Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

ISOFLAVON

Disusun Oleh :

Putri

NIM

JURUSAN ...

FAKULTAS ....

UNIVERSITAS ......

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................................3
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................................5
A. Jenis dan Tipe Isoflavon................................................................................................................5
B. Analisis Gas Chromatography......................................................................................................8
BAB III.....................................................................................................................................................10
METODE.................................................................................................................................................10
A. Isolasi Isoflavon Kedelai..............................................................................................................10
1. Alat :.........................................................................................................................................10
2. Bahan :......................................................................................................................................10
B. Prosedur Analisis Isoflavon........................................................................................................10
1. Preparasi Sample.....................................................................................................................10
2. Ekstraksi...................................................................................................................................10
3. Pemilihan Eluen.......................................................................................................................11
4. Kromatografi Kolom...............................................................................................................11
5. Uji Kemurnian.........................................................................................................................11
BAB IV.....................................................................................................................................................13
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................................13
A. Kesimpulan..................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kacang kedelai merupakan salah satu sumber kekayaan alam yang
dimiliki Indonesia. Kacang kedelai berperan penting dalam setiap aspek
kehidupan manusia terutama dalam bidang kesehatan. Keberagaman bagian
tanaman menjadikan tanaman memiliki manfaat dan khasiatnya yang
beragam. Setiap bagian tanaman mulai dari akar hingga biji memiliki
kandungan senyawa kimia yang berbeda. Senyawa yang ada dalam biji yang
memiliki khasiat obat.
Salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat ada kedelai atau
biasa kita sebut sebagai kacang kedelai (glysin max). Kacang kedelai memiliki
kandungan senyawa kimia dengan berbagai manfaatnya. Kacang kedelai
mengandung senyawa kimia antioksidan seperti vitamin, E, vitamin A,
provitamin A, vitamin C, dan senyawa flavonoid golongan isoflavon,
genistein, dan daidzein. Senyawa antioksidan dari golongan isoflavon sendiri
berguna sebagai antiradikal bebad dan pencegah kanker.
Kedelai merupakan salah satu produk pangan yang memiliki
kandungan protein yang tinggi dan telah terbukti mempunyai efek
menurunkan kolesterol, yang dipercaya karena adanya isoflavon di dalam
protein tersebut. Isoflavon dalam kedelai terbukti mampu menghambat
perkembangan sel-sel kanker dan angiogenesis. Hal ini berarti suatu tumor
tidak dapat membuat pembuluh darah baru, sehingga tidak dapat tumbuh.
Selain itu isoflavon dalam membantu menurunkan osteoporosis juga telah
diteliti. Konsumsi protein kedelai dengan isoflavon telah terbukti dapat
mencegah kerapuhan tulang pada tikus yang digunakan sebagai model untuk
penelitian osteoporosis.
Mengkonsumsi bahan pangan yang mengandung antioksidan tinggi
perlu ditingkatkan guna mengurangi seseorang terkena penyakit degeneratif
seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan kanker. Isoflavon dalam kacang
kedelai merupakan suatu metabolit sekunder yang berguna sebagai
antioksidan alami yang mampu memberikan perlindungan dan menjaga
kesehatan tubuh. Oleh karena itu, jika terdapat peningkatan radikal bebas
dalam tubuh, dibutuhkan antioksidan dalam jumlah yang lebih besar pula untu
menetralisir efek dari radikal bebas. Kedelai menjadi sumber makanan sehari
