Rakhman Sarwono1
1
Pusat Penelitian Kimia - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Corresponding author: rakhman.sarwono@lipi.go.id
Abstract
Global warming is predicted to occur by increasing the concentration of
green house gas [GHG] in the atmosphere. Global warming has negative
impact to the living thing on earth. The accumulation of GHG increases of
the atmospheric temperature. There are many different types of GHG gas
such as CO2, NOx, methane, and freon. One of the most famous GHG is CO2,
that is produced anthropogenic activities such as fossil fuel burning that
quantity increases regularly every year. Since industrial revolution until now
the CO2 gas concentration in atmosphere has been accumulated to about
390 ppm. Reducing of the CO2 concentration in atmosphere by sink down of
the carbon C as biochar is necessary. Conversion of biomass into biochar is
a benign way how to slowdown the increasing concentration of CO2 in the
atmosphere. The biochar can be used as soil amendment to support
sustainable agriculture. The quantity of biochar produced must exeed the
amount of carbon entering the atmosphere, therefore carbon balance in the
atmospheric reservoir will be reached. Carbon sequestration in the amount
of one gigatons per year in 40 years will maintain the CO2 concentration in
the atmosphere. The decreasing amount of CO2 entering the atmosphere will
reduce, global warming and hopefully climate change will not happened.
umur yang panjang. Sampai saat ini tanah pertanian. Supaya tidak banyak
keseimbangan antara gas CO2 yang masuk dan perubahan konsentrasi gas CO2 di atmosfir,
keluar atmosfir masih lebih banyak yang maka harus ada keseimbangan antara karbon
masuk. Oleh karena itu, konsentrasi gas CO2 di positif dan karbon negatif.
atmosfir akan mengalami kenaikan secara Setelah tanaman mati, biomasa yang
kontinyu, dan konsentrasi gas CO2 di atmosfir ditinggalkan cepat terurai menjadi gas CO2 da
makin tinggi. Kemudian ada proses penggunaan kembali ke atmosfir baik melalui pembakaran
gas CO2 oleh tanah, mikroba atau reaksi kimia atau peruraian anaerobik. Bila biomasa yang
di atmosfir yang bisa mengurangi konsentrasi sudah mati dikonversi menjadi biochar dalam
gas CO2. Salah satu pengurangan gas CO2 dari proses pirolisa atau korbonisasi hidrotermal,
atmosfir dalam jumlah besar adalah proses biochar yang diperoleh disimpan di dalam
fotosintesis oleh tanaman yang memanfaatkan tanah sebagai penyubur tanah.
CO2 dari udara untuk direaksikan dengan air
menjadi gula dan selanjutnya gula dirubah Biochar merupakan senyawa yang sangat
menjadi jaringan untuk tumbuhan tersebut. stabil, sukar terurai oleh oksidasi mikroba di
Setelah tumbuhan tersebut mati maka jaringan dalam tanah.[16] Konversi biomasa menjadi
dari tumbuhan tersebut akan terurai oleh biochar adalah transformasi dinamis yang
mikroorganisme kembali menjadi gas CO2 dan berhubungan dengan karbon sequestration.
