Anda di halaman 1dari 12

J.Kim.Terap.

Indones 18(1), p-ISSN: 0853–2788, e-ISSN: 2527–7669


pp. 79-90, June 2016 Accreditation number : 540/AU1/P2MI LIPI/06/2013

Biochar Sebagai Penyimpan Karbon, Perbaikan Sifat Tanah,


dan Mencegah Pemanasan Global : Tinjauan

Biochar As Carbon Sequestration and Soil Amendment, to Avoid Global


Warming: A Review

Rakhman Sarwono1
1
Pusat Penelitian Kimia - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Corresponding author: rakhman.sarwono@lipi.go.id

ARTICLE INFO Abstrak


Article history Terjadinya pemanasan global disebabkan karena makin tingginya konsentrasi
Received date : 8 July 2015 gas rumah kaca (GRK) di atmosfir. Pemanasan global akan memberi
Revised date : 4 May 2016 dampak yang buruk terhadap kehidupan mahluk hidup di bumi ini. GRK
Accepted date :10 June 2016 yang sangat berpengaruh terhadap naiknya temperatur atmosfir bumi adalah
Available online at: gas CO2 [karbon dioksida], NOx, metan dan freon. Salah satu GRK yang
http://kimia.lipi.go.id/inajac/index.php menjadi perhatian adalah gas CO2, karena gas CO2 kebanyakan dari kegiatan
manusia seperti pembakaran bahan bakar fossil yang jumlahnya selalu
Kata kunci: meningkat setiap tahunnya. Sejak revolusi industri sampai sekarang terjadi
GRK, biochar, penyimpanan karbon, akumulasi gas CO2 di atmosfir yang semakin besar, dengan konsentrasi CO2
pemanasan global, perubahan iklim, sebesar 390 ppm. Hal ini ditengarai sebagai penyebab terjadinya pemanasan
CO2 global dan perubahan iklim. Untuk menahan laju penambahan konsentrasi
gas CO2 di atmosfir perlu adanya cara untuk mengurangi karbon di atmosfir.
Keywords: Salah satu cara untuk mengurangi karbon dioksida CO2 di atmosfir adalah
GHG, biochar, carbon sink, global dengan mengkonversi biomasa menjadi biochar dan selanjutnya biochar
warming, climate change, CO2 dimasukkan kedalam tanah sebagai pemuliaan tanah agar kelestarian
pertanian bisa berlanjut. Bila biochar bisa diproduksi dalam jumlah yang
besar yang setara dengan jumlah karbon yang masuk ke atmosfir, maka akan
terjadi keseimbangan antara gas CO2 yang masuk dan keluar atmosfir.
Penyimpanan karbon sebesar 1 gigaton pertahun selama 40 tahun akan
menghambat penambahan konsentrasi gas CO2 di atmosfir. Sehingga laju
penambahan gas rumah kaca bisa dicegah.

Abstract
Global warming is predicted to occur by increasing the concentration of
green house gas [GHG] in the atmosphere. Global warming has negative
impact to the living thing on earth. The accumulation of GHG increases of
the atmospheric temperature. There are many different types of GHG gas
such as CO2, NOx, methane, and freon. One of the most famous GHG is CO2,
that is produced anthropogenic activities such as fossil fuel burning that
quantity increases regularly every year. Since industrial revolution until now
the CO2 gas concentration in atmosphere has been accumulated to about
390 ppm. Reducing of the CO2 concentration in atmosphere by sink down of
the carbon C as biochar is necessary. Conversion of biomass into biochar is
a benign way how to slowdown the increasing concentration of CO2 in the
atmosphere. The biochar can be used as soil amendment to support
sustainable agriculture. The quantity of biochar produced must exeed the
amount of carbon entering the atmosphere, therefore carbon balance in the
atmospheric reservoir will be reached. Carbon sequestration in the amount
of one gigatons per year in 40 years will maintain the CO2 concentration in
the atmosphere. The decreasing amount of CO2 entering the atmosphere will
reduce, global warming and hopefully climate change will not happened.

© 2016 Indonesian Journal of Applied Chemistry. All rights reserved

“Biochar Sebagai Penyimpan Karbon ...”: R. Sarwono | 79


J.Kim.Terap.Indones., 18(1), p-ISSN: 0853–2788, e-ISSN: 2527–7669
pp. 79-90, June 2016 Accreditation number : 540/AU1/P2MI LIPI/06/2013

1. PENDAHULUAN Atmosfir merupakan reservoirs gas CO2


Konsentrasi gas CO2 di atmosfir akan di bumi. Atmosfir setidaknya menyimpan
selalu meningkat karena lebih banyak gas CO2 karbon sebanyak 720 gigaton.[6] Kadar karbon
yang dihasilkan dibandingkan dengan yang dalam CO2 di atmosfir mempunyai peranan
diserap. Hal ini akan menyebabkan yang penting dalam perubahan temperatur di
meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfir atmosfir. Konsentrasi gas CO2 di atmosfir
yang akan mengakibatkan naiknya temperatur sekitar 0,04 % basis molar. Gas CO2
atmosfir bumi, yang menyebabkan terjadinya mempunyai kemampuan menyerap panas yang
pemanasan global. Pemanasan global akan menyebabkan terjadinya efek gas rumah kaca.
terus meningkat seiring dengan kenaikan Pada tahun 1990-an, manusia menyumbang
konsentrasi GRK di atmosfir. Kenaikan penambahan gas CO2 ke atmodfir sebesar 8.0 x
temperatur satu abad yang lalu sebesar 1 oC, 1015 gram (gigaton atau Pg) karbon, yang
namun World Meteorological Organisation berasal dari pembakaran bahan bakar fossil
(WMO) mencatat bahwa tahun 2015 sekitar 6,4 PgC/tahun, pembukaan lahan di
merupakan tahun terpanas yang pernah daerah tropis sebesar 1,6 PgC per tahun.
terjadi.[1] Ada yang memprediksi bahwa Sedangkan gas CO2 yang terserap oleh lautan
kenaikan temperatur bisa mencapai 0,3 sampai sebesar 28 %, terabsorbsi oleh tanah sebesar 32
4,8 oC pada akhir abad ini.[2] Pemanasan %, dan sisanya sekitar 40 % menyebar di
global akan menyebabkan terjadinya perubahan atmosfir.[7] Pada tahun 2009 konsentrasi CO2
iklim, mencairnya es di kutub utara maupun secara global di atmosfir sebesar 390 ppm. [8]
selatan yang menyebabkan kenaikan permukaan Tingkat penambahan gas CO2 mengalami
laut, musim hujan yang tidak teratur, bertambah kenaikan menjadi 2,5 % pada tahun 2000 –
lebar dan kuatnya bila terjadi angin rebut.[3] 2009, dibandingkan 1 % setiap tahunnya antara
Penemuan baru menunjukkan bahwa perubahan tahun 1990 – 1999[9]
iklim bisa menyebabkan pergeseran sumbu Untuk mempertahankan konsentrasi gas
putar bumi.[4] Perubahan temperatur terhadap CO2 di atmosfir agar tetap atau menurun maka
kenaikan konsentrasi CO2 di atmosfir perlu adanya sistem penyimpanan karbon dalam
ditunjukkan pada Gambar 1. kurun waktu yang lama. Penyimpanan karbon
di dalam tanah yang juga bisa dipakai sebagai
bahan perbaikan tanah (amendment) perlu
menjadi perhatian kita semua. Karbon
sequestration adalah proses penangkapan gas
CO2 dari atmosfir dan kemudian
menyimpannya dalam waktu yang lama di
dalam bumi agar supaya konsentrasi gas CO2 di
atmosfir tidak cepat meningkat. Siklus keluar
masuknya karbon ke atmosfir ditunjukkan pada
Gambar 2.
Ada beberapa route perpindahan karbon
di alam, Gambar 2 menggambarkan siklus
keluar masuknya karbon dari dan ke atmosfir
yang berlangsung secara alami, yang bisa
membuat konsentrasi gas CO2 di atmosfir
berubah-ubah. Perpindahan karbon diantaranya
adalah:[8]

