Anda di halaman 1dari 16

Teori Komunikasi Publik

Menurut Para Ahli

ADRIAN PUTRA RAMADHAN (1906015245)


GANI KUSUMA (190615276)
Social marketing ( pemasaran sosial)

pemasaran sosial menurut Kotler (Kotler & Lee,


2011:7) yaitu sebuah proses yang menerapkan
prinsip-prinsip pemasaran dan teknik untuk
membuat, berkomunikasi, dan memberikan nilai
untuk memengaruhi perilaku target pasar yang
memberikan manfaat bagi masyarakat seperti halnya
juga pada target pasar.
Communication-Persuasion Matrix

Model Communication-Persuasion Matrix adalah


pendekatan persuasi yang digagas oleh William
McGuire. Model ini disebut juga dengan model input-
output. Variabel komunikasi masukan meliputi berbagai
komponen-komponen komunikasi seperti sumber,
pesan, saluran komunikasi, dan khalayak. Berbagai
unsur komunikasi tersebut merupakan elemen penting
bagi sebagian besar model komunikasi. Proses keluaran
memposisikan tanggapan khalayak terhadap kampanye
melalui berbagai tahapan dasar terpaan dan pengolahan
sebelum efek dapat dicapai pada tingkat pembelajaran.
Agenda Setting Theory

Teori yang digagas oleh Max McCombs dan Donald


Shaw ini menekankan bahwa media tidak perlu
menginstruksikan apa yang orang pikirkan tetapi apa
yang seharusnya dipikirkan. Media bertindak sebagai
penjaga gerbang informasi dan menentukan isu apa
yang penting. Teori agenda setting berpendapat bahwa
informasi atau isu yang tampil lebih sering di media
akan memiliki arti yang lebih penting bagi publik dan
menentukan prioritas politik dan sosial. Fenomena ini
juga berlaku untuk dampak kampanye terhadap
pentingnya masalah sosial dan isu kebijakan.
Difussion Of Innovations

Teori difusi inovasi yang dicetuskan oleh Everett M.


Rogers ini adalah teori yang menggambarkan
bagaimana ide atau produk baru, ataupun perilaku
positif berkembang melalui sebuah komunitas atau
struktur sosial. Teori ini mengidentifikasi beberapa
faktor yang mempengaruhi seberapa cepat ide atau
perilaku diadopsi. Adopsi ide baru atau difusi sebuah
inovasi bergantung pada karakteristik inovasi,
saluran komunikasi, waktu, dan sistem sosial.
Social Cognitive Theory

Teori sosial kognitif yang digagas oleh Albert


Bandura ini menyarankan bahwa self-efficacy dan
motivasi untuk menampilkan perilaku tertentu
diperlukan bagi perubahan perilaku. Dengan kata
lain, seseorang harus yakin bahwa dirinya dapat
menampilkan perilaku dalam berbagai macam
situasi dan memiliki insentif positif maupun negatif.
Self Efficacy

Self-efficacy adalah salah satu konsep penting dalam teori


sosial kognitif yang dikemukakan oleh Albert Bandura
(1997). Self-efficacy merujuk pada keyakinan individu
terhadap kapasitas dirinya untuk menjalankan perilaku yang
diperlukan untuk menghasilkan pencapaian kinerja yang
spesifik. Self-efficacy mencerminkan kepercayaan diri pada
kemampuan untuk mengerahkan kendali atas motivasi,
perilaku, dan lingkungan sosial seseorang. Evaluasi diri
kognitif ini mempengaruhi semua jenis pengalaman
manusia, termasuk tujuan yang diupayakan orang, jumlah
orang yang dikeluarkan menuju pencapaian tujuan, dan
kemungkinan mencapai tingkat kinerja perilaku tertentu.
Uses and gratifications theory

Teori yang ditemukan oleh Elihu Katz, Jay G.


Blumler, dan Michael Gurevitch ini adalah salah satu
teori komunikasi yang menjelaskan hubungan antara
manusia dan media. Teori ini menawarkan konsep
yang beguna dalam memahami motivasi khalayak
untuk memilih media tertentu untuk memenuhi
kebutuhannya. Terdapat lima macam kebutuhan
yang dapat dipenuhi oleh media yaitu kebutuhan
kognitif, kebutuhan afektif, integrasi pribadi,
integrasi sosial, dan kebutuhan bebas dari
ketegangan.
Theory of reasoned action and theory of theory of
planned behavior

Teori yang ditemukan oleh Elihu Katz, Jay G.


