KESEHATAN
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2021
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhannahu Wa Ta’ala, bahwa buku Profil Kesehatan Provinsi
Banten Tahun 2021 ini dapat diterbitkan setelah beberapa lama berproses dalam penyusunannya. Disadari
sepenuhnya bahwa penyusunan buku Profil Kesehatan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena
beberapa kendala dalam pengelolaan data dan informasi di tingkat Kabupaten / Kota dan juga di tingkat
Provinsi serta dikarenakan proses penyusunan atau pengumpulannya belum sepenuhnya memanfaatkan sarana
elektronik / teknologi informasi.
Atas terbitnya Buku Progil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2021, kami memberikan apresiasi dan ucapan
terima kasih kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan jajarannya, Kepala Badan Pusat Statistik
Provinsi Banten dan jajarannya, Tim Penyusun Profil Kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi
Banten yang telah berupaya memberikan kontribusinya, serta kepada semua pihak yang telah membantu
memberikan data dan informasi guna penyusunan buku Profil Kesehatan ini.
Di tahun mendatang, kiranya Buku Profil Kesehatan dapat diterbitkan lebih awal dengan memuat data dan
informasi berkualitas, serta tetap mempertahankan kedalaman analisa dan konsistensi datanya, sehingga buku
Profil Kesehatan ini dapat dijadikan rujukan penting dan utama dalam proses manajemen pembangunan
kesehatan khususnya di Provinsi Banten.
Semoga Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2021 ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik di
lingkungan pemerintahan, akademisi, organisasi profesi, swasta serta masyarakat umum yang membutuhkan
informasi di bidang kesehatan. Kami tetap mengharapkan kritik, saran atau masukan dari para pembaca guna
penyempurnaan Profil Kesehatan di masa datang.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR LAMPIRAN vi
DAFTAR GAMBAR x
1. Kesehatan ............................................................................................................... 9
2. Lingkungan ..........................................................................................................12
A. Angka Kematian........................................................................................................... 15
ii
4. Angka Kematian Bayi (AKI) per 100.000 Kelahiran Hidup ................................... 19
iii
11. Cakupan Kunjungan Neonatus ................................................................................ 72
12. Persentase Bayi yang mendapat ASI Eksklusif ..................................................... 74
13. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi ....................................................................... 76
14. Persentase Desa/ Kelurahan UCI ............................................................................ 77
15. Cakupan Imunisasi Bayi ........................................................................................ 79
16. WUS Mendapat Imunisasi TT ................................................................................80
17. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita ..................................82
18. Cakupan Baduta Ditimbang .................................................................................... 86
19. Cakupan Balita Ditimbang .....................................................................................87
20. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD, SMP, SMA dan Setingkat ................. 88
21. Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap ................................................................. 90
22. Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut pada Anak SD Setingkat ............................. 91
23. Cakupan Pelayanan Kesehatan Produktif ............................................................... 92
24. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila ...................................................................... 94
3. Jumlah Kunjungan Rawat jalan, Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan .... 98
4. Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan .................. 98
iv
2. Jumlah Puskesmas dan Jaringannya ..................................................................... 108
v
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 14 Jumlah Tenaga Teknik Biomedika, Keterapian Fisik, dan Keteknisan Medik di
Fasilitas Kesehatan
Tabel 15 Jumlah Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan
Tabel 16 Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan di Fasilitas Kesehatan
Tabel 17 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Jaminan
Tabel 18 Persentase Desa yang Memanfaatkan Dana Desa Untuk Kesehatan Menurut
Kabupaten / Kota
Tabel 19a Alokasi Anggaran Kesehatan
Tabel 19b Alokasi Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota
Tabel 20 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten / Kota, dan Puskesmas
Tabel 21 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kabupaten / Kota, dan Puskesmas
Tabel 22 Jumlah Kematian Ibu Menurut Penyebab, Kabupaten / Kota
Tabel 23 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil, Ibu Bersalin, dan Ibu Nifas Menurut
Kabupaten / Kota
Tabel 24 Cakupan Imunisasi Td Pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan dan Puskesmas
xiv
Tabel 25 Persentase Cakupan Imunisasi Td Pada Wanita Usia Subur yang Tidak Hamil
Menurut Kabupaten / Kota dan Puskesmas
Tabel 26 Persentase Cakupan Imunisasi Td Pada Wanita Usia Subur (Hamil dan Tidak Hamil)
Menurut Kabupaten / Kota
Tabel 27 Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Tambah Darah (Ttd) Menurut
Kabupaten / Kota
Tabel 28 Peserta Kb Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, dan Puskesmas
Tabel 29 Cakupan dan Proporsi Peserta KB Pasca Persalinan Menurut Jenis Kontrasepsi dan
Kabupaten / Kota
Tabel 30 Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal
Tabel 31 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten /
Kota
Tabel 32 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, dan Anak Balita Menurut Penyebab Utama dan
Kabupaten / Kota
Tabel 33 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten /
Kota
Tabel 34 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten / Kota
Tabel 35 Bayi Baru Lahir Mendapat IMD* dan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi < 6 Bulan
Menurut Kabupaten / Kota
Tabel 36 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten / Kota
Tabel 37 Cakupan Desa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Menurut Kabupaten
/ Kota
Tabel 38 Cakupan Imunisasi Hepatitis B0 (0 -7 Hari) dan BCG Pada Bayi Menurut Jenis
Kelamin dan Kabupaten / Kota
Tabel 39 Cakupan Imunisasi DPT-HB-HIB 3, Polio 4*, Campak/MR, dan Imunisasi Dasar
Lengkap Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin Dan Kabupaten / Kota
Tabel 40 Cakupan Imunisasi Lanjutan DPT-HB-HIB 4 dan Campak/MR2 Pada Anak Usia
Dibawah Dua Tahun (Baduta)
Tabel 41 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi dan Anak Balita Menurut Kabupaten /
Kota
Tabel 42 Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten / Kota
Tabel 43 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten / Kota
Tabel 44 Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB Menurut Kabupaten
/ Kota
xv
Tabel 45 Cakupan Pelayanan Kesehatan Peserta Didik SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA Serta
Usia Pendidikan Dasar Menurut Kabupaten / Kota
Tabel 46 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Kabupaten / Kota
Tabel 47 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis
Kelamin dan Kabupaten / Kota
Tabel 48 Pelayanan Kesehatan Usia Produktif Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten / Kota
Tabel 49 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten /
Kota
Tabel 50 Puskesmas yang Melaksanakan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Keluarga
Tabel 51 Jumlah Terduga Tuberkulosis, Kasus Tuberkulosis, Kasus Tuberkulosis Anak, CASE
NOTIFICATION RATE (CNR) Per 100.000 Penduduk dan CASE DETECTION RATE
(CDR) Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten / Kota
Tabel 52 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap Serta Keberhasilan Pengobatan
Tuberkulosis Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten / Kota
Tabel 53 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten / Kota
Tabel 54 Jumlah Kasus HIV Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Tabel 55 Jumlah Kasus dan Kematian Akibat AIDS Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok
Umur
Tabel 56 Kasus Diare yang Dilayani Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten / Kota
Tabel 57 Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten / Kota
Tabel 58 Kasus Baru Kusta Cacat Tingkat 0, Cacat Tingkat 2, Penderita Kusta Anak <15
Tahun Menurut Kabupaten / Kota
Tabel 59 Jumlah Kasus Terdaftar dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Tipe/Jenis,
Jenis Kelamin dan Kabupaten / Kota
Tabel 60 Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From Treatment/RFT) Menurut Jenis
Kelamin dan Kabupaten / Kota
Tabel 60a Kasus COVID-19 Menurut Kabupaten / Kota
Tabel 60b Kasus COVID-19 Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Tabel 60c Jumlah Laboratorium dan Pemeriksaan Spesimen COVID-19 Menurut Kabupaten /
Kota
Tabel 61 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kabupaten / Kota
Tabel 62 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis
Kelamin dan Kabupaten / Kota
xvi
Tabel 63 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan yang Ditangani < 24 Jam
Tabel 64 Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Tabel 65 Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten /
Kota
Tabel 66 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten /
Kota
Tabel 67 Penderita Kronis Filariasis Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten / Kota
Tabel 68 Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten /
Kota
Tabel 69 Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus (DM) Menurut Kabupaten / Kota
Tabel 70 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA dan Kanker
Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (SADANIS)
Tabel 71 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat Menurut
Kabupaten / Kota
Tabel 72 Persentase Sarana Air Minum yang Dilakukan Pengawasan
Tabel 73 Jumlah KK Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi yang Layak (Jamban Sehat)
Menurut Kecamatan, Dan Puskesmas
Tabel 74 Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Jumlah Kematian Neonatal Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Banten Tahun
2020
Gambar 3.4 Jumlah Kasus Kematian Ibu Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun
2020
Gambar 3.5 Angka Penemuan Kasus Tuberkulosis BTA Positif Menurut Kabupaten/Kotadi
Provinsi Banten Tahun 2020
Kasus TB
Gambar 3.11 Jumlah Kasus HIV Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Gambar 3.12 Jumlah Kasus Baru HIV AIDS Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin
Gambar 3.13 Jumlah Kasus Kumulatif AIDS Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin
Gambar 3.14 Jumlah Kematian Akibat AIDS Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin
Gambar 3.16 Jumlah Kasus Diare Mendapat Zinc dan Oralit Tahun 2020
xviii
Gambar 3.21 Laboratorium Memeriksa COVID – 19 Tahun 2020
Gambar 3.27 KLB di Provinsi Banten Ditangani < 24 Jam Tahun 2020
Gambar 3.28 Jumlah Kasus DBD dan Meninggal di Provinsi Tahun 2020
Gambar 3.29 Jumlah Kasus Malaria dan Meninggal di Provinsi Tahun 2020
Gambar 3.30 Jumlah Kasus Filariasis dan Meninggal di Provinsi Tahun 2020
Gambar 3.31 Jumlah Kasus Hipertensi Pada Usia > 15 Tahun Tahun 2020
Gambar 3.34 Jumlah Puskesmas Melaksanakan Kegiatan Deteksi Dini IVA dan
SADANIS Tahun 2020
Gambar 4.3 Cakupan Pelayanan Nifas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun
2020
Gambar 4.4 Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten Tahun 2020
Gambar 4.5 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten Tahun 2020
Gambar 4.6 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur (Tidak Hamil)
xix
Menurut Kabupaten/Kota diProvinsi Banten Tahun 2020
Gambar 4.7 Cakupan Pemberian Tablet Fe3 pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten Tahun 2020
Gambar 4.10 Persentase Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontratepsi di Provinsi Banten Tahun
2020
Gambar 4.11 Pencapaian Peserta KB Aktif Terhadap Pasangan Usia Subur Menurut Kabupaten /
Kota Provinsi Banten Tahun 2020
Gambar 4.13 Persentase BBLR Menurut Kabupaten Kota Provinsi Banten Tahun 2020
Gambar 4.14 Persentase KN1 Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2020
Gambar 4.19 Persentase Bayi Mendapat Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Tahun 2020
Gambar 4.20 Jumlah WUS (Hamil dan Tidak Hamil) yang Mendapat Imunisasi TT Tahun 2020
Gambar 4.21 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten Tahun 2020
Gambar 4.23 Baduta Gizi Kurang, Baduta Pendek dan Baduta Kurus di Provinsi Banten Tahun 2020
Gambar 4.24 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Kabupaten/Kota tahun 2020
Gambar 4.27 Rasio Tumpatan dan Pencabutan Gigi Tetap menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
xx
Banten Tahun 2020
Gambar 4.28 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat Tahun 2020
Gambar 4.31 Persentase Peserta Menurut Jenis Jaminan Kesehatan Tahun 2020
Gambar 4.34 Ketersediaan Vaksin dan Obat Essensial di Puskesmas Provinsi Banten Tahun 2020
Gambar 4.36 Jumlah Penyelenggara Air Minum yang Memenuhi Syarat Kesehatan di
Provinsi Banten Tahun 2020
Gambar 4.37 Persentase Penduduk Dengan Akses Sanitasi Layak menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten Tahun 2020
Gambar 4.39 Persentase TPM Memenuhi Syarat menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
Tahun 2020
Gambar 5.2 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten Tahun 2020
Gambar 5.5 Jumlah Desa Memanfaatkan Dana Kesehatan di Provinsi Banten Tahun 2020
Gambar 5.6 Rasio Tenaga Medis Terhadap 100.000 Penduduk di Provinsi Banten Tahun
2020
Gambar 5.7 Rasio Tenaga Bidan Terhadap 100.000 Penduduk di Provinsi Banten Tahun
2020
Gambar 5.8 Rasio Tenaga Kefarmasian Terhadap 100.000 Penduduk di Provinsi Banten
Tahun 2020
Gambar 5.9 Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Terhadap
100.000 Penduduk di Provinsi Banten Tahun 2018
Gambar 5.10 Rasio Tenaga Penunjang Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2020
Gambar 5.11 Proporsi Tenaga Keteknisan Medis di Provinsi Banten Tahun 2020
xxi
DAFTAR SINGKATAN
xv
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2021
xvi
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2021
xvii
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2021
xviii
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2021
xix
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2021
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah kondisi keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Tanpa kesehatan, seseorang menjadi tidak sederajat secara kondisional. Tanpa
kesehatan, seseorang tidak akan mampu memperoleh hak-haknya yang lain.
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan
tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta
maupun pemerintah.
Dengan adanya Penerbitan Profil Kesehatan secara berkelanjutan ini di harapkan dapat
menggambarkan Pembangunan Kesehatan di Provinsi Banten sekaligus menjadi bahan
dalam perencanaan Pembangunan kesehatan ke depan yang sesuai dengan keadaan dan
kondisi yang terkini.
B. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah Sebagai Berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB VI : KESIMPULAN
Bab ini di isi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak
dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di tahun yang
bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini
juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka
penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
LAMPIRAN
A. KEADAAN GEOGRAFI
Provinsi Banten adalah salah satu daerah pemekaran yang dulu termasuk dalam
wilayah Karesidenan Banten - Provinsi Jawa Barat dan terbentuk melalui Undang-
undang No.23 Tahun 2000.
Pada awalnya, Provinsi Banten terdiri dari empat kabupaten yaitu Kabupaten
Pandeglang, Lebak, Tangerang, Serang dan dua kota yaitu Kota Tangerang dan Kota
Cilegon. Dalam perkembangannya terjadi pemekaran wilayah, Kabupaten Serang
menjadi Kabupaten Serang dan Kota Serang. Selanjutnya, Kabupaten Tangerang
dimekarkan menjadi Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Sehingga,
Provinsi Banten saat ini terdiri dari empat kabupaten dan empat kota.
Secara geografis, Provinsi Banten terletak di ujung barat Pulau Jawa dan
berjarak sekitar 90 km dari DKI Jakarta serta memiliki luas sebesar 9.662,92 km2 atau
sekitar 0,51 persen dari luaswilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayahnya,
berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat di sebelah timur, Laut
Jawa di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah selatan, dan Selat Sunda di sebelah
barat. Dengan demikian, Provinsi Banten mempunyai posisi yang strategis yaitu sebagai
jalur penghubung darat antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Sebagian
Secara administratif, Provinsi Banten terdiri dari 4 Kabupaten dan 4 Kota, 155
Kecamatan dan 1552 desa/kelurahan (dapat dilihat di lampiran data profil kesehatan
tabel 1).
B. KEADAAN PENDUDUK
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, jumlah penduduk
Provinsi Banten pada tahun 2021 (angka proyeksi) sebesar 11.904.562 jiwa, dengan
luas wilayah sebesar 9.662,92 kilometer persegi (km²), rata-rata kepadatan penduduk
sebesar 1.232 jiwa untuk setiap km². Wilayah terpadat adalah Kota Tangerang, dengan
tingkat kepadatan penduduk sekitar 12.314 jiwa per km². Wilayah terlapang adalah
Kabupaten Lebak, dengan tingkat kepadatan penduduk sekitar 405 jiwa per km²,
dengan demikian persebaran penduduk di Provinsi Banten belum merata.
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari rasio jenis
kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan per 100
penduduk perempuan. Berdasarkan penghitungan angka proyeksi penduduk tahun
2020 berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2021 oleh Badan Pusat Statistik,
didapatkan angka proyeksi jumlah penduduk laki-laki di Provinsi Banten 6.070.271
jiwa dan jumlah penduduk perempuan di Provinsi Banten 5.834.291 jiwa. Sehingga
didapatkan rasio jenis kelamin sebesar 104. Data mengenai rasio jenis kelamin (sex
ratio) dapat dilihat pada tabel 1.
JUMLAH PENDUDUK
KELOMPOK UMUR
NO
(TAHUN) RASIO JENIS
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN
KELAMIN
1 2 3 4 5 6
1 0-4 534.643 509.014 1.043.657 105,0
2 5-9 535.170 510.429 1.045.599 104,8
3 10 - 14 517.080 485.428 1.002.508 106,5
4 15 - 19 519.916 489.235 1.009.151 106,3
5 20 - 24 538.182 510.711 1.048.893 105,4
6 25 - 29 532.244 509.196 1.041.440 104,5
7 30 - 34 524.957 508.073 1.033.030 103,3
8 35 - 39 493.128 480.135 973.263 102,7
9 40 - 44 455.088 446.577 901.665 101,9
10 45 - 49 398.201 389.864 788.065 102,1
11 50 - 54 330.881 319.612 650.493 103,5
12 55 - 59 263.483 252.441 515.924 104,4
13 60 - 64 190.527 179.087 369.614 106,4
14 65 - 69 128.917 122.137 251.054 105,6
15 70 - 74 56.034 60.347 116.381 92,9
16 75+ 51.820 62.005 113.825 83,6
D. KEADAAN PENDIDIKAN
Pendidikan yang ditamatkan merupakan salah satu ukuran kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM). Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka semakin tinggi
pula kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, sehingga selain bisa memperoleh
pekerjaan yang layak dengan gaji/upah yang sesuai, tingginya tingkat pendidikan juga
dapat mencerminkan taraf intelektualitas suatu masyarakat.
Menurut data BPS Provinsi Banten Tahun 2021, Persentase penduduk usia 15
tahun keatas yang melek huruf pada tahun 2020 sebesar 97,88 persen. Sedangkan
tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh penduduk Provinsi Banten berusia 15 tahun ke
atas dapat dilihat pada tabel 2.
1. Kesehatan
Peningkatan status kesehatan dan gizi dalam suatu masyarakat sangat penting
dalam upaya peningkatan kualitas manusia dalam aspek lainnya, seperti pendidikan
dan produktivitas tenaga kerja. Tercapainya kualitas kesehatan dan gizi yang baik tidak
hanya penting untuk generasi sekarang tetapi juga bagi generasi berikutnya.
Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai sangat diperlukan dalam upaya
peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat. Hal ini akan terwujud bila ada
dukungan pemerintah dan sekaligus swasta.
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit, Puskesmas dan jaringannya, sarana
pelayanan kesehatan lain, dan sarana produksi dan distribusi kefarmasian. Pada tahun
2020, jumlah rumah sakit umum pemerintah Pusat sebanyak 1 buah, rumah sakit
umum pemerintah daerah sebanyak 14 buah, rumah sakit umum TNI / POLRI
sebanyak 3 buah, rumah sakit BUMN 1 buah, sementara rumah sakit umum dan
khusus swasta sebanyak 102 buah.
Kepemilikan / Pengelola
Tipe Rumah
No Kemenkes Pemprov Pemkab / TNI / BUMN Swasta Jumlah
Sakit
Pemkot POLRI
1. RS UMUM 1 2 12 3 1 73 92
2. RS KHUSUS 29 29
Tabel 4
Persentase Rumah Sakit Dengan Kemampuan Gawat Darurat Level I
Provinsi Banten Tahun 2020
Sarana pelayanan kesehatan lain terdiri atas klinik pratama sebanyak 1.438
buah, klinik utama 105 buah, balai pengobatan 46 buah, praktek dokter bersama 1
buah, praktek dokter perorangan sebanyak 191 buah, praktek dokter gigi perorangan
41 buah, praktek dokter spesialis perorangan 14 buah, praktek pengobatan tradisional
sebanyak 4.934 buah, Bank Darah Rumah Sakit sebanyak 8 buah dan unit transfusi
darah sebanyak 7 buah serta Laboratorium Kesehatan sebanyak 30 buah.
Pada tahun 2020 terjadi wabah virus Corona Virus Disease 2019 (COVID –
19) yang menyebabkan diambilnya tindakan segera oleh Bapak Gubernur Banten
dengan ditetapkannya Keputusan Gubernur Banten Nomor 443/Kep.118-Huk/2020
tanggal 17 Maret 2020 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penyakit Infeksi
Emerging COVID – 19 di Provinsi Banten, dimana RSUD Balaraja, RS Siloam Kelapa
Dua dan RSUD Banten ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan COVID – 19. Hal
tersebut dilakukan untuk membantu rumah sakit rujukan COVID – 19 di Provinsi
Banten yang ditetapkan oleh SK Menteri Kesehatan Nomor HK. 01.07 / MENKES /
169 / 2020 pada 10 Maret 2020 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan
Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu yaitu RSU Kabupaten Tangerang
dan RSUD Dr. Drajat Prawiranegara, supaya tidak mengalami lonjakkan pasien
COVID – 19 yang dapat mengakibatkan terhambatnya penanganan terhadap pasien
COVID – 19 di Provinsi Banten. Selain Keputusan Gubernur Banten, Walikota
Tangerang menetapkan RSUD Kota Tangerang menjadi rumah sakit rujukan COVID –
19 untuk wilayah Kota Tangerang.
Tabel 5
Rumah Sakit Rujukan Penyakit Infeksi Emerging COVID – 19
Provinsi Banten Tahun 2020
1 2 3 4
SK Menteri Kesehatan
1 RSU Kabupaten Tangerang Kota Tangerang
SK Menteri Kesehatan
2 RSUD Dr. Drajat Prawiranegara Kota Serang
SK Gubernur
3 RSU Banten Kota Serang
SK Gubernur
4 RSUD Balaraja Kabupaten Tangerang
SK Gubernur
5 RS Siloam Kelapa Dua Kabupaten Tangerang
SK Walikota
6 RSUD Kota Tangerang Kota Tangerang
Pada tahun 2020 terdapat 5 Kabupaten / Kota yang menjadi zona merah atau
wilayah dengan resiko tinggi penyebaran COVID – 19, hal tersebut ditandai dengan
meningkatnya kasus positif COVID – 19 di wilayah tersebut. 5 daerah tersebut adalah
Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan
dan Kota Cilegon. Sedangkan 3 Kabupaten / Kota lain seperti Kabupaten Lebak,
Kabupaten Pandeglang dan Kota Serang berada di zona orange.
Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak
hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana
dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktorekonomi, pendidikan,
lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.
A. ANGKA KEMATIAN
Jumlah kematian bayi di Provinsi Banten tahun 2020 sebesar 1.068 lebih rendah
di banding data tahun 2019 sebesar 1.154 neonatal. Berdasarkan gambar 3.1,
kabupaten/kota dengan Jumlah Kematian Neonatal tertinggi adalah Kabupaten Lebak
yaitu 279 neonatal, diikuti Kabupaten Tangerang 228 dan Kabupaten Serang 210.
Sedangkan Kabupaten / Kota dengan jumlah kematian neonatal terendah adalah Kota
Tangerang Selatan 17 neonatal, Kota Cilegon 18 neonatal dan Kota Serang 25 neonatal.
300
250
200
150
100
JUMLAH KEMATIAN
50 NEONATAL TAHUN 2020
0
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan)
per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat
permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian
bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program
KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu
wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah. Angka Kematian
Bayi di Provinsi Banten tahun 2020 di Provinsi Banten adalah 2,3 per 1.000 kelahira
hidup. Jumlah kematian bayi di Provinsi Banten tahun 2020 dapat dilihat pada gambar
3.2.
350
300
250
200
150
100 JUMLAH KEMATIAN BAYI
TAHUN 2020
50
0
Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah kematian balita 0–5 tahun
per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKABA menggambarkan
tingkat permasalahan kesehatan balita, tingkat pelayanan KIA/Posyandu, tingkat
keberhasilan program KIA/Posyandu dan kondisi sanitasi lingkungan.