Gambar 1. Perubahan temperatur atmosfir terhadap


konsentrasi gas CO2[5]

80 | “Biochar Sebagai Penyimpan Karbon ...”: R. Sarwono


J.Kim.Terap.Indones 18(1), p-ISSN: 0853–2788, e-ISSN: 2527–7669
pp. 79-90, June 2016 Accreditation number : 540/AU1/P2MI LIPI/06/2013

dipakai sebagai bahan bakar, akan


mengeluarkan gas hasil pembakaran berupa
CO2 yang akan menyebar ke atmosfir.
Pembakaran bahan bakar fossil ini
ditengarai menyumbang gas CO2 terbesar
dibandingkan dengan sumber-sumber
GRK lainnya.
6) Perpindahan karbon dari atmosfir ke lautan.
Lautan atau badan air lainnya menyerap
gas CO2 dari udara menjadi CO2 terlarut.
7) Perpindahan karbon dari senyawa karbonat
seperti batuan CaCO3 yang terurai menjadi
oksida dan gas CO2. Sebagai contoh
penguraian karbonat dari pabrik semen dan
pengolahan kapur.
8) Gunung berapi mengeluarkan asap yang
Gambar 2. Skema siklus gas CO2 di atmosfir[10] mengandung gas CO2.
9) Permukaan laut yang airnya makin panas
1) Perpindahan karbon dari atmosfir ke akan mengakibatkan sebagian gas CO2
tumbuhan. Karbon dalam bentuk karbon yang terlarut dalam air laut akan keluar ke
dioksida yang ada di atmosfir di serap oleh atmosfir.
dedaunan dan bereaksi dengan air menjadi Hal tersebut di atas merupakan bentuk-
gula pada proses fotosintesis untuk bentuk perpindahan unsur karbon yang ada di
pertumbuhannya. Reaksi fotosintesa seperti alam ini. Dalam hubungan ini kita dapat
dibawah ini. mempengaruhi proses kesetimbangan CO2 di
6 CO2 + 6 H2O  C6H12O6 + 6 O2 (1) atmosfir supaya konsentrasinya tidak terus
meningkat.
Karbondioksida Air Gula Oksigen
Penyimpanan biochar di dalam tanah
2) Perpindahan unsur karbon dari tumbuhan mempunyai harapan yang baik sebagai
ke binatang. Tumbuhan dimakan oleh penyimpanan karbon dalam kurun waktu yang
hewan yang akan menjadi daging dari cukup lama. Biochar di dalam tanah bisa
hewan tersebut. Selanjutnya hewan bertahan sampai ribuan tahun.[11,12,13] Ini
tingkat rendah dimakan oleh hewan tingkat merupakan daya simpan yang cukup lama. Di
tinggi dan disitu terjadi perpindahan karbon samping itu biochar di dalam tanah bisa
dari spesies ke spesies lainnya. berfungsi memperbaiki sifat tanah yang bisa
3) Perpindahan karbon dari tumbuhan dan menyuburkan tanah untuk keperluan pertanian.
hewan ke tanah. Ketika tumbuhan dan Biochar untuk memperbaiki sifat tanah harus
hewan mati, keduanya akan jatuh ke tanah melihat beberapa faktor: lama biochar bertahan
dan mengalami proses penguraian, atau dalam tanah; daya penghalang terhadap emisi
terkubur dalam lapisan tanah dan menjadi gas rumah kaca; seberapa banyak biochar yang
fossil dalam jangka waktu yang lama. mesti ditambahkan kedalam tanah; berapa
banyak biochar harus diproduksi agar bisa
4) Perpindahan karbon dari makhluk hidup ke
memenuhi jumlah yang diperlukan.
atmosfir. Setiap yang hidup melakukan
respirasi, yang mengeluarkan gas CO2 ke Ho[14] menemukan bahwa biochar
atmosfir. merupakan recalcitrant yang sukar teroksidasi.
Endapan biochar di lautan stabil dalam waktu
5) Perpindahan karbon dari fossil ke atmosfir.
jutaan tahun, oleh karena itu biochar dengan
Material fossil ditambang kemudian
kandungan karbon yang tinggi juga mempunyai
“Biochar Sebagai Penyimpan Karbon ...”: R. Sarwono | 81
J.Kim.Terap.Indones., 18(1), p-ISSN: 0853–2788, e-ISSN: 2527–7669
pp. 79-90, June 2016 Accreditation number : 540/AU1/P2MI LIPI/06/2013

