DISUSUN OLEH:
BUDAYA MELAYU
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahanNya tugas kelompok ini dapat kami selesaikan sesuai dengan yang
diharapkan untuk memenuhi mata kuliah Budaya Melayu.
Dalam makalah ini kami membahas “Seni Rupa dan Seni Sastra Melayu Riau” dalam
materi belajar semester 2 khusus mata kuliah Budaya Melayu Riau ., Program Studi
Manajemen S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau.
Dengan menyelesaikan karya Makalah ini, tidak jarang kami selaku penulis menemui
kesulitan. Namun penulis sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca yang
sifatnya membangun untuk dijadikan bahan masukan guna penulisan yang akan datang
sehingga menjadi lebih baik lagi. Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan apa saja seni rupa Melayu Riau
2. Mendeskripsikan apa saja seni sastra Melayu Riau
BAB II
PEMBAHASAN
1. Seni Ukir
Seni ukir melayu merupakan ungkapan dinamika kehidupan masyarakat dalam
menerjemahkan alam dan mengungkapkan dalam karya seni. Bentuk utama dari ukiran
melayu riau tampak pada penempatan mtif dalam komposisi bidang yang memanjang,yang
terlihat pada ukiran ukiran timbul maupun terbenam. Ukiran melayu Riau lebih menampilkan
gambar burung,kupu kupu atau serangga. Namun demikian, seni ukir melayu lebih
didominan dari motif flora sebagai cerminan jiwa masyarakat melayu.
Secara umum, seni ukir Melayu termasuk secara umum terbagi dalam lima macam yakni
Haut Relief (relief tinggi), Demi Relief (relief setengah tinggi), Bos Relief (relief rendah),
Relief Encreuse (relief tenggelam).
3. Anyaman Melayu
Menganyam merupakan salah satu tradisi yang masih bertahan di Riau. Anyaman
sendiri berarti serat yang dirangkaian untuk membentuk benda yang kaku, seperti
berbagai barang rumah tangga maupun untuk pakaian.Bahan baku anyaman berasal
dari serat purun, pandan berduri, rotan, bambu, serta berbagai kulit tanaman kayu dan
resam, yang tumbuh di lahan gambut maupun lahan basah. Anyaman daerah Riau ini
juga telah dikenal diberbagai didunia dan telah dikenal sejak lama oleh bangsa sendiri
maupun negara lain. Perkembangan kerajinan yang berupa anyaman ini secara turun
temurun. Anyaman yang terdapat di daerah Riau antara lain anyaman pandan, bambu
dan rotan. Kerajinan anyaman pandan,bambu, dan rotan terdapat di Pelalawan,
Kampar, Rokan Hulu, dan Kuantan Singigi serta beberapa daerah di pesisir timur
seperti Bengkalis, Siak dan Bagan Siapiapi.
Motif yang digunakan dalam anyaman adalah motif lipat/lepih,motif gigi hiu,motif
garis putus,motif tepi bangke,motif belah ketupat dan motif kotak kotak.
a. Anyaman Pandan
Anyaman ini terbuat dari daun pandan sesuai dengan obyek yang
diinginkan.Bahan baku anyaman pandan adalah daun pandan berduri yang
panjangnya mencapai 2 meter. Daun pandan disayat atau dibelah-belah menurut
alur memanjang setelah durinya terlebih dahulu dibuang. Daun pandan ini direbus
dalam air panas agar menjadi lunak, serta untuk mematikan hama, kemudian
diangkat dan dikeringkan dengan menjemurnya pada panas matahari.
Setelah kering, diberi warna sesuai keinginan dengan mencelupkannya kedalam
zat cairan zat pewarna yang telah dimasak dengan air panas,lalu diaduk hingga
rata. Setelah warna merata, lalu diangkat dan dijemur lagi hingga kering. Setelah
kering, maka pandan ini siap untuk dianyam. Bahan baku yang telah siap pakai ini
dianyam sesuai dengan kebutuhan, baik dengan motif yang diinginkan maupun
dalam bentuk polos.
b. Anyaman Bambu
Anyaman ini terbuat dari bambu yang diolah sedemikian rupa sehingga bambu
tersebut menjadi lentur dan dibentuk sesuai yang diinginkan.Konon, disalah satu
daerah Riau yaitu di Desa Pertapahan, Kabupaten Kampar, anak gadis yang sudah
baligh tidak lagi diperbolehkan keluar rumah. Saat itu, mereka diajarkan berbagai
keterampilan salah satunya bagaimana cara membuat barang keperluan adat, yaitu
tudung saji yang terbuat dari bambu.
Tudung saji ini memegang perananan penting sebagai tutup hidang bagi
makanan untuk jamuan tokoh-tokoh adat yang sampai saat ini masih
dipertahankan. Sedangkan didaerah lain, anyaman bambu digunakan sebagai
bahan baku pembuatan antara lain alat penangkap ikan, dan hanya merupakan
kerajinan membuat benda-benda keperluan rumah tangga yang umumnya untuk
dipergunakan sendiri.
c. Anyaman Rotan
Anyaman rotan ini terbuat dari bahan rotan yang juga lentur dan kuat.
Dibanding anyaman pandan dan bambu, anyaman rotan ini lebih tahan lama.
