Anda di halaman 1dari 4

Tugas Individu

TEORI EKOLOGI
(Umum & Manusia)

Supardi
P032202009

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021

LANDASAN FILOSOFIS
Salah satu ilmu yang mengjelaskan hubungan interaksi manusia dengan lingkungan dengan
kebudayaan sebagai perantaranya ialah ekologi manusia. Hubungan tersebut melahirkan kebudayaan
yang terdiri atas:
1. Kebudayaan Tradisional (Selaras Alam), manusia melihat dirinya sebagai bagian integral dari
alam (lingkungan). Contohnya kehidupan masyarakat Suku Kajang, Suku Badui Sunda,dsb.
2. Kebudayaan Modern (Fungsional), manusia berada di luar ekosistem dan seiring dengan
perkembangan pasar, alam menjadi objek untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dasar kajian
ekologis manusia adalah konsep perubahan dan adaptasi hidup. Perubahan lingkungan hidup
mengharuskan setiap organisme beradaptasi.
Dasar kajian ekologis manusia adalah konsep perubahan dan adaptasi lingkungan hidup.
Lingkungan hidup senantiasa berubah secara dinamis, perubahan lingkungan hidup mengharuskan
setiap organisme beradaptasi. Pada tataran etis, Kebudayaan Teknologi membuat manusia
memandang dirinya tidak lagi berkewajiban memelihara hubungan yang harmonis dengan
lingkungannya dan akhirnya menyebabkan terjadinya masalah lingkungan.
Secara Sosiologis, pandangan dunia semacam ini menjadi pangkal timbulnya Gaya Hidup yang sangat
Konsumtif. Konsumerisme menuntut produktivitas yang dilakukan secara terus menerus, sedang
sumberdaya dari alam semakin menipis bahkan terdapat yang tidak dapat diperbaharui. Secara
Kultural, berbagai proses ekonomis teknologi ini melenyapkan berbagai bentuk kepercayaan, tabu, dan
tradisi yang sebenarnya dapat menjaga konservasi lingkungan pada waktu dan tempat tertentu.
Akibatnya semakin mendorong eksploitasi menjadi semakin besar.
Kebijakan pembangunan yang condong pada modernisasi dan konsumerisme akan mengakibatkan
ketimpangan ekologis dan berujung pada kerusakan lingkungan hidup. Secara filosofis, Ekologi
Manusia semestinya dapat menjadi arah yang mampu memadukan ilmu kampus dengan pengetahuan
local. Apalagi saat ini dunia sedang menghadapi tantangan yang cukup besar, salah satunya adalah
perubahan iklim sehingga diperlukan pendekatan yang lebih progresif dalam studi ekologi manusia.
KONSEP – KONSEP EKOLOGI MANUSIA
1. Ekosistem
Dalam Ekologi Manusia dipahami sebagai suatu kondisi Manusia yang bersifat terbuka dengan
lingkungannya. Ekosistem dibagi menjadi tiga berdasarkan unsur terbentuknya yaitu ;
a. Energi
secara umum sumber energi saat ini dalam ekosistem Bumi adalah matahari (Soemarwoto, 1999).
Energi matahari kemudian diubah dan disimpan dalam tumbuhan. Hewan Herbivor pemakan tumbuhan
hijau memakannya dan mengubah energy matahari sesuai dengan kebutuhan metabolismenya.
Kemudian Hewan Karnivor mendapatkan energy dengan memakan hewan herbivor, dan seterusnya
herwan karnivor dapat dimakan oleh hewan karnivor lainnya.
b. Materi
Materi adalah tempat menyimpan dan mengolah energy. Soemarwoto (1999) : saat proses rantai
makanan berlangsung, unsur materi dari satu mata rantai ke mata rantai lainnya.
c. Informasi
Dalam Ekologi Manusia, Aktivitas Petani dalam menanam tanaman, membuat jarak tanam, dan
memodifikasi komposisi kimia tanah dengan melakukan pemupukan, tidak sekedar memindahkan
materi, tetapi juga memindahkan informasi.
2. Adaptasi
Konsep adaptif digunakan untuk menunjukkan kecocokan organisme (manusia) dengan sifat dan ciri
lingkungannya sebagai tempat melangsungkan hidup. Adaptasi merupakan roses penyesuaian diri
makhluk hidup dengan lingkungannya dan dalam prosesnya melibatkan hubungan timbal balik yang
saling menguntungkan, dapat dengan mengubah perilaku atau lingkungan. Terdiri atas 3 jenis yakni:
a. Adaptasi morfologi
b. Adaptasi fisiologi
c. Adaptasi tingkah laku
Menurut Darwin, dalam teori evolusinya tentang Seleksi Alam, kemampuan adaptif (bertahan hidup)
berbanding lurus dengan kelangsungan hidup. Poin utamanya terletak dari kemampuan beradaptasi.
Manusia memiliki sarana adaptasi yang disebut Ekstraorganik atau yang dalam Antroplogi disebut
Kebudayaan (Culture) yang tercermin dalam adaptasi tingkah laku . Kebudayaan seperti yang
dinyatakan para ahli adalah seperangkat pengetahuan, cara atau pola perilaku, dan artefak yang
dihasilkan dan diwariskan oleh pengalaman manusia secara kolektif sebagai organisme sosial. Seperti
halnya gen, kebudayaan adalah wadah penyimpanan informasi.
3. Habitat dan Relung Ekologis (Niche)
Habitat adalah tempat hidup sedang Relung Ekologis adalah wilayah pencarian nafkah (kehidupan).
4. Daya Dukung Lingkungan.
Didalam Daya Dukung Lingkungan terdapat BATAS (LIMIT) dari setiap HABITAT dan RELUNG
EKOLOGIS dalam menampung populasi manusia dan aktivitas pencarian hidupnya. Tetapi dalam
ekologi manusia LIMIT tersebut bersifat DINAMIS, karena kemampuan manusia dalam BERINOVASI
atau mencari SOLUSI terhadap permasalahan Habitat dan Relung Ekologis.
TEORI DAN PENDEKATAN
Dalam kajian tentang Ekologi Manusia ini dapat dibagi menjadi tiga yaitu ;
1. Teori Determinasi Lingkungan (Environmental Determinism)
yaitu mengklasifikan Lingkungan dengan Kebudayaan atau gagasan serta aktivitas yang terpola dan
Teknologi Material termasuk di dalamnya kepercayaan, Kelompok Masyarakat, dan Ideologi.
2. Teori Kementakan Lingkungan (Environmental Possibilism)
yaitu terdapat suatu pola hubungan interaktif antara kebudayaan dan lingkungan. teori ini menjadikan
lingkungan sebagai pembatas, sekalipun berada dalam lingkungan yang sama namun memiliki budaya
yag berbeda.
3. Teori Ekologi Budaya (Cultute Ecology)
Kebudayaan (Manusia) dan Lingkungan merupakan dua sisi yang tak terpisahkan : Menolak
Determinasi Lingkungan). Corak hubungan manusia dengan lingkungan amat ditentukan oleh inti
kebudayaan (Inovasi dan Teknologi), yang pada akhirnya menentukan apakah masyarakat itu
tradisional atau modern.
Pendekatan dalam kajian ini juga dibagi menjadi dua yaitu ;
4. Pendekatan Ekosistem
Memandang hubungan manusia (Kebudayaan) dengan lingkungan secara holistic. Setiap anasir dalam
ekosistem memiliki peran yang sama (Ekosentrisme).
5. Pendekatan Ekologi Politik
Membawa persoalan lingkungan ke dalam system politik yang lebih luas (Kapitalisme dan
Liberalisme) : suatu system ekonomi (Kapitalsime) dan social (kepentingan antara negara, perusahaan,
dan masyarakat).
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM PERSPEKTIF EKOLOGI MANUSIA