hari yang sangat populer dikalangan masyarakat. Karena begitu pentingnya
kandungan senyawa flavonoid yang terhadung dalam kedelai, maka perlu
dilakukan isolasi dan identifikasi golongan senyawa flavonoid dari biji kacang
kedelai (glycine max).
Serangkaian isolasi biasanya dimulai dari preparasi simplisia, ekstraksi
flavonoid biji kedelai dengan metanol. Selanjutnya dipartisi menggunakan
HCl dan n-heksan sehingga pada akhirnya didapatkan isolat isoflavon.
Identidikasi dan pengujian ini dilakukan dengan skrining fitokimia dan
kromatografi lapis tipis. Setelah mendapatkan isolat isflavon bisa dibuat
menjadi sediaan kapsul isoflavon. Kapsul ini memilikikhasiat sebagai
suplemen makanan sebagai antioksidan. Antioksidan ini berperan sebagai
penangkat radikal bebas yang bisa mencegah berbagai penyakit.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengeksprol senyawa isoflavon
dari kacang kedelai agar dapat lebih bermanfaat sebagai antioksidan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Jenis dan Tipe Isoflavon
Senyawa isoflavon terdistribusi secara luas pada bagian-bagian tanaman, baik
pada akar, batang, daun, maupun buah, sehingga senyawa ini secara tidak disadari juga
terikut dalam menu makanan sehari-hari. Bahkan, karena sedemikian luas distribusinya
dalam tanaman maka dikatakan bahwa hampir tidak normal apabila suatu menu makanan
tanpa mengandung senyawa flavonoid. Hal tersebut menunjukkan bahwa senyawa flavon
tidak membahayakan bagi tubuh dan bahkan sebaliknya dapat memberikan manfaat pada
kesehatan. Senyawa isoflavon merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak
disintesa oleh tanaman. Namun, tidak sebagai layaknya senyawa metabolit sekunder
karena senyawa ini tidak disintesa oleh mikroorganisme. Dengan demikian,
mikroorganisma tidak mempunyai kandungan senyawa ini. Oleh karena itu, tanaman
merupakan sumber utama senyawa isoflavon di alam.
Kandungan isoflavon yang lebih tinggi terdapat pada tanaman Leguminoceae,
khususnya pada tanaman kedelai. Pada tanaman kedelai, kandungan isoflavon yang lebih
tinggi terdapat pada biji kedelai, khususnya pada bagian hipokotil (germ) yang akan
tumbuh menjadi tanaman. Sebagian lagi terdapat pada kotiledon yang akan menjadi daun
pertama dari tanaman. Kandungan isoflavon pada kedelai berkisar 2--4 mg/g kedelai.
Senyawa isoflavon ini pada umumnya berupa senyawa kompleks atau konjugasi dengan
senyawa gula melalui ikatan glukosida. Jenis senyawa isoflavon ini terutama adalah
genistin, daidzin, dan glisitin. Bentuk senyawa demikian ini mempunyai aktivitas
fisiologis kecil.
Isoflavon adalah senyawa polifenolik yang ditemukan di banyak tumbuhan
terutama pada beberapa anggota keluarga Fabaceae. Kacang kedelai sangat kaya
isoflavon, dengan kandungan rata-rata 1-2 mg/gram dan merupakan sumber utama
isoflavon makanan. Isoflavon utama dalam kacang kedelai, hadir dalam bentuk
glikosilasi, adalah genistin, daidzin, dan gliketin.
Flavonoid memiliki berbagai jenis dan tipe. Pada awalnya Penggolongan senyawa
flavonoid mula-mula didasarkan atas telaah sifat – sifat kelarutan dan hasil reaksi-reaksi
warnanya, kemudian diikuti dengan pemeriksaan ekstrak yang telah dihidrolisis dengan
metoda kromatografi. Secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu, aglikon
flavonoid, flavonoid glikosida dan flavonoid sulfat.
1. Aglikon Flavonoid dibagi dalam beberapa golongan dengan struktur dasar
seperti flavon, flavonol, isoflavon, katekin, flavanon, leukoantosianin, auron,
kalkon dan dihidroflavonol.
2. Flavonoid Glikosida
Flavonoid glikosida adalah flavonoid dimana aglikonnya berikatan dengan
satu atau lebih gugus gula. Flavonoid glikosida dikelompokkan menjadi 2
yaitu flavonoid-O-glikosida dan flavonoid-C-glikosida. Flavonoid-O-
glikosida adalah flavonoid dimana salah satu gugus hidroksil yang terikat
pada flavonoid berikatan dengan gula. Flavonoid C-glikosida adalah flavonoid
dimana gula yang terikat langsung pada atom C daripada flavonoid atau inti
benzena dari flavonoid. Dalam kenyataaannya keberadaan di alam flavonoid-
O-glikosida jauh lebih banyak dibandingkan dengan flavonoid-C-glikosida.
Flavonoid biasanya terdapat sebagai flavonoid O-glikosida, pada senyawa
tersebut satu gugus hidroksil flavonoid (lebih) terikat pada satu gula (lebih)
dengan ikatan hemiasetal yang tak tahan asam. Gula-gula yang biasa terikat
adalah glukosa (paling banyak), galaktosa, ramnosa, xilosa dan arabinosa,
kadang-kadang ditemukan alosa, manosa, fruktosa, apiosa dan asam
glukuronat dan galakturonat. Disakarida sering juga terikat pada flavonoid
misalnya soforosa (2-O--D-glukosil-D-glukosa), gentibiosa (6-O--D-
glukosil-D-glukosa) dan sebagainya.

