Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

METODE ISOLASI DAN PEMURNIAN PRODUK


BIOTEKNOLOGI

Oleh :
Kelompok 6 :
- Estefania Kanalung 19330103017
- Mauren Dorah 19330103030
- Tesalonika Lobot 19330103018
- Nurul Sany Sukur 19330103014
- Gladystia Theosandjoyo 19330103015
- Nansi Maweikere 19330103048
- Alvandi Paputungan 19330103055
- Satriani Larune 19330103043
- Meily Pangkey 19330103044
- Jhon Yanenga 180391033

PROGRAM STUDI FARMASI


UNIVERSITAS TRINITA MANADO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatNya sehingga
kelompok kami dapat membuat makalah kami sampai selesai.

Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Bioteknologi Farmasi
dengan judul makalah “Metode Isolasi dan Pemurnian Produk Bioteknologi”. Akhir kata
kelompok kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran terhadap makalah ini sangat diharapkan oleh kelompok kami sehingga kami bisa
lebih baik lagi dalam melakukan suatu makalah.

Terima kasih atas perhatiannya.

Penulis

Manado, 15 Desember 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..…………………………………………………………...………………i

DAFTAR ISI..……………………………..……………………………………………………...ii

I. PENDAHULUAN..…………………………..………………………………………………....1
1.1 Latar Belakang………………………………..……………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah………………………………..…………………………………………..1
1.3 Tujuan..………………………………………………..……………………………………..1

II. ISI..……………………………………………………………………………………………..2
2.1 Jenis-jenis Produk Bioteknologi………………………………..………...……….…………2
2.2 Metode Pembuatan Produk Bioteknologi………………..………….……....……...………..3
2.3 Metode Isolasi Pada Produk Bioteknologi…………………………………………………..6
2.4 Metode Pemurnian Pada Produk Bioteknologi…………...…………………………………6

III. PENUTUP..…………………...………………………………………………………………7
3.1 Kesimpulan……………………...…………………………………………………...….…...7

DAFTAR PUSTAKA..………………………………………………………………………...…8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bioteknologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhuluk


hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain). Maupun produk dari makhluk hidup (enzim,
alcohol) dalam beberapa proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dengan
kata lain, bioteknologi adalah ilmu yang berhubungan dengan penerapan system biologis
dan organisme untuk proses teknis dan industry untuk kesejahteraan manusia. Federasi
Bioteknologi mendefinisikan bioteknologi sebagai “perpaduan ilmu dari pengetahuan
alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan penggunaan organisme, sel, bagian
dari makhuluk hidup, atau molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa”.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara-negara
maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisalnya
rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk,
cloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh
penyembuhan penyakit-penyakit genetic maupun kronis yang belum dapat disembuhkan,
seperti kanker ataupun.

1.2 Rumusan Masalah


 Sebutkan jenis-jenis Produk Bioteknologi!
 Bagaimana metode pembuatan produk bioteknologi?
 Bagaimana metode isolasi pada produk bioteknologi?
 Bagaimana metode pemurnian pada produk bioteknologi?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui jenis-jenis produk bioteknologi
 Untuk mengetahui metode pembuatan produk bioteknologi
 Untuk mengetahui metode isolasi pada produk bioteknologi
 Untuk mengetahui metode pemurnian pada produk bioteknologi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis-jenis Bioteknologi

Secara garis besar, cabang ilmu ini dibagi ke dalam dua jenis, yaitu konvensional
dan modern. Seperti namanya, bioteknologi konvensional masih menggunakan proses dan
peralatan yang sederhana. Biasanya, jenis konvensional memanfaatkan mikroorganisme,
contohnya pada proses fermentasi. Contoh-contoh produk bioteknologi ini dapat dilihat
pada contoh berikut :

 Tempe
Bahan : Kedelai
Mikroorganisme : Rhizopus oligosporus

 Kecap
Bahan : Kedelai
Mikroorganisme : Aspergilus soyae dan Aspergilus wentii

 Tauco

Bahan : Kedelai
Mikrooranisme : Aspergilus oryzae

 Yoghurt

Bahan : Susu
Mikroorganisme : Streptococcus, thermophilus, Lactobacillus bulgaricus

 Keju

Bahan : Susu
Mikroorganisme : Lactobacilus lactis, Lactobaccilus vulgaris
 Mentega