Salah satu permasalahan lingungan yang kita hadapi saat ini adalah cara kita memperlakukan
lingkungan atau lebih tepatnya cara kita menempatkan lingkungan dalam kerangka pembangunan
berkelanjutan.
Indonesia adalah negara kepulauan, dihuni oleh milliaran spesies (langka, endemik atau pun
pemigran), meski dipihak lain kita tetap didorong dalam upaya meningkatan kesejahteraan (ekonomi)
sebagai amanat konstitusi. Persoalannya karena dalam membangun kita cenderung memutuskan
hubungan dengan lingkungan.
Faktanya, pembangunan ekonomi dewasa ini kian semakin berwatak Kapitalistik-Neoliberal
dan bersikap abai kelestarian lingkungan dan ketimpangan social ekonomi dalam kehidupan
masyarakat. Permasalahan lingkungan yang menjurus pada kerusakan lingkungan dan tatanan social
tersebut di atas berakar pada cara pandang dualistik baik dalam kebijakan pembangunan maupun
dalam dunia sains yang menopang proyek – proyek pembangunan.
Ada tiga alasan utama yang mendasari pentingnya perspektif ekologi manusia dalam
pembangunan berkelanjutan :
1. Kesadaran pentingnya dimensi kemanusiaan bahwa manusialah yang mendominasi dan
membentuk lingkungan (Environmental Possibilism -Kementakan Lingkungan) dengan demikian
sangat jelas bahwa keberhasilan pembangunan berkelanjutan hanya bisa dicapai bila ada
kejelasan batas pengelolaan yang dilakukan oleh manusia, apakah mereka akan memelihara atau
,merusak lingkungan.
2. Pada umumnya masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan memiliki kehidupan yang sangat
tergantung pada sumberdaya alam. Mereka menilai seperti hutan, air, tanah, tumbuhan, dan
hewan sebagai sumber daya yang
3. harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka secara proporsional (Environmental
Deterministik)
4. Dimensi manusia semakin penting dalam upaya pembangunan berkelanjutan seiring dengan
meningkatnya pemahaman kita terhadap pandangan bahwa manusia adalah bagian dari
lingkungan serta kehadirannya tidak membahayakan kualitas dan nilai yang dimilikinya (makro
dan mikrokosmos).

Anda mungkin juga menyukai