Anda di halaman 1dari 10

Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P 1412-6885

ISSN O 2503-4960

PENILAIAN STOK KARBON TANAH ORGANIK PADA BEBERAPA


TIPE PENGGUNAAN LAHAN DI KUTAI TIMUR,
KALIMANTAN TIMUR

Muli Edwin1
1
Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER) Kutai Timur, Program Studi Kehutanan.
Jl Sukarno-Hatta No 01. Sangatta, Kutai Timur, Kaltim Kode Pos 75387
Telp. 081347140335
E-Mail: edwin.kutim@gmail.com

ABSTRAK

Penilaian Stok Karbon Tanah Organik pada beberapa Tipe Penggunaan Lahan di Kutai Timur,
Kalimantan Timur. Penilaian stok karbon tidak hanya pada vegetasi hutan, tetapi juga pada tanah termasuk
tanah pertanian atau kebun, karena secara global stok SOC (soil organic carbon) ternyata merupakan
teresterial terbesar cadangan karbon organik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui stok karbon tanah
organik di kebun lada, kebun campuran, kebun karet, kebun jati dan lahan semak. Metode pengambilan
sampel tanah ditentukan secara purposive sampling, kemudian untuk analisis stok karbon tanah organik
berdasarkan kerapatan lindak, C-organik dan kedalaman tanah mengacu pada penilaian oleh Badan
Standarisasi Nasional.
Total SOC di berbagai tempat tergantung dari karakteristik tanah, curah hujan, manajemen pengolahan
tanah, topografi, organisme tanah, dan faktor lingkungan lainnya. Berdasarkan penilaian SOC di kebun
campuran dan kebun karet lebih tinggi, yaitu 160 dan 121 ton/ha. Kedua lahan tersebut memiliki kelerengan
datar, sehingga potensi kehilangan bahan organik di tanah permukaan akibat erosi tergolong rendah.
Sedangkan di kebun lada, jati dan semak masing-masing 60. 25 dan 24 ton/ha. Penilaian total SOC
berdasarkan kandungan C-organik, kerapatan lindak (Bulk Density) dan kedalaman tanah tertentu pada tiap
satuan unit lahan dianggap cukup signifikan, sehingga penelitian seperti ini lebih banyak lagi dilakukan
dalam rangka menguatkan informasi untuk estimasi total SOC untuk daerah yang lebih luas atau secara
global.
Kata kunci : Karbon, organik, kebun, tanah.

ABSTRACT

Asessing of Soil Organic Carbon (SOC) Stock at the Differents Land Use in East Kutai Regency, East
Kalimantan. Carbon stock assessment was not only conducted in forest vegetation, but also on soil,
including croplands, as global SOC stocks proved to be the biggest terrestrial for organic carbon stocks. The
purpose of this research was to assess the soil organic carbon stock in the mixed farm, Piper Albi, Hevea
brasiliensis, Tectona grandis farm and bush land. Soil sampling method was determined by purposive
sampling, then to the analysis of soil organic carbon stocks based on bulk density, C-organic and soil depth
refered to the assessing by National Standardization Agency.
Total SOC in various places depending on the soil characteristics, rainfall, soil management, topography, soil
organisms, and other environmental factors. Based on the assessment, SOC in mixed farm and Hevea
brasiliensis farm was higher, namely 160 and 121 tonnes ha -1. Both the land has a flat slope, so the potential
loss of organic matter on the soil surface due to erosion was low. While in the Piper Albi, Tectona grandis
farm and bush land respectively 60. 25 and 24 tonnes ha -1. Assessment of total SOC based on the content of
C-organic, bulk density and soil depth specified on each unit of land was considered significant, so research
like this should to be attempted more in order to strengthen information to estimate the total SOC in wider
area or globaly.
Key words : carbon, organic, farm, soil.