umur yang panjang. Sampai saat ini tanah pertanian. Supaya tidak banyak
keseimbangan antara gas CO2 yang masuk dan perubahan konsentrasi gas CO2 di atmosfir,
keluar atmosfir masih lebih banyak yang maka harus ada keseimbangan antara karbon
masuk. Oleh karena itu, konsentrasi gas CO2 di positif dan karbon negatif.
atmosfir akan mengalami kenaikan secara Setelah tanaman mati, biomasa yang
kontinyu, dan konsentrasi gas CO2 di atmosfir ditinggalkan cepat terurai menjadi gas CO2 da
makin tinggi. Kemudian ada proses penggunaan kembali ke atmosfir baik melalui pembakaran
gas CO2 oleh tanah, mikroba atau reaksi kimia atau peruraian anaerobik. Bila biomasa yang
di atmosfir yang bisa mengurangi konsentrasi sudah mati dikonversi menjadi biochar dalam
gas CO2. Salah satu pengurangan gas CO2 dari proses pirolisa atau korbonisasi hidrotermal,
atmosfir dalam jumlah besar adalah proses biochar yang diperoleh disimpan di dalam
fotosintesis oleh tanaman yang memanfaatkan tanah sebagai penyubur tanah.
CO2 dari udara untuk direaksikan dengan air
menjadi gula dan selanjutnya gula dirubah Biochar merupakan senyawa yang sangat
menjadi jaringan untuk tumbuhan tersebut. stabil, sukar terurai oleh oksidasi mikroba di
Setelah tumbuhan tersebut mati maka jaringan dalam tanah.[16] Konversi biomasa menjadi
dari tumbuhan tersebut akan terurai oleh biochar adalah transformasi dinamis yang
mikroorganisme kembali menjadi gas CO2 dan berhubungan dengan karbon sequestration.
menyebar lagi ke atmosfir. Boleh dikatakan Dalam proses karbonisasi biomasa setidaknya
bahwa tumbuhan merupakan sistem penyimpan 50% karbon yang ada diubah menjadi karbon
karbon sementara, proses penyimpanan ini biochar.[17] Proses pengomposan biomasa di
dalam skala tahun sampai abad lamanya. dalam tanah akan mengeluarkan karbon dengan
lambat, sampai kadar karbon tersisa sekitar 10
Ada pula proses penyimpanan karbon – 20%, dimana kompos yang dihasilkan sudah
dalam waktu yang lebih lama sampai ribuan dianggap stabil. Kompos ini akan berada di
tahun, yaitu penyimpanan karbon dalam bentuk dalam tanah sekitar 5 sampai 10 tahun. Biochar
biochar di dalam tanah. Semua jaringan berada di dalam tanah jauh lebih lama, dan
tumbuhan yang tidak digunakan sebaiknya fungsi biochar sebagai penyimpan nutrien
dikonversi menjadi biochar atau arang dengan lebih baik dibandingkan dengan kompos.[18]
proses karbonisasi, setelah itu arang tersebut
dipakai sebagai bahan perbaikan tanah, disitu Cara yang paling baik untuk menyimpan
karbon bisa tinggal dalam waktu ribuan karbon adalah dengan memanfaatkan sisa-sisa
tahun.[11,12,13] Penyimpanan karbon di dalam tanaman yang berupa limbah biomasa untuk
tanah merupakan karbon-negatif yang perlu dikonversi menjadi biochar. Limbah pertanian
dilakukan oleh semua pihak agar bisa dan kehutanan bila semuanya dikonversi
mengurangi konsentrasi gas CO2 di atmosfir. menjadi biochar akan bisa membantu untuk
melawan perubahan iklim global dengan
beberapa cara:
2. FUNGSI BIOCHAR 1) Secara langsung menyimpan biochar dalam
2.1. Biochar sebagai penyimpan karbon tanah sebagi karbon yang stabil.
Karbon positif adalah proses 2) Memindahkan bentuk karbon-positif dari
penambahan karbon dalam CO2 ke atmosfir, energi fossil
sedangkan karbon negatif adalah proses 3) Meningkatkan secara global Net Primary
pengurangan karbon dari atmosfir. Untuk Production (NPP) dan kesuburan tanah
menghambat terjadinya pemanasan global
perlu diusahakan karbon negatif yang lebih 4) Mengurangi emisi gas nitrous oksida
intensif.[15] Karbon negatif seperti penanaman Ada beberapa skenario dengan model
tumbuh-tumbuhan akan meningkatkan proses yang lebih simple yang diusulkan oleh
fotosintesa. Biomasa yang dikonversi menjadi Amonette[19] dan Amonette[20]. Yaitu dihitung
biochar kemudian dipakai untuk pemuliaan dari produksi biochar, ketersediaan biomasa

82 | “Biochar Sebagai Penyimpan Karbon ...”: R. Sarwono


J.Kim.Terap.Indones 18(1), p-ISSN: 0853–2788, e-ISSN: 2527–7669
pp. 79-90, June 2016 Accreditation number : 540/AU1/P2MI LIPI/06/2013