menyebar lagi ke atmosfir. Boleh dikatakan Dalam proses karbonisasi biomasa setidaknya
bahwa tumbuhan merupakan sistem penyimpan 50% karbon yang ada diubah menjadi karbon
karbon sementara, proses penyimpanan ini biochar.[17] Proses pengomposan biomasa di
dalam skala tahun sampai abad lamanya. dalam tanah akan mengeluarkan karbon dengan
lambat, sampai kadar karbon tersisa sekitar 10
Ada pula proses penyimpanan karbon – 20%, dimana kompos yang dihasilkan sudah
dalam waktu yang lebih lama sampai ribuan dianggap stabil. Kompos ini akan berada di
tahun, yaitu penyimpanan karbon dalam bentuk dalam tanah sekitar 5 sampai 10 tahun. Biochar
biochar di dalam tanah. Semua jaringan berada di dalam tanah jauh lebih lama, dan
tumbuhan yang tidak digunakan sebaiknya fungsi biochar sebagai penyimpan nutrien
dikonversi menjadi biochar atau arang dengan lebih baik dibandingkan dengan kompos.[18]
proses karbonisasi, setelah itu arang tersebut
dipakai sebagai bahan perbaikan tanah, disitu Cara yang paling baik untuk menyimpan
karbon bisa tinggal dalam waktu ribuan karbon adalah dengan memanfaatkan sisa-sisa
tahun.[11,12,13] Penyimpanan karbon di dalam tanaman yang berupa limbah biomasa untuk
tanah merupakan karbon-negatif yang perlu dikonversi menjadi biochar. Limbah pertanian
dilakukan oleh semua pihak agar bisa dan kehutanan bila semuanya dikonversi
mengurangi konsentrasi gas CO2 di atmosfir. menjadi biochar akan bisa membantu untuk
melawan perubahan iklim global dengan
beberapa cara:
2. FUNGSI BIOCHAR 1) Secara langsung menyimpan biochar dalam
2.1. Biochar sebagai penyimpan karbon tanah sebagi karbon yang stabil.
Karbon positif adalah proses 2) Memindahkan bentuk karbon-positif dari
penambahan karbon dalam CO2 ke atmosfir, energi fossil
sedangkan karbon negatif adalah proses 3) Meningkatkan secara global Net Primary
pengurangan karbon dari atmosfir. Untuk Production (NPP) dan kesuburan tanah
menghambat terjadinya pemanasan global
perlu diusahakan karbon negatif yang lebih 4) Mengurangi emisi gas nitrous oksida
intensif.[15] Karbon negatif seperti penanaman Ada beberapa skenario dengan model
tumbuh-tumbuhan akan meningkatkan proses yang lebih simple yang diusulkan oleh
fotosintesa. Biomasa yang dikonversi menjadi Amonette[19] dan Amonette[20]. Yaitu dihitung
biochar kemudian dipakai untuk pemuliaan dari produksi biochar, ketersediaan biomasa
pertumbuhan tanaman, mengurangi kehilangan sudah tinggi. Bila pH tanah rendah maka
nutrisi, menambah penahanan air, dan akan terjadi netralisasi pH tanah, kalau pH
meningkatkan aktifitas mikroba.[29,30] Total tanah sudah tinggi maka pH tanah akan
pertumbuhan biomasa tanaman bisa mencapai makin tinggi lagi.
189% setelah pemakaian biochar sebanyak 23,2 (2) Penambahan nutrisi kedalam tanah. Abu
ton setiap hektarnya. Produktifitas padi juga arang banyak mengandung nutrisi yang
meningkat dengan penambahan biochar. [31] dibutuhkan tanaman, namun penyediaan
Penelitian mengindikasikan bahwa fiksasi nutrisi ini untuk periode yang pendek saja.
nitrogen oleh mikroba meningkat setelah Setelah terjadi pembasuhan nutrisi oleh
adanya pemakaian biochar.[32] Penelitian juga air, maka nutrisi di dalam arang akan
memperlihatkan bahwa pertumbuhan tanaman berkurang dan akan habis dengan
makin baik setelah biochar menyatu dengan berjalannya waktu. Bila kadar nutrisi di
tanah.[33,34] dalam tanah tinggi maka arang menyerap
Pemakaian biochar untuk tanaman kelebihan nutrisi dari tanah. Selanjutnya,
mempunyai efek yang kurang baik pada bila kadar nutrisi tanah berkurang, maka
awalnya karena terjadinya perubahan pH pada nutrisi akan terlarut kedalam tanah
tanah, banyaknya bahan yang volatil, dan kembali, semacam menjadi regulator
perubahan konsentrasi nutrient secara pelepasan nutrisi.