Blumler, dan Michael Gurevitch ini adalah salah satu
teori komunikasi yang menjelaskan hubungan antara
manusia dan media. Teori ini menawarkan konsep
yang beguna dalam memahami motivasi khalayak
untuk memilih media tertentu untuk memenuhi
kebutuhannya. Terdapat lima macam kebutuhan
yang dapat dipenuhi oleh media yaitu kebutuhan
kognitif, kebutuhan afektif, integrasi pribadi,
integrasi sosial, dan kebutuhan bebas dari
ketegangan.
Dual process theories

Dual-process theories adalah dua teori yang menjadi satu


pendekatan. Kedua teori tersebut adalah Elaboration
Likelihood Model yang digagas oleh Richard Petty dan
John Cacioppo dan Heuristic Systematic Model yang
digagas oleh Alice Eagly dan Shelly Chaiken. Kedua
model ini berpendapat bahwa orang memproses pesan
persuasif melalui dua cara. Cara pertama, orang hanya
melakukan sedikit usaha mental ketika memproses pesan
persuasi. Sebaliknya, mereka sedikit terbujuk secara
otomatis bergantung pada isyarat atau heuristik perifer
seperti kredibilitas dan daya tarik.
Extented parallel process model

Extended Parallel Process Model adalah sebuah teori


yang dikembangkan oleh Kim Witte yang
menggambarkan berbagai kondisi ketika fear appeals
akan atau tidak akan efektif sebagai sebuah pesan
kampanye. Fear appeals adalah pesan persuasif yang
dirancang untuk menakuti orang dengan
menggambarkan hal-hal buruk yang akan terjadi jika
mereka tidak melakukan apa yang disarankan oleh
pesan. Fear appeals umumnya digunakan untuk
dalam komunikasi politik terutama kampanye politik
dan kesehatan.
Health belief model

Health Belief Model adalah model psikologis yang


mencoba menjelaskan dan memprediksi perilaku
kesehatan. Hal ini dilakukan dengan memusatkan
perhatian pada sikap dan kepercayaan individu.
Model ini pertama kali dikembangkan oleh para ahli
psikologi sosial diantaranya Irwin M. Rosenstock, S.
Stephen Kegeles, Godfrey M. Hochbaum, dan
Howard Leventhal pada tahun 1950an. Dan
dikembangkan lebih lanjut oleh Becker (1974).
Instrumental learning

Instrumental learning adalah model klasik persuasi


yang mengkombinasikan karakteristik sumber (daya
tarik dan kredibilitas), insentif daya tarik pesan
(takut, penerimaan sosial, pengetahuan yang tepat),
dan pengulangan serta penempatan pesan untuk
memprediksi perubahan yang terjadi dalam
pengetahuan, sikap, dan perilaku. digagas oleh Carl
I. Hovland, I.L Kelley, dan H.H Kelley (1953).
Integrative theory of behavior change

dikemukakan oleh J. Cappella, M. Fishbein, R.


Hornik, R.K Ahern, dan S. Sayeed mengintegrasikan
Health Believe Model, teori sosial kognitif, dan teori
tindakan beralasan ini diterapkan untuk
menentukan bagaimana variabel eksternal,
perbedaan individu, dan kepercayaan menjadi dasar
untuk berkonstribusi pada jalur pengaruh diferensial
untuk perilaku hasil, niat, sikap, norma, dan self-
efficacy.
Message frames

Konsep framing oleh Robert N. Entman digunakan


untuk menggambarkan proses seleksi dan
menonjolkan aspek tertentu dari realitas yang
dibangun oleh media massa.Framing dapat
dipandang sebagai penempatan informasi-informasi
dalam konteks yang khas, sehingga isu tertentu
mendapatkan alokasi lebih besar daripada isu yang
lain. Selain itu, framing juga memberi tekanan lebih
pada bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan
bagian mana yang ditonjolkan atau dianggap penting
oleh pembuat teks.
Transtheoretical model

 transtheoretical model didasarkan pada gagasan


bahwa individu berada pada tahap kesiapan yang
berbeda untuk terlibat dalam perilaku yang
direkomendasikan, yang memberikan informasi
yang berguna untuk memprioritaskan segmen
khalayak dan mengidentifikasi siapa yang paling
mungkin terpengaruh. Adapun tahap kesiapan yang
dimaksud mencakup tahap pra-kontemplasi,
kontemplasi, persiapan, tindakan, atau perawatan.
Menurut James Prochaska dan Carlo DiClemente

Anda mungkin juga menyukai