279
Penilaian Stok Karbon … Muli Edwin.

1. PENDAHULUAN primer, yang jauh lebih rendah


Konversi lahan hutan dalam skala dibandingkan di Sumatera (Yassir, 2012).
luas menjadi lahan pertanian dan Tanah merupakan salah satu dari
perkebunan dapat berperan menurunkan tiga penyimpan karbon (carbon pool) di
cadangan karbon tanah. Pemanfaatan darat. Penyimpan lainnya adalah pada
lahan oleh masyarakat harus dievaluasi biomasa tanaman hidup dan tanaman
salah satunya dengan sebuah riset untuk yang mati atau nekromasa dan serasah.
mengetahui kondisi tanah dan cadangan (IPCC, 2006). Berdasarkan penelitian
karbon tanah organik. Karbon tanah Usmadi dkk, Tahun 2015 telah
organik (SOC=soil organic carbon) menjelaskan di Kebun Raya Balikpapan
menurut Nishina, et al. (2013) merupakan diketahui rata-rata cadangan karbon
stok karbon terbesar di ekosistem darat sebesar 141,6 ton/ha. Komponen terbesar
penyumbang cadangan karbon dari lima
dan memainkan peran kunci dalam
komponen pool karbon ditemukan pada
umpan balik biosfir untuk peningkatan
komponen vegetasi hidup sebesar
karbon dioksida atmosfer di dunia,
sehingga atmosfir bumi akan menjadi 48,50% dan tanah menyumbang 28,15%
lebih hangat. Menurut Stockmann, et al atau sebesar 39,84 ton/ha dan sisanya
(2012), menyatakan tanah mengandung pada komponen nekromasa dan lainnya.
kurang lebih 2.344 Gt (1 Gigaton = 1 Nilai cadangan karbon tanah di Kebun
Milyar ton) dari karbon organik secara Raya Balikpapan hampir sama Hutan
sekunder bekas kebakaran di lokasi PT.
global dan merupakan teresterial terbesar
Inhutani I Batu Ampar Provinsi
cadangan karbon organik. Perubahan
Kalimantan Timur pada kedalaman
kecil dalam stok karbon organik tanah
lapisan tanah 0–30 cm. Berdasarkan
bisa berdampak signifikan terhadap
laporan Forest Watch Indonesia, (2009)
konsentrasi karbon di atmosfer.
telah menjelaskan rata-rata cadangan
Van Noordwijk et al. (1997)
karbon pada lahan semak belukar adalah
dalam Yassir (2011) melaporkan bahwa
9,54 ton/ha. Kemudian Charlie (2015)
stok karbon tanah menurun akibat adanya
juga telah menemukan cadangan karbon
degradasi dan deforestasi hutan.
yang rendah untuk karbon tanah organik
Sedangkan menurut Ohta et al. (2000)
pada kedalaman tanah sampai 30 cm di
menyebutkan bahwa stok karbon tanah
Taman Botani Bukit Pelangi, yaitu rata-
keseluruhan tidak menurun akibat
rata sebesar 6,90 ton/ha.
degradasi hutan bahkan meningkat pada
Diperkirakan bahwa setidaknya
setiap lapisan selama konversi hutan
1,7 milyar ton karbon dilepaskan per
menjadi padang rumput. Dari berbagai
tahunnya akibat alih-guna lahan. Bagian
hasil penelitian perlu dikuatkan dengan
terbesar adalah deforestasi di kawasan
berbagai informasi terutama pada lahan
hutan tropis. Deforestasi mewakili sekitar
pertanian atau lahan konversi dari hutan
20 persen emisi karbon dunia saat ini,
ke lahan budidaya. Hal tersebut
yang persentasenya lebih besar dari emisi
dibutuhkan untuk mengetahui apakah alih
yang dikeluarkan oleh sektor transportasi
fungsi lahan hutan menjadi berbagai
global dengan penggunaan bahan bakar
lahan budidaya atau pertanian dapat
fosil yang intensif. Deforestasi dan
menurunkan stok karbon tanah organik.
degradasi hutan di Indonesia merupakan
Stok karbon tanah di Kalimantan Timur
penyumbang terbesar emisi nasional.
pada kedalaman tanah 40 cm ditemukan
Sumber penting dalam periode 10-15
sebesar 36,2 ton/ha di lahan alang-alang
tahun terakhir berasal dari kebakaran dan
dan sebesar 38,9 ton/ha di hutan sekunder
drainase lahan gambut dengan emisi
kemudian sekitar 33,2 ton/ha di hutan

