Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rahma Ardi Kurniawan

NIM : 01413146098

PRODI : MI

Semester : 6

Pengertian Teori Komunikasi

Menurut Borman,1989

Teori komunikasi ialah satu perkataan atau istilah yang merupakan paying untuk
seluruh perbincangan dan analisis yang dibuat secara hati-hati, sistematik dan sadar
tentang komunikasi.

Dalam tugas ini saya mengambil teori komunikasi agenda setting

Teori Komunikasi Agenda Setting

Penemu teori ini adalah Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw. Teori ini pertama
kali muncul sekitar tahun 1973 dengan publikasi pertamanya berjudul The Agenda Setting
Function of The Mass Media Public Opinion Quartely No.37.

Penelitian tentang pemilihan Presiden Amerika Serikat pada tahun 1968, menjadi
latar belakang lahirnya teori ini. Pada saat itu ditemukan hubungan yang tinggi antara
penekanan berita dengan bagaimana berita itu dinilai tingkatannya oleh pemilih.
Meningkatnya nilai penting suatu topik berita pada media massa menyebabkan
meningkatnya nilai penting topik tersebut bagi khalyaknya.

Dalam teori agenda setting ini dikatakan media khusunya media berita tidak selalu
berhasil memberitahu apa yang kita pikir, tetapi media tersebut benar-benar berhasil
memberitahu kita berpikir tentang apa. Dasar pemikiran teori ini adalah di antara berbagai
topik yang dimuat media massa, topik yang mendapat lebih banyak perhatian dari media
akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya dan akan dianggap penting dalam suatu periode
tertentu. Akan terjadi sebaliknya bagi topik yang kurang mendapat perhatian media.

Pendapat para Ahli terkait Teori Agenda Setting

Chaffe dan Berger (1997) mengemukakan beberapa catatan untuk memperjelas teori ini.
1. Teori itu mempunyai kekuatan penjelas untuk menerangkan mengapa orang sama-
sama menanggap penting suatu isu.
2. Teori itu mempunyai kekuatan memprediksikan sebab memprediksi bahwa jika
orang-orang mengekpos pada satu media yang sama, mereka akan merasa isu yang
sama tersebut penting.
3. Teori itu dapat dibuktikan salah jika orang-orang tidak mengekspos media yang
sama maka mereka tidak akan mempunyai kesamaan bahwa isu media itu penting.

Stephen W.Littlejohn (1992) mengatakan, agenda setting beroperasi dalam tiga bagian
sebagai berikut.

1. Agenda media itu sendiri harus diformat. Proses ini akan memunculkan masalah
bagaimana agenda media itu terjadi pada waktu pertama kali.
2. Agenda media dalam banyak hal memengaruhi atau berinteraksi dengan agenda
publik atau kepentingan isu tertentu bagi publik. Pernyataan ini memunculkan
pertanyaan, seberapa besar kekuatan media mampu memengaruhi agenda publik
dan bagaimana publik itu melakukannya.
3. Agenda publik memengaruhi atau berinteraksi ke dalam agenda kebijakan. Agenda
kebijakan adakah pembuatan kebijakan publik yang dianggap penting bagi individu.

KELEBIHAN TEORI Agenda Setting

Contoh kasus adalah Prita Mulyasari. Ibu muda yang dipenjara karena mengeluhkan
pelayanan sebuah institusi melalui email di sebuah mailist. Media massa mengeksposnya.
Tak ayal, dukungan dan simpati mengalir deras bagi pembebasannya. Sampai-sampai
diadakannya aksi solidaritas Koin Peduli Prita dalam rangka membantu Prita dalam
memperoleh uang untuk bayar denda kepada Rumah Sakit Omni Internasional sebesar
Rp204.000.000,-. Alhasil sumbangan seluruh masyarakat dari seluruh Indonesia sebesar
Rp825.728.550,-. Jumlah ini empat kali lipat melebihi denda yang harus dibayarkan Prita
kepada Rumah Sakit Omni Internasional.

Masyarakat Indonesia yang plural dalam ragam budaya dan strata ekonomi berhasil digiring
televisi pada satu titik sikap, simpati kepada Prita Mulyasari. Inilah kekuatan media massa,
mampu memengaruhi perubahan kognitif pemirsa.

Kelemahan Teori Agenda Setting


Contoh kasus skandal Century yang dulu beritanya sempat memanas. Beritanya
tidak menjadi topik utama di semua media massa. Hanya beberapa media saja yang
menjadikannya headline. Itu terjadi karena tidak sesuai dengan selera publik. Di sinilah
kelemahan dari teori agenda setting. Ketika mulai masuk ke selera publik maka teori yang
lebih relevan untuk melihatnya adalah Uses dan Gratification. Teori inimempertimbangkan
apa yang dilakukan orang pada media, yaitu menggunakan media untuk pemuas
kebutuhannya.

Dalam memenuhi kebutuhan secara psikologis dan sosial, audiens menjadi


tergantung pada media massa. Audiens memperlakukan media sebagai sumber informasi
bagi pengetahuan mengenai perkembangan kasus Century. Karena itu, media pun bersedia
menayangkan Sidang Pansus Century secara live. Media mencoba memberikan apa yang
dibutuhkan oleh audiens sehingga memberikan efek dalam ranah afektif audiens. Salah
satunya adalah meningkat dan menurunnya dukungan moral terhadap skandal Century
yang sedang dalam penyelesaian.

Anda mungkin juga menyukai