[35]
mendadak. Disarankan agar pemberian (3) Permukaan biochar yang porous mampu
biochar beberapa minggu sebelum memulai menahan nutrisi yang ada di dalam tanah.
menanam, agar ada masa penyesuaian. Kualitas Dengan berjalannya waktu nutrisi tersebut
biochar yang baik meliputi kemampuan bisa digunakan oleh tanaman. Ini
kapasitas adsorpsi, kapasitas penukaran kation, merupakan kegunaan biochar dalam
dan mengandung sedikit bahan yang mudah jangka panjang. Biochar bisa bertahan di
berpindah seperti tar, resin, dan zat volatil. dalam tanah selama ribuan tahun.
Dengan berjalannya waktu kemampuan
adsorpsi akan berkurang, sedangkan kapasitas (4) Biochar juga memperbaiki sifat-sifat fisika
penukaran kation bertambah.[33] tanah. Biochar mempunyai densitas yang
rendah dan sangat porous. Ini merupakan
Jumlah biochar yang bisa ditambahkan semacam spon yang bisa menyimpan air,
kedalam tanah agar masih memberi manfaat yang bisa digunakan tanaman selama
adalah sebanyak 40%.[36] Sebagai contoh pada musim kering. Biochar juga bisa
Amazonian dark earths, produktifitas tanahnya memperbaiki sifat penyerapan tanah
lebih baik dibandingkan dengan tanah yang terhadap air permukaan, dan mengurangi
tidak ada karbonnya.[37] Tanah yang diberi kekompakan tanah. Biochar bila
biochar menunjukkan produktifitasnya naik ditambahkan pada tanah berpasir
walaupun penambahannya sampai 140 Mg C/ha membantu menahan air, dan bila
(Mega gram C/ha).[38] Pada konsentrasi lebih ditambahkan ke tanah yang berlempung
tinggi lagi, sebesar 160 Mg C/ha untuk tanaman maka akan memperbaiki aerasi tanah
kacang-kacangan tidak menunjukkan kenaikan tersebut.[40,41]
yang berarti.[39] Respon tanaman terhadap
penambahan biochar menunjukkan penurunan (5) Karena biochar sangat porous maka
jika diberi biochar dalam jumlah yang sangat merupakan tempat yang baik untuk
tinggi.[39] tumbuhnya mikroba, seperti rhyzobia dan
mycorrhizal yang merupakan mikroba
Biochar berguna untuk memperbaiki penambat nitrogen yang sangat berguna
sifat-sifat tanah untuk meningkatkan untuk penyediaan nutrisi tanaman.[42]
kesuburan tanah[29], terutama sebagai, Biochar dipandang sebagai bahan organik
(1) Menaikan pH tanah. Arang mempunyai pH tanah sangat efektif untuk menahan nutrisi
sekitar 9, ini sangat berguna bila pH tanah untuk persediaan tanaman. Biochar lebih
rendah, namun tidak baik bila pH tanah stabil sebagai penyedia nutrisi
Measure Up?. Union of Concerned [24] Anon2. How much carbon Can Biochar
Scientists, pp. 1-15. Sep. 2012. System Offset- and When?. International
[16] E.R. Graber. “Biochar for 21st century Biochar Initiative.
challenges: Carbon sink, energy source www.biochar-international.org. (diakses
and soil conditioner.” Conf.Proc.,Dahlia tanggal 28 Okt. 2014).
Gredinger Int. Symp. Haifa, May 2009. [25] F. Krausmann, K.H. Erb, S. Gingrich, C.
[17] S.K. Hoekman, A. Broch, C. Robbins, B. Lauk, and H. Haberl. “Global patterns of
Zielenska and L. Felix. “Hydrothermal socioeconomic biomass flows in the year
carbonization (HTC) of selected woody 2000: A comprehensive assessment of
and herbaneous biomass feedstocks.” supply, consumption and constraints.”