dan lahan penyimpannya, kestabilan biochar


ketika disimpan dalam tanah.
Stabilitas biochar di dalam tanah juga
merupakan faktor yang penting. Biochar
biasanya sangat stabil di dalam tanah. Stabilitas
biochar tergantung dari temperatur prosesnya,
misalnya proses pirolisa pada suhu 400oC lebih
stabil dibandingkan dengan proses suhu 1000
o
C pada oksidasi dengan ozon.[21] Kadar
aromatik pada biochar akan naik pada suhu
pirolisa yang lebih tinggi dari 700 oC.[22]
Untuk mempertahankan emisi karbon
pada tahun 2055 setara dengan emisi karbon Gambar 3. Skenario pengurangan karbon[24]
pada tahun 2015, perlu penyimpanan karbon
sebesar 7 wedges (gigaton atau Pg) karbon.[23]
Namun, International Biochar Initiative (IBI), 2.2. Biochar sebagai media perbaikan
menargetkan pengurangan emisi karbon setiap tanah pertanian
tahunnya sebesar 1 gigaton atau “one Biochar merupakan karbon hitam yang
wedge”.[24] Ada beberapa skenario yang bisa diproduksi dari peruraian biomasa pada
dipakai untuk memprediksi pengurangan emisi lingkungan yang tidak ada oksigennya seperti
karbon di atmosfir, berdasarkan kelestarian pirolisa atau gasifikasi. Biochar yang dihasilkan
ketersediaan biomasa dari global net primary tidak seratus persen karbon, namun ada
production (NPP). Skenario pertama adalah pengotornya seperti, tar, volatil, dan zat kimia
sangat optimis, kedua optimis, ketiga moderat, lainnya seperti aromatik. Biochar yang baik
dan keempat konservatif. Skenario konservatif untuk pemuliaan tanah adalah yang sangat
menurut Krausmann,[25] hanya tersedia 27 % sedikit pengotornya. Biochar berfungsi sebagai
sisa-sisa biomasa dari hasil panen dan media penyimpan karbon dan penyubur
kehutanan yang bisa dipakai untuk biochar. tanah. [13].
Sedangkan skenario moderat dan optimis
sekitar 50 sampai 80%. Skenario sangat optimis Hal yang penting berkenaan dengan
adalah skenario optimis ditambah dengan pemakaian biochar sebagai perbaikan sifat
potensi penambahan NPP sebesar 25%, dan tanah (amendment), adalah (i) meningkatkan
penurunan emisi N2O sebesar 50% dari pertumbuhan; (ii) produksi biochar; (iii)
pemakaian biochar di dalam tanah.[26] penggunaan kembali limbah pertanian; (iv)
produksi energi dari bahan baku terbarukan; (v)
Pada skenario sangat optimistik full produksi biochar dari tanaman yang cepat
wedge akan tercapai pada tahun 2040. Ketiga tumbuh. [17]
skenario diatas memprediksi bahwa pengaruh
pengurangan emisi karbon sudah bisa dirasakan Biomasa mengandung karbon sekitar 50%
mulai tahun 2025.[21] Hanya skenario yang yang dalam waktu singkat dapat dirubah
optimis plus yang bisa mencapai 1 wedge pada menjadi biochar yang stabil dengan proses
tahun 2040.[24] Ini merupakan usaha yang keras karbonisasi.[27] Sebaliknya senyawa organik
yang harus dilakukan untuk memproduksi akan terdekomposisi di dalam tanah dengan
biochar dalam jumlah yang besar untuk mengeluarkan unsur karbon yang lebih lambat.
memenuhi skenario tersebut. Skenario Keluarnya unsur karbon berlangsung kurang
pengurangan emisi karbon seperti ditunjukkan dari 1 tahun untuk daerah tropis sehingga stabil
pada Gambar 3. di dalam tanah dalam bentuk kompos.[28]
1) Meningkatkan pertumbuhan
Berdasarkan penelitian di daerah tropis
maupun subtropis biochar bisa meningkatkan
“Biochar Sebagai Penyimpan Karbon ...”: R. Sarwono | 83
J.Kim.Terap.Indones., 18(1), p-ISSN: 0853–2788, e-ISSN: 2527–7669
pp. 79-90, June 2016 Accreditation number : 540/AU1/P2MI LIPI/06/2013

pertumbuhan tanaman, mengurangi kehilangan sudah tinggi. Bila pH tanah rendah maka
nutrisi, menambah penahanan air, dan akan terjadi netralisasi pH tanah, kalau pH
meningkatkan aktifitas mikroba.[29,30] Total tanah sudah tinggi maka pH tanah akan
pertumbuhan biomasa tanaman bisa mencapai makin tinggi lagi.
189% setelah pemakaian biochar sebanyak 23,2 (2) Penambahan nutrisi kedalam tanah. Abu
ton setiap hektarnya. Produktifitas padi juga arang banyak mengandung nutrisi yang
meningkat dengan penambahan biochar. [31] dibutuhkan tanaman, namun penyediaan
Penelitian mengindikasikan bahwa fiksasi nutrisi ini untuk periode yang pendek saja.
nitrogen oleh mikroba meningkat setelah Setelah terjadi pembasuhan nutrisi oleh
adanya pemakaian biochar.[32] Penelitian juga air, maka nutrisi di dalam arang akan
memperlihatkan bahwa pertumbuhan tanaman berkurang dan akan habis dengan
makin baik setelah biochar menyatu dengan berjalannya waktu. Bila kadar nutrisi di
tanah.[33,34] dalam tanah tinggi maka arang menyerap
Pemakaian biochar untuk tanaman kelebihan nutrisi dari tanah. Selanjutnya,
mempunyai efek yang kurang baik pada bila kadar nutrisi tanah berkurang, maka
awalnya karena terjadinya perubahan pH pada nutrisi akan terlarut kedalam tanah
tanah, banyaknya bahan yang volatil, dan kembali, semacam menjadi regulator
perubahan konsentrasi nutrient secara pelepasan nutrisi.
[35]
mendadak. Disarankan agar pemberian (3) Permukaan biochar yang porous mampu
biochar beberapa minggu sebelum memulai menahan nutrisi yang ada di dalam tanah.
menanam, agar ada masa penyesuaian. Kualitas Dengan berjalannya waktu nutrisi tersebut
biochar yang baik meliputi kemampuan bisa digunakan oleh tanaman. Ini
kapasitas adsorpsi, kapasitas penukaran kation, merupakan kegunaan biochar dalam
dan mengandung sedikit bahan yang mudah jangka panjang. Biochar bisa bertahan di
berpindah seperti tar, resin, dan zat volatil. dalam tanah selama ribuan tahun.
Dengan berjalannya waktu kemampuan
adsorpsi akan berkurang, sedangkan kapasitas (4) Biochar juga memperbaiki sifat-sifat fisika
penukaran kation bertambah.[33] tanah. Biochar mempunyai densitas yang
rendah dan sangat porous. Ini merupakan
Jumlah biochar yang bisa ditambahkan semacam spon yang bisa menyimpan air,
kedalam tanah agar masih memberi manfaat yang bisa digunakan tanaman selama
adalah sebanyak 40%.[36] Sebagai contoh pada musim kering. Biochar juga bisa
Amazonian dark earths, produktifitas tanahnya memperbaiki sifat penyerapan tanah
lebih baik dibandingkan dengan tanah yang terhadap air permukaan, dan mengurangi
tidak ada karbonnya.[37] Tanah yang diberi kekompakan tanah. Biochar bila
biochar menunjukkan produktifitasnya naik ditambahkan pada tanah berpasir
walaupun penambahannya sampai 140 Mg C/ha membantu menahan air, dan bila
(Mega gram C/ha).[38] Pada konsentrasi lebih ditambahkan ke tanah yang berlempung
tinggi lagi, sebesar 160 Mg C/ha untuk tanaman maka akan memperbaiki aerasi tanah
kacang-kacangan tidak menunjukkan kenaikan tersebut.[40,41]
yang berarti.[39] Respon tanaman terhadap
penambahan biochar menunjukkan penurunan (5) Karena biochar sangat porous maka
jika diberi biochar dalam jumlah yang sangat merupakan tempat yang baik untuk
tinggi.[39] tumbuhnya mikroba, seperti rhyzobia dan
mycorrhizal yang merupakan mikroba
Biochar berguna untuk memperbaiki penambat nitrogen yang sangat berguna
sifat-sifat tanah untuk meningkatkan untuk penyediaan nutrisi tanaman.[42]
kesuburan tanah[29], terutama sebagai, Biochar dipandang sebagai bahan organik
(1) Menaikan pH tanah. Arang mempunyai pH tanah sangat efektif untuk menahan nutrisi
sekitar 9, ini sangat berguna bila pH tanah untuk persediaan tanaman. Biochar lebih
rendah, namun tidak baik bila pH tanah stabil sebagai penyedia nutrisi