AKABA Provinsi Banten Tahun 2020 sebesar 0.5 per 1000 kelahiran hidup
menurun dibandingkan tahun 2019 sebesar 2.7 per 1000 kelahiran hidup, Gambaran
tren AKABA di Provinsi Banten tahun 2020 dapat dilihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.3
Jumlah Kematian Balita di Provinsi Banten Tahun 2020
Dari Gambar di atas, Jumlah kematian balita tertinggi 2020 adalah Kabupaten
Lebak sebanya 54 balita. Kabupaten/kota dengan jumlah kematian balita paling rendah
adalah Kota Cilegon 1 Balita.
Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama
kehamilan sampai dengan paska persalinan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,
keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan,
kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan
penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri.
Tingginya angka kematian ibu menunjukkan keadaan sosial ekonomi yang rendah dan
fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri yang rendah
pula.
Tahun 2020
25
20
15
JUMLAH KEMATIAN IBU
10 HAMIL < 20 tahun
JUMLAH KEMATIAN IBU
5 HAMIL 20-34 tahun
JUMLAH KEMATIAN IBU
0
HAMIL ≥35 tahun
14
12
10
8
JUMLAH KEMATIAN IBU
6 BERSALIN < 20 tahun
4 JUMLAH KEMATIAN IBU
2 BERSALIN 20-34 tahun
JUMLAH KEMATIAN IBU
0
BERSALIN ≥35 tahun
25
20
10
17 42 KABUPATEN PANDEGLANG
18 KABUPATEN LEBAK
5
KABUPATEN TANGERANG
KABUPATEN SERANG
43 KOTA TANGERANG
KOTA CILEGON
64 KOTA SERANG
KOTA TANGERANG SELATAN
38
Kabupaten / Kota dengan kasus kematian ibu tertinggi Tahun 2019 adalah
Kabupaten Serang yaitu 66 kasus, diikuti Kabupaten Lebak 38 kasus, dan Pandeglang 34
kasus. Kabupaten/kota dengan kasus kematian ibu terendah adalah Kota Tangerang yaitu
6 kasus, diikuti Kota Tangerang Selatan 10 kasus, dan Kota Tangerang Selatan 11 kasus.
Kabupaten / Kota dengan kasus kematian ibu tertinggi Tahun 2020 adalah
Kabupaten Serang yaitu 64 kasus, Kabupaten Lebak dengan 43 kasus dan Kabupaten
Pandeglang 42 Kasus. Kabupaten Serang meskipun masih wilayah dengan jumlah
kematian ibu tertinggi di Provinsi Banten tetapi jumlahnya cenderung tetap / sedikit
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2021 21
menurun dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan Kabupaten Lebak dan Pandeglang
justru mengalami peningkatan kasus dibanding tahun 2019. Kabupaten / Kota dengan
jumlah kematian ibu terendah tahun 2020 adalah Kota Tangerang denga 5 kasus, Kota
Tangerang Selatan dengan 10 kasus dan Kota Serang dengan 17 kasus kematian ibu.
B. ANGKA KESAKITAN
Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan
dahak. Penemuan pasien merupakan langkah pertama dalam kegiatan tatalaksana pasien
TB. Penemuan dan penyembuhan pasien TB menular, secara bermakna dapat
menurunkan kesakitan dan kematian akibat TB, penularan TB di masyarakat dan
sekaligus merupakan kegiatan pencegahan penularan TB yang paling efektif di
masyarakat.
Gambar 3.5
Angka Penemuan Kasus Tuberkulosis BTA Positif Menurut Kab/Kota
di Provinsi Banten Tahun 2020
3.500
3.000
2.500
2.000
1.500 JUMLAH SEMUA KASUS
1.000 TUBERKULOSIS LAKI-LAKI
500 JUMLAH SEMUA KASUS
TUBERKULOSIS PEREMPUAN
-
30.000
25.000
20.000
JUMLAH TERDUGA
15.000 TUBERKULOSIS YANG
MENDAPATKAN PELAYANAN
10.000 SESUAI STANDAR
5.000 JUMLAH SEMUA KASUS
TUBERKULOSIS
-
Kabupaten/kota dengan CNR TB BTA positif terendah tahun 2020 adalah Kota
Cilegon 841 per 100.000 penduduk yang menurun dibandingkan tahun 2019 yaitu 1.294
per 100.000 penduduk, Kota Serang dengan 1.356 per 100.000 penduduk yang
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dengan 32 per 100.000 penduduk, dan
Kabupaten Lebak dengan angka 1.879 per 100.000 penduduk.
500
400
300
Kematian tertinggi selama pengobatan tuberkulosis tahun 2020 di Provinsi Banten terdapat
di Kabupaten Tangerang dengan jumlah 97 orang dan kasus kematian terendah selama
pengobatan Tuberkulosis ada di wilayah Kota Tangerang dengan jumlah 11 orang.
Gambar 3.7
Angka Kematian Selama Pengobatan Tuberkulosis
di Provinsi Banten Tahun 2020
Gambar 3.8
Angka Kesembuhan Tuberkulosis Paru Terkonfirmasi Bakteriologis
di Provinsi Banten Tahun 2020
1.600
1.400
1.200 ANGKA KESEMBUHAN
1.000 (CURE RATE)
TUBERKULOSIS PARU
800
LAKI-LAKI
600 ANGKA KESEMBUHAN
400 (CURE RATE)
TUBERKULOSIS PARU
200 PEREMPUAN
-
Gambar 3.9
Persentase Pengobatan Lengkap dan Keberhasilan Pengobatan
Semua Kasus Tuberkulosis di Provinsi Banten Tahun 2020
4.000
3.500
2.500
ANGKA KEBERHASILAN
2.000 PENGOBATAN (SUCCESS
RATE/SR) SEMUA KASUS
TUBERKULOSIS LAKI-LAKI
1.500
ANGKA PENGOBATAN LENGKAP
1.000 PEREMPUAN
500
ANGKA KEBERHASILAN
PENGOBATAN (SUCCESS
- RATE/SR) SEMUA KASUS
TUBERKULOSIS PEREMPUAN
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi
dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat
kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Penemuan pneumonia pada
balita di Provinsi Banten tahun 2020 yaitu 49,4 persen, meningkat dibandingkan tahun
2019 yaitu 30,21 persen. Persentase Kabupaten / Kota yang memberikan tata laksana
balita batuk atau kesukaran bernafas sesuai standar yang tertinggi tahun 2020 adalah
Kota Tangerang 100 persen dan Kota Serang dengan 93,8 persen. Persentase balita
pneumonia ditemukan dan diberikan tata laksana standar menurut kabupaten/kota tahun
2020 dapat dilihat pada gambar 3.10
Gambar 3.10
Persentase Balita Pneumonia Dietemukan dan Ditangani
Kab/Kota di Provinsi Banten Tahun 2020
100,0
90,0
80,0
70,0
REALISASI PENEMUAN
60,0
PENDERITA PNEUMONIA PADA
50,0 BALITA
40,0
PERSENTASE BALITA BATUK
30,0 ATAU KESUKARAN BERNAPAS
20,0 YANG DIBERIKAN TATALAKSANA
STANDAR
10,0
0,0
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV
positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode,
yaitu pada layanan Voluntary, Conselling, and Testing (VCT), sero survey dan Survei
Terpadu Biologis dan perilaku (STBP).
Jumlah kasus HIV menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2020 dapat
dilihat pada gambar 3.11
Gambar 3.11
Jumlah Kasus HIV Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Provinsi Banten Tahun 2020
500
450
400
350
200
50
0
≤4 5 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 49 ≥ 50
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
Gambar 3.12
Jumlah Kasus Baru HIV AIDS
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Provinsi Banten Tahun 2020
140
120
100
20
900
800
700
600
KASUS KUMULATIF AIDS
500
LAKI-LAKI
400
300
KASUS KUMULATIF AIDS
200 PEREMPUAN
100
0
Jumlah kematian AIDS pada tahun 2019 sebanyak 61 kasus menurun di tahun 2020
sebanyak 54 kasus, jumlah kematian akibat AIDS tahun 2020 dapat dilihat pada gambar
3.14
Gambar 3.14
Jumlah Kematian Akibat AIDS
Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Provinsi Banten Tahun 2020
14
12
10
8
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT
6 AIDS LAKI-LAKI
4 JUMLAH KEMATIAN AKIBAT
AIDS PEREMPUAN
2
Jumlah kasus Diare untuk semua umur pada tahun 2020 adalah 382.320 kasus,
meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2019 sebanyak 250.516 kasus. Kasus paling
tinggi ditemukan di Kabupaten Tangerang dengan jumlah 99.703 kasus dan urutan
kedua pada Kabupaten Pandeglang dengan jumlah 99.695 kasus. Sedangkan daerah
Kabupaten / Kota dengan kasus diare tertinggi untuk semua umur pada tahun 2019
adalah Kabupaten Lebak dengan total 50.270 kasus dan urutan tertinggi kedua adalah
Kota Tangerang dengan 42.309 kasus. Kabupaten / Kota dengan kasus diare terendah
tahun 2019 adalah Kota Serang dan Kota Cilegon dengan masing – masing kasus yaitu
10.721 dan 17.641 kasus, sedangkan untuk tahun 2020 Kota Cilegon dan Kota Serang
masih menjadi daerah dengan penemuan kasus diare paling rendah yaitu sebanyak 6.167
dan 17.609 kasus. Jumlah kasus diare di Kabupaten / Kota dapat dilihat pada gambar
3.15.
Gambar 3.15
Jumlah Kasus Diare Kabupaten / Kota
Provinsi Banten Tahun 2020
250.000
200.000
150.000
JUMLAH TARGET PENEMUAN
SEMUA UMUR
Gambar 3.16
Kasus Diare Mendapat Oralit dan Zinc
Kabupaten / Kota
Provinsi Banten Tahun 2020
80.000
70.000
60.000
50.000
40.000 DIARE SEMUA UMUR MENDAPAT
ORALIT
30.000
DIARE BALITA MENDAPAT ORALIT
20.000
10.000 DIARE BALITA MENDAPAT ZINC
-
Penyakit Kusta disebut juga sebagai penyakit Lepra yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini mengalami proses pembelahan cukup lama
antara 2–3 minggu. Daya tahan hidup kuman kusta mencapai 9 hari di luar tubuh
manusia. Kuman kusta memiliki masa inkubasi 2–5 tahun bahkan juga dapat memakan
waktu lebih dari 5 tahun. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta
menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak,
dan mata. Sehingga penyakit kusta dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya jika
tidak ditemukan dan diobati secara dini. Selama periode 2020 di Provinsi Banten, angka
penemuan kasus baru sebesar 568 kasus atau 4,8 per 100.000 penduduk. Periode 2019 di
Provinsi Banten, angka penemuan kasus baru sebesar 920 kasus atau 7,7 per 100.000
penduduk.
Gambar 3.17
Jumlah Kasus Baru Kusta
(Pausi Basiler / Kusta Kering dan Multi Basiler / Kusta Basah)
Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten / Kota
Provinsi Banten Tahun 2020
180
160
140
120 KASUS BARU Pausi Basiler
(PB)/ Kusta kering Laki - Laki
100
KASUS BARU Pausi Basiler
80 (PB)/ Kusta kering Perempuan
60
KASUS BARU Multi Basiler
40 (MB)/ Kusta Basah Laki - Laki
20
KASUS BARU Multi Basiler
0 (MB)/ Kusta Basah Perempuan
Gambar 3.18
Jumlah Kasus Kusta Terdaftar
(Pausi Basiler / Kusta Kering dan Multi Basiler / Kusta Basah)
Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten / Kota
Tahun 2020
200
180
160
140
120 KASUS TERDAFTAR PAUSI BASILER /
KUSTA KERING LAKI-LAKI
100
KASUS TERDAFTAR PAUSI BASILER /
80 KUSTA KERING PEREMPUAN
60 KASUS TERDAFTAR MULTI BASILER /
40 KUSTA BASAH LAKI-LAKI
Cakupan program kusta diukur berdasarkan angka penderita kusta tipe Pausi
Basiler (PB) dan Multi Basiler (MB) selesai diobati. Cakupan program kusta tipe PB
tahun 2020 berdasarkan jumlah penderita baru tahun 2018 yang selesai diobati sampai
dengan tahun 2019 sebesar 88,9 persen, meningkat dibandingkan capaian tahun 2018
yaitu 85,2 persen. Cakupan kusta tipe PB dan tipe MB tahun 2018 – 2019 dapat dilihat
pada gambar berikut.
Gambar 3.19
Persentase Penderita Kusta Selesai Diobati di Provinsi Banten Tahun 2020
350
300
250
PENDERITA KUSTA (PB)
200 TAHUN 2019
100
PENDERITA KUSTA (MB)
50 TAHUN 2018
0 RFT MB TAHUN 2018
11. COVID – 19
Pada tahun 2020 terjadi wabah Corona Virus Disease 2019 (COVID – 19) yang
melanda secara global termasuk Indonesia, Presiden Indonesia menetapkan melalui
Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Corona Virus Disease Tahun 2019 (COVID – 19) dan Keputusan Presiden
Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus
Disease Tahun 2019 (COVID – 19) sebagai Bencana Nasional.
5.000
4.000
3.000
KASUS KONFIRMASI
2.000
SEMBUH
1.000 MENINGGAL
“Accute Flaccid Paralysis” (AFP) per 100.000 Penduduk < 15 Tahun Upaya
membebaskan Indonesia dari penyakit Polio, Pemerintah telah melaksanakan Program
Eradikasi Polio (ERAPO) yang terdiri dari pemberian imunisasi polio rutin, pemberian
imunisasi masal pada anak balita melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dan
surveilans AFP. Surveilans AFP merupakan pengamatan dan penjaringan semua
kelumpuhan yeng terjadi secara mendadak dan sifatnya flaccid (layuh), seperti sifat
kelumpuhan pada poliomyelitis. Prosedur pembuktian penderita AFP terserang virus
polio liar atau tidak adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pelacakan terhadap anak usia <15 tahun yang mengalami
kelumpuhan mendadak (<14 hari) dan menentukan diagnosa awal.
b. Mengambil spesimen tinja penderita tidak lebih dari 14 hari sejak kelumpuhan,
sebanyak dua kali selang waktu pengambilan I dan II >24 jam.
c. Mengirim kedua specimen tinja ke laboratorium dengan pengemasan khusus
(untuk Provinsi Banten dikirim ke laboratorium Bio Farma Bandung).
d. Hasil pemeriksaan specimen tinja akan menjadi bukti virology adanya virus polio
liar didalamnya.
e. Diagnosis akhir ditentukan pada 60 hari sejak kelumpuhan. Pemeriksaan klinis ini
dilakukan oleh dokter spesialis anak atau syaraf untuk menentukan apakah
masih ada kelumpuhan atau tidak.
3.000.000
2.500.000
2.000.000
JUMLAH
1.500.000 PENDUDUK
<15 TAHUN
1.000.000
JUMLAH
500.000 KASUS AFP
(NON
- POLIO)
13. Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasim (PD3I)
Yang termasuk dalam PD3I yaitu Polio, Pertusis, Tetanus Non Neonatorum,
Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri, dan Hepatitis B. Dalam upaya untuk
membebaskan Indonesia dari penyakit tersebut, diperlukan komitmen global untuk
menekan turunnya angka kesakitan kematian yang lebih banyak dikenal dengan
Eradikasi Polio (ERAPO), Reduksi Campak (Redcam) dan Eliminasi Tetanus
Neonatorum (ETN).
a. Difteri
Gambar 3.23
Kasus Difteri di Provinsi Banten Tahun 2020
10
8
JUMLAH KASUS DIFTERI
LAKI-LAKI
6
JUMLAH KASUS DIFTERI
4 PEREMPUAN
Penyakit Pertusis atau batuk rejan atau dikenal dengan “ Batuk Seratus Hari “
adalah penyakit infeksi saluran yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis.
Gejalanya khas yaitu batuk yang terus menerus sukar berhenti, muka menjadi merah
atau kebiruan dan muntah kadang-kadang bercampur darah. Batuk diakhiri dengan
tarikan napas panjang dan dalam berbunyi melengking. Penularan umumnya terjadi
melalui udara (batuk/bersin). setahun terakhir di Provinsi Banten tidak ditemukan
kasus pertusis.
c. Tetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir. Tetanus
Neonatorum menyerang bayi yang baru lahir karena dilahirkan di tempat yang tidak
bersih dan steril, terutama jika tali pusar terinfeksi. Tetanus Neonatorum dapat
menyebabkan kematian pada bayi dan banyak terjadi di negara berkembang.
Sedangkan di negara-negara maju, dimana kebersihan dan teknik melahirkan yang
sudah maju tingkat kematian akibat infeksi tetanus dapat ditekan. penemuan dan
kematian kasus Tetanus Neonatorum di Provinsi Banten tahun 2019, terdapat 12
kasus Tetanus Neonatorum dengan kasus meninggal sebanyak 8 orang. Pada tahun
2020 di Provinsi Banten jumlah kasus tetanus neonatorum hanya terjadi di 2
Kabupaten yaitu Kabupaten Lebak dengan 1 kasus dan Kabupaten Pandeglang 4
kasus. Tidak ada kasus meninggal akibat tetanus neonatorum di tahun 2020.
Gambar 3.24
Kasus Tetanus Neonatorum di Provinsi Banten Tahun 2020
4
3,5
3
2,5
2 JUMLAH KASUS TETANUS
1,5 NEONATORUM LAKI-LAKI
1 JUMLAH KASUS TETANUS
0,5 NEONATORUM PEREMPUAN
0
JUMLAH KASUS TETANUS
NEONATORUM MENINGGAL
Campak adalah penyakit yang sangat menular yang dapat disebabkan oleh
sebuah virus yang bernama Virus Campak. Penularan melalui udara ataupun kontak
langsung dengan penderita. Gejala-gejalanya adalah demam, batuk, pilek, dan
bercak-bercak merah pada permukaan kulit 3 – 5 hari setelah anak menderita
demam. Bercak mula-mula timbul dipipi bawah telinga yang kemudian menjalar
ke muka, tubuh dan anggota tubuh lainnya. Komplikasi dari penyakit Campak ini
adalah radang paru-paru, infeksi pada telinga, radang pada saraf, radang pada sendi,
dan radang pada otak yang dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen
(menetap).
Gambar 3.25
Kasus Suspek Campak di Provinsi Banten Tahun 2020
25
20
15 JUMLAH KASUS SUSPEK
CAMPAK LAKI-LAKI
10
5 JUMLAH KASUS SUSPEK
CAMPAK PEREMPUAN
0
Gambar 3.26
Kasus Hepatitis B di Provinsi Banten Tahun 2020
60
40
20
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk
mengklasifikasikan peristiwa pernyakit yang merebak dan dapat berkembang
menjadi wabah penyakit. Istilah "KLB" dengan "wabah" sering tertukar dipakai oleh
masyarakat, tetapi istilah "wabah" digunakan untuk kondisi yang lebih parah dan luas.
Istilah KLB dapat dikatakan sebagai peringatan sebelum terjadinya wabah.
Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/91,
tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa. Menurut
aturan itu, suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:
Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau
lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
KLB Provinsi Banten tahun 2020 yang terjadi di Kabupaten / Kota pada dasarnya
telah ditangani kurang dari 24 jam dengan baik, 6 Kabupaten / Kota menangani KLB
di wilayahnya dengan capaian 100 persen sedangkan 2 Kabupaten / Kota yang lain
tidak ada kasus KLB. KLB Provinsi Banten tahun 2020 dapat dilihat pada gambar
3.27.
Gambar 3.27
KLB di Provinsi Banten yang Ditangani Kurang Dari 24 Jam
Tahun 2020
15.000
10.000
JUMLAH KLB DI
KABUPATEN /
KOTA
5.000
- JUMLAH KLB DI
KABUPATEN /
KOTA DITANGANI
<24 JAM
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue
dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar
menyerang anak berumur <15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa.
Gambar 3.28
Jumlah Kasus DBD dan Meninggal di Provinsi Banten Tahun 2020
600
500
400
JUMLAH KASUS DEMAM
300 BERDARAH DENGUE
(DBD)
200
16. Malaria
Malaria adalah penyakit yang umumnya ditandai dengan panas tinggi yang dapat naik
turun secara berkala disertai dengan salah satu atau lebih gejala lain seperti menggigil,
muka pucat, sakit kepala, pusing, tidak nafsu makan, mual, muntah, nyeri otot atau pegal-
pegal. Penyakit ini disebabkan oleh parasite malaria dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Anopheles sp, diagnostik pasti malaria harus ditegakkan dengan pemeriksaan
sediaan darah secara mikroskopis maupun dengan tes diagnostik cepat / RDT. Pada daerah
endemik, biasanya responden mengetahui penyakit ini disertai dengan pembesaran limpa
(Splenomegali).
Gambar 3.29
Jumlah Kasus Malaria dan Meninggal di Provinsi Banten Tahun 2020
10
6
JUMLAH KASUS
MALARIA POSITIF LAKI-
4 LAKI
2 JUMLAH KASUS
MALARIA POSITIF
0 PEREMPUAN
Gambar 3.30
Jumlah Kasus Filariasis dan Meninggal di Provinsi Banten Tahun 2020
14
12
4
KASUS KRONIS MENINGGAL LAKI-
LAKI
2
KASUS KRONIS MENINGGAL
0 PEREMPUAN
900.000
800.000
700.000
600.000 JUMLAH ESTIMASI PENDERITA
HIPERTENSI BERUSIA ≥ 15
500.000
TAHUN LAKI-LAKI
400.000
300.000
JUMLAH ESTIMASI PENDERITA
200.000 HIPERTENSI BERUSIA ≥ 15
100.000 TAHUN PEREMPUAN
-
Gambar 3.32
Penderita Hipertensi Mendapat Pelayanan Kesehatan
Provinsi Banten Tahun 2020
120,00
100,00
80,00
PERSENTASE LAKI-LAKI MENDAPAT
PELAYANAN KESEHATAN
60,00
PERSENTASE PEREMPUAN
40,00 MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
20,00
PERSENTASE LAKI-LAKI DAN
PEREMPUAN MENDAPAT
0,00 PELAYANAN KESEHATAN
Gambar 3.33
Penderita Diabetes Mendapat Pelayanan Kesehatan
Provinsi Banten Tahun 2020
80.000
70.000
60.000
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
-
Kabupaten Serang
Kabupaten
Kabupaten
Lebak Pandeglang
Kabupaten Tangerang
Kota Tangerang
Kota CilegonKota Serang
Kota Tangerang Selatan
JUMLAH PENDERITA DM
JUMLAH PENDERITA DM YANG MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR
Jumlah WUS yang dilakukan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker
payudara di Provinsi Banten tahun 2019 yang dilaporkan sebanyak 359.966 WUS atau
46,94 persen, jumlah tersebut menurun drastis di tahun 2020 menjadi 11,6 persen atau
hanya 247.213 WUS dari jumlah 2.128.615 perempuan usia 30 – 50 tahun yang
melakukan pemeriksaan leher rahim dan payudara. Kabupaten / Kota dengan jumlah
pemeriksaan leher dan rahim dapat dilihat pada gambar 3.34.
50
45
40
35 PUSKESMAS
30
25
20
15 PUSKESMAS
MELAKSANAKAN
10 KEGIATAN DETEKSI
5 DINI IVA &
SADANIS*
0
Gambar 3.35
Jumlah Perempuan Usia 30 – 50 Tahun yang Melakukan Pemeriksaan
Leher Rahim dan Payudara Menurut Kabupaten / Kota
Provinsi Banten Tahun 2020
800.000
700.000
600.000
500.000 JUMLAH PEREMPUAN
USIA 30-50 TAHUN
400.000
300.000
200.000 JUMLAH PEREMPUAN
YANG MELAKUKAN
100.000 PEMERIKSAAN LEHER
RAHIM DAN
-
PAYUDARA
IVA POSITIF
600
500
400
300
200
100
IVA POSITIF
-
TUMOR / BENJOLAN
5,0
4,5
4,0
3,5
3,0
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5 TUMOR / BENJOLAN
-
Dari gambar 3.37, dapat diketahui bahwa kabupaten/kota dengan jumlah WUS
dengan terdapat benjolan tertinggi adalah Kabupaten Pandeglang 4,5 persen, Kabupaten
Tangerang 4,3 persen dan Kabupaten Serang 3,9 persen. Tingginya persentase benjolan
menunjukkan faktor risiko kanker payudara di wilayah tersebut.
Penyakit gangguan mental atau sering juga disebut penyakit gangguan jiwa merupakan
penyakit yang mempengaruhi otak dan mengganggu keseimbangan kimiawi. Mereka yang
mengalami kondisi ini dikenal dengan sebutan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Contoh penyakit gangguan mental adalah depresi, bipolar, anxiety (kecemasan), stres
pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), skizofrenia, dan banyak lagi.
