Disusun oleh :
2019
I. Ekologi Budaya
Ekologi Budaya adalah sebuah cara pandang memahami persoalan lingkungan hidup
dalam perpektif budaya. Atau sebaliknya, bagaimana memahami kebudayaan dalam
perspektif lingkungan hidup. Ulang-alik antara lingkungan hidup (ekologi) dan budaya itulah
yang menjadi bidang garap Ekologi Budaya, atau disingkat Elbud. Ekologi budaya muncul
sebagai hasil kerja Carl Sauer pada geografi dan pemikiran dalam antropologi. Ekologi
budaya mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungan alamnya.
Suatu ciri dalam ekologi budaya adalah perhatian mengenai adaptasi pada dua tataran:
pertama sehubungan dengan cara system budaya berdaptasi terhadap lingkungan totalnya,
dan kedua sebagai konsep adaptasi sistemik, perhatian terhadap cara institusi-institusi dalam
suatu budaya baradaptasi dan saling menyesuaikan diri. Ekolog budaya menyatakan bahwa
diperlukannya proses-proses adaptasi akan memungkinkan kita melihat cara kemunculan,
pemeliharaan dan transformasi sebagai konfigurasi budaya.
Ekologi sebagai suatu pengetahuan yang berkembang pada abad 20, tetapi
kebanyakan terbatas pada penelitian tentang tumbuhan dan binatang daripada ke-manusia.
Julian H. Steward (1930) memberikan kontribusi yang sangat penting yakni berupa “metode
ekologi budaya”, yang merupakan pengenalan bahwa lingkungan dan budaya tidak dapat
dipisahkan satu sama lain tapi terlibat dalam mempengaruhi dialektika yang disebut umpan
balik atau timbal balik.
Dua ide dasar dari sudut pandang ekologis yang tidak bisa dipisahkan dalam konsep
hubungan timbal balik : Ide baik itu lingkungan maupun budaya adalah pemberian, tapi satu-
sama lain disimpulkan dalan istilah lain dan ide bahwa lingkungan bermain aktif, tidak hanya
berperan dalam membatasi atau menyeleksi aktivitas manusia. Pengaruh lingkungan dan
budaya yang relatif mempengaruhi lingkungan dan budaya dalam hubungannya dengan
umpan balik yang tidak sama. Sesuai dengan pandangan ini, kadang kala budaya memainkan
suatu peran aktif dan kadang kala juga lingkungan lepas tangan. Steward percaya bahwa
beberapa sektor dari budaya memiliki hubungan yang kuat dengan lingkungan daripada
sektor lain, dan analisa ekologis harus bisa digunakan untuk menjelaskan kesamaan
persilangan budaya hanya ada di inti budaya. Inti budaya terdiri dari sektor ekonomi
masyarakat, yang menonjolkan aktivitas kehidupan dan penyelenggaraan ekonomi
masyarakat. Metode ekologi budaya melibatkan analisa tentang :
1. Hubungan timbal balik di antara lingkungan dan eksploitasi atau teknologi produktif.
2. Hubungan timbal balik di antara pola perilaku dan teknologi eksploitasi
3. Tingkat dimana pola perilaku cenderung ke sektor lain dari budaya
Apabila dalam suatu lingkungan tertentu jumlah binatang buruan terbatas, ia harus
hidup dalam kelompok-kelompok kecil. Sebaliknya jika daerahnya luas dan jumlah binatang
hidup dalam kawanan yang besar dan berpidah-pindah berulang menurut musim, maka
jumlah anggota kelompok berburu juga besar. Untuk itu mereka harus mengembangkan pola-
pola hubungan dengan kerabat wanita isterinya baik berkaitan dengan pola menetap sesudah
nikah maupun adat perkawinannya, ataukah sesame anggota ataukah dengan gadis lain di luar
kelompoknya.
Demikian halnya pada kalangan masyarakat yang telah mengenal system pertanian.