84 | “Biochar Sebagai Penyimpan Karbon ...”: R. Sarwono


J.Kim.Terap.Indones 18(1), p-ISSN: 0853–2788, e-ISSN: 2527–7669
pp. 79-90, June 2016 Accreditation number : 540/AU1/P2MI LIPI/06/2013

dibandingkan dengan kompos atau kotoran Sejak revolusi Industri pembuatan


binatang.[43] biochar lebih banyak dilakukan di negara-
Biochar sebagai soil amendment bisa negara berkembang dibandingkan dengan
meningkatkan produktifitas padi, memperbaiki negara maju. Negara-negara Industri sudah
pH tanah, manambah karbon tanah dan nitrogen beralih ke energi fossil dan batubara,
total.[44] sedangkan negara berkembang masih
mengandalkan energi biomasa terutama
2) Potensi limbah pertanian dan hutan untuk kayu.[49] Pemakaian energi biomasa
produksi biochar meningkatkan penebangan hutan secara masif
Dalam sistem industri pertanian dan dan menimbulkan polusi udara karena sistem
kehutanan akan dihasilkan limbah biomasa pembakaran yang tidak efisien. Perbaikan
dengan jumlah yang sangat besar.[45] Limbah teknologi pembuatan biochar dapat
biomasa tersusun oleh selulosa, hemi-selulosa mengurangi polusi udara, seperti pemakaian
dan lignin, dan lignin mempunyai prosentase teknologi karbonisasi hidrotermal yang lebih
karbon yang tinggi. Biomasa yang mempunyai sedikit menghasilkan gas.[48]
kadar lignin yang tinggi baik untuk produksi Penggunaan lahan pertanian untuk
biochar. [46] ditanami tanaman yang cepat tumbuh yang
Limbah biomasa seperti (i) sisa-sisa dipakai sebagai bahan baku biochar
kegiatan hutan, sisa-sisa hasil penebangan dan mempunyai arti akan mengurangi emisi gas
kayu yang sudah mati; (ii) sisa-sisa pengolahan CO2 ke atmosfir.[50] Tingginya ongkos produksi
kayu, limbah penggergajian; (iii) sisa-sisa hasil biochar menyebabkan produksi biochar tidak
panen; (iv) limbah rumah tangga.[47] layak. Oleh karena itu untuk membuat produksi
Perhitungan produksi biochar untuk biochar bisa dilakukan dengan sistem
mengurangi karbon C di atmosfir ditunjukkan terintegrasi antara lain dimanfaatkannya produk
pada Tabel 1. samping yang berupa bio-fuels, agar supaya
usaha biochar bias layak. Varietas tanaman
yang cepat dipanen dipakai sebagai bahan baku
Tabel 1. Perhitungan Karbon sequestration[48] biochar seperti rumput-rumputan,[51] dan
Jenis Jumlah Jumlah Karbon Pengurangan
tanaman obat.[52] Kriteria yang harus dipenuhi
limbah biochar yang gas CO2 tanaman untuk produksi biomasa adalah
(Juta
biomasa
Ton) (Juta
ada
(Juta Ton) tingkat produksi biomasa per hektarnya.
pada
pada Ton)
Tahun
biochar Di samping itu makin banyak limbah
2009 (Juta biomasa dengan kadar air yang tinggi yang
Ton) tidak bisa diproses dengan teknik pirolisa atau
Padi- 678 226,04 93,85 275,3 gasifikasi. Proses karbonisasi hidrotermal bisa
padian memproses limbah dengan kadar air yang
Kacang- 29 12,249 8,574 25,15 tinggi, tidak perlu proses pengeringan atau
kacangan disebut wet pyrolysis.[53] Karbonisasi
Kotoran 900 330,21 108,9 319,64 hidrotermal diharapkan sebagai proses yang
binatang bisa diandalkan untuk limbah-limbah organik
Limbah 817 200,32 150,4 441,31 dengan kadar air yang tinggi yang biasanya
yang
tidak
menjadi pencemar, seperti limbah kotoran
dibakar binatang, sewage sludge, biowaste, dan limbah
Kulit dari 250 112,25 39,38 115,53
industri pertanian.[54] Dibandingkan dengan
biji-bijian proses pirolisa, karbonisasi hidrotermal tidak
perlu proses pengeringan yang banyak
memerlukan energi. Hasil proses hidrotermal
3) Produksi biochar dari limbah tanaman karbonisasi adalah karbon yang tersuspensi
yang mudah dipisahkan dari larutannya.