ODGJ kategori berat biasanya menderita gejala psikosis, seperti delusi, halusinasi, dan
paranoid. Gejala psikosis yang tampak pada penderita gangguan mental membuat
penderita kadang melakukan hal-hal di luar kewajaran, seperti bicara sendiri, berteriak
ketakutan, menangis, atau bahkan mengamuk yang sifatnya destruktif.
3.500
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
500
-
Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kota Kota Kota Kota
Serang Lebak Pandeglang Tangerang Tangerang Cilegon Serang Tangerang
Selatan
Berdasarkan gambar 3.38 dapat disimpulkan bahwa Kota Tangerang dan Kota Cilegon
merupakan wilayah Kabupaten / Kota yang ODGJ Berat nya 100 persen mendapatkan
pelayanan kesehatan sementara Kota Tangerang Selatan wilayah yang paling rendah
ODGJ berat nya mendapat pelayanan kesehatan hanya 45,9 persen.
A. PELAYANAN KESEHATAN
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4
Kehamilan adalah anugrah yang didambakan oleh pasangan suami istri dengan
harapan mendapatkan keturunan yang sehat dan cerdas. Setiap ibu hamil diharapkan
dapat menjalankan kehamilannya dengan sehat, bersalin dengan selamat serta
melahirkan bayi yang sehat. Oleh karena itu, setiap ibu hamil harus dapat dengan mudah
mengakses fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan sesuai standar, termasuk
kemungkinan adanya masalah/penyakit yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan
ibu dan janinnya.
Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan
antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan dengan distribusi waktu
minimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal 1 kali
pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester
ketiga (usia kehamilan 24 minggu – lahir). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan
untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini
faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kebidanan.
Pengertian Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pelayanan antenatal
terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada
semua ibu hamil. Setiap kehamilan dalam perkembangannya mempunyai risiko
mengalami penyulit dan komplikasi oleh karena itu pelayanan antenatal harus dilakukan
secara rutin, terpadu dan sesuai standar pelayanan antenatal yang berkualitas.
80.000
70.000
60.000
50.000
40.000 JUMLAH IBU HAMIL
30.000
JUMLAH IBU HAMIL
20.000 MENDAPAT K1
10.000 JUMLAH IBU HAMIL
0 MENDAPAT K4
Gambar 4.2
Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten Tahun 2020
80.000
70.000
60.000
50.000
40.000
30.000 JUMLAH 'IBU BERSALIN/NIFAS
20.000 PERSALINAN DITOLONG NAKES
10.000 PERSALINAN DI FASYANKES**
0
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada
ibu mulai 6 jam sampai 42 hari paska persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi
dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas
dengan melakukan kunjungan nifas minimal 3 kali dengan ketentuan waktu;
a. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan.
b. Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8-14 hari)
c. Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan (36-42 hari)
Cakupan ibu nifas yang mendapat pelayanan kesehatan nifas Adapun gambaran
cakupan pelayanan kesehatan pada ibu nifas per kabupaten/kota dapat dilihat pada
gambar 4.3.
Gambar 4.3
Cakupan Pelayanan Nifas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
Tahun 2020
80.000
70.000
60.000
50.000
40.000 JUMLAH 'IBU BERSALIN/NIFAS
30.000 KF1
20.000 KF2
10.000 KF3
-
Ibu nifas adalah ibu yang baru melahirkan bayi baik di rumah dan atau rumah
bersalin dengan pertolongan dukun bayi dan atau tenaga kesehatan. Suplementasi vitamin
A pada ibu nifas merupakan salah satu program penanggulangan kekurangan vitamin A.
Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A adalah cakupan ibu nifas yang
mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) pada periode sebelum 40 hari
setelah melahirkan. Beberapa hal yang mempengaruhi fluktuasi angka cakupan
pemberian vitamin A pada bayi, balita, dan bufas diantaranya:
80.000
70.000
60.000
50.000
40.000
30.000
JUMLAH 'IBU BERSALIN/NIFAS
20.000
IBU NIFAS MENDAPAT VIT A
10.000
-
5. Persentase Cakupan Imunisasi Tetanus (Td) Pada Ibu Hamil dan WUS
Jumlah ibu hamil tahun 2020 di Provinsi Banten sebanyak 252.582 orang, , yang
mendapat Td-1 sebanyak 35,4 persen, Td-2 sebanyak 32,7 persen, Td-3 sebanyak 13,2
persen, Td-4 sebanyak 10,0 persen dan Td-5 sebanyak 8,7 persen. Sedangkan ibu hamil
yang memperoleh imunisasi Td-2+ sebanyak 64,6 persen.
Adapun Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Tahun 2020 dapat
dilihat pada gambar 4.5
8,72 Td5
10,00 13,22
Td2+
Jumlah wanita usia subur yang tidak hamil tahun 2020 di Provinsi Banten
sebanyak 2.496.990 orang, yang mendapat Td-1 sebesar 0,45 persen jauh menurun
dibandingkan tahun 2019 sebesar 2,7 persen, Td-2 sebesar 0,37 persen menurun
dibandingkan tahun sebelumnya 2,2 persen, Td-3 sebesar 0,44 persen menurun
dibandingkan tahun 2019 sebesar 2,0 persen, Td-4 sebesar 0,44 persen lebih kecil
dibandingkan tahun 2019 sebesar 1,8 persen dan Td-5 sebesar 2,7 persen di tahun 2019
mengalami penurunan di tahun 2020 menjadi 0,47 persen.
0,47 0,45
Td1
Td2
0,37
0,44 Td3
Td4
0,44
Td5
Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe di Provinsi Banten pada tahun 2020
sebesar 88,93 persen, menurun bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2019 sebesar
101,5 persen. Adapun gambaran cakupan pemberian tablet Fe menurut kabupaten/kota
dapat dilihat pada gambar 4.7
80.000
70.000
60.000
50.000
40.000
30.000
20.000 JUMLAH IBU HAMIL
10.000 JUMLAH TTD (90 TABLET)
-
Gambar 4.8
Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Banten Tahun 2020
80.000
70.000
60.000
50.000
40.000 JUMLAH IBU HAMIL
30.000
20.000 PERKIRAAN BUMIL DENGAN
10.000 KOMPLIKASI KEBIDANAN
- PENANGANAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN
12.000
10.000
8.000
6.000
PERKIRAAN NEONATAL
4.000 KOMPLIKASI
PENANGANAN KOMPLIKASI
2.000 NEONATAL
Kasus kematian ibu yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dapat
dicegah/dikurangi dengan upaya melaksanakan Program Keluarga Berencana (KB),
khususnya bagi ibu dengan kondisi 4T yaitu terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20
tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua
melahirkan (diatas usia 35 tahun).
Keluarga Berencana yaitu suatu upaya yang berguna untuk perencanaan jumlah
keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat – alat
kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
900.000
800.000
700.000
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
-
KONDOM SUNTIK PIL AKDR MOP MOW IMPLAN
Dari gambar 4.10 dapat dilihat bahwa metode kontrasepsi yang paling banyak
digunakan oleh peserta KB aktif adalah suntikan 45,7 persen dan terbanyak ke dua adalah
Pil 25,9 persen. Hal tersebut dapat difahami karena akses untuk memperoleh pelayanan
suntikan relatif lebih mudah, sebagai akibat tersedianya jaringan pelayanan sampai di
tingkat desa/kelurahan sehingga dekat dengan tempat tinggal peserta KB. Metode yang
banyak dipilih ini memerlukan pembinaan secara rutin dan berkelanjutan untuk menjaga
kelangsungan pemakaian kontrasepsi.
Gambar 4.11
Pencapaian Peserta KB Aktif Terhadap Pasangan Usia Subur Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2020
JUMLAH
PESERTA KB
AKTIF; JUMLAH
1.769.034 PUS;
2.255.332
Peserta KB aktif adalah akseptor yang pada saat ini memakai kontrasepsi untuk
menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan. Cakupan peserta KB aktif adalah
perbandingan antara jumlah peserta KB aktif dengan PUS di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Cakupan peserta KB aktif menunjukkan tingkat pemanfaatan
kontrasepsi di antara PUS.
60.000
50.000
40.000 KONDOM
30.000 SUNTIK
20.000 PIL
10.000 AKDR
-
MOP
MOW
IMPLAN
Peserta Keluarga Berencana (KB) baru adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang
baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat dan/atau PUS yang menggunakan
kembali salah satu cara/alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilannya.
Cakupan peserta KB baru di Provinsi Banten tahun 2020 sebesar 80,9 persen
menurun dibandingkan tahun 2019 sebesar 83,0 persen.
anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam
kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan belas) tahun.
Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan untuk mampu menurunkan angka kematian
anak.Indikator angka kematian yang berhubungan anak adalah Angka Kematian Neonatal
(AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA).
Penyebab terjadinya BBLR antara lain karena ibu hamil mengalami anemia,
kurang asupan gizi waktu dalam kandungan, ataupun lahir kurang bulan. Bayi yang lahir
dengan berat badan rendah perlu penanganan yang serius, karena pada kondisi tersebut
bayi mudah sekali mengalami hipotermi dan belum sempurnanya pembentukan organ-
organ tubuhnya yang biasanya akan menjadi penyebab utama kematian bayi. Persentase
bayi berat lahir rendah (BBLR) di Provinsi Banten pada tahun 2020 sebesar 1,7 persen
menurun dibandingkan tahun 2019 sebesar 1,9 persen, tetapi penurunan tersebut dapat
disebabkan karena tidak adanya data dari Kabupaten Pandeglang. Adapun gambaran
persentase BBLR menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 4.13.
Gambar 4.13
Persentase BBLR Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2020
6,0
5,0
4,0
3,0
2,0
PERSENTASE BBLR
1,0
0,0
Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari, dimana
terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim.
Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga usia
kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan
paling tinggi. Pada usia yang rentan ini, berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Tanpa
penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk
mengendalikan risiko pada kelompok ini diantaranya dengan mengupayakan agar
persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin
tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir. Masalah
utama penyebab kematian pada bayi dan balita adalah pada masa neonatus (bayi baru
lahir umur 0-28 hari).
Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah asfiksia, bayi berat
lahir rendah, dan infeksi. Dengan melihat adanya risiko kematian yang tinggi dan berbagai
serangan komplikasi pada minggu pertama, maka setiap bayi baru lahir harus mendapatkan
pemeriksaan sesuai standar lebih sering (minimal 2 kali) dalam minggu pertama. Langkah
ini dilakukan untuk menemukan secara dini jika terdapat penyakit atau tanda bahaya pada
neonatus sehingga pertolongan dapat segera diberikan untuk mencegah penyakit
bertambah berat yang dapat menyebabkan kematian. Kunjungan neonatus merupakan salah
satu intervensi untuk menurunkan kematian bayi baru lahir.
Jadwal kunjungan neonatal yang dilaksanakan saat ini adalah pada umur 6-48
jam, umur 3-7 hari dan umur 8-28 hari. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen
program Kesehatan Ibu Anak (KIA) dalam menyelenggarakan pelayanan neonatal yang
komprehensif. Kunjungan neonatal pertama (KN1) adalah cakupan pelayanan kesehatan
bayi baru lahir (umur 6 jam - 48 jam) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
yang ditangani sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan
kesehatan.
Gambar 4.14
Persentase KN 1 Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2020
108,0
106,0
104,0
102,0
100,0
98,0
96,0
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI
94,0
(KN1) LAKI-LAKI
92,0
90,0 KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI
88,0 (KN1) PEREMPUAN
Gambar 4.15
Persentase KN Lengkap Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
T
a110,0
h105,0
100,0
u KUNJUNGAN NEONATAL
95,0 3 KALI (KN LENGKAP)
n LAKI-LAKI
90,0
85,0 KUNJUNGAN NEONATAL
3 KALI (KN LENGKAP)
2 80,0 PEREMPUAN
0 75,0
2
0
Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi
secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui
anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping
ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya. ASI merupakan
makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat
kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan perkembangan
anak secara optimal serta melindungi terhadap penyakit. Persentase pemberian ASI
eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan.
Gambar 4.16
Persentase Pemberian ASI Eksklusif Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
Tahun 2020
100,00
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00 PERSENTASE BAYI
40,00 BARU LAHIR
MENDAPAT IMD
30,00
20,00
10,00 PERSENTASE BAYI
0,00 USIA < 6 BULAN
DIBERI ASI EKSKLUSIF
Bayi juga merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap gangguan
kesehatan maupun serangan penyakit. Kesehatan bayi dan balita harus dipantau untuk
memastikan kesehatan mereka selalu dalam kondisi optimal. Pelayanan kesehatan bayi
termasuk salah satu dari beberapa indikator yang bisa menjadi ukuran keberhasilan
upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita. Pelayanan kesehatan pada bayi ditujukan
pada bayi usia 29 hari sampai dengan 11 bulan dengan memberikan pelayanan kesehatan
sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan
(dokter, bidan, dan perawat) minimal 4 kali, yaitu pada 29 hari – 2 bulan, 3 – 5 bulan, 6 –
8 bulan dan 9 – 12 bulan sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Pelayanan ini terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian imunisasi dasar
(BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, dan Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian vitamin A pada bayi, dan penyuluhan perawatan
kesehatan bayi serta penyuluhan ASI Eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI
(MP ASI) dan lain-lain.
Cakupan pelayanan kesehatan bayi di Provinsi Banten tahun 2020 adalah 102,7
persen. 7 Kabupaten / Kota pelayanan kesehatan bayi nya telah di atas 90 persen, dengan
jumlah bayi dan pelayanan bayi tertinggi berada di Kabupaten Tangerang.
120,00
100,00
80,00
60,00
40,00
PERSENTASE DESA / KELURAHAN
20,00 UCI
0,00
Cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) yang meliputi HB0 1 kali, BCG 1 kali,
DPT-HB-Hib 3 kali, Polio 4 kali dan campak 1 kali pada bayi usia 1 tahun dengan
cakupan minimal 85 persen dari jumlah sasaran bayi di desa.
Kabupaten/kota yang belum mencapai target imunisasi dasar lengkap pada bayi
disebabkan antara lain :
Adanya perbedaan jumlah sasaran pada perencanaan dibandingkan dengan sasaran
yang ada, hal ini dikarenakan penentuan jumlah sasaran masih berdasarkan angka
estimasi jumlah penduduk bukan dari hasil pendataan.
Belum semua Puskesmas membuat Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) imunisasi
secara rutin (bulanan, tribulanan) dikarenakan banyak petugas imunisasi yang
merangkap dengan tugas lain.
Belum dilakukan pelaksanaan sweeping atau kunjungan rumah untuk melengkapi
status imunisasi pada daerah-daerah yang cakupan imunisasinya masih rendah, pada
umumnya disebabkan keterbatasan sumber daya atau tenaga banyak yang merangkap
dengan tugas lain. Masih ada sebagian kecil orang tua yang menolak anaknya untuk
diimunisasi dikarenakan keyakinan/kepercayaan agama, dan lain-lain.
Upaya untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian bayi serta
anak balita dilaksanakan program imunisasi baik program rutin maupun program
tambahan/suplemen untuk penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I) seperti TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio, Hepatitis B, dan Campak. Bayi
seharusnya mendapat imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari HB 0-7 hari 1 kali, BCG 1
kali, DPT-HB-Hib 3 kali, Polio 4 kali, dan campak 1 kali. Mulai tahun 2014 untuk
imunisasi rutin selain pada bayi juga pemberian pada anak batita yaitu umur 18 bulan
diberikan imunisasi DPT-HB-Hib dan pada anak usia 24 bulan diberikan imunisasi
campak.
Cakupan imunisasi dasar lengkap bayi di Provinsi Banten sudah mencapai target
minimal nasional yaitu 85 persen, Tahun 2019 adalah 89,9 persen. Sedang cakupan
masing- masing jenis imunisasi adalah sebagai berikut: DPT-HB 3 (91,3 persen), Polio 4
(90,6 persen) dan Campak (90,7 persen). Dalam penentuan keberhasilan program
imunisasi dapat diukur dengan tercapainya UCI desa. Indikator yang menentukan capaian
UCI adalah cakupan imunisasi dasar lengkap dimana. Bayi dapat dikatakan lengkap
imunisasinya apabila sudah mendapatkan HB 0-7 hr sebanyak 1 kali, BCG 1 kali, DPT-
HB-Hib 3 kali, Polio 4 kali dan Campak 1 kali pada usia dibawah 1 tahun.
40.000
35.000
30.000
25.000
20.000 IMUNISASI DASAR
15.000 LENGKAP LAKI-LAKI
10.000
5.000 IMUNISASI DASAR
- LENGKAP PEREMPUAN
Keselamatan ibu dan bayi pada proses persalinan sampai dengan pasca
persalinan sangat perlu mendapat perhatian. Salah satu masalah yang dihadapi pada tahap
tersebut adalah penyakit tetanus pada bayi (Neonatal tetanus). Neonatal tetanus umumnya
terjadi pada bayi baru lahir. Neonatal tetanus menyerang bayi baru lahir karena dilahirkan
di tempat kotor dan tidak steril, terutama jika tali pusar terinfeksi. Neonatal tetanus dapat
menyebabkan kematian bayi dan banyak terjadi di negara berkembang. Antibodi dari ibu
kepada bayinya dapat mencegah Neonatal tetanus, oleh karena itu salah satu upaya untuk
mencegah dengan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bagi wanita dimulai dari masa anak-
anak sampai dengan pada masa kehamilan.
Gambar 4.20
Jumlah Wanita Usia Subur (Hamil dan Tidak Hamil)
Mendapat Imunisasi TT Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten Tahun 2020
1.200.000
200.000 Td3
0
Td4
Td5
Dari gambar 4.20 dapat dilihat bahwa selama tahun 2020 jumlah wanita usia subur
baik yang hamil maupun yang tidak hamil datang ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapat imunisasi TT menurun jauh dibandingkan tahun 2019, tidak mencapai 5
persen dari total jumlah WUS di Provinsi Banten.
Sampai dengan usia enam bulan, ASI merupakan sumber utama vitamin A jika
ibu memiliki vitamin A yang cukup berasal dari makanan atau suplemen. Anak yang
berusia enam bulan sampai lima tahun dapat memperoleh vitamin A dari berbagai
makanan seperti hati, telur, ikan, minyak sawit merah, mangga dan pepaya, jeruk, ubi,
sayur daun berwarna hijau dan wortel.
Di beberapa negara dimana kekurangan vitamin A telah terjadi secara luas, dan
anak sering meninggal karena diare, dan campak, vitamin A dalam bentuk kapsul
dosis tinggi dibagikan dua kali dalam setahun kepada anak usia enam bulan hingga lima
tahun. Diare dan campak dapat menguras vitamin A dari tubuh anak. Anak yang
menderita diare atau campak, atau menderita kurang gizi harus diobati dengan suplemen
vitamin A dosis tinggi yang bisa diperoleh dari petugas kesehatan terlatih.
Masalah vitamin A pada balita secara klinis bukan lagi masalah kesehatan
masyarakat (prevalensi xeropthalmia < 0,5 persen). Hasil studi masalah gizi mikro di 10
kota pada 10 provinsi tahun 2006, diperoleh prevalensi xeropthalmia pada balita 0,13
persen, sedangkan hasil survey vitamin A pada tahun 1992 menunjukkan prevalensi
xeropthalmia sebesar 0,33 persen.
Namun demikian KVA subklinis, yaitu tingkat yang belum menampakkan gejala
nyata, masih ada pada kelompok balita. KVA tingkat subklinis ini hanya dapat
diketahui dengan memeriksa kadar vitamin A dalam darah di laboratorium. Selain itu,
sebaran cakupan pemberian vitamin A pada balita menurut provinsi masih ada yang
dibawah 75 persen. Dengan demikian kegiatan pemberian vitamin A pada balita masih
perlu dilanjutkan, karena bukan hanya untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan,
namun lebih penting lagi, vitamin A meningkatkan kelangsungan hidup, kesehatan dan
pertumbuhan anak.
Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita usia 6-59 bulan di Provinsi
Banten tahun 2019 adalah 86,3 persen, pada tahun 2020 jumlah tersebut menurun menjadi
81,3 persen. Cakupan pemberian kapsul Vitamin A pada balita menurut kabupaten kota
dapat dilihat pada gambar 4.21.
Gambar 4.21
Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Provinsi Banten Tahun 2020
40.000
35.000
30.000
25.000
20.000 JUMLAH BAYI 6 - 11
15.000 BULAN
10.000
5.000 BAYI 6-11 BULAN
MENDAPAT VIT A
-
Dari gambar 4.21, Balita mulai dari usia 6 – 11 bulan hingga 12 – 59 bulan yang
memperoleh kapsul Vitamin A dengan rata-rata persentase hampir 100 persen adalah
Kota Tangerang, sementara pemberian kapsul Vitamin A yang paling rendah ada di
wilayah Kabupaten Tangerang dengan 65,38 persen.
Jumlah baduta ditimbang di Posyandu merupakan reduksi dari data jumlah balita
ditimbang di Posyandu untuk memberi fokus kepada sasaran prioritas balita di bawah dua
tahun sesuai dengan tema sentral promosi upaya kesehatan “1000 Hari Pertama
Kehidupan‟. Indikator ini mempunyai arti yang hampir sama dengan indikator jumlah
balita di timbang. Jumlah Balita dibawah 2 tahun yang ditimbang adalah 810.314 jiwa.
Gambaran Baduta yang ditimbang di Provinsi Banten Tahun 2020 dapat dilihat pada
gambar 4.21.
Gambar 4.22
Cakupan Baduta Ditimbang di Provinsi Banten Tahun 2020
400.000
350.000
300.000
250.000
200.000
150.000 JUMLAH SASARAN BALITA (S)
100.000
JUMLAH DITIMBANG (D)
50.000
0
Dari Balita dibawah 2 tahun yang ditimbang berat badannya dan diukur tinggi
badannya. Diperoleh data Baduta gizi kurang, pendek dan kurus. Kabupaten / Kota dengan
jumlah Baduta dengan gizi kurang, pendek dan kurus terbanyak adalah Kabupaten
Pandeglang, sedangkan Kabupaten / Kota dengan jumlah Baduta dengan gizi kurang,
pendek dan kurus terendah adalah Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.
14.000
12.000
10.000
8.000 JUMLAH BALITA GIZI
KURANG (BB/U)
6.000
JUMLAH BALITA PENDEK
4.000 (TB/U)
2.000
JUMLAH BALITA KURUS
0 (BB/TB)
Anak balita adalah anak berumur 12–59 bulan. Setiap anak umur 12–59 bulan
memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan, minimal 8 kali dalam
setahun yang tercatat di Kohort Anak Balita dan Pra Sekolah, Buku KIA/KMS atau buku
pencatatan dan pelaporan lainnya.
Persentase pelayanan anak balita di Provinsi Banten tahun 2020 sebesar 84,9
persen, jumlah yang tetap dibandingkan tahun 2019 sebesar 84,4 persen. Cakupan
pelayanan anak balita di Provinsi Banten selama satu tahun terakhir dapat dilihat pada
gambar 4.24.
Gambar 4.24
Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
Tahun 2020
120,00
100,00
80,00
60,00 PERSENTASE
PELAYANAN
KESEHATAN BALITA
40,00
LAKI-LAKI
20,00 PERSENTASE
PELAYANAN
0,00 KESEHATAN BALITA
PEREMPUAN
Dalam ruang lingkup yang lebih luas balita di timbang atau D/S merupakan
gambaran dari keterlibatan masyarakat dalam mendukung kegiatan pemantauan
pertumbuhan di Posyandu. Kehadiran balita di Posyandu merupakan hasil dari akumulasi
peran serta ibu, keluarga, kader, dan seluruh komponen masyarakat dalam mendorong,
mengajak, memfasilitasi dan mendukung balita agar ditimbang di Posyandu untuk
dipantau pertumbuhannya. Dengan demikian indikator D/S dapat dikatakan sebagai
indicator partisipasi masyarakat dalam kegiatan Posyandu.
Persentase D/S di Provinsi Banten pada tahun 2020 sebesar 81,3 persen,
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019 sebesar 77,6 persen. Persentase D/S
menunjukkkan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan Posyandu.