Tatkala jumlah penduduk sedikit dan tanah masih sangat luas, mereka harus hidup terpencar
dalam desa-desa kecil. Apabila jumlah penduduk semakin banyak maka akan terjadi
kekurangan tanah sehingga orang tidak lagi dapat begitu saja meninggalkan ladang mereka
yang sudah tidak subur. Orang akan terpaksa mengerjakan bidang tanah untuk kurun waktu
yang lama. Dan ini hanya mungkin dilakukan jika ada irigasi dan pemupukan.
Inti budaya Steward tidak termasuk banyak aspek dari struktur sosial dan hampir
tidak ada perilaku ritual (upacara agama). Tidak satupun dari hal tersebut mempengaruhi
lingkungan. Steward menyingkirkan atau memisahkan pembahasan ekologi budaya dari
biologi, dengan menyatakan bahwa dibandingkan dengan potensial genetik untuk adaptasi,
akomodasi (tempat tinggal), dan bertahan hidup, budaya lebih menjelaskan sifat alami
manusia. Ekologi budaya juga telah menjadi daya tarik para possibilis pada pembahasan
mengenai corak budaya yang spesifik. Steward berhasil menjelaskan corak budaya asli dan
polanya dengan perbedaan karakteristik wilayah. Metodenya menghendaki pembahasan
mendalam dari kelompok lokal di lingkungan mereka yang menjadi tuntutan sebagai suatu
prasyarat dalam membuat penyamaan ekologi.
II. Ekologi Budaya dan Ekologi Biologi
Salah satu contoh yang menunjukkan bahwa kebudayaan dan lingkungan saling
berkaitan yaitu kehidupan orang-orang Tsembaga yang hidup di pedalaman Irian. Orang-
orang Tsembaga berbudaya horticulture yaitu kebanyajan dari masyarakatnya hidup dari hasil
tanaman akar-akaran dan sayur-sayuran yang mereka tanam di kebun mereka. Mereka juga
memelihara babi yang berfungsi sebagai pembersih sampah dan sebagai mesin pengolah
tanah.
Babi yang dipelihara mampu menjaga kebersihan halaman karena memakan sampah-
sampah. Babi juga mengkorek-korek tanah perkebunan sehingga membantu proses persiapan
pengolahan tanah. Pemeliharaan babi dalam jumlah kecil mudah dilaksanakan, babi-babi
dapat berlarian bebas sepanjang hari kemudian kembali di malam hari dan memakan apa saja
yang dibuang manusia.
Tetapi berbagai masalah timbul jika jumlah babi yang dipelihara menjadi terlalu
banyak. Seringkali, sampah, sisa makanan, dan kotoran tidak cukup lagi sehingga harus
ditambah makanannya yang diambil dari jatah makanan manusia. Dan akhirnnya terpaksa
juga orang bekerja untuk menyediakan makanan bagi babi. Jumlah babi peliharaan yang
terlalu banyak malah memakan hasil kebun. Babi bahkan dapat merusak kerukunan dalam
masyarakat, misalnya jika babi-babi masuk ke kebun milik tetangga maka pemilik kebun
akan membunuh babi-babi tersebut. Jika perselisihan demikian semakin banyak maka
diusahakanlah supaya babi benar-benar tidak mendekati kebun orang lain.
Ekologi Budaya adalah sebuah cara pandang memahami persoalan lingkungan hidup
dalam perpektif budaya. Suatu ciri dalam ekologi budaya adalah perhatian mengenai adaptasi
pada dua tataran: pertama sehubungan dengan cara system budaya berdaptasi terhadap
lingkungan totalnya, dan kedua sebagai konsep adaptasi sistemik, perhatian terhadap cara
institusi-institusi dalam suatu budaya baradaptasi dan saling menyesuaikan diri.
http://febasfi.blogspot.com/2012/11/ekologi-budaya-antropologi-ekologis.html
http://awan80.blogspot.com/2008/07/pengertian-ekologi-budaya-oleh.html
http://arti-definisi-pengertian.info/aliran-atau-teori-ekologi-kebudayaan/