Biomass Conv. Bioref, vol. 3 (2), pp. 113- Ecological Economics, vol. 65, pp. 471-
126, 2013. 487, 2008.
[18] S.V. Praba, et al. “A Study of the fertlity [26] P.J. Crutzen, A.R. Mosier, K.A. Smith,
and carbon sequestration potential of rice and W. Winiwarter. “N2O release from
soil with respect to the application of agro-biofuel production negates global
biochar and selected amendments.” warming reduction by replacing fossil
Annals of Environmental Science, vol. 7, fuels.” Atmospheric Chemistry and
pp. 17-30, 2013. Physics Discussions, vol. 7, pp. 11191-
[19] J.E. Amonette, J.C. Lehmann, and S. 11205, 2007.
Joseph. “Terretrial Carbon Sequestration [27] A. Funke and F. Ziegler. “Hydrothermal
with biochar: A preliminary Assessment carbonization of biomass: a summary and
of its Global potential,” presented at discussion of chemical mechanisms for
American Geophysical Union, San process engineering.” S.1: Biofuels.
Francisco, CA, Dec. 13, 2007. Bioprod. Bioref, vol. 4, pp. 160-177,
[20] J.E. Amonette, J.C. Lehmann, and S. 2010.
Joseph. “Biomass carbonization: The dark [28] N. Ameloot, E.R. Graber, F.G.A.
side of terretrial Carbon Sequestration. Verheijen, and S. De Neve. “Interactions
Poster presented at “Climate Change: between biochar Stability and Soil
Science and Solutions”, 8th National Conf. Organisms: review and research needs.”
on Science, Policy and the Environment, European Journal of Soil Science, vol. 64,
Washington, DC, Jan. 16, 2008. pp. 379-390, 2013. Doi:
[21] K. Kawamoto, K. Ishimaru, and Y. 10.111/ejess.12064.
Imamura. “Reactivity of wood charcoal [29] L. Macdonald. “Biochar overview:
with ozone.” J. Wood Science, vol. 51, Biochar as a soil amendment in
pp. 66-72, 2005. agriculture. CSIRO, Australia, pp. 1-4,
[22] U. Hamer, B. Marschner, S. Brodowski, 2013.
and W. Amelung. “Interative priming of [30] S. Trumbore. “Age of Soil organic matter
black carbon and glucose meniralization.” and Soil respiration: Radiocarbon
Organic Geochemistry, vol. 35, pp. 823- constrains on Belowground C Dynamics.”
830, 2004. Ecological Applications, vol. 10 (2), pp.
[23] S. Pacala and R. Socolow. “Stabilization 399-411, 2000.
wedges: Solving the climate problem for [31] A. Zhang, et al. “Effects of biochar
the next 50 years with current amendment on soil quality, crop yield and
technologies.” Science, vol. 205, pp. 968- green house gas emission in a chinese rice
972, 2004. paddy: A field study of 2 consecutive rice
growing cycles.” Field crops Research,
vol. 127, pp. 153-160, 2012.
[32] T.J. Clough, et al. “A Review of biochar [40] E.R. Graber. “Biochar for 21st Century
and Soil Nitrogen Dynamics.” Agronomy, Challenges: Carbon sink, energy source
vol. 3, pp. 275-293, 2013. and soil conditioner.” Conference
[33] P. Rastanlimar, U. Prawiro, dan E. Proceedings, Dahlia Gredinger
Turmudi. “Pemanfaatan biochar untuk International Symphosium, Haifa, pp. 1-8,
perbaikan Kualitas tanah dengan Indikator May 2009.