400.000
350.000
300.000
250.000
200.000
150.000
100.000 JUMLAH
SASARAN
50.000
BALITA (S)
0
21. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD, SMP, SMA dan Setingkat
Gambar 4.26
Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten Tahun 2020
100,00
80,00
PESERTA DIDIK
SEKOLAH KELAS 1
60,00 SD/MI
PESERTA DIDIK
40,00 SEKOLAH KELAS 7
SMP/MTS
PESERTA DIDIK
20,00
SEKOLAH KELAS 10
SMA/MA
0,00 USIA PENDIDIKAN
DASAR
3,44
3,50
3,00
2,28
2,50 2,06
2,00 1,55
1,50
1,00 0,50 RASIO TUMPATAN/
0,25 PENCABUTAN
0,50
0,00
Rasio tumpatan dibanding pencabutan gigi yang masih rendah tersebut perlu
ditindaklanjuti dengan meningkatkan frekuensi penyuluhan tentang kesehatan gigi dan
mulut guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan gigi dan
mulut serta dampaknya pada sistem pencernaan dan kesehatan tubuh secara umum.
23. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat
Kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut lainnya adalah Upaya Kesehatan
Gigi Sekolah (UKGS) yang merupakan upaya promotif dan preventif kesehatan gigi
khususnya untuk anak sekolah. Kegiatan sikat gigi massal di SD/MI merupakan salah
satu kegiatan UKGS yang bertujuan agar anak-anak sekolah dasar dapat memahami cara
dan waktu yang tepat untuk melakukan sikat gigi. Dari 6 kab/kota yang masuk datanya
(Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang tidak ada data), Persentase SD/MI yang
melaksanakan sikat gigi massal sebesar 40,1 persen menurun setengah capaian tahun
2019 dengan persentase 80,7 persen. Sedangkan yang mendapatkan pelayanan gigi
sebesar 62,4 persen, menurun dibandingkan tahun 2019 dengan jumlah 78,7 persen.
Gambar 4.28
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat
Provinsi Banten Tahun 2020
160.000
140.000
120.000 JUMLAH MURID SD/MI LAKI-
LAKI
100.000
80.000 JUMLAH MURID SD/MI
60.000 PEREMPUAN
40.000
UPAYA KESEHATAN GIGI
20.000 SEKOLAH (UKGS) MURID SD/MI
LAKI-LAKI DIPERIKSA
-
UPAYA KESEHATAN GIGI
SEKOLAH (UKGS) MURID SD/MI
PEREMPUAN DIPERIKSA
Gambar 4.29
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Produktif
Provinsi Banten Tahun 2020
1.200.000
1.000.000
800.000 JUMLAH PENDUDUK USIA
15-59 TAHUN LAKI-LAKI
600.000 MENDAPAT PELAYANAN
SKRINING KESEHATAN
400.000
SESUAI STANDAR
200.000
JUMLAH PENDUDUK USIA
- 15-59 TAHUN PEREMPUAN
MENDAPAT PELAYANAN
SKRINING KESEHATAN
SESUAI STANDAR
Jumlah penduduk Usia Produktif di Provinsi Banten Tahun 2020 yang mendapat
skrining pelayanan kesehatan adalah 70,1 persen, cenderung tidak berubah dibandingkan
tahun 2019 sebesar 69,7 persen. Kabupaten / Kota dengan Skrining Kesehatan bagi
penduduk usia produktif tertinggi adalah Kabupaten Serang dan Kota Tangerang dengan
capaian 100 persen.
Pelayanan kesehatan usia lanjut yaitu pelayanan penduduk usia 60 tahun ke atas
yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan,
baik di puskesmas maupun di posyandu/kelompok usia lanjut. Cakupan pelayanan
kesehatan usia lanjut di Provinsi Banten tahun 2020 sebesar 71,9 persen meningkat
dibandingkan tahun 2019 sebesar 64,6 persen.
Bila dibandingkan dengan target pelayanan kesehatan lansia sebesar 60 persen, maka
Tahun 2020 target tersebut sudah tercapai. Akan tetapi pencapaian tersebut harus dapat
ditingkatkan lagi terutama di Kabupaten / Kota yang capaian pelayanan kesehatan lansia nya
masih rendah. Berbagai upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Banten dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan lansia antara lain sebagai berikut:
a. Meningkatkan sosialisasi, advokasi, dan komunikasi (Penguatan Promosi
b. Kesehatan melalui pendekatan perubahan gaya hidup)
c. Meningkatkan akses masyarakat lansia untuk mendapatkan pelayanan yang
berkualitas (Penguatan sistem kesehatan untuk mendukung “Active and Healthy
Ageing”).
d. Menjalin kemitraan.
e. Memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat dan mandiri di usia lanjut.
f. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang terlibat dalam upaya kesehatan
Usila.
g. Mengupayakan anggaran dari pemerintah, swasta dan masyarakat Kerjasama dengan
universitas dan lembaga penelitian untuk pengembangan program.
120.000
JUMLAH USIA LANJUT
100.000 (60TAHUN+) LAKI-LAKI
80.000
JUMLAH USIA LANJUT
60.000 (60TAHUN+) PEREMPUAN
40.000
USIA LANJUT (60TAHUN+)
20.000 MENDAPAT SKRINING
KESEHATAN SESUAI STANDAR
0 LAKI-LAKI
USIA LANJUT (60TAHUN+)
MENDAPAT SKRINING
KESEHATAN SESUAI STANDAR
PEREMPUAN
PENERIMA
4.312.121 BANTUAN IURAN
4.939.849 (PBI)
NON PBI
a. Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN adalah peserta PBI jaminan kesehatan meliputi
orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang dibayar oleh
pemerintah melalui APBN sebanyak 3.160.580 jiwa atau 26,5 persen.
b. PBI APBD adalah peserta PBI jaminan kesehatan meliputi orang yang tergolong
fakir miskin dan orang tidak mampu yang dibayar oleh pemerintah daerah melalui
APBD sebanyak 1.151.541 jiwa atau 9,7 persen.
c. Pekerja Penerima Upah (PPU) adalah peserta jaminan kesehatan yang terdiri dari
PNS, TNI, POLRI, pejabat negara, pegawai pemerintah non PNS, dan pegawai
swasta sebanyak 3.242.527 jiwa atau 27,2 persen.
d. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/Mandiri adalah jaminan kesehatan dengan
peserta yang berasal dari pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri
termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam)
bulan sebanyak 1.579.024 jiwa atau 13,3 persen.
Gambar 4.32
Anggaran Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2020
Cakupan rawat inap adalah cakupan kunjungan rawat inap baru di sarana
pelayanan kesehatan swasta dan pemerintah di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Cakupan kunjungan rawat inap ini meliputi kunjungan rawat inap di Puskesmas,
kunjungan rawat inap di rumah sakit, dan kunjungan rawat inap di sarana pelayanan
kesehatan lain. Cakupan rawat inap di sarana kesehatan di Provinsi Banten tahun 2020
sebesar 535.671 orang, meningkat bila dibandingkan tahun 2019 yaitu sebesar 41.200
orang.
Permasalahan yang ada saat ini adalah tidak semua Rumah Sakit Umum
mempunyai pelayanan klinik jiwa karena belum tersedia tenaga medis jiwa dan tidak
banyak kasus jiwa di masyarakat yang berobat di sarana pelayanan kesehatan. Dari
permasalahan tersebut, upaya yang perlu dilakukan adalah peningkatan pembinaan
program kesehatan jiwa di sarana kesehatan pemerintah dan swasta, pelatihan/refreshing
bagi dokter dan paramedis Puskesmas terutama upaya promotif dan preventif,
serta meningkatkan pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi pencatatan dan
pelaporan program kesehatan jiwa.
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Angka kematian umum penderita yang dirawat di RS/GDR (Gross Death Rate)
berguna untuk mengetahui mutu pelayanan/perawatan di Rumah Sakit. angka rata-rata
GDR tahun 2020 sebesar 30,4 per 1.000 penderita keluar, meningkat dibandingkan tahun
2019 sebesar 26,1 per 1.000 penderita keluar. Sesuai standar nilai GDR seyogyanya tidak
lebih dari 45 per 1.000 penderita keluar Rumah Sakit. Dari rata-rata GDR di Rumah Sakit
di Provinsi Banten masih dalam batas nilai GDR yang dapat ditolerir.
Sedangkan angka NDR (Net Death Rate) tahun 2020 sebesar 14,1 per 1.000
pasien keluar, meningkat dibandingkan tahun 2019 sebesar 11 per 1.000 pasien keluar.
Hal ini menggambarkan bahwa angka kematian neto Rumah Sakit di Provinsi Banten
dianggap masih memenuhi standar. NDR pada suatu Rumah Sakit dapat ditolerir apabila
nilai kurang dari 25 per 1.000 penderita keluar. NDR merupakan angka kematian ≥ 48
jam setelah dirawat per 1000 penderita keluar. Indkator ini merupakan indikator untuk
menilai mutu pelayanan Rumah Sakit, karena pasien yang meninggal < 48 jam setelah
dirawat memberikan gambaran upaya Rumah Sakit di dalam menyelamatkan jiwa pasien.
Pasien yang meninggal < 48 jam setelah dirawat sangat dipengaruhi oleh tingkat
keparahan pasien pada waktu masuk Rumah Sakit.
Data yang ada diperoleh tingkat pemanfaatan tempat tidur Rumah Sakit (BOR /
Bed Occupancy Rate) di provinsi Banten tahun 2020 sebesar 47,4 persen, meningkat
dibandingkan tahun 2019 sebesar 40,6 persen. Nilai parameter BOR Ruah Sakit idealnya
antara 60–85 persen. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur Rumah Sakit. Dengan demikian BOR di Provinsi Banten
berada pada kisaran kurang ideal.
Frekuensi penggunaan tempat tidur (BTO/Bed Turn Over) pada rumah sakit di
Provinsi Banten tahun 2020 adalah 52 kali per tahun. BTO menunjukkan frekuensi
pemakaian tempat tidur berapa kali dalam satu satuan waktu tertentu (1 tahun) dipakai.
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dari pemakaian tempat tidur di
Rumah Sakit. Nilai ideal BTO selama satu tahun, untuk tempat tidur rata-rata dipakai
adalah 40 – 50 kali. Rata-rata BTO pada Rumah Sakit di Provinsi cukup ideal.
Gambar 4.34
Ketersediaan Vaksin dan Obat Essensial di Puskesmas
Provinsi Banten Tahun 2020
50
40
30
PUSKESMAS
20
10 KETERSEDIAAN
OBAT & VAKSIN
0 ESENSIAL*
Dari gambar 4.34 dapat dilihat jika Kabupaten / Kota dengan ketersediaan vaksin
dan obat esensial tertinggi tahun 2020 adalah Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak,
Kabupaten Serang, Kota Tangerang dan Kota Cilegon sebesar 100 persen, artinya seluruh
Puskesmas di wilayah Kabupaten Tangerang memiliki ketersediaan vaksin dan obat
esensial. Sedangkan Kabupaten / Kota dengan ketersediaan vaksin dan obat esensial yang
C. KEADAAN LINGKUNGAN
Indikator sasaran kegiatan pengawasan kualitas air dan sanitasi dasar meliputi :
(1) Desa yang melaksankan STBM; (2) Proporsi Penduduk Akses Air Minum; (3)
Proporsi Penduduk Akses Jamban. Sedangkan indikator sasaran kegiatan Pengawasan
Hygiene dan Sanitasi TTU dan TPM meliputi : (1) Proporsi TTU memenuhi syarat; (2)
Proporsi TPM memenuhi syarat; (3) Proporsi Puskesmas yang ramah lingkungan; (4)
Proporsi Rumah Sakit yang ramah lingkungan; (5) Proporsi Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga memenuhi syarat; (6) Proporsi Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga
memenuhi syarat. Pencapaian dari masing-masing indikator sasaran adalah sebagai
berikut :
Jenis sarana akses air minum yang dipantau meliputi : Sumur Gali
(SGL)Terlindung, SGL dengan Pompa, Sumur Bor dengan Pompa, Terminal Air (TA),
Mata Air Terlindung, Penampungan Air Hujan (PAH), Perpipaan BPSPAM
(PP.BPSPAM). Persentase penduduk dengan akses air minum layak di Provinsi Banten
tahun 2020 sebesar 59,5.
800.000
700.000
600.000
500.000
400.000
300.000 JUMLAH SARANA AIR
200.000 MINUM
100.000 JUMLAH SARANA AIR
- MINUM DI IKL
penyelenggara air minum untuk menjamin kualitas air minum yang diproduksi memenuhi
syarat. Kegiatan pengawasan kualitas air minum meliputi inspeksi sanitasi, pengambilan
sampel air, pengujian kualitas air, analisis hasil pemeriksaan laboratorium, rekomendasi
dan tindak lanjut.
800.000
700.000
600.000
500.000
400.000 JUMLAH SARANA AIR
MINUM DIAMBIL SAMPEL
300.000
200.000 JUMLAH SARANA AIR
100.000 MINUM MEMENUHI
SYARAT
-
Di Provinsi Banten pada tahun 2020 terdapat 1.962.438 sarana air minum,
dengan jumlah sarana air minum terbanyak jumlahnya ada di Kabupaten Tangerang
sejumlah 720.241 sarana. Sedangkan jumlah sarana air minum yang diperiksa sebanyak
745.841.
Dari sampel yang diperiksa, 740.892 atau 99,3 persen sampel memenuhi syarat
fisik, bakteriologi, dan kimia. Hal ini berarti masih ada air yang diproduksi oleh
penyelenggara air minum yang tidak memenuhi syarat sehingga tidak aman untuk
dikonsumsi. Oleh karena itu pengawasan kualitas air baik eksternal maupun internal
harus secara kontinyu dilaksanakan dan pemberian sanksi kepada penyelenggara air
minum yang tidak memenuhi syarat sebagaimana disebutkan dalam Permenkes Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010.
Capaian penduduk dengan akses sanitasi layak (jamban sehat) pada tahun 2020
adalah 53,7 persen. Jenis sarana sanitasi dasar yang dipantau sebagai akses jamban sehat
meliputi Jamban Komunal (2,69 persen), jamban sehat semi permanen (18,08 persen) dan
jamban sehat permanen (32,97 persen). Secara rinci capaian dari masing masing
Kabupaten Kota adalah sebagai berikut
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2021 104
Gambar 4.37
Penduduk Dengan Akses Sanitasi Layak Manurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Banten Tahun 2020
JUMLAH
KK PENGGUNA SARANA
SHARING / KOMUNAL
JUMLAH
KK PENGGUNA JAMBAN
SEHAT SEMI PERMANEN
(JSSP)
JUMLAH
KK PENGGUNA JAMBAN
SEHAT PERMANEN (JSP)
Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) meliputi 5 pilar yaitu : (1)
Stop Buang Air Besar Sembarangan, (2) Cuci Tangan Pakai Sabun, (3) Pengelolaan Air
Minum dan Makanan Rumah Tangga, (4) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, (5)
Pengelolaan Limbah cair Rumah Tangga. Kelima pilar tersebut menjadi perhatian dan
prioritas kegiatan dari Kabupaten/Kota,baik dari lembaga pemerintah maupun Lembaga
Non Pemerintah (PLAN, IWASH, PNPM, AUSAID, dll )
Dukungan dana dari berbagai sektor inilah yang menimbulkan daya ungkit luar
biasa dalam pencapaian target, sehingga pada tahun 2020 capaian desa yang
melaksanakan STBM 954 desa (61,4 persen).
Gambar 4.38
Persentase Desa Yang Melaksanakan STBM Manurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Banten Tahun 2020
350
300
250
200
PERSENTASE DESA MELAKSANAKAN
150 STBM
PERSENTASE DESA STOP BABS (SBS)
100
PERSENTASE DESA STBM
50
Gambar 4.39
Persentase TPM Memenuhi Syarat
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2020
120,00
100,00
JASA BOGA
80,00
40,00
DEPOT AIR MINUM (DAM)
20,00
0,00 MAKANAN
JAJANAN/KANTIN/SENTRA
MAKANAN JAJANAN
A. SARANA KESEHATAN
Angka kematian ibu di Indonesia tahun 2020 masih tinggi yaitu 305. Pada tahun 2020
Angka Kematian Ibu di Provinsi Banten 237 kasus, meski tidak melebihi target sasaran
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2020 tetapi terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2019
yang hanya 212. Sementara itu Provinsi Banten masuk dalam urutan ke empat dari 10
(sepuluh) Provinsi dengan jumlah kematian ibu terbanyak se Indonesia tahun 2020. Salah satu
upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi adalah dengan peningkatan
akses kepada pelayanan kegawat daruratan obstetri dan neonatal dasar. Oleh karena itu Badan
Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan agar minimal terdapat 4 Puskesmas PONED di tiap
kabupaten/kota, jumlah puskesmas PONED di Provinsi Banten tahun 2019 sebanyak 89 unit.
Jumlah tersebut sudah melebihi target WHO.
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2021 109
Gambar 5.1
Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2020
86
120
Sarana pelayanan kesehatan yang dibahas dalam bab ini adalah rumah sakit,
puskesmas dan jaringannya, sarana pelayanan lain, dan sarana produksi dan distribusi
kefarmasian. Rumah sakit terdiri atas rumah sakit umum dan rumah sakit khusus.
Puskesmas dan jaringannya terdiri atas puskesmas rawat inap, puskesmas non rawat inap,
puskesmas keliling, dan puskesmas pembantu.
8000
7000
RUMAH SAKIT
6000
PUSKESMAS RAWAT INAP
5000
Sampai dengan tahun 2020 di Provinsi Banten terdapat 121 unit rumah sakit.
Dari jumlah tersebut seluruhnya telah mempunyai kemampuan pelayanan gawat darurat
level I, dikarenakan setiap Rumah Sakit wajib menyediakan pelayanan gawat darurat
sesuai klasifikasi Rumah Sakit. Instalasi Gawat Darurat Level I merupakan standar
minimal untuk Rumah Sakit kelas D.
100
80
60
0
JUMLAH RS MEMPUNYAI
KEMAMPUAN
YAN. GADAR
LEVEL I
a. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber daya
Masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya lima program prioritas
yang meliputi (KIA; KB; Gizi; Imunisasi; penanggulangan diare dan ISPA)
dengan tujuan mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Berikut grafik capaian posyandu strata mandiri menurut kabupaten/kota tahun 2020.
Gambar 5.4
Cakupan Posyandu Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten Tahun 2020
1400
1200
1000
800
Sejalan dengan kebijakan yang telah ditetapkan bahwa Pemerintah secara berjenjang
sesuai dengan kewenangannya, berkewajiban untuk memberdayakan dan mendorong
peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan agar masyarakat hidup sehat. Salah satu
upaya Pemerintah tersebut, dengan menetapkan prioritas penggunaan Dana Desa untuk
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa khususnya bidang kesehatan.
Pengembangan UKBM yang menggunakan dana desa perlu dirancang dan dituangkan ke
dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), Rencana
Kerja Pemerintah (RKP) Desa dan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDesa) sesuai
dengan kewenangan skala desa, analisa kebutuhan prioritas dan sumberdaya yang
dimiliki di desa.
Gambar 5.5
Jumlah Desa Memanfaatkan Dana Kesehatan
Provinsi Banten Tahun 2020
400
300
JUMLAH DESA
200
100
YG MEMANFAATKAN
0 DANA DESA UNTUK
KESEHATAN
Sumber daya manusia kesehatan yang disajikan pada bab ini lebih diutamakan
pada kelompok tenaga kesehatan. Dalam Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan memutuskan bahwa tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis,
tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi,
tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisian medis.
1,9
6,3
29,5 Dokter Spesialis
Dokter Umum
28,9
Dokter Gigi
Dokter Gigi Spesialis
Pada tahun 2020 rasio dokter umum di Provinsi Banten masih dibawah target
nasional, hanya 28,9 dari target 45 di tahun 2019. Rasio dokter gigi dan dokter gigi
spesialis di Provinsi Banten juga masih dibawah target nasional.
Tenaga Keperawatan, yang terdiri atas tenaga Perawat dan Bidan. Jumlah tenaga
Keperawatan tahun 2020 tercatat sebanyak 21.301 orang meliputi 6.801 Bidan dan 14.500
Perawat. Rasio perawat terhadap penduduk sebesar 121,8 perawat per 100.000 penduduk,
masih dibawah target nasional sesuai Kepmenko Bidang Kesra Nomor 14 Tahun 2013
(180 per 100.000 penduduk). Rasio Bidan terhadap penduduk di Provinsi Baten tahun
2020 adalah 57,1 per 100.000 penduduk, masih dibawah target nasional (120 per 100.000
penduduk), sebagaimana terlihat pada Gambar 5.7.
57,1
Perawat
121,8 Bidan
Gambar 5.8
Rasio Tenaga Kefarmasian Terhadap 100.000 Penduduk di Provinsi Banten
Tahun 2020
10,5
TENAGA TEKNIS
KEFARMASIAN
14,2
APOTEKER
5,3 4,3
KESEHATAN MASYARAKAT
KESEHATAN LINGKUNGAN
2,8 GIZI
Gambar 5.10
Rasio Tenaga Penunjang / Pendukung Kesehatan di Provinsi Banten Tahun 2020
1.356
43
PEJABAT STRUKTURAL
TENAGA PENDIDIK
13.334
TENAGA DUKUNGAN
MANAJEMEN
AHLI TEKNOLOGI
LABORATORIUM
MEDIK
7,0 9,0 TENAGA TEKNIK
BIOMEDIKA LAINNYA
KETEKNISIAN MEDIS
Dari uraian tentang sumber daya kesehatan di atas, dapat disimpulkan bahwa
jumlah untuk semua jenis tenaga kesehatan di Provinsi Banten tahun 2020 masih belum
mencukupi sehingga perlu adanya penambahan tenaga kesehatan.
1. Angka Kematian
Angka Kematian terdiri atas kematian neonatal, kematian bayi, kematian balita,
dan kematian ibu. Jumlah kematian bayi tahun 2020 sebesar 363, Jumlah kematian balita
tahun 2020 sebesar 615 Jumlah kematian ibu tahun 2020 sebesar 288.
2. Angka Kesakitan
Kondisi kesakitan di Provinsi Banten tahun 2020 adalah sebagai berikut : Jumlah
penemuan kasus baru Tuberkulosis Paru terkonfirmasi bakteriologis (BTA Positif) yang
tercatat (Case Notification Rate/ CNR BTA Positif) tahun 2020 di Provinsi Banten
sebesar 10.898 orang. CNR untuk semua kasus sebesar 168 per 100.000 penduduk,
dengan persentase kasus positif pada laki-laki (57,6 persen) lebih besar dibandingkan
perempuan (42,4 persen). Kasus Tuberkulosis anak usia 0 – 14 tahun di tahun 2020
sebesar 1.551 kasus. Jumlah semua kasus TB yang terdaftar dan diobati sebesar 22.495,
dengan persentase kesembuhan Tuberkulosis paru terkonfirmasi bakteriologis sebesar
69,2 persen dan persentase pengobatan lengkap semua kasus tuberkulosis sebesar 60,0
persen. Persentase angka keberhasilan pengobatan semua kasus Tuberkulosis tahun 2020
93,5 persen dan jumlah kematian selama pengobatan Tuberkulosis sepanjang tahun 2020
adalah 423 (1,9 persen).
Angka penemuan kasus diare di provinsi Banten tahun 2020 sebesar 843 per
100.000 penduduk, dengan persentase yang dilayani untuk semua umur 68,4 persen dan
hanya 18,4 persen untuk balita. Penderita diare yang mendapat oralit adalah 79,3 persen
untuk semua umur dan 61,8 persen untuk balita, dan balita diare yang mendapat Zinc
tahun 2020 sebanyak 61,4 persen.
Rasio kasus AFP (Acute Flacid Paralysis) Non Polio di Provinsi Banten tahun
2020 adalah 0,4 per 100.000 penduduk.
Kasus PD3I yang masih ditemukan pada tahun 2020 ini adalah Difteri (18
kasus), Pertusis (0 kasus), Tetanus Neonatorun (5 kasus), Suspek Campak (50 kasus), dan
Hepatitis B (110 kasus).
Incidence Rate DBD di Provinsi Banten tahun 2020 sebesar 18,3 per 100.000
penduduk, memenuhi target nasional sebesar < 20/100.000 penduduk. Angka kematian
DBD tahun 2020 juga masih tinggi yaitu 23. Kasus filariasis di Provinsi Banten secara
kumulatif tahun 2020 mencapai 22 Kasus. Kasus positif Malaria tahun 2020 adalah 19
kasus, dengan pengobatan standar sebanyak 31,6 persen. Jumlah meninggal karena
Malaria di tahun 2020 adalah zero case atau tidak ada.
