Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rafis Firnando

NIM : 2110822012

Kelas/Jurusan : 3B/Antropologi Sosial

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Mata Kuliah : Antropologi Ekologi

Dosen Pembimbing : Dr. Maskota Delfi, M.Hum

Ringkasan Materi Perkuliahan beserta Referensi Tambahan

Antropologl ekologi sebagai studi tentang bagaimana penggunaan sumber daya alam
oleh manusia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh organisasi sosial dan nilai budaya
(Bennett. 1969: 10-11) dari titik pandang warga setempat yang tercermin pada perilaku-
perilaku yang diperlihatkannya. Berdasarkan pengertian tersebut maka obyek studi
antropologi adalah cara pandang dan tindakan pelaku dalam berinteraksi dengan
lingkungannya (Iingkungan sosial dan Iingkungan alam) sebagai perwujudan dari pola
kebudayaan.

Manusia dalam kehidupnya di lingkungan alam dan sosialnya selalu berupaya


mengusahakan pemenuhan kebutuhan hidupnya baik kebutuhan secara biologis, psikologis
dan sosial. Dalam hal ini manusia menghasilkan kebududayaan dalam upayanya beradaptasi
dan bertahan hidup di lingkungan alam dan sosial. Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut
manusia tentu tidak bisa melakukannya sendiri karena keterbatasan fisik, ia membutuhkan
bantuan dan Kerjasama dengan pihak lain dan membutuhkan kearifan lokal dalam mencapai
tujuannya. Ada tiga bentuk interelasi kearifan lokal (budaya) dengan lingkungan alam yaitu:

1. Bersahabat atau hidup bersahabat dengan alam


2. Menyembah atau tunduk pada alam, menghasilkan kepercayaan dan mistik
3. Menaklukan dan mengelola alam, menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi

Manusia memiliki akal yang dimanfaatkan dalam proses belajar kemudian menciptakan
berbagai peralatan (extra somatic tools) melaui akumulasi pengalaman trial and error.

Ironisnya, berbagai bentuk interelasi antara lingkungan alam dan budaya itu seringkali
berlangsung timpang. Ketimpangan dimaksud adalah dalam hal perilaku manusia yang lebih
sering memanfaatkan berbagai sumber daya pada suatu lingkungan alam untuk kepentingan
lingkungan budayanya, tanpa berupaya untuk menjaga kelestarian dari suatu lingkungan alam
tersebut. Boleh dikatakan hampir seluruh perangkat material atas kreasi budaya manusia
dalam melangsungkan keberadaan lingkungan budayanya, merupakan kontribusi dari segala
sumber daya yang terdapat pada lingkungan alam.

Oleh sebab itu, sudah sepatutnya manusia melakukan suatu tindakan atau perilaku
yang menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan alam. Namun ironisnya, yang terjadi
justru sebaliknya, hanya sedikit individu manusia yang menunjukkan kepeduliannya terhadap
lingkungan alam, sebagai bentuk interelasi seimbang antara lingkungan alam dengan
lingkungan budaya manusia

Antropologi menekankan bahwa berbagai cara makhluk hidup manusia yang


tercermin dalam pola-pola tindakan dan kelakuannya. Konsepsi kebudayaan lebih didasarkan
pada teori evolusi, selanjutnya pembatasan kebudayaan lebih didasarkan pada pemikiran
historical perticulturalism, culture and personality. C. Geertz berpendapat bahwa kebudayaan
adalah system pemaknaan yang dimiliki bersama, dan kebudayaan merupakan hasil dari
proses social bukan proses perorangan. Manusia sekarang, lebih mengendalkan kebudayaan
yang dimilikinya daripda secara biologis. Karenanya kebudayaan menjadi sesuatu yang
penting bagi kehidupan makhluk manusia. Seperti halnya dengan makhluk hidup lainya agar
tetap dapat mempertahankan hidupnya, maka manusia harus selalu menjaga hubungan
adaptasi dengan ekosistemnya.

Proses adaptasi telah menghasilkan keseimbangan yang dinamis, karena manusia


sebagai bagian dari salah satu organisme hidup dalam lingkungan fisik tertentu. Melalui
kebudayaan yang dimilikinya ia mampu mengembangkan seperangkat system gagasannya.
Suatu adaptasi budaya juga dapat dipandang sebagai suatu hasil proses evolusionistik.

Di satu pihak ekologi adalah ilmu yang mempelajari saling keterkaitan antara
organism dengan lingkungannnya termasuk lingkungan fisik dan berbagai bentuk hidup
organism. Sementara itu banyak kalangan ahli antropologi menyadari bahwa tidak selalu
alam sekitar mempengaruhi kebudayaan suatu masyarakat.cultural-ecology yaitu ilmu yang
mempelajari bagaimana manusia sebagai makhluk hidup menyesuaikan dirinya dengan suatu
lingkungan geografi tertentu.

Ada bagian inti dari system budaya yang sangat responsive terhadap adaptasi
ekologis,karenanya berbagai proses penyesuaian terhadap tekanan ekologis secara langsung
akan dapat mempengaruhi unsure-unsur inti dari suatu struktur social.steward berpendapat
bahwa pertama,ada hubungan teknologi yang dipergunakan dengan keadaan suatu lingkungan
tertentu, kedua pola-pola kelakuan dalam rangka mengeksploitasi suatu daerah ,erat
kaitannya dengan suatu bentuk tekologi yang diciptakan,dan ketiga pola-pola kelakuan dalam
rangka itu akan berpengaruh terhadap berbagai aspek dari kebudayaannya. Lebih lanjut
steward juga berpendapat bahwa hubungan kebudayaan dengan alam sekitarnya juga dapat
dijelaskan melalui aspek-aspek tertentu dalam suatu kebudayaan.

Geertz berpendapat bahwa analisis ekologis hanya relevan pada aspek inti
kebudayaan.melalui inti kebudayaan analisis ekologi akan mampu menunjukkan konstelansi
unsure-unsur penting yang paling erat kaitannya dengan penyelenggaraan pengaturan
kehidupan dan penyusunan ekonomi. Dimas lalu study kebudayaan selalu dikaitkan dengan
adanya keterkaitan perilaku manusia dengan lingkungannya.lebih mendasar bahwa suatu
lingkungan amat berperan dalam membentuk kebudayaan suatu suku bangsa.

Referensi:

1. https://blog.unnes.ac.id/inggitsilvia/2015/11/15/kebudayaan-dan-lingkungan/
2. Pangeran P.P.A Nasution, S.Sos., M.A. Antropologi Lingkungan. MATERI AJAR
ANTROPOLOGI LINGKUNGAN.
3. Saharuddin. 2007. Antropologi Ekologi (Fondasi Teori Dan Diskursus Ekologi).

Anda mungkin juga menyukai