Tanaman Jagung hibrida dan Padi Gogo [41] L. Ouyang, F. Wang, J. Tang, L. Yu, and
pada sistem lahan tebang dan bakar.” R. Zhang. “Effects of biochar amendment
NATURALIS, vol.1 (3), pp. 179 -188, on soil aggregates and hydraulic
2012). properties.” J Soil Science and Plant
[34] Major, J., M. Rondon, D. Molina, S.J. Nutrition, vol. 13 (4), pp. 991- 1002,
Riha, and J. Lehmann. “Maize yield and 2013.
nutrition after 4 years of doing biochar [42] J. Major. Biochar: a new soil management
application to a colombian savanna tool for farmers and gardeners, 2011.
oxisol.” Plant and Soil, vol. 333, pp. 117- [43] International Biochar Initiative.
128, 2010. Appalachian Sustainable Development,
[35] T. McClellan, J. Deenik, G. Uehara, and Report, pp. 1-12.
M. Antal. “Effects of flashed carbonized [44] K.Y. Chan, L.V. Zwieten, I. Meszaros,
macadamia nutshell charcoal on plant A. Downie, and S. Joseph. “Agronomic
growth and soil chemical properties,” values of greenwaste biochar as a soil
ASA-CSSA-SSA international Annual amendment.” Australian J. Soil Res, vol.
Meetings, New Orlens, Louisiana, USA, 45, pp. 629-634, 2007.
Nov. 6, 2007.
[45] A. Zhang, R. Bian, G. Pan, L. Cui, Q.
[36] B. Glasner, L. Haumaier, G. Husaain, L. Li, J. Zheng, X. Zhang, X.
Guggenberger, and W. Zech. “The Terra Han, and X.D. Yu. “Effects of biochar
P)reta phenomena – A model for amendment on soil quality, crop yield and
sustainable agriculture in the humid greenhouse gas emission in a Chinese rice
tropics.” Naturwissenschaften, vol. 88, padday: A field study of 2 consecutive
pp. 37-41, 2001. rice growing cycles.” Field Crops
[37] J. Lehmann, D.C. Kern, L.A. German, J. Research, vol. 127, pp. 153-160, 2012.
McCann, G.C. Martins, and A. Moreira. [46] R. Bailis, M. Ezzati, and D.M. Kammen.
Soil fertility and Production Potential. “Mortality and greenhouse gas impacts of
Amazonian Dark Eraths; Origin, biomass and petroleum energy futures in
Properties, Management, pp. 105-124, Africa.” Science, vol. 208, pp. 98- 103,
Dordrecht, Kluwer Academic Pub., 2003. 2005.
[38] J. Lehmann and M. Rondon. Biochar soil [47] M.E. Walsh, R.L. Perlack, A. Turhollow,
management on highly-weathered soils in D.T. Ugarte, D.A. Becker, R.L. Graham,
the humid tropics. Biological Approaches S.E. Slinksy, and D.E. Ray. Biomass
to Sustainable Soil Systems. Boca Raton, Feedstock Available in the United State.
CRC Press, 2005. State Level Analysis, Oak Ridge National
[39] M. Rondon, J. Lehmann, J. Ramirez, and Laboratory: Oak Ridge, TN, 1999.
M.P. Hurtado. “Biologial nitrogen [48] E. Maftu’ah dan D. Nursyamsi. “Potensi
fixation by common beans (Phaseoulus berbagai bahan organik rawa sebagai
vulgaris) increases with charcoal sumber biochar.“ Pros. Sem. Nas. Masy.
additions to soils.” In Integrated Soil Biodiv. Indonesia, vol. 1 (4), pp. 776-
Fertility Management in the Tropics, 781, 2015.
Annual Report of the TSBF Institute,
CIAT, Cali, Colombia, pp. 58-60, 2004.
“Biochar Sebagai Penyimpan Karbon ...”: R. Sarwono | 89
J.Kim.Terap.Indones., 18(1), p-ISSN: 0853–2788, e-ISSN: 2527–7669
pp. 79-90, June 2016 Accreditation number : 540/AU1/P2MI LIPI/06/2013