Bahan : Susu
Mikroorganisme : Streptococcus lactis

 Nata de coco

Bahan : Sari Kelapa


Mikroorganisme : Acetobacter xylinum

2.2 Metode Pembuatan Produk Bioteknologi

Yogurt merupakan produk olahan susu hasil fermentasi oleh Bakteri asam laktat
(BAL) yang diketahui memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan tubuh. Yogurt diketahui
mengandung senyawa bioaktif yang memiliki sifat antioksidan. Senyawa antioksidan ini
dapat diperoleh dari bahan yang ditambahkan pada yogurt dan senyawa peptida yang
dilepaskan selama proses fermentasi oleh Bakteri Asam Laktat (BAL) akibat dari aktivitas
proteolitiknya. Antioksidan berperan dalam pemeliharaan sistem pertahanan tubuh dengan
mencegah pembentukan atau pemecahan radikal bebas yang menginduksi kerusakan
oksidatif pada biomolekul. Tujuan penelitian ini yaitu menentukan karakteristik
fisikoimia dari yogurt dengan penambahan penstabil psyllium dan enzim
transglutaminase, mengisolasi dan memurnikan senyawa yang memiliki aktivitas
antioksidan menggunakan kolom kromatografi filtrasi gel sephadex G-25 dan
menentukan aktivitas antioksidannya. Senyawa bioaktif yogurt yang diisolasi berasal dari
water-soluble peptide exctract (WSPE) dan dimurnikan menggunakan kromatografi
filtrasi gel sephadex G-25. Puncak hasil pemurnian diuji aktivitas antioksidannya dengan
metode 1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yogurt memiliki karakterisitik viskositas sebesar 7800 cP, sineresis 36,0%, pH 4,8, kadar
asam laktat 1,5% dan kadar laktosa 0,7171 mg/mL. Sementara hasil WSPE yang
dimurnikan dengan kolom kromatografi filtrasi gel sephadex G-25 diperoleh 4 puncak
dengan aktivitas antioksidan masing-masing sebesar 0%, 3,0%, 6,6%, dan 20,7% inhibisi
terhadap radikal 1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) sehingga diketahui bahwa
puncak 4 merupakan puncak dengan aktivitas antioksidan yang tinggi
Yogurt dibuat dengan bantuan dua jenis bakteri menguntungkan, satu dari
keluargalactobacillusyang berbentuk batang (Lactobacillus bulgaricus) dan lainnya dari
keluargastreptococcusyang berbentuk bulat (Streptococcus thermophilus). Kedua bakteri
yogurt ini merupakan bakteri penghasil asam laktat yang penting peranannya dalam
pengaturan mikroflora usus. Saat bertumbuh di usus,Lactobacillus bulgaricus dan S.
thermophilusmampu menciptakan keadaan asam yang menghambat bakteri lain. Bakteri
penyebab penyakit yang umumnya tak tahan asam tak mampu bertahan di lingkungan
bakteri yogurt. Sementara bakteri lain yang memang seharusnya melimpah dirangsang
untuk bertumbuh. Sehingga mikroflora dalam usus didorong mendekati keadaan
seimbang yang normal. Banyak penelitian menunjukkan bahwa bakteri dalam yogurt dan
susu fermentasi ulain memberi ekstra manfaat bagi tubuh. Bakteri yogurt membutuhkan
kondisi pertumbuhan yang cocok terutama suhu yang tepat. Umumnya bakteri tumbuh
baik pada keadaan hangat. Bakteri yogurtS. thermophilusdanL. bulgaricuspaling cepat
tumbuh di sekitar suhu 40– 44°C (bergantung pada galurnya). Jika suhu terlalu rendah
bakteri akan berkembang biak lambat atau tidak sama sekali. Sementara jika suhu
terlampau panas bakteri bisa rusak dan mati. Bahaya lain, yaitu merajalelanya mikroba
lain yang kondisi optimumnya di suhu lebih tinggi atau rendah. Karena lebih cepat