1. Pelayanan Kesehatan
Cakupan pelayan kesehatan anak di Provinsi Banten tahun 2020 adalah sebagai
berikut : (1) Persentase bayi berat badan lahir rendah di Provinsi Banten tahun 2020
sebesar 1,7 persen; (2) Cakupan kunjungan neonatus pertama sebesar 100,9 persen, KN
lengkap 98,3 persen; (3) Cakupan pelayanan kesehatan bayi sebesar 102,7 persen; (4)
Cakupan pelayanan anak balita sebesar 84,9 persen; (5) Cakupan penjaringan kesehatan
siswa usia dasar sebesar 84,8 persen.
Cakupan pelayanan kesehatan balita tahun 2020 sebesar 84,9 persen; (1)
Cakupan balita ditimbang sebesar 81,3 persen; (2) Balita (6 – 59 bulan) yang mendapat
vitamin A sebesar 81,8 persen; Balita dengan gizi kurang sebesar 3,9 persen; Balita
pendek 5,7 persen; Balita kurus 2,3 persen.
Cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah sebagai berikut: (1)
tumpatan gigi tetap sebesar 19.614; (2) Pencabutan gigi tetap sebesar 10.396; (3) Jumlah
kasus gigi 137.036, dan (4) Jumlah kasus dirujuk 8.420.
Cakupan pelayanan kesehatan usila di Provinsi Banten tahun 2020 sebesar 71,9
persen meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 61,85 persen, cakupan ini masih
rendah sehingga diperlukan terobosan program pelayanan kesehatan lansia.
Indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan yang masih belum mencapai target adalah:
Cakupan peserta jaminan kesehatan di Provinsi Banten tahun 2020 sebesar 77,7
persen terdiri atas Penerima Bantuan Iuran (PBI) sebesar 36,2 persen dan Non PBI
sebesar 41,5 persen.
Angka BTO di Provinsi Banten tahun 2020 adalah 52 kali per tahun, sementara
BTO ideal adalah 40-50 kali. Tahun 2020 ALOS di Provinsi Banten rata-rata sebesar 3
hari, sementara ALOS ideal adalah 6-9 hari.
4. Keadaan Lingkungan
Persentase keluarga yang memiliki akses sanitasi yang layak capaian penduduk
dengan akses jamban sehat pada tahun 2020 adalah 53,7 persen, Persentase desa
melaksanakan STBM di Provinsi Banten tahun 2020 sebesar 61,4 persen. Dari yang
melaksanakan STBM, yang memenuhi kriteria sebagai desa STBM sebesar 14,3 persen.
Persentase TTU yang memenuhi syarat di Provinsi Banten tahun 2020 sebesar 46,4
persen. Persentase TPM yang memenuhi syarat di provinsi Banten tahun 2020 sebesar
43,5 persen.
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2021 124
C. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
1. Sarana Kesehatan
Jumlah rumah sakit umum dan rumah sakit khusus pada tahun 2020 adalah 121
unit, yang terdiri dari 92 rumah sakit umum dan 29 rumah sakit khusus. Terjadi
peningkatan jumlah rumah sakit dibandingkan tahun sebelumnya.
Jumlah Puskesmas di Provinsi Banten tahun 2020 sebesar 246 unit, yang terdiri
dari Puskesmas Rawat Inap 86 unit dan Puskesmas Non Rawat Inap 160 unit. Jumlah
tempat tidur di Puskesmas Rawat Inap adalah 790 tempat tidur, dengan status
kepemilikan Puskesmas adalah milik Pemerintah Kabupaten / Kota. Jumlah Puskesmas
Keliling dan Puskesmas Pembantu masing-masing adalah 120 unit dan 214 unit. Jumlah
total Klinik Pratama yang terdiri atas Klinik Pratama milik Kemenhukam, Pemerintah
Provinsi, TNI POLRI dan Swasta 1.438 unit. Klinik tipe utama tahun 2020 di Provinsi
Banten berjumlah 105 unit, Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) 8 unit, Unit Transfusi
Darah PMI se Provinsi Banten 7 unit.
2. Tenaga Kesehatan
Rasio Tenaga Medis per 100.000 penduduk di Provinsi Banten tahun 2020 terdiri
atas 29,5 untuk tenaga Dokter Spesialis, 28,9 untuk Dokter Umum, dan 6,3 untuk tenaga
Dokter Gigi 3,71 dan Dokter Gigi Spesialis 1,9 persen. Rasio tersebut masih dibawah
standar sehingga tenaga medis di provinsi Banten tahun 2020 masih belum mencukupi.
Rasio tenaga keperawatan per 100.000 penduduk di Provinsi Banten tahun 2020
adalah 57,1 untuk tenaga bidan dan 121,8 untuk perawat. Rasio tersebut masih di bawah
standar sehingga tenaga keperawatan di Provinsi Banten tahun 2020 masih belum
mencukupi.
Rasio tenaga kesehatan masyarakat di Provinsi Banten tahun 2020 per 100.000
penduduk adalah 4,3, sedangkan rasio tenaga kesehatan lingkungan adalah 2,8 per
100.000 penduduk. Rasio tersebut masih di bawah target sehingga tenaga kesehatan
masyarakat dan tenaga kesehatan lingkungan di Provinsi Banten tahun 2020 masih belum
mencukupi.
Rasio tenaga Gizi di Provinsi Banten tahun 2020 sebesar 5,3 per 100.000
penduduk. Rasio tersebut masih di bawah standar sehingga tenaga gizi di Provinisi
Banten tahun 2020 masih belum mencukupi.
Rasio tenaga Keterapian Fisik terhadap penduduk sebesar 3,6 tenaga per 100.000
penduduk. Sedangkan rasio tenaga keteknisan medis sebesar 7,0 per 100.000 penduduk.
Rasio tersebut masih di bawah standar sehingga tenaga keterapian fisik dan keteknisan
medis di Provinsi Banten tahun 2020 belum mencukupi.
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
I
GAMBARAN UMUM
1
Luas Wilayah 9.663 Km2 Tabel 1
2
Jumlah Desa/Kelurahan 155 Desa/Kelurahan Tabel 1
3
Jumlah Penduduk 6.070.271 5.834.291 11.904.562 Jiwa Tabel 2
4
Rata-rata jiwa/rumah tangga 4,5 Jiwa Tabel 1
5 2 2
Kepadatan Penduduk /Km 1232,0 Jiwa/Km Tabel 1
6 per 100
penduduk
Rasio Beban Tanggungan 42,9 produktif Tabel 2
7
Rasio Jenis Kelamin 104,0 Tabel 2
8
Penduduk 15 tahun ke atas melek huruf 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
9 Penduduk 15 tahun yang memiliki ijazah
tertinggi
a. SMP/ MTs 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
b. SMA/ MA 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
f. S1/Diploma IV 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
II
SARANA KESEHATAN
II.1
Sarana Kesehatan
10
Jumlah Rumah Sakit Umum 92 RS Tabel 4
11
Jumlah Rumah Sakit Khusus 0 RS Tabel 4
12
Jumlah Puskesmas Rawat Inap 86 Puskesmas Tabel 4
13
Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 160 Puskesmas Tabel 4
14 Puskesmas
Jumlah Puskesmas Keliling 120 keliling Tabel 4
15
Jumlah Puskesmas pembantu 214 Pustu Tabel 4
16
Jumlah Apotek 1.634 Apotek Tabel 4
17 RS dengan kemampuan pelayanan 100,0
gadar level 1 % Tabel 6
II.2
Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
18 51,3 71,4 63,4
Cakupan Kunjungan Rawat Jalan % Tabel 5
19 3,4 5,4 4,5
Cakupan Kunjungan Rawat Inap % Tabel 5
20 Angka kematian kasar/Gross Death Rate per 1.000
(GDR) di RS 38,8 24,4 30,4 pasien keluar Tabel 7
21 Angka kematian murni/Nett Death Rate per 1.000
(NDR) di RS 17,8 10,9 14,1 pasien keluar Tabel 7
22
Bed Occupation Rate (BOR) di RS 47,4 % Tabel 8
23
Bed Turn Over (BTO) di RS 52,3 Kali Tabel 8
24
Turn of Interval (TOI) di RS 3,7 Hari Tabel 8
25
Average Length of Stay (ALOS) di RS 3,1 Hari Tabel 8
127
26 Puskesmas dengan ketersediaan obat 0,9
vaksin & essensial % Tabel 9
IV
PEMBIAYAAN KESEHATAN
44 Peserta Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan 77,7 % Tabel 17
45 Desa yang memanfaatkan dana desa
untuk kesehatan 99,3 % Tabel 18
46 Rp2.694.307.779.365
Total anggaran kesehatan Rp Tabel 19
47 APBD kesehatan terhadap APBD 13,7
kab/kota % Tabel 19
48 Rp2.560.610.573.779
Anggaran kesehatan perkapita Rp Tabel 19
V
KESEHATAN KELUARGA
V.1
Kesehatan Ibu
49
Jumlah Lahir Hidup 113.310 110.866 224.176 Orang Tabel 20
50 per 1.000
Angka Lahir Mati (dilaporkan) 1,8 1,4 1,6 Kelahiran Hidup Tabel 20
51
Jumlah Kematian Ibu 288 Ibu Tabel 21
52 per 100.000
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 128,5 Kelahiran Hidup Tabel 21
53
Kunjungan Ibu Hamil (K1) 101,4 % Tabel 23
54
Kunjungan Ibu Hamil (K4) 95,4 % Tabel 23
55
Ibu hamil dengan imunisasi Td2+ 64,6 % Tabel 24
56 Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah
Darah 90 88,9 % Tabel 27
57
Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 107,3 % Tabel 23
58 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di
Fasyankes 97,4 % Tabel 23
128
59
Pelayanan Ibu Nifas KF3 98,9 % Tabel 23
60
Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 98,1 % Tabel 23
61
Penanganan komplikasi kebidanan 86,2 % Tabel 30
62
Peserta KB Aktif 78,4 % Tabel 28
63
Peserta KB Pasca Persalinan 80,9 % Tabel 29
V.2
Kesehatan Anak
64
Jumlah Kematian Neonatal 304 208 937 neonatal Tabel 31
65 per 1.000
Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 2,7 1,9 4,2 Kelahiran Hidup Tabel 31
66
Jumlah Bayi Mati 290 193 505 bayi Tabel 31
67 per 1.000
Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 2,6 1,7 2,3 Kelahiran Hidup Tabel 31
68
Jumlah Balita Mati 342 237 615 Balita Tabel 31
69 per 1.000
Angka Kematian Balita (dilaporkan) 3,0 2,1 2,7 Kelahiran Hidup Tabel 31
70
Penanganan komplikasi Neonatal 71,4 68,4 72,2 % Tabel 30
71
Bayi baru lahir ditimbang 85,3 98,5 91,9 % Tabel 33
72
Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 1,6 1,2 1,7 % Tabel 33
73
Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 99,5 99,9 100,9 % Tabel 34
74
Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 96,8 96,7 98,3 % Tabel 34
75
Bayi yang diberi ASI Eksklusif 56,1 % Tabel 35
76
Pelayanan kesehatan bayi 102,8 102,7 102,7 % Tabel 36
77
Desa/Kelurahan UCI 82,4 % Tabel 37
78 Cakupan Imunisasi Campak/MR pada
Bayi 80,3 79,5 79,9 % Tabel 39
79
Imunisasi dasar lengkap pada bayi 77,6 77,0 77,3 % Tabel 39
80
Bayi Mendapat Vitamin A 83,3 % Tabel 41
81
Anak Balita Mendapat Vitamin A 81,6 % Tabel 41
82
Pelayanan kesehatan balita 88,2 89,4 84,9 % Tabel 42
83
Balita ditimbang (D/S) 85,7 85,2 81,3 % Tabel 43
84
Balita gizi kurang (BB/umur) 3,9 % Tabel 44
85
Balita pendek (TB/umur) 5,7 % Tabel 44
86
Balita kurus (BB/TB) 2,3 Tabel 44
87 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa 74,7 %
Kelas 1 SD/MI Tabel 45
88 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa 79,8 %
Kelas 7 SMP/MTs
Tabel 45
89 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa 56,1 %
Kelas 10 SMA/MA
Tabel 45
90 Pelayanan kesehatan pada usia 84,8 %
pendidikan dasar Tabel 45
VI
PENGENDALIAN PENYAKIT
VI.1 Pengendalian Penyakit Menular
Langsung
129
93 Persentase orang terduga TBC
mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar #DIV/0! % Tabel 51
94 per 100.000
CNR seluruh kasus TBC 168 penduduk Tabel 51
95
Case detection rate TBC #DIV/0! % Tabel 51
96
Cakupan penemuan kasus TBC anak #DIV/0! % Tabel 51
97
Angka kesembuhan BTA+ 70,0 67,9 69,2 % Tabel 52
98 Angka pengobatan lengkap semua kasus
TBC 57,8 63,0 60,0 % Tabel 52
99
Angka keberhasilan pengobatan
(Success Rate) semua kasus TBC 93,2 93,9 93,5 % Tabel 52
100 Jumlah kematian selama pengobatan per 100.000
tuberkulosis 1,9 penduduk Tabel 52
101 Penemuan penderita pneumonia pada
balita 49,4 % Tabel 53
102
Puskesmas yang melakukan tatalaksana
standar pneumonia min 60% 0,9 % Tabel 53
103
Jumlah Kasus HIV 704 149 832 Kasus Tabel 54
104
Jumlah Kasus Baru AIDS 320 128 448 Kasus Tabel 55
105
Jumlah Kematian akibat AIDS 43 11 54 Jiwa Tabel 55
106 Persentase Diare ditemukan dan
ditangani pada balita 18,4 % Tabel 56
107 Persentase Diare ditemukan dan
ditangani pada semua umur 68,4 % Tabel 56
108
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 376 192 568 Kasus Tabel 57
109 Angka penemuan kasus baru kusta per 100.000
(NCDR) 6 3 5 penduduk Tabel 57
110 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14
Tahun 11,2 % Tabel 58
111 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita
Kusta 86,1 % Tabel 58
112 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita
Kusta 8,1 % Tabel 58
113 per 100.000
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 3,7 penduduk Tabel 58
114 per 10.000
Angka Prevalensi Kusta 0,6 penduduk Tabel 59
115 Penderita Kusta PB Selesai Berobat
(RFT PB) 92,3 85,7 88,9 % Tabel 60
116 Penderita Kusta MB Selesai Berobat
(RFT MB) 84,3 86,8 85,2 % Tabel 60
117
Kasus Konfirmasi Covid-19 8.785 9.265 18.050 Tabel 60b
118
Angka Kesembuhan Covid-19 (RR) 88,4 % Tabel 60a
119
Angka Kematian Covid-19 (CFR) 2,9 % Tabel 60a
120 per 1 juta
Jumlah Orang diperiksa/1 juta penduduk 994,2 penduduk Tabel 60c
121
Positivity Rate 144,6 % Tabel 60c
VI.2
Pengendalian Penyakit yang Dapat
Dicegah dengan Imunisasi
122 per 100.000
penduduk <15
AFP Rate (non polio) < 15 tahun 0,4 tahun Tabel 61
123
Jumlah kasus difteri 14 4 18 Kasus Tabel 62
124
Case fatality rate difteri 0,0 % Tabel 62
125
Jumlah kasus pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 62
126
Jumlah kasus tetanus neonatorum 5 0 5 Kasus Tabel 62
130
127
Case fatality rate tetanus neonatorum 0,0 % Tabel 62
128
Jumlah kasus hepatitis B 3 107 110 Kasus Tabel 62
129
Jumlah kasus suspek campak 23 27 50 Kasus Tabel 62
130 per 100.000
Insiden rate suspek campak 0,2 0,2 0,4 penduduk Tabel 62
131
KLB ditangani < 24 jam 100,0 % Tabel 63
VI.4
Pengendalian Penyakit Tidak Menular
138 Penderita Hipertensi Mendapat
Pelayanan Kesehatan 55,9 71,7 64,4 % Tabel 68
139
Penyandang DM mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar 94,5 % Tabel 69
140 % perempuan
Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan usia 30-50
Kanker Payudara 11,6 tahun Tabel 70
141 Persentase IVA positif pada perempuan
usia 30-50 tahun 0,3 % Tabel 70
142 % tumor/benjolan payudara pada
perempuan 30-50 tahun 2,6 % Tabel 70
143 Pelayanan Kesehatan Orang dengan
Gangguan Jiwa Berat 74,6 % Tabel 71
VII
KESEHATAN LINGKUNGAN
144 Sarana air minum dengan risiko rendah 78,8
dan sedang % Tabel 72
145 99,3
Sarana air minum memenuhi syarat % Tabel 72
146 53,7
KK dengan akses terhadap sanitasi yang
layak (jamban sehat) % Tabel 73
147 14,3
Desa STBM % Tabel 74
148 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 46,4
kesehatan % Tabel 75
149 Tempat pengelolaan makanan 43,5
memenuhi syarat kesehatan % Tabel 76
131
TABEL 1
TOTAL
9.662,92 1240 312 155 11.904.562 2.653.232 4,5 1232,0
132
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK
KELOMPOK UMUR
NO
(TAHUN) LAKI- RASIO JENIS
LAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI+PEREMPUAN KELAMIN
1 2 3 4 5 6
133
TABEL 3
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL
LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
134
TABEL 4
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES KEMENKUMHAM PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH BERSALIN
-
2 KLINIK PRATAMA 4 2 7
1.425 1.438
3 KLINIK UTAMA
105 105
4 BALAI PENGOBATAN
46 46
5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
1 1
135
PRAKTIK DOKTER UMUM
6
PERORANGAN 199 199
PRAKTIK DOKTER GIGI
7
PERORANGAN 41 41
PRAKTIK DOKTER SPESIALIS
8
PERORANGAN 14 14
PRAKTIK PENGOBATAN
9
TRADISIONAL 4.934 4.934
10 BANK DARAH RUMAH SAKIT 1 7
8
11 UNIT TRANSFUSI DARAH 7
7
12 LABORATORIUM KESEHATAN 1 8
21 30
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI 21
21
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 14
14
USAHA MIKRO OBAT
3 40
TRADISIONAL 40
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 226
226
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 117
117
6 APOTEK 25 1609
1.634
7 APOTEK PRB
-
8 TOKO OBAT 448
448
9 TOKO ALKES 18
18
136
TABEL 5
JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN BARU RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA BANTEN
TAHUN 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
JUMLAH
3.114.227 4.166.803 7.546.985 206.173 315.763 535.671 20.002 15.163 39.984
KUNJUNGAN
JUMLAH
PENDUDUK 6.070.271 5.834.291 11.904.562 6.070.271 5.834.291 11.904.562
KAB/KOTA
CAKUPAN
51,3 71,4 63,4 3,4 5,4 4,5
KUNJUNGAN (%)
Fasilitas Pelayanan
A
Kesehatan Tingkat Pertama
1 Puskesmas
1. Kabupaten Serang 186.743 250.527 437.270 3.888 4.538 8.426 786 887 1.673
2. Kota Tangerang 360.366 527.206 887.572 1.653 3.477 5.130 6.533 4.331 10.864
5. Kota Cilegon 168.261 187.923 356.184 470 470 2.377 2.070 4.447
6. Kabupaten Pandeglang
7. Kabupaten Lebak
8. Kota Serang
dst 0 0 0
2 Klinik Pratama
137
1. Kota Tangerang Selatan 200.751 261.783 498.231 25 186 211 0
2 0 0 0
3 0 0 0
dst 0 0 0
SUB JUMLAH I 1.199.216 1.557.189 2.792.102 7.009 12.325 19.334 9.740 7.324 17.064
Fasilitas Pelayanan
B
Kesehatan Tingkat Lanjut
1 Klinik Utama
1. Kota Tangerang Selatan 14.472 16.742 34.839 111 404 515 0
2 0 0 0
3 0 0 0
dst 0 0 0
2 RS Umum
1. Kabupaten Serang 124.070 158.065 282.135 15.940 24.101 40.041 3.399 2.450 5.849
2. Kota Tangerang 835.772 1.088.211 1.923.983 69.974 94.799 164.773 3.335 2.364 5.699
4. Kabupaten Tangerang 319.797 451.051 770.848 37.359 53.975 91.334 2.751 2.365 5.116
138
5. Kota Cilegon 40.729 71.891 296.462 5.307 9.656 26.258 331 317 5.467
6. Kabupaten Pandeglang 0
7. Kabupaten Lebak 0
8. Kota Serang
dst 0 0 0
3 RS Khusus
1. Kabupaten Serang 8.830 22.275 31.105 558 1.496 2.054 0
3. Kota Tangerang Selatan 30.770 110.896 141.666 24.863 48.480 73.343 446 343 789
6. Kabupaten Pandeglang
7. Kabupaten Lebak
8. Kota Serang
dst 0 0 0
Praktik Mandiri Dokter
4
Spesialis
1 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
dst 0 0 0
SUB JUMLAH II 1.915.011 2.609.614 4.754.883 199.164 303.438 516.337 10.262 7.839 22.920
139
TABEL 6
PERSENTASE RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
140
TABEL 7
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kabupaten Serang
857
17.179 27.153 44.332 1.183 1.033 2.216 266 241 507 68,9 38,0 50,0 15,5 8,9 11,4
#DIV/0 #DIV/0 #DIV/0 #DIV/0 #DIV/0
2 Kabupaten Lebak
668
0 0 0
! ! ! ! !
#DIV/0!
Kabupaten #DIV/0 #DIV/0 #DIV/0 #DIV/0 #DIV/0
3 Pandeglang
0 0 0
! ! ! ! !
#DIV/0!