Seperti halnya anyaman yang lain, anyaman rotan ini secara tradisional juga
dibuat oleh masyarakat Riau, terutama untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Dahulu
kala rotan dengan mudah bisa dapat dari hutan, ditebang dan dibersihkan durinya
sehingga didapat rotan yang sudah bersih dan siap diolah.Selain untuk kebutuhan
peralatan rumah tangga, adapula beberapa jenis produksi yang digunakan untuk
acara adat seperti ayunan, yang digunakan dalam rangka acara mengayun anak.
Secara tradisional, rotan dianyam untuk keperluan pembuatan alat penangkap
ikan disungai, antara lain lukah, pengikat beliung, tali perahu, & lain sebagainya.
Untuk pembuatan produk tertentu seperti pengikat beliung, membuat
keranjang/tas bakul, maka dapat dipilih rotan ukuran sedang lalu dikupas &
diambil bagian luarnya saja (kulitnya), kemudian dianyam sesuai bentuk yang
diinginkan. Sedangkan rotan bagian dalam dipergunakan untuk pembuatan bakul,
alas periuk, keranjang bunga, buaian anak, dsb .
4.Tenun Melayu
Songket berasal dari kata sungkit yang berarti mencungkil di mana terdapat juga
proses mengait.Kedua proses itu merupakan proses utama dalam menenun sebuah kain.
Ada beberapa istilah dari beberapa daerah, seperti Tenun songket melayu Siak dan
lainnya.kata songket berasal dari kata songko yaitu saat pertama orang menggunakan
benang emas sebagai benang hiasan dari sebuah ikat kepala. Masyarakat mengartikan
songket sebagai kain yang ditenun dengan menggunakan benang emas atau benang perak
dan dihasilkan dari daerah-daerah tertentu, seperti songket melayu Siak. Pada kain tenun
songket memiliki motif dasar yang umumnya bersumber dari alam, yaituflora, fauna, dan
benda-benda angkasa. Motif yang sering digunakan bersumber dari tumbuhtumbuhan
(flora).Ini dikarenakan orang Melayu umumnya beragama Islam sehingga motif hewan
(fauna) dikhawatirkan menjurus kepada “keberhalaan”. Motif hewan yang dipilih
umumnya mengandung sifat tertentu atau berkaitan dengan kepercayaan setempat.
Seni Sastra (tulis dan literasi Melayu) atau sastra yang tak digayakan
A.SastraKlasik
Karya sastra merupakan hasil cipta manusia yang lahir dari ekspresi jiwa seorang
pengarang. Berdasarkan sejarahnya, sastra dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu,
kesusastraan klasik dan kesusastraan baru. Adapun perbedaan antara sastra klasik dan
sastra baru adalah: (1) puisi pada sastra klasik berbentuk terikat dan kaku (2) prosa
lama bersifat statis ,(3) sastra klasik bersifat istana sentris, (4) prosa lama hampir
seluruhnya berbentuk hikayat, tambo, atau dongeng. Pembaca dibawa ke alam khayal
dan fantasi ,(5) sastra klasik dipengaruhi oleh kesusastraan Hindu dan Arab, (6) sastra
klasik bersifat anonim.
a. Hikayat
Hikayat merupakan bagian dari sastra Melayu klasik berbentuk prosa.Hikayat
adalah salah satu bentuk sastra prosa terutama dalam Bahasa Melayuyang
berisikan tetang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang
kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan,
kesaktian, serta mukjizat tokoh utama. Hikayat menceritakan nilai-nilai moral
kemanusiaan dengan latar tempat daerah kerajaan.
b. Gurindam
Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat
dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris
pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan
jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
Kumpulan gurindam yang dikarang oleh Raja Ali Haji dari Kepulauan Riau.
Dinamakan Gurindam Dua Belas oleh karena berisi 12 pasal, antara lain tentang
ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada
anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.
c. Seloka
Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah maupun
perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya
ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, kadang-kadang dapat juga
ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris. Kata "seloka" diambil dari bahasa
Sansekerta, sloka.
d. Talibun
Adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi
lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris).
e. Pantun
Pantun ialah puisi lama yang terikat oleh syarat-syarat tertentu (jumlah baris,
jumlah suku kata, kata,persajakan, dan isi).
f. Syair
Pantun ialah puisi lama yang terikat oleh syarat-syarat tertentu (jumlah baris,
jumlah suku kata, kata,
persajakan, dan isi).
B.SastraMelayuModren
Sastra baru atau sering disebut sastra modern adalah sastra yang muncul dan
berkembang setelah masa sastra lama. Bisa dikatakan bahwa sastra modern dimulai
ketika terjadi perubahan-perubahan yang cukup mendasar terhadap sifat dan ciri khas
sastra yang digunakan masyarakat. Bisa dikatakan pula lahirnya sastra modern adalah
ketika mulai terjadi perubahan penggunaan media yang digunakan yaitu dari media
lisan yang bersifat kuno menjadi penggunaan media tulisan yang lebih modern ciri
cirinya antara lain : (1) pada sastra modren bersifat bebas, (2) sastra modern prosanya
bersifat dinamis, (3) sastra modren bersifat sentris, (4) sastra modern prosanya
berbentuk roman, novel, kisah, drama, dan berlandaskan pada dunia nyata, (5) sastra
modren dipengaruhi oleh kesusastraan Barat, (6) sastra modren diketahui nama
pengarangnya..Contohnyanovel,biografi,cerpen,drama,sonata,dsb.