Gambar Flavonoid – O – Glikosida


Gula juga dapat terikat langsung pada atom karbon dari flavonoid dan
dalam hal ini gula terikat pada inti benzena dengan suatu ikatan karbon-
karbon yang tahan asam atau biasa disebut sebagai flavonoid – C – glikosida.
Jenis gula yang terikat lebih sedikit dibandingkan dengan O-glikosida seperti
misalnya glukosa (viteksin,orientin) dan ramnosa. Jenis aglikonnya yang
terlihat sangat terbatas biasanya (isoflavon, flavanon dan flavonol) tapi hanya
flavon yang sering ditemukan.

Gambar Flovonoid – C – Glikosida


3. Flavonoid Sulfat
Golongan flavonoid ini mudah larut dalam air dan mengandung satu ion
sulfat atau lebih, yang terikat pada hidroksil fenol atau gula. Secara teknis
senyawa ini sebenarnya bisulfat karena terdapat sebagai garam yaitu flavon-
O-SO3K, bagian bisulfat ini biasanya terikat pada hidroksil fenol yang masih
bebas atau pada gula. Senyawa ini penyebarannya terbatas sekali yaitu pada
angiospermae yang mempunyai hubungan ekologi dengan habitat air.
4. Biflavonoid
Biflavonoid adalah flavonoid dimer dimana yang biasa terlibat di sini
adalah flavon dan flavanon yang secara biosintesis mempunyai pola
oksigenasi yang sederhana dan ikatan antar flavonoidnya berupa ikatan
karbon-karbon atau kadang-kadang ikatan eter. Biflavonoid jarang ditemukan
sebagai glikosida dan penyebarannya terbatas pada gimnospermae.
Gambar Struktur Biflavonoid
B. Analisis Gas Chromatography
Kromatografi adalah suatu senyawa yang diberikan untuk teknik pemisahan
tertentu. Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fase yaitu fasa tetap
(stationary) dan fasa gerak (mobile), pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari dua
fasa tersebut. Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari
fasa tetap, yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Jika fasa tetap berupa zat padat maka
cara tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan, jika zat cair dikenal sebagai
kromatografi partisi. Karena fasa bergerak dapat berupa zat cair atau gas maka semua ada
empat macam sistem kromatografi yaitu kromatografi serapan yang terdiri dari
kromatografi lapis tipis dan kromatografi penukar ion, kromatografi padat, kromatografi
partisi dan kromatografi gas-cair serta kromatografi kolom kapiler.
Selama proses pengolahan, baik melalui proses fermentasi maupun proses non-
fermentasi, senyawa isoflavon dapat mengalami transformasi, terutama melalui proses
hidrolisa sehingga dapat diperoleh senyawa isoflavon bebas yang disebut aglikon yang
lebih tinggi aktivitasnya. Senyawa aglikon tersebut adalah genistein, glisitein, dan
daidzein. Senyawa isoflavon merupakan salah satu komponen yang juga mengalami
metabolisme. Senyawa isoflavon ini pada kedelai berbentuk senyawa konjugat dengan
senyawa gula melalui ikatan -O- glikosidik. Selama proses fermentasi, ikatan -0-
glikosidik terhidrolisa, sehingga dibebaskan senyawa gula dan isoflavon aglikon yang
bebas. Senyawa isoflavon aglikon ini dapat mengalami transformasi lebih lanjut
membentuk senyawa transforman baru.
Flavon/isoflavon yang terdiri atas struktur dasar C6-C3-C6, secara alami disintesa
oleh tumbuh-tumbuhan dan senyawa asam amino aromatik fenil alanin atau tirosin.
Biosintesa ini berlangsung secara bertahap dan melalui sederetan senyawa antara, yaitu
asam sinnamat, asam kumarat, calkon, dan flavon serta isoflavon. Berdasarkan biosintesa
tersebut maka flavon/isoflavon digolongkan sebagai senyawa metabolit sekunder. Pada
umumnya, senyawa metabolit sekunder disintesis oleh mikroba tertentu dan tidak
merupakan kebutuhan fisiologis pokok dari mikroba itu sendiri, baik untuk pertumbuhan
maupun untuk aktivitas kehidupannya. Meskipun tidak dibutuhkan untuk pertumbuhan,
senyawa metabolit sekunder dapat juga berfungsi sebagai nutrien darurat untuk
mempertahankan hidup.
BAB III