Kabupaten
4 Tangerang 1.957
50.181 69.347 155.593 1.705 1.653 4.694 892 735 2.426 34,0 23,8 30,2 17,8 10,6 15,6
5 Kota Tangerang
3.287
86.575 114.804 201.379 2.860 2.386 5.246 1.292 1.182 2.474 33,0 20,8 26,1 14,9 10,3 12,3
6 Kota Cilegon
781
6.179 9.504 27.201 504 465 969 383 318 701 81,6 48,9 35,6 62,0 33,5 25,8
7 Kota Serang
821
6.468 9.768 16.236 347 295 967 241 197 581 53,6 30,2 59,6 37,3 20,2 35,8
Kota Tangerang
8 Selatan 2.134
37.444 60.136 104.730 1.312 1.267 2.625 554 499 1.081 35,0 21,1 25,1 14,8 8,3 10,3
KABUPATEN/KOTA 10.505
204.026 290.712 549.471 7.911 7.099 16.717 3.628 3.172 7.770 38,8 24,4 30,4 17,8 10,9 14,1
141
TABEL 8
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
142
TABEL 9
1 2 3 4
1 Kabupaten Serang 31 31
2 Kabupaten Lebak 42 42
3 Kabupaten Pandeglang 36 24
4 Kabupaten Tangerang 44 44
5 Kota Tangerang 38 38
6 Kota Cilegon 9 9
7 Kota Serang 16 12
8 Kota Tangerang Selatan 29 28
JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL 228
Keterangan: *) beri tanda "V" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial ≥80%
*) beri tanda "X" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial <80%
*) jika puskesmas tersebut tidak melapor, mohon dikosongkan atau tidak memberi tanda "V" maupun "X"
143
TABEL 10
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
STRATA POSYANDU
POSYANDU AKTIF* JUMLAH
N
KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI POSBINDU
O
JUMLAH PTM**
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Kabupaten Serang 31 0 0,0 558 37,5 872 58,6 58 3,9 1.488 930 62,5 354
2 Kabupaten Lebak 42 0 0,0 818 40,1 1.152 56,5 70 3,4 2.040 1.222 59,9 118
3 Kabupaten Pandeglang 36 495 26,8 931 50,4 347 18,8 74 4,0 1.847 421 22,8 307
4 Kabupaten Tangerang 44 261 11,0 939 39,5 954 40,1 226 9,5 2.380 1.180 49,6 516
5 Kota Tangerang 38 9 0,8 113 10,4 887 81,5 80 7,3 1.089 967 88,8 378
6 Kota Cilegon 9 5 1,3 81 21,8 226 60,8 60 16,1 372 286 76,9 91
7 Kota Serang 16 166 25,2 307 46,6 132 20,0 54 8,2 659 186 28,2 57
8 Kota Tangerang Selatan 29 23 2,7 404 47,3 351 41,1 76 8,9 854 427 50,0 65
JUMLAH (KAB/KOTA) 959 8,9 4.151 38,7 4921 45,9 698 6,5 10.729 5.619 52,4 1.886
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten / Kota dan Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Provinsi
Banten
*Posyandu aktif: posyandu purnama + mandiri
144
TABEL 11
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas ………
Kabupaten Serang 0 0 0 15 61 76 15 61 76 5 25 30 0 0 0 5 25 30
KABUPATEN PANDEGLANG 0 24 45 69 24 45 69 3 11 14 0 3 11 14
Kota Cilegon 0 0 0 5 24 29 5 24 29 3 23 26 0 0 0 3 23 26
Kota Serang 0 0 0 9 15 24 9 15 24 3 10 13 0 0 0 3 10 13
1 RS ………… 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KABUPATEN PANDEGLANG 25 8 33 28 26 54 53 34 87 2 7 9 0 2 7 9
Kabupaten Tangerang 492 354 846 337 607 944 829 961 1.790 11 43 54 11 33 44 22 76 98
Kota Tangerang 594 488 1.082 213 248 461 807 736 1.543 20 73 93 19 58 77 39 131 170
Kota Tangerang Selatan 465 462 927 148 247 395 613 709 1.322 9 67 76 26 67 93 35 134 169
145
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
Kabupaten Serang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kabupaten Lebak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kabupaten Pandeglang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kabupaten Tangerang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kota Tangerang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kota Serang 1 0 1 0 3 3 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kabupaten Serang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kabupaten Lebak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kabupaten Pandeglang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kabupaten Tangerang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kota Tangerang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kota Cilegon 0 0 0 3 1 4 3 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kota Serang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH
1.930 1.582 3.512 1.221 2.215 3.436 3.151 3.797 6.948 125 626 751 60 172 232 185 798 983
(KAB/KOTA)b
b
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
29,5 28,9 58,4 6,3 1,9 8,3
Sumber: Seksi SDMK Dinas Kesehatan Provinsi Banten dan Profil Kesehatan Kabupaten / Kota
b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
146
TABEL 12
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
a
PERAWAT
NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6
1 Puskesmas ……… 0
1 RS ………… 0
147
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
Kabupaten Lebak 0
Kabupaten Pandeglang 0
Kabupaten Tangerang 0
Kota Tangerang 0
Kota Serang 1 1 2 23
Kota Cilegon 4 2 6 5
JUMLAH (KAB/KOTA)b
4.069 10.431 14.500 6.801
b
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
121,8 57,1
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten / Kota dan Seksi SDMK Dinkes Provinsi Banten
Keterangan : a) Jumlah termasuk S3; b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
148
TABEL 13
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
KESEHATAN LINGKUNGAN GIZI
KESEHATAN MASYARAKAT
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas ……… 0 0 0
Kabupaten Serang 24 31 55 12 22 34 2 27 29
Kabupaten Lebak 26 27 53 9 16 25 3 27 30
Kabupaten Pandeglang 21 39 60 6 15 21 5 21 26
Kabupaten Tangerang 12 47 59 10 32 42 6 50 56
Kota Tangerang 0 0 0 2 32 34 1 63 64
Kota Cilegon 0 17 17 0 11 11 0 14 14
Kota Serang 2 19 21 2 10 12 4 7 11
1 RS ………… 0 0 0
Kabupaten Serang 1 5 6 2 7 9 0 12 12
Kabupaten Lebak 1 0 1 2 3 5 3 6 9
Kabupaten Pandeglang 1 2 3 0 1 1 5 8 13
Kabupaten Tangerang 5 12 17 8 11 19 3 55 58
Kota Cilegon 1 0 1 3 4 7 0 11 11
Kota Serang 25 40 65 5 10 15 2 28 30
149
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
Kabupaten Serang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kabupaten Lebak 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kabupaten Pandeglang 0 0 0 0 0 0 0 0
Kabupaten Tangerang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kota Tangerang 0 0 0 0 0 0 0 0
Kota Cilegon 0 0 0 1 3 4 0 3 3
Kota Serang 0 0 0 0 0 0 0 0
Kota Serang 4 15 19 0 0 0 0 0 0
Kota Serang 1 1 2 0 0 0 0 0 0
JUMLAH
147 361 508 96 243 339 61 565 626
(KAB/KOTA)a
RASIO
TERHADAP
4,3 2,8 5,3
100.000
PENDUDUKa
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten / Kota dan Seksi SDMK Dinkes Provinsi Banten
Keterangan : a) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
150
TABEL 14
JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA, KETERAPIAN FISIK, DAN KETEKNISAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 RS ………… 0 0 0 0
151
Kota Tangerang 57 244 301 38 72 110 27 83 110 74 137 211
Kota Cilegon 3 58 61 21 6 27 7 14 21 5 21 26
Kota Serang 15 40 55 11 16 27 5 19 24 31 46 77
Kota Tangerang Selatan 45 125 170 81 62 143 29 57 86 32 74 106
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
Kabupaten Serang 0 0 0 0
Kabupaten Lebak 0 0 0 0
Kabupaten Pandeglang 0 0 0 0
Kabupaten Tangerang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kota Tangerang 0 0 0 0
Kota Cilegon 1 21 22 3 12 15 1 10 11 5 21 26
Kota Serang 10 21 31 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kota Tangerang Selatan 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
Kota Cilegon 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kota Tangerang Selatan 9 12 21 2 2 4 0 1 1 9 12 21
Kota Cilegon 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA)a
219 851 1.070 288 311 599 119 305 424 262 572 834
a
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
9,0 5,0 3,6 7,0
152
TABEL 15
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
TENAGA KEFARMASIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas ……… 0 0 0 0 0
Kabupaten Serang 3 7 10 8 22 30 11 29 40
Kabupaten Lebak 4 6 10 19 34 53 23 40 63
Kabupaten Pandeglang 5 9 14 16 35 51 21 44 65
Kabupaten Tangerang 3 17 20 10 57 67 13 74 87
Kota Cilegon 0 6 6 3 15 18 3 21 24
Kota Serang 0 6 6 0 7 7 0 13 13
0 0 0 0 0
1 RS ………… 0 0 0 0 0
Kabupaten Serang 17 50 67 5 27 32 22 77 99
Kabupaten Lebak 6 7 13 26 58 84 32 65 97
Kabupaten Pandeglang 2 2 4 14 23 37 16 25 41
153
Kabupaten Tangerang 63 228 291 33 156 189 96 384 480
Kota Cilegon 0 0 0 1 1 2 1 1 2
Kota Serang 0 0 0 2 2 4 2 2 4
Kota Serang 3 18 21 6 16 22 9 34 43
b
JUMLAH (KAB/KOTA)
287 1.406 1.693 263 991 1.254 550 2.397 2.947
b
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
14,2 10,5 24,8
b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
154
TABEL 16
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
TOTAL
TENAGA DUKUNGAN
NO UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL TENAGA PENDIDIK
MANAJEMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Puskesmas ……… 0 0 0 0 0 0
Kota Cilegon 2 5 7 0 0 0 0 13 13 2 18 20
Kota Serang 5 27 32 0 0 0 6 10 16 11 37 48
1 RS ………… 0 0 0 0 0 0
Kabupaten Serang 28 34 62 1 6 7 2 22 24 31 62 93
155
Kota Tangerang 176 281 457 20 11 31 765 1.152 1.917 961 1.444 2.405
Kota Cilegon 69 100 169 0 5 5 283 416 699 352 521 873
Kota Tangerang Selatan 48 75 123 0 0 0 1.084 1.022 2.106 1.132 1.097 2.229
Keterangan : a) Tenaga penunjang/pendukung kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
156
157
TABEL 17
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 2 3 4
NON PBI
JUMLAH (KAB/KOTA)
9.251.970 77,7
158
TABEL 18
PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN MENURUT KABUPATEN / KOTA
DESA
1 2 3 4 5 6
1 Kabupaten Serang 31
326 318 97,5
2 Kabupaten Lebak 42
345 345 100,0
3 Kabupaten Pandeglang 36 #DIV/0!
4 Kabupaten Tangerang 44
275 275 100,0
5 Kota Tangerang 38 104 104 100,0
6 Kota Cilegon 9
43 43 100,0
7 Kota Serang 16
#DIV/0!
8 Kota Tangerang Selatan 29 5 5 100,0
159
TABEL 19 A
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
ALOKASI ANGGARAN
KESEHATAN
NO SUMBER BIAYA
Rupiah %
1 2 3 4
160
TABEL 19 B
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
NO SUMBER BIAYA
Rupiah %
1 2 3 4
1. Reguler Rp7.747.047.000,00
2. Penugasan Rp4.932.941.000,00
3. Afirmasi
1. BOK Rp19.707.645.000,00
2. Akreditasi Rp1.593.768.000,00
3. Jampersal Rp3.127.203.000,00
a. Belanja Langsung
a. Dana Dekonsentrasi
161
b. Belanja Tidak Langsung Rp84.257.988.887,00
1. Reguler Rp6.137.349.000,00
2. Penugasan Rp5.231.562.571,00
3. Afirmasi Rp10.704.273.830,00
1. BOK Rp39.154.102.000,00
2. Akreditasi Rp2.596.270.000,00
3. Jampersal Rp4.416.621.000,00
a. Belanja Langsung
a. Dana Dekonsentrasi
a. Belanja Langsung
1. Reguler
2. Penugasan
3. Afirmasi
1. BOK
2. Akreditasi
3. Jampersal
a. Belanja Langsung
162
a. Dana Dekonsentrasi
1. Reguler Rp8.100.240.550,00
2. Penugasan Rp961.780.129,00
3. Afirmasi
4. Jampersal Rp6.056.714.000,00
a. Belanja Langsung
a. Dana Dekonsentrasi
163
b. Belanja Tidak Langsung Rp159.429.595.148,00
1. Reguler Rp2.090.722.000,00
2. Penugasan Rp4.350.829.000,00
3. Afirmasi
1. BOK Rp44.906.066.348,00
2. Akreditasi Rp988.900.000,00
3. Jampersal
a. Belanja Langsung
a. Dana Dekonsentrasi
1. Reguler Rp6.293.866.878,00
2. Penugasan Rp6.957.588.922,00
3. Afirmasi
1. BOK Rp5.796.605.000,00
2. Akreditasi Rp475.066.000,00
3. Jampersal Rp552.803.000,00
a. Belanja Langsung
164
6.3 APBN : Rp8.988.815.385,00 0,33
a. Dana Dekonsentrasi
1. Reguler Rp4.424.065.000,00
2. Penugasan Rp2.015.187.976,00
3. Afirmasi Rp0,00
1. BOK Rp8.917.055.000,00
2. Akreditasi Rp826.160.000,00
3. Jampersal Rp1.528.410.000,00
a. Belanja Langsung
a. Dana Dekonsentrasi
165
1. Reguler Rp13.435.199.550,00
2. Penugasan Rp0,00
3. Afirmasi Rp0,00
1. BOK Rp15.340.648.000,00
2. Akreditasi Rp1.710.366.000,00
3. Jampersal Rp997.559.000,00
a. Belanja Langsung
a. Dana Dekonsentrasi
166
TABEL 20
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
JUMLAH KELAHIRAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
JUMLAH (KAB/KOTA)
113.310 208 113.518 110.866 155 111.021 224.176 363 224.539
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 1,8 1,4 1,6
167
TABEL 21
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KABUPATEN / KOTA, DAN PUSKESMAS
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
KEMATIAN IBU
JUMLAH JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
KABUPATEN / PUSKES
NO LAHIR
KOTA MAS
HIDUP
20- 20- 20-
< 20 ≥35 < 20 20-34 ≥35 < 20 ≥35 < 20 ≥35
34 JUMLAH JUMLAH 34 JUMLAH 34 JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kabupaten
1 31 31.696 0 11 2 13 0 9 4 13 3 26 9 38 3 46 15 64
Serang
Kabupaten
2 42 26.102 1 9 4 14 0 12 4 16 2 8 3 13 3 29 11 43
Lebak
Kabupaten
3 36 4.073 1 2 3 6 2 13 6 21 3 7 10 20 6 22 19 47
Pandeglang
Kabupaten
4 44 71.324 0 23 13 36 0 10 8 18 1 16 7 24 1 49 28 78
Tangerang
Kota Tangerang
8 29 31.173 0 3 2 5 0 1 0 1 3 3 1 7 3 7 3 13
Selatan
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
168
TABEL 22
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
GANGGUAN
NO KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS
HIPERTENSI DALAM SISTEM GANGGUAN
PERDARAHAN INFEKSI LAIN-LAIN
KEHAMILAN PEREDARAN METABOLIK**
DARAH *
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kabupaten Serang 31 21 23 1 9 0 10
2 Kabupaten Lebak 42 15 11 2 4 0 11
3 Kabupaten Pandeglang 36 13 14 1 7 0 7
4 Kabupaten Tangerang 44 22 11 1 1 1 42
5 Kota Tangerang 38 1 3 0 0 0 1
6 Kota Cilegon 9 2 3 0 3 0 13
7 Kota Serang 16 8 0 0 1 0 8
JUMLAH (KAB/KOTA) 83 68 6 26 2 95
169
TABEL 23
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Kabupaten Serang 31 29.605 32.405 109,46 28.788 97,24 28.250 30.783 108,97 29.675 105,04 31.843 112,72 31.666 112,09 31.666 112,09 31.683 112,15
2 Kabupaten Lebak 42 26.219 27.799 106,03 24.702 94,21 25.027 23.231 92,82 21.720 86,79 26.052 104,10 25.791 103,05 25.177 100,60 25.278 101,00
3 Kabupaten Pandeglang 36 25.556 26.148 102,32 21.376 83,64 24.395 41.457 169,94 21.118 86,57 22.831 93,59 22.694 93,03 22.170 90,88 21.691 88,92
4 Kabupaten Tangerang 44 74.421 76.373 102,62 73.710 99,04 71.037 72.113 101,51 71.886 101,20 72.109 101,51 71.906 101,22 70.324 99,00 72.109 101,51
5 Kota Tangerang 38 40.533 40.538 100,01 40.533 100,00 38.691 38.691 100,00 38.691 100,00 38.691 100,00 38.686 99,99 38.686 99,99 38.691 100,00
6 Kota Cilegon 9 8.518 8.186 96,10 7.629 89,56 8.131 8.245 101,40 8.240 101,34 8.172 100,50 7.772 95,58 8.073 99,29 8.731 107,38
7 Kota Serang 16 15.067 12.203 80,99 11.645 77,29 14.382 12.897 89,67 12.309 85,59 13.193 91,73 12.955 90,08 12.363 85,96 12.674 88,12
8 Kota Tangerang Selatan 29 32.663 32.589 99,77 32.501 99,50 31.179 31.179 100,00 31.179 100,00 31.169 99,97 30.750 98,62 30.094 96,52 25.743 82,57
JUMLAH (KAB/KOTA) 252.582 256.241 101,45 240.884 95,37 241.092 258.596 107,26 234.818 97,40 244.060 101,23 242.220 100,47 238.553 98,95 236.600 98,14
Keterangan: *cakupan K4 sama dengan indikator SPM "persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan ibu hamil"
** persalinan di fasyankes sama dengan indikator SPM "persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan"
170
TABEL 24
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Kabupaten Serang 31 29.605 13.266 44,8 12.429 42,0 8.767 29,6 3.712 12,5 1.654 5,6 26.562 89,7
4 Kabupaten Tangerang 44 74.421 64.127 86,2 58.328 78,4 11.337 15,2 7.679 10,3 5.750 7,7 83.094 111,7
5 Kota Tangerang 38 40.533 8.422 20,8 6.888 17,0 6.130 15,1 5.877 14,5 6.651 16,4 25.546 63,0
6 Kota Cilegon 9 8.518 165 1,9 917 10,8 1.979 23,2 2.120 24,9 1.496 17,6 6.512 76,4
7 Kota Serang 16 15.067 844 5,6 884 5,9 928 6,2 601 4,0 444 2,9 2.857 19,0
8 Kota Tangerang Selatan 29 32.663 2.548 7,8 3.108 9,5 4.255 13,0 5.264 16,1 6.034 18,5 18.661 57,1
JUMLAH (KAB/KOTA)
252.582 89.372 35,4 82.554 32,7 33.396 13,2 25.253 10,0 22.029 8,7 163.232 64,6
171
TABEL 25
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR YANG TIDAK HAMIL MENURUT KABUPATEN / KOTA DAN PUSKESMAS
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Kabupaten Serang 31 260.255 1.721 0,66 200 0,08 186 0,07 84 0,03 30 0,01
4 Kabupaten Tangerang 44 1.088.173 4.091 0,38 3.059 0,28 2.213 0,20 1.917 0,18 1.141 0,10
5 Kota Tangerang 38 423.581 3.643 0,86 3.933 0,93 6.042 1,43 5.977 1,41 7.063 1,67
8 Kota Tangerang Selatan 29 500.043 1.797 0,36 2.017 0,40 2.413 0,48 2.932 0,59 3.460 0,69
JUMLAH (KAB/KOTA)
2.496.990 11.257 0,45 9.226 0,37 11.102 0,44 10.919 0,44 11.717 0,47
172
TABEL 26
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR (HAMIL DAN TIDAK HAMIL) MENURUT KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Kabupaten Serang 31 296.143 14.987 5,06 12.629 4,26 8.953 3,02 3.796 1,28 1.684 0,57
2 Kabupaten Lebak 42 183.282 8.541 4,66 8.222 4,49 3.425 1,87 2.463 1,34 2.042 1,11
3 Kabupaten Pandeglang 36 207.491 8.574 4,13 8.004 3,86 3.033 1,46 2.213 1,07 1.856 0,89
4 Kabupaten Tangerang 44 1.088.173 68.218 6,27 61.387 5,64 13.550 1,25 9.596 0,88 6.891 0,63
5 Kota Tangerang 38 464.022 12.065 2,60 10.821 2,33 12.172 2,62 11.854 2,55 13.714 2,96
6 Kota Cilegon 9 90.192 470 0,52 675 0,75 1.035 1,15 1.117 1,24 1.212 1,34
7 Kota Serang 16 153.354 844 0,55 884 0,58 928 0,61 601 0,39 444 0,29
8 Kota Tangerang Selatan 29 500.043 2.020 0,40 2.349 0,47 2.757 0,55 3.550 0,71 4.190 0,84
JUMLAH (KAB/KOTA)
2.982.700 115.719 3,88 104.971 3,52 45.853 1,54 35.190 1,18 32.033 1,07
173
TABEL 27
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) MENURUT KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
174
TABEL 28
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
PESERTA KB AKTIF
KABUPATEN / JUMLAH
NO PUSKESMAS
KOTA PUS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kabupaten
1 31 256.427 22.336 8,8 66.080 25,9 60.984 23,9 35.753 14,0 1.329 0,5 3.549 1,4 65.174 25,5 255.205 99,5
Serang
Kabupaten
2 42 242.464 2.784 1,4 36.102 17,6 118.484 57,9 9.324 4,6 34.260 16,7 2.175 1,1 1.520 0,7 204.649 84,4
Lebak
Kabupaten
3 36 291.755 5.813 2,0 119.307 40,9 43.608 14,9 16.483 5,6 2.126 0,7 2.153 0,7 32.431 11,1 221.921 76,1
Pandeglang
Kabupaten
4 44 729.072 19.741 4,0 285.237 58,4 107.475 22,0 30.149 6,2 3.320 0,7 6.256 1,3 36.189 7,4 488.367 67,0
Tangerang
Kota
5 38 310.353 10.962 4,4 140.886 56,8 54.507 22,0 24.295 9,8 440 0,2 3.318 1,3 13.618 5,5 248.026 79,9
Tangerang
6 Kota Cilegon 9 76.072 2.422 2,2 37.114 33,5 9.168 8,3 55.716 50,3 150 0,1 1.371 1,2 4.771 4,3 110.712 145,5
7 Kota Serang 16 110.871 1.428 2,6 29.237 54,0 13.172 24,3 5.269 9,7 200 0,4 1.218 2,3 3.593 6,6 54.117 48,8
Kota
8 Tangerang 29 238.318 15.776 8,5 94.118 50,6 49.988 26,9 12.323 6,6 1.434 0,8 3.542 1,9 8.856 4,8 186.037 78,1
Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.255.332 81.262 4,6 808.081 45,7 457.386 25,9 189.312 10,7 43.259 2,4 23.582 1,3 166.152 9,4 1.769.034 78,4
Keterangan: AKDR: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim, MOP : Metode Operasi Pria, MOW : Metode Operasi Wanita, PUS : Pasangan Usia Subur
175
TABEL 29
CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kabupaten
1 31 28.250 750 2,3 21.506 66,6 4.125 12,8 1.500 4,6 108 0,3 160 0,5 4.141 12,8 32.290 114,3
Serang
Kabupaten
2 42 25.027 335 0,8 2.328 5,8 31.721 79,0 455 1,1 5.200 12,9 134 0,3 4 0,0 40.177 160,5
Lebak
Kabupaten
3 36 24.395 5 0,0 4.431 18,2 942 3,9 56 0,2 0 0,0 38 0,2 361 1,5 5.833 23,9
Pandeglang
Kabupaten
4 44 71.037 2.527 3,8 48.887 72,9 12.682 18,9 1.293 1,9 1 0,0 47 0,1 1.609 2,4 67.046 94,4
Tangerang
5 Kota Tangerang 38 38.691 531 1,7 21.842 68,5 8.493 26,6 758 2,4 0 0,0 34 0,1 211 0,7 31.869 82,4
6 Kota Cilegon 9 8.131 656 11,8 3.680 66,1 642 11,5 283 5,1 0 0,0 1 0,0 309 5,5 5.571 68,5
7 Kota Serang 16 14.036 130 0,9 2.027 14,4 508 3,6 155 1,1 0 0,0 57 0,4 163 1,2 3.040 21,7
Kota Tangerang
8 29 31.179 1.006 11,3 5.014 56,5 1.906 21,5 480 5,4 32 0,4 58 0,7 382 4,3 8.878 28,5
Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA)
240.746 5.940 3,1 109.715 56,3 61.019 31,3 4.980 2,6 5.341 2,7 529 0,3 7.180 3,7 194.704 80,9
176
TABEL 30
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Kabupaten Serang 31 29.605 5.921 9.858 166,5 16.486 15.210 31.696 2.473 2.282 4.754 2.306 93,3 1.879 82,4 4.185 88,0
2 Kabupaten Lebak 42 26.219 5.244 4.213 80,3 13.498 12.604 26.102 2.025 1.891 3.915 0,0 0,0 750 19,2
Kabupaten
3 36 25.556 5.111 0,0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
Pandeglang
Kabupaten
4 44 74.421 14.884 12.004 80,6 35.907 35.417 71.324 5.386 5.313 10.699 4.215 78,3 3.928 73,9 8.143 76,1
Tangerang
5 Kota Tangerang 38 40.533 8.107 8.102 99,9 19.226 19.465 38.691 2.884 2.920 5.804 2.884 100,0 2.920 100,0 5.804 100,0
6 Kota Cilegon 9 8.518 1.704 1.830 107,4 3.949 3.795 7.744 592 569 1.162 407 68,7 371 65,2 778 67,0
7 Kota Serang 16 15.067 3.013 2.164 71,8 6.991 6.705 13.696 1.049 1.006 2.054 398 38,0 334 33,2 732 35,6
Kota Tangerang
8 29 32.663 6.533 5.392 82,5 15.264 15.909 31.173 2.290 2.386 4.676 1.714 74,9 1.756 73,6 3.470 74,2
Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA)
252.582 50.516 43.563 86,2 111.321 109.105 220.426 16.698 16.366 33.064 11.924 71,4 11.188 68,4 23.862 72,2
177
TABEL 31
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
JUMLAH KEMATIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
6 Kota Cilegon 9 13 16 1 17 5 7 0 7 18 23 1 24
7 Kota Serang 16 0 0 25 0 4 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 304 290 52 342 208 193 44 237 937 505 114 615
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 2,7 2,6 0,5 3,0 1,9 1,7 0,4 2,1 4,2 2,3 0,5 2,7
Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
178
TABEL 32
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN ANAK BALITA MENURUT PENYEBAB UTAMA DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 HARI) PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI-11 BULAN) PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
KABUPATEN
NO PUSKESMAS KELAINAN
/ KOTA TETANUS KELAINAN LAIN- LAIN-
KELAINAN LAIN- PNEUMONIA DIARE MALARIA TETANUS SALURAN PNEUMONIA DIARE MALARIA CAMPAK DEMAM DIFTERI
BBLR ASFIKSIA NEONATORUM SEPSIS SARAF LAIN LAIN
BAWAAN LAIN CERNA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Kabupaten
1 31 75 102 1 1 15 16 5 10 0 0 2 0 33 0 2 0 0 5 1 3
Serang
Kabupaten
2 42 119 44 1 10 31 45 18 14 1 0 0 8 55 2 3 0 0 13 3 34
Lebak
Kabupaten
3 36
Pandeglang
Kabupaten
4 44 76 88 1 24 27 11 1 5 0 0 0 0 17 0 2 0 0 2 0 5
Tangerang
Kota
5 38 14 19 0 0 5 3 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0
Tangerang
6 Kota Cilegon 9 44 14 0 3 7 8 4 2 0 0 0 0 14 4 1 0 0 0 0 1
7 Kota Serang 16 14 5 0 1 3 3 2 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
Kota
8 Tangerang 29 3 10 0 2 2 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3
Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA)
345 282 3 41 90 86 30 31 1 0 2 11 123 7 8 0 0 20 4 46
179
TABEL 33
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kabupaten Serang 31 16.486 15.210 31.696 2.054 12,5 15.210 100,0 17.264 54,5 452 22,0 374 2,5 826 4,8
2 Kabupaten Lebak 42 13.498 12.604 26.102 11.988 88,8 10.974 87,1 22.962 88,0 0,0 0,0 496 2,2
Kabupaten
3 36 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0
Pandeglang
Kabupaten
4 44 35.907 35.417 71.324 35.907 100,0 35.417 100,0 71.324 100,0 637 1,8 576 1,6 1.213 1,7
Tangerang
5 Kota Tangerang 38 19.226 19.465 38.691 19.226 100,0 19.465 100,0 38.691 100,0 155 0,8 171 0,9 326 0,8
6 Kota Cilegon 9 3.949 3.795 7.744 3.974 100,6 3.853 101,5 7.827 101,1 170 4,3 167 4,3 337 4,3
7 Kota Serang 16 4.260 4.323 8.583 4.260 100,0 4.323 100,0 8.583 100,0 33 0,8 23 0,5 56 0,7
Kota Tangerang
8 29 15.264 15.909 31.173 15.264 100,0 15.909 100,0 31.173 100,0 0,0 0,0 160 0,5
Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA) 108.590 106.723 215.313 92.673 85,3 105.151 98,5 197.824 91,9 1.447 1,6 1.311 1,2 3.414 1,7
180
TABEL 34
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kabupaten Serang 31 16.486 15.210 31.696 16.623 100,8 15.781 103,8 32.404 102,2 16.404 99,5 15.062 99,0 31.466 99,3
2 Kabupaten Lebak 42 13.498 12.604 26.102 12.884 95,5 11.867 94,2 24.751 94,8 11.988 88,8 10.974 87,1 22.962 88,0
Kabupaten
3 36 0 0 23.233 26.552 114,3 #DIV/0! #DIV/0! 26.552 114,3
Pandeglang
Kabupaten
4 44 35.907 35.417 71.324 35.898 100,0 35.419 100,0 71.317 100,0 34.688 96,6 34.236 96,7 68.924 96,6
Tangerang
5 Kota Tangerang 38 19.226 19.465 38.691 19.226 100,0 19.465 100,0 38.691 100,0 19.226 100,0 19.465 100,0 38.691 100,0
6 Kota Cilegon 9 3.949 3.795 7.744 4.155 105,2 4.017 105,8 8.172 105,5 4.108 104,0 3.937 103,7 8.045 103,9
7 Kota Serang 16 6.991 6.705 13.696 6.703 95,9 6.593 98,3 12.855 93,9 6.122 87,6 5.974 89,1 11.738 85,7
Kota Tangerang
8 29 15.264 15.909 31.173 15.258 100,0 15.905 100,0 31.163 100,0 15.255 99,9 15.901 99,9 31.156 99,9
Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA) 111.321 109.105 243.659 110.747 99,5 109.047 99,9 245.905 100,9 107.791 96,8 105.549 96,7 239.534 98,3
Keterangan: *KN Lengkap sama dengan indikator SPM "Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir"
181
TABEL 35
BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD* DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI < 6 BULAN MENURUT KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
182
TABEL 36
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 Kabupaten Serang 31 13.691 13.346 27.037 16.737 122,2 15.767 118,1 32.504 120,2
2 Kabupaten Lebak 42 11.126 10.505 21.631 12.266 110,2 11.696 111,3 23.962 110,8
Kabupaten
3 36 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
Pandeglang
Kabupaten
4 44 35.907 35.417 71.324 34.873 97,1 34.399 97,1 69.272 97,1
Tangerang
5 Kota Tangerang 38 19.226 19.465 38.691 19.226 100,0 19.465 100,0 38.691 100,0
6 Kota Cilegon 9 3.952 3.794 7.746 3.437 87,0 3.912 103,1 7.349 94,9
7 Kota Serang 16 6.991 6.705 13.696 7.367 105,4 6.820 101,7 14.187 103,6
Kota Tangerang
8 29 14.966 14.780 29.746 14.906 99,6 14.720 99,6 29.626 99,6
Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA) 105.859 104.012 209.871 108.812 102,8 106.779 103 215.591 102,7