“Biochar Sebagai Penyimpan Karbon ...”: R. Sarwono | 85


J.Kim.Terap.Indones., 18(1), p-ISSN: 0853–2788, e-ISSN: 2527–7669
pp. 79-90, June 2016 Accreditation number : 540/AU1/P2MI LIPI/06/2013

Proses karbonisasi hidrotermal sangat 1) Mengurangi pemakaian pupuk kimia.


fleksibel dalam pemilihan bahan bakunya, Terutama unsur nitrogen. Biochar
semua jenis biomasa bisa diproses.[27] Kotoran mengabsorpsi ion-ion NO3- dan NH4+ lebih
binatang, limbah kota, limbah pertanian, dan besar dari 0,6 mg/g biochar. [32] Biochar
algae bisa diproses dengan karbonisasi akan mengurangi tingkat pembasuhan
[54]
hidrotermal. (leaching) dari mineral dan kation.[55]
Efisiensi konversi biomasa menjadi 2) Mengurangi polusi nutrien yang ada
biochar sangat tergantung dari jenis biomasa dibadan-badan air, karena nutrisi tersebut
yang diproses terutama komposisi selulosa, bisa diserap oleh biochar yang mempunyai
hemiselulosa dan ligninnya, namun tidak banyak pori-pori. Kegiatan pertanian
banyak pengaruh dari temperatur proses sangat potensial menyebarkan polusi
pirolisisnya (suhu antara 350 – 500 oC). [16] nutrien di badan-badan air seperti nitrogen
Struktur biochar yang dihasilkan masih dan pospor.
menyerupai struktur biomasa bahan bakunya, 3) Biochar akan mengurangi produksi gas
dan merupakan material yang sangat porous rumah kaca yang dihasilkan oleh tanah.
dan mempunyai luas permukaan yang besar.[43]
Konversi biomasa dengan proses hidrotermal 4) Biochar akan mengurangi mobilitas logam-
akan menghasilkan tiga fraksi yaitu, gas, logam berat dan pestisida di dalam tanah.
organik terlarut dan padatan karbon[27], seperti Efek yang baik dari biochar terhadap
skema pada gambar 4. tanah ini bisa dipakai sebagai alat untuk
penanaman tumbuhan pada tanah yang
terkontaminasi atau tanah yang telah
terdegradasi.[43]
Pemakaian biochar di dalam tanah juga
mampu mengurangi emisi gas rumah kaca
lainnya. Penambahan biochar sebesar 20 g/kg
tanah dapat mengurangi emisi gas metan.[56]
Emisi nitrous oksida berkurang sampai 50%
pada pemakaian biochar pada tanaman kacang-
kacangan dan 80% pada tanaman rumput-
rumputan.

Gambar 4. Peruraian biomasa menjadi gas, cairan


dan padatan[27] 3. KESIMPULAN
Selama penambahan konsentrasi gas
rumah kaca (GRK) berlangsung, maka
2.3. Arang biochar untuk mendukung
pemanasan global akan terus terjadi.
lingkungan
Pemanasan global akan mengakibatkan
Beberapa studi tentang biochar terjadinya perubahan iklim yang ekstrim. CO2
menyatakan bahwa biochar bisa bertahan di dari hasil pembakaran bahan bakar fossil
dalam tanah selama berabad-abad sampai berperan besar dalam meningkatkan
ribuan tahun.[13] Ini karena biochar konsentrasi gas CO2 di atmosfir. Sejak masa
merupakan material yang sangat stabil tahan revolusi industri di Eropa, keseimbangan gas
terhadap mikroba pengurai. Biochar lebih CO2 yang masuk dan keluar atmosfir menjadi
bersifat rekalsitran dibandingkan dengan bahan terganggu karena konsentrasi CO2 di atmosfir
bakunya.[30] Biochar sangat porous, sangat meningkat. Untuk itu perlu usaha untuk
berguna untuk penyerapan unsur-unsur dalam mengurangi karbon CO2 dari atmosfir,
tanah. Biochar berguna untuk lingkungan misalnya dengan cara meyimpan biochar di
seperti: dalam tanah dengan waktu yang cukup lama. Di
dalam tanah, biochar dapat berfungsi sebagai
86 | “Biochar Sebagai Penyimpan Karbon ...”: R. Sarwono
J.Kim.Terap.Indones 18(1), p-ISSN: 0853–2788, e-ISSN: 2527–7669
pp. 79-90, June 2016 Accreditation number : 540/AU1/P2MI LIPI/06/2013

penyubur tanah, sehingga bisa menjamin http://earthobservatory.nasa.gov/features/


pertanian yang berkelanjutan. Menurut carbon cycle/page 5.php/. (diakses tgl. 14
perkiraan, bila ada pengurangan karbon setara Agt. 2014.
dengan 1 gigatons pertahun selama 40 tahun [6] P. Falkowski, R.J. Scholes, E. Boyle, J.
maka tingkat konsentrasi gas CO2 di atmosfir Canadell, D. Canfield, J. Elser, N. Gruber,
akan cenderung tetap. Untuk bisa mengurangi K. Hibbard, P. Hogberg, S. Linder, F.T.
karbon dari atmosfir maka perlu diproduksi Mackenzie, B. Moore, T. Pedersen, Y.
arang biochar dalam jumlah yang sangat Rosenthal, S. Seitzinger, V. Smetacek, W.
banyak dengan menggunakan bahan baku sisa- Steffen. “The Global Carbon Cycle: A
sisa limbah organik atau biomasa. Hal ini perlu Test of Our Knowledge of Earth as A
mendapat perhatian kita semua, bagaimana System.” Science, vol. 290 (5490), pp.
caranya membuat biochar dari sisa-sisa 291-296, 2000.
tanaman dalam jumlah yang sangat besar.
Selama ini biochar diproduksi dengan proses [7] Anon1. Carbon and Climate.
pirolisa, yang juga menghasilkan gas CO2, http://carboncycle.aos.wisc.edu/ (diakses
yang langsung kembali ke atmosfir. Untuk tgl. 11 Agt. 2014).
mengurangi gas yang terjadi, proses karbonisasi [8] J.M. Shepherd. “Carbon, climate change,
hidrotermal merupakan proses yng lebih baik. and controversy.” Animal Frontiers, vol.1
Proses karbonisasi hidrotermal akan (1), pp. 5 – 13, 2011.
menghasilkan sedikit gas, zat organik terlarut
dan padatan biochar. Di samping itu, proses [9] P. Friedlingstein, R.A. Hougton, G.
karbonisasi hidrotermal bisa memproses Marland, I. Hacker, T.A. Roden, T.L.
berbagai jenis biomasa, seperti limbah biomasa Conway, G. Canadell, M.R. Raunach, P.
dengan kadar air tinggi, kotoran binatang, dan Ciais, C. Le Quere. “Update on CO2
limbah biogas yang tidak terurai. emissions.” Nature Geoscience. Doi:
10.1038/ngeo1022, 2010.
[10] R. Johnson. “The Carbon Cycle.”
DAFTAR PUSTAKA Window to the universe, 7 Nov. 2010.
[1] S. Connor. “Global warming: world [11] E. Vaegele. “ACR accepting comments
already halfway towards threshold that on biochar methodology for carbon
could results in dangerous climate change, credits”. Biomass, Oct 02, 2013.
say scientists.” Independent, vol. 10, Nov.
2015. [12] B. Titiz and R. Sanford. “Soil Charcoal in
Old-Growth Rain Foresta from Sea Level
[2] J. Vidal. “Climat change will hit poor to the Continental Divide.” Biotropica,
countries hardest, study shows.” Global vol. 39, pp. 673-682, 2007.
Development, Friday, 27 Sep. 2013.
[13] S.P. Sohi, E. Krull, E. Lopez-Capel, and
[3] F. Harvey. “Climat change: How hot will R. Bol. A Review of Biochar and Its Use
it get in my lifetime?,” in IPCC climte and Function in Soil. Advances in
report: Human impact is ‘ unequivocal’. Agronomi, vol. 105, Burlington:
Intergovernmental panel on climate Academic Press, pp. 47-82, 2010.
change (IPCC), Friday, Sep. 27, 2013.
[14] M.W. Ho. (2010). Beware the biochar
[4] B. Kahn. “Climate change is messing with initiative. /global-warming/beware the
Earth’s Axis. Climate Central, Apr. 11, biochar initiative- The Permaculture
2016. Research In......./ (diakses 06 Mei 2016).
[5] Effects of changing the Carbon Cycle: [15] N.P. Gurwick, C. Kelly and P. Elias. “The
Feature article. Scientific Basis for Biochar as A Climate
Change Mitigation Strategy: Does it