berkembang biak di suhu tersebut, jumlah mikroba penyusup tadi dapat menyusul bahkan
menyisihkan bakteri yogurt semula.
Adapun tahap – tahap pembuatan yogurt adalah seperti berikut ini :
1. Susu segar dipanaskan sampai suhu 90 °C dan selalu diaduk supaya proteinnya
tidak mengalami koagulasi. Pada suhu tersebut dipertahankan selama 1 jam. Apabila
dilakukan pasteurisasi maka suhu pemanasannya adalah 70 – 75 °C . Jika hal ini yang
dilakukan, maka pemanasan dilakukan sebanyak dua kali.
2. Setelah dipanaskan, selanjutnya dilakukan pendinginan sampai suhunya 37- 45 °C.
Pendinginan tersebut dilakukan dalam wadah tertutup.
3. Setelah suhu mencapai 37-45 °C maka dilakukan inokulasi / penambahan bakteri
ke dalam susu tersebut sejumlah 50 – 60 ml/liter susu. Penambahan bakteri dilakukan
dengan teknik aseptic (di dekat api).
4. Setelah ditambah bakteri, selanjutnya diperam pada ruangan hangat (30-40 °C),
dalam keadaan tertutup rapat selama 3 hari.
5. Tahap selanjutnya adalah filtrasi. Hal ini dilakukan untuk memisahkan bagian yang
padat/ gel dengan bagian yang cair. Pada waktu pemisahan ini diusahakan dilakukan di
dekat api sehingga bagian yang cair (sebagai stater berikutnya) terhindar dari
kontaminasi. Bagian yang padat inilah yang siap dikonsumsi (yoghurt). Bagian yang
cair berisi bakteri Lactobacillus sp yang dapat digunakan untuk menginokulasi susu
yang segar.
6. Supaya yogurt lebih lezat rasanya dapat ditambah dengan potongan buah – buahan
yang segar, cocktail, nata de coco atau dibekukan menjadi es, dapat pula dicampur
dengan berbagai buah-buahan untuk dibuat juice (minuman segar).
Sebagian besar senyawa alam terdegradasi oleh beberapa jenis mikroba dan bahkan
banyak senyawa buatan manusia juga diserang oleh bakteri. Terjadi dalam lingkungan
tanpa oksigen (atau kondisi untuk reaksi redoks yang cocok), degradasi ini
mengakibatkan terjadinya fermentasi.
Meskipun banyak metode yang menggunakan bakteri untuk melakukan fermentasi
terhadap senyawa organik, tetapi pada dasarnya yang terjadi pada semua fermentasi
adalah NAD+ hampir selalu direduksi menjadi NADH. Metabolisme yang melibatkan
oksidasi substrat, elektron dari molekul organik akan paling sering diberikan ke NAD.
(Hal ini berlaku baik dalam fermentasi dan respirasi).
Fermentasi menghasilkan banyak NADH. Akumulasi NADH menyebabkan
masalah pad areaksi anaerob. NADH yang terlalu banyak akan mencegah oksidasi lebih
lanjut dari substrat karena kurangnya + NAD untuk menerima elektron. Dalam jalur
fermentasi banyak, langkah-langkah setelah produksi energi dilakukan sebagian untuk
menyingkirkan NADH tersebut. Piruvat sebagai perantara penting Banyak reaksi yang
pada akhirnya menghasilkan piruvat. Piruvat adalah perantara yang berharga karena dapat
digunakan untuk sintesis sel dan enzim yang berbeda dapat bertindak di atasnya. Ini
memberikan fleksibilitas mikroba. Energi berasal dari Substrat-Tingkat Fosforilasi (SLP)
Substrat diubah menjadi senyawa terfosforilasi dan dalam reaksi selanjutnya fosfat energi
tinggi ditransfer ke ATP. Fermentasi dapat melibatkan setiap molekul yang dapat
mengalami oksidasi. Substrat umum termasuk gula (seperti glukosa) dan asam amino.
Produk khas tergantung pada substrat tetapi bisa termasuk asam-asam organik (asam
laktat, asam asetat), alkohol (etanol, metanol, butanol), keton (aseton) dan gas (H2 dan
CO2).