183
TABEL 37
1 2 3 4 5 6
1 Kabupaten Serang 31 326 285 87,4
2 Kabupaten Lebak 42 345 316 91,6
3 Kabupaten Pandeglang 36 #DIV/0!
4 Kabupaten Tangerang 44 274 261 95,3
5 Kota Tangerang 38 104 32 30,8
6 Kota Cilegon 9 43 37 86,0
7 Kota Serang 16 66 21 31,8
8 Kota Tangerang Selatan 29 11 11 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA)
1.169 963 82,4
184
TABEL 38
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B0 (0 -7 HARI) DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
BAYI DIIMUNISASI
HB0
JUMLAH LAHIR HIDUP BCG
KABUPATEN / PUSKES
NO < 24 Jam 1 - 7 Hari
KOTA MAS
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Kabupaten Serang 31 16.486 15.210 31.696 15.402 93,4 14.269 93,8 29.671 93,6 718 4,4 688 4,5 1.406 4,4 15.449 93,7 14.550 95,7 29.999 94,6
2 Kabupaten Lebak 42 13.498 12.604 26.102 519 3,8 500 4,0 1.019 3,9 6.991 51,8 6.587 52,3 13.578 52,0 6.848 50,7 6.473 51,4 13.321 51,0
Kabupaten
3 36 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
Pandeglang
Kabupaten
4 44 35.907 35.417 71.324 31.008 86,4 30.429 85,9 61.437 86,1 5.198 14,5 5.208 14,7 10.406 14,6 34.750 96,8 34.095 96,3 68.845 96,5
Tangerang
5 Kota Tangerang 38 19.226 19.465 38.691 16.879 87,8 16.536 85,0 33.415 86,4 0,0 0,0 0 0,0 16.943 88,1 16.776 86,2 33.719 87,1
6 Kota Cilegon 9 3.949 3.795 7.744 4.053 102,6 3.890 102,5 7.943 102,6 8 0,2 12 0,3 20 0,3 3.872 98,1 3.662 96,5 7.534 97,3
7 Kota Serang 16 6.991 6.705 13.696 5.861 83,8 5.758 85,9 11.619 84,8 92 1,3 71 1,1 163 1,2 5.840 83,5 5.848 87,2 11.688 85,3
Kota Tangerang
8 29 15.264 15.909 31.173 2.111 13,8 2.104 13,2 4.215 13,5 840 5,5 891 5,6 1.731 5,6 2.891 18,9 2.887 18,1 5.778 18,5
Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA)
111.321 109.105 220.426 75.833 68,1 73.486 67,4 149.319 67,7 13.847 12,4 13.457 12,3 27.304 12,4 86.593 77,8 84.291 77,3 170.884 77,5
185
TABEL 39
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-Hib 3, POLIO 4*, CAMPAK/MR, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB-Hib3 POLIO 4*
KABUPATEN / (SURVIVING INFANT)
NO PUSKESMAS
KOTA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kabupaten Serang 31 13.691 13.346 27.037 13.914 101,6 13.055 97,8 26.969 99,7 13.802 100,8 12.982 97,3 26.784 99,1
2 Kabupaten Lebak 42 11.126 10.505 21.631 7.227 65,0 6.672 63,5 13.899 64,3 7.208 64,8 6.726 64,0 13.934 64,4
Kabupaten
3 36 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
Pandeglang
Kabupaten
4 44 35.907 35.417 71.324 33.571 93,5 32.561 91,9 66.132 92,7 34.595 96,3 33.555 94,7 68.150 95,5
Tangerang
5 Kota Tangerang 38 19.226 19.465 38.691 16.549 86,1 16.421 84,4 32.970 85,2 16.613 86,4 16.517 84,9 33.130 85,6
6 Kota Cilegon 9 3.952 3.794 7.746 3.853 97,5 3.660 96,5 7.513 97,0 3.908 98,9 3.717 98,0 7.625 98,4
7 Kota Serang 16 6.991 6.705 13.696 5.361 76,7 5.147 76,8 10.508 76,7 5.313 76,0 5.164 77,0 10.477 76,5
Kota Tangerang
8 29 14.966 14.780 29.746 2.850 19,0 2.854 19,3 5.704 19,2 2.632 17,6 2.616 17,7 5.248 17,6
Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA)
105.859 104.012 209.871 83.325 78,7 80.370 77,3 163.695 78,0 84.071 79,4 81.277 78,1 165.348 78,8
186
CAMPAK/MR IMUNISASI DASAR LENGKAP
L P L+P L P L+P
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
13.915 101,6 13.157 98,6 27.072 100,1 13.665 99,8 12.866 96,4 26.531 98,1
7.181 64,5 6.965 66,3 14.146 65,4 6.998 62,9 6.495 61,8 13.493 62,4
35.303 98,3 34.224 96,6 69.527 97,5 33.999 94,7 33.049 93,3 67.048 94,0
16.599 86,3 16.573 85,1 33.172 85,7 16.138 83,9 16.319 83,8 32.457 83,9
3.819 96,6 3.748 98,8 7.567 97,7 3.779 95,6 3.733 98,4 7.512 97,0
5.226 74,8 5.085 75,8 10.311 75,3 5.048 72,2 5.148 76,8 10.196 74,4
2.924 19,5 2.902 19,6 5.826 19,6 2.473 16,5 2.466 16,7 4.939 16,6
84.967 80,3 82.654 79,5 167.621 79,9 82.100 77,6 80.076 77,0 162.176 77,3
187
TABEL 40
CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK/MR2 PADA ANAK USIA DIBAWAH DUA TAHUN (BADUTA)
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
BADUTA DIIMUNISASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kabupaten Serang 31 13.723 12.999 26.722 9.291 67,7 8.963 69,0 18.254 68,3 8.563 62,4 8.318 64,0 16.881 63,2
2 Kabupaten Lebak 42 6.708 6.390 13.098 2.806 41,8 2.571 40,2 5.377 41,1 2.343 34,9 2.249 35,2 4.592 35,1
Kabupaten
3 36 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
Pandeglang
Kabupaten
4 44 71.409 68.347 139.756 32.614 45,7 31.367 45,9 63.981 45,8 33.777 47,3 31.600 46,2 65.377 46,8
Tangerang
5 Kota Tangerang 38 19.273 18.904 38.177 15.578 80,8 15.444 81,7 31.022 81,3 15.578 80,8 15.444 81,7 31.022 81,3
6 Kota Cilegon 9 7.882 7.554 15.436 2.014 25,6 1.935 25,6 3.949 25,6 1.993 25,3 1.921 25,4 3.914 25,4
7 Kota Serang 16 9.299 9.570 18.869 2.883 31,0 2.907 30,4 5.790 30,7 2.941 31,6 2.958 30,9 5.899 31,3
Kota Tangerang
8 29 3.410 3.338 6.748 2.006 58,8 2.006 60,1 4.012 59,5 1.987 58,3 1.996 59,8 3.983 59,0
Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA)
131.704 127.102 258.806 67.192 51,0 65.193 51,3 132.385 51,2 67.182 51,0 64.486 50,7 131.668 50,9
188
TABEL 41
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kabupaten Serang 31 21.067 18.347 87,1 158.383 111.429 70,4 179.450 129.776 72,3
2 Kabupaten Lebak 42 13.526 13.472 99,6 91.535 90.283 98,6 105.061 103.755 98,8
3 Kabupaten Pandeglang 36 11.675 12.599 107,9 127.027 85.485 67,3 138.702 98.084 70,7
4 Kabupaten Tangerang 44 35.907 16.528 46,0 259.318 199.508 76,9 295.225 216.036 73,2
5 Kota Tangerang 38 12.744 12.694 99,6 89.925 89.866 99,9 102.669 102.560 99,9
6 Kota Cilegon 9 7.746 7.494 96,7 30.270 27.938 92,3 38.016 35.432 93,2
7 Kota Serang 16 7.219 5.751 79,7 54.632 44.847 82,1 61.851 50.598 81,8
8 Kota Tangerang Selatan 29 28.187 28.124 99,8 104.838 98.231 93,7 133.025 126.355 95,0
JUMLAH (KAB/KOTA)
245 138.071 115.009 83,3 915.928 747.587 81,6 1.053.999 862.596 81,8
Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun
dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus.
Untuk perhitungan anak balita 12-59 bulan yang mendapat vitamin A menggunakan data bulan Agustus.
189
TABEL 42
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 Kabupaten Serang 31 78.196 74.769 152.965 45.152 57,7 44.399 59,4 89.551 58,5
2 Kabupaten Lebak 42 49.959 49.016 98.975 44.291 88,7 42.064 85,8 86.355 87,2
4 Kabupaten Tangerang 44 186.028 178.774 364.802 181.054 97,3 179.542 100,4 360.596 98,8
5 Kota Tangerang 38 54.467 51.183 105.650 54.349 99,8 51.008 99,7 105.357 99,7
6 Kota Cilegon 9 15.523 14.747 30.270 14.093 90,8 13.637 92,5 27.730 91,6
7 Kota Serang 16 33.293 31.926 65.219 20.684 62,1 19.422 60,8 40.106 61,5
Kota Tangerang
8 29 73.340 76.916 150.256 73.113 99,7 76.692 99,7 149.805 99,7
Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA) 490.806 477.331 1.093.394 432.736 88,2 426.764 89 928.063 84,9
190
TABEL 43
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
BALITA
DITIMBANG
NO KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS JUMLAH SASARAN BALITA (S)
JUMLAH (D) % (D/S)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kabupaten Serang 31 94.459 92.014 186.473 46.125 44.785 90.910 48,8 48,7 48,8
2 Kabupaten Lebak 42 118.115 91.514 77,5
3 Kabupaten Pandeglang 36 11.878 11.232 23.110 11.878 11.232 23.110 100,0
4 Kabupaten Tangerang 44 186.028 178.744 364.772 186.028 178.744 364.772 100,0 100,0 100,0
5 Kota Tangerang 38 54.467 51.183 105.650 54.349 51.008 105.357 99,8 99,7 99,7
6 Kota Cilegon 9 19.475 18.541 38.016 15.633 13.804 29.437 80,3 74,5 77,4
7 Kota Serang 16 56.138 44.654 79,5
8 Kota Tangerang Selatan 29 104.934 60.560 57,7
JUMLAH (KAB/KOTA) 366.307 351.714 997.208 314.013 299.573 810.314 85,7 85,2 81,3
191
TABEL 44
STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH BALITA GIZI KURANG BALITA
BALITA PENDEK (TB/U) BALITA BALITA KURUS (BB/TB)
BALITA (BB/U) 0-59 BULAN
0-59
NO KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS 0-59 BULAN YANG
BULAN
YANG DIUKUR
YANG
DITIMBANG JUMLAH % TINGGI JUMLAH % JUMLAH %
DIUKUR
BADAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kabupaten Serang 31 129.032 8.151 6,3 107.837 13.652 12,7 118.850 207 0,2
2 Kabupaten Lebak 42 105.699 5.254 5,0 105.251 6.728 6,4 105.508 4.106 3,9
3 Kabupaten Pandeglang 36 46.691 4.797 10,3 44.305 5.846 13,2 45.182 3.368 7,5
4 Kabupaten Tangerang 44 247.738 1.480 0,6 247.738 3.310 1,3 247.738 1.699 0,7
5 Kota Tangerang 38 85.736 5.730 6,7 85.252 8.229 9,7 85.100 4.824 5,7
6 Kota Cilegon 9 29.437 1.756 6,0 29.381 2.006 6,8 29.381 1.396 4,8
7 Kota Serang 16 18.221 1.791 9,8 17.667 1.898 10,7 17.860 1.040 5,8
8 Kota Tangerang Selatan 29 100.528 1.119 1,1 99.902 1.881 1,9 100.096 607 0,6
JUMLAH (KAB/KOTA)
763.082 30.078 3,9 737.333 43.550 5,7 749.715 17.247 2,3
192
TABEL 45
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA SERTA USIA PENDIDIKAN DASAR MENURUT KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kabupaten
1 31 37.539 17.159 45,7 29.535 15.465 52,4 28.244 1.151 4,1 63.151,0 32.305,0 51,2
Serang
2 Kabupaten Lebak 42 26.461 26.461 100,0 24.288 24.288 100,0 14.773 2.312 15,7 218.767,0 202.575,0 92,6
Kabupaten
3 36 41.916 30.944 73,8 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Pandeglang
Kabupaten
4 44 65.456 65.456 100,0 54.099 52.976 97,9 41.437 38.662 93,3 554.585,0 534.160,0 96,3
Tangerang
5 Kota Tangerang 38 32.996 32.996 100,0 24.054 24.054 100,0 26.714 26.714 100,0 238.826,0 238.826,0 100,0
6 Kota Cilegon 9 8.457 3.261 38,6 7.708 2.405 31,2 6.983 1.783 25,5 66.477,0 23.148,0 34,8
7 Kota Serang 16 36.434 3.409 9,4 21.315 3.514 16,5 31.842 3.112 9,8 89.591,0 10.035,0 11,2
Kota Tangerang
8 29 25.527 25.527 100,0 28.579 28.511 99,8 23.886 23.751 99,4 59.247,0 53.658,0 90,6
Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA) 274.786 205.213 74,7 189.578 151.213 79,8 173.879 97.485 56,1 1.290.644 1.094.707 84,8
193
SEKOLAH
16 17 18 19 20 21 22 23 24
Keterangan :
*merupakan indikator SPM "Persentase anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar"
194
TABEL 46
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
195
TABEL 47
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Kabupaten Serang 31 805 48 6,0 61 7,6 48.904 48.636 97.540
2 Kabupaten Lebak 42 #DIV/0! #DIV/0! 0
3 Kabupaten Pandeglang 36 #DIV/0! #DIV/0! 0
4 Kabupaten Tangerang 44 1.249 1.151 92,2 1.185 94,9 40.663 38.529 79.192
5 Kota Tangerang 38 553 261 47,2 302 54,6 80.840 82.689 163.529
6 Kota Cilegon 9 201 49 24,4 188 93,5 22.369 21.902 44.271
7 Kota Serang 16 287 16 5,6 21 7,3 15.468 16.454 31.922
8 Kota Tangerang Selatan 29 1.263 221 17,5 963 76,2 92.170 137.279 229.449
196
MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
2.686 5,5 2.389 4,9 5.075 5,2 1.938 1.113 3.051 472 24,4 581 52,2 1.053 34,5
#DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
17.960 44,2 18.510 48,0 36.470 46,1 21.844 23.068 44.912 5.476 25,1 3.638 15,8 9.114 20,3
22.356 27,7 21.541 26,1 43.897 26,8 8.527 6.708 15.235 2.020 23,7 2.006 29,9 4.026 26,4
10.898 48,7 9.960 45,5 20.858 47,1 7.303 6.889 14.192 756 10,4 1.021 14,8 1.777 12,5
550 3,6 631 3,8 1.181 3,7 463 606 1.069 325 70,2 325 53,6 650 60,8
44.140 47,9 66.320 48,3 110.460 48,1 2.257 2.935 5.192 1.649 73,1 2.327 79,3 3.976 76,6
98.590 32,8 119.351 34,5 217.941 33,7 42.332 41.319 83.651 10.698 25,3 9.898 24,0 20.596 24,6
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten / Kota
197
TABEL 48
PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
JUMLAH
KABUPATEN / LAKI-LAKI + LAKI-LAKI +
NO PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
KOTA PEREMPUAN PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kabupaten Serang 31 57.469 110.137 167.606 57.469 100,0 110.137 100,0 167.606 100,0 57.469 100,0 110.137 100,0 167.606 100,0
6 Kota Cilegon 9 154.443 146.186 300.629 123.506 80,0 154.419 105,6 277.925 92,4 33.389 27,0 41.296 26,7 74.685 26,9
JUMLAH (KAB/KOTA)
2.213.193 2.198.750 4.411.943 1.400.611 63,3 1.693.415 77,0 3.094.026 70,1 141.112 10,1 219.692 13,0 360.804 11,7
198
TABEL 49
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kabupaten Serang 31 53.353 59.750 113.103 45.195 84,7 45.369 75,9 90.564 80,1
2 Kabupaten Lebak 42 74.559 73.617 148.176 30.364 40,7 39.868 54,2 70.232 47,4
3 Kabupaten Pandeglang 36 52.699 51.050 103.749 9.757 18,5 20.307 39,8 30.064 29,0
4 Kabupaten Tangerang 44 105.834 108.032 213.866 94.467 89,3 106.484 98,6 200.951 94,0
5 Kota Tangerang 38 19.232 24.102 43.334 19.232 100,0 24.102 100,0 43.334 100,0
6 Kota Cilegon 9 17.183 17.798 34.981 9.520 55,4 11.621 65,3 21.141 60,4
7 Kota Serang 16 12.947 13.433 26.380 6.423 49,6 8.455 62,9 14.878 56,4
8 Kota Tangerang Selatan 29 57.861 53.034 110.895 45.709 79,0 54.208 102,2 99.917 90,1
JUMLAH (KAB/KOTA) 393.668 400.816 794.484 260.667 66,2 310.414 77,4 571.081 71,9
199
TABEL 50
TAHUN 2020
PUSKESMAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kabupaten Serang 31 31 31 31 0 0 0
2 Kabupaten Lebak 42 42 42 42 42 42 42
3 Kabupaten Pandeglang 36
4 Kabupaten Tangerang 44 44 44 44 44 44 44
5 Kota Tangerang 38 38 38 38 38 38 38
6 Kota Cilegon 9 9 9 2 5 5 4
7 Kota Serang 16 16 16 16 16 16 16
8 Kota Tangerang Selatan 29 29 29 29 29 29 29
JUMLAH (KAB/KOTA)
245 209 209 202 174 174 173
PERSENTASE
85,3 85,3 82,4 71,0 71,0 70,6
200
TABEL 51
JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS ANAK, CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
DAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8 Kota Tangerang Selatan 29 7.986 1.375 52,9 1.224 47,1 2.599 442
% ORANG TERDUGA TUBERKULOSIS (TBC) MENDAPATKAN PELAYANAN TUBERKULOSIS SESUAI STANDAR #DIV/0!