“Biochar Sebagai Penyimpan Karbon ...”: R. Sarwono | 87


J.Kim.Terap.Indones., 18(1), p-ISSN: 0853–2788, e-ISSN: 2527–7669
pp. 79-90, June 2016 Accreditation number : 540/AU1/P2MI LIPI/06/2013

Measure Up?. Union of Concerned [24] Anon2. How much carbon Can Biochar
Scientists, pp. 1-15. Sep. 2012. System Offset- and When?. International
[16] E.R. Graber. “Biochar for 21st century Biochar Initiative.
challenges: Carbon sink, energy source www.biochar-international.org. (diakses
and soil conditioner.” Conf.Proc.,Dahlia tanggal 28 Okt. 2014).
Gredinger Int. Symp. Haifa, May 2009. [25] F. Krausmann, K.H. Erb, S. Gingrich, C.
[17] S.K. Hoekman, A. Broch, C. Robbins, B. Lauk, and H. Haberl. “Global patterns of
Zielenska and L. Felix. “Hydrothermal socioeconomic biomass flows in the year
carbonization (HTC) of selected woody 2000: A comprehensive assessment of
and herbaneous biomass feedstocks.” supply, consumption and constraints.”
Biomass Conv. Bioref, vol. 3 (2), pp. 113- Ecological Economics, vol. 65, pp. 471-
126, 2013. 487, 2008.
[18] S.V. Praba, et al. “A Study of the fertlity [26] P.J. Crutzen, A.R. Mosier, K.A. Smith,
and carbon sequestration potential of rice and W. Winiwarter. “N2O release from
soil with respect to the application of agro-biofuel production negates global
biochar and selected amendments.” warming reduction by replacing fossil
Annals of Environmental Science, vol. 7, fuels.” Atmospheric Chemistry and
pp. 17-30, 2013. Physics Discussions, vol. 7, pp. 11191-
[19] J.E. Amonette, J.C. Lehmann, and S. 11205, 2007.
Joseph. “Terretrial Carbon Sequestration [27] A. Funke and F. Ziegler. “Hydrothermal
with biochar: A preliminary Assessment carbonization of biomass: a summary and
of its Global potential,” presented at discussion of chemical mechanisms for
American Geophysical Union, San process engineering.” S.1: Biofuels.
Francisco, CA, Dec. 13, 2007. Bioprod. Bioref, vol. 4, pp. 160-177,
[20] J.E. Amonette, J.C. Lehmann, and S. 2010.
Joseph. “Biomass carbonization: The dark [28] N. Ameloot, E.R. Graber, F.G.A.
side of terretrial Carbon Sequestration. Verheijen, and S. De Neve. “Interactions
Poster presented at “Climate Change: between biochar Stability and Soil
Science and Solutions”, 8th National Conf. Organisms: review and research needs.”
on Science, Policy and the Environment, European Journal of Soil Science, vol. 64,
Washington, DC, Jan. 16, 2008. pp. 379-390, 2013. Doi:
[21] K. Kawamoto, K. Ishimaru, and Y. 10.111/ejess.12064.
Imamura. “Reactivity of wood charcoal [29] L. Macdonald. “Biochar overview:
with ozone.” J. Wood Science, vol. 51, Biochar as a soil amendment in
pp. 66-72, 2005. agriculture. CSIRO, Australia, pp. 1-4,
[22] U. Hamer, B. Marschner, S. Brodowski, 2013.
and W. Amelung. “Interative priming of [30] S. Trumbore. “Age of Soil organic matter
black carbon and glucose meniralization.” and Soil respiration: Radiocarbon
Organic Geochemistry, vol. 35, pp. 823- constrains on Belowground C Dynamics.”
830, 2004. Ecological Applications, vol. 10 (2), pp.
[23] S. Pacala and R. Socolow. “Stabilization 399-411, 2000.
wedges: Solving the climate problem for [31] A. Zhang, et al. “Effects of biochar
the next 50 years with current amendment on soil quality, crop yield and
technologies.” Science, vol. 205, pp. 968- green house gas emission in a chinese rice
972, 2004. paddy: A field study of 2 consecutive rice
growing cycles.” Field crops Research,
vol. 127, pp. 153-160, 2012.