METODE
A. Isolasi Isoflavon Kedelai
1. Alat :
a. Blender
b. Neraca Analitik
c. Lampu UV
d. Evaporator
e. Alat Kromatografis lapis tipis
2. Bahan :
a. Biji Kedelai
b. Metanol
c. Kloroform
d. Asam Klorida Pekat
e. N-Heksana
f. Silika Gel 60
g. Plat KLT
h. Etil Asetat
i. Aqua Dest
B. Prosedur Analisis Isoflavon
1. Preparasi Sample
Biji kedelai (Glycine max) dibersihkan, dikupas dari kulitnya dan dikeringkan,
selanjutnya biji digiling dengan blender sampai berbentuk serbuk, kemudian
dikeringkan dengan cara diangin- anginkan lalu dihaluskan sampai berupa serbuk
hingga didapatkan 100 gram bubuk biji Glycine max
2. Ekstraksi
Isolasi isoflavon umumnya dilakukan dengan metode ekstraksi yakni dengan cara
maserasi menggunakan pelarut yang dapat melarutkan isoflavon. Isoflavon
merupakan senyawa non polar sehingga umumnya larut dalam pelarut non polar.
Serbuk biji Glycine max dimaserasi menggunakan metanol karena metanol
merupakan pelarut non polar. Namun methanol juga bersifat melarutkan senyawa –
senyawa mulai dari yang kurang polar sampai dengan polar. Ekstrak yang diperoleh
kemudian disaring dan diuapkan dengan menggunakan evaporator sampai diperoleh
ekstrak kental metanol. Ekstrak dihidrolisis dengan HCl 2N selama 2-3 jam. Hasil
hidrolisis diekstraksi dengan n-heksana. Lalu, ekstrak n-heksana yang diperoleh
diuapkan dengan evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental n-heksana.
3. Pemilihan Eluen
Pemilihan eluen dilakukan untuk mencari perbandingan volume yang tepat untuk
eluen yang akan digunakan dalam pemisahan pada kromatografi kolom gravitasi.
Pemilihan eluen dilakukan dengan kromatografi lapis tipis ( KLT ). Fase diam yang
digunakan pada KLT adalah silika gel GF254 dan sebagai fase gerak digunakan n-
heksana : kloroform : etil asetat. Ekstrak kental n-heksana dilarutkan dengan
pelarutnya (eluen yang akan dipakai) kemudian ditotolkan pada plat kromatografi
lapis tipis dengan menggunakan pipa kapiler. Setelah kering lalu dimasukkan dalam
bejana. Bila fase gerak telah mencapai batas yang ditentukan, plat diangkat, dan
dikeringkan di udara terbuka. Noda yang terbentuk diamati dengan lampu UV 254
nm dan 366 nm kemudian dihitung Rf-nya.
4. Kromatografi Kolom
Fase diam yang digunakan pada kromatografi kolom adalah silika gel, sedangkan fase
geraknya digunakan fase gerak yang memberikan pemisahan terbaik pada KLT.
Silika gel 60 (70-100) terlebih dahulu dipanaskan dalam oven pada suhu 1100C,
kemudian ditambahkan sedikit fase geraknya sehingga menjadi bubur. Pelarut (fase
gerak yang digunakan) dimasukkan ke dalam kolom sampai hampir penuh dan
keadaan kran kolom tertutup. Setelah itu kecepatan aliran kolom diatur dan bubur
dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam kolom sampai seluruh bubur masuk ke
dalam kolom. Begitu sampel masuk ke dalam fase diam, fase gerak ditambahkan
secara kontinyu sampai terjadi pemisahan. Lalu, Eluat ditampung pada botol
penampung fraksi, kemudian setiap fraksi yang dihasilkan dilakukan KLT kembali
agar mengetahui fraksi yang memiliki lebih sedikit pengotor.
5. Uji Kemurnian
Isolat tunggal yang telah didapatkan pada plat KLT dilakukan uji kemurnian dengan
kromatografi lapis tipis dengan menggunakan beberapa eluen. Jika isolat tetap
menunjukkan spot tunggal maka dapat dikatakan senyawa tersebut murni. Dalam
percobaan ini isolat diuji dengan eluen yang sama pada uji KLT sebelumnya yaitu n-
heksana : kloroform : etil asetat.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Senyawa isoflavon merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak disintesa
oleh tanaman. Flavonoid pada kacang kedelai juga terdapat tiga jenis senyawa isoflavon,
yaitu genistein, glisitein, dan daidzein. Pemberian perlakuan enrichment pada bahan
pangan yang mengandung isoflavon, memberikan pengaruh yang signifikan pada struktur
isoflavon yang ada. Pengambilan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi dan
digonakan rotavapour untuk mendapatkan ekstrak kental. Isolasi dilakukan dengan
menggunakan uji kromatografi preparatif dengan pembanding larutan pinostrobin
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, Sheira Indah dkk. (2019). Potensi Isoflavon Kedelai sebagai Terapi Tambahan Diare
Akut pada Anak. J Agromedicine Volume 6 Nomor 2.

Ardiansyah. 2007. Antioksidan dan Peranannya bagi Kesehatan. , diakses pada tanggal 11
Desember 2022

Fawwaz M, Natalisnawati A, & Baits M. (2017). Determination of Isoflavon Aglicone in Extract


of Soymilk and Tempeh. Industria: Jurnal Teknologi Dan Manajemen Agroindustri. 2017;
6(3): 152–58

Parwata, I Made Oka Adi. (2016). Bahan Ajar Kimia Organik Flavonoid

Suyanto, Pawiroharsono. (2008). Prospek dan Manfaat Isoflavon pada Kesehatan, Direktorat
Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Winarsi, Hery. (2005). Isoflavon: Berbagai Sumber, Sifat & Manfaatnya Pada Penyakit
Degeneratif.

Anda mungkin juga menyukai