201
CNR SEMUA KASUS TUBERKULOSIS PER 100.000 PENDUDUK 168
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien Tuberkulosis yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di RS, BBKPM/BPKPM/BP4, Lembaga Pemasyarakatan,
202
TABEL 52
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) TUBERKULOSIS PARU ANGKA PENGOBATAN LENGKAP ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS
JUMLAH KASUS
TERKONFIRMASI BAKTERIOLOGIS (COMPLETE RATE) SEMUA KASUS TUBERKULOSIS RATE/SR) SEMUA KASUS TUBERKULOSIS JUMLAH
TUBERKULOSIS PARU JUMLAH SEMUA KASUS
KEMATIAN
TERKONFIRMASI TUBERKULOSIS
SELAMA
BAKTERIOLOGIS YANG TERDAFTAR DAN
*) PENGOBATAN
PUSKES TERDAFTAR DAN DIOBATI
NO KAB / KOTA *) TUBERKULOSIS
MAS DIOBATI
LAKI-LAKI + LAKI-LAKI + LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN PEREMPUAN
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Kabupaten
1 31 930 635 1.565 2.041 1.537 3.578 634 68,2 420 66,1 1.054 67,3 1.245 61,0 997 64,9 2.242 62,7 1.879 92,1 1.417 92,2 3.296 92,1 62 1,7
Serang
Kabupaten
2 42 1.332 817 2.149 1.339 822 2.161 706 53,0 398 48,7 1.104 51,4 561 41,9 382 46,5 943 43,6 1.267 94,6 780 94,9 2.047 94,7 48 2,2
Lebak
Kabupaten
3 36 713 450 1.163 1.377 985 2.362 606 85,0 364 80,9 970 83,4 661 48,0 556 56,4 1.217 51,5 1.267 92,0 920 93,4 2.187 92,6 69 2,9
Pandeglang
Kabupaten
4 44 1.671 1.054 2.725 3.590 2.493 6.083 1.420 85,0 834 79,1 2.254 82,7 2.010 56,0 1.574 63,1 3.584 58,9 3.430 95,5 2.408 96,6 5.838 96,0 97 1,6
Tangerang
Kota
5 38 664 479 1.143 1.227 962 2.189 389 58,6 282 58,9 671 58,7 757 61,7 619 64,3 1.376 62,9 1.146 93,4 901 93,7 2.047 93,5 11 0,5
Tangerang
6 Kota Cilegon 9 187 103 290 507 366 873 91 48,7 69 67,0 160 55,2 371 73,2 269 73,5 640 73,3 462 91,1 338 92,3 800 91,6 42 4,8
7 Kota Serang 16 363 239 602 780 507 1.287 269 74,1 179 74,9 448 74,4 429 55,0 276 54,4 705 54,8 698 89,5 455 89,7 1.153 89,6 31 2,4
Kota
8 Tangerang 29 724 537 1.261 2.162 1.800 3.962 497 68,6 384 71,5 881 69,9 1.494 69,1 1.292 71,8 2.786 70,3 1.991 92,1 1.676 93,1 3.667 92,6 63 1,6
Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA)
6.584 4.314 10.898 13.023 9.472 22.495 4.612 70,0 2.930 67,9 7.542 69,2 7.528 57,8 5.965 63,0 13.493 60,0 12.140 93,2 8.895 93,9 21.035 93,5 423 1,9
Keterangan:
*) Kasus Tuberkulosis terdaftar dan diobati berdasarkan kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap
Jumlah pasien adalah seluruh pasien Tuberkulosis yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di RS, BBKPM/BPKPM/BP4, Lembaga Pemasyarakatan,
203
TABEL 53
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS REALISASI PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kabupaten
1 31 152.965 42.243 34.302 81,2 6.302 1.201 1.049 24 25 1.225 1.074 2.299 36,5 20.184 19.760 39.944
Serang
Kabupaten
2 42 1.308.406 54.592 45.930 84,1 5.391 881 857 23 23 904 880 1.784 33,1 29.056 28.590 57.646
Lebak
Kabupaten
3 36 1.208.094 53.674 30.785 57,4 4.977 543 462 17 8 560 470 1.030 20,7 27.003 27.600 54.603
Pandeglang
Kabupaten
4 44 365.303 79.193 68.524 86,5 15.050 4.929 4.876 158 145 5.087 5.021 10.108 67,2 40.471 40.606 81.077
Tangerang
Kota
5 38 181.081 32.045 32.045 100,0 7.354 1.904 1.583 5 3 1.909 1.586 3.495 47,5 5.409 7.111 12.520
Tangerang
6 Kota Cilegon 9 44.748 14.178 12.657 89,3 1.844 957 742 1 4 958 746 1.704 92,4 6.252 6.222 12.474
7 Kota Serang 16 65.219 18.316 17.188 93,8 2.611 673 561 3 2 676 563 1.239 47,5 8.492 8.323 16.815
Kota
8 Tangerang 29 140.249 29.883 20.255 67,8 5.778 1.337 1.244 74 55 1.411 1.299 2.710 46,9 10.661 10.180 20.841
Selatan
JUMLAH
3.466.065 324.124 261.686 80,7 49.307 12.425 11.374 305 265 12.730 11.639 24.369 49,4 147.528 148.392 295.920
(KAB/KOTA)
Prevalensi pneumonia pada balita (%)
204
Jumlah Puskesmas yang melakukan tatalaksana Standar minimal
7
60%
Persentase Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar
87,5%
minimal 60%
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Persentase perkiraan kasus pneumonia pada balita berbeda untuk setiap provinsi, sesuai hasil riskesdas
205
TABEL 54
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
HIV
NO KELOMPOK UMUR
L P L+P PROPORSI KELOMPOK UMUR
1 2 3 4 5 6
1 ≤ 4 TAHUN 10 3 13 1,6
2 5 - 14 TAHUN 1 0 1 0,1
3 15 - 19 TAHUN 29 4 33 4,0
6 ≥ 50 TAHUN 30 9 39 4,7
Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar 16.810
Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar 100,0
Sumber: Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Dinkes Provinsi Banten
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
206
TABEL 55
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
207
TABEL 56
KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
DIARE
JUMLAH TARGET DILAYANI MENDAPAT ORALIT MENDAPAT ZINC
KABUPATEN / PUSKES JUMLAH PENEMUAN
NO SEMUA UMUR BALITA SEMUA UMUR BALITA BALITA
KOTA MAS PENDUDUK
SEMUA
BALITA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kabupaten
1 31 1.508.397 40.727 25.790 26.607 65,3 10.849 42,1 26.607 100,0 10.849 100,0 10.849 100,0
Serang
2 Kabupaten Lebak 42 1.208.094 32.619 220.597 35.595 109,1 12.241 5,5 16.236 45,6 597 4,9 2.683 21,9
Kabupaten
3 36 3.692.396 99.695 203.685 62.959 63,2 27.886 13,7 30.403 48,3 2.974 10,7 3.339 12,0
Pandeglang
Kabupaten
4 44 3.692.693 99.703 61.590 70.147 70,4 30.282 49,2 70.147 100,0 30.282 100,0 27.259 90,0
Tangerang
5 Kota Tangerang 38 1.784.700 48.187 30.530 30.682 63,7 9.799 32,1 30.682 100,0 9.799 100,0 9.799 100,0
6 Kota Cilegon 9 228.415 6.167 7.545 6.168 100,0 5.915 78,4 6.818 110,5 2.557 43,2 2.473 41,8
7 Kota Serang 16 652.192 17.609 10.996 9.252 52,5 4.204 38,2 9.252 100,0 3.547 84,4 3.547 84,4
Kota Tangerang
8 29 1.393.121 37.614 23.646 19.958 53,1 6.189 26,2 17.249 86,4 5.753 93,0 5.981 96,6
Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA) 14.160.008 382.320 584.379 261.368 68,4 107.365 18,4 207.394 79,3 66.358 61,8 65.930 61,4
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000
270 843
PENDUDUK
208
TABEL 57
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
KASUS BARU
NO KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2 Kabupaten Lebak 42 1 1 2 13 20 33 14 21 35
3 Kabupaten Pandeglang 36 1 1 2 16 4 20 17 5 22
5 Kota Tangerang 38 8 7 15 29 21 50 37 28 65
6 Kota Cilegon 9 1 1 2 15 9 24 16 10 26
7 Kota Serang 16 1 1 2 18 10 28 19 11 30
209
TABEL 58
KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, CACAT TINGKAT 2, PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN,
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
KASUS BARU
PENDERITA
KUSTA
PENDERITA KUSTA ANAK<15
NO KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS CACAT TINGKAT 0 CACAT TINGKAT 2 ANAK TAHUN
PENDERITA <15 TAHUN DENGAN
KUSTA CACAT
TINGKAT 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Kabupaten Serang 31 108 86 79,6 13 12,0 7 6,5 2
2 Kabupaten Lebak 42 45 41 91,1 4 8,9 2 4,4 1
3 Kabupaten Pandeglang 36 22 18 81,8 3 13,6 23 104,5 0
4 Kabupaten Tangerang 44 265 236 89,1 17 6,4 25 9,4 23
5 Kota Tangerang 38 12 0 0,0 5 41,7 0 0,0 0
6 Kota Cilegon 9 31 26 83,9 2 6,5 1 3,2 0
7 Kota Serang 16 34 34 100,0 0 0,0 2 5,9 0
8 Kota Tangerang Selatan 29 29 29 100,0 0 0,0 1 3,4 0
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten / Kota dan Laporan Dinkes Kabupaten / Kota
210
TABEL 59
JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
KASUS TERDAFTAR
NO KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS Pausi Basiler / Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kabupaten Serang 31 1 1 2 69 27 96 70 28 98
2 Kabupaten Lebak 42 1 3 4 19 22 41 20 25 45
3 Kabupaten Pandeglang 36 0 0 0 22 7 29 22 7 29
4 Kabupaten Tangerang 44 14 16 30 185 78 263 199 94 293
5 Kota Tangerang 38 6 4 10 38 24 62 44 28 72
6 Kota Cilegon 9 0 2 2 22 8 30 22 10 32
7 Kota Serang 16 1 1 4 20 10 30 21 11 32
8 Kota Tangerang Selatan 29 1 3 4 61 28 89 62 31 93
211
TABEL 60
PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
KUSTA (MB)
KUSTA (PB)
TAHUN 2018
TAHUN 2019
KABUPATEN /
NO PUSKESMAS RFT PB RFT MB
KOTA
PENDERITA PBa PENDERITA MBb
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Kabupaten Serang 31 12 14 26 10 83,3 12 85,7 22 84,6 103 64 167 78 75,7 54 84,4 132 79,0
JUMLAH (KAB/KOTA)
65 70 135 60 92,3 60 85,7 120 88,9 523 295 818 441 84,3 256 86,8 697 85,2
Keterangan :
a = Penderita kusta PB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 1 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2020, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2019 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu
b= Penderita kusta MB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 2 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2020, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2018 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu
212
TABEL 60a
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
ANGKA
ANGKA KEMATIAN
NO KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS KASUS KONFIRMASI SEMBUH MENINGGAL KESEMBUHAN
(Case Fatality Rate)
(Recovery Rate)
1 2 3 4 5 6 7 8
JUMLAH (KAB/KOTA)
18.103 16.002 524 88,39 2,89
213
TABEL 60b
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 Kabupaten Serang 31 7 9 17 14 23 33 17 17 9 25 155 218 197 263 187 191 54 48 666 818
5 Kota Tangerang 38 24 18 24 30 59 47 36 51 62 73 526 552 640 586 547 416 275 196 2.193 1.969
6 Kota Cilegon 9 17 20 19 18 23 29 14 17 15 21 190 197 279 264 240 182 92 50 889 798
- -
JUMLAH (KAB/KOTA)
112 104 170 168 288 334 220 278 205 308 1.946 2.491 2.680 2.847 2.266 2.029 898 706 8.785 9.265
214
TABEL 60C
TAHUN 2020
JUMLAH
(KAB/KOTA) 45 10 55 55 313.838 63.033 248.616 1.553 636 12.748 18.428 12.822.363 994 144,6
215
TABEL 61
1 2 3 4 5
1 Kabupaten Serang 31 445.118 0
2 Kabupaten Lebak 42
3 Kabupaten Pandeglang 36 378.352 0
4 Kabupaten Tangerang 44 2.658.379 3
5 Kota Tangerang 38 434.039 4
6 Kota Cilegon 9 135.107 2
7 Kota Serang 16 0 0
8 Kota Tangerang Selatan 29 4.803 9
JUMLAH (KAB/KOTA) 4.055.798 18
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15
0,4
TAHUN
216
TABEL 62
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
JUMLAH KASUS PD3I
7 Kota Serang 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kota
8 Tangerang 29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 4 19 23 42
Selatan
JUMLAH
14 4 18 0 0 0 0 5 0 5 0 3 107 110 23 27 50
(KAB/KOTA)
CASE FATALITY RATE (%)
0,0 0,0
217
TABEL 63
N KLB DI DESA/KELURAHAN
KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS
O JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 Kabupaten Serang 31 - - -
2 Kabupaten Lebak 42 - - -
3 Kabupaten Pandeglang 36 19 19 100,0
4 Kabupaten Tangerang 44 4 4 100,0
5 Kota Tangerang 38 40 40 100,0
6 Kota Cilegon 9 12.636 12.636 100,0
7 Kota Serang 16 1.064 1.064 100,0
8 Kota Tangerang Selatan 29 5.481 5.481 100,0
218
TABEL 64
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
YANG TERSERANG
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA
JENIS KEJADIAN
NO
LUAR BIASA JUMLAH JUMLAH
KEC DESA/KEL DITANGGU- 0-7 8-28 1-11 1-4
10- 15-
20-44 45-54 55-59
60-
DIKETAHUI AKHIR L P L+P HARI HARI BLN THN
5-9 THN 14 19
THN THN THN
69 70+ THN
LANGI THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 Kabupaten Serang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Kabupaten Lebak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kabupaten
3 19 19 20 68 88 0 2 0 12 28 32 11 23 2 1 2 0
Pandeglang
5 Kota Tangerang 15 106 2.062 2.165 4.227 0 0 9 55 84 131 211 2.019 881 336 406 75
6 Kota Cilegon 8 43 29/4/2020 29/4/2020 31 Des 2020 7.067 5.569 12.636 0 89 0 308 413 456 569 6.974 2.109 789 861 217
7 Kota Serang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kota Tangerang
8 7 54 05/03/2020 05/03/2020 31 Des 2020 2.806 2.675 5.481 0 0 16 114 172 215 239 2.810 1.009 391 407 108
Selatan
219
JUMLAH KEMATIAN JUMLAH PENDUDUK TERANCAM ATTACK RATE (%) CFR (%)
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
139 168 307 228.415 219.063 447.478 3,1 2,5 2,8 2,0 3,0 2,4
220
TABEL 65
KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
221
TABEL 66
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
MALARIA
KABUPATEN %
NO PUSKESMAS % KONFIRMASI PENGOBATAN
/ KOTA SUSPEK RAPID PENGOBATAN
MIKROSKOPIS DIAGNOSTIC TOTAL LABORATORIUM L P L+P STANDAR L P L+P L P L+P
STANDAR
TEST (RDT)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kabupaten
1 31 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Serang
Kabupaten
2 42 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Lebak
Kabupaten
3 36 578 0 0 0 0,0 10 3 13 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
Pandeglang
Kabupaten
4 44 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Tangerang
Kota
5 38 0 3 1 4 #DIV/0! 4 0 4 4 100,0 0 0 0 0,0 #DIV/0! 0,0
Tangerang
6 Kota Cilegon 9 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA)
578 5 1 6 1,0 16 3 19 6 31,6 0 0 0 0,0 0,0 0,0
222
TABEL 67
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
NO KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS KASUS KRONIS TAHUN KASUS KRONIS BARU KASUS KRONIS KASUS KRONIS JUMLAH SELURUH
SEBELUMNYA DITEMUKAN PINDAH MENINGGAL KASUS KRONIS
1 Kabupaten Serang 31 11 15 26 0 0 0 1 0 1 2 2 4 8 13 21
2 Kabupaten Lebak 42 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kabupaten
3 36 0 0 0 8 17 25 8 17 25 0 0 0 0 0 0
Pandeglang
4 Kabupaten Tangerang 44 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Kota Tangerang 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Kota Cilegon 9 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
7 Kota Serang 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kota Tangerang
8 29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA)
11 15 26 9 17 26 9 17 26 2 2 4 9 13 22
223
TABEL 68
PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kabupaten Serang 31 20.930 42.012 62.942 17.533 83,8 32.559 77,5 50.092 79,6
3 Kabupaten Pandeglang 36 230.544 190.913 421.457 97.448 42,3 146.163 76,6 243.611 57,8
4 Kabupaten Tangerang 44 412.523 393.695 806.218 274.310 66,5 327.766 83,3 602.076 74,7
5 Kota Tangerang 38 62.975 61.725 124.700 62.977 100,0 61.723 100,0 124.700 100,0
6 Kota Cilegon 9 52.175 49.850 102.025 27.898 53,5 34.190 68,6 62.088 60,9
7 Kota Serang 16 10.131 15.983 26.114 9.880 97,5 4.642 29,0 14.522 55,6
8 Kota Tangerang Selatan 29 146.973 149.413 296.386 33.009 22,5 40.587 27,2 73.596 24,8
JUMLAH (KAB/KOTA)
936.251 903.591 1.839.842 523.055 55,9 647.630 71,7 1.185.008 64,4
224
TABEL 69
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
JUMLAH (KAB/KOTA)
197.909 186.934 94,5
225
TABEL 70
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS)
PUSKESMAS PEMERIKSAAN
MELAKSANAKAN PEREMPUAN LEHER RAHIM DAN IVA POSITIF CURIGA KANKER TUMOR/BENJOLAN
NO KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS KEGIATAN USIA 30-50 PAYUDARA
DETEKSI DINI TAHUN
IVA & SADANIS* JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
JUMLAH (KAB/KOTA)
2.128.615 247.213 11,6 645 0,3 131 0,1 6.330 2,6
226
TABEL 71
PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT MENURUT KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
227
TABEL 72
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
JUMLAH
N KABUPATEN PUSKES SARANA
O / KOTA MAS AIR JUMLAH
JUMLAH JUMLAH
MINUM SARANA AIR JUMLAH SARANA
SARANA SARANA
MINUM DGN AIR MINUM
AIR % % AIR MINUM % %
RESIKO MEMENUHI
MINUM DIAMBIL
RENDAH+ SYARAT
DI IKL SAMPEL
SEDANG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kabupaten
1 31 292.267
Serang 3.665 1,3 3.540 96,6 67 0,0 63 94,0
Kabupaten
2 42 622
Lebak 559 89,9 558 99,8 1 0,2 1 100,0
Kabupaten
3 36 40
Pandeglang 40 100,0 40 100,0 2 5,0 2 100,0
Kabupaten
4 44 720.241
Tangerang 720.241 100,0 720.241 100,0 720.241 100,0 720.241 100,0
Kota
5 38 437.979
Tangerang 27.812 6,4 26.669 95,9 199 0,0 125 62,8
6 Kota Cilegon 9 112.863 98.890 87,6 52.422 53,0 250 0,2 139 55,6
7 Kota Serang 16 1.038 1.024 98,7 1.017 99,3 9 0,9 6 66,7
Kota
8 Tangerang 29 397.388
Selatan 315.110 79,3 115.408 36,6 25.072 6,3 20.315 81,0
JUMLAH
1.962.438 1.167.341 919.895 745.841 740.892
(KAB/KOTA) 59,5 78,8 38,0 99,3
228
TABEL 73
JUMLAH KK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kabupaten
1 31 992.706 5.716 6.861 10.698 27.757 4.740 13.031 47.649 4,8
Serang
Kabupaten
2 42 374.763 0 20.181 46.852 46.852 120.709 120.709 187.742 50,1
Lebak
Kabupaten
3 36 1.209.011 12 605 129.001 645.005 40.809 204.045 849.655 70,3
Pandeglang
Kabupaten
4 44 992.706 5.716 6.861 10.698 27.757 4.740 13.031 47.649 4,8
Tangerang
5 Kota Tangerang 38 538.960 9.042 21.046 6.570 6.570 511.344 511.344 538.960 100,0
6 Kota Cilegon 9 136.294 931 1.462 5.022 10.805 108.561 123.698 135.965 99,8
7 Kota Serang 16 150.583 50.918 50.918 40.827 40.827 257.960 257.960 349.705 232,2
Kota Tangerang
8 29 464.556 28.034 22.567 63.349 72.940 350.699 358.458 453.965 97,7
Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA)
4.859.579 100.369 130.501 313.017 878.513 1.399.562 1.602.276 2.611.290 53,7
229
TABEL 74
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
JUMLAH DESA/
NO KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS DESA STOP BABS
KELURAHAN DESA MELAKSANAKAN STBM DESA STBM
(SBS)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kabupaten Serang 31 326 326 100,0 38 11,7 0 0,0
2 Kabupaten Lebak 42 345 32 9,3 32 9,3 0,0
3 Kabupaten Pandeglang 36 339 322 95,0 23 6,8 23 6,8
4 Kabupaten Tangerang 44 274 5 1,8 1 0,4 0 0,0
5 Kota Tangerang 38 104 104 100,0 104 100,0 104 100,0
6 Kota Cilegon 9 43 43 100,0 39 90,7 39 90,7
7 Kota Serang 16 66 66 100,0 7 10,6 0 0,0
8 Kota Tangerang Selatan 29 56 56 100,0 9 16,1 56 100,0
230
TABEL 75
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Kabupaten
1 31 866 370 204 31 4 4.500 43 6.018 457 52,8 51,6 62,3 31 100,0 75,0 1209 26,9 30,2 33,7
Serang 191 127 3 13,0 2.031,0
Kabupaten
2 42 1.019 403 235 42 4 4.245 45 5.993 0 0,0 0,0 0,0 0 0,0 0,0 1255 29,6 46,7 21,3
Lebak - - - 21,0 1.276,0
Kabupaten
3 36 1.018 379 219 36 1 13 0 1.666 1.018 100,0 100,0 100,0 1 2,8 100,0 13 100,0 #DIV/0! 97,9
Pandeglang 379 219 1 - 1.631,0
Kabupaten
4 44 1.271 545 383 44 26 1.257 43 3.544 1.273 101,3 100,9 525,9 44 100,0 100,0 1257 100,0 100,0 146,0
Tangerang 544 1.988 26 43,0 5.175,0
Kota
5 38 592 248 217 38 26 496 6 1.623 383 64,7 33,5 31,8 33 86,8 50,0 461 92,9 83,3 64,5
Tangerang 83 69 13 5,0 1.047,0
6 Kota Cilegon 9 44.271 22.218 22.157 9 5 706 7 1.087 101 50,2 43,8 45,8 9 100,0 100,0 351 49,7 57,1 49,9
39 33 5 4,0 542,0
7 Kota Serang 16 2.861 3.231 2.359 274 274 1.181 10 10.190 0 0,0 0,0 0,0 274 100,0 100,0 1181 100,0 80,0 17,0
- - 274 8,0 1.737,0
Kota
8 Tangerang 29 410 249 177 29 24 657 18 1.564 320 78,0 73,1 83,1 29 100,0 91,7 540 82,2 55,6 79,9
182 147 22 10,0 1.250,0
Selatan
JUMLAH
52.308 27.643 25.951 503 364 13.055 172 31.685 3.552 6,8 1.418 5,1 2.583 10,0 421 83,7 344 94,5 6267 48,0 104 60,5 14689 46,4
(KAB/KOTA)
231
TABEL 76
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2020
JUMLAH TPM
MAKANAN MAKANAN
RUMAH MAKAN/ DEPOT AIR MEMENUHI
KABUPATEN / PUSKES DEPOT JAJANAN/ JUMLAH JASA BOGA JAJANAN/KANTIN/SENTRA
NO RESTORAN MINUM (DAM) SYARAT
KOTA MAS JASA RUMAH AIR KANTIN/ TPM MAKANAN JAJANAN
KESEHATAN
BOGA MAKAN/RESTORAN MINUM SENTRA YANG
(DAM) MAKANAN ADA
JAJANAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kabupaten 42,
1 31 94 105 870 32 1.101 72 76,6 24 22,9 364 41,8 6 18,8 466
Serang 3
Kabupaten 20,
2 42 193 509 543 2.662 3.907 83 43,0 180 35,4 208 38,3 340 12,8 811
Lebak 8
Kabupaten 14,
3 36 13 43 188 13 257 0,0 0,0 0,0 0,0 38
Pandeglang 8
Kabupaten
4 44 113 1.066 1.016 0 2.195 9 8,0 78 7,3 121 11,9 0 208 9,5
Tangerang
81,
5 Kota Tangerang 38 64 228 338 65 695 45 70,3 167 73,2 294 87,0 58 89,2 564
2
48,
6 Kota Cilegon 9 80 182 292 84 638 45 56,3 81 44,5 146 50,0 36 42,9 308
3
100
7 Kota Serang 16 58 286 461 1.342 2.147 58 100,0 286 100,0 461 100,0 1.342 100,0 2.147
,0
Kota Tangerang 54,
8 29 83 720 451 779 2.033 44 53,0 319 44,3 346 76,7 396 50,8 1.105
Selatan 4
JUMLAH (KAB/KOTA)
43,
698 3.139 4.159 4.977 12.973 356 51,0 1.135 36,2 1.940 46,6 2.178 43,8 5.647
5
232
DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN
Jl.Syeh Nawawi Al-Bantani KP3B, Curug Kota Serang
Telp. (0254)267023 Fax (0254)267023
Website : dinkes.bantenprov.go.id