88 | “Biochar Sebagai Penyimpan Karbon ...”: R. Sarwono


J.Kim.Terap.Indones 18(1), p-ISSN: 0853–2788, e-ISSN: 2527–7669
pp. 79-90, June 2016 Accreditation number : 540/AU1/P2MI LIPI/06/2013

[32] T.J. Clough, et al. “A Review of biochar [40] E.R. Graber. “Biochar for 21st Century
and Soil Nitrogen Dynamics.” Agronomy, Challenges: Carbon sink, energy source
vol. 3, pp. 275-293, 2013. and soil conditioner.” Conference
[33] P. Rastanlimar, U. Prawiro, dan E. Proceedings, Dahlia Gredinger
Turmudi. “Pemanfaatan biochar untuk International Symphosium, Haifa, pp. 1-8,
perbaikan Kualitas tanah dengan Indikator May 2009.
Tanaman Jagung hibrida dan Padi Gogo [41] L. Ouyang, F. Wang, J. Tang, L. Yu, and
pada sistem lahan tebang dan bakar.” R. Zhang. “Effects of biochar amendment
NATURALIS, vol.1 (3), pp. 179 -188, on soil aggregates and hydraulic
2012). properties.” J Soil Science and Plant
[34] Major, J., M. Rondon, D. Molina, S.J. Nutrition, vol. 13 (4), pp. 991- 1002,
Riha, and J. Lehmann. “Maize yield and 2013.
nutrition after 4 years of doing biochar [42] J. Major. Biochar: a new soil management
application to a colombian savanna tool for farmers and gardeners, 2011.
oxisol.” Plant and Soil, vol. 333, pp. 117- [43] International Biochar Initiative.
128, 2010. Appalachian Sustainable Development,
[35] T. McClellan, J. Deenik, G. Uehara, and Report, pp. 1-12.
M. Antal. “Effects of flashed carbonized [44] K.Y. Chan, L.V. Zwieten, I. Meszaros,
macadamia nutshell charcoal on plant A. Downie, and S. Joseph. “Agronomic
growth and soil chemical properties,” values of greenwaste biochar as a soil
ASA-CSSA-SSA international Annual amendment.” Australian J. Soil Res, vol.
Meetings, New Orlens, Louisiana, USA, 45, pp. 629-634, 2007.
Nov. 6, 2007.
[45] A. Zhang, R. Bian, G. Pan, L. Cui, Q.
[36] B. Glasner, L. Haumaier, G. Husaain, L. Li, J. Zheng, X. Zhang, X.
Guggenberger, and W. Zech. “The Terra Han, and X.D. Yu. “Effects of biochar
P)reta phenomena – A model for amendment on soil quality, crop yield and
sustainable agriculture in the humid greenhouse gas emission in a Chinese rice
tropics.” Naturwissenschaften, vol. 88, padday: A field study of 2 consecutive
pp. 37-41, 2001. rice growing cycles.” Field Crops
[37] J. Lehmann, D.C. Kern, L.A. German, J. Research, vol. 127, pp. 153-160, 2012.
McCann, G.C. Martins, and A. Moreira. [46] R. Bailis, M. Ezzati, and D.M. Kammen.
Soil fertility and Production Potential. “Mortality and greenhouse gas impacts of
Amazonian Dark Eraths; Origin, biomass and petroleum energy futures in
Properties, Management, pp. 105-124, Africa.” Science, vol. 208, pp. 98- 103,
Dordrecht, Kluwer Academic Pub., 2003. 2005.
[38] J. Lehmann and M. Rondon. Biochar soil [47] M.E. Walsh, R.L. Perlack, A. Turhollow,
management on highly-weathered soils in D.T. Ugarte, D.A. Becker, R.L. Graham,
the humid tropics. Biological Approaches S.E. Slinksy, and D.E. Ray. Biomass
to Sustainable Soil Systems. Boca Raton, Feedstock Available in the United State.
CRC Press, 2005. State Level Analysis, Oak Ridge National
[39] M. Rondon, J. Lehmann, J. Ramirez, and Laboratory: Oak Ridge, TN, 1999.
M.P. Hurtado. “Biologial nitrogen [48] E. Maftu’ah dan D. Nursyamsi. “Potensi
fixation by common beans (Phaseoulus berbagai bahan organik rawa sebagai
vulgaris) increases with charcoal sumber biochar.“ Pros. Sem. Nas. Masy.
additions to soils.” In Integrated Soil Biodiv. Indonesia, vol. 1 (4), pp. 776-
Fertility Management in the Tropics, 781, 2015.
Annual Report of the TSBF Institute,
CIAT, Cali, Colombia, pp. 58-60, 2004.
“Biochar Sebagai Penyimpan Karbon ...”: R. Sarwono | 89
J.Kim.Terap.Indones., 18(1), p-ISSN: 0853–2788, e-ISSN: 2527–7669
pp. 79-90, June 2016 Accreditation number : 540/AU1/P2MI LIPI/06/2013

[49] A. Stoyle. Biochar production for carbon


sequestration, bachelor thesis of science
in Chemical Engineering. Shanghai Jiao
Tong University, China, 2011.
[50] A.A. Ernsting. A climate smart solution.
In Climate Change and Agriculture..
VISUELL, Werbung und
Kommunikation, Aachen, Germany,
2011.
[51] W. Seifritz. “Should we store carbon in
charcoal?” Int. J. of hydrogen Energy,
vol. 18, pp. 405-407, 1993.
[52] J.C. Clifton-Brown, P.F. Stampfl, M.B.
Jones. “Miscanthus biomass production
for energy in Europe and its potential
contribution to decreasing fossil fuel
carbon emissions.” Global Change
Biology, vol. 10, pp. 509-518, 2004.
[53] J. Kamm. “A new class of plants for a
biofuel feedstock energy crop.” Applied
Biochemistry and Biotechnology. Vol
113, pp. 55-70, 2004.
[54] H.G. Ramke, et al. Hydrothermal
carbonization of organic waste. Sardina:
Twelfth International Waste Management
and Landfill Symposium, 2009.
[55] J.A. Libra, et al. “Hydrothermal
carbonization of biomass residuals: a
comparative review of the chemistry
processes and application of wet and dry
pyrolysis.” Biofuels, vol. 2 (1), pp. 89-
124.
[56] M.P. Sika. Effect of biochar on chemistry,
nutrient uptake and fertilizer mobility in
sandy soil, master thesis in Agriculture,
The University of Stellbosch, South
Africa, 2012.
[57] M. Rondon, J. Ramirez, J. Lehmann.
“Charcoal additions reduce net emissions
of greenhouse gases to the atmosphere.”
In Procedings of the 3rd USDA
Symposium on Greenhouse Gases and
Carbon Sequestration, Baltimore, USA,
pp. 208, Mar. 21-24, 2005.

90 | “Biochar Sebagai Penyimpan Karbon ...”: R. Sarwono

Anda mungkin juga menyukai