 Preparasi Pembuatan Yoghurt

Selain dibuat dari susu segar, yoghurt juga dapat dibuat dari susu skim (susu tanpa
lemak) yang dilarutkan dalam air dengan perbandingan tertentu, tergantung kepada
kekentalan produk yang diinginkan. Selain dari susu hewani, belakangan ini yoghurt juga
dapat dibuat dari campuran susu skim dengan susu nabati (susu kacang-kacangan).
Sebagai contoh, yoghurt dapat dibuat dari kacang kedelai, yang sangat populer dengan
sebutan “soyghurt”. Yoghurt juga dapat dibuat dari santan kelapa, yaitu yang disebut
dengan “miyoghurt”.
Prinsip pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu dengan menggunakan
bakteriLactobacillus bulgaricusdanStreptococcus thermophilus. Kedua macam bakteri
tersebut akan menguraikan laktosa (gula susu) menjadi asam laktat dan berbagai
komponen aroma dan citarasa.Lactobacillus bulgaricuslebih berperan pada pembentukan
aroma, sedangkanStreptococcus thermophiluslebih berperan pada pembentukan citarasa
yoghurt. Yoghurt yang baik mempunyai total asam laktat sekitar 0,85-0,95%. Sedangkan
derajat keasaman (pH) yang sebaiknya dicapai oleh yoghurt adalah sekitar 4,5.
Langkah-langkah dalam pembuatan yogurt dapat diterangkan dari yang paling
mudah dan sederhana hingga yang menyerupai produk komersial. Cara yang paling
sederhana untuk pembuatan yogurt, bahan yang diperlukan hanyalah susu dan bibit
yogurt, serta peralatan dapur sederhana seperti panci dan sendok. Segala macam jenis
susu dapat digunakan untuk pembuatan yogurt, mulai dari susu sapi dan kambing, kuda
dan unta, susu nabati dari kedelai, kecipir, almond, kacang tanah, santan, dan sebagainya.
Variasi susu yang digunakan dapat berupa susu segar, susu cair dalam botol/karton, susu
krim, susu skim, atau susu bubuk yang telah dicampur kembali dengan air. Meski
demikian, sebaiknya tidak menggunakan susu kental manis karena terlalu banyak
mengandung gula. Juga perlu diperhatikan bahwa ada produk susu cair dan bubuk yang
mengandung pengawet, sehingga menghambat pertumbuhan bakteri yogurt. Jenis susu
seperti demikian tidak dapat dijadikan yogurt.
Secara prinsip cara pembuatan yogurt dari susu nabati seperti susu kedelai sama
saja seperti pembuatan yogurt lain, yaitu dengan menambahkan sejumlah bibit yogurt
pada susu. Hanya saja, karena yogurt kedelai yang sudah jadi lebih sukar diperoleh, untuk
pembuatan pertama terpaksa digunakan bibit yogurt dari susu sapi. Yogurt kedelai sedikit
lebih encer daripada yogurt susu sapi. Pembuatan yogurt memerlukan suhu fermentasi
yang kurang lebih konstan.Karena suhu ruangan tempat menyimpan yogurt lebih dingin
(25°C) dibandingkan suhu fermentasi yang seharusnya (40–44°C), maka susu akan
menjadi dingin. Suhu konstan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti alat pembuat
yogurt listrik, menggunakan bola lampu dan kotak kardus atau menggunakan baskom dan
air hangat. Cara yang paling praktis adalah yang pertama, karena di dalam alat tersebut
terdapat pengukur suhu dan pemanas otomatis untuk menjaga suhu.

2.3 Metode Isolasi Pada Produk Bioteknologi


Metode isolasi yg dimaksud dalam pembuatan youghurt disini adalah tahap
pembuatan youghurt yg ke 4 yaitu “Setelah ditambah bakteri, selanjutnya diperam pada
ruangan hangat (30-40 °C), dalam keadaan tertutup rapat selama 3 hari.”

2.4 Metode Pemurnian Pada Produk Bioteknologi


Metode pemurnian dalam pembuatan youghurt terdapat pada tahap ke 5 yaitu
“Tahap filtrasi. Hal ini dilakukan untuk memisahkan bagian yang padat/ gel dengan
bagian yang cair. Pada waktu pemisahan ini diusahakan dilakukan di dekat api sehingga
bagian yang cair (sebagai stater berikutnya) terhindar dari kontaminasi. Bagian yang
padat inilah yang siap dikonsumsi (yoghurt). Bagian yang cair berisi bakteri Lactobacillus
sp yang dapat digunakan untuk menginokulasi susu yang segar.”
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup


(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alcohol)
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Produk-produk bioteknologi
antara lain yaitu yogurt, mentega, kecap, keju, tauco, dan lain-lain.
Yogurt merupakan susu hasil fermentasi dari susu. Makanan ini mengandung dua
jenis probiotik (bakteri baik untuk tubuh). Yogurt memiliki banyak manfaat bagi
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Amien, Muhammad. (1985). Pegangan Umum Bioteknologi. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.

Harsono. (2006). Bioteknologi. Jakarta: Yudhistira.

John E. Smith. 1981. Biotechnology. London: Edward Arnold Publisher.

Anda mungkin juga menyukai