih cepat, di kamera biasanya akan tertulis 125, yang sebenarnya berarti 1/125 detik (0.008
detik). Kemampuan kamera digital sekarang biasanya menjangkai 1/8000 detik, yang sering digunakan untuk
memotret sebuah action seperti permainan olah raga.

Semakin lamban kecepatan, maka:

 semakin banyak cahaya yang terekam oleh sensor

 gambar akan menjadi semakin terang.

Tangan manusia biasanya mampu memengang kamera tanpa shake di speed 1/60 – 1/200, jadi jika anda
memotret dengan cara memegang kamera (tanpa menggunakan tripod), upayakan agar kecepatan berada di
1/60 – 1/200. Jika menginginkan untuk dapat merekam action atau gerakan yang cukup cepat, seperti seorang
menendang bola, gunakanlah speed di atas 1/200.

Kesimpulan

Demikianlah 3 unsur yang digunakan sebuah kamera untuk menciptakan gambar. Dengan perpaduan ISO,
speed dan aperture, kita dapat menghasilkan foto yang sempurna. Jangan takut untuk bereksperimen dengan
memadukan ketiga hal ini, karena masing2 mempunyai dampak yang bisa menjadikan fotografi anda lebih
mengesankan lagi.

Tips: Selalulah mengupayakan untuk menggunakan ISO terendah yang bisa dicapai, agar kualitas foto yang
didapatkan maksimal dengan noise yang minimal.

https://foto.co.id/teknik-fotografi-dasar-pengenalan-kamera/

3.angle

PEMULA
Mengenal Macam-Macam Sudut
Pengambilan Gambar (Angle) Dalam
Fotografi

By
Admin
Published on 21 April

 SHARE

 TWEET

 SHARE

Istilah “angle” sudah umum dan tak asing lagi bagi kalangan pemula. Hanya saja mereka tidak
mengetahui posisi yang benar dari masing-masing sudut pengambilan gambar yang diberlakukan
pada fotografi.

Berikut macam-macam sudut pengambilan gambar (angle) yang berlaku secara umum dalam
fotografi:
1. Eye Level

Ini adalah sudut pengambilan gambar atau angle yang netral sehingga disebut juga Normal
Angle. Pada angle ini tingginya kamera saat membidik harus sejajar dengan subjek / objek yang
dibidik. Bila memotret seseorang maka bagian tubuh yang dijadikan tolak ukur untuk
mensejajarkan sorotan kamera dengan subjek adalah pada posisi kepala, lebih tepatnya jatuh di
area mata.
2. The Bird’s-Eye View

Foto yang diambil dengan posisi angle ini akan memperlihatkan sudut pengambilan gambar dari
ketinggian. Maksudnya pemotretan dilakukan dari tempat yang sangat tinggi, contohnya seperti
foto yang menampilkan seluruh isi kota, (gedung tinggi, ramainya kendaraan, dan aktivitas di
jalan).
3. High Angle

Angle ini memiliki karakter angle yang sama seperti The Bird’s-Eye View di atas yaitu memotret
objek dari ketinggian hanya saja angle ini tidak se-ekstrem The Bird’s-Eye View. Bila digunakan
untuk memotret seseorang maka tingginya sorotan kamera harus lebih tinggi dari posisi kepala
orang tersebut. Sehingga posisi kepala akan tampak lebih besar membulat dan ukuran badan
tampak mengecil sampai ke kaki seperti meruncing.
4. Low Angle

Angle ini merupakan kebalikan dari High Angle yaitu sudut pengambilan gambar yang rendah
dan jika digunakan untuk memotret seeorang maka tingginya sorotan kamera harus lebih rendah
dari kepala orang tersebut. Hasil foto menggunakan angle ini juga merupakan kebalikan dari
hasil High Angle yaitu membesar pada bagian kaki dan mengecil dibagian badan sampai ke
kepala.
5. Frog Eye Angle

Angle ini memiliki karakter angle yang sama dengan Low Angle di atas yaitu sudut pengambilan
gambar yang rendah hanya saja tingkat kerendahannya lebih extreme yang dimana kamera
hampir saja menyentuh tanah. Sehingga saat menggunakan angle ini terkadang fotografer harus
tiarap saat memotret.
6. Canted Angle

Disebut juga Oblique Angle yaitu pemilihan sudut pengambilan gambar yang sengaja
dimiringkan. Angel ini biasanya digunakan untuk menghasilkan foto yang unik.
https://kelasfotografi.com/pemula/mengenal-macam-macam-sudut-pengambilan-gambar-
angle-dalam-fotografi/

Anda mungkin juga menyukai