280
Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P 1412-6885
ISSN O 2503-4960

tahunannya tidak kurang dari 0,5 milyar Kecamatan Sangatta Utara. Pada
ton karbon (CIFOR, 2010). Mengetahui bulan Desember 2015-April 2016.
stok karbon pada berbagai tipe lahan
2.2. Pengumpulan Data
sangat penting, menurut Usmadi dkk,
Metode pengumpulan data
(2015) bahwa cadangan karbon dapat
disesuaikan dengan tujuan dari penelitian,
digunakan untuk menduga besarnya
dimana sifat penelitian ini adalah studi
penyerapan karbon dioksida (CO2) oleh
ekplorasi terhadap stok karbon tanah
tumbuhan termasuk di tanah.
organik pada beberapa tipe penggunaan
Berdasarkan penelitian Hobley
lahan. Sehingga dalam pengumpulan data
dan Willgoose (2010) telah menjelaskan
menggunakan non-probability sampling.
pada tahun 2005, sekitar 10 - 12% dari
Menurut Teddlie dan Yu (2009),
GRK (Gas Rumah Kaca) antropogenik
menjelaskan teknik non-probability
berasal dari kegiatan pertanian. Upaya
sampling disebut juga purposive
manipulasi stok karbon tanah organik
sampling atau tujuan pengambilan sampel
melalui pola penggunaan lahan dan
secara sengaja terutama untuk penelitian
perubahan pengelolaan lahan telah
kualitatif. Dijelaskan lebih lanjut oleh
banyak dibahas sebagai bagian dalam
Etikan et al. (2016) non-probability
rangka solusi untuk mengurangi kadar
sampling memiliki keterbatasan karena
CO2 di atmosfir (Lal 1997; Lorenz et al.
sifatnya subjektif dan dengan demikian
2007.). Laporan IPCC tahun 2007
belum tentu dapat mewakili seluruh
memperkirakan bahwa sekitar 5 ton CO2
populasi secara umum.
per tahun yang bisa dijerap oleh tanah
Data yang dibutuhkan dalam
(Smith et al. 2007). Dalam rangka
penelitian ini, yaitu data primer
memberikan masukan kepada pemerintah
merupakan data yang dikumpulkan dari
dan kelompok-kelompok kepentingan
hasil survey lapangan yang meliputi: data
lainnya sebagai dasar bagi pengambilan
tentang kondisi tanah seperti morfologi,
kebijakan yang efektif berkaitan dengan
sifat fisik tanah tanah dan hasil analisis
pemanfaatan lahan, maka para ilmuwan
laboratorium. Kemudian data sekunder
tanah dihadapkan dengan tantangan
yang meliputi peta administrasi
mengidentifikasi dan mengukur efek
kabupaten/kecamatan, peta tanah, peta
GRK termasuk memantau stok SOC.
iklim, peta curah hujan, peta system lahan
Stok karbon tanah hutan tanah pertanian
dan hasil penelitian terdahulu yang
atau kebun sangat penting untuk dikaji
relevan dengan penelitian ini. Dalam
lebih jauh terkait upaya mitigasi terhadap
penelitian ini melakukan pengukuran
perubahan iklim.
kandungan karbon organik tanah pada
tanah mineral kering. Pengambilan
2. METODA PENELITIAN
contoh tanah dilakukan tahapan yang
mengacu atau mengadopsi standar dari
2.1. Tempat dan Waktu
BSN (2011) sebagai berikut:
Penelitian ini bersifat studi ekplorasi
a. Contoh tanah dari 5 titik, yaitu pada
untuk beberapa tipe pemanfaatan
keempat arah mata angin dan di
lahan pada wilayah berbeda di
tengah tengah plot untuk plot
Kabupaten Kutai Timur. Terdapat 5
lingkaran atau pada keempat sudut
lokasi yaitu kebun lada di Kecamatan
plot dan di tengah-tengah plot untuk
Batu Ampar, kebun campuran di
plot persegi panjang;
Rantau Pulung, kebun karet di
b. Melakukan pengambilan contoh tanah
Kecamatan Long Masangat dan
dengan metode komposit, yaitu
kebun jati serta lahan semak di
mencampurkan contoh tanah dari

281
Penilaian Stok Karbon … Muli Edwin.

kelima titik contoh tanah pada tiga Ct = kandungan karbon


kedalaman tertentu (kedalaman 0 cm tanah, dinyatakan dalam gram (gram/cm2)
Kd = kedalaman contoh
sampai 10 cm, 10 cm sampai 20 cm, tanah, dinyatakan dalam sentimeter (cm)
dan 20 cm sampai 30 cm), untuk ρ = kerapatan lindak
mengetahui kandungan Corganik dan (bulk density), dinyatakan dalam gram per
beberapa sifat kimia tanah lainnya; centimeter kubik (g/cm3)
c. Mengambil contoh tanah utuh dengan %C organik = nilai persentase
kandungan karbon, menggunakan nilai
ring soil sampler pada tiga kedalaman persen karbon yang diperoleh dari hasil
tertentu (kedalaman 0 cm sampai 10 pengukuran di laboratorium.
cm, 10 cm sampai 20 cm, dan 20 cm
sampai 30 cm), untuk mengetahui Ctanah = Ct x 100…………… (ton/ha)
kerapatan lindak;
Keterangan :
d. Sampel tanah dianalisis di
Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Ctanah = kandungan organik
tanah per hektar, dinyatakan dalam ton per
Pertanian Universitas Mulawarman.
hektar (ton/ha)
Ct = kandungan karbon
2.3. Analisis Data tanah (g/cm2)
Sesuai dengan tujuan penelitian maka 100 = faktor konversi dari
2
metode dalam penelitian ini adalah g/cm ke ton/ha.
metode survey dan analisis .
laboratorium. Data hasil survey
lapangan dan analisis kemudian 3. HASIL PENELITIAN DAN
diolah dan disajikan dalam bentuk PEMBAHASAN
tabel dan grafik. Perhitungan karbon
tanah organik berdasarkan perkalian Perhitungan stok karbon tanah
dari persentase C-organik, kerapatan organik (SOC=Soil Organic Carbon)
lindak dan kedalaman tanah yang dilakukan pada empat tipe penggunaan
mengacu pada persamaan (BSN, lahan, yaitu kebun lada, kebun karet,
2011). Perhitungan tersebut juga kebun jati, dan kebun campuran serta
pernah diterapkan oleh Olsson et al. satu tutupan lahan berupa semak atau
(2009), dan Abera dan Meskel (2013) bekas kebun. Berdasarkan perhitungan
sebagai berikut ini: stok SOC di lima lokasi tersebut, pada
kedalaman tanah 0 sampai 10 cm SOC
Ct = Kd x ρ x % C berkisar 0,1-0,5 gr/cm2, kedalaman
tanah 10 sampai 20 cm SOC berkisar
organik…………… (gram/cm2) 0,2-1,6 gr/cm2, kedalaman tanah 20
Keterangan: sampai 30 cm SOC berkisar 0,4-2,6
gr/cm2 (Gambar 1).

282
Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P 1412-6885
ISSN O 2503-4960

Gambar 1. Perbandingan Stok Karbon Tanah Organik pada Kedalaman Tanah Berbeda
Kedalaman tanah mempengaruhi lindak tertinggi ditemukan pada
secara linier terhadap stok SOC, kebun karet, lada kemudian kebun
begitu juga kandungan C-organik dan campuran, dan yang terendah pada
kerapatan lindak berpengaruh cukup lahan semak, yaitu sekitar 1,26
signifikan terhadap SOC seperti gr/cm3. Berdaskan Gambar 2 dan 3
diperlihatkan pada Gambar 2 dan 3. kandungan C-organik lebih signifikan
Kandungan C-organik yang tinggi pengaruhnya dibanding kerapatan
ditemukan pada kebun campuran, lindak, hal tersebut nantinya akan
kebun karet kemudian kebun lada, mempengaruhi total stok SOC pada
sedangan yang terendah pada lahan tiap kedalaman tanah tertentu.
semak, yaitu 0,94%. Untuk kerapatan

Gambar 2. Grafik Hubungan Stok SOC dan C-Organik di Lokasi Penelitian

283
Penilaian Stok Karbon … Muli Edwin.

Gambar 2. Grafik Hubungan Stok SOC dan Kerapatan Lindak di Lokasi Penelitian

Nilai C-organik, kerapatan oleh C-organik dan kerapatan lindak


lindak dan kedalaman tanah dalam juga dipengaruhi oleh jenis tanah dan
penelitian ini digunakan untuk faktor lingkungan lainnya, seperti
menduga stok SOC. Dari hasil curah hujan harian, kelerengan dan
perhitungan telah diketahui kebun pengolahan tanah pada lahan
campuran memiliki SOC yang paling budidaya. Lokasi di kebun lada dan
tinggi yaitu 160 ton/ha, sedangkan kebun yang memiliki stok karbon
yang terendah ditemukan pada lahan tanah rendah, salah satunya
kebun jati dan semak atau bekas disebabkan kondisi lahan yang
kebun, yaitu masing-masing 24,7 dan dimilikinya, yaitu agak curam
24, 0 ton/ha. Nilai stok karbon tanah sampai curam. Sedangkan pada
pada kebun karet juga relatif tinggi kebun campuran dan kebun karet
kebun lada, jati dan semak (Tabel 1). memiliki kelerengan datar atau
Stok karbon tanah selain dipengaruhi landai.

Tabel 1. Stok Karbon Tanah Organik (ton/ha) pada Lima Penggunaan Lahan Berbeda
Karbon Stok
No. Lokasi Penggunaan lahan C-organik
(ton/ha)
1 Rantau Pulung
Kebun Campuran 5,39 160,4
(Desa Margomulyo)
2 Long Masangat
Kebun Karet 4,21 120,7
(Desa Mukti Utama)
3 Batu Ampar
Kebun Lada 2,08 60,3
(Desa Beno Harapan)
4 Sangatta Utara
Kebun Jati 0,98 24,7
(Dusun Kabo Jaya)
5 Sangatta Utara
Semak 0,94 24,0
(Dusun Kabo Jaya)

Berdasarkan laporan The lahan basah (wetlands) stok karbon


Intergovernmental Panel on Climate tanah sangat tinggi sekitar 643
Change (IPCC, 2000), telah ton/ha, dan pada lahan pertanian
menjelaskan secara global untuk (croplands) stok karbon tanah sekitar
hutan tropis stok karbon tanah sekitar 80 ton/ha. Masripatin dkk. (2010)
123 ton/ha yang lebih besar telah menyimpulkan dari berbagai
dibanding stok karbon pada vegetasi, hasil penelitian di Indonesia, yaitu
yaitu 120 ton/ha. Kemudian pada menjelaskan bahwa cadangan karbon

284
Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P 1412-6885
ISSN O 2503-4960

pada berbagai kelas penutupan lahan menjelaskan perbedaan tipe


di hutan alam berkisar antara 7,5- penggunaan lahan, intensitas
264,70 ton C/ha. Kemudian budidaya dan pemupukan merupakan
cadangan karbon tanah pada berbagai sumber utama yang menyebabkan
tipe jenis tanah dan kedalaman terjadinya perubahan pada sifat-sifat
tertentu berkisar antara 5,70-6.394 tanah.
ton/ha dan potensi penyimpanan Köchy et al. (2015)
karbon yang paling besar terdapat menyatakan dalam skala global tanah
pada lahan gambut. paling rentan terhadap kehilangan
Van der Kamp et al. 2009,
carbon akibat adanya berbagai
telah melaporkan pada kedalaman
tanah 0-45 cm di hutan Bukit Suharto penggunaan lahan yang juga
Kalimantan Timur stok karbon memiliki peran penting dalam
sebesar 37 ton/ha dan hutan sekunder mitigasi konsentrasi GRK (gas
43 ton/ha, kemudian untuk lahan rumah kaca). Stok SOC dapat
alang-alang stok karbon tanah sekitar dipengaruhi oleh berbagai faktor,
40 ton/ha yang sedikit lebih besar sehingga perbedaan kecil dalam
dibanding hutan sekunder dan hutan
pengukuran SOC di daerah yang luas
bekas ladang. Penelitian Usmadi dkk.
(2015) di hutan Kebun Raya dapat menghasilkan perbedaan
Balikpapan, Kalimantan Timur signifikan secara global. Sehingga
menemukan total stok karbon sekitar dibutuhkan kemitraan secara global
142 ton/ha dan pada tanah sekitar 40 yang dikoordinasi oleh FAO dalam
ton/ha dengan menerapkan metode metode dan teknis pengungkuran
perhitungan yang sama dengan SOC. Lebih lanjut dijelaskan oleh
penelitian ini. Abera dan Meskel
Köchy et al. (2015) pengukuran stok
(2013) melakukan penelitian di
wilayah tropis Ethiopia telah SOC secara tidak langsung melalui
menghitung rata-rata stok karbon analisis spasial atau pengindraan jauh
tanah Andosol pada beberapa memang diperlukan akan tetapi tetap
penggunaan lahan berkisar 2,1-4,2 membutuhkan data hasil pengamatan
ton/ha. langsung lapangan. Sehingga untuk
Total kandungan atau stok
mengurangi ketidakpastian stok SOC
SOC pada berbagai tipe penggunaan
lahan selain dipengaruhi oleh faktor para peneliti tanah perlu diarahkan
alami, yaitu curah hujan, topografi, untuk mendata kandungan C-
kondisi vegetasi juga dipengaruhi organik, kerapatan lindak (Bulk
oleh intensitas pengolahan tanah dan Density) dan kedalaman tanah pada
pemupukan. Dari berbagai faktor tiap satuan unit lahan. Wang et al.
tersebut baik secara langsung dan (2015) telah menjelaskan dinamika
tidak langsung akan mempengaruhi
karbon tanah organik (SOC) di lahan
sifat-sifat tanah termasuk kandungan
C-organik dan kerapatan lindak. pertanian merupakan komponen
Olsson et al. (2009) menjelaskan penting dari siklus karbon (C) secara
selain kondisi tapak, kondisi global. Masukan (input) C umumnya
hidroorologi juga sangat diperlukan untuk mengurangi
mempengaruhi stok karbon tanah. kerugian C di tanah pertanian.
Abera dan Meskel (2013) juga telah Sehingga dibutuhkan pengembangan

285
Penilaian Stok Karbon … Muli Edwin.

strategi manajemen untuk kesempatan dan membantu di lapangan.


mengurangi kehilangan C di lahan Ucapan terima kasih juga disampaikan
pertanian dalam skala regional. Jha et kepada mahasiswa kehutanan STIPER
Kutai Timur yang ikut terlibat langsung
al. (2014), total SOC tergantung dari
dalam penelitian ini.
jenis tanah, iklim, manajemen
pengolahan tanah, komposisi DAFTAR PUSTAKA
mineral, topografi, organisme tanah,
dan faktor-faktor lain yang tidak [1] Abera, G dan E.W. Meskel. 2013.
diketahui mengatur kandungan C Soil Properties, and Soil
dalam profil tanah. Organic Carbon Stocks of
Tropical Andosol under
4. KESIMPULAN Different Land Uses.
http://dx.doi.org
Dari lima tipe penggunaan lahan, /10.4236/ojss.2013.3301.
stok karbon tanah organik di kebun Journal of Soil Science, 2013,
campuran lebih tinggi dibandingan empat 3, 153-162.
lainnya. Penerapan budidaya secara multi [2] BSN, 2011. Pengukuran dan
kultur dapat meningkatkan kandungan C penghitungan cadangan karbon
dalam tanah dibanding budidaya secara –Pengukuran lapangan untuk
monokultur. Kandungan C yang tinggi di penaksiran cadangan karbon
dalam tanah pada kebun campuran dan hutan (ground based forest
kebun karet dipengaruhi oleh faktor carbon accounting). SNI
kelerengan yang datar dan intensitas (StandarNasional Indonesia),
pengolahan tanah yang relatif rendah. Badan Standadisai Nasional,
Lahan pertanian atau perkebunan sangat Jakarta.
rentan mengalami pengurangan
kandungan C di dalam tanah, karena [3] Putra. M.P., M.Edwin, dan Charlie.
adanya perlakuan pengolahan tanah, 2016. Analisis Kandungan
sehingga dibutuhkan strategi manajeman Karbon Tanah Organik di
pengolahan tanah untuk meminimalisasi Areal Taman Botani Sangatta
kehilangan C stok karena penurunan Kabupaten KutaiTimur. Jurnal
karbon tanah organik bisa berdampak Pertanian Terpadu. STIPER
signifikan terhadap peningkatan Kutai Timur, Sangatta. 165: 1-
konsentrasi karbon di atmosfer dan 9.
berperan penting dalam mitigasi gas
rumah kaca. [4] CIFOR, 2010. REDD: Apakah itu?
Pedoman CIFOR tentang
5. UCAPAN TERIMA KASIH Hutan, Perubahan Iklim dan
REDD. CIFOR, Bogor,
Penulis mengucapakan terima Indonesia.
kasih kepada institusi tempat bekerja http://www.cifor.org/
(STIPER Kutai Timur) yang telah publications
memberikan kesempatan kepada penulis /pdf_files/media/MediaGuide_
selaku dosen untuk melakukan penelitian REDD_Indonesian.pdf.
ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada pemiliki kebun lokasi [5] Etikan, I. S. A. Musa, R.S. Alkassim.
penelitian yang telah memberikan 2016. Comparison of

286
Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P 1412-6885
ISSN O 2503-4960

Convenience Sampling and (Eds.), A Special Report of the


Purposive Sampling. doi: Intergovernmental Panel on
10.11648/j.ajtas.20160501.11. Climate Change. Cambridge
American Journal of University Press, Cambridge.
Theoretical and Applied
Statistics.Vol. 5, No. 1, 2016, [11] Masripatin N, K. Ginoga, G. Pari, W.
pp. 1-4. S. Dharmawan, C. A. Siregar,
A. Wibowo, D. Puspasari, A.
[6] FWI. 2009. Perhitungan Potensi S. Utomo, N. Sakuntaladewi,
Karbon di Kawasan Hutan: M. Lugina, Indartik, W.
FWI (Forest Watch Indonesia). Wulandari, S. Darmawan, I.
Bogor. Heryansah, N.M. Heriyanto, H.
Haris Siringoringo, Ratih
[7] Hobley, E. and G. Willgoose. 2010. Damayanti, D. Anggraeni, H.
Measuring soil organic carbon Krisnawati, R. Maryani, D.
stocks-issues and Apriyanto, B. Subekti. 2010. C
considerations. World Karbon pada berbagai Tipe
Congress of Soil Science, Soil Hutadan Jenis Tanamadi
Solutions for a Changing Indonesia. Pusat Penelitian dan
World, 1-6 August 2010, Pengembangan Perubahan
Brisbane, Australia. Iklim dan Kebijakan. Balitbang
Kehutanan, Bogor.
[8] Jha, P., A. K. Biswas., B. L. Lakaria.,
R. Saha., M. Singh, and A. S. [12] Nishina, K., et al. 2013. Umpan balik
Rau. 2014. Predicting Total biosfir untuk peningkatan
Organic Carbon Content of Soils karbon dioksida atmosfer di
from Walkley and Black dunia masa depan yang lebih
Analysis. Communications in Soil
hangat. http://www.earth-syst-
Science and Plant Analysis, DOI:
10.1080/00103624.2013.874023. dynam-
45:713–725. discuss.net/4/1035/2013/esdd-
4-1035-2013.html.
[9] Köchy, K. R. Hiederer, and A.
Freibauer. 2015. Global [13] Ohta, S., Morisada, K., Tanaka, N.,
distribution of soil organic Kiyono, Y., Effendi, S., 2000.
carbon – Part 1: Masses and Are soil in degraded
frequency distributions of SOC Dipterocarp forest ecosystem
stocks for the tropics, deteriored? A comparison
permafrost regions, wetlands, Imperata grasslands, degraded
and the world. www.soil- secondary forests, and primary
journal.net/1/351/2015/; forests.
doi:10.5194/soil-1-351-2015. https://www.researchgate.net
SOIL, 1, 351–365, 2015. /publication/251373697_Are_S
oils_in_Degraded_Dipterocarp
[10] IPCC., 2000. Land use, land-use _Forest_Ecosystems_Deteriora
change and forestry. In: ted_A_Comparison_of_Impera
Watson, R.T., Noble, I.R., ta_Grasslands_Degraded_Seco
Bolin, B., Ravindranath, N.H., ndary_Forests_and_Primary_F
Verardo, D., Dokken, D. orests.

287
Penilaian Stok Karbon … Muli Edwin.

10.1177/2345678906292430.
[14] Olsson M. T., M. Erlandsson, L. 2007; 1; 77.
Ludin, T. Nilsson, Å. Nilsson
and J. Stendah. 2009.“Organic [19] Van der Kamp, J., Yassir, I.,
Carbon Stocks in Swe-dish Buurman, P., 2009. Soil
Podzol Soils in Relation to Soil Carbon changes upon
Hydrology and Other Site secondary succession in
Characteristics,” Silva Fennica, Imperata grasslands (East
Vol. 43, No. 2, 2009, pp. 209- Kalimantan, Indonesia).
222. Geoderma Journal, 149: 76-83.

[15] Sanchez, P.S. 1976. Properties and [20] Van Noordwijk M; C. Cerri; PL.
Management of Soil in the Woomer; K. Nugroho; and M.
Tropics. John Willey and Sons, Bernoux. 1997. Soil Carbon
New York. Dynamics in the Humid
Tropical Forest. Elsevier.
[16] Usmadi, D. S. Hidayat, Yuzammi, Geoderma Journal, 79: 187-
dan D. Asikin, 2015. Potensi 225.
Biomassa dan Cadangan
Karbon Kebun Raya [21] Yassir, I. 2011. Kajian Beberapa
Balikpapan, Kalimantan Penelitian Stok Karbon di
Timur. Pusat Konservasi Kalimantan Timur. Simposium
Tumbuhan Kebun Raya–LIPI. Nasional Mitigasi, adaptasi dan
Buletin Kebun Raya Vol. 18 Pendanaan Perubahan Iklim.
No. 1. Kementerian Lingkungan
Hidup dan Universitas
[17] Stockmann, U., M. A. Adams, J. W. Mulawarma, Samarinda..
Crawford, D. J. Field, N. rumahmasindo.com
Henakaarchchi, M. Jenkins, B. /www.ipcc.indonesia.org/medi
Minasny, A. B. McBratney, V. de a/.../06kaji.pdf.
R. de Courcelles, K. Singh, I.
Wheeler, L. Abbott, D. A.
[22] Yassir. I. 2012. Soil Organic Carbon
Angers, J. Baldock, M. Bird, P. C.
Brookesf, C. Chenu, J. D. Stocks and Changes Upon
Jastrow, R. Lal, J. Lehmann, A. Forest Regeneration in East
G. O’Donnell, W. J. Partonl, D. Kalimantan-Indonesia. PhD
Whitehead, M, Zimmermann.. Thesis, Wageningen
2012. The Knowns, Known University, Wageningen, The
Unknowns and Unknowns of Netherlands.
Sequestration of Soil Organic
Carbon. Agriculture, Ecosystems [23] Wang, G., Z Luo., P Han., H. Chen
and Environment. Elsevier, 164; and J. Xu. 2015. Critical
80-99. carbon input to maintain
current soil organic carbon
[18] Teddlie, C dan F. Yu. 2009. Mixed stocks in global wheat systems.
Methods Sampling: A www.nature.com/scientificrepo
Typology With Examples. rts/; DOI: 10.1038/srep19327.
Journal of Mixed Methods
Research. DOI:

288

Anda